Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH

PENCEMARAN UDARA & KESEHATAN

‘‘KUALITAS UDARA DALAM RUMAH”

OLEH :

NAMA : SITTI WULAN PURNAMA WAHDA SYAM

NIM : J1A116126

KELAS : KESLING

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Kendari, 29 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI UDARA DALAM RUANGAN


2.2 BAGAIMANA JENIS-JENIS PARAMETER KUALITAS UDARA DALAM
RUANGAN
2.3 SUMBER PENCEMAR UDARA DALAM RUANG
2.4 PENYEGAR UDARA DALAM RUANGAN

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir
90% hidup manusia berada dalam ruangan. Sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya
di negara yang sedang berkembang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam
ruangan. Di Amerika, isu polusi udara dalam ruang ini mencuat ketika EPA pada tahun 1989
mengumumkan studi polusi udara dalam ruangan lebih berat daripada di luar ruangan. Polusi
jenis ini bahkan bisa menurunkan produktivitas kerja hingga senilai US $10 milyar.
Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama
untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak mungkin
dapat berlangsung tanpa oksigen yang berasal dari udara. Selain oksigen terdapat zat-zat lain
yang terkandung di udara, yaitu karbon monoksida, karbon dioksida, formaldehid, jamur,
virus, dan sebagainya. Zat-zat tersebut jika masih berada dalam batas-batas tertentu masih
dapat dinetralisir, tetapi jika sudah melampaui ambang batas maka proses netralisir akan
terganggu. Peningkatan konsentrasi zat-zat di dalam udara tersebut dapat disebabkan oleh
aktivitas manusia.
Mengingat bahayanya pencemaran udara dalam ruangan terhadap kesehatan sebagaimana
kasus-kasus tersebut diatas, maka dipandang perlu untuk mengetahui berbagai dampak dan
penatalaksanaan berbagai pencemaran kualitas dalam udara ruangan. Dari makalah ini
diharapkan dapat meminimalkan dampak terhadap kesehatan.
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dan lain-lain disamping
memberikan dampak positif namun disisi lain akan memberikan dampak negatif dimana
salah satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan
(indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia
dan terjadinya penularan penyakit.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi udara dalam ruangan?
2. Bagaimana jenis-jenis parameter kualitas udara dalam ruangan?
3. Bagaimana sumber pencemar udara dalam ruang?
4. Bagaimana penyegaran udara dalam ruangan?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi udara dalam ruangan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis parameter kualitas udara dalam ruangan.
3. Untuk mengetahui sumber pencemar udara dalam ruang.
4. Untuk mengetahui penyegaran udara udara dalam ruangan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI UDARA DALAM RUANGAN

Menurut NHMRC (1989, 1993), udara dalam ruangan adalah udara didalam area kerja
dimana orang menghabiskan waktu selama 1 hari atau lebih dan bukan merupakan gedung
industry. Yang termaksud are tersebut antara lain tempat penghuni (rumah, kantor, dan rumah
sakit). Sedangakan pengertian kualitas udara dalam ruangan menurut EPA (1991) adalah hasil
interaksi antara tempat, suhu, system gedung (baik desain asli maupun modifikasi terhadap
struktur dan system mekanik, teknik kontruksi, sumber kontaminan (material, peralatan gedung
serta sumber dari luar dan pekerja)

Menurut Environmental Protection Agency (EPA), indoor air pollution adalah hasil interaksi
antara tempat, suhu, sistem gedung (baik desain asli maupun modifikasi terhadap struktur dari
sistem mekanik), teknik konstruksi, sumber kontaminan (material, peralatan gedung) serta
sumber dari luar) dan pekerja (Joviana, 2009). Udara dalam ruangan adalah media perantara
yang mana manusia, bangunan dan iklim saling mempengaruhi. Kesehatan dan kesejahteraan
manusia ditentukan oleh faktor fisik, kimia dan biologis yang terkandung dalam udara dalam
ruangan.

Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan ruang kerja.


Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap pekerja/karyawan berupa
keluhan gangguan kesehatan. Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap tubuh
terutama pada daerah tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara meliputi organ
sebagai berikut:

a. Iritasi selaput lendir: iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair
b. Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering
c. Gangguan neurotoksik: sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit
berkonsentrasi
d. Gangguan paru dan pernafasan: batuk, nafas berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa
berat di dada
e. Gangguan kulit: kulit kering, kulit gatal
f. Gangguan saluran cerna: diare
g. Lain-lain: gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar

2.2 PARAMETER KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN

A. Parameter Fisik
1) Particulate Matter
Debu partikulat merupakan salah satu polutan yang sering disebut sebagai partikel yang
melayang di udara ( suspended particulate matter/spm) dengan ukuran satu micron
samapai dengan 500 mikron. Dalam kasus pecemaran udara baik dalam maupun di ruang
gedung (indor dan outdoor pollutan) debu sering dijadikan salah satu indicator
pencemaran yang digunakan untuk menunjukkan tingkat bahaya baik terhadap
lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja Partikel debu akan ada di
udara dalam waktu yang relative lama dengan keadaan melayang-layang di udara
kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan.
2) Suhu
Definisi suhu yang nyaman (thermal comfort) menurut ASHRAE adalah suatu kondisi
yang dirasakan dan menunjukkan kepuasam terhadap suhu yang ada di lingkungan Untuk
pekerja kantor dimana pekerjaan yang berulang-ulang selama beberapa jam,
aktivitas personal, pakaian, tingkat kebugaran, dan pergerakan udara merupakan factor
yang cukup berpengaruh terhadap persepsi seseorang terhadap kenyamanan suhu.
Sedangkan kelembapan aktif juga turut berpengaruh terhadap suhu dimana kelembaban
yang rendah akan membuat suhu semakin dingin dan begitu juga sebaliknya.
(BiNardi 2003) Hasil dari Northen European Studies bahwa ada hubungan antara
peningkatan temperature sekitar 230c kepadatan penghuni dan ventilasi terhadap gejala-
gejala ketidak nyamanan dalam ruangan.Menurut Kepmenkes No.1405 tahun 2002, agar
ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan ,bila suhu > 280c perlu menggunakan
alat penetralan udara seperti Air Conditioner (AC),kipas angin. Bila suhu udara
luar <180c perlu menggunakan alat pemanasan ruang.
3) Kelembaban Relatif (Relative Humadity /RH)
Kelembaban udara yang ekstrim dapat berkaitan dengan buruknya kualitas udara. RH
yang rendah dapat mengakibatkan terjadinya gejala SBS seperti iritasi mata,
iritasi tenggorokan dan batuk-batuk .Menurut SK Gubernur No.54 tahun 2008 tahun
2002, agar ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan, bila kelembaban udara ruang.
60 % perlu menggunakan alat dehumidifier, dan bila < 40 % perlu menggunakan
humidifier misalnya mesin pembentikan aerasol.
4) Pencahayaan
Cahaya merupakan pencaran gelombang elektromagnetik yang melayang melewati udara,
iluminasi merupakan jumlah atau kualitas cahaya yang jatuh kesuatu permukaan. Apabila
suatu gedung tingkat ilmunasinya tidak memenuhi syarat maka dapat menyebabkan
kelelahan mata. ( Spengler et al.2000)
5) Kecepatan Aliran Udara
Pergerakan udara yang tinggi akan mengakibatkan menurunnya suhu tubuh dan
menyebabkan tubuh mersakan suhu yang lebih rendah. Namun apabila kecepatan aliran
udara stagnan (minimal air movement) dapat membuat terasa sesak dan buruknya
kualitas udara (BiNardi 2003)
6) Bau
Bau merupakana salah satu permsalahan buruknya kualitas udara yang dapat dirasakan
dengan jelas. Jenis bau dapat berasal dari tubuh manusia, bau asap rokok, bau makanan,
dan sebagainya.
7) Kebisingan
Menurut Kepmen No.48 tahun 1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari
usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan ganguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

B. Parameter Biologi
Mikrooragbisme dapat muncul dalam waktu dan tempat yang berbeda. Penyebaran lewat
udara, mikroorganisme harus mempunyai habitat untuk tumbuh dan berkembang biak
(tillman, 2007). Seringkali ditemui di system ventilasi atau karpet yang terkontaminasi.
1) Jamur
Menurut Hargreaves dan Parappukkaran (1999) menyatakan bahwa pajajan terhadap
khimar dan kapang terjadi setiap hari, namun ada 3 faktor yang mempengaruhi populasi
fungsi adalah teknik konstruksi yang buruk, kegagalan dalam mengidentifikasi atau
memperbaiki kerusakan dalam mengoperasikan dan menjaga system AC.

