Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Tauhid dan Konsep Akhlak tidak lupa kamipun berterima kasih pada
Bapak H. Nurrohman Said, S.PdI. selaku Dosen mata kuliah Agama Islam yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
Daftar Isi......................................................................................................................ii
C. Tujuan ..............................................................................................................
A. Tauhid .............................................................................................................
1) Pengertian ilmu tauhid ..........................................................................................
2) Macam-macam tauhid ...........................................................................................
3) Hal yang merusak sifat tauhid ...............................................................................
4) Penerapan tauhid dalam kehidupan .......................................................................
5) Pengaruh tauhiid terhadap kehidupan orang muslim ............................................
B. Akhlak .............................................................................................................
1) Pengertian akhlak .................................................................................................
2) Karakteristik akhlak .............................................................................................
3) Prinsip-prinsip akhlak ..........................................................................................
4) Aktualisasi akhlak dalam islam ...........................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia berdasarkan fitrah dan akal sehat pasti mengakui bahwa Allah itu
esa, tidak bersekutu. Istilah ini yang disebut dengan tauhid. Tauhid adalah kunci
dari makna hidup, bahkan manusia dan jin diciptakan hanya untuk bertauhid
kepada Allah SWT semata. Ilmu tauhid adalah ilmu yang paling penting bagi tiap-
tiap muslim karena bahasan ilmu tauhid ini menyangkut aqidah islam. Sedangkan
aqidah islam merupakan pondasi bagi keberagaman seseorang dan benteng yang
kokoh untuk memelihara aqidah muslim dari setiap ancaman keraguan dan
kesesatan. Tanpa mengetahui ilmu tauhid kita tidak akan mengetahui tujuan hidup
yang sebenarnya.
Namun, akhlak dalam ajaran islam juga memiliki kedudukan yang penting.
Karena akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah
dan syariah. Ibarat bangunan, akhlak merupakan kesempurnaan dari bangunan
tersebut setelah pondasi dan bangunannya kuat. Jadi, tidak mungkin akhlak ini
akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki aqidah dan syariah yang
baik. Akhir-akhir ini istilah akhlak lebih didominasi istilah karakter yang
sebenarnya memiliki esensi yang sama, yakni sikap dan perilaku seseorang.
Nabi Muhammad saw dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa
kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan
akhlak mulia di tengah-tengah masyarakat. Misi Nabi ini bukan misi yang
sederhana, tetapi misi yang agung yang ternyata untuk merealisasikannya
membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni lebih dari 22 tahun. Nabi
melakukannya mulai dengan pembenahan aqidah masyarakat Arab, kurang lebih
13 tahun, lalu Nabi mengajak untuk menerapkan syariah setelah aqidahnya
mantap. Dengan kedua sarana inilah (aqidah dan syariah), Nabi dapat
merealisasikan akhlak yang mulia di kalangan umat islam pada waktu itu
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengkaji tentang tauhid dan konsep akhlak, maka diperlukan bahasan
yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai
berikut :
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah di atas maka kita dapat mengambil tujuan sebagai berikut :
Adapun tujuan penulisan makalah ini bertujuan untuk menerangkan
tentang ilmu tauhid dan konsp akhlak. Sehingga para pembaca yang
awalnya kurang paham bisa memahami secara lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TAUHID
1. Pengertian Tauhid
a. Pengertian Tauhid Secara Etimologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid merupakan kata benda
yang berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu.
Perkataan tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata wahhada
( )yuwahhidu ( ).Secara etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya,
keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa;Tunggal;satu. Pengertian ini sejalan
dengan pengertian tauhid yang digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu keesaan
Allah; mentauhidkan berarti mengakui akan keesaan Allah;mengeesakan
Allah.
Firman-firman Allah:
11. (dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan
melihat (Q.S 42:11)
163. dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia
yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Q.S 2:163)
39. Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? (Q.S
yusuf)
2. Macam-Macam Tauhid
Pembagian Tauhid dalam Al Quran
Pembagian yang populer di kalangan ulama adalah pembagian
tauhid menjadi tiga yaitu tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma wa shifat.
Pembagian ini terkumpul dalam firman Allah dalam Al Quran:
65. Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara
keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-
Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut
disembah)? (Q.S 19:65)
30. Demikianlah, karena Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak[1185]
dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah Itulah yang
batil; dan Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar.
