Anda di halaman 1dari 11

Muta’allim: Jurnal Pendidikan Agama Islam

e-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 1, No. 1 (2022)): page-page
http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mjpai

HUBUNGAN KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT:


Kajian Tafsir Tematik

Labibah Sayaka Ilma, Yusuf Arif Wahyudi


Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Malang, Indonesia
200101110144@student.uin-malang.ac.id

ABSTRACT

In Islam, life in this world is only for a moment, the world is not something that is eternal,
in contrast to life in the hereafter which is eternal. There are people who like to talk about
the life of this world rather than the life of the hereafter, talking about worldly pleasures,
worldly possessions, women and other conversations. But they talk very little about the
afterlife, which is clear and not transient. On the other hand, there are also humans who
are dominant in talking about the afterlife but they forget their obligations in this world.
Therefore, the discussion between the life of the world and the hereafter must be balanced,
because the life of the world and the hereafter is always related to human beings, especially
religious people. The world is a place for human journey to the afterlife. Human behavior
in this world is related to his life in the hereafter. Human behavior will be accounted for,
deeds will be weighed, and Allah will determine human life in the hereafter, between
happiness or misfortune.

Keywords: World Life, Hereafter, Thematic Interpretation

ABSTRAK

Dalam Islam, kehidupan di dunia hanyalah sebentar, dunia bukan sesuatu yang bersifat
abadi, berbeda dengan kehidupan di akhirat yang bersifat abadi. Ada manusia yang suka
membicarakan kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, membicarakan tentang
kesenangan dunia, harta duniawi, wanita dan pembicaraan-pembicaraan lainnya. Tetapi
mereka sedikit sekali membicarakan tentang kehidupan akhirat, yang jelas adanya dan
bukan sesuatu yang fana. Sebaliknya, ada juga manusia yang dominan membicarakan
kehidupan akhirat tetapi ia melupakan kewajiban di dunia. Maka dari itu, pembicaraan
antara kehidupan dunia dan akhirat haruslah seimbang, sebab kehidupan dunia dan
akhirat selalu berkaitan dengan umat manusia, khususnya umat beragama. Dunia adalah
tempat perjalanan manusia menuju kehidupan akhirat. Perilaku manusia di dunia
behubungan dengan kehidupannya di akhirat nanti. Perilaku manusia akan
dipertanggungjawabkan, amal perbuatan akan ditimbang, dan Allah akan menentukan
kehidupan manusia di akhirat, antara bahagia atau celaka.

Kata-Kata Kunci: Kehidupan Dunia, Akhirat, Tafsir Tematik

PENDAHULUAN
Pada kenyataannya kehidupan dunia di bumi hanyalah sementara ( seumur hidupnya
manusia yang kisarannya hanya sampai puluhan tahun saja ), sebab tidak akan lama setelah
itu manusia akan kembali kepada yang menciptakannya nya (wafat). Kesadaran manusia
sangat diperlukan dalam menyikapi hal tersebut, dimana kesadaran tersebut dapat merubah

1
Mu’tallim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 1, No. 1 (2022)

cara pandang manusia dalam menyikapi kehidupan di dunia, manusia yang sadar tidak akan
terjebak dengan hal yang sifatnya sementara contoh nya kehidupan di dunia, sebab mereka
sadar akan ada kehidupan yang abadi (akhirat).1

Namun terkadang ego keduniawian manusia yang sangat kuat menyebab kan mereka
lupa tentang hakikat kehidupan dunia, khayalan-khayalan kemewahan dunia, harta dan
kekayaan, manusia akan selalu di beri kenikmatan tersebut sehingga lupa dengan sifat
kesementaraannya hidup di dunia.

KAJIAN LITERATUR
1. Dunia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian dunia adalah bumi dengan
segala sesuatu yang ada di atasnya, sedangkan dalam Bahasa Arab dunia adalah
berasa dari kata al-duniā yang berasal dari kata danā yang memiliki arti yang dekat
dengan dzat, sempit, rendah, atau hina2. Konsep dunia sangat erat kaintannya dengan
konsep akhirat, kemudian al-Qur’an sangat sadar dengan toleransi atara keduannya
(dunia dan akhirat), kedua nya selalu digunakan ataupun dituliskan dalam al-Qur’an
bersamaan seperti contoh berikut:

َ ُ‫اْل ِخ َر َۗة َ َواللّٰه‬


‫ع ِزي ٌْز َح ِك ْي ٌم‬ ٰ ْ ُ ‫ض الدُّ ْن َي ۖا َواللّٰهُ ي ُِر ْيد‬
َ ‫ت ُ ِر ْيد ُْونَ َع َر‬
“Kami menghendaki( harta benda )dunia sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat
(untukmu).” ( QS.al-Anfal 8: 67 )3.
2. Akhirat
Iman pada Allah berkaitan erat dengan rukun iman yang kelima, yakni iman
pada hari akhir atau hari kiamat. Iman pada Allah tidak akan menjadi sempurna jika
tidak dibarengi dengan iman pada hari akhir. Hal tersebut dikarenakan iman pada
Allah mununtut amal perbuatan, dan amal perbuatan itu sendiri akan menjadi
sempurna ketika umat muslim mempercayai atau menyakini akan adanya hari akhir.
Kemudian di akhirat nanti, manusia akan mendapatkan ganjaran serta balasan sesuai
dengan perbuatan mereka di dunia. Allah berfirman dalam QS. Al-Ma'idah: 69:4

ٰ ْ ‫صابِـ ْونَ َوالنَّصٰ ٰرى َم ْن ٰا َمنَ بِاللّٰ ِه َو ْاليَ ْو ِم‬ ٰ


‫اْل ِخ ِر‬ ُٔ َّ ‫ا َِّن الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْوا َوالَّ ِذيْنَ هَاد ُْوا َوال‬
َ‫علَ ْي ِه ْم َو َْل ُه ْم َي ْحزَ نُ ْون‬ ٌ ‫صا ِل ًحا فَ ََل خ َْو‬
َ ‫ف‬ َ ‫ع ِم َل‬ َ ‫َو‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Shabiin, dan orang-orang
Nasrani, siapa saja diantara mereka yang beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal
saleh, maka tidak ada kekhawatiran untuk mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS
al-Ma'idah 5: 69).
3. Al-Qur’an dan Hadits

1 Deni Sopiansyah, Nurwadjah Ahmad EQ, and Andewi Suhartini, “Kehidupan Dunia Dan Akhirat
Dalam Perspektif Pendidikan Islam,” As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga 3, no. 2 (2021):
134–49, https://doi.org/10.47467/assyari.v3i2.463.
2 : Muhammad Ilham Dwi Aristya, “Gambaran Kehidupan Dunia Dalam Al-Qur’an: Sebuah Kajian

Tematik,” 2018.
3 Aristya.

4 Wirlilik Gundoyo, “Wawasan Al-Quran,” n.d.

2
Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat: Kajian Tafsir Tematik
Labibah Sayaka Ilma, Yusuf Arif Wahyudi

Al-Qur’an adalah sumber hukum utama Islam yang berasal langsung dari
firman Allah SWT. Apabila seseorang melanggar ketetapan hukum dalam al-Qur’an,
maka orang tersebut akan mendapat balasan di akhirat kelak.5
Sedangkan, hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an.
Hadits berisi tentang dalil-dalil yang bersumber dari perkataan dan perbuatan Nabi
Muhammad SAW.6

METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu sebuah penelitian yang
menyuguhkan informasi berbentuk notulen serta data deskriptif yang tertera pada teks
penelitian.7 Pada penulisan ini, penelitian kualitatif bersifat studi pustaka. Studi pustaka
adalah sebuah cara dalam penelitian dengan mencari sumber penulisan melalui buku, artikel
jurnal ataupun internet.8

Selain kualitatif, metode penelitian yang digunakan dalam penulisan hubungan


kehidupan dunia dan akhirat adalah tafsir maudlu’i atau tafsir tematik. Tafsir ini merupakan
suatu cara yang berupaya mencari jawaban di al-Qur’an atas suatu tema. Cara
mentafsirkannya dengan menghimpun ayat-ayat dalam al- Qur’an yang memiliki makna
sama, kemudian diletakkan pada satu tema.9

PEMBAHASAN
Kehidupan Dunia
Adapun perihal kematian dan kehidupan kedua ( akhirat ), kita semua tahu dan percaya
itu. Saat ini kita adalah dalam keadaan di kehidupan pertama, yang hakikatnya kita
diciptakan untuk menyembah-Nya, untuk mematuhi semua perintah-Nya, untuk
menghindari semua larangan-Nya, untuk menanggung semua cobaan-Nya, dan untuk
bersyukur atas semua rahmat dan karunia-Nya. , awal atau akhir, muda atau tua, sehat atau
sakit kita pasti akan mati, dan kita akan mati dua kali sebelum dibangkitkan. Dalam firman
Allah SWT :

ٌ‫ش ِه ْيد‬ َ ‫ع ٰلى ُك ِل‬


َ ٍ‫ش ْيء‬ ُ َ‫ع ِملُ ْو َۗا اَ ْحصٰ ىهُ اللّٰهُ َون‬
َ ُ‫س ْو َۗهُ َواللّٰه‬ َ ‫يَ ْو َم َي ْب َعث ُ ُه ُم اللّٰهُ َج ِم ْيعًا فَيُن َِبئ ُ ُه ْم ِب َما‬
“Pada hari itu mereka semuanya dibangkitkan Allah, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang
telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal perbuatan itu), meskipun mereka telah
melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” ( QS. Al-Mujadalah 58; 6 ).

