Dosen Pembimbing :
Dr. Wartiniyati, SKM.,M.Kes
Agus Riyanto, SKM., M.KM.
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Annisa Andiani (P21345120012)
2. Fazly Qais Febrianto (P21345120025)
3. Gita Khairunnisa (P21345120027)
4. Muhammad Raihan Rizky (P21345120038)
1/D3-A
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “Lanjutan
Pencemaran Udara” ini telah selesai disusun untuk memenuhi tugas Pencemaran
Lingkungan.
Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini, terutama selaku dosen pembimbing, yang
telah membimbing kami sehingga makalah ini telah selesai disusun.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu kami meminta maaf dan tentunya juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi
para pembaca.
Kelompok 4
2
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………. 4
1.2 Tujuan……………………………………………………………………………4
1.2.1 Tujuan Umum……………………………………………………………...4
1.2.2 Tujuan Khusus……………………………………………………………..4
1.3 Manfaat…………………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..5
2.1 Standar Kualitas Udara…………………………………………………………5
2.1.1 Rumus Menghitung Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)…………7
3
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Mampu menjadi referensi dan bahan penggembangan serta dapat digunakan
sebagai informasi dan pembelajaran bagi institusi untuk pengembangan mutu dimasa
yang akan datang.
4
BAB II PEMBAHASAN
Setidaknya menurut WMO setiap tahun 7 juta orang meninggal dan 9 dari 10
orang di dunia terpaksa menghirup udara yang kualitasnya buruk.
Karenanya WMO dalam mendukung WHO akan memperkuat kualitas dan
ketersediaan pengamatan polusi, memungkinkan penyediaan prakiraan kualitas udara
iklim dan perubahan iklim.
5
mengacu Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP 45 / MENLH /
1997 mengenai Indeks Standar Pencemar Udara.
Secara umum metode Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang berlaku di
Indonesia menggunakan standar yang sama dalam AQI yang berlaku internasional.
Pencemaran
ISPU Udara Dampak kesehatan
Level
200 - Sangat Tidak kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada
299 Sehat sejumlah segmen populasi yang terpapar.
6
tenggorokan).
Keterangan :
I = ISPU terhitung
Ia = ISPU batas atas
Ib = ISPU batas bawah
Xa = Ambien batas atas
Xb = Ambien batas bawah
Xx = Kadar Ambien nyata hasil pengukuran
Kualitas udara dengan ISPU : Baik; Kita dapat beraktivitas dengan normal.
Kualitas udara dengan ISPU : Sedang; Orang yang kondisi fisiknya sangat
peka atau rentan agar mengurangi aktivitas di luar ruangan dan atau bekerja berat.
7
Kualitas udara dengan ISPU : Tidak Sehat; Penderita penyakit paru-paru,
seperti asma, anak-anak dan lansia dan orang-orang yang aktif di luar ruangan dalam
jangka waktu lama harus mengurangi aktivitas di luar ruangan dan atau bekerja berat.
Guna mendapatkan udara yang sehat dan terhindar dari udara dengan
kualitas buruk, langkah-langkah yang bisa ditempuh antara lain:
Menjadikan kota yang lebih hijau dan kompak dengan bangunan yang hemat
energi.
8
Indoor air quality atau kualitas udara dalam suatu ruangan adalah salah satu
aspek keilmuan yang memfokuskan pada kualitas atau mutu udara dalam suatu ruang
yang akan dimasukkan kedalam ruang atau gedung yang di tempati oleh manusia
(Idham, 2001).
Definisi dan standard mengenai kualitas udara dalam ruangan yang memadai
yang umum digunakan adalah berdasrkan standard ASHRAE 62-2001 mengenai
ventilasi untuk kualitas udara yang memadai (Ventilation for acceptable indoor air
quality). Pengertian kualitas udara dalam ruang yang memadai menurut standard
tersebut adalah udara dimana tidak ada kontaminan pada konsentrasi yang
membahayakan ang sudah ditetapkan oleh para ahli dimana sebesar 80% atau lebih
para penghuni suatu gedung merasakan ketidakpuasan dan ketidaknyamanan.
