Anda di halaman 1dari 17

NUZULUL QUR’AN

Diajukan i untuk iMemenuhi iSalah iSatu iTugas iMata iKuliah iStudi


Qur’an Prodi iPascasarjana iKonsentrasi iPendidikan iAgama iIslam
iUIN iAlauddin iMakassar

Oleh:

RIZQA BAHRIAH
NIM: i80200223020

DOSEN iPENGAMPU i:
Dr. Hamka Ilyas, M. Th.I.

PROGRAM iSTUDI iMAGISTER iPENDIDIKAN iAGAMA iISLAM


iPASCASARJANA iUNIVERSITAS iISLAM iNEGERI iALAUDDIN
iMAKASSAR 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia,

rahmat, taufik dan hidayah-Nya, tulisan bertajuk “Nuzulul Quran” ini dapat

terselesaikan. Selanjutnya shalawat dan salam sejahtera kami kirimkan kepada

Nabi besar Muhammad SAW. dan seluruh keluarga, sahabat, tabi-tabi'in hingga

orang-orang mukmin yang memperjuangkan Islam hingga saat ini bahkan

hingga akhir zaman.

Makalah iini imenjelaskan itentang i“Nuzulul Qur’an”. iDalam

imakalah iini ikami ituliskan isesuai idengan ihasil itinjauan ipustaka iyang

idilakukan iberdasarkan ireferensi iyang irelevan idengan ijudul imakalah

ikami.

Pada ikesempatan iini, ipenulis imengucapkan iterima ikasih ikepada

idosen ipembimbing idalam imata ikuliah iStudi Qur’anidan isemua ipihak

iyang itelah imembantu ihingga iterselesaikannya imakalah iini. iDan ikami

imemahami ijika imakalah iini itentu imemiliki ikekurangan imaka ikritik idan

isaran ikonstruktif isangat ikami ibutuhkan iguna imemperbaiki itulisan ikami

ipada ikarya itulis i ilmiah iselanjutnya. iSemoga ibermanfaat ibagi ipembaca.

Gowa, i21 iSeptember i2023

Rizqa Bahriah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Proses Turunnya al-Qur’an ........................................................................... 4
B. Hikmah turunnya Alqur’an selama berangsur-angsur .................................. 6
C. Proses Turunnya Alqur’an kepada Nabi Muhammad SAW ........................ 7
D. Hikmah Turunnya Alquran ........................................................................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................. 12
b. Implikasi ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar iBelakang iMasalah

Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam dan sumber ajaran Islam pertama dan
utama yang harus kita yakini dan diterapkan dalam hidup kita untuk mencapai hal-hal
baik di dunia ini dan akhirat. Nuzulul Quran artinya turunnya Al-Quran. Turunnya
Alquran pertama kali sering diperingati oleh umat Islam dalam acara ritual yang
disebut Nuzulul Quran.
Turunnya Alquran pertama kali merupakan langkah bersejarah munculnya
syariat baru dari agama tauhid yaitu Islam. Sebagai penyempurnaan dari agama-
agamatauhid sebelumnya. Ayat-ayat Alquran tidak diturunkan seluruhnya sekaligus
melainkan berangsur-angsur sesuai aturan yang ada.
Oleh karena itu, penulis ingin mempelajari secara mendalam tentang nuzulul
Qur'an. Oleh karena itu, topik nuzulul Qur'an akan dibahas pada pembahasan
berikutnya.
B. Rumusan iMasalah
1. Bagaimana proses turunnya Alqur’an?
2. Bagaimana hikmah Alquran diturunkan secara berangsur angsur?
3. Bagaimana proses turunnya Alqur’an kepada Rasululla SAW.?
4. Bagaimana hikmah turunnya Alqur’an?