(Q.S 31:30)
11. (dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan
melihat. (Q.S 42:11)
3. Hal yang Merusak Sikap Tauhid
Sikap tauhid merupakan sikap mental hati yang kurang stabil akan
menyebabkan sikap ini mudah berubah-ubah. Adapun hal-hal yang dapat
mengurangi sikap tauhid, yaitu:
1) Penyakit riya
Kelemahan ini pun disinyalir oleh Allah sendiri didalam Al-Quran sebagai
peringatan bagi manusia. Sebagaimana firman Allah:
Kemungkinan kedua bagi mereka yang belum stabil sikap pribadinya, selain
sikap riya ialah manusia menempuh jalan pintas. Rasa tidak pasti tadi diatasinya
dengan mementingkan diri sendiri. Namun sifat ini tidak akan tumbuh didalam
pribadi yang mau beribadah ihsan dan khusyu.
Rasa takut ini biasanya timbul terhadap perkara yang akan datang yang
belum terjadi. Adapun cara mengatasi rasa takut ini ialah dengan tawakalalallah
artinya mewakilkan perkara yang kita takuti itu kepada Allah SWT, maka Allah
akan memberikan pemecahan masalah tersebut.
4) Penyakit Zhalim
Contoh penerapan tauhid dalam kehidupan sehari hari adalah dengan selalu
mentaati perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti beribadah, puasa,
nadzar, berdoa hanya kepada Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata
diniatkan hanya karna Allah, tidak b`erlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu.
Tawakal dan bersabar dalam menghadapi musibah.
5. Pengaruh Tauhid terhadap Kehidupan Seorang Muslim
Tauhid adalah akar dari keimanan seorang muslim. Dengan tauhid yang kuat,
maka seorang muslim akan mampu menjalankan proses penghambaannya kepada
Allah tanpa merasa berat dan terpaksa, karena hanya satu tujuan mereka hidup
yaitu keinginan mereka untuk bertemu dengan tuhannya Allah SWT.
Di era modern ini, dengan berbagai tantangan dan pengaruh global, seorang
muslim harus mempunyai tauhid yang kuat. Hal itu disebabkan tantangan dan
pengaruh global yang dating banyak memuat unsur-unsur negative yang anti-
tauhid. Manakala seorang muslim dihadapkan pada kesenangan dunia sebagai
muatan dunia kapitalis, maka manusia membutuhkan benteng untuk
mempertahankan diri dari arus negative globalisasi tersebut.
B. KONSEP AKHLAK
1. Pengertian Akhlak
Akhlak dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab, jama dari Khuluqun
yang berarti budi pekerti. Kata akhlak mengandung segi-segi persesuaian
dengan khalqun (ciptaan) serta erat hubungannya dengan khaliq dan makhluq.
Khaliq berarti Tuhan sedangkan makluq berarti perbuatan dan perilaku manusia.
Maksud ni terkandung dalam kata-kata Aisyah berkaitan akhlak Rasulullah saw
yang bermaksud : "Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-Quran." Akhlak Rasulullah
yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan,
pegangan, sikap dan tingkah laku Rasulullah saw yang semuanya merupakan
pelaksanaan ajaran al-Quran.
Akhlak dari segi istilah adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnung lagi.
Menurut Imam al-Ghazali, "Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pertimbangan terlebih dahulu."
Menurut Ibnu Maskawih, "Akhlak ialah keadaan jiwa seseorang yang
mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan
akal fikiran terlebih dahulu."
Menurut Profesor Dr Ahmad Amin, "Akhlak ialah kehendak yang
dibiasakan dan ia akan menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan."
Menurut Abdullah Dirroz dalam Tatapangarsa (1984) menegaskan
Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan
kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan
pihak yang benar ( dalam hal akhlak baik ) atau pihak yang jahat ( dalam
hal akhlak yang tidak baik ).
2. Karakteristik Akhlak
2) Akhlak Insaniyah
3) Akhlak Jamiiyah
4) Akhlak Wasithiyah
5) Akhlak Waqiiyah
3. Prinsip-prinsip Akhlak
Akhlak yang baik dan benar harus didasarkan atas al-Quran dan as-Sunah
bukan dari tradisi atau aliran-aliran tertentu yang sudah tampak tersesat.
Aliran ahlus sunah memandang baik buruk didasarkan atas agama, dan
akal tidak mungkin mengetahui yang baik dan buruk tergantung pada
kesesuaian dengan akal, karena akal merupakan anugerah Allah yang
mulia. Al-Ghazali memandang baik buruk atas akal yang didasari dengan
jiwa agama baik berdasarkan al-Quran maupun hadis. sedang Abu A'la al-
Maududi memandang baik buruk ditentukan oleh pengalaman, rasio, dan
intuisi manusia yang dibimbing tuhan melalui wahyu-Nya. Tampaknya
pendapat yang terakhir inilah yang dapat dijadikan prinsip baik akhlak
alami, karena kenyataannya akhlak merupakan kebiasaan yang reflektif
yang semestinya ditopang oleh kebenaran rasio, dan intuisi dibimbing oleh
wahyu Allah.
