Anda di halaman 1dari 5

kehidupan manusia.

Ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam kehidupan diharapkan dapat membantu


manusia dalam menjalankan segala aktifitas dan perannya seperti halnya fungsi agama dalam kehidupan
manusia.

Meskipun demikian selayaknya ilmu pengetahuan tidak terlepas dari ajaran agama dan dipisahkan dari
ilmu agama itu sendiri. Islam adalah agama yang menjunjung ilmu pengetahuan dan begitu juga Ilmu
pengetahuan memiliki interaksi dengan agama. Kemajuan zaman, teknologi dan arus informasi seakan
memperlebar jarak antara ilmu pengetahuan dan agama. Lalu bagaimanakah kedudukan dan pentingnya
ilmu pengetahuan menurut islam itu sendiri? Simak penjelasannya berikut ini

Ilmu pengetahuan dalam Islam

Islam adalah agama yang menghargai dan meninggikan derajat orang yang berilmu. Dalam islam sendiri
terkandung ilmu pengetahuan yang tidak terbatas dan terpisah-pisah seperti halnya masyarakat barat
membagi dan memisahkan ilmu menjadi beberapa cabang. Ilmu pengetahuan dalam islam tersusun
dalam kesatuan dan bahkan dalam Alqur’an sendiri terkandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Sebagaimana Allah menyebutkan dalam Alqur’an tentang orang-orang yang berilmu, berpikir dan berakal

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu
ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya).” (An-Nahl: 12)

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-
tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama.
Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Ra’d: 4)

Pengertian Ilmu Pengetahuan

Kata ilmu berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu ‘ilm yang berarti pengetahuan dan kemudian arti
tersebut berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Kata ilm itu sendiri diserap dalam bahasa Indonesia
menjadi kata ilmu atau yang merujuk pada ilmu pengetahuan.
Dalam sudut pandang Islam, ilmu sendiri diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh berdasarkan
ijtihad atau hasil pemilkiran mendalam para ulama dan ilmuwan muslim yang didasarkan pada Alqur’an
dan hadits. Alqur’an dan hadits adalah pedoman hidup manusia dan di dalamnya terdapat ilmu
pengetahuan yang universal. Allah bahkan menurunkan ayat pertama yang berbunyi “Bacalah”
sedangkan kita mengetahui bahwa membaca adalah aktifitas utama dalam kegiatan ilmiah. Kata ilmu itu
sendiri disebut sebanyak 105 kali dalam alQur’ān dan kata asalnya disebut sebanyak 744 kali.

Perkembangan Ilmu pengetahuan Dalam Islam

Masa keemasan umat islam terjadi pada masa kelam masyarakat barat dimana ilmu pengetahuan
berkembang dengan pesat dikalangan umat muslim. Pada saat itu islam telah memperluas wilayah
hingga Eropa. Pada masa keemasan tersebut banyak ilmuwan muslim yang melalukan riset dan
penterjemahan besar-besaran terhadap karya-karya filosofi para ilmuwan Yunani (baca hakikat
pendidikan islam dalam filsafat).

Periode Islam klasik (650-1250 M) dipengaruhi oleh pandangan tentang tingginya kedudukan akal seperti
yang terdapat dalam al-Qur`an dan hadist. Kemudian pandangan ini ternyata sejalan dengan filsafat sains
bangsa Yunani kuno (baca sejarah islam dunia dan sejarah yahudi). Adapun beberapa ilmuwan besar
pada masa itu yang tercatat dalam sejarah agama islam diantaranya adalah :

Al-razi dengan karyanya Al-Hāwī (850-923) yang merupakan sebuah ensiklopedi mengenai

perkembangan ilmu kedokteran sampai masanya. Rhazas juga mengarang suatu ensiklopedia atau kamus
kedokteran dengan judul Continens,

Ibnu Sina (980-1037) yang menulis buku-buku kedokteran yang diberi judul Al qonun atau the Canon of
Medicine yang kini menjadi standar dalam ilmu kedokteran di Eropa.

Al-Khawarizmi atau Algorismus yang menulis buku Aljabar pada tahun 825 M, dan merupakan buku
standar ilmu matematika selama beberapa abad di Eropa. Ia juga yang menemukan penggunaan angka
desimal yang menggantikan angka romawi di Eropa.

Ibnu Rushd (1126-1198) seorang filosofi yang banyak menterjemahkan karya Aristoteles

Al Idris (1100-1166) yang membuat 70 peta kerajaan Sicilia di Eropa.


Jabir ibn hayyan dan Al biruni yang merupakan ilmuwan di bidang kimia.

Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas di wilayah Eropa sudah berlangsung sejak abad ke-12 M dan
menimbulkan gerakan kebangkitan atau masa renaisance. Masyarakat barat mulai mengadopsi ilmu yang
telah dikembangkan ilmu pada masa itu dan meskipun akhirnya islam terusir dari Spanyol. (baca
perkembangan islam di Eropa dan islam di Amerika)

Islam dan Cabang Ilmu Pengetahuan

Masyarakat barat membagi ilmu pengetahuan dalam tiga cabang utama yakni ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan humaniora. Islam memiliki kaitan dengan keriga ilmu
tersebut diantaranya adalah

Islam dan ilmu pengetahuan alam

Dalam islam kita mengenal adanya ayat kauliyah dan kauniyah. Ayat kauniyah adalah tanda-tanda
kebesaran Allah yang tersirat dalam alam semesta sementara ayat kauliyah adalah ayat yang tertulis
dalam Alqur’an. Islam tidak terlepas dari keberadaan ilmu pengetahuan alam dan dalam Alqur’an banyak
ayat yang menyebutkan tentang ilmu dan kejadian yang menyangkut ilmu fisika maupun Biologi seperti
yang tertera dalam ayat berikut

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya
(hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang
tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai
macam buah-buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raaf: 57)

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup
bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS. Fushilat: 53)

Islam dan Ilmu Pengetahuan sosial

Banyak cabang ilmu sosial yang dipelajari saat ini dan ilmu-ilmu tersebut juga tercantum dalam Alqur’an.
Islam mengenal adanya ilmu ekonomi, politik, sosiologi dan cabang ilmu sosial lainnya. Dalam islam
diatur juga hal-hal mengenai perdagangan, demokrasi dan hal lainnya yang menyangkut ilmu hukum dan
sosial. Seperti halnya Allah mengatur ilmu mawaris atau hukum waris dalam islam serta pembagian harta
warisan menurut islam, larangan riba, hukum pernikahan, perdagangan yang baik dan lain sebagainya.
Adapun berdasarkan ilmu pengetahuan sosial dan alqur’an, Allah menciptakan manusia sebagai makhluk
sosial dan hakikat penciptaan manusia adalah untuk beribadah dan bergaul dengan sesamanya.
Sebagaiamana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini :

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja),
dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?

Islam dan ilmu Humaniora

Ilmu humaniora adalah ilmu yang menitikberatkan fokusnya pada manusia dan yang menyangkut
kehidupan manusia seperti ilmu filsafat, seni, kesusateraan, kemiliteran, teknologi dan lain sebagainya.
Islam tidak hanya mencakup ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam saja akan tetapi dalam
islam terutama Alqur’an mencakup seluruh aspek ilmu yang berkaitan dengan manusia dan tercantum di
dalamnya jawaban atas permasalahan-permasalah yang dihadapi manusia pada umumnya. (baca
manfaat membaca Alqur’an dalam kehidupan dan manfaat membaca Alqur’an bagi ibu hamil)

Dengan demikian perkembangan islam tidak dapat dipisahkan dengan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Masyarakat muslim saat ini pun telah mengembangkan ilmu pengetahuan bahkan beberapa ilmuwan
muslim mendapatkan penghargaan seperti Ahmad Zewail, peraih nobel di bidang kimia atas temuannya
di bidang femtokimia. Penghargaan tersebut selayaknya memotivasi para pelajar muslim dan masyarakat
muslim pada umumnya untuk tetap berpegang teguh pada ajaran agama dan mepelajari ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan apalagi kita tahu bahwa hukum menuntut ilmu adalah
wajib.(baca ilmu pendidikan islam dan hakikat pendidikan islam dan fungsinya)

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan
peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup
besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis.

Allah SWT berfirman:

‫لوالىِ ايلخ يلخباَ ا‬


‫ب‬ ‫ف النييال خوا لننخهاَ ار خ ول وي ت‬
‫ت لل‬ ‫ت خوا يلخ ير ا‬
‫ض خوا يختاخل ا‬ ‫ ۙ اانن فايي خخيل ا‬
‫ق النسوموو ا‬
inna fii kholqis-samaawaati wal-ardhi wakhtilaafil-laili wan-nahaari la`aayaatil li`ulil-albaab

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,"

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 190)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Allah SWT berfirman:

‫ب النناَ ار‬ ‫ض ۚ  خربنخناَ خماَ خخلخيق خ‬


‫ت وهخذا خباَ اطمل ۚ  لسيبوحنخ خ‬
‫ك فخقاخناَ خعخذا خ‬ ‫ت خوا يلخ ير ا‬
‫ق النسوموو ا‬ ‫الناذييخن يخيذلكلريوخن و ا‬
‫اخ قاخياَ مماَ نوقللعيومدا نوخعولىِ لجنليوبااهيم خويختخفخنكلريوخن فايي خخيل ا‬

allaziina yazkuruunalloha qiyaamaw wa qu'uudaw wa 'alaa junuubihim wa yatafakkaruuna fii kholqis-


samaawaati wal-ardh, robbanaa maa kholaqta haazaa baathilaa, sub-haanaka fa qinaa 'azaaban-naar

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah
Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 191)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Anda mungkin juga menyukai