C. Tujuan iPenulisan
Makalah iini ibertujuan iuntuk:
1. Menjelaskan proses turunnya Alqur’an
2. Menjelaskan hikmah Alquran diturunkan secara berangsur angsur
3. Menjelaskan proses turunnya Alquran kepada Rasululla SAW
4. Menjelaskan hikmah turunnya Alqur’an

1
BAB II

PEMBAHASAN

Nuzulul Quran terdiri dari kata nuzul dan Al Quran sebagai idafah. Penggunaan
kata nuzul dalam istilah nuzulul Qur'an (turunnya Alqur'an), yaitu membawa sesuatu
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, karena Al-Quran bukanlah berbentuk
fisik atau materi. Namun makna nuzulul Quran yang disebutkan adalah makna majazi,
yaitu penyampaian informasi (wahyu) kepada Nabi Muhammad SAW. dari dunia gaib
ke dunia nyata melalui malaikat Jibril AS.1
Muhammad Abdul Azhim Al-Zarqani mengganti kata nuzul dengan kata i'lam
(dikutip oleh Rif'at Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan). alasan; pertama,
menerjemahkan kata nuzul adalah i'lam yang artinya kembali pada apa yang telah
diketahui dan dipahami dari apa yang dimaksud, kedua, makna kehadiran Al-Qur'an di
Lauh al-mahfuzh, Baitul 'Izzah dan di dalam hati Nabi SAW. Juga berarti pula Al-
Qur'an diturunkan Tuhan di masing-masing tempat tersebut sebagai petunjuk bagi
manusia untuk mencapai kebenaran. Ketiga, penggunaan kata nuzul dengan i'lam
hanya merujuk pada Al-Qur'an dalam segala aspeknya.2
Rasulullah SAW dilahirkan di Mekkah, sekitar tahun 200 M, dari Masjidil Haram,
pada hari Senin dinihari tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah yang bertepatan dengan
tanggal 20 April 571 M. Dinamakan tahun Gajah karena pada waktu itu bala tentara
Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah dengan maksud akan meruntuhkannya.
Mereka datang dengan mengendarai Gajah. Namun penyerangan itu gagal total karena
Allah mengirim burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka kepada
mereka. Seperti yg diceritakan Allah swt pada surat Al Fiil.

1
Lihat Abdul Aziz Dahlan dkk. (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam I(Cet. I; Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 1996), h. 134.

2
Lihat Rif’at Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir(Cet. II; Jakarta: PT
Bulan Bintang, 1992), h. 65-67.

2
Al-Qur'an diturunkan berangsur-angsur dalam bentuk beberapa ayat dalam satu
surah. Dan turunnya seluruh Al-Quran berlangsung sekitar 23 tahun, tepatnya 13 tahun
ketika Nabi masih tinggal di Mekkah sebelum hijrah dan 10 tahun ketika Nabi hijrah
ke Madinah.
Alquran diturunkan Allah SWT. melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW di Gua Hira, Mekkah, Arab Saudi. Setelah itu, Al-Qur'an disebarkan secara
bertahap selama kurang lebih 23 tahun. Ada yang mengatakan bahwa Al-Quran
diturunkan dalam 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Pada periode ini, Al-Quran diturunkan
Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebanyak 30 juz ,114 surah, sekitar 6666 ayat.
Al-Qur'an diturunkan di dua tempat, yaitu Mekkah (yang ayat-ayatnya kemudian
disebut Makkiyah) dan Madinah (yang ayat-ayatnya disebut Madaniyah). Al-Qur'an
memberikan panduan mengenai masalah keimanan, hukum Syariah dan etika,
meletakkan dasar bagi prinsip-prinsip yang berkaitan dengan hal ini; dan Allah
memerintahkan Rasulullah. untuk memberikan bukti yang tepat atas dasar ini:
‫الزب اِر اِبلْب يان ا‬
ِ‫ٰت‬ َِ ‫الذ ْكَِر االَْي‬
َ ُُّ ‫ك َواَنْ َزلْنَاِ َو‬
‫ي ا‬ ِ‫يَتَ َف َّك ُرْو َِن َولَ َعلَّ ُه ِْم االَْي اه ِْم نُ ازَِل َما لالن ا‬
َِ ‫َّاس لاتُبَ ا‬
(Kami mengutus mereka) dengan (membawa) bukti-bukti yang jelas (mukjizat)
dan kitab-kitab. Kami turunkan aż-Żikr (Al-Qur’an) kepadamu agar engkau
menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
agar mereka memikirkan.3

