Oleh:
RIZQA BAHRIAH
NIM: i80200223020
DOSEN iPENGAMPU i:
Dr. Hamka Ilyas, M. Th.I.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia,
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, tulisan bertajuk “Nuzulul Quran” ini dapat
Nabi besar Muhammad SAW. dan seluruh keluarga, sahabat, tabi-tabi'in hingga
imakalah iini ikami ituliskan isesuai idengan ihasil itinjauan ipustaka iyang
ikami.
imemahami ijika imakalah iini itentu imemiliki ikekurangan imaka ikritik idan
Rizqa Bahriah
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam dan sumber ajaran Islam pertama dan
utama yang harus kita yakini dan diterapkan dalam hidup kita untuk mencapai hal-hal
baik di dunia ini dan akhirat. Nuzulul Quran artinya turunnya Al-Quran. Turunnya
Alquran pertama kali sering diperingati oleh umat Islam dalam acara ritual yang
disebut Nuzulul Quran.
Turunnya Alquran pertama kali merupakan langkah bersejarah munculnya
syariat baru dari agama tauhid yaitu Islam. Sebagai penyempurnaan dari agama-
agamatauhid sebelumnya. Ayat-ayat Alquran tidak diturunkan seluruhnya sekaligus
melainkan berangsur-angsur sesuai aturan yang ada.
Oleh karena itu, penulis ingin mempelajari secara mendalam tentang nuzulul
Qur'an. Oleh karena itu, topik nuzulul Qur'an akan dibahas pada pembahasan
berikutnya.
B. Rumusan iMasalah
1. Bagaimana proses turunnya Alqur’an?
2. Bagaimana hikmah Alquran diturunkan secara berangsur angsur?
3. Bagaimana proses turunnya Alqur’an kepada Rasululla SAW.?
4. Bagaimana hikmah turunnya Alqur’an?
C. Tujuan iPenulisan
Makalah iini ibertujuan iuntuk:
1. Menjelaskan proses turunnya Alqur’an
2. Menjelaskan hikmah Alquran diturunkan secara berangsur angsur
3. Menjelaskan proses turunnya Alquran kepada Rasululla SAW
4. Menjelaskan hikmah turunnya Alqur’an
1
BAB II
PEMBAHASAN
Nuzulul Quran terdiri dari kata nuzul dan Al Quran sebagai idafah. Penggunaan
kata nuzul dalam istilah nuzulul Qur'an (turunnya Alqur'an), yaitu membawa sesuatu
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, karena Al-Quran bukanlah berbentuk
fisik atau materi. Namun makna nuzulul Quran yang disebutkan adalah makna majazi,
yaitu penyampaian informasi (wahyu) kepada Nabi Muhammad SAW. dari dunia gaib
ke dunia nyata melalui malaikat Jibril AS.1
Muhammad Abdul Azhim Al-Zarqani mengganti kata nuzul dengan kata i'lam
(dikutip oleh Rif'at Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan). alasan; pertama,
menerjemahkan kata nuzul adalah i'lam yang artinya kembali pada apa yang telah
diketahui dan dipahami dari apa yang dimaksud, kedua, makna kehadiran Al-Qur'an di
Lauh al-mahfuzh, Baitul 'Izzah dan di dalam hati Nabi SAW. Juga berarti pula Al-
Qur'an diturunkan Tuhan di masing-masing tempat tersebut sebagai petunjuk bagi
manusia untuk mencapai kebenaran. Ketiga, penggunaan kata nuzul dengan i'lam
hanya merujuk pada Al-Qur'an dalam segala aspeknya.2
Rasulullah SAW dilahirkan di Mekkah, sekitar tahun 200 M, dari Masjidil Haram,
pada hari Senin dinihari tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah yang bertepatan dengan
tanggal 20 April 571 M. Dinamakan tahun Gajah karena pada waktu itu bala tentara
Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah dengan maksud akan meruntuhkannya.
Mereka datang dengan mengendarai Gajah. Namun penyerangan itu gagal total karena
Allah mengirim burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka kepada
mereka. Seperti yg diceritakan Allah swt pada surat Al Fiil.
1
Lihat Abdul Aziz Dahlan dkk. (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam I(Cet. I; Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 1996), h. 134.
2
Lihat Rif’at Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir(Cet. II; Jakarta: PT
Bulan Bintang, 1992), h. 65-67.
2
Al-Qur'an diturunkan berangsur-angsur dalam bentuk beberapa ayat dalam satu
surah. Dan turunnya seluruh Al-Quran berlangsung sekitar 23 tahun, tepatnya 13 tahun
ketika Nabi masih tinggal di Mekkah sebelum hijrah dan 10 tahun ketika Nabi hijrah
ke Madinah.
Alquran diturunkan Allah SWT. melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW di Gua Hira, Mekkah, Arab Saudi. Setelah itu, Al-Qur'an disebarkan secara
bertahap selama kurang lebih 23 tahun. Ada yang mengatakan bahwa Al-Quran
diturunkan dalam 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Pada periode ini, Al-Quran diturunkan
Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebanyak 30 juz ,114 surah, sekitar 6666 ayat.
Al-Qur'an diturunkan di dua tempat, yaitu Mekkah (yang ayat-ayatnya kemudian
disebut Makkiyah) dan Madinah (yang ayat-ayatnya disebut Madaniyah). Al-Qur'an
memberikan panduan mengenai masalah keimanan, hukum Syariah dan etika,
meletakkan dasar bagi prinsip-prinsip yang berkaitan dengan hal ini; dan Allah
memerintahkan Rasulullah. untuk memberikan bukti yang tepat atas dasar ini:
الزب اِر اِبلْب يان ا
ِٰت َِ الذ ْكَِر االَْي
َ ُُّ ك َواَنْ َزلْنَاِ َو
ي ا ِيَتَ َف َّك ُرْو َِن َولَ َعلَّ ُه ِْم االَْي اه ِْم نُ ازَِل َما لالن ا
َِ َّاس لاتُبَ ا
(Kami mengutus mereka) dengan (membawa) bukti-bukti yang jelas (mukjizat)
dan kitab-kitab. Kami turunkan aż-Żikr (Al-Qur’an) kepadamu agar engkau
menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
agar mereka memikirkan.3
Allah SWT menurunkan Al-Quran untuk dilihat oleh Rasul kita Muhammad SAW.
Untuk memberi pedoman kepada manusia. Turunnya Al-Quran merupakan peristiwa
yang sangat besar, sekaligus mengukuhkan statusnya di seluruh alam semesta.
Turunnya Al-Quran periode pertama, pada malam Lailatul Qadar, merupakan
pengumuman kepada penghuni alam semesta, termasuk para malaikat, tentang
kemuliaan dari umat Muhammad SAW. Turunnya Al-Quran tahap kedua ini terjadi
secara bertahap, berbeda dengan kitab-kitab suci sebelumnya, Al-Quran mempunyai
pengaruh yang kuat, namun di sisi lain menimbulkan keraguan, sebelum manusia
3
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/16?from=44&to=128
3
memahami dengan jelas rahasia ilahi yang ada di baliknya. Rasulullah tidak serta merta
menerima pesan agung ini, umatnya juga merasa tidak puas dengan adanya pesan
tersebut, karena kesombongan dan sikapnya. Oleh karena itu wahyupun turun secara
berangsur-angsur bertujuan untuk menguatkan hati Rasulullah SAW. dan
menghiburnya untuk mengikuti peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah SWT.