Kualitas Fisik
9
1. Suhu / Temperatur Panas dalam ruangan diproduksi oleh tubuh sebagai proses
biokimia yang berhubungan pembentukan jaringan, konversi energi dan kerja
otot. Panas yang dihasilkan oleh proses metabolism dapat dibagi menjadi dua
yaitu metabolism basal misalnya proses-proses otomatis seperti denyut dan
metabolisme maskular seperti mengontrol kerja otot (Fardiaz, 1992). Namun
dari semua energi yang dihasilkan tubuh hanya 20% saja yang dipergunakan
dan sisanya akan dibuang ke lingkungan
Perubahan suhu lebih dari 7°C secara tiba-tiba dapat menyebabkan
pengerutan saluran darah, sehingga perbedaan suhu dalam dan luar ruangan
sebaiknya kurang dari 7°C. Tingkat panas di dominasi oleh temperatur
sekitarnya. Namun demikian, standard udara kering atau pengukuran
temperature ambient udara kering sering tidak cukup sebagai indikator untuk
criteria tingkat kenyamanan. Temperatur diukur dengan menggunakan
thermometer untuk mewakili keadaan penghuni.
2. Kecepatan Aliran Udara
Kecepatan alir udara mempengaruhi gerakan udara dan pergantian
udara dalam ruang. Besarnya berkisar antara 0,15 sampai dengan 1,5
meter/detik, dapat dikatakan nyaman. Kecepatan udara kurang dari 0,1
meter/detik atau lebih rendah menjadikan ruangan tidak nyaman karena tidak
ada pergerakan udara. Sebaliknya bila kecepatan udara terlalu tinggi akan
menyebabkan kebisingan di dalam ruanagn (Arismunandar dan Saito, 2002).
Menurut keputusan Menteri Kesehatan No. 261/ Menkes/SK/II/1998,
kecepatan aliran udara yang normal adalah 0,15-0,25 meter/detik.
3. Kelembaban Udara
Air bukan merupakan polutan, namun uap air merupakan pelarut untuk
berbagai polutan dan dapat mempengaruhi konsentrasi polutan di udara. Uap
air dapat menumbuhkan dan mempertahankan mikroorganisme di udara dan
juga dapat melepaskan senyawa-senyawa volatile yang berasal dari bahan
bangunan seperti formaldehyde, ammonia, dan senyawa lainya yang mudah
10
menguap, sehingga kelembaban yang tinggi melarutkan senyawa kimia lain
lalu menjadi uap dan akan terpapar pada pekerja
11
gangguan disebut kebisingan; hal ini berarti subjektifitas seseorang terhadap
suara tertentu atau sensitifitas orang terhadap kebisngan berbeada satu sama
lain. Namun secara umum batasan kebisingan ditentukan sesuai dengan
peruntukan bangunan.
8. Bau
Bau merupakan faktor kualitas udara yang penting. Bau dapat menjadi
penunjuk keberadaan suatu zat kimia berbahaya seperti Hidrogen sulfide,
Ammonia, dan lain-lain. Selain itu bau juga dihasilkan oleh berbagai proses
biologi oleh mikroorganisme. Kodisi ruangan yang lembab dengan suhu
tinggi dan aliran udara yang tenang biasanya menebarkan bau kurang sedap
karena proses pembusukan oleh mikroorganisme
9. Ventilasi
Ventilasi dalam lingkungan kerja di tunjuk untuk: 1) mengatur kondisi
kenyamanan ruangan; 2) memperbaharui udara dengan pengenceran udara
ruangan pada batas normal; 3) menjaga kebersihan udara dari kontaminan
berbahaya. Ventilasi ruangan secara alami didapatkan dengan jendela terbuka
yang mengalirkan udara luar ke dalam ruangan, namun selama beberapa tahun
terakhir AC (Air Conditioner) menjadi salah satu pilihan.
Kualitas Kimia
1. Partikulat
` Partikulat merupakan salah satu parameter yang diukur dalam
menentukan kualitas udara dalam ruang, khususnya PM-10 dan PM-2,5.
Pajanan terhadap saluran nafas terutama berasal dari dalam ruang, yaitu hasil-
hasil pembakaran, jamur dan kapang, mikroorganisme dari tubuh manusia,
hewan, atau tanaman, dan allergen dari debu ruangan.
Partikulat adalah padatan atau likuid di udara dalam bentuk asap, debu
dan uap, yang dapat tinggal diatmosfer dalam waktu yang lama. Di samping
12
mengganggu estetika, partikel berukuran kecil di udara dapat terhisap ke
dalam sistem pernafasan dan menyebabkan penyakit gangguan pernapasan
dan kerusakan paru-paru.
a. Dust merupakan suatu satuan campuran material atau partikel padat dalam berbagai
ukuran (diameter).
b. Fibres merupakan material atau partikel padat dalam bentuk filament-filamen yang
mempunyai diameter kurang dari 3µm dan panjangnya lebih dari 5µm dan antara
panjang dan lebarnya mempunyai 3:1 atau lebih (WHO, 1997). Contoh : fiberglass,
rockwool/stonewool, ceramic fibres, asbestos fibres.
c. Fume merupakan bentuk dari proses kimia atau fisika suatu partikel atau material
padat yang berubah menjadi gas karena adanya pemanasan. Dalam beberapa menit
dapat kembali berubah menjadi padatan atau dalam bentuk partikel cair. Biasanya
mengandung unsure logam seperti Zn, Mg, Fe, Pb, dan lain-lain. Umumnya
berukuran ≤ 1µm.
d. Mist merupakan aerosol yang berbentuk dropplet atau bola yang dihasilkan dari
proses mekanik seperti splasing, bubbling, atau spraying. Mist merupakan perubahan
bentuk dari suatu cairan yang tersuspensi di udara dalam bentuk aerosol. Ukuran
dropplet lebih besar dari 100 µm
e. Smokes terdiri dari partikel padat dan cairan berukuran < 1µm, biasanya
Karbon dioksida bersifat inert dan tidak dapat bereaksi dengan material
bangunan, memiliki berat jenis yang lebih tinggi dari udara sehingga terakumulasi di
tempat-tempat yang lebih rendah. CO2 dalam ruangan tertutup bersumber dari hasil
pernapasan manusia. Pada ruangan yang menggunakan system pengatur udara, udara
13
yang di hasilkan dari penghuni tidak dapat keluar sehingga secara langsung penghuni
menghirup kembali CO2.
14
umum bahan-bahan tersebut dibedakan atas : nikotin, tar , CO , NOX, dan gas
lainnya.
5. Volatile Organic Compound (VOC)
Dalam ruangan gedung dapat dideteksi ratusan jenis VOC, yaitu bahan
organic yang mudah menguap. Bahan-bahan itu muncul dari peluruhan
degradasi, penguapan dari bahan material bangunan, bahan perekat dan
pelarut, pembersih ruangan, kosmetik, cat , serta asap rokok. Beberapa jenis
VOC dikenal bersifat racun (toxic), menimbulkan perubahan sel dan kanker.
Salah satu jenis VOC yang penting adalah formaldehid.
6. Formaldehida
Formaldehid adalah gas yang tidak berwarna dengan bau yang
menyengat. Banyak bahan yang ada dalam ruang dapat mengimisikan gas
formaldehid termasuk bahan yang diisolasi, plafon, kayu lapis , furniture
kantor, lem karpet, plastik, serat sintetis dalam karpet , plastisida, cat , dan
kertas. Tingkat emisi gas formaldehid naik sebanding dengan kenaikan suhu
(Pudjiastuti, 1998).
Kualitas Mikrobiologi
Mikroorganisme dapat berasal dari lingkungan luar (seperti serbuk sari, jamur,
dan spora) dan dapat pula berasal dari dalam ruangan (seperti serangga, jamur, pada
ruang yang lembab, kutu binatang peliharaan , bakteri). Mikroorganisme dalam
lingkungan ruang sulit untuk diperkirakan, namun pengaruh kesehatan diketahui
cukup besar yang disebabkan oleh penyebaran beberapa organisme
15
perkantoran, tidak termasuk tempat kerja atau tempat-tempat yang mengacu pada
standart kesehatan kerja.
Definisi dan standard mengenai kualitas udara dalam ruangan yang memadai
yang umum digunakan adalah berdasrkan standard ASHRAE 62-2001 mengenai
ventilasi untuk kualitas udara yang memadai (Ventilation for acceptable indoor air
quality). Pengertian kualitas udara dalam ruang yang memadai menurut standard
tersebut adalah udara dimana tidak ada kontaminan pada konsentrasi yang
membahayakan ang sudah ditetapkan oleh para ahli dimana sebesar 80% atau lebih
para penghuni suatu gedung merasakan ketidakpuasan dan ketidaknyamanan.
