Dosen pengampu:
Fauziah 2113201070
FAKULTAS KESEHATAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “polusi udara
luar ruang”. Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah PENYEHATAN UDARA
di universitas fort de kock.
Penulis menyadari bahwa di dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maupun cara penulisannya. Oleh karena itu,saran dan masukkan dari berbagai
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah tentang dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
BAB II : PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udara sebagai kompenen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu diperlihara dan
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan dukungan bagi makhluk hidup untuk secara
optimal Pencemaran udara semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran menyebabkan penurunan kualitas udara, yang
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia (Depkes, 2004).
Udara dibedakan menjadi udara luar ruangan (outdoor air) dan udara dalam ruangan
(indoor air). Kualitas udara dalam ruangan sangat mempengaruhi kesehatan manusia karena
hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan. Menurut penelitian NIOSH dalam buku
Candra (2007) menunjukan bahwa sumber pencemaran udara dalam ruangan yaitu pencemaran
dari peralatan dalam gedung 17%, pencemaran di luar gedung 11%, pencemaran akibat bahan
bangunan 3%, pencemaran akibat mikroba 5%, gangguan Ventilasi 52% dan sumber yang tidak
diketahui 12% .
Tingkat pencemaran udara dalam ruangan lebih tinggi dua sampai lima kali lipat dari
udara di luar ruangan. Bahkan, pada beberapa kasus pengukuran udara dalam ruangan ditemukan
bahwa udara dalam ruangan mengalami pencemaran 100 kali lebih parah (United States
Environmental Protection Agency, 2016).
Ventilasi ruangan yang tidak memadai, produk mebel, cat dinding, produk-produk
pembersih, sisa pembakaran dalam rumah seperti dari kompor dan perapian, serta produk
pewangi ruangan diketahui menjadi sumber-sumber polusi udara dalam ruangan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah
apakah ada Hubungan antara Lingkungan Fisik dan Standar Luas Ruangan Dengan Adanya .
Pencemaran udara luar ruangan dapat berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna, yang menghasilkan suatu polutan berbentuk asap
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor
lingkungan fisik dan standar luas ruangan dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Dampak
yang ditimbulkan dari Polusi udara menyebabkan penurunan kualitas udara yang berdampak
negatif terhadap kesehatan manusia.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini untuk:
a. Mengetahui hubungan fisik dan standar polusi udara luar ruangan
b. Mengetahui penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan
manusia.
c. Untuk mengetahui sumber-sumber polusi udara dalam ruangan.
D. Manfaat
a. manfaat bagi fakultas ilmu kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan data dan
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka.
C. Hujan asap
Hujan asam merupakan hujan yang memiliki pH rendah dan memiliki sifat asam yang korosif
atau dapat mengikis partikel lain. Hujan asam juga biasa dikenal sebagai hujan yang
mengandung endapan asam, yaitu kandungan sulfur (SO2) dan nitrogen oksida (NOX) yang
terbawa udara, kemudian menyebar pada atmosfer. Peristiwa hujan asam dapat terjadi akibat
dampak erupsi gunung. Namun, hal itu hanya menjadi sebagian kecil penyebab, bahkan jarang
terjadi.
Penyebabnya paling sering terjadinya hujan asam adalah pembakaran bahan bakar fosil,
misalnya pembakaran di pusat pembangkit listrik, kendaraan bermotor, atau hal lainnya yang
juga menyebabkan pemanasan global.
Penyebab paling sering terjadinya hujan asam adalah pembakaran bahan bakar fosil, misalnya
pembakaran di pusat pembangkit listrik, kendaraan bermotor, atau hal lainnya yang juga
menyebabkan pemanasan global.
Penyebab hujan asam juga dapat berasal dari ulah manusia, seperti:
Menurut laporan National Geographic, hujan asam merupakan situasi ketika air hujan bercampur
dengan sulfur dioksida dan nitrogen dioksida. Hal itu mengakibatkan air hujan bersifat asam dan
memiliki pH rendah, yakni 4,2 sampai 4,4. Padahal, hujan normal memiliki pH sekitar 5,6.
Kebakaran hutan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, akan menimbulkan
asap yang pekat. Selain dapat mencemari udara, asap tersebut juga dapat mengganggu
kesehatan, seperti sesak napas.
Saat meletus, gunung berapi mengeluarkan abu vulkanik, gas beracun, pasir, dan
material berbahaya lainnya. Hasil letusan tersebut akan mencemari udara dan dapat
mengganggu kesehatan.
4. Asap pabrik
Asap yang dikeluarkan melalui cerobong-cerobong asap pabrik mengandung zat polutan
yang sangat berbahaya, seperti hidrokarbon dan karbonmonoksida.
5. Pertambangan
Untuk mengambil mineral dari dalam bumi, diperlukan peralatan besar sehingga
menghasilkan debu dan mengeluarkan zat kimia berbahaya yang dapat mengganggu
kesehatan, terutama kesehatan para pekerja tambang.
6. Penebangan liar
Penebangan liar yang semakin marak terjadi membuat hutan menjadi rusak dan gundul.
Sisa-sisa dari penambangan berupa daun dan ranting kering menjadi benda yang mudah
terbakar sehingga menimbulkan asap yang mencemari udara. Selain itu, fungsi hutan
sebagai paru-paru dunia tidak dapat bekerja dengan baik.
BAB 3
PENUTUP
a. Kesimpulan
Udara sebagai kompenen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu diperlihara dan
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan dukungan bagi makhluk hidup
untuk secara optimal. Polusi udara luar ruangan dapat berasal dari hasil proses
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang menghasilkan suatu polutan
berbentuk asap. Contoh dari pencemaran udara luar ruangan yaitu asap kendaraan
bermotor, asap sisa produksi industri, dan kebakaran hutan. Mengetahui hubungan fisik
dan standar polusi udara luar ruangan dan Mengetahui penurunan kualitas udara, yang
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia Untuk mengetahui sumber-sumber polusi
udara dalam ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, S. A. (n.d.). Aditya S.A., dan Denny A., Identifikasi Kadar Debu di Lingkungan Kerja.
2000, 161–172.
Mesin, J. R. (2019). Daya dan Emisi Jelaga dari Mesin Diesel Berbahan Bakar Solar-Jatropa-
Buthanol. 14(3), 142–145.
Ratnani, R. D. (2017). Teknik Pengendalian Pencemaran Udara Yang Diakibatkan oleh Partikel.
Momentum, 4(2), 27–32. https://media.neliti.com/media/publications/114195-ID-none.pdf
Riau, S., & Kalbar, K. (2002). Kajian penyebaran kabut asap kebakaran hutan dan lahan di
wilayah sumatera bagian utara dan kemungkinan mengatasinya dengan tmc.
Sinolungan, J. S. V. (2019). Bermotor Pada Volume Dan Kapasitas Paru. Biomedik, 1(2), 65–80.