Adanya keseimbangan antara berakhlak kepada Allah, kepada sesama
manusia, dan kepada makhluk Allah. Berakhlak kepada manusia adalah
toleransi antaragama, memberikan hak sebagai tetangga, warga negara
atau warga agama, ikut terlibat dalam segala hal, tidak ingin menang
sendiri, bertanggungjawab atas masalah sosial, tolong menolong, saling
memaafkan, saling menghormati, dan sabar serta menahan diri. Sedangkan
akhlak kepada hewan dan tumbuhan adalah melestarikan, memanfaatkan
untuk kepentingan ibadah, tidak menyakiti, sehingga Nabi SAW,
menyerukan agar menajamkan alat potong ketika ingin menyembelih
hewan.
Pelaksanaan akhlak harus bersamaan dengan akidah dan syariah, karena
ketiga unsur diatas merupakan bagian integral dari syariah Allah swt.
Akhlak dilakukan semata-mata karena Allah, walaupun objek akhlak
adalah kepada makhluk. Sedangkan ahklak kepada Allah harus lebih
diutamakan dari pada akhlak kepada makhluk.
Akhlak dilakukan menurut proporsinya, misalnya seorang anak harus lebih
hormat kepada orang tuanya dari pada orang lain.
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah dan
Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu
bagiNya
Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan menyebut dan
memuji nama Allah. Zikir adalah satu kewajiban. Dengan berzikir hati menjadi
tenteram.
berdoa adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau berdoa adalah
orang-orang yang sombong karena tidak mau mengakui kelemahan dirinya di
hadapan Allah SWT.
Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar dan kerja
keras yang sungguh-sungguh dalm pelaksanaanya yang di harapkan gagal dari
harapan semestinya,sehingga ia akan mamppu menerima dengan lapang dada
tanpa ada penyesalan.
yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sewsungguhnya apa saja yang di
berijan Allah merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya.
Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya bersifat negative.
Kemudian manusia harus sabar dalam menghadapi segala cobaan.
b. Sikap Syukur.
Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk ber-Syukur,
atau men-Syukuri segala Nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. ada 3
(tiga) Cara yang mudah untuk men-Syukuri Nikmat Allah yaitu bersyukur dengan
hati yang tulus, mensyukuri dengan lisan yang dilakukan dengan memuji Allah
melalui ucapan Alhamdulillah, dan bersyukur dengan perbuatan yang dilakukan
dengan menggunakan Nikmat dan Rahmat Allah pada jalan dan perbuatan yang
diridhoi-Nya
c. Sikap Tawadlhu
Tawadlhu atau Rendah hati merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi
sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu
merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam.
Orang yang tawadhu adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang
didapatnya bersumber dari Allah SWT
d. Bertaubat.
Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh semua agama,
termasuk agama Islam. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kalau semua elemen
membangun ukhuwwah dalam komunitasnya. Apabila ada kelompok tertentu
dengan mengatas-namakan agama tetapi enggan memperjuangkan perdamaian
dan persaudaraan maka perlu dipertanyakan kembali komitmen keagamaannya,
Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka memaafkan kesalahan
orang lain tanpa menunggu permohonan maaf daripada orang yang berbuat salah
kepadanya. Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang
lain tanpa ada sedikit pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah
salah satu perwujudan daripada ketakwaan kepada Allah.
d. Menepati Janji
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Menepati janji
adalah bagian dari iman. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda
kemunafikan.
salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa
manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa
meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan.
b. Memanfaatkan Alam
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dari penjelasan diatas, kita dapat menjadikan tauhid sebagai landasan dalam
kehidupan seorang muslim. Sudah dijelaskan pula bahwa peranan sosial tauhid
sangatlah penting. Maka dari itu baiknya kita mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari sehingga kita dapat menjadi manusia yang tentram dan
bahagia di dunia maupun di akhirat.
Kerusakan ahlak pada manusia di sebabkan oleh pengaruh lingkungan yang
semakin hari, semakin kebarat baratan yang selalu menurutu hawa nafsu yang
menggebu-gebu dalam menggapai ataupun meraih sebuah tujuan. Namun dengan
adanya pengaruh syaitan yang sangat kuat dalam diri manusia itu sendiri, yang
menjadikan tujuan yang baik, menjadi merosot kearah keburukan yang
menyesatkan kehidupan manusia baik di dunia maupun akherat. Untuk itu marilah
kita secara sadar dan bersama-sama menjalanka kaidah dan menguatkan nlai-nilai
aqidah islam dalam jiwa kita degan sebaik-baiknya.