Kualitas Fisik
10. Suhu / Temperatur Panas dalam ruangan diproduksi oleh tubuh sebagai proses
biokimia yang berhubungan pembentukan jaringan, konversi energi dan kerja
otot. Panas yang dihasilkan oleh proses metabolism dapat dibagi menjadi dua
yaitu metabolism basal misalnya proses-proses otomatis seperti denyut dan
metabolisme maskular seperti mengontrol kerja otot (Fardiaz, 1992). Namun
dari semua energi yang dihasilkan tubuh hanya 20% saja yang dipergunakan
dan sisanya akan dibuang ke lingkungan
Perubahan suhu lebih dari 7°C secara tiba-tiba dapat menyebabkan
pengerutan saluran darah, sehingga perbedaan suhu dalam dan luar ruangan
sebaiknya kurang dari 7°C. Tingkat panas di dominasi oleh temperatur
16
sekitarnya. Namun demikian, standard udara kering atau pengukuran
temperature ambient udara kering sering tidak cukup sebagai indikator untuk
criteria tingkat kenyamanan. Temperatur diukur dengan menggunakan
thermometer untuk mewakili keadaan penghuni.
11. Kecepatan Aliran Udara
Kecepatan alir udara mempengaruhi gerakan udara dan pergantian
udara dalam ruang. Besarnya berkisar antara 0,15 sampai dengan 1,5
meter/detik, dapat dikatakan nyaman. Kecepatan udara kurang dari 0,1
meter/detik atau lebih rendah menjadikan ruangan tidak nyaman karena tidak
ada pergerakan udara. Sebaliknya bila kecepatan udara terlalu tinggi akan
menyebabkan kebisingan di dalam ruanagn (Arismunandar dan Saito, 2002).
Menurut keputusan Menteri Kesehatan No. 261/ Menkes/SK/II/1998,
kecepatan aliran udara yang normal adalah 0,15-0,25 meter/detik.
12. Kelembaban Udara
Air bukan merupakan polutan, namun uap air merupakan pelarut untuk
berbagai polutan dan dapat mempengaruhi konsentrasi polutan di udara. Uap
air dapat menumbuhkan dan mempertahankan mikroorganisme di udara dan
juga dapat melepaskan senyawa-senyawa volatile yang berasal dari bahan
bangunan seperti formaldehyde, ammonia, dan senyawa lainya yang mudah
menguap, sehingga kelembaban yang tinggi melarutkan senyawa kimia lain
lalu menjadi uap dan akan terpapar pada pekerja
17
Cahaya merupakan pancaran gelombang elektomagnetik yang
melayang melewati udara. Illuminasi merupakan jumlah atau kuantitas cahaya
yang jatuh ke suatu permukaan. Apabila suatu gedung tingkat illuminasinya
tidak memenuhi syarat maka dapat menyebabkan kelelahan mata, sehingga
dapat menimbulkan terjadinya kesalahan dalam melakukan pekerjaan serta
kelelahan pada indra mata yang terus menerus dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan pada mata. NAB Surat Edaran Permenaker No. SE-01/MEN/1987
tentang besarnya illuminasi yaitu 300-900 lux.
15. Kebersihan Udara
Kebersihan udara berkaitan dengan keberadaan kontaminan udara baik
kimia maupun mikrobiologi. Sistem ventilasi AC umumnya dilengkapi
dengan saringan udara untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan
masuknya zat-zat berbahaya ke dalam ruangan. Untuk ruangan pertemuan
atau gedung-gedung dimana banyak orang berkumpul, dan ada kemungkinan
merokok, dibuat suatu perangkat hisap udara pada langit-langit ruangan.
Sedangkan lubang hisap dibuat di lantai dan cenderung mengisap debu.
16. Kebisingan
Menurut Purdom P.W. (1980) secara fisik suara adalah energi
berbentuk getaran yang bergerak dari satu titik dan erambat pada media udara.
