Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“PRINSIP BELAJAR”
Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Belajar dan Pembeajaran
Dosen Pengampu : Dr.Iwan Wicaksono S.Pd.,M.Pd

Oleh;
Dewi Sayekti Maharani 210210104115
Ananta Sih Prayoga 210210104116
Renita Sefiyanti 210210104118
Dzulkifli Nurul Huda 210210104123
Irma Rifatul Amin 210210104125
Elanda Veftiyas Dwijayanti 210210104129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Belajar


Prinsip Belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik
agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan juga, prinsip
belajar dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik.

B. Prinsip - Prinsip Belajar Yang Terkait Dengan Proses Belajar


Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita \pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatakan upaya belajarnya maupun
bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya mengajarnya. Berikut ini adalah contoh
prinsip-prinspnya:
1. Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan siswa atau
kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.
2. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur arah kegiatan dan
memelihara kondisi tersebut.
3. Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi oleh perilaku
individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda
dari yang lain.
4. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu. Tujuan ini harus lebiah
jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta didik dalam proses
pembelajaran itu terjadi.
5. Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dan dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya
memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.
6. Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan dan menerapkan
hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat digunakan dalam situasi yang lain.
Proses itulah yang disebut dengan Proses Transfer. Sedangkan yang dimaksud dengan Retensi
adalah kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil belajar.
7. Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan
keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir,
menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan dan
penemuan.
8. Prinsip Belajar Afektif
Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.
Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan
pengalaman baru.
9. Prinsip Belajar Evaluasi
Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya pelaksanaan
pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian
tujuan.
Secara umum, prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Tanpa adanya
perhatian tidak mungkin akan terjadi sebuah proses belajar. Perhatian terhadap pelajaran
akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila
bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar
lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan membangkitkan
motivasi untuk mempelajarinya. Di samping perhatian, motivasi juga mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang, tanpa adanya motivasi seseorang tidak dapat
melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, dengan perhatian dan
motivasi maka siswa akan melakukan proses belajar atau membiasakan diri dengan
belajar dengan baik, sehingga ia dapat memperoleh hasil yang ia inginkan.
2. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka
ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis
yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya
menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan,
dan kegiatan psikis yang lain.
3. Keterlibatan langsung atau pengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar merupakan proses mengamali, dan
belajar tiak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Dalam belajar melalui pengalaman
langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati,
terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Namun
demikian, perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar
pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.
4. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua
adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, dan juga apabila daya-daya
tersebut dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan maka akan menjadi
sempurna. Selain itu dengan adanya pengulangan maka akan membentuk respons yang
benar dan akan dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan. Contonya pada saat belajar tidak
hanya membaca akan tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mengulang materi yang belum
dipahami, dan lain-lain.
5. Tantangan
Tantangan yang dihadapi alam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk
mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu
dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi
kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep,
prinsip-prinsip, dan generalisasi tersebut. Contoh dari prinsip tantangan inii yaitu,
melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari
tahu pemecahan suatu masalah.
6. Balikan dan Penguatan (law of effect)
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang akan dilakukan, dengan
demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil, yang sekaligus
merupakan penguatan bagi dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana
setiap langkah segera diberikan penguatan. Hal ini timbul karena kesadaran adanya
kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang
dilakukan. Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang
memungkinkan di antaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci
jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran
dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.
7. Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain.
Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa menentukan
cara belajar dan sarana belajar bagi dirinya sendiri. Contohnya pada saat siswa
menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, dan lain-lain. Berdasarkan
pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar meliputi perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan
penguatan, serta perbedaan individual.

C. Faktor - Faktor yang mempengaruhi Prinsip belajar


1. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.Tanpa adanya perhatian tidak
mungkin akan terjadi sebuah proses belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan
sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, maka akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
2. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam
bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah
diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, dan berlatih keterampilan-
keterampilan.
3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar merupakan proses mengamali, dan belajar
tiak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Menurut Edgar Dale dalam Dimyati (2009:45), “belajar
yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung”.

Anda mungkin juga menyukai