Anda di halaman 1dari 12

Konsep Keseimbangan

antara Dunia dan


Akhirat
Kelompok 11 :
Adila Windah Aprilia (P21345120002)
Fairuz Atikah Shafarani (P21345120023)
Fazly Qais Febriyanto (P21345120025)
KESEIMBANGAN DUNIA
DAN AKHIRAT
Hadist riwayat Ibnu Asakir tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat.
"Dari Anas r.a., bahwasannya Rasulullah saw. telah bersabda, "Bukanlah yang
terbaik di antara kamu orang yang meninggalkan urusan dunianya karena (mengejar)
urusan akhiratnya, dan bukan pula (orang yang terbaik) orang yang meninggalkan
akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh kedua-
duanya, karena dunia itu adalah (perantara) yang menyampaikan ke akhirat, dan
janganlah kamu menjadi beban orang lain."
Hadist tersebut menjelaskan tentang kehidupan manusia yang seharusnya, yaitu
kehidupan yang berimbang, kehidupan dunia harus diperhatikan di samping
kehidupan akhirat.
A. Kehidupan akhirat
adalah tujuan
Allah Swt. berfirman, "Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat.“ (QS. Al-Qashash / 28 : 77).
Di sini terlihat jelas bahwa yang harus kita kejar adalah
kebahagiaan hidup akhirat. Dalam ayat yang lain Allah
Swt. berfirman:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau
dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah
kehidupan yang sebenarnya." (QS. Al-Ankabut / 29 : 64).
B. Berusaha Memperbaiki
Kehidupan Dunia
Masa depan termasuk kebahagiaan di akhirat kita, sangat bergantung pada apa yang diusahakan sekarang
di dunia ini. Allah telah menciptakan dunia dan seisinya adalah untuk manusia, sebagai sarana menuju
Content Here
akhirat. Allah juga telah menjadikan dunia sebagai tempat ujian bagi manusia,You
You can simply impress your audience an
untuk mengetahui siapa
can simply impress your audience
yang paling baik amalnya, siapazing.
add a unique yang paling baik hati dan niatnya. and add a unique zing.

Allah mengingatkan perlunya manusia untuk mengelola dan menggarap dunia ini dengan sebaik-baiknya,
Content Here
untuk kepentingan kehidupan manusia dan keturunannya. Pada saat yang sama Allah juga menegaskan
You can simply impress your audience
perlunya selalu berbuat baik kepada orang lain dan tidak berbuat kerusakan di muka
and add a unique zing. bumi. Allah
mengingatkan: ”Tidakkah kalian perhatikan bahwa Allah telah menurunkan untuk kalian apa-apa yang
ada di langit dan di bumi dan menyempurnakan untuk kalian nikmat-Nya lahir dan batin” (QS. Luqman:
20).
You can simply impress your audience
and add a unique zing.
Untuk mengelola dan menggarap dunia dengan sebaik-baiknya,
maka manusia memerlukan berbagai persiapan, sarana maupun
prasarana yang memadai. Karena itu maka manusia perlu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, setidaknya
keterampilan yang mencukupi dan profesionalisme yang akan
memudahkan dalam proses pengelolaan tersebut.

Allah SWT sendiri sungguh tidak memandang penampakan


duniawiah atau lahiriah manusia. Sebaliknya Allah SWT
menghargai usaha apa pun, sekecil apa pun atau sehina apa pun
menurut pandangan manusia, sepanjang dilakukan secara
profesional, baik, tidak merusak dan dilakukan semata-mata karena
Allah SWT.
C. Menjaga Lingkungan
Menurut Islam
Sebagai sarana hidup, Allah Swt. melarang manusia membuat kerusakan di muka bumi. Mereka boleh
mengelola alam, tetapi untuk melestarikan dan bukan merusaknya.
Allah Swt. menyindir kita tentang sedikitnya orang yang peduli pada kelestarian lingkungan di muka
bumi, firman-Nya:
"Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai
keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil.
Dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan." (QS. Hud / 11 : 116).

َ َ‫ض إِاَّل قَلِياًل ِّم َّمنْ أ‬


‫نج ْينَا ِم ْن ُه ْم ۗ َوٱتَّبَ َع‬ ِ ‫سا ِد فِى ٱأْل َ ْر‬ ۟ ُ‫ون ِمن قَ ْبلِ ُك ْم أُ ۟ول‬
َ َ‫وا بَقِيَّ ٍة يَ ْن َه ْو َن َع ِن ٱ ْلف‬ ِ ‫ان ِم َن ٱ ْلقُ ُر‬ َ ‫فَلَ ْواَل َك‬
‫ين‬
َ ‫وا ُم ْج ِر ِم‬ ۟ ُ‫وا فِي ِه َو َكان‬ ۟ ُ‫وا َمٓا أُ ْت ِرف‬
۟ ‫ين ظَلَ ُم‬
َ ‫ٱلَّ ِذ‬

Dari sini dapat dijelaskan bahwa hanya sebahagian saja yang mencegah kerusakan lingkungan.
Padahal kerusakan lingkungan itu yang pada akhirnya membahayakan kehidupan manusia itu sendiri.
Karena itu, bila kita ingin terhindar dari berbagai bencana harus ada revolusi total tentang pandangan
manusia terhadap alam sekitarnya.
D. Seimbang antara ilmu dan amal
Seorang muslim dalam hidupnya harus bisa menyeimbangkan antara ilmu dan amal. Tidak boleh
hanya menekankan ilmu saja, tanpa diimbangi dengan amal perbuatan yang nyata. Sifat seperti ini
adalah sifat yang dimurkai oleh Allah Subhanahu Wata’ala, Sebagaimana dijelaskan dalm firman-
Nya, dalam (Surat Shaff ayat 2-3).

