Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

“Pencemaran Udara”

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan

Dosen Pengampu :

Rusdianto, S.Pd., M.Kes

Nur Ahmad, S.Pd., M.PFis

Oleh:

Dewi Sayekti Maharani 210210104115

Ananta Sih Prayoga 210210104116

Ismi Kayyisah Illiyin 210210104120

Dzulkifli Nurul Huda 210210104123

Nabila Rifdatuzzahro 210210104133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER 2022


PEMBAHASAN

1. Pengertian Lingkungan Atmosfer (Udara)

Telah disebutkan menurut ahli mengenai pengertian lingkungan hidup yang


berbeda beda yang didasari menurut ilmu yang dimiliki masing-masing para ahli,
seperti juga ahli cuaca dan iklim lingkungan yang biasanya disebut sebagai atmosfer,
dan menurut ahli teknologi lingkungan dapat disimpulkan mengenai lingkungan
berarti atmosfer dengan ruang keberadaan suatu keadaan lingkungan situasi masalah
pada tempat tersebut.

2. Permasalahan Lingkungan Udara, Sumber, Proses dan Dampak Pencemaran


Udara

Kualitas udara adalah salah satu hal penting yang mempengaruhi kesehatan
dan keberlanjutan suatu aktivitas usaha. Penilaian kualitas udara di suatu kawasan
menggunakan beberapa parameter baku mutu yang dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu: parameter fisik dan kimia udara. Parameter fisik adalah debu, suhu,
kelembaban serta arah dan kecepatan angin. Sementara parameter kimia antara lain
sulfur dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, ozon timah hitam dan hidrogen
sulfida.

Penyebab Pencemaran udara secara umum ada 2 macam yaitu:

1. Faktor internal
a. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin
b. Abu (debu) yang dikeluarkan letusan gunung berapi berikut gas-gas
vulkaniknya juga
c. Proses pembusukan sampah-sampah organik, dan lain-lain
2. Faktor Eksternal
a. Hasil pembakaran bahan bakar fosil
b. Asap dari kegiatan pabrik industri
c. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

Terjadinya pencemaran udara akan menyebabkan gangguan kesehatan pada


manusia, kualitas udara yang buruk, dan rusaknya lapisan ozon pada bumi, yang mana
akan menyebabkan panasnya udara pada bumi atau efek rumah kaca yang membuat
lapisan es di kutub selatan maupun utara mencair, yang akan mengakibatkan naiknya
batas pantai di seluruh dunia.

3. Pengelolaan Dampak Pencemaran Udara

Menurut Barrow (2006) pada saat ini masalah umum yang terjadi pada pencemaran
udara adalah emisi sulfur, kendaraan, hujan asam, dan pencemaran ozon. Pembajakan
lahan, degradrasi lahan dan kebakaran hutan menghasilkan debu udara yang dapat
menyebabkan berbagai masalah dan kerusakan.
Masuknya dan dimasukkannya zat-zat pencemar ke dalam udara bebas yang
dihasilkan dari kegiatan manusia dan faktor lain dapat menyebabkan pencemaran
udara. Udara yang tercemar akan kehilangan fungsinya dan udara menjadi tidak sehat
yang akan menyebabkan berbagai masalah penyakit bagi makhluk hidup
(Kementerian Lingkungan Hidup, 2009).

Pengelolaan pencemaran udara dapat melakukan berbagai kebijakan agar


keseimbangan kualitas udara tetap terjaga. Kebijakan yang dapat digunakan dalam
mengelola pencemaran udara salah satunya dengan cara kebijakan secara luas, dimana
pemerintah memiliki peran untuk melakukan sesuatu dan berhenti melakukan sesuatu
(Ficher, J.Miller, & S.Sidney, 2007).

Dalam (UU Nomor 32, 2009) pasal 67 disebutkan “Setiap orang berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mngendalikan pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup dan (PP Nomor 41, 1999) tentang Pengendalian
Pencemaran Udara yang meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta
pemulihan mutu udara dilakukan dengan melakukan: (1) inventarisasi mutu udara
ambien; (2) pencegahan sumber pencemar, dan (3) penanggulangan keadaan darurat.
Sedangkan kewajiban penanggung jawab usaha/industri sesuai PP terssebut
diantaranya:

a. Menaati baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, dan baku tingkat
gangguan.
b. Melakukan pencegahan dan atau pencemaran udara yang diakibatkan oleh
usha/kegiatan yang dilakukannya.
c. Memberikan informasi yang benar dan akurat dalam rangka upaya
pengendalian dalam lingkup usaha atau kegiatannya.
d. Menaati ketentuan prasyarat teknis yang dilakukan.