Allah SWT menurunkan Al-Quran untuk dilihat oleh Rasul kita Muhammad SAW.
Untuk memberi pedoman kepada manusia. Turunnya Al-Quran merupakan peristiwa
yang sangat besar, sekaligus mengukuhkan statusnya di seluruh alam semesta.
Turunnya Al-Quran periode pertama, pada malam Lailatul Qadar, merupakan
pengumuman kepada penghuni alam semesta, termasuk para malaikat, tentang
kemuliaan dari umat Muhammad SAW. Turunnya Al-Quran tahap kedua ini terjadi
secara bertahap, berbeda dengan kitab-kitab suci sebelumnya, Al-Quran mempunyai
pengaruh yang kuat, namun di sisi lain menimbulkan keraguan, sebelum manusia

3
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/16?from=44&to=128

3
memahami dengan jelas rahasia ilahi yang ada di baliknya. Rasulullah tidak serta merta
menerima pesan agung ini, umatnya juga merasa tidak puas dengan adanya pesan
tersebut, karena kesombongan dan sikapnya. Oleh karena itu wahyupun turun secara
berangsur-angsur bertujuan untuk menguatkan hati Rasulullah SAW. dan
menghiburnya untuk mengikuti peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah SWT.
menyempurnakan agama dan mencukupkan nikmatnya.4
Diturunkannya Alquran secara bertahap juga mengandung hikmah-hikmah yang
dikehendaki oleh Allah SWT. untuk kepentingan umat manusia. Oleh karena itu,
proses turunnya Al-Qur’an (Nuzul al-Qur’an) menjadi pembahasan yang sangat
penting dalam ilmu Al-Qur’an, bahkan bisa dikatakan merupakan pembahasan yang
paling urgen dalam ilmu-ilmu Al-Qur’an karena ilmu Nuzul Al-Qur'an menjadi dasar
mengimani Al-Qur'an itu sendiri, dan Al-Qur'an benar-benar kalam Allah SWT, maka
sekaligus menjadi landasan mengimani kenabian Nabi Muhammad SAW. dan bahwa
Islam itu benar. Setelah itu Nuzul al-Qur'an menjadi pokok bahasan segala pembahasan
ilmu-ilmu lain yang ada dalam Al-Qur'an.5

A. Proses Turunnya al-Qur’an


Pada awal turunnya wahyu pertama (al Alaq 1-5), Muhammad saw. Saat itu, ia
belum diangkat menjadi rasul dan hanya menjabat sebagai nabi yang tidak ditugaskan
menyampaikan wahyu yang diterimanya. Barulah pada saat turunnya wahyu yang
kedua, Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya,
sesuai dengan firman Allah: “Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan”
(QS 74: 1-2). (Quraish Shihab 2006: 35).
Informasi tentang prinsip-prinsip dasar akhlak Islam, serta keberatan-keberatan
umum terhadap pandangan hidup masyarakat Jahiliah saat itu. Misalnya, kita melihat
hal ini dalam Surat Al-Takatsur, surat yang mengutuk orang yang mengumpulkan
kekayaan; dan Surah Al Ma'un menjelaskan tentang kewajiban terhadap fakir miskin
dan anak yatim serta pandangan agama mengenai hidup bergotong-royong.

4
Manna’ Khalil Al-Qattan, Mabahis Fi ‘Ulum Alqur’an (Kairo: Maktabah Wahbah,
2000), h. 95
5
Muhammad Abd al-Azhim al-Azqaniy, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, juz I (Beirut:
Dar al-Fikr, 1998), h. 37