menyempurnakan agama dan mencukupkan nikmatnya.4
Diturunkannya Alquran secara bertahap juga mengandung hikmah-hikmah yang
dikehendaki oleh Allah SWT. untuk kepentingan umat manusia. Oleh karena itu,
proses turunnya Al-Qur’an (Nuzul al-Qur’an) menjadi pembahasan yang sangat
penting dalam ilmu Al-Qur’an, bahkan bisa dikatakan merupakan pembahasan yang
paling urgen dalam ilmu-ilmu Al-Qur’an karena ilmu Nuzul Al-Qur'an menjadi dasar
mengimani Al-Qur'an itu sendiri, dan Al-Qur'an benar-benar kalam Allah SWT, maka
sekaligus menjadi landasan mengimani kenabian Nabi Muhammad SAW. dan bahwa
Islam itu benar. Setelah itu Nuzul al-Qur'an menjadi pokok bahasan segala pembahasan
ilmu-ilmu lain yang ada dalam Al-Qur'an.5
4
Manna’ Khalil Al-Qattan, Mabahis Fi ‘Ulum Alqur’an (Kairo: Maktabah Wahbah,
2000), h. 95
5
Muhammad Abd al-Azhim al-Azqaniy, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, juz I (Beirut:
Dar al-Fikr, 1998), h. 37
4
Periode ini berlangsung sekitar 4 hingga 5 tahun dan menimbulkan banyak reaksi
berbeda di masyarakat Arab saat itu. Reaksi-reaksi ini bermanifestasi dalam tiga cara
utama: Pertama, sekelompok kecil dari mereka menerima ajaran Al-Quran dengan
baik. Kedua, mayoritas masyarakat menolak ajaran Al-Quran karena ketidaktahuan
mereka (QS 21:24), keteguhan dalam menjaga adat istiadat dan amalan nenek moyang
(QS 43:22), atau karena niat tertentu suatu kelompok seperti yang diutarakan Abu
Sufyan “Kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan Nubuwwah, kemuliaan
apalagi yang tinggal untuk kami". Ketiga, dakwah Al-Qur'an mulai menyebar
melampaui perbatasan kota Mekkah hingga ke daerah-daerah lainnya. (Quraisy Shihab,
2006:36)
Tahap selanjutnya dalam sejarah turunnya Al-Qur'an terjadi 8-9 tahun, pada
periode ini terjadi perang dahsyat antara umat Islam dan kaum Jahiliah. Kelompok anti-
Muslim menggunakan segala cara untuk menghambat kemajuan dakwah Islam.
Dengan demikian, ayat-ayat Al-Qur’an pada masa itu silih berganti menjelaskan
tentang kewajiban pokok para pengikutnya sesuai dengan kondisi dakwah pada masa
itu.
5
1. Turunnya Al-Quran dari Lauh al-Mahfuz ke Bait al-'Izzah (bagian dari langit
dunia) secara bersamaan pada malam Lailah al-Qadr di bulan Ramadhan.
2. Permulaan turunnya al-Qur’an pada malam Lailah al-Qadr. Kemudian
diturunkan secara berangsur-angsur dalam berbagai waktu.
Ungkapan kata yang terambil dari kata “al-tanzil” pada ayat-ayat mengatakan
bahwa al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. secara berangsur-
6
M. Hasbi Ash Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, h. 63.
6
angsur. Ini adalah penurunan al-Qur’an tahap kedua yaitu dari Bait al-Izzah kepada
Nabi Muhammad saw di dunia. Misalnya QS al-Syu’ara/26: 192
ا ا
َ ْ َوانَّهِٖلَتَ ْن ازيْ ُل َِر ابِالْ ٰعلَم
ِي
1. Datang kepadanya suara seperti gerincingan lonceng dan suara yang amat
kuat yang mempengaruhi faktor kesadaran, hingga ia dengan segala
kekuatannya siap menerima pengaruh itu, cara ini yang paling berat buat
Rasulullah saw. dengan cara ini, maka ia mengumpulkan segala kekuatan
kesadarannya untuk menerima, menghapal dan memahaminya.
7
Manna’ Khalil al-Qattan, h. 33.
7
malaikat, kemudian menerima wahyu dari Jibril. Kedua: malaikat Jibril mengubah
diri untuk masuk ke status kemanusiaan, sehingga Rasulullah saw.dapat menerima
wahyu dari Jibril.8
8
Badruddin Muh}ammad bin Abdillah al-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Cet. III,
Beirut; Dar al-Ma’rifah li al-Thiba’ah), h. 229.
9
Khoiron Nahdliyyin, Tekstualis al-Qur’an, terj. Mafhum an-Nash Dirasah fi Ulum al-
Qur’an, (Yogyakarta; LkiS,2003), h. 43.
