Disusun Oleh :
SEMESTER III
1
KATA PENGANTAR
Laporan ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Penyehatan Udara yang di tugaskan oleh
Terciptanya makalah ini,tidak hanya hasil dari kerja keras saya,melainkan banyak
pihak-pihak yang memberikan dorongan-dorongan motivasi,untuk itu kami.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1) Mahasiswa dapat mengetahui proses, cara, sistem yang dilakukan oleh
Badan Lingkungan Hidup Klaten dalam melakukan Penyahatan Udara.
2) Mahasiswa dapat mengetahui berbagai Instrumentasi yang digunakan
dalam proses Penyehatan Udara BLH Klaten.
3) Mahasiswa dapat mengetahui berbagai permaslahan yang yang
ditangani oleh BLH Klaten dalam permasalahan yang terjadi di Klaten
1.3. Tujuan Pembuatan Laporan
1) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengolahan Limbah Cair
untuk menyusun laporan kunjungan.
2) Mengasah keterampilan mahasiswa dalam menulis/menyusun laporan
kunjungan.
3) Melatih mahasiswa dalam berdiskusi secara kelompok.
1.4. Sasaran dan Target
1) Sasaran
Sasaran Laporan Kunjungan ini ditujukan kepada Mahasiswa Diploma
tiga Sanitasi tingkat 3 Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
2) Target
Mahasiswa Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
dapat menjadikan acuan laporan kunjungan ini dalam pengolahan
limbah cair.
1.5. Waktu dan Tempat Kunjungan
1) Waktu
Selasa, 9 November 2018 Pukul 08.00 WIB – Selesai WIB
2) Tempat : Badan Lingkungan Hidup, Klaten
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya
unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.Pencemaran dapat
terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di
ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut
sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila
pencemarannya terjadi di lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional
maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor pollution).
6
BAB III
2.1 Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jum’at, 09 November 2018
Pukul : 08.00 WIB
Tempat : Badan Lingkungan Hidup Klaten
2.2 Hasil
Kabupaten Klaten memiliki potensi yang besar dibidang sumber
daya IKM/UMKM. Terdiri dari industri hasil pertanian dan kehutanan
serta industry logam, mesin kimia dan aneka. Jumlah industri kecil
menengah (IKM) mencapai 33.928 Unit Usaha dengan jumlah tenaga
kerja136.458 orang dan nilai produksi mencapai Rp.4,33trilyun dan
Jumlah industri besar 126 unit usaha. Jenis IKM meliputi : batik ,lurik,
konveksi, meubel, logam, makanan olahan, handycraft, payung, sulak,
keramik, kerajinan wayang kulit dan kayu, kerajinan tanduk, sarung
tangan, handuk, Kerajinan Bambu,dll.
Adapun kawasan industri yang diperuntukan untuk industri besar
seperti di kecamatan Ceper, Pedan, dan Prambanan, untuk industri
menengah berada di kecamatan Klaten Tengah dan Utara, Karangnom,
Delanggu, dan Jogonalan. Sedangkan untuk industri kecil dan mikro
berada di kecamatan Ceper. Delanggu, Jatino m, Karangnom, Manisrenggo,
Polanharjo, Bayat, Cawas, Juwiring, Karangdowo, Pedan, Ceper,
Kalikotes, Klaten Selatan, Ngawen, Wedi, Wonosari, Klaten Utara,
Trucuk, Gantiwarno, Kebonarum, Manisrenggo dan Tulung.
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang lingkungan hidup yaitu
Kinerja armada dan petugas persampahan baru mampu mengangkut 8,34%
dari keseluruhan timbulan sampah harian kelokasi tempat pengolahan
akhir(TPA), belum optimalnya peran tempat pengolahan akhir (TPA)
sampahterpadu, masih kurangnya lahan terbuka hijau (RTH) public, belum
7
optimalnya penegakan hokum lingkungan, masih rendahnya kesadaran
masyarakat atas pengelolaan dan pelestarian lingkungan, meningkatnya
pencemaran air dan udara serta tingkat kebisingan, kesadaran pengelolaan
dampak lingkungan para pelaku usaha atas usahanya belum optimal baik
berbentuk AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan), UKL
(Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup), UPL (Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup) maupun SPPL(Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan). Kebijakan – kebijakan yang diterapkan Badan Lingkungan
Hidup Klaten : meningkatkan pengelolaan Persampahan, meningkatkan
penataan dan pembangunan kawasan perkotaan, meningkatkan sarana
prasarana air bersih dan air limbah.
Pencemaran udara di Kabupaten Klaten disebabkan oleh aktifitas
kegiatan industry dan transportasi. Pencemaran berupa emisi gas ke udara
berupa CO, CO2, SO2, NO2, debu dan partikel, serta kebisingan. Untuk
membuat lingkungan yang nyaman melalui penurunan Gas Rumah Kaca
(GRK) perlu adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Perusahaan penghasil
emisi tidak bergerak di Kabupaten Klaten: PT. Sarihusada, PG.
GondangBaru, PT. TirtaInvestama, PT. Itokoh Ceperindo, PT. Kusuma
Muliaplasindo Infitex, PT. Dugapatmas, PT. Globalindo Intimates, PT.
Kusuma Nanda Putra. Semua perusahaan tersebut mengujikan udara emisi
dan hasilnya dibawah standard baku mutu. Permasalahan yang dihadapi
dlm Pengendalian Pencemaran Udara :
1. Tidak semua sumber emisi dipantau.
2. Terdapat parameter yang tidak dipantau.
3. Pelaporan data pemantauan manual tdk sesuai dgn ketentuan yg
berlaku.
4. Tidak menghitung beban pencemaran.
5. Hasil analisa pengujian udara emisi msh ada yg melebihi Baku
Mutu Udara Emisi.
6. Tidak terpenuhi semua persyaratan teknis cerobong.
8
Adapun Program-Program Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Klaten:
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.
3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
4. ProgramPeningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
5. Program pengelolaanRuangTerbuka Hijau(RTH)
6. Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup
7. Program peningkatan kualitas perencanaan.
9
Dalam menangani pelaporan warga terkait tentang permasalahan akibat
adanya pencemaran udara yang disebabkan oleh industri kecil, menengah
maupun besar, Badan Lingkungan Hidup ( BLH) akan melakukan
CrossCheck. Bila terjadi permasalahan pihak BLH dan pengelola insdustri
akan bekerjasama dalam pengendalian pencemaran udara contoh seperti di
kota Salatiga (Siswanas).
10
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11