Suara – suara yang tidak atau kurang dikehendaki dan menimbulkan
gangguan disebut kebisingan; hal ini berarti subjektifitas seseorang terhadap
suara tertentu atau sensitifitas orang terhadap kebisngan berbeada satu sama
lain. Namun secara umum batasan kebisingan ditentukan sesuai dengan
peruntukan bangunan.
17. Bau
Bau merupakan faktor kualitas udara yang penting. Bau dapat menjadi
penunjuk keberadaan suatu zat kimia berbahaya seperti Hidrogen sulfide,
Ammonia, dan lain-lain. Selain itu bau juga dihasilkan oleh berbagai proses
biologi oleh mikroorganisme. Kodisi ruangan yang lembab dengan suhu
18
tinggi dan aliran udara yang tenang biasanya menebarkan bau kurang sedap
karena proses pembusukan oleh mikroorganisme
18. Ventilasi
Ventilasi dalam lingkungan kerja di tunjuk untuk: 1) mengatur kondisi
kenyamanan ruangan; 2) memperbaharui udara dengan pengenceran udara
ruangan pada batas normal; 3) menjaga kebersihan udara dari kontaminan
berbahaya. Ventilasi ruangan secara alami didapatkan dengan jendela terbuka
yang mengalirkan udara luar ke dalam ruangan, namun selama beberapa tahun
terakhir AC (Air Conditioner) menjadi salah satu pilihan.
Kualitas Kimia
7. Partikulat
` Partikulat merupakan salah satu parameter yang diukur dalam
menentukan kualitas udara dalam ruang, khususnya PM-10 dan PM-2,5.
Pajanan terhadap saluran nafas terutama berasal dari dalam ruang, yaitu hasil-
hasil pembakaran, jamur dan kapang, mikroorganisme dari tubuh manusia,
hewan, atau tanaman, dan allergen dari debu ruangan.
Partikulat adalah padatan atau likuid di udara dalam bentuk asap, debu
dan uap, yang dapat tinggal diatmosfer dalam waktu yang lama. Di samping
mengganggu estetika, partikel berukuran kecil di udara dapat terhisap ke
dalam sistem pernafasan dan menyebabkan penyakit gangguan pernapasan
dan kerusakan paru-paru.
a. Dust merupakan suatu satuan campuran material atau partikel padat dalam berbagai
ukuran (diameter).
b. Fibres merupakan material atau partikel padat dalam bentuk filament-filamen yang
mempunyai diameter kurang dari 3µm dan panjangnya lebih dari 5µm dan antara
19
panjang dan lebarnya mempunyai 3:1 atau lebih (WHO, 1997). Contoh : fiberglass,
rockwool/stonewool, ceramic fibres, asbestos fibres.
c. Fume merupakan bentuk dari proses kimia atau fisika suatu partikel atau material
padat yang berubah menjadi gas karena adanya pemanasan. Dalam beberapa menit
dapat kembali berubah menjadi padatan atau dalam bentuk partikel cair. Biasanya
mengandung unsure logam seperti Zn, Mg, Fe, Pb, dan lain-lain. Umumnya
berukuran ≤ 1µm.
d. Mist merupakan aerosol yang berbentuk dropplet atau bola yang dihasilkan dari
proses mekanik seperti splasing, bubbling, atau spraying. Mist merupakan perubahan
bentuk dari suatu cairan yang tersuspensi di udara dalam bentuk aerosol. Ukuran
dropplet lebih besar dari 100 µm
e. Smokes terdiri dari partikel padat dan cairan berukuran < 1µm, biasanya
Karbon dioksida bersifat inert dan tidak dapat bereaksi dengan material
bangunan, memiliki berat jenis yang lebih tinggi dari udara sehingga terakumulasi di
tempat-tempat yang lebih rendah. CO2 dalam ruangan tertutup bersumber dari hasil
pernapasan manusia. Pada ruangan yang menggunakan system pengatur udara, udara
yang di hasilkan dari penghuni tidak dapat keluar sehingga secara langsung penghuni
menghirup kembali CO2.
20
Nitogen oksida adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang
terdiri dari gas nitrit okside (NO) dan Nitrogen dioksida (NO2). NO2
merupakan gas beracun bewarna coklat-merah, berbau seperti asam nitrat.