8
kemudian diturunkan secara terpisah-pisah sebagai pemuliaan terhadap orang yang
diturunkan kepadanya.10
Sementara al-Sakhawiy mengatakan, bahwa hikmahnya diturunkan secara
sekaligus ke langit dunia adalah untuk menyamakan antara Rasulullah saw. dan
Nabi Musa as. di mana kitabnya diturunkan secara sekaligus, kemudian
Muhammad dilebihkan dengan adanya diturunkan secara bertahap agar dia mampu
memeliharanya dengan baik.11
2. Hikmah turunnya berangsur-angsur
Dari Bait al-Izzah dilangit dunia, al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. secara berangsur-angsur menurut kebutuhan dakwah Islamiyyah dengan
perantaraan Malaikat Jibril as. Pada masa inilah Nur Ilahi bersinar di bumi dan
hidayah Allah sampai kepada makhluk-makhluk-Nya.12
10
Jalaluddin al-Suyuti, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, juz I (Cet. IV; Damaskus dan Beirut:
Dar Ibn Katsir, 2000), h. 132.
11
Jalaluddin al-Suyuthiy, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 132.
12
Lihat al-Zarqani, ManaHil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, Juz I, h.47
9
Kemudian setelah itu berturut-turut ayat madaniyah menyebutkan tentang khamr.
dalam QS al-Baqarah/2: 219:
اِالص ٰلوَةِواَنْتُمِس ٰك ٰرىِح ِّٰٰتَ ْعلَمواِماِتَ ُقولُو َنِوَْلِجنُباِااَّْل َ ا َ ٰٰيَيُّ َهاِالَّ اذيْ َنِاٰ َمنُ ْو
َ ِسباْيل
ِّٰٰ ِح َ ْْ ِعاِب ار ً ُ َ ْ ْ َ ُْ َ ُ ْ َ َّ اِْلِتَ ْقَربُو
ً ِمر ٰضىِاَوِع ٰلىِس َفرِاَوِج ًا ِاَح ود اِمْن ُكم اِمنِالْغَ ًا ِٕى اطِاَوِ ٰلمستُمِالناِس ًا ِعَلَم َا ا ا
ًِ اِماوِد
ُ ِج
َ ْ ْ ََ َُْ ْ َ ْ َ ََ ْ َ َ ْ ْ َّ تَ ْغتَسلُ ْواِ َوا ْنِ ُكْن تُ ْم
ِع ُف ًّواِ َغ ُف ْوًرا ٰ اِصعاْي ًداِطَيابًاِعَ ْام َس ُح ْواِباُو ُج ْواه ُك ْم َِواَيْ اديْ ُك ْمِِاا َّن
َ ِاّللَِ َكا َن َ عَتَ يَ َّم ُم ْو
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu
dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan
jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali
sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang
dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air,
atau kamu telah menyentuh perempuan,156) sedangkan kamu tidak mendapati air,
maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan
tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun.
Maka pengharaman adalah tujuan terakhir dari ayat-ayat tersebut yang telah turun
10
mulai dari Mekah sampai ke Madinah, yaitu untuk mewujudkan hikmah dalam
pemberlakuan hukum/undang-undang dan pendidikan yang merupakan dasar
terbentuknya suatu masyarakat Islam.13
13
Manna’ al-Qattan, h. 109.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
kebertahapan pemberlakuan hukum.
e. Sebagai bukti adanya al-Qur’an turun dari Allah.
f. Untuk menjawab pertanyaan dan permasalahan yang muncul
dikalangan kaum muslimin
b. Implikasi
13
DAFTAR iPUSTAKA
Kementerian Agama R.I. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Madinah: Mujamma’ al- Malik
Fahd li Thiba‘ah al-Mushhaf al-Syarif, 1418 H.
Ibnu Mantsur. Lisan al-‘Arab. Jilid 2. Beirut: Dar al-Kitab al-Ilmiah, 1993. Majma’ al-
Lugah al-Arabiyah, al-Mu‘jam al-Wasit, jilid. II. [t.p.], [t.t.].
Al-Suyuti, Jalaluddin. al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an. juz I. Cet. IV; Damaskus dan
Beirut: Dar Ibn Katsir, 2000.
Syahin, Abd al-Sabur. Hadits ‘an al-Qur’an. Kairo: Dar Akhbar al-Yawm, 2000. al-
Zarkasyi , Badruddin Muhammad bin Abdillah. al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an.
Cet. III, Beirut; Dar al-Ma’rifah li at-Thiba’ah.
14