4. Mitigasi Dampak Pencemaran Udara

Mitigasi atau upaya yang dapat dilakukan individu untuk memperbaiki keadaan
lingkungan alam disekitarnya yaitu dengan menumbuhkan sikap dan tindakan yang
berwawasan peduli lingkungan (Narut, 2019 dalam Qodriyanti, 2022: 111). Sikap
peduli lingkungan akibat pencemaran udara dapat dilakukan dengan menerapkan
sikap yang berinovasi untuk menjaga kelestarian atmosfer bumi. Mitigasi atau upaya
yang dapat dilakukan agar udara tidak tercemar yaitu, yang pertama melakukan
pembangunan kota hijau dengan penanaman pohon di wilayah perkotaan. Manfaat
penanaman pohon bagi lingkungan yaitu untuk penghijauan, reboisasi, dapat
memperbaiki kualitas udara akibat polusi udara dari kendaraan, menyerap gas CO2,
membuat lingkungan rindang dan sejuk. Salah satu contoh pohon yang ditanam di
wilayah perkotaan yaitu pohon trembesi.

Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia telah melakukan penanaman pohon


trembesi di ruang publik yang luas, pinggiran jalan, dan taman-taman kota karena
pohon trembesi sangat bermanfaat untuk menjaga kualitas udara, (Prasetyani, 2022:
9). Kedua yaitu memanfaatkan transportasi umum yang telah disediakan oleh
pemerintah, upaya ini dilakukan agar berkurangnya polusi udara akibat padatnya
kendaraan pribadi yang mengeluarkan asap yang berbahaya. Ketiga memilih
bersepeda atau berjalan kaki apabila tempat tujuan dekat, manfaatnya tidak hanya
untuk lingkungan tetapi juga untuk kesehatan. Keempat yaitu menghindari
pembakaran sampah karena berdasarkan (Kesuma, 2021) menyatakan asap dari
pembakaran sampah mengandung berbagai macam zat yang berbahaya diantaranya,
karbon dioksida (CO2) yang dapat mengganggu pernafasan apabila terhirup, karbon
monoksida (CO) yang dapat menghalangi fungsi kerja sel darah merah yang
fungsinya mengedarkan oksigen (O2) ke seluruh tubuh, asap pembakaran sampah
plastik mengandung zat kimia dioksin untuk racun tumbuhan serta rakitan senjata
kimia yaitu fosgen, mengandung zat yang tidak dapat disaring oleh paru-paru yaitu
zat Particulate Matter (PM), dan apabila abu dari pembakaran sampah terhirup masuk
ke dalam tubuh maka akan mengakibatkan kerusakan ginjal dan otak karena
mengandung merkuri, timah, kromium, dan arsenik. Kelima yaitu pembuangan asap
pabrik yang harus jauh dari pemukiman penduduk serta perlu dilakukan pengolahan
untuk menghilangkan zat berbahaya sebelum asap dibuang.
DAFTAR PUSTAKA

Kesuma, A. 2021. Merawat Diri Merawat Bumi. Yogyakarta: Pavinda Buku.

Prasetyani, R., dll. Penanaman Pohon Trembesi Untuk Menyerap Polutan Yang Berasal Dari
Emisi Kendaraan Dalam Mengurangi Resiko Pencemaran Udara. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat 2(1): 9.

Qodriyanti, A., dll. 2022. Analisis Sikap Peduli Lingkungan Siswa di Salah Satu MAN pada
Materi Pelestarian Lingkungan. Jurnal Eksakta Pendidikan 6(1): 111.

Napitupulu A. 2019. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan Suatu Tinjauan


Teoritis dan Praktis. (n.p.): PT Penerbit IPB Press.

Mubarak.,dll. 2021. Pengantar Kesehatan Lingkungan : Yayasan Kita Menulis.

Pramudi, A., dll. 2020. Ketataan Pengelolaan Lingkungan di Industri Dalam Implementasi
Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara. Prosiding Seminar Nasional. 1(1): 223.

Anda mungkin juga menyukai