4
Periode ini berlangsung sekitar 4 hingga 5 tahun dan menimbulkan banyak reaksi
berbeda di masyarakat Arab saat itu. Reaksi-reaksi ini bermanifestasi dalam tiga cara
utama: Pertama, sekelompok kecil dari mereka menerima ajaran Al-Quran dengan
baik. Kedua, mayoritas masyarakat menolak ajaran Al-Quran karena ketidaktahuan
mereka (QS 21:24), keteguhan dalam menjaga adat istiadat dan amalan nenek moyang
(QS 43:22), atau karena niat tertentu suatu kelompok seperti yang diutarakan Abu
Sufyan “Kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan Nubuwwah, kemuliaan
apalagi yang tinggal untuk kami". Ketiga, dakwah Al-Qur'an mulai menyebar
melampaui perbatasan kota Mekkah hingga ke daerah-daerah lainnya. (Quraisy Shihab,
2006:36)
Tahap selanjutnya dalam sejarah turunnya Al-Qur'an terjadi 8-9 tahun, pada
periode ini terjadi perang dahsyat antara umat Islam dan kaum Jahiliah. Kelompok anti-
Muslim menggunakan segala cara untuk menghambat kemajuan dakwah Islam.
Dengan demikian, ayat-ayat Al-Qur’an pada masa itu silih berganti menjelaskan
tentang kewajiban pokok para pengikutnya sesuai dengan kondisi dakwah pada masa
itu.

ُ‫ع‬ ِ ٰ ‫ك َسباْي اِل اا‬


ِ ‫ل اُْد‬ َِ ‫ْم اِة َربا‬ ‫ا اا ا‬ ‫ت وج ااد ْْل ِم ْ ا‬
َ ‫اْلَ َسنَِة َوالْ َم ْوعظَِة ِب ْْلك‬
‫ا ا‬ ‫اَعلَ ِم ه ِو ربَّ ِ ا‬
ُْ َ َ ِْ ‫ك ا َِّن اَ ْح َس ُِن ه َِي ِبلَّا‬ َ َ َُ ُ ْ
‫ض َِّل اِبَ ِْن‬ ‫ا‬ ‫ا‬
َ ‫اِبلْ ُم ْهتَديْ َِن اَ ْعلَ ُِم َوُه َِو َسباْيلهٖ َع ِْن‬
“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik
serta debatlah merekan dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dilalah yang paling tahu siapa yang tersesat di jalannya dan Dia pula yang paling
tahu siapa yang mendapat petunjuk”.
Sementara itu, di sisi lain, ayat-ayat kecaman dan ancaman terus tercurah terhadap
kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran. Di sini terlihat bahwa ayat-ayat Al-
Quran berhasil membungkam pemikiran-pemikiran orang-orang jahil dimana-mana
sehingga tidak lagi mempunyai arti dan tempat dalam dunia pemikiran rasional dan
sehat.
Turunnya Al-Quran, baik dari Lauh al-Mahfuz ke surga dunia, maupun dari surga
dunia kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini, ada beberapa pendapat ulama:

5
1. Turunnya Al-Quran dari Lauh al-Mahfuz ke Bait al-'Izzah (bagian dari langit
dunia) secara bersamaan pada malam Lailah al-Qadr di bulan Ramadhan.
2. Permulaan turunnya al-Qur’an pada malam Lailah al-Qadr. Kemudian
diturunkan secara berangsur-angsur dalam berbagai waktu.

B. Hikmah turunnya Alqur’an selama berangsur-angsur


Al-Qur'an diturunkan kepada nabi Muhammad. Secara bertahap, tidak sekaligus.
Memang penelitian telah membuktikan bahwa Al-Quran diturunkan karena menurut
keperluan; lima kalimat, sepuluh kalimat, kadang lebih dan kadang hanya satu kalimat
yang terungkap.6
Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi ketika Nabi sedang berkhalwat di
gua Hira pada malam Senin tanggal 17 Ramadhan, tahun 41 darikelahiran Nabi
Muhammad saw., bertepatan dengan 6 Agustus 610 M.28 Dan ayat-ayat pertama yang
turun sebagaimana yang sudah masyhur adalah lima ayat pertamasurah al-‘Alaq.
Allah swt dalam menyampaikan informasi tentang Nuzul al- Qur’an
menggunakan dua ungkapan yaitu yang pertama al-inzal yang berarti menurunkan
sekaligus secara mutlak dan yang kedua dengan al- tanzil yang berarti menurunkan
secara bertahap, sedikit demi sedikit.10 Ungkapan al-Inzal terdapat pada beberapa ayat
dalam al-Qur’an seperti dalam QS al-Qadr/97: 1 dan QS al-Dukhan/44: 3