Artinya: orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.

Sebelum beramal harus diketahui dulu teori dan ilmunya, sehingga diharapakan amal yang
dilakukan tersebut benar tidak menyeleweng. Sehingga dia akan berjalan pada jalan yang lurus dan
benar yang akan mengantarkannya pada tujuan. Beramal tanpa disertai ilmu yang cukup akan
menyebabkan seseorang tersesat di jalan, sehingga tujuannya tidak akan tercapai.
E. Seimbang antara Rasa Takut dan
Harapan
Seorang Muslim yang baik menggabungkan antara kedua hal rasa takut dan
harapan, Yaitu menggabungkan rasa takut terhadap siksaan karena dosa-
dosanya karena waktu yang sama, dia sangat mengharap rahmat dan ampunan
dari-Nya.

Allah SWT telah menggambarkan dengan indah kedua hal tersebut yang
terdapat dalam diri seorang muslim yang baik.

‫ون َر ْح َمتَ ُه‬


َ ‫ب َويَ ْر ُج‬ ‫ْر‬ ‫ق‬َ ‫ون إِل َى ر ِ ِّ ّهـِب ُم ال َْو ِسيل َ َة أَيُّ ُه ْم أ‬ َ ‫غ‬
ُ َ ‫ت‬‫ب‬
ْ َ ‫ي‬ ‫ون‬
َ ‫ع‬ ُ ‫د‬
ْ َ ‫ي‬ ‫ين‬
َ ‫ذ‬ِ َ ّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ك‬
َ ِ ‫ئ‬َ ‫ل‬ ‫و‬ُ‫أ‬
ُ َ َ
)٥٧( ‫ان َم ْح ُذ ًورا‬ َ ‫َاب َر َ ِّ ّـِبك َك‬
َ ‫عذ‬ َ ‫عذَابَ ُه إِ َّن‬ َ ‫ون‬ َ ‫خا ُف‬ َ َ‫َوي‬

Artinya: “57. orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan
kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah)
dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab
Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.
F. Seimbang dalam Menjalankan Ajaran Agama
Seorang muslim tidak boleh berlebih-lebihan dalam menjalankan ajaran Islam, yaitu
melampui batas dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Misalnya
berlebih-lebihan dalam melaksanakan shalat Tahajud sehingga tidak ada waktu tidur
sama sekali, yang membuatnya lemah dan kusut pada pagi hari, serta tidak semangat
menjalani kehidupan sehari-hari karena belum istirahat semalam penuh.

Allah SWT juga melarang umat-umat terdahulu untuk tidak berlebihan di dalam
mengamalkan agama. Sebagaimana larangan Allah dalam (Q.S Al-Maidah:77) yang
berbunyi:

َ ْ‫ب ال َت ْغلُوا فِي دِي ِن ُك ْم َغ ْي َر ا ْل َح ِّق َوال َت َّت ِب ُعوا أَهْ َوا َء َق ْو ٍم َقد‬
ُ ‫ضلُّوا مِنْ َق ْبل‬ ِ ‫قُلْ َيا أَهْ ل َ ا ْل ِك َتا‬
)٧٧( ‫يل‬ ِ ‫س ِب‬َّ ‫اء ال‬ َ ْ‫ضلُّوا َعن‬
ِ ‫س َو‬ َ ‫ِيرا َو‬ ً ‫ضلُّوا َكث‬ َ َ‫َوأ‬
Disamping larangan berlebih-lebihan di dalam melaksanakan ajaran agama Islam,
seorang Muslim dituntut juga untuk tidak meremehkan dan bermalas-malasan. Jadi
harus seimbang dan bersikap wajar.
G. Keseimbangan antara
Dunia Akhirat
Muslim yang baik dituntut untuk memikirkan dan
mempersiapkan diri untuk mencari bekal yang akan dibawa
yang akan dibawanya ke alam akhirat kelak, pada saat yang
sama dia tidak boleh melupakan keberadaanya di dunia yang
di jalani ini, sebagaimana hadist Rasulullah SAW:

‫ليس بخير كم من ترك دنياه لما خرته و ال اخرته لد نيا ه حتى يصيب منهما‬
‫جميعا فان الد نيا بال غ الى اال خرة و لما تكو نوا كل على النا س (بن عساكر‬
)‫عن انس‬

Artinya: “Bukankah orang yang paling baik diantara kamu


orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar
akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia
sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya
kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan
akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain”.(H.R.
‘Asakir dan Anas)
H. Keseimbangan Pendidikan
Menurut Islam
Didalam al-Qur’an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya
kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, al-Qur’an bahkan memposisikan manusia yang
memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi.
Al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan:

ٍ ‫َي ْر َف ِع هَّللا ُ ا َّلذِينَ آ َم ُنوا ِم ْن ُك ْم َوالَّذِينَ أُو ُتوا ا ْل ِع ْل َم َد َر َجا‬


‫ت‬
Artinya:.” Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.
Dalam sebuah sabda Nabi Muhammad SAW, dijelaskan :

‫طلب العلم فريضة علئ كل مسلم ومسلمة‬


Artinya:“Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim laki - laki dan perempuan”. (H.R. Ibnu Majah)
Orang yang mempunyai ilmu dengan orang yang tidak mempunyai ilmu itu sangatlah beda. Karena orang
yang mempunyai ilmu itu meskipun hidupnya itu dalam keadaan faqir, tentupun orang itu akan tetap terasa
nyaman tentram dalam hidupnya, dengan ilmu tadi oang tersebut bisa menerima rizqi dari Allah SWT dengan
ikhlas sehingga orang tersebut akan bersyukur dengan segala apa yang diberikan oleh Allah.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai