Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENYEHATAN UDARA

“Kunjungan Badan Lingkungan Hidup Klaten”

Disusun Oleh :

1. Dinda Ristiani Putri (P07133117012)


2. Fauziah Rahmadhanti (P07133117014)
3. Nur Habib Pangestu (P07133117028)
4. Oryza Sativa (P07133117029)
5. Muhammad Catur Mukminin (P07133117026)
6. Rida Yunita Pangestuti (P07133117032)
7. Shasqia Rahmita Diffa (P07133117034)
8. Wenni Surya Dwiwati (P07133117038)
9. Zhuria Alifsya R (P07133117039)

SEMESTER III

DIPLOMA TIGA SANITASI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan atas Berkah Rahmat yang di


berikan Allah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Laporan Kunjungan Badan Lingkungan Hidup Klaten” dengan baik
tanpa ada halangan yang berarti.

Laporan ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Penyehatan Udara yang di tugaskan oleh

1. Ibu Sri Muryani, SKM, M.Kes


2. Bapak Sigid Sudaryanto, SKM, M.Kes
3. Ibu Naris Dyah Prasetyawati, SST, MSi

Terciptanya makalah ini,tidak hanya hasil dari kerja keras saya,melainkan banyak
pihak-pihak yang memberikan dorongan-dorongan motivasi,untuk itu kami.

Sekali lagi kami mengucapkan banyak – banyak terimakasih atas


terselesainya makalah ini,sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesan sempurna. Untuk itu mohon kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki makalah ini di waktu mendatang.

Yogyakarta, 05 Desember 2018

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat,energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara.
Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air
atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/
udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali.
Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari
satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk
terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan
penyebaran ini tentu tergantung pada keadaan geografi dan metereologi setempat
(Wardhana, 2004). .Sebagian besar pencemar udara (sekitar 75%) berasal gas
buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sumber polusi yang utama berasal
dari kendaraan bermotor. Sumber-sumber polusi lainnya misalnya pembakaran,
proses industri, pembuangan limbah dan lain-lain (Setiono, 1998).
Sumber pencemaran timbal (Pb) terbesar berasal dari pembakaran bensin,
dimana dihasilkan berbagai komponen timbal (Pb), Timbal (Pb) dicampurkan ke
dalam bensin sebagai anti letup atau anti knock aditif dengan kadar sekitar 2,4
gram/gallon. Timbal (Pb) yang digunakan untuk anti knock adalah tetraethyl
timbal (C2H5)4. Fungsi penambahan timbal (Pb) adalah dimaksudkan untuk
meningkatkan bilangan oktana. Timbal (Pb) adalah bahan yang dapat meracuni
lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh sistem di dalam tubuh. Timbal
(Pb) dapat masuk ke tubuh melalui inhalasi, makanan dan minuman serta absorbsi
melalui kulit (Albalak, 2001).
Untuk itu dilakukan kunjungan di Badan Lingkungan Hidup Kalten bisa
mengerti dan mengetahui dan cara dan system yang digunakan untuk
mengidentifikasi cara elaukan Penyehatan Udara di Kalten.
1.2. Tujuan Kunjungan

3
1) Mahasiswa dapat mengetahui proses, cara, sistem yang dilakukan oleh
Badan Lingkungan Hidup Klaten dalam melakukan Penyahatan Udara.
2) Mahasiswa dapat mengetahui berbagai Instrumentasi yang digunakan
dalam proses Penyehatan Udara BLH Klaten.
3) Mahasiswa dapat mengetahui berbagai permaslahan yang yang
ditangani oleh BLH Klaten dalam permasalahan yang terjadi di Klaten
1.3. Tujuan Pembuatan Laporan
1) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengolahan Limbah Cair
untuk menyusun laporan kunjungan.
2) Mengasah keterampilan mahasiswa dalam menulis/menyusun laporan
kunjungan.
3) Melatih mahasiswa dalam berdiskusi secara kelompok.
1.4. Sasaran dan Target
1) Sasaran
Sasaran Laporan Kunjungan ini ditujukan kepada Mahasiswa Diploma
tiga Sanitasi tingkat 3 Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
2) Target
Mahasiswa Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
dapat menjadikan acuan laporan kunjungan ini dalam pengolahan
limbah cair.
1.5. Waktu dan Tempat Kunjungan
1) Waktu
Selasa, 9 November 2018 Pukul 08.00 WIB – Selesai WIB
2) Tempat : Badan Lingkungan Hidup, Klaten

4
BAB II

LANDASAN TEORI

Pencemaran udara dapat diartikan sebagai hadirnya satu atau


beberapa kontaminan di dalam udara atmosfir, seperti antara lain oleh
debu, busa, gas, kabut, bau-bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang
banyak, dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara
tersebut, hingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan tehadap
kehidupan manusia , tumbuhan, atau hewan maupun benda, atau tanpa
alasan jelas sudah dapat memepengaruhi kelestarian kehidupan organisme.

Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup


adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara


diartikan sebagai keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan
polusi yang jumlah dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan
mahluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di udara.
Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada di
udara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.

Sedangkan menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran


udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam
lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat
dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat
memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material karena
ulah manusia (man made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-


zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan
(komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran
lingkungan : 27).

5
Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya
unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.Pencemaran dapat
terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di
ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut
sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila
pencemarannya terjadi di lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional
maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor pollution).

Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap.


Gas dan asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar
yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik,
pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap
tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan
bakar, yaitu: CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx
(belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida).

6
BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN DI BADAN LINGKUNGAN HIDUP


KLATEN

2.1 Pelaksanaan
 Hari/Tanggal : Jum’at, 09 November 2018
 Pukul : 08.00 WIB
 Tempat : Badan Lingkungan Hidup Klaten
2.2 Hasil
Kabupaten Klaten memiliki potensi yang besar dibidang sumber
daya IKM/UMKM. Terdiri dari industri hasil pertanian dan kehutanan
serta industry logam, mesin kimia dan aneka. Jumlah industri kecil
menengah (IKM) mencapai 33.928 Unit Usaha dengan jumlah tenaga
kerja136.458 orang dan nilai produksi mencapai Rp.4,33trilyun dan
Jumlah industri besar 126 unit usaha. Jenis IKM meliputi : batik ,lurik,
konveksi, meubel, logam, makanan olahan, handycraft, payung, sulak,
keramik, kerajinan wayang kulit dan kayu, kerajinan tanduk, sarung
tangan, handuk, Kerajinan Bambu,dll.
Adapun kawasan industri yang diperuntukan untuk industri besar
seperti di kecamatan Ceper, Pedan, dan Prambanan, untuk industri
menengah berada di kecamatan Klaten Tengah dan Utara, Karangnom,
Delanggu, dan Jogonalan. Sedangkan untuk industri kecil dan mikro
berada di kecamatan Ceper. Delanggu, Jatino m, Karangnom, Manisrenggo,
Polanharjo, Bayat, Cawas, Juwiring, Karangdowo, Pedan, Ceper,
Kalikotes, Klaten Selatan, Ngawen, Wedi, Wonosari, Klaten Utara,
Trucuk, Gantiwarno, Kebonarum, Manisrenggo dan Tulung.
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang lingkungan hidup yaitu
Kinerja armada dan petugas persampahan baru mampu mengangkut 8,34%
dari keseluruhan timbulan sampah harian kelokasi tempat pengolahan
akhir(TPA), belum optimalnya peran tempat pengolahan akhir (TPA)
sampahterpadu, masih kurangnya lahan terbuka hijau (RTH) public, belum