C. Parameter Kimia
1) Karbon Dioksida (CO2)
Sumber CO2 yang terbanyak berasal dari hasil ekshalasi udara hasil pernapasan manusia,
namun Environmenta Tobacco Smoke (ETS) juga dapat menjadi sumber CO2. Nilai
ambang batas CO2 yang diperbolehkan menurut OSHA adalah 500 ppm. Pada dasarnya
CO2 tidak menimbulkan efek kesehatan yang berbahaya apabila berada pada konsentrasi
diatas 550 ppm namun jika berada pada konsentrasi diatas 800ppm, CO2 dapat
mengindikasikan kurangnya udara segar dan buruknya percampuran udara pada area
pengguna gedung.
Upaya pengendalian CO2 dalam ruangan adalah dengan menyesuaikan supply udara
dalam ruangan tergantung dari tingkat kegunaan ruang yang bervariasi, selain itu
sirkulasi udara dalam ruangan dengan luar ruangan juga harus ditingkatkan (Binardi,
2003)
2) Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau dan tidak berwarna. Oleh
karena itu tidak mungkin untuk melihat, merasakan dan mencium usap asap CO,
karbonmonoksida dapat membunuh sebelum kita menyadari keberadaannya disekitar
kita. (EPA 1991 : Binardi 2003)
Pengendalian CO pada udara dalam ruangan antara lain dengan pembatasan
merokok, menerapkan system ventilasi yang sesuai pada area
parkir, dan penempatan udara-udara masuk seperti exhaust pada loading docks, dan area
parker (Binardi 2003).
3) Nitrogen dan Sulfuroksida (Nox dan Sox)
Nitrogen oksida merupakan pencemar. Sekitar 10% pencemar udara setiap tahun adalah
nitrogen oksida, NO yang ada diudara belum lama diketahui, kemungkinan sumbernya
berasal dari pembakaran pada suhu tinggi. Mula-mula terbentuk NO tetapi zat ini akan
mengalami oksidasi lebih lanjut oleh oksigen atau ozon, menghasilkan NO2. Nitrogen
oksida yang terdapat dalam udara ambient dapat masuk kedalam ruangan yang akan
mempengaruhi kualitas udara dalam ruang (Putjiastuti, 1998).
4) Environmental Tobacco Smoke ( ETS )
Sebagai pencemar dalam ruangan, asap rokok (Environmental Tobacc Smoke )
merupakan bahan pencemar yang biasanya mempunyai kuantitas paling banyak
dibandingkan dengan pencemar lain.
5) Fiber
Beberapa studi menunjukan bahwa pajanan fiber glass dapat meningkatkan
risiko kanker saluran pernafasan, meskipun bukan factor signifikan. Disamping efek
kronis, efek akut sepert ruam wajah, gatal –gatal, iritasi mata dan pernafasan juga dapat
disebabkan oleh pajanan fiber glass. Pengendalian pajanan ini dapat dimulai dari
pemeliharaan instalasi fiber glass, seperti pembersihan bahan – bahan fiber glass agar
tetap terawatt dan berada dalam kondisi bagus.
6) Ozon (O3)
Peralatan kerja yang dapat mengeluarkan ozon antara lain; printer lazer, lampu UV,
mesin photo copy dan ionizer. Ozon merupakan gas yang sangat beracun dan mempunyai
efek pada konsentrasi rendah. Ozon dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran
pernafasan. Ozon merupakan gas yang sangat mudah bereaksi namun hanya mempunyai
pengaruh yang kecil pada lingkungan udara dalam ruang kerja.
Hal ini yang dapat dilakukan adalah pengadaan ventilasi yang memadai dan pengeceka
system ventilasi secara teratur, National Ambient Air Quality Standart menetapkan
bahwa nilai ambang batas pajanan ozon adalah 0,12 ppmdalam rata – rata 1 jam pajanan.
7) Formaldehyde ( HCHO)
Formaldehyde digunakan secara besarbesaran dalam berbagai proses industri, merupakan
volatile organic compounds ( senyawa organic yang mudah menguap) yang sering
terdapat pada bahan perekat, tekstil, kertas maupun produk – produk tekstil dan kosmetik.
Pada dosis atau pajama yang melebihi nilai 103 ppm akan menyebabkan iritasi selaput
lendir, gangguan kulit kering secara kronik maupun akut. Selain itu, pajanan yang
melebihi nilai 1 ppm akan menyebabkan pajanan kronis dan diduga bersifat karsiogenik.
8) Radon
Dipasaran beredar beberapa jenis bahan bangunan yang terbuat dari bahan tamb ang
maupun sisa pengolahan bahan tambang maupun sisa pengolahan bahan tambang yang
berkadar radioaktif tinggi. Beberapa bahan tersebut antara lain asbes, garnit, Italian
tuff, gipsum, batu bata dari limbah pabrik alumunia, cone block, yang terbuat dari limbah
abu batubara, acrated concrete, blast-furnace slag dari limbah pabrik besi, mengandung
konsentrasi tinggi radium 226 yang dapat menjadi sumber migrasi radon didalam
ruangan ( Pudjiastutu et.al. 1998 ).

