Anda di halaman 1dari 21

TELAAH AYAT-AYAT PERINTAH TUHAN UNTUK BERMAIN-

MAIN DI DUNIA
(Kajian Ayat Laíbun Wa Lahwun Surat Al Anám Ayat 32, Surat
Muhammad Ayat 36 Dan Surat Al Hadid Ayat 20 Dalam Tafsir Bahrul
Úlum)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
SYAHRUL HIDAYANTO
NIM : 2018.126.03.34.00130
NIMKO : 2018.4.130.0334.1.000089

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ISLAM BANI FATTAH
TAMBAKBERAS JOMBANG
2021
(KAJIAN AYAT LAÍBUN WA LAHWUN SURAT AL ANÁM AYAT 32,
SURAT MUHAMMAD AYAT 36 DAN SURAT AL HADID AYAT 20
DALAM TAFSIR BAHRUL ÚLUM)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Ujian Proposal Skripsi Program Studi
Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin
Institut Agama Islam Bani Fattah

Oleh:
SYAHRUL HIDAYANTO
NIM : 2018.126.03.34.00130
NIMKO : 2018.4.130.0334.1.000089

Dosen Pembimbing:
FARHAN MASRURY, M. Pd.
NIY.BAF2018020232

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ISLAM BANI FATTAH
TAMBAKBERAS JOMBANG
2021

i
1
2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Nota Pembimbing............................................................................................. 1

Halaman Pengesahan........................................................................................ 2

Daftar Isi .......................................................................................................... 3

A. Konteks Penelitian................................................................................ 4

B. Fokus Penelitian.................................................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................. 9

D. Batasan Istilah……...………………………………………………... 10

E. Kajian Pustaka …………………………………………………….… 11

F. Metodologi Penelitian...........................................................................12

G. Sistematika Pembahasan ……………………………………………. 15

Daftar Pustaka………………………………………………….……………. 17

Lampiran-lampiran

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Al Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan

sebuah nama pilihan allah yang sungguh tepat, karena tiada bacaan pun

sejak manusia mengenal baca tulis 5.000 tahun yang lalu yang dapat

menandingi al Qur’an al Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu. Tiada

bacaan melebihi al Qur’an dalam perhatian yang diperolehnya bukan saja

sejarahnya secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim,

dan saat turunnya, sampai kepada sebab-sebab serta waktu-waktu turunya.

َ ‫ق َو ْال ِميْزَ انَ ۗ َو َما يُ ْد ِر ْي‬


ٌ‫ك لَ َع َّل السَّا َعةَ قَ ِريْب‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬ ْٓ ‫هّٰللَا ُ الَّ ِذ‬
َ ‫ي اَ ْن َز َل ْال ِك ٰت‬
“Allah menurunkan kitab al Qur’an dengan penuh kebenaran dan

keseimbangan (QS AL SYURA[42]:17)

Sungguh ayat-ayat al qur’an merupakan serat yang membentuk

tenunan kehidupan muslim, serta benang yang menjadi rajutan jiwanya.

Karena itu seringkali pada saat al Qur’an berbicara tentang satu persoalaan

menyangkut satu dimensi atau aspek tertentu, tiba-tiba ayat lain muncul

berbicara tentang aspek atau dimensi lain yang secara sepintas terkesan

tidak saling berkaitan. Tetapi bagi orang yang tekun mempelajarinya akan

menemukan keserasian hubunganyang memadukan gejolak dan bisikan-

bisikan hati manusia, sehingga pada akhirnya dimensi atau aspek yang

4
tadinya terkesan kacau, menjadi terangkai dan terpadu indah, bagai kalung

mutiara yang tidak diketahui di mana ujung pangkalnya.

Salah satu tujuan al Qur’an memilih sistematika demikian, adalah

untuk mengingatkan manusia khususnya kaum muslimin, bahwa ajaran-

ajaran al Qur’an adalah satu kesatuan terpadu yang tidak bisa dipisah-

pisahkan.1 Maka dari itu pula al Qur’an dijadikan sebagai pedoman hidup

bagi seluruh umat muslim, selama umat islam berpegang kepada al Qur’an.

Maka ia akan selamat dunia dan akhirat, karena semua yang dibutuhkan

semua manusia itu sudah tertera dalam al Qur’an ataupun hadits.

Al Qur’an sebagai kitab suci yang penuh berkah dan hikmah yang

diturunkan kepada Rasulullah saw.2 Al Qur’an dijadikan sebagai sumber

penafsiran pertama dan utama karena ia memiliki otoritas tertinggi untuk

menjelaskan dirinya sendiri.3 Al Qur’an adalah firman Allah SWT yang

tidak ada sesuatupun yang dapat menyerupainya. Al Qur’an tidak diciptakan

untuk dibantah.4

Al-Qur’an adalah kalamuallah yang mana turun melalui malaikat

jibril kemudian disampaikan kepada Rasullah Muhammad saw sebagai

penuntun, penunjuk bagi seluruh umat manusia. Sebagaimana telah

dicantumkan Allah swt di dalam al-Qurán surat Ali Imran ayat 3-4:

1
Dr. Muhammad Quraish Shihab. MA., Wawasan al Qurán, (Bandung, Mizan, 1996), Hal. 8-9
2
Asbabun Nuzul Hal 3
3
Dr. Muhammad Ulinnuha, Ad dakhil fit tafsir, (Jakartra, PT. Qaf Media Kreativa, 2019), Hal.
81
4
Muhammad Ibrahim Al Hifnawi, Terjemahan Tafsir Qurtubi, (Pustaka Azzam), Hal. 1-5

5
‫دًى‬rُ‫ ُل ه‬rْ‫ل ِم ْن قَب‬r َ ۙ r‫ةَ َوااْل ِ ْن ِج ْي‬r‫زَ َل التَّوْ ٰرى‬r‫ ِه َواَ ْن‬r‫ا بَ ْينَ يَ َد ْي‬rr‫ص ِّدقًا لِّ َم‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫نَ َّز َل َعلَ ْيكَ ْال ِك ٰت‬
‫َز ْي ٌز ُذو ا ْنتِقَ ۗ ٍام‬ ‫هّٰللا‬ ‫لِّلنَّاس واَ ْنزَ ل ْالفُرْ قَانَ ەۗ ا َّن الَّذ ْينَ َكفَرُوْ ا ب ٰا ٰي هّٰللا‬
ِ ‫ت ِ لَهُ ْم َع َذابٌ َش ِد ْي ٌد َۗو ُ ع‬ ِ ِ ِ ِ َ َ ِ
3. Dia menurunkan kepadamu (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an)
dengan hak, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, serta telah
menurunkan Taurat dan Injil
4. Sebelum (turunnya Al-Qur’an) sebagai petunjuk bagi manusia, dan
menurunkan Al-Furqān (pembeda yang hak dan yang batil). Sesungguhnya
orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, bagi mereka azab yang
sangat keras. Allah Mahaperkasa lagi mempunyai balasan (siksa).

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi manusia, pembahasan al

Qur’an terhadap suatu masalah tidak tersusun secara sistematis serta masih

bersifat global dan seringkali hanya menampilkan suatu masalah dalam

prinsip-prinsip pokok-pokok saja. Namun demikian dalam format al Qur’an

semacam ini terletak keunikan sekaligus keistimewaan. Dalam keadaan

tersebut al Qur’an menjadi obyek kajian yang tidak pernah kering oleh para

cendekiawan baik muslim maupun nonmuslim, sehingga alQur’an tetap aktual

sejak masa diturunkannya 15 abad yang lalu.

Al Qurán juga memuat mengenai tata cara peribadaan seperti halnya

sholat, puasa, zakat, dan haji namun al Qur’an juga memuat seluruh sisi

kehidupan manusia. Salah satunya tentang persoalan yang dimuat dalam al

Quran yakni mengenai pengibaratan Tuhan tentang kehidupan dunia

sepertihalnya permainan dan senda. Memang dalam kehidupan di dunia tidak

lain adalah sebuah permainan dan senda gurau. Sebagaimana firman Allah

dalam al Qurán surat Muhammad (47) ayat 36:

‫ب َّوهَلٌْو ۗ َواِ ْن ُتْؤ ِمُن ْوا َوَتَّت ُق ْوا يُْؤ تِ ُك ْم اُ ُج ْو َر ُك ْم َواَل يَ ْسـَْٔل ُك ْم اَْم َوالَ ُك ْم‬ ِ ُّ ُ‫اِمَّنَا احْل ٰيوة‬
ٌ ‫الد ْنيَا لَع‬ َ

6
36. Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan
senda gurau. Jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan
pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.
Berdasarkan dalam ayat di atas dapat di pahami bahwa kehidupan di

dunia hanyalah sementara. Tetapi ironisnya pada zaman sekarang banyak orang

yang terlena dengan pernak pernik kehidupan dunia. Dimana-mana sering

terjadi korupsi, perampokan, pencabulan, serta banyak kecurangan dalam

merebutkan sebuah pangkat atau jabatan. Semua itu cuman bertujan untuk

memuaskan hawa nafsu belaka. Itulah sebabnya Allah menegaskan kita agar

jangan terlalu terlena dengan kenikmatan dunia yang mana itu semua cuman

sementara. Selain itu ayat di atas juga mengingatkan kita bahwanya kehidupan

dunia itu hanya sebagai permain dan senda gurau. Maka dari itu kita harus

benar-benar memahami betul firman Allah swt.

Dalam al Qurán juga ditegaskan bahwasanya kehidupan manusia dulu

merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan hanya karena adanya

kedengkian maka terjadilah perselisihan terus menerus. Kemudian munculnya

persoalan-persoalan baru yang mana butuh memerlukan penyelesaian untuk

menjawab keadaan tersebut. Allah swt mengutus para Rasul sebagai pembawa

kabar gembira dan pembawa peringatan. Dengan bersamaannya di utusnya

Rasul, maka diturunkannya pula al-Kitab yang dapat berfungsi meyelesaikan

problem yang dialami manusia dan menuntaskan perselisihan yang telah

terjadi. Al Qurán sendiri berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia menuju jalan

7
yang diridhoi Allah swt dan juga sebagai jalan keluar dari kegelapan menuju

terang benderang.5

Oleh karena itu, isi yang ada dalam al Qurán harus senantiasa

diperlajari dan dipahami dalam amalan-amalan kehidupan sehari-hari. Adapun

untuk memahami makna di dalam al Qurán supaya dapat di terapkan dalam

kehidupan sehari-hari dan dapat menangkap petunjuk Allah swt, bisa dipahami

dengan cara menafsirkan al Qurán. Untuk penamaan tafsir al Qurán sendiri

ialah suatu usaha mengali hukum dan hikmah isi kandungan al Qurán

berdasarkan kemampuan manusia itu sendiri.

Pada dasarnya semua manusia terutama umat islam itu harus selalu

berpegang teguh kepada al qurán agar mereka selamat hidup di dunia dan

akhirat karena semua ketentuan untuk menjalani hidup sudah tertera di dalam

al Qurán ataupun hadits. Dengan cara mengamalkan apa ynag ada di dalam al

Qurán tanpa terkecuali, akan tetapi masih banyak yang mengabaikan isi

ataupun perintah yang telah tertulis di dalam al Qurán.

Kemudian dapat di artikan bahwasanya kehidupan dunia itu adalah

cuman sebuah jembatan kita untuk menuju ke akhirat yang mana itulah tujuan

akhir manusia.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dengan demikian penulis

tuangkan dalam sebuah judul “TELAAH AYAT-AYAT PERINTAH

TUHAN UNTUK BERMAIN-MAIN DI DUNIA (Kajian Ayat Laíbun Wa

5
Harifudin Cawidu, Konsep Kufur dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), Hal. 5

8
Lahwun Surat Al Anám Ayat 12, Muhammad Ayat 36, Dan Al Hadid

Ayat 20 Dalam Tafsir Bahrul Úlum)”

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana makna bermain-main di dunia perspektif al Quran? 

