Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Kelompok : 8
Manusia diberi anugerah oleh Allah dengan alat-alat kognitig yang dialami terpasang pada
dirinya, dengan alat ini manusia mengadakan observasi, experimentasi, dan rasionalisasi.
Sebagai mana bunyi surah An-Nahl ayat 78 :
3. Ilmu-ilmu semu
Banyak orang yang mempelajari ilmu pengetahuan tetapi dirinya bersifat sekuler. Tak
terkesan sedikitpun kecendrungannya kepada Islam. Ilmu-ilmu seperti inilah yang disebut
sebagai ilmu yang semu, karena tidak membawa manusia kepada tujuan yang hakiki.
Mangapa hal ini dapat terjadi? Allah SWT menggambarka fenomena tersebut dalam
beberapa sebab.
Pertama, sikap apriori dari para pencari ilmu dengan tidak meyakini bahwa ajaran islam
benar-benar dari Allah SWT, dan berguna bagi manusia di dunia ini.
Kedua, sikap kesombongan terhadap kebenaran dengan membiarkan hawa nafsu
menguasai cara berfikir mereka.
Ketiga, terbelenggunya akal pikiran karna peniruan yang membabi buta terhadap karya-
karya pendahulu (nenek moyang) mereka. Juga terbelenggu orang-orang yang memiliki
otoritas terhadap diri mereka.
Keempat, mengikuti prasangka yang tidak memiliki landasan ilmiah yang kokoh, hanya
bersifat spekulatif belaka.
4. Klasifikasi Ilmu
Upaya mengklasifikasi ilmu pengetahuan terlah berlangsung selama berabad-abad
dikalangan ilmuan muslim. Ilmuan Yunani telah melakukan upaya ini dan dilanjutan oleh
ilmuan muslim setelahnya. Beberapa tipe klasifikasi telah dihasilkan dengan berbagai
aspek peninjauan penghayatan terhadap ilmu-ilmu yang berkembang. Diantaranya
klasifikasi oleh Al-Kindi (801-873M), Al- Farabi (870-950M), Al-Ghazali (1058-
1111M), dan Ibn Khaldul (wafat 1406M).
Pada dasarnya ilmu dibagi atas dua, yaitu ilmu yang tanziliyah, yaitu ilmu yang
dikembangkan akal manusia, terkait dengan nilai-nilai yang diturunkan Allah baik dalam
kitabNya, maupun hadist-hadist Rasulullah, dan Ilmu Kauniyah yaitu ilmu yang
dikembangkan akal manusia karena interaksinya dengan alam.
Bersumber pada Al-Qur’an dan hadist, ilmu Tanziliyah telah berkembang sedemikian
rupa kedalam cabang-cabang yang sangat banyak diantaranya ulumul Quran, ulumul
Hadist, usul Fiqh, tarikhul anbiya, sirah nabawiyyah, dll. Masing-masing ilmu tersebut
melahirkan ilmu ilmu, seperti dalam ulumul Quran ada ilmu Qiraat, ilmu asbabun nuzul,
ilmu tajwid, dll.
Bersumber pada ayat-ayat Allah SWT, di alam raya ini akal manusia banyak sekali
melahirkan berbagai macam – macam cabang ilmu. Ilmu-ilmu yang terkait dengan benda-
benda mati melahirkan ilmu kealaman, terkait dengan pribadi manusia melahirkan ilmu
kemanusiaan (humaniora) dan yang terkait dengan interaksi manusia melahirkan ilmu
sosial, ilmu kealaman melahirkan ilmu astronomi, fisika, kimia biologi dsb. Ilmu
humaniora melahirkan ilmu psikologi, ekonomi, hukum, dsb.
Antara ilmu tanziliya dan kauniya tidak dapat dipisahkan karna keduamya berkaitan erat
dengan melengkapi hidup manusia. Ilmu Tanziliyah berfungsi menintun jalan kehidupan
manusia, sedangkan ilmu kauniyah menjadi sarana manusia dalam mencapai
kemakmuran alam ini,