2.3 SUMBER PENCEMAR UDARA DALAM RUANG

Menurut NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health), terdapat lima
sumber pencemaran udara dalam ruangan:

a. Pencemaran dari dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan-bahan


pembersih ruangan.
b. Pencemaran dari luar gedung yang dapat masuk ke dalam ruangan seperti gas
buangan kendaraan bermotor, gas cerobong asap atau dapur yang terletak dekat
gedung umumnya disebabkan karena penempatan lokasi lubang udara yang tidak
tepat.
c. Pencemaran akibat bahan bangunan, seperti formaldehid, lem, asbes, fiberglass,
dan bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung tersebut.
d. Pencemaran akibat mikroba berupa bakteri, jamur, protozoa, dan produk mikroba
lainnya yang ditemukan di saluran udara serta alat pendingin beserta seluruh
sistemnya.
e. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk serta
buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

2.4 PENYEGARAN UDARA UDARA DALAM RUANGAN


Dapat dilakukan dengan cara mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan,
melarutkan polutan dan mendispersikan polutan. Dan juga dalam penyegaran udara
dalam ruang agar dapat merasakan nyaman dapat menggunakan AC,kipas angin dan
ventilasi.
Sumber dari pencemaran udara ruangan berasal dari asap rokok, pembakaran asap dapur,
bahan baku ruangan, kendaraan bermotor dan lain-lain yang dibatasi oleh ruangan.
Pencegahan pencemaran udara yang berasal dari ruangan bisa dipergunakan :
a) Ventilasi yang sesuai, yaitu usahakan polutan yang masuk ruangan seminimum
mungkin. Tempatkan alat pengeluaran udara dekat dengan sumber pencemaran.
Usahakan menggantikan udara yang keluar dari ruangan sehingga udara yang
masuk ke ruangan sesuai dengan kebutuhan.
b) Filtrasi yaitu dengan memasang filter dipergunakan dalam ruangan dimaksudkan
untuk menangkap polutan dari sumbernya dan polutan dari udara luar ruangan.
c) Pembersihan udara secara elektronik. Udara yang mengandung polutan
dilewatkan melalui alat ini sehingga udara dalam ruangan sudah berkurang
polutannya atau disebut “bebas polutan”.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Definisi udara dalam ruangan (indoor) menurut NHMRC (1989,1993),


udara dalam ruangan adalalah udara di dalam area kerja dimana
orang menghabiskan waktu selama 1 hari atau lebih dan bukan
merupakan gedung industry.

Menurut NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health), terdapat lima
sumber pencemaran udara dalam ruangan:

1) Pencemaran dari dalam gedung.

2) Pencemaran dari luar gedung.

3) Pencemaran akibat bahan bangunan.

4) Pencemaran akibat mikroba.

5) Gangguan ventilasi udara.

Penyegaran udara dalam ruang yaitu Udara dapat dilakukan dengan cara mengurangi
polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendispersikan polutan.
Dan juga dalam penyegaran udara dalam ruang agar dapat merasakan nyaman dapat
menggunnakan AC,kipas angin dan vrentilasi, serta Dan Pencegahan pencemaran udara yang
berasal dari ruangan bisa dipergunakan :

1) Ventilasi yang sesuai,

2) Filtrasi yaitu dengan memasang filter.

3) Pembersihan udara secara elektronik.


B. SARAN

Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua
ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak memakai
kendaraan bermotor yang sudah tua, tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan
terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

http://lanugojaya.blogspot.co.id/2012/09/kualitas-udara-dalam-ruangan.html

https://himka1polban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalah-pencemaran-udara

https://www.academia.edu/8140639/Pengendalian_Pencemaran_Udara?auto=download

Anonim.2014. http://muntiana.blogspot.co.id/2014/09/indoor-air-quality-bab-pendahuluan-
a.html (di akses pada 3 juni 2016 pukul 13:00 WITA)

Anonim.2016.http://onlinebisnis2.blogspot.co.id/2016/01/udara-dalam-ruangan-udara-dalam-
ruangan.html

Anonim.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41198/4/Chapter%20II.pdf (di akses


pada 3 juni 2016 pukul 13:00 WITA)

Anda mungkin juga menyukai