2. Bagaimana AYAT-AYAT PERINTAH TUHAN UNTUK BERMAIN-

MAIN DI DUNIA kandungan surat al AN'AM AYAT 32 dalam Al

Quran? 

3. Bagaimana kajian ayat LA'IBUN WA LAHWUN SURAT AL AN'AM

AYAT 32, MUHAMMAD AYAT 36 DAN AL HADID AYAT 20

DALAM TAFSIR BAHRUL 'ULUM? 

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui makna bermain-main di dunia perspektif al Qurán

b. Untuk mengetahui ayat-ayat perintah Tuhan untuk bermain-main di

dunia dalam kandungan surat al anám ayat 52

c. Untuk mengetahui makna laíbun waa lahwun dalam surat anám ayat

32, Muhammad ayat 36 dan Al Hadid ayat 20 dalam tafsir bahrul

úlum

2. Manfaat

a. Secara teoritas, yaitu diharapkan dapat mengetahui pemaknaan

bermain-main di kehidupan dunia dalam perspektif Al Qurán.

b. Secara praktis, yaitu diharapkan dari penelitian ini akan menambah

khazanah penegetahuan pembaca mengenai penafsiran dari kitab

9
tafsir Bahrul Úlum tentang ayat-ayat perintah Tuhan untuk bermain-

main di dunia.

D. Batasan Istilah

Dalam sebuah penelitian, membatasi masalah sangat diperlukan.

Dengan harapan semakin sempit pembahasan, maka diharapkan lebih fokus

pada penelitian yang ingin dilakukan sesuai dengan rumusan masalah.

Pembatasan ini juga dapat membantu peneliti untuk mencegah melebarnya

obyek pembahasan. Adapun pembatasan istilahnya adalah sebagai berikut:

Telaah : Telaah dalam KBBI diartikan sebagai penyelidikan,

kajian, pemeriksaan dan penelitian.6 Sehingga jika

dikatakan seseorang telah “menelaah” sesuatu, maka

berarti seseorang tersebut telah melakukan kegiatan

berupa mempelajari, menyelidiki, mengkaji, memeriksa

atau menilik sesuatu tersebut.7

Teori : Menurut KBBI teori dianggap sebagai penilaianyang

bergantung pada eksplorasi dan penemuaan, serta

didukung informasi dan data.

Kajian : Sebuah penyelidikan tentang sesuatu. Apabila

seseorang mengkaji sesuatu berarti seseorang tersebut

6
Badan pengembangan dan pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Adi
Perkasa, 2016), cet. 5, hal. 1697.
7
Ibid., hal.1697.

10
belajar / mempelajari / menyelidiki akan suatu hal yang

akan menghasilkakn sebuah kajian.

Pemaknaan : Menurut KBBI pemaknaan adalah artian. Arti lainnya

dari pemaknaan adalah arti. Pemaknaan memiliki 5 arti:

Artian, arti, pemahaman, penegertian dan tafsiran.

Tafsir Bahrul Ülum : Kitab tafsir ini karya Abu Laits Nashr bin Muhammad

bin Ibrahim As-Samarqandi. Beliau menghimpun dalam

kitabnya dua pendekatan, bi al-riwayah dan bi al-

dirayah.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini dimaksudkan sebagai salah satu konsumsi ilmiah

yang berguna untuk memberikan kejelasan dan batasan mengenai informasi

yang digunakan melalui khazanah kepustakaan, terutama yang berkaitan

tentang tema yang dibahas dalam penelitian ini.

Sejauh pengetahuan penulis, penelitian yang berbicara tentang perintah

Tuhan untuk bermain-main di dunia masih belum ada. Namun mungkin

untuk karya ilmiah yang membahas tentang makna La’ibun wa Lahwun itu

sudah banyak, diantaranya:

Pertama artikel berjudul, Makna Konotatif La’ib Dan Lahwu Dalam

Konsep Al Qur’an yang ditulis oleh Nurfitriani Hayati, isi penulisannya

membahas tentang La’ib dan Lahw menggunakan semantic untuk mencari

makna konotasi dari kata tersebut.