َِ ‫الْ َق ْد اِر لَْي لَِةُ َما اَ ْد ٰر‬


ِ‫ىك َوَما‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alqur’an) pada lailatu qadr”

ِ‫ف اَنْ َزلْن ِٰهُ اا َّّن‬


ِْ ‫ُمْن اذ اريْ َِن ُكنَّا اا َِّّن ُّمٰب َرَكةِ لَْي لَةِ ا‬
“Sesungguhnya Kami mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (lailatul
qadr). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan”.

Ungkapan kata yang terambil dari kata “al-tanzil” pada ayat-ayat mengatakan
bahwa al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. secara berangsur-

6
M. Hasbi Ash Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, h. 63.

6
angsur. Ini adalah penurunan al-Qur’an tahap kedua yaitu dari Bait al-Izzah kepada
Nabi Muhammad saw di dunia. Misalnya QS al-Syu’ara/26: 192

‫ا‬ ‫ا‬
َ ْ ‫َوانَّهِٖلَتَ ْن ازيْ ُل َِر ابِالْ ٰعلَم‬
ِ‫ي‬

“Sesungguhnya ia (Alquran) benar-benar diturunkan Tuhan semesta alam”.

C. Proses Turunnya Alqur’an kepada Nabi Muhammad SAW

Menurut al-Qattan dalam bukunya Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, bahwa adadua


cara penyampaian wahyu oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. yaitu:

1. Datang kepadanya suara seperti gerincingan lonceng dan suara yang amat
kuat yang mempengaruhi faktor kesadaran, hingga ia dengan segala
kekuatannya siap menerima pengaruh itu, cara ini yang paling berat buat
Rasulullah saw. dengan cara ini, maka ia mengumpulkan segala kekuatan
kesadarannya untuk menerima, menghapal dan memahaminya.

2. Malaikat menjelma kepada rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk


manusia. Cara yang demikian itu lebih ringan dari cara yang sebelumnya,
karena adanya kesesuaian antara pembicara dan pendengar. Rasulullah
saw.merasa senang sekali mendengar apa yang disampaikan oleh malaikat
Jibril pembawa wahyu itu.7

Kemudian timbul pertanyaan bagaimana komunikasi ini dapat terjadi, padahal


terdapat perbedaan watak, karena perbedaan tingkat eksistensi? Jawabannya adalah
adanya perubahan yang terjadi pada salah satu dari dua pihak yang terlibat dalam
proses komunikasi, sehingga komunikasi dengan pihak lain dapat dimungkinkan.
Pertama: Rasulullah saw. berubah dari status kemanusiaannya menjadi status

7
Manna’ Khalil al-Qattan, h. 33.

7
malaikat, kemudian menerima wahyu dari Jibril. Kedua: malaikat Jibril mengubah
diri untuk masuk ke status kemanusiaan, sehingga Rasulullah saw.dapat menerima
wahyu dari Jibril.8

Menurut Ibnu Khaldun sebagaimana yang dikutip oleh Khairon Nahdhiyyin,“


dalam kaitannya dengan komuniakasi antara Rasulullah saw. dengan Jibril. Adadua
keadaan, pertama: Rasulullah saw. melepaskan kodratnya sebagai manusia
yangbersifat jasmani untuk berhubungan dengan malaikat yang sifatnya rohani. Kedua:
malaikat berubah dari wujud asli menjadi manusia.9