7
optimalnya penegakan hokum lingkungan, masih rendahnya kesadaran
masyarakat atas pengelolaan dan pelestarian lingkungan, meningkatnya
pencemaran air dan udara serta tingkat kebisingan, kesadaran pengelolaan
dampak lingkungan para pelaku usaha atas usahanya belum optimal baik
berbentuk AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan), UKL
(Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup), UPL (Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup) maupun SPPL(Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan). Kebijakan – kebijakan yang diterapkan Badan Lingkungan
Hidup Klaten : meningkatkan pengelolaan Persampahan, meningkatkan
penataan dan pembangunan kawasan perkotaan, meningkatkan sarana
prasarana air bersih dan air limbah.
Pencemaran udara di Kabupaten Klaten disebabkan oleh aktifitas
kegiatan industry dan transportasi. Pencemaran berupa emisi gas ke udara
berupa CO, CO2, SO2, NO2, debu dan partikel, serta kebisingan. Untuk
membuat lingkungan yang nyaman melalui penurunan Gas Rumah Kaca
(GRK) perlu adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Perusahaan penghasil
emisi tidak bergerak di Kabupaten Klaten: PT. Sarihusada, PG.
GondangBaru, PT. TirtaInvestama, PT. Itokoh Ceperindo, PT. Kusuma
Muliaplasindo Infitex, PT. Dugapatmas, PT. Globalindo Intimates, PT.
Kusuma Nanda Putra. Semua perusahaan tersebut mengujikan udara emisi
dan hasilnya dibawah standard baku mutu. Permasalahan yang dihadapi
dlm Pengendalian Pencemaran Udara :
1. Tidak semua sumber emisi dipantau.
2. Terdapat parameter yang tidak dipantau.
3. Pelaporan data pemantauan manual tdk sesuai dgn ketentuan yg
berlaku.
4. Tidak menghitung beban pencemaran.
5. Hasil analisa pengujian udara emisi msh ada yg melebihi Baku
Mutu Udara Emisi.
6. Tidak terpenuhi semua persyaratan teknis cerobong.

8
Adapun Program-Program Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Klaten:
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.
3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
4. ProgramPeningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
5. Program pengelolaanRuangTerbuka Hijau(RTH)
6. Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup
7. Program peningkatan kualitas perencanaan.

Sedangkan untuk program pengendalian pencemaran dan perusakan


lingkungan hidup meliputi :
a) Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
b) Pemantauan Kualitas Lingkungan
c) Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
d) Pengelolaan B3 dan Limbah B3
e) Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup
f) Pembinaan pelaku usaha/kegiatan
g) Operasional laboratorium lingkungan
h) Operasional perijinan Pembangunan Instalasi Pembuangan Air
Limbah
Pemantauan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup bekerjasama
dengan dinas perhubungan melakukan uji emisi setiap 3 bulan sekali namun
uji emisi tidak dapat dilaksanakan sekaligus karena Badan Lingkungan
Hidup masih kekurangan akan sumber daya manusia dalam melakukan
pengambilan sampel, pada tahun 2010 baru dilaksanakan evakuasi, BLH
baru bisa menganalisa 5 parameter dalam pencemaran udara.

9
Dalam menangani pelaporan warga terkait tentang permasalahan akibat
adanya pencemaran udara yang disebabkan oleh industri kecil, menengah
maupun besar, Badan Lingkungan Hidup ( BLH) akan melakukan
CrossCheck. Bila terjadi permasalahan pihak BLH dan pengelola insdustri
akan bekerjasama dalam pengendalian pencemaran udara contoh seperti di
kota Salatiga (Siswanas).

Kegiatan terkait pengendalian pencemaran udara dengan


memonitoring dan pengawasan terhadap perusahaan penghasil udara
emisi, sosialisasi tentang pengendalian pencemaran udara bagi pelaku
usaha, penghijauan di pinggir jalan Pengujian sampel udara ambien,
pembangunan hutan kota dan taman kota, kegiatan car free day,
pembangunan biogas ternak dan tahu, uji emisi sumber bergerak (kendaran
bermotor) oleh dinas perhubungan, inventarisasi gas rumah kaca.

10
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

11

Anda mungkin juga menyukai