5 Soleiman, A. Frangky. n.d. "Penetapan Syari'at Untuk Kemaslahatan Hamba di Dunia & Akhirat.
10–27.
6 Istinganatul Ngulwiyah et al., “PERAN ISLAM DALAM MEWUJUDKAN KESELAMATAN

HIDUP” 7 (2021): 61–72.


7 Deni Sopiansyah, Nurwadjah Ahmad EQ, and Andewi Suhartini, “Kehidupan Dunia Dan Akhirat

Dalam Perspektif Pendidikan Islam,” As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga 3, no. 2 (2021):
134–49, https://doi.org/10.47467/assyari.v3i2.463.
8 N H Resa et al., “Keseimbangan Antara Dunia Dan Akhirat Berdasarkan Teorema Limit Kanan Limit

Kiri,” Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains 1, no. September (2018): 163–65.
9 Didi Junaedi and Fakultas Ushuluddin, “Mengenal Lebih Dekat Metode Tafsir Maudlu’i,” Diya Al-

Afkar 4, no. 01 (2016): 19–35.

3
Mu’tallim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 1, No. 1 (2022)

Ayat tersebut menjelaskan tentang apa yang terjadi setelah kehidupan kedua, juga
dibangkitkannya lagi manusia dari kematiannya.

Selain itu, Kehidupan duniawi adalah kehidupan yang sementara, bahkan seorang
utusan Allah. menegaskan bahwa kehidupan di dunia hanyalah persinggahan. Karena nyawa
di dunia ini hanya sementara, maka manusia harus mempersiapkan diri untuk nyawa
berikutnya. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dia lakukan di dunia ini harus sepenuhnya
fokus pada akhirat, kemudian Allah SWT berfirman tentang hakikat kehidupan

ُ ُۘ ‫ي ْال َح َي َو‬
َ‫ان لَ ْو َكانُ ْوا َي ْع َل ُم ْون‬ ٰ ْ ‫َّار‬
َ ‫اْل ِخ َرة َ لَ ِه‬ ٌ َۗ ‫َو َما ٰه ِذ ِه ْال َح ٰيوة ُ الدُّ ْن َيا ٓ ا َِّْل لَ ْه ٌو َّولَ ِع‬
َ ‫ب َوا َِّن الد‬
“Dan Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. dan Sesungguhnya akhirat
Itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (Q.S.Al-Ankabut: 64).

Hidup di dunia ini hanyalah sebuah permainan, dengan kata lain hidup di dunia ini
hanya sementara10.

Dengan tipuannya dunia menyesatkan yang hilang arah,. Cinta dunia Dasar dari segala
kejahatan, kebencian terhadapnya Dasar ketaatan dan dasar orang-orang yang mendekatkan
diri kepada Allah SWT.

Dikatakan dalam Tafsir Kemenag bahwa hidup di dunia ini tidak lebih dari kesenangan
yang menipu. Kenikmatan berupa makan dan minum, status, status, dan lain-lain di dunia ini
menipu manusia, manusia menganggapnya sebagai kebahagiaan dia tenggelam dalam
kesenangan dunia.terlebih lagi jika seseorang tidak tahu bagaimana
menggunakannya,kesenangan akan menjadi bencana, dengan hukuman yang menyakitkan di
dunia ini dan di akhirat11.

Kehidupan Akhirat
Kehidupan alam akhirat
Akhirat adalah tempat kehidupan selanjutnya setelah dunia. Akhirat memiliki sebutan
lain, yaitu hari akhir. Istilah hari akhir dalam al-Qur’an dikenal dengan sebutan yaumul akhir.
Dalam al-Qur’an yaumul akhir disebut 26 kali serta al-akhirah disebut 115 kali. Kedua kalimat
tersebut, al-akhir serta al-akhirah dalam bahasa memiliki makna akhir, antonim dari kata awal.
Al-akhir sendiri dihubungkan dengan istilah yaum yang artinya hari, menjadi yaumul akhir
yang memiliki makna hari akhir atau biasa disebut kiamat.12

Setiap manusia akan melanjutkan kehidupannya di akhirat. Proses untuk menuju


kehidupan akhirat berawal dari sebuah kematian. Dalam QS. al-Ankabut: 57 Allah berfirman:

10 Deni Sopiansyah, Nurwadjah Ahmad EQ, and Andewi Suhartini, “Kehidupan Dunia Dan Akhirat
Dalam Perspektif Pendidikan Islam,” As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga 3, no. 2 (2021):
134–49, https://doi.org/10.47467/assyari.v3i2.463.
11 : Muhammad Ilham Dwi Aristya, “Gambaran Kehidupan Dunia Dalam Al-Qur’an: Sebuah Kajian

Tematik,” 2018.
12 Lailatus Suwaybah, PERCAKAPAN DI ALAM AKHIRAT (Kajian Tafsir Tematik), 2018.