Dari seluruh jumlah NOX yang dibebaskan ke atmosfer, jumlah yang
terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktifitas bakteri.
9. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) dan persenyawaanya dipergunakan untuk bahan
pembuatan cat, batu, baterai, kaca/gelas, bahan-bahan industri, percetakan dan
lain-lain; dalam bentuk senyawa Tetra Ethyl Lead (TED) digunakan sebagai
campuran bensin untuk menaikkan nilai oktan. Sumber emisi Pb di udara
kawasan perkotaan terutama berasal dari sarana transportasi. Dampaknya bagi
kesehatan adalah keracunan akut maupun kronis, karena Pb terakumulasi
dalam tubuh manusia. Pemaparan Pb kepada manusia melalui makanan (5%-
10%), air, dan udara (80%). Akibat keracunan Pb berupa anemia, penurunan
IQ pada anak, gangguan metabolisme tubuh, dan kematian (Ostro, 1994).
10. Asap Rokok
Asap rokok merupakan sumber pencemar ruangan yang potensial.
Asap rokok terdiri dari berbagai zat kimia kompleks, yaitu bahan-bahan hasil
pembakaran yang tidak sempurna, pestisida yang digunakan pada waktu
penanaman tembakau, bahan pengawet, perekat, dan kertas rokok. Secara
umum bahan-bahan tersebut dibedakan atas : nikotin, tar , CO , NOX, dan gas
lainnya.
11. Volatile Organic Compound (VOC)
Dalam ruangan gedung dapat dideteksi ratusan jenis VOC, yaitu bahan
organic yang mudah menguap. Bahan-bahan itu muncul dari peluruhan
degradasi, penguapan dari bahan material bangunan, bahan perekat dan
pelarut, pembersih ruangan, kosmetik, cat , serta asap rokok. Beberapa jenis
VOC dikenal bersifat racun (toxic), menimbulkan perubahan sel dan kanker.
Salah satu jenis VOC yang penting adalah formaldehid.
21
12. Formaldehida
Formaldehid adalah gas yang tidak berwarna dengan bau yang
menyengat. Banyak bahan yang ada dalam ruang dapat mengimisikan gas
formaldehid termasuk bahan yang diisolasi, plafon, kayu lapis , furniture
kantor, lem karpet, plastik, serat sintetis dalam karpet , plastisida, cat , dan
kertas. Tingkat emisi gas formaldehid naik sebanding dengan kenaikan suhu
(Pudjiastuti, 1998).
Kualitas Mikrobiologi
Mikroorganisme dapat berasal dari lingkungan luar (seperti serbuk sari, jamur,
dan spora) dan dapat pula berasal dari dalam ruangan (seperti serangga, jamur, pada
ruang yang lembab, kutu binatang peliharaan , bakteri). Mikroorganisme dalam
lingkungan ruang sulit untuk diperkirakan, namun pengaruh kesehatan diketahui
cukup besar yang disebabkan oleh penyebaran beberapa organisme
a. Parameter Fisik
1) Particulate Matter
Debu partikulat merupakan salah satu polutan yang sering disebut sebagai
partikel yang melayang di udara ( suspended particulate matter/spm) dengan ukuran
satu micron samapai dengan 500 mikron. Dalam kasus pecemaran udara baik dalam
maupun di ruang gedung (indor dan outdoor pollutan) debu sering dijadikan salah
satu indicator pencemaran yang digunakan untuk menunjukkan tingkat bahaya baik
terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja Partikel debu
akan ada di udara dalam waktu yang relative lama dengan keadaan melayang-layang
di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan.
2) Suhu
22
Definisi suhu yang nyaman (thermal comfort) menurut ASHRAE adalah
suatu kondisi yang dirasakan dan menunjukkan kepuasam terhadap suhu yang ada di
lingkungan Untuk pekerja kantor dimana pekerjaan yang berulang-ulang selama
beberapa jam, aktivitas personal, pakaian, tingkat kebugaran, dan pergerakan udara
merupakan factor yang cukup berpengaruh terhadap persepsi seseorang terhadap
kenyamanan suhu. Sedangkan kelembapan aktif juga turut berpengaruh terhadap
suhu dimana kelembaban yang rendah akan membuat suhu semakin dingin dan begitu
juga sebaliknya.(BiNardi 2003)
Menurut SK Gubernur No.54 tahun 2008 tahun 2002, agar ruang kerja
perkantoran memenuhi persyaratan, bila kelembaban udara ruang. 60 % perlu
menggunakan alat dehumidifier, dan bila < 40 % perlu menggunakan humidifier
misalnya mesin pembentikan aerasol.