11
Kedua Skripsi berjudul Lahwun Dalam Persepektis Tafsir Indonesia

(Studi Kompratif Tafsir Hamka Dan Quraisy Shihab) penulis Ahmad Fajeri.

Membahas tentang perbedaan penafsiran terhadap kata Lahw dalam al

Qur’an.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah dengan

pendekatan tafsir tematik atau bisa dikenal dengan tafsir maudhu’iy,

dengan pendekatan inilah kemudian peneliti mengambil sebuah tema

yang terdapat dalam al-Qur’an, lalu peneliti mencari dan

mengumpulkan ayat-ayat yang memiliki keterkaitan dengan tema

yang akan dikaji oleh peneliti, kemudian disusun dengan sedemikian

logis menjadi sebuah konsep utuh, holistic serta sistematis dalam

perspektif al-Qur’an.8

Kemudian jika melihat pengumpulan penggalian data yang

dikaji, maka penelitian ini masuk dalam jenis penelitian pusyaka

(Library research), karena penelitian ini menjadikan bahan literer

sebagai sumber utamanya, yakni sumber bahan yang dimaksud

berasal dari kitab, buku, jurnal ilmiah, artikel, kamus, ensiklopedia

dan lain sebagainya.9

8
Abdul Mustakim. “Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsir”. (Yogyakarta: Idea Press, 2004).
Hal. 57-58.
9
Suharsini Ari Kunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta,
1998). Hal. 236.

12
2. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Ayat-ayat yang mengandung makna bermain-main di Dunia

dalam pandangan al Qur’an

b. Saintifik atas ayat-ayat tentang La’ibun Wa Lahwun

c. Kontribusi Penafsiran Kitab Tafsir Bahrul ‘Ulum tentang ayat-

ayat perintah Tuhan untuk bermain-main di Dunia.

3. Sumber Data

Sumber data yang akan penulis gunakan sebagai rujukan pada

penelitian ini adalah data kepustakaan yang diambilkan dari berbagai

sumber data tertulis yang berhubungan dengan pemaknaan ayat yang

mengandung makna La’ibun Wa Lahwun. Oleh sebab itu penulis akan

menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Dan

sumber data akan dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Sumber data primer

Sumber data primer yang dimaksud adalah data-data yang

diambil dari penelitian ini dan menjadi rujukan utamanya, di antara

sumber data primer yang ada di penelitian ini adalah Tafsir Bahrul

‘Ulum.

b. Sumber Data Sekunder

sumber data lain yakni sumber pendukung dari penelitian ini

berasal dari kitab, buku-buku, atau literatur lain yang berkaitan

dengan studi penelitian ini, antara lain yakni:

13
1) Manna’ al-Qattan Mabahis fi Ulum al-Qur’an, karya

Manna’ Khalil al-Qattan.

2) Al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, karya Abdullah al-

Zarkasyi.

3) Amal Pemusnah Kebaikan, karya Al Habib Umar bin

Hafidz.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam riset kepustakaan, pengumpulan data secara otomatis

mengarah pada literatur-literatur yang dijadikan objek penelitian

entah permasalahan apa yang dibahas. Jadi dalam prosesnya, peneliti

mengumpulkan data-data yang diambil dari buku-buku yang

dijadikan bahan penelitian. Berdasarkan jenis penelitian tersebut

maka langkah-langkah penelitian yang ditempuh sebagai berikut:

a. Identifikasi Ayat

Dari beberapa ayat yang menyinggung tentang

pemaknaan sebuah ayat Laíbun Wa Lahwun Surat Al Anám

Ayat 32, Surat Muhammad Ayat 36 Dan Surat Al Hadid

Ayat 20.

b. Penafsiran Ayat

Langkah selanjutnya setelah mengidentifikasi ayat

adalah mencari pemaknaan dan penafsiran tafsir serta

mengomparasikan kedua pendapat yang berkaitan dengan

ayat tentang perintah Tuhan untuk bermain-main di dunia,

14
dalam hal ini kami akan mengutip keterangan dari kitab

tafsir Bahrul ‘Ulum.

