Anda di halaman 1dari 127

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2022

Penelitian Keperawatan Komunitas

SALMA AFIFAH
NIM : 1802110

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2022

Penelitian Keperawatan Komunitas

SALMA AFIFAH
NIM : 1802110

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG

ii
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2022

Penelitian Keperawatan Komunitas

SKRIPSI

Diajukan Ke Program Keperawatan Komunitas STIKES Syedza Saintika


Padang Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Keperawatan

SALMA AFIFAH
NIM : 1802110

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan


Siswa Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di SDN 05
Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2022

Nama : Salma Afifah

Nim : 1802110

Skripsi ini telah diperiksa, disetujui untuk dipertahankan dihadapan


penguji Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Ilmu Tinggi Kesehatan Syedza
Saintika Padang.

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Honesty Diana Morika, M.Kep Ns. Siska Sakti Angraini, M.Kep

Mengetahui

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika

Program Studi Ilmu Keperawatan

Ketua

(Drs. H. Hasrinal, Amd.Kep, MM)

iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS) DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN
PADANG PARIAMAN TAHUN 2022
Skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan tim penguji
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza
Saintika

Tanggal :
OLEH :
SALMA AFIFAH
NIM : 1802110

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Honesty Diana Morika, M.Kep Ns. Siska Sakti Angraini, M.Kep

MENGESAHKAN
KETUA PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

Ketua

(Ns. Weni Sartiwi, M.Kep)

v
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS) DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN
PADANG PARIAMAN TAHUN 2022

SKRIPSI

Oleh

SALMA AFIFAH
1802110

Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi
Sarjana Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stikes Syedza
Saintika Padang 2022

Panitia Penguji

1. Ns. Dwi Christina R, M.Kep (......................................................)

2. Ns. Siti Aisyah Nur, M.Kep (......................................................)

vi
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Salma Afifah

Nim : 1802110

Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat


Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs) Di Sdn 05 Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2022

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah tulisan saya

sendriri. Dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian dari skripsi

orang lain yang saya ambil dari menyalin atau meniru dalam bentuk kalimat atau

symbol yang menunjukan pendapat atau pemikiran orang lain yang saya akui atau

seolah-olah tulisan tersebut adalah dari saya sendiri tanpa sepengetahuan dari

seizin penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut

diatas baik itu sengaja maupun tidak sengaja, maka saya bersedia menarik

kembali skripsi saya yang saya ajukan sebagai tugas akhir. Bila terbukti saya

menyalin dan melakukan plagiat dikemudian hari, berarti gelar sarjana dan ijazah

yang diberikan Stikes Syedza Saintika Padang tidak saya terima.

Padang, November 2022

Salma Afifah

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS

Nama : Salma Afifah

Tempat/Tanggal lahir : Bekasi / 12 Desember 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Pondok Surya Mandala Blok G1 No.16 RT 04

SYARAT PENDIDIKAN

1. SDN JATIASIH X (Tamat Tahun 2012)

2. SMPN 9 BEKASI (Tamat Tahun 2015)

3. SMAN 3 BEKASI (Tamat Tahun 2018)

viii
ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2022” Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk melengkapi
strata satu pada jurusan ilmu keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan syedza
saintika. Shalawat beriring salam tidak lupa kita kirimkan pada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk untuk keselamatan umat
di dunia dan akhirat.
Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Maka dari itulah pada kesempatan ini
peneliti mengucapkan terima kasih:
1. Bapak Prof. Dr. H. Syamsul Amar. MS, Pembina Yayasan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Sumatra Barat.

2. Bapak Drs. H. Hasrinal, Amd.Kep, MM, sebagai Ketua Stikes Syedza Saintika

Padang.

3. Ibu Ns. Weni Sartiwi, M.Kep, Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Stikes Syedza Saintika Padang.

4. Terima kasih kepada dewan penguji I Ibu Ns. Dwi Christina R, M.Kep dan

penguji II ibu Ns. Siti Aisyah Nur, M.Kep.

5. Bapak dan ibu dosen beserta staf akademik Program Sarjana Ilmu

Keperawatan Stikes Syedza Saintika Padang.

x
6. Ibu Ernawati, S.Pd.Sd kepala sekolah SDN 05 Sintuk Toboh Gadang yang

telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan pengambilan data dan

melakukan penelitian.

7. Teristimewa orang tua tercinta, dan keluarga besar yang memberikan

semangat dan dukungan.

8. Semua teman-teman Ilmu Keperawatan Angkatan 2018 yang telah

memberikan semangat dan keceriaan kepada peneliti.

9. Segenap pihak-pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang

telah membantu terselesaikannya proposal penelitian ini.

Padang , November 2022

(Salma Afifah)

DAFTAR ISI

xi
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING......................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR BAGAN................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................9
C. Tujuan Penelitian........................................................................................9
D. Manfaat Penelitian....................................................................................10
E. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12
A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat............................................................12
B. Pengetahuan..............................................................................................30
C. Pendidikan Kesehatan..............................................................................41
D. Kerangka Teori.........................................................................................52
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................52
A. Jenis dan Desain Penelitian......................................................................52
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................53
C. Populasi dan Sampel.................................................................................53
D. Etika Penelitian.........................................................................................54
E. Teknik Pengumpulan Data......................................................................55
F. Teknik Pengolahan Data..........................................................................57
G. Analisa Data...............................................................................................58
H. Kerangka Konsep......................................................................................60
I. Hipotesa Penelitian...................................................................................61
J. Definisi Operasional..................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................63

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

DAFTAR BAGAN

xiii
Bagan 2.1...............................................................................................................52
Bagan 3.1...............................................................................................................53
Bagan 3.2...............................................................................................................60

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1..........................................................................................................67

xiv
Lampiran 2..........................................................................................................69
Lampiran 3..........................................................................................................70
Lampiran 4..........................................................................................................72
Lampiran 5..........................................................................................................88
Lampiran 6..........................................................................................................91
Lampiran 7..........................................................................................................92
Lampiran 8..........................................................................................................94

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau

keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan

aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan

siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan

mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan

aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat sekolah (Kemenkes RI,

2018).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat cukup berpengaruh dalam proses

belajar karena disekolah mereka tidak hanya belajar akademik saja tetapi

juga bertingkah laku yang sesuai dengan aturan. Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat memiliki 11 indikator yaitu, mencuci tangan dengan air yang

mengalir dan memakai sabun, mengonsumsi jajanan sehat di kantin

sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang

teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di

sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan., membuang

sampah pada tempatnya, memelihara rambut agar bersih dan rapi,

memakai pakaian bersih dan rapih, memelihara kuku agar selalu pendek

dan bersih (Taryatman, 2016).

1
Masalah kesehatan yang paling banyak terjadi pada anak usia

sekolah dasar berhubungan dengan masalah kebersihan diri dan

lingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak belum menerapkan

perilaku hidup bersih dan sehat, dan PHBS masih minim diterapkan

dilinkungan sekolah, oleh sebab itu terdapat dampak akibat kurang

dilakukannya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) disekolah yaitu,

suasana belajar yang kurang nyaman karena lingkungan yang kotor,

menurunkan semangat belajar, menurunkan citra baik sekolah di

masyarakat umum. Ruang kelas yang kotor, banyaknya jajanan yang tidak

sehat serta pembuangan sampah yang tidak tertata akan menyebabkan

munculnya berbagai penyakit. Untuk PHBS anak usia sekolah jika tidak

dilakukan dengan baik maka anak bisa terserang penyakit seperti diare,

cacingan, cacar air, demam berdarah, muntaber, ISPA, kudis, dan kurap

(Faozy, 2017).

Berdasarkan data WHO tahun 2015 menyebut bahwa setiap tahun

sebanyak 100.000 anak usia sekolah di Indonesia meninggal akibat

penyakit diare, kejadian kecacingan mencapai angka 40-60%, masalah

karies dan periodontal 74,4%. Data dari World Health Organization

(WHO) pada tahun 2018, lebih dari 1,5 milyar orang atau sekitar 24%

penduduk dunia terinfeksi cacing ascaris lumbricoides. Penyakit

kecacingan ini sangat rentan terinfeksi pada anak-anak (usia 5-14 tahun).

Angka kejadian infeksi ascaris lumbricoides di Indonesia sebesar 70 ±

80%, berdasarkan data tersebut prevalensi terbesar terjadi pada anak

2
usia sekolah. Menurut data WHO pada tahun 2019, terdapat 10 penyebab

kematian teratas didunia dan diare menduduki peringkat ke 8, penyakit

diare berkontribusi terhadap 2,5 persen kematian di dunia atau setara

dengan 1,4 juta jiwa, penyakit diare ini lebih banyak terkena pada anak-

anak.

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2015 tentang kemampuan

sekolah dalam melakukan PHBS, sudah mencapai sebesar 49,41%.

Provinsi yang memiliki persentase tertinggi adalah Jawa Tengah (88,57%),

DI Yogyakarta (87,38%) dan Kalimantan Timur (79,73%). Provinsi

dengan persentase PHBS yang rendah adalah Sumatera Barat (36,34%),

Banten (40,21%) dan Papua Barat (42,56%). Menurut data Departemen

Kesehatan menunjukkan bahwa dari 1.000 penduduk, terdapat 300 orang

yang menderita penyakit diare sepanjang tahun (Profil Kesehatan

Indonesia, 2016).

Menurut data Riskesdas 2018 masalah kesehatan yang sering

terjadi pada anak usia sekolah yaitu diare sebanyak 12,3%, ISPA

( inspeksi saluran pernafasan atas) sebanyak 4,4%, malaria sebanyak 0,4%.

Banyak ditemukan data-data penyakit yang sering menyerang anak usia

sekolah akibat dari tidak berPHBS, prevalensi diare di Sumatra Barat

mengalami peningkatan, di tahun 2013 terdapat 8,8% kejadian diare,

sedangkan di tahun 2018 mengalami peningkatan yaitu 9,8% sedangkan

untuk prevalensi diare pada anak usia sekolah pada tahun 2013 di Sumatra

Barat terdapat 10,8% dan pada tahun 2018 terjadi peningkatan yaitu 15%

3
dan pada angka kejadian ISPA di Sumatra Barat pada kelompok umur 5-

14 tahun merupakan kelompok umur tertinggi dengan kejadian penyakit

ISPA (Riskedas, 2018).

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman tahun

2021, wilayah kerja Puskesmas yang memiliki presentase rumah tangga

berPHBS tinggi adalah Puskesmas Gasan Gadang sebesar 78,8%,

sedangkan wilayah kerja Puskesmas yang memiliki presentase rumah

tangga ber-PHBS rendah adalah Puskesmas Sintuk dengan presentase

sebesar 67,4% (Dinkes Kab Padang Pariaman, 2021). Kurangnya PHBS

pada tatanan rumah tangga di wilayah puskesmas sintuk dapat

mempengaruhi PHBS anak-anak yang ada dalam lingkungan keluarga,

sehingga dapat mempengaruhi perilaku anak-anak disekolah.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sangat penting

dilaksanakan disemua tatanan masyarakat. Kebiasaan hidup sehat harus

ditanamkan sejak dini mulai dari lingkungan masyarakat, tempat tinggal,

maupun sekolah. Perkembangan pada masa anak sekolah merupakan

periode yang tepat untuk diajarkan kebiasaan hidup yang sehat. Pada

masa tersebut anak berada pada periode pertumbuhan yaitu periode yang

tepat untuk pembentukan karakter, termasuk dalam pelaksanaan perilaku

sehat (Karaeng, dkk. 2017).

Faktor- faktor yang mempengaruhi untuk meningkatkan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah meliputi, sikap, fasilitas,

dukungan sekolah, dukungan keluarga dan pengetahuan (Suryani, 2017).

4
Pengetahuan menjadi salah satu indikator untuk meningkatkan

PHBS disekolah dimana pengetahuan (knowledge) sendiri adalah hasil

“tau” dari manusia, yang sekedar untuk menjawab pertanyaan “what”,

misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan juga termasuk domain yang penting untuk

mempengaruhi perilaku seseorang, semakin tinggi pengetahuan yang

didapat seseorang maka akan semakin baik pula perilaku yang

ditunjukkan, selain itu sikap yang ditunjukkan pun adalah sikap yang

positif. Hal ini sejalan dengan pengetahuan seorang anak, semakin baik

pengetahuan seorang anak maka semakin baik pula perilaku yang

dimilikinya khususnya terkait dengan PHBS (Notoatmodjo, 2014).

Salah satu cara yang sangat efektif untuk meningkatkan

pengetahuan yang akan sejalan dengan kebiasaan untuk berperilaku hidup

bersih dan sehat yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan di

sekolah (Maryunani, A. 2013).

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang terencana dalam

memberikan informasi kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan

sikap, keterampilan dan pengetahuan guna untuk meningkatkan derajat

kesehatan yang lebih optimal melalui upaya promotif, preventif, kuratif

5
dan rehabilitatif (Hasnidar, dkk, 2020). Pendidikan kesehatan hanya

sebagai pendamping pelayanan kesehatan dan hanya bertujuan

meningkatkan pengetahuan individu yang diberi pendidikan kesehatan

(Susilowati, 2016).

Keberhasilan pendidikan kesehatan bila sasaran pendidikan

( individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap

dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga

pengetahuan dari pendidikan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku

siswa dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

(Veronika, dkk, 2021).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chandra, dkk (2016)

yang berjudul hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa sekolah dasar (SD) di

Kecamatan Cerbon tahun 2016, didapatkan hasil dari 66 responden yang

diteliti, Pengetahuan siswa tentang PHBS cukup (53%). Sikap siswa

tentang PHBS negatif (51,5%). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

siswa kurang (66,7%). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ada

hubungan signifikan antara Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (p = 0,029 < 00,05). Dan juga terdapat hubungan signifikan

antara Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (p = 0,012 < 0,05).

Berdasarkan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan

menggunakan permainan ular tangga terhadap tingkat pengetahuan PHBS

santri pondok pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Blitar, berdasarkan

6
hasil uji Wilcoxon hasil penelitian terdapat peningkatan yang signifikan

antara hasil pretest dan posttest kelompok intervensi (P-values 0,000 <

0,005) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

pendidikan kesehatan menggunakan permainan ular tangga terhadap

tignkat pengetahuan PHBS santri pondok pesantren Mambaul Hisan

Kabupaten Blitar (Dewi, 2016).

Menurut penelitian Hanif, dkk. (2018) dengan judul efektivitas

buku saku PHBS dalam meningkatkan perilkau hidup bersih dan sehat,

didapatkan hasil uji statsitik Wilcoxon sign rank menunjukkan kelompok

eksperimen A sebesar 0,000, kelompok eksperimen B memiliki nilai

sebesar 0,000 yang menunjukkan nilai p<α (α = 0,05), maka keputusan

yang diambil adalah Ho ditolak atau hipotesis penelitian diterima, artinya

terdapat perbedaan pengetahuan yang lebih baik saat setelah dilakukan

intervensi menggunakan buku saku PHBS disekolah.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 Januari

2022 dengan observasi dan wawancara. Dari hasil wawancara kepada

kepala sekolah SDN 05 Sintuk Toboh Gadang, Sebelumnya belum pernah

ada yang melakukan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang. Untuk kegiatan olahraga,

sekolah memiliki jadwal pelajaran penjaskes sekali seminggu dan senam

pagi 3 kali seminggu yang dilaksanakan pada hari selasa, rabu dan kamis.

Untuk kegiatan gotong-royong dan memberantas jentik nyamuk sudah

dilakukan namun hanya sebulan sekali. Dari 10 siswa yang diwawancarai,

7
terdapat 8 siswa tidak mengetahui tentang PHBS dan apa pengertian

PHBS, 9 siswa didapati kuku masih panjang dan kotor, 5 siswa

berpakaian tidak rapih, 7 siswa mengatakan tidak buang sampah pada

tempatnya, hal ini terlihat dari banyaknya sampah di laci meja siswa dan

masih banyak sampah di sekitar lingkungan sekolah.