D. Hikmah Turunnya Alquran


Hikmah turunnya al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua bahagian, sesuai dengan
keadaan turunnya al-Qur’an itu sendiri.
1. Hikmah turunnya sekaligus
Abu Syamah dalam bukunya “al-Mursyid al-Wajiz” menyebutkan, bahwa
rahasia atau hikmah diturunkannya al- Qur’an secara sekaligus ke langit dunia
adalahuntuk meninggikan derajatnya dan derajat orang yang diturunkan
kepadanya, yaitu dengan memberi penyampaian kepada penduduk langit tujuh,
bahwasanya inilah kitab terakhir yang diturunkan kepada rasul terakhir terhadap
umat paling mulia, Kami telah mendekatkannya kepada mereka untuk selanjutkan
akan Kami turunkan kepada mereka, sekiranya bukan karena hikmah ilahiyah
(sunnatullah) yang menghendaki adanya kitab ini turun kepada mereka secara
bertahap seiring denganperistiwa yang terjadi, niscaya ia akan turun ke bumi secara
sekaligus, sebagaimana halnya kitab-kitab lain sebelumnya. Akan tetapi Allah
swt.telah membedakan kitab ini dengan kitab-kitab tersebut, sehingga Allah swt.
menjadikan baginya dua hal: pertama: Diturunkannya secara sekaligus, kedua:

8
Badruddin Muh}ammad bin Abdillah al-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Cet. III,
Beirut; Dar al-Ma’rifah li al-Thiba’ah), h. 229.
9
Khoiron Nahdliyyin, Tekstualis al-Qur’an, terj. Mafhum an-Nash Dirasah fi Ulum al-
Qur’an, (Yogyakarta; LkiS,2003), h. 43.

8
kemudian diturunkan secara terpisah-pisah sebagai pemuliaan terhadap orang yang
diturunkan kepadanya.10
Sementara al-Sakhawiy mengatakan, bahwa hikmahnya diturunkan secara
sekaligus ke langit dunia adalah untuk menyamakan antara Rasulullah saw. dan
Nabi Musa as. di mana kitabnya diturunkan secara sekaligus, kemudian
Muhammad dilebihkan dengan adanya diturunkan secara bertahap agar dia mampu
memeliharanya dengan baik.11
2. Hikmah turunnya berangsur-angsur
Dari Bait al-Izzah dilangit dunia, al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. secara berangsur-angsur menurut kebutuhan dakwah Islamiyyah dengan
perantaraan Malaikat Jibril as. Pada masa inilah Nur Ilahi bersinar di bumi dan
hidayah Allah sampai kepada makhluk-makhluk-Nya.12

Adanya kebertahapan dalam turunnya al-Qur’an itu menunjukkan adanya wahyu


telah memperlakukan fitrah manusia secara bertahap pula sehingga tidak
mengagetkannya dengan hukum-hukum taklif yang melampaui batas kemampuannya
sebagai manusia. Hal itu mengajarkan kepada kita suatu metode pendidikan dalam
mengatasi suatu fitrah yang bengkok ataupun tabiat yang menyimpang.
Hal tersebut telah dicontohkan oleh al-Qur’an dalam persoalan khamr. Khamr
pertama kali disinggung dalam al-Qur’an QS al-Nahl/16: 67:

ِ‫ِْليَةًِلاَق ْوِمِيَّ ْع اقلُ ْو َن‬ ‫اِوارْزقًاِحسناِاا َّن ا ا‬ ‫ا‬ ‫ا ا‬ ‫ا ا‬ ‫ا‬


َٰ ‫ك‬َ ‫ِفِ ٰذل‬
ْ َ ُ‫َوم ْن ََِثَٰرتِالنَّخْي ال َِو ْاْلَ ْعنَابِتَتَّخ ُذ ْو َنِمْنه‬
ً َ َ َّ ‫ِس َكًر‬
“Dari buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang memabukkan dan
rezki yang baik. Sesungguhnya pada demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti”.