4
Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat: Kajian Tafsir Tematik
Labibah Sayaka Ilma, Yusuf Arif Wahyudi

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”.
Adapun beberapa peristiwa yang akan dilewati oleh manusia setelah kematian, antara lain:13

1. Alam Barzakh
Alam barzakh atau biasa disebut kubur merupakan tempat yang menjadi
pemisah antara dunia dan akhirat. Di tempat tersebut manusia akan merasakan nikmat
atau siksaan sesuai dengan amal perbuatannya. Dalam al Qur`an Allah berfirman:

ُ ْ َ ْ َ ِّ َ َ ‫َح ّٰٓتى ِا َذا َج ۤا َء َا َح َد ُه ُم ْال َم ْو ُت َق‬


‫) ل َعل ّْٰٓي اع َم ُل َص ِال ًحا ِف ْي َما ت َركت‬99(‫ال َر ِّب ْار ِج ُع ْون‬
َ ُ ٰ ٌ َ ۤ ۗ ُ َۤ ُ ٌ َ ‫َا ۗ ا‬
)100(‫كَّل ِان َها ك ِل َمة ه َو قا ِٕىل َها َو ِم ْن او َرا ِٕى ِه ْم َب ْرزخ ِالى َي ْو ِم ُي ْب َعث ْون‬
“(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), Agar aku
berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya
itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari
mereka dibangkitkan”. (Q.S. Al Mukminun: 99-100).
Analisis dari ayat di atas menjelaskan tentang penyeselan orang kafir ketika
mati, dan mereka meminta keringanan agar dapat beribadah kepada Allah. Namun,
hal tersebut dibantah Allah, karena kehidupan dunia sudah selesai dan mereka pada
waktu itu menghadapi kehidupan baru, yaitu alam kubur, yang mana kubur adalah
tempat pemisah antara dunia dan akhirat.
2. Peniupan Sangkakala
Sangkakala merupakan sebuah terompet yang ditiup oleh malaikat Israfil.
Malaikat Israfil menunggu perintah dari Allah kapan sangkakala tersebut akan ditiup.
Sangkakala akan ditiup dua kali, pada tiupan pertama akan membuat manusia terkejut
dan akan membinasakan mereka, sebagaimana dijelaskan pada Al Qur’an :

َ ُ ْ ٰ َ ْ َ ْ َ ِّ ْ ُ َ َ ْ ُّ َ َُ
‫اث ِالى َ ِّرب ِه ْم َين ِسل ْون‬
ِ ‫ون ِفخ ِفى الصو ِر ف ِاذا هم من الج‬
‫د‬
“Dan ditiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya
(menuju) kepada Tuhan mereka”. (Q.S. Yasin; 51).
Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda: “Kemudian ditiuplah sangkakala, dimana
tidak seorangpun tersisa kecuali semuanya akan dibinasakan. Lalu Allah SWT menurunkan
hujan seperti embun atau bayang-bayang, lalu tumbuhlah jasad manusia.Kemudian sangkakala
yang kedua ditiup kembali, Dan manusia pun bermunculan (bangkit) Dan berdiri.” (HR.
Muslim)
3. Yaum al Ba`ats
Yaum al-Ba’ats merupakan hari kebangkitan. Dalam al Qur`an Allah
berfirman:

َ ُ ٰ َ ُ ّٰ ۗ َ ُ ّٰ ُ َ ُۗ َ ُ َ َ ُ ّٰ ُ
‫َي ْو َم َي ْب َعث ُه ُم الله َج ِم ْي ًعا ف ُين ِّبئ ُه ْم ِب َما ع ِمل ْوا ا ْح ٰصىه الله َون ُس ْو ُه َوالله على ك ِّل ش ْيء‬
ٌ َ
ࣖ ‫ش ِه ْيد‬

13Deni Sopiansyah, Nurwadjah Ahmad EQ, and Andewi Suhartini, ‘Kehidupan Dunia Dan Akhirat
Dalam Perspektif Pendidikan Islam’, As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga, 3.2 (2021), 134–
49 <https://doi.org/10.47467/assyari.v3i2.463>.