4) Pencahayaan
23
6) Bau
Bau merupakana salah satu permsalahan buruknya kualitas udara yang dapat
dirasakan dengan jelas. Jenis bau dapat berasal dari tubuh manusia, bau asap
rokok,bau masakan,dan sebagainya.
7) Kebisingan
Menurut Kepmen No.48 tahun 1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan ganguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
b. Parameter Biologi
1) Jamur
2) Mikroorganisme
Dapat muncul dalam waktu dan tempat yang berbeda. Pada penyebaran lewat
udara, mikroorganisme harus mempunyai habitat untuk tumbuh dan berkembang biak
(Tilman, 2007). Seringkali ditemui tumbuh pada air yang menggenang atau
permukaan interior yang basah. Selain itu, mikroorganisme juga dijumpai pada
system ventilasi atau karpet yang terkontaminasi. a. Jamur Menurut Hargreaves dan
24
Parappukkaran (1999) menyatakan bahwa pajanan terhadap khamir dan kapang
terjadi setiap hari, namun ada 3 faktor yang mempengaruhi populasi fungi adalah
teknik konstruksi yang buruk, kegagalan dalam mengidentifikasi atau memperbaiki
kerusakan air, kesalahan dalam mengoperasikan dan menjaga sistem AC. ACGIH
1989 merekomendasikan inspeksi secara rutin bagi sumber yang berpotensi terhadap
tumbuhnya mikroorganisme.
3) Fungi
Merupakan organisme yang dipercaya memiliki keterkaitan erat
dengan SBS pada sistem ventilasi mekanik di gedung perkantoran di kota
Sydney (Stephen, 2006; Seneviratne, 1994).
4) Bakteri
Selain jamur, bakteri juga merupakan makhluk hidup yang tidak kasat
mata, dan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan serta efek
deteriorisasi bagi gedung apabila tumbuh dan berkembang biak pada
lingkungan indoor (Stephen, 2006; Setzenbach, 1998). Gangguan kesehatan
yang muncul dapat bervariasi tergantung dari jenis dan rute pajanan. Bakteri
dalam gedung datang dari sumber luar (misalnya dari kerusakan tengah,
endapan kotoran, dan sebagainya) serta dapat memberi pengaruh bagi
manusia seperti saat bernafas, batuk, bersin. Selain itu, bakteri juga didapati
pada system cooling towers (seperti Legionella), bahan bangunan dan
furniture, wallpaper, dan karpet lantai (Stephen, 2006). Di dalam gedung,
bakteri tumbuh dalam standing water tempat water spray dan kondensasi AC.
2.3 Legionella sp
Legionella ada pada lingkungan yang lembab dan hangat. Kuman ini
tahan pada suhu antara 30°C-63°C, tumbuh subur pada suhu antara 30°C-
45°C serta dapat bertahan hidup pada proses chlorinasi air.
25
b. Parameter Kimia
1) Karbon Dioksida (CO2)
Sumber CO2 yang terbanyak berasal dari hasil ekshalasi udara hasil
pernapasan manusia, namun Environmenta Tobacco Smoke (ETS) juga dapat
menjadi sumber CO2. Nilai ambang batas CO2 yang diperbolehkan menurut OSHA
adalah 500 ppm. Pada dasarnya CO2 tidak menimbulkan efek kesehatan yang
berbahaya apabila berada pada konsentrasi diatas 550 ppm namun jika berada pada
konsentrasi diatas 800ppm, CO2 dapat mengindikasikan kurangnya udara segar dan
buruknya percampuran udara pada area pengguna gedung.