10
Jalaluddin al-Suyuti, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, juz I (Cet. IV; Damaskus dan Beirut:
Dar Ibn Katsir, 2000), h. 132.
11
Jalaluddin al-Suyuthiy, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 132.
12
Lihat al-Zarqani, ManaHil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, Juz I, h.47

9
Kemudian setelah itu berturut-turut ayat madaniyah menyebutkan tentang khamr.
dalam QS al-Baqarah/2: 219:

ِ‫َّاس َِوااَْثُُه َماِِاَ ْكبَ ُر اِم ْنِنَّ ْفعا اه َما‬


‫ِاْلَ ْم ار َِوالْ َمْي اس ارِقُ ْلِعاْي اه َماِاا ْثوِِ َكباْي ور َِّوَمنَاعا ُِلالن ا‬
ْ ‫ِع ان‬
َ ‫ك‬َ َ‫يَ ْسَلُ ْون‬
‫ِاْليٰ ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
ِ‫تِلَ َعلَّ ُك ْمِتَتَ َف َّك ُرِْو َن‬ ٰ ْ ‫ِاّللُِلَ ُك ُم‬
ٰ ‫ي‬ ُ ‫كِيُبَ ا‬
َ ‫ك َِما َذاِيُْنف ُق ْو َنِەِقُ الِالْ َع ْف َوِ َك ٰذل‬
َ َ‫َويَ ْسَلُ ْون‬
Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang khamardan judi.
Katakanlah “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia. (Akan tetapi) dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya”.
Mereka juga bertanya kepadamu tentang apa yang mereka infakkan. Katakanlah
“(Yang diinfakkan adalah) kelebihan dari apa yang diperlukan”. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu berpikir.
Ayat tersebut mengemukakan suatu kondisi umum yang memberitakan bahwa
khamr adalah sesuatu yang buruk yang tidak ada manfaatnya, senantiasa menggoda
meskipun dosa yang besar dikandungnya. Kemudian setelah itu turun pengharaman
meminum khamr secara juz’iy (belum menyeluruh) yaitu hanya sebelum melaksanakan
ibadah shalat dalam Q.S. al-Nisa’/4: 43

‫اِالص ٰلوَةِواَنْتُمِس ٰك ٰرىِح ِّٰٰتَ ْعلَمواِماِتَ ُقولُو َنِوَْلِجنُباِااَّْل َ ا‬ َ ‫ٰٰيَيُّ َهاِالَّ اذيْ َنِاٰ َمنُ ْو‬
َ ‫ِسباْيل‬
ِّٰٰ ‫ِح‬ َ ْْ ‫ِعاِب ار‬ ً ُ َ ْ ْ َ ُْ َ ُ ْ َ َّ ‫اِْلِتَ ْقَربُو‬
ً ‫ِمر ٰضىِاَوِع ٰلىِس َفرِاَوِج ًا ِاَح ود اِمْن ُكم اِمنِالْغَ ًا ِٕى اطِاَوِ ٰلمستُمِالناِس ًا ِعَلَم َا‬ ‫ا ا‬
ًِ ‫اِما‬‫و‬‫ِد‬
ُ ‫ِج‬
َ ْ ْ ََ َُْ ْ َ ْ َ ََ ْ َ َ ْ ْ َّ ‫تَ ْغتَسلُ ْواِ َوا ْنِ ُكْن تُ ْم‬
‫ِع ُف ًّواِ َغ ُف ْوًرا‬ ٰ ‫اِصعاْي ًداِطَيابًاِعَ ْام َس ُح ْواِباُو ُج ْواه ُك ْم َِواَيْ اديْ ُك ْمِِاا َّن‬
َ ‫ِاّللَِ َكا َن‬ َ ‫عَتَ يَ َّم ُم ْو‬
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu
dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan
jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali
sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang
dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air,
atau kamu telah menyentuh perempuan,156) sedangkan kamu tidak mendapati air,
maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan
tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun.

Maka pengharaman adalah tujuan terakhir dari ayat-ayat tersebut yang telah turun

10
mulai dari Mekah sampai ke Madinah, yaitu untuk mewujudkan hikmah dalam
pemberlakuan hukum/undang-undang dan pendidikan yang merupakan dasar
terbentuknya suatu masyarakat Islam.13

13
Manna’ al-Qattan, h. 109.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nuzul al-Qur’an maknanya adalah turunnya al-Qur’an, dalam pengertian “al-


Qur’an” secara terminologi. Dan pembahasan Nuzul al- Qur’an adalah pembahasan
tentang proses turunnya wahyu al-Qur’an kepada Rasulullah saw.Proses turunnya al-
Qur’an dapat dibagi pada dua bagian: Pertama, turunnya secara sekaligus pada malam
lailatul qadr ke langit dunia. Kedua, turunnya secara bertahap kepada Nabi saw. melalui
malaikat Jibril. Cara turunnya wahyu (al-Qur’an) kepada Rasulullah saw. Melalui
perantaraan malaikat Jibril ada dua macam: 1) datang kepadanya suara seperti
gerincingan lonceng dan suara yang amat kuat. 2) malaikat menjelma kepada rasul
sebagai seorang laki-laki dalam bentuk manusia.