5
Mu’tallim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 1, No. 1 (2022)

“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakanNya kepada mereka apa
yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal
mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.” (Q.S. Al
Mujadilah: 6)
4. Yaum al-Hasyr
Hasr merupakan hari dikumpulkannya semua makhluk pada hari kiamat
untuk dihisab serta pengambilan keputusan. Sebagaimana disebutkan dalam al-
Qur’an

َْ ْ ّٰ ُ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َْ ْ ُ ‫َ ْ َ ُ َ ا‬
‫الس ٰم ٰوت َو َب َرز ْوا ِلل ِه ال َو ِاح ِد الق اه ِار‬
‫ال ْرض َو ا‬
ِ ‫يوم تبدل الرض غير‬
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit,
dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap kehadirat Allah yang Maha
Esa lagi Maha Perkasa”. (Q.S. Ibrahim: 48)
5. Yaum al-Hisab
Pada hari itu Allah memperlihatkan amal perbuatan manusia, baik itu berupa
ucapan ataupun perilaku. Sebagaimana firman Allah

َ ُ َ ُُْ َ ُ ْ َ ۗ ٰ ٰ ّٰٰٓ ْ ُ ُ ُ ً ُ ُ َ
‫َوترٰى ك ال ا امة َج ِاث َية ۗ ك ُّل ا امة تدعى ِالى ِكت ِب َها ال َي ْو َم ت ْج َز ْون َما كنت ْم ت ْع َمل ْون‬
“Setiap manusia berlutut di atas lutut mereka. “Dan kamu lihat tiap-tiap umat dipanggil untuk
(melihat) buku catatan amalnya . Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Al Jatsiah: 28).
Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Nabi Muhammad. Umat Nabi
Muhammad merupakan umat terakhir namun mereka akan menjadi yang pertama
dalam hisab. Dilihat dari segi hak-hak Allah, yang pertama kali dihisab adalah sholat.
6. Pembagian Catatan Amal
Pada tahap ini setiap hamba akan diberikan buku atau kitab yang berisi amalan
mereka di dunia. Kitab catatan amal tersebut ditulis oleh malaikat yang bertugas. Akan
ada perbedaan ketika seorang hamba mendapatkan kitab catatan amalnya, hamba
yang memiliki amal baik akan menerima catatan amal dari sebelah kanan, sedangkan
hamba yang memiliki amal buruk akan menerima catatan amal dari belakang.
Sebagaimana firman Allah

ۤ ٗ ٰ ُ َ ۗ ْ َ ٰٰٓ َْ ۙ َ ْ َ َ
‫) َوا اما َم ْن ا ْو ِت َي ِكت َبه َو َرا َء‬9(‫) او َينق ِل ُب ِالى اه ِل ٖه َم ْس ُر ْو ًرا‬8(‫اس ُب ِح َس ًابا اي ِس ْي ًرا‬
َ ‫ف ُي َح‬ ‫فسو‬
ًۗ ْ َ ٰ ْ َ ‫ا‬ ًۙ ْ ُ ُ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ ۙ ْ َ
)12(‫) ويصلى س ِعيرا‬11(‫) فسوف يدعو ثبورا‬10(‫ظه ِرٖه‬
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan
pemeriksaan yang mudah, dan ia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman)
dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka ia akan berteriak
: “celakalah aku”, dan ia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. Al
Insyiqaq:8-12) .
7. Mizan
Mizan merupakan tahap untuk menimbang amal perbuatan seluruh umat.
Allah berfirman :

6
Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat: Kajian Tafsir Tematik
Labibah Sayaka Ilma, Yusuf Arif Wahyudi
َ َ ْ َ ۗ ًٔ ْ َ ٌ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َ َ ٰ ْ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ
َ ‫ان م ْث َق‬
‫ال َح ابة ِّم ْن‬ ِ ‫ونضع َ َالمو ِازي ۗن َال ِٰقسط ِليو ِم ال ِقيم ِة فَّل تظلم نفس شيـا وِان ك‬
َ َ َ َ
‫خ ْردل ات ْينا ِب َها َوكفى ِبنا ٰح ِس ِب ْي َن‬
“Dan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah seorang
dirugikan walau sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan”.(QS. Al
Anbiya:47)
Setelah tahapan Mizan ini, bagi orang kafir mereka yang melakukan perbuatan
syirik akan masuk neraka.
8. Shirath
Shirath merupakan sebuah jembatan yang terbentang di atas neraka jahanam.
Beberapa Hadits tentang Shirath.
Hadits pertama, “Telah sampai kepadaku bahwasanya shirath itu lebih tipis
dari rambut dan lebih tajam dari pedang”. (HR. Muslim)
Hadits kedua, “Ada yang melewati shirath laksana kejapan mata dan ada yang
seperti kilat, ada yang seperti tiupan angin, ada yang terbang seperti burung dan ada
yang menyerupai orang yang mengendarai kuda, ada yang selamat seratus persen,
ada yang lecet-lecet dan ada juga yang ditenggelamkan di neraka jahannam”. (HR.
Bukhari Muslim).
Hadits ketiga, Rasulullah bersabda: “Aku dan umatku yang paling pertama
yang diperbolehkan melewati shirath dan ketika itu tidak ada seorangpun yang bicara,
kecuali Rasul, dan Rasul berdo’a ya Allah selamatkanlah,
selamatkanlah.”(HR.Bukhari).
9. Yaum al-Jaza
Dalam al Qur`an Allah swt. berfirman:

ٰ ْ َ ْ َ ‫ُا‬ َۖ َ ۤ َ ُ َ َ ََْ َ ْ ََ
‫َولقد خلقنا ف ْوقك ْم َس ْب َع ط َرا ِٕىق َو َما كنا ع ِن الخل ِق غ ِف ِل ْي َن‬
“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang
dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya”. (Q.S. Al Mukmin: 17).

Percakapan di akhirat
Terdapat beberapa cuplikan ayat dalam al-Qur’an yang membahas tentang percakapan
antara penghuni akhirat satu dengan penghuni akhirat lainnya. Diantara percakapannya,
yakni:14

1. Percakapan antara penghuni surga dan neraka


Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf:50

ّٰٓ ُ َ ُ ّٰ ُ َ َ َ ۤ ْ َ ََ ُ َ ْ َ ‫ْ ا‬ َ ‫ا‬ َ َ
‫َونادّٰٰٓى ا ْص ٰح ُب الن ِار ا ْص ٰح َب ال َجن ِة ان ا ِف ْيض ْوا عل ْينا ِم َن ال َما ِء ا ْو ِم اما َرزقك ُم الله ۗقال ْوا‬
ۙ َ ْ ٰ ْ َ َ َ ُ َ َ َ ّٰ ‫ا‬
ۙ‫ِان الله ح ارمهما على الك ِف ِرين‬
“Dan penghuni neraka menyeru penghuni langit "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau
makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu", mereka (penghuni surga) menjawab
"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir"

14 Lailatus Suwaybah, PERCAKAPAN DI ALAM AKHIRAT (Kajian Tafsir Tematik), 2018..

7
Mu’tallim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 1, No. 1 (2022)

2. Percakapan antara penghuni surga dengan sesamanya


Allah berfirman dalam QS. Fatir: 34-35

َ َ َّ َ ّٰٓ َّ ۙ ُ َ ُ َ َ َ ‫َ ا ْ َۗ ا‬ َ ْ َ ّٰٓ َّ ّٰ ُ ْ ُ َ
‫) ال ِذ ْي ا َحلنا د َار‬43(‫َوقالوا ال َح ْمد ِلل ِه ال ِذ ْي اذه َب عنا ال َح َزن ِان َرابنا لغف ْو ٌر شك ْو ٌر‬
ُُ َ َ َ َ َ ٖۚ ْ َ َ ْ
)45(‫ال ُمق َام ِة ِم ْن فض ِل ٖه َل َي َم ُّسنا ِف ْي َها ن َص ٌب اوَل َي َم ُّسنا ِف ْي َها لغ ْو ٌب‬
“Dan mereka berkata "segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami".
Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar maha pengampun lagi maha mensyukuri. Yang
menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karuniaNya di dalamnya kami tiada
merasa lelah dan tiada pula merasa lesu”
3. Percakapan antara penghuni neraka dengan sesamanya
Allah berfirman dalam QS. Al-mukmin: 47-48

ُ َ َ ُ ‫َ َا‬ َ ُ ٰ ََ َ َ ْ َ ْ ُ َ ّٰٓ ُ َ َ
‫) فكذ ُب ْوه َما فكان ْوا ِم َن‬37(‫فقال ْوا انؤ ِم ُن ِل َبش َرْي ِن ِمث ِلنا َوق ْو ُم ُه َما لنا ع ِبد ْون‬
َ ْ
)38(‫ال ُم ْهل ِك ْي َن‬
“Dan (ingatlah), ketika mereka bantah-bantahan dalam neraka, mereka orang-orang yang
lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri "Sesungguhnya kami adalah
pengikut-pengikutmu maka dapatkah kami menghindarkan dari kami sebagian azab api
neraka?" Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab "Sesungguhnya kami semua
sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara
hamba-hambanya"
Dalam sebuah hadits, diriwayatkan dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:
“Penduduk neraka tatkala merasakan adzan yang sangat pedih, mereka berkata
"marilah kita bersabar", maka merekapun bersabar selama 500 tahun. Tatkala Mereka
melihat upaya mereka tidak berhasil, mereka berkata "sungguh jauh dari yang kita
harapkan, mari kita bersedih", maka merekapun berteriak hingga 500 tahun. Dan
tatkala mereka mengetahui apa yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil, maka
mereka berkata "sama saja bagi kita apakah kita mengeluh ataukah bersabar sekali-
kali kita tidak punya tempat untuk melarikan diri”

Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat


Segala sesuatu yang dilakukan di dunia akan menentukan kehidupan di akhirat, maka
dari itu kehidupan dunia selalu berkesinambungan dengan kehidupan di akhirat kelak.
Disebutkan dalam al-Qur’an, gambaran hidup manusia di akhirat dikategorikan menjadi 3
macan, antara lain:15

1. Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat


Bahagia adalah impian semua orang, baik bahagia ketika hidup di dunia
ataupun bahagian ketika di akhirat. Allah berfirman dalam Ar-Ra’d: 28-29

َّ َ ُُْ ْ َ ّٰ ْ َ َ ّٰ ْ ُُ َْ ُ ٰ َّ
‫) ال ِذ ْي َن‬28(‫ال ِذ ْي َن ا َمن ْوا َوتط َم ِٕى ُّن قل ْو ُب ُه ْم ِب ِذك ِر الل ِه ۗ اَل ِب ِذك ِر الل ِه تط َم ِٕى ُّن القل ْو ُب‬
ٰ َ ُ ُ َ ُ ٰ
)29(‫ا َمن ْوا َوع ِملوا الص ِل ٰح ِت ط ْو ٰبى ل ُه ْم َو ُح ْس ُن َماب‬

15 S Solehuddin, ‘Perspektif Alquran Tentang Kesenangan Dunia: Sebuah Kajian Tafsir Tematik’, 2019.

8
Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat: Kajian Tafsir Tematik
Labibah Sayaka Ilma, Yusuf Arif Wahyudi

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram disebabkan karenna dzikir
kepada Allah. Sungguh, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram. Orang-orang
yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali.yang baik”
2. Bahagia di dunia namun celaka di akhirat
Kategori kedua yakni seseorang yang bahagia di dunia namun celaka di
akhirat. Contoh kategori ini adalah seseorang yang memiliki harta berlimpah namun
menyalahgunakan kekayaannya. Allah berfirman dalam Al-Baqarah: 212

َ َ َ‫ا‬ َّ ُ ٰ َّ َ َ ْ ُّ ُ ْ َ َ َّ ُ
‫ِّزي َن ِلل ِذ ْي َن كف ُروا ال َح ٰيوة الدن َيا َو َي ْسخ ُر ْون ِم َن ال ِذ ْي َن ا َمن ْوا ۘ َوال ِذ ْي َن اتق ْوا ف ْوق ُه ْم َي ْو َم‬
َ ۤ َ ُ ُ ُ ّٰ ْ
‫ال ِق ٰي َم ِة ۗ َوالله َي ْرزق َم ْن ايشا ُء ِبغ ْي ِر ِح َساب‬
“Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir, dan
mereka menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu berada
di atas mereka pada hari Kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang yang Dia kehendaki
tanpa perhitungan”
Dalam surat Hud: 15-16, menyebutkan

َ ُ َ ْ َ َ ِّ ُ َ َ ْ ُّ َ ْ ُ َ َ
‫َم ْن كان ُي ِر ْيد ال َح ٰيۤوة الدن َيا َو ِزْينت َها ن َوف ِال ْي ِه ْم اع َمال ُه ْم ِف ْي َها َوه ْم ِف ْي َها َل‬
َ َ ‫ا ا‬ ْٰ َ َ ْ َ َ ْ َّ َ ٰ ُ َ َ
‫س ل ُه ْم ِفى ال ِخ َرِة ِاَل الن ُار ََۖو َح ِبط َما َصن ُع ْوا ِف ْي َها‬ ‫) اول ِٕىك ال ِذين لي‬15(‫ُي ْبخ ُس ْون‬
َ ُ ُ َ
)16(‫َو ٰب ِط ٌل اما كان ْوا َي ْع َمل ْون‬
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasanya, niscaya Kami
sempurnakan bagi mereka pekerjaan-pekerjaan mereka di sana dan mereka di sana tidak akan
dirugikan. Itulah orang-orang yang tiada bagi mereka di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah
apa yang telah mereka usahakan di sini, dan sia-sialah apa yang senantiasa mereka kerjakan”
Dalam Tafsir Al-Misbah menyatakan bahwasannya kaum musyrik tidak mau
menerima ajaran al-Qur’an dan mereka mementingkan kehidupan dunia serta
memperbanyak harta. Selain itu, kaum musyrik lalai dengan urusan akhirat.
3. Tidak bahagia di dunia namun bahagia di akhirat
Disekitar kita masih banyak orang yang tidak bahagia, sebagian dari mereka
tidak punya rumah, tidak punya pekerjaan, tidak bisa makan, namun jika dihadapi
dengan sabar dan ikhlas mereka akan mendapatkan balasan kebahagiaan di akhirat.
Sebagaimana dalam firman Allah al-Baqarah: 155

ِّ ۗ ‫ا‬ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ِّ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ِّ ْ َ ْ ُ ‫َ َ َ ْ ُ َ ا‬
‫س َوالث َمر ِٰت َو َبش ِر‬
ِ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ال‬
ِ ‫و‬‫م‬‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ص‬
ٍ ‫ولنبلوْن َكم ِبشيء من الخو ِف والجو ِع ون‬
‫ق‬
‫الص ِب ِرين‬
“Sungguh, kami pasti akan terus-menerus menguji kamu berupa sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang bersabar”
4. Celaka di dunia dan celaka di akhirat
Di dunia istilah celaka dapat diartikan tidak bahagia, baik tidak bahagia karena
finansial, percintaan, pekerjaan atau apapun itu. Sedengkan, celaka yang dimaksud
dalam kehidupan akhirat adalah siksaan. Kedua kondisi tersebut sangat merugikan.
Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah asy-Syuara: 42

9
Mu’tallim: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Vol. 1, No. 1 (2022)
ٰۤ ُ ۗ ِّ َ ْ ْ َ
ْ‫ولى َك َل ُهم‬ َْ
ْ ‫ال‬ َ ْ ُ ْ َ َ َ ‫ا َ ا ْ ُ َ َ َّ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ا‬
ِٕ ‫ض ِبغي ِر الحق ا‬ ِ ‫ر‬ ‫ى‬‫ف‬ِ ‫ن‬ ‫ِانما الس ِبيل على ال ِذين يظ ِلمون الناس ويبغو‬
َ ٌ ََ
‫اب ا ِل ْي ٌم‬ ‫عذ‬
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat dhalim kepada manusia dan
melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka mendapat azab yang pedih”

SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, kehidupan pertama adalah
alam dunia dan kehidupan berikutnya adalah alam akhirat.

Kehidupan dunia merupakan tempat perjalanan umat manusia menuju kehidupan


selanjutnya, yakni akhirat. Di dunia manusia hidup dengan menaati perintah Tuhan dan
menjahui laranganNya. Sedangkan, akhirat adalah tempat singgah terakhir manusia dan
bersifat selamanya. Di akhirat manusia akan mendapatkan ganjaran dari apa yang mereka
perbuat di dunia.

Maka dari itu, kehidupan di dunia selalu berhubungan dengan kehidupan di akhirat,
karena apa yang kita lakukan di dunia, menentukan masa depan kita di akhirat kelak. Antara
akhirat bahagia atau celaka.

REFERENSI
Aristya, Muhammad Ilham Dwi. 2018. "Gambaran Kehidupan Dunia Dalam Al-Qur'an:
Sebuah Kajian Tematik." Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah.

Deni Sopiansyah, Nurwadjah Ahmad EQ, Andewi Suhartini. 2021. "Kehidupan Dunia dan
Akhirat Dalam Perspektif Pendidikan Islam." As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling
Keluarga.

Endang, Busri. n.d. "Futurologi dan Phenomenologi Nilai Spiritual (Hubungan Allah,
Manusia, dan Alam)." Jurnal Visi Ilmu Pendidikan.

Istinganatul Ngulwiyah, Bai Rohimah, Suaidi. 2021. "Peran Islam dalam Mewujudkan
Keselamatan Hidup di Dunia dan Akhirat dalam Konteks Kehidupan Modern."
Jurnal Pendidikan Karakter “JAWARA” (JPKJ).

Junaedi, Didi. 2016. "Mengenal Lebih Dekat Metode Tafsir Maudlu’i." Diya al-Afkar .

Masyhuri Rifai, Nurdin. 2020. "La'ibun Wa Lahwun Dalam Al-Qur‘an (Suatu Tinjauan Tafsir
Tematik)." Jurnal Ushuluddin Adab dan Dakwah.

Mutakin, Ali. 2017. "Teori Maqashid Al Syariah dan Hubungannya dengan Metode Istinbath
Hukum." Kanun Jurnal Ilmu Hukum.

Resa N. H., Alya F., M. Fauzan R., Hana M. S. S., Veladita A., Wilda A. S. 2018.
"Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat Berdasarkan Teorema Limit Kanan Limit
Kiri." Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains.

Shihab, M. Quraish. 1996. Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat.
Bandung: Mizan.

Sodikin, R. Abuy. 2003. "Konsep Agama dan Islam." Al Qalam.

10
Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat: Kajian Tafsir Tematik
Labibah Sayaka Ilma, Yusuf Arif Wahyudi

Solehuddin, Sofyan. 2019. "Perspektif Alquran tentang Kesenangan Dunia: Sebuah Kajian
Tafsir Tematik." Skripsi Fakultas Ushuluddin PTIQ Jakarta.

Soleiman, A. Frangky. n.d. "Penetapan Syari'at Untuk Kemaslahatan Hamba di Dunia &
Akhirat."

Suwaybah, Lailatus. 2018. "Percakapan di Alam Akhirat (Kajian Tafsir Tematik)." Skripsi
Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah.

Syukri. 2020. "Hari Akhirat Dalam Surat At-Takwir (Kajian Tafsir Tematik)." Shahih Jurnal
Ilmu Kewahyuan.

Zulbadri, Afrinaldi, Afriyanto. 2016. "Identitas Kehidupan Dunia Dalam Al-Qur’an." Fikiran
Masyarakat.

11

Anda mungkin juga menyukai