26
konsentrasi di atas 200 ppm, NO2 dapat mengakibatkan acute pulmonary edema
serta acute building-related diseasae, dan kematian (Binardi 2003)
5) Fiber
6) Ozon (O3)
Peralatan kerja yang dapat mengeluarkan ozon antara lain; printer lazer,
lampu UV, mesin photo copy dan ionizer. Ozon merupakan gas yang sangat beracun
dan mempunyai efek pada konsentrasi rendah. Ozon dapat menyebabkan iritasi pada
mata dan saluran pernafasan. Ozon merupakan gas yang sangat mudah bereaksi
namun hanya mempunyai pengaruh yang kecil pada lingkungan udara dalam ruang
kerja.
7) Formaldehyde ( HCHO)
27
menyebabkan iritasi selaput lendir, gangguan kulit kering secara kronik maupun akut.
Selain itu, pajanan yang melebihi nilai 1 ppm akan menyebabkan pajanan kronis dan
diduga bersifat karsiogenik.
8) Radon
Dipasaran beredar beberapa jenis bahan bangunan yang terbuat dari bahan
tamb ang maupun sisa pengolahan bahan tambang maupun sisa pengolahan bahan
tambang yang berkadar radioaktif tinggi. Beberapa bahan tersebut antara lain asbes,
garnit, Italian tuff, gipsum, batu bata dari limbah pabrik alumunia, cone block, yang
terbuat dari limbah abu batubara, acrated concrete, blast-furnace slag dari limbah
pabrik besi, mengandung konsentrasi tinggi radium 226 yang dapat menjadi sumber
migrasi radon didalam ruangan ( Pudjiastutu et.al. 1998 ).
28
e. Pasang battey pada alat atau adaptor
f. Pasang kembali kipas dan pelindung pada badan alat.
g. Atur waktu sesuai dengan lama pengambilan sampel yang direncanakan yaitu
4 menit.
h. Pasang alat pada piring penyangga / tripod
i. Siapkan agar strip (media agar)
j. Tempatkan alat pada titik pengambilan sampel.
k. Lepaskan media agar strip dari kemasannya dan segera pasangkan pada
tempatnya (pelindung kipas) dengan posisi permukaan agar strip mengarah
kipas.
l. Hidupkan alat.
m. Tekan tombol start pada remote starter (jarak pengukur dengan alat minimal 3
meter) tinggalkan ruangan apabila alat sedang beroperasi.
n. Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktu.
o. Pengukur segera masuk dan mematikan alat.
p. Lepaskan media agar strip dari tempatnya dan masukkan kembali pada
kemasannya, tutup rapat dan disegel.
q. Beri keterangan atau label seperlunya antara lain: waktu pengambilan, lokasi/
tempat, lama pengambilan sampel, dan nama pengukur.
r. Amankan agar strip dengan cara: lapisi agar strip dengan aluminium foil,
simpan pada cool box (kotak pendingin ) dengan suhu 4- 10 ºC
s. Masukkan agar strip pada incubator dengan suhu 30- 35 ºC dan selama 24 jam
(bila 24 jam tidak ada pertumbuhan kuman, pembiakan 24 jam lagi).
t. Setelah waktu pembiakan kuman selesai, jumlah koloni kuman yang tumbuh
dihitung dengan menggunakan colony counter.
a. Pengukuran suhu
29
b. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer yang dipaparkan
pada ruangan sampai menunjukkan angka yang stabil.
c. Pengukuran kelembaban relatif, Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan hygrometer atau humidity meter yang dipaparkan pada ruangan
sampai menunjukkan angka yang stabil.
d. Kecepatan aliran udara
e. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Kata termometer yang
dipaparkan selama ± 15 menit pada ruang kerja.
3.1 Kesimpulan
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi
suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung
dan lokal, regional, maupun global.
Pencemaran udara di dalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan manusia sama
buruknya dengan pencemaran udara di ruang terbuka.
Indeks Standar Pencemar Udara adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat
untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara dan bagaimana
dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa
jam atau hari.
Indoor air quality atau kualitas udara dalam suatu ruangan adalah salah satu aspek
keilmuan yang memfokuskan pada kualitas atau mutu udara dalam suatu ruang yang
akan dimasukkan kedalam ruang atau gedung yang di tempati oleh manusia (Idham,
2001).
30
3.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang ada di dalam makalah ini, oleh
karena itu saran sangat kami butuhkan agar penulis dapat membuat makalah yang
lebik baik lagi.
Daftar Pustaka
31