5. Teknik Analisa Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis

tematik, yaitu dengan menghimpun atau mengumpulkan ayat-ayat

al-Qur’an yang memiliki makna dan tujuan yang sama, kemudian

menyusunnya secara kronologis selama memungkinkan dengan

melihat atau memperhatikan sebab turunnya ayat tersebut, lalu

mengaitkannya dengan ayat yang masih ada kaitannya dengan ayat

atau surah yang dibahas, Menyusun serta menyimpulkan

kesimpulan tersebut ke dalam kerangka pembahasan sehingga

tampak aspeknya.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Bab I : Pendahuluan, yang berisi konteks penelitian, focus penelitian,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian. Batasan istilah, kajian

Pustaka meliputi (perspektif teoritik dan review hasil penelitian

terdahulu), kemudian metode penelitian (pendekatan dan jenis

penelitian, data dan sumber data, Teknik pengumpulan data dan

Teknik analisis data). Bab pertama ini menggambarkan Bahasan

umum terkait penelitian, juga mengenai sistematika data

penelitian.

15
Bab II : Penulis memaparkan tinjauan umum terkait dalam makna

kehidupan di dunia dan pemaknaan lafadz La’ibun Wa lahwun.

Bab III : Pembahasan tentang biografi penafsir serta profil Tafsir Bahrul

‘Ulum.

Bab IV : Termasuk bagian dari pokok pembahasan, dalam bab ini

disajikan penafsiran ayat tentang ayat La’ibun wa lahwun

perspektif mufassir, penafsiran tersebut terfokus pada penafsiran

perspektif Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Mishbah.

Bab V : Penutup, meliputi kesimpulan dari hasil penelitian secara

umum, dan saran serta harapan penulis agar penelitian ini

mampu memberikan kontribusi positif untuk khazanah keilmuan

khususnya di bidang kajian ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abidu, Yunus Hasan. 2007. Tafsir al-Qur’an. Tangerang: Gaya Media

Pratama.

Al-Farmawi, Abu al-Hayy 1977. al-Bidayah fi al-Tafsir al-Maudhu’iy. Mesir:

Maktabah al-Jumhuriyyah.

Ali Ja‟far, Musa’id Muslim. 1980. Manahij al-Mufassirum. ttp: Dar al-

Ma'rifah.

Al-Qattan, Manna’ Khalil. Manna’ al-Qattan Mabahis fi Ulum al-Qur’an.

(Riyadh: Al-Haromain).

Al-Zarkashi, Abdullah. Al-Burhan fi Ulum al-Qur’an. Vol. 1. (Kairo:

Maktabah Dar al-Turath). 1995.

An-Namīr, Abd Mu‟im, 1985. Ilmu At-Tafsīr, cet 1, kairo dar kutub al-Miṣri.

Arifin, Zaenal. “Karakteristik Tafsir Al-Mishbah”. Jurnal Al-Ifkar, Vol. XIII,

No. 01, Maret 2020.

Badan pengembangan dan pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Jakarta: Adi Perkasa, 2016), cet. 5.

Baidan, Nasruddin. 2002. Metode Penafsiran Al-Quran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Shihab, Dr. Muhammad Quraish. MA., 1996. Wawasan al Qurán, (Bandung,


Mizan)

17
Ulinnuha, Dr. Muhammad. 2019. Ad-Dakhil fit-Tafsir (Jakarta, PT. Qaf

Kreativa)

Farmawi, Al-Hayy. 1996. Metode Tafsir Maudhu'iy, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persad.

Ghofur, Saiful Amin. 2013. Mozaik Mufasir Al-Qur’an dari Klasik hingga

kontemporer. Yogyakarta: Kaukaba.

Goldzhiher, Ignaz. 2006. Madzhab Tafsir dari Klasik Hingga Modern, terj.

Muhammad Alaika Salamullah dkk. Yogyakarta: elSAQ Press.

Umar bin Hafidz, al Habib. 2013. Amal Pemusnah Kebaikan. (Jakarta Selatan,

Noura Books)

Al Hifnawi, Muhammad Ibrahim, Terjemahan Tafsir Qurtubi, (Pustaka

Azzam)

18
19

Anda mungkin juga menyukai