Hikmah turunnya al-Qur’an:

1. Secara sekaligus kepada Nabi Muhammad SAW. adalah:


a. Untuk meninggikan derajat al-Qur’an dan derajat orang-orang yang
diturunkan kepadanya.
b. Untuk menyamakan antara Rasulullah dan Nabi Musa dan kitab- kitab
samawi lainnya, dimana kitab-kitab tersebut diturunkan secara sekaligus,
kemudian Muhammad dilebihkan dengan adanya diturunkan secara
bertahap.

2. Secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. adalah:

a. Untuk mengukuhkan hati Rasulullah saw.


b. Sebagai tantangan dan manampakkan kemukjizatannya
c. Untuk memudahkan dihafal dan dipahami.
d. Penyesuaian dengan peristiwa aktual yang terjadi, dan terciptanya

12
kebertahapan pemberlakuan hukum.
e. Sebagai bukti adanya al-Qur’an turun dari Allah.
f. Untuk menjawab pertanyaan dan permasalahan yang muncul
dikalangan kaum muslimin

b. Implikasi

Pembahasan idan ikesimpulan iyang itelah idirumuskan isebelumnya


idiharapkan idapat iberimplikasi ipositif idan imembangun iterhadap ipara ipembaca
idalam imemahami itentang nuzulul quran. iTerkhusus ibagi ipara imahasiswa,
ipenggiat, ipenuntut iilmu iyang isedang imengkaji itentang iQuran. iDan ilebih
ikhusus ilagi ibagi ipara ipendidik iyang imengajarkan iIlmu iQuran, isehingga ibisa
imengenalkan Quran isecara imenyeluruh ilewat istudi Quran.

13
DAFTAR iPUSTAKA
Kementerian Agama R.I. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Madinah: Mujamma’ al- Malik
Fahd li Thiba‘ah al-Mushhaf al-Syarif, 1418 H.

Ibnu Mantsur. Lisan al-‘Arab. Jilid 2. Beirut: Dar al-Kitab al-Ilmiah, 1993. Majma’ al-
Lugah al-Arabiyah, al-Mu‘jam al-Wasit, jilid. II. [t.p.], [t.t.].

Muhammad, Muhammad Abu Syuhbah. al-Madkhal li Dirasati al-Qur’an al-


Karim.Riyad: Dar al-Liwa’, 1978.

Nahdliyyin, Khoiron. Tekstualis al-Qur’an, terj. Mafhum an-Nash Dirasah fi Ulumal-


Qur’an. Yogyakarta; LkiS, 2003.

Al-Qattan, Manna’Khalil. Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an. Kairo: Maktabah Wahbah,


2000.

Ash-Shiddiqy, Hasby. Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an/Tafsir. Jakarta: Bulan


Bintang, 1992.

Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an. Cet. I; Bandung: Mizan, 1992.

Al-Suyuti, Jalaluddin. al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an. juz I. Cet. IV; Damaskus dan
Beirut: Dar Ibn Katsir, 2000.

Syahin, Abd al-Sabur. Hadits ‘an al-Qur’an. Kairo: Dar Akhbar al-Yawm, 2000. al-
Zarkasyi , Badruddin Muhammad bin Abdillah. al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an.
Cet. III, Beirut; Dar al-Ma’rifah li at-Thiba’ah.

Al-Zarqaniy, Muhammad Abd al-Azhim. Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an. juz


I.Beirut: Dar al-Kitab al-‘Arabi: 1995.

14

Anda mungkin juga menyukai