Saat ditanya mengenai kebiasaan mencuci tangan menggunakan

sabun, dari 10 anak yang diwawancarai, kesemuanya tahu langkah-

langkahnya dan waktu pelaksanaannya meskipun ada beberapa anak yang

tidak lancar saat menjelaskan dan mempraktikkan. Akan tetapi, saat

ditanya seberapa sering mereka melakukannya dalam kehidupan sehari-

hari, sepuluh anak tersebut menjawab bahwa mereka tidak pernah

mencuci tangan dengan langkah-langkah tersebut. Mereka hanya mencuci

tangan dengan membasahi tangan dengan air dan memberikan sabun jika

ada, kemudian menggosoknya sebentar dan membilasnya. Kebanyakan

dari mereka hanya menerapkan cuci tangan saat sebelum dan sesudah

makan.

Dari hasil observasi di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang, SD tersebut

tidak mempunyai kantin sekolah dikarenakan tidak cukup lahan untuk

pembangunan kantin sekolah sehingga semua siswa jajan di luar sekolah.

Untuk tempat mencuci tangan, di setiap depan kelas sudah tersedia tempat

untuk menucuci tangan namun untuk sabun hanya beberapa tempat saja

yang tersedia sedangkan yang lainnya hanya botol sabunnya saja. Untuk

WC dimana hanya tersedia 3 WC siswa namun hanya 2 yang bisa

8
digunakan, 1 WC guru dengan jumlah siswa seluruhnya 163 orang. WC

juga tidak memenuhi syarat jamban yang sehat dimana tidak cukup

pencahayaan, tidak cukup luas, tidak tersedia alat-alat pembersih. Untuk

keadaan ruang kelas terlihat cukup kotor karena banyak sampah di laci

meja siswa. Untuk usaha ksehatan sekolah (UKS) di sekolah tersebut

sudah tersedia uks dan obat P3K yang lengkap juga sudah diadakan

kegiatan peatihan dokter kecil oleh puskesmas terdekat namun

pelaksanaannya sudah lama yaitu tahun 2012/2013.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui

“pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa

tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN 05 Sintuk Toboh

Gadang kabupaten padang pariaman tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “ Apakah ada pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang kabupaten

padang pariaman tahun 2022?”

9
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di

SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman tahun

2022.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui rata-rata tingkat pengetahuan anak usia sekolah di SDN

05 Sintuk Toboh Gadang kabupaten padang pariaman sebelum

diberikan pendidikan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS).

b. Diketahu rata-rata tingkat pengetahuan anak usia sekolah di SDN

05 Sintuk Toboh Gadang kabupaten padang pariaman sesudah

diberikan pendidikan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS).

c. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

pada siswa SDN 05 Sintuk Toboh Gadang kabupaten padang

pariaman.

10
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian (SDN 05 Sintuk Toboh Gadang kabupaten

padang pariaman)

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan

kebiasaan dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai

upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan siswa dan mencegah

penyakit akibat dari rendahnya kebiasaan dalam menerapkan perilaku

hidup bersih dan sehat, dan mampu berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan yang sehat serta dapat memotivasi siswa untuk

membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini.

2. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Syedza Saintika Padang)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

bacaan di perpustakaan Stikes Syedza Saintika Padang untuk dapat

digunakan oleh mahasiswa sebagai sumber penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber pustaka/referensi

dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa tenatng

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

11
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Tahun

2022. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan desain

penelitian pra experimental dengan rancangan one-group pre-test post-test

designt, dimana tingkat pengetahuan anak sekolah mengenai perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) diukur sebelum dan sesudah diberikan

penyuluhan kesehatan. Penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan

variabel independen. Variabel dependen penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan

variabel independen penelitian ini adalah pendidikan kesehatan. Populasi

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 05 Sintuk Toboh Gadang.

Pembagian sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total

sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Analisa data berupa

analisa univariat bertujuan untuk mendapatkan hasil pengetahuan anak

kelas V SDN 05 Sintuk Toboh Gadang sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehataa. Dan analisa bivariat dengan uji Dependent T-Test

untuk mengetahui apakah kedua variabel berhubungan atau tidak.

Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner dan untuk pelaksanaan

pendidikan kesehatan menggunakan satuan acara penyuluhan (SAP).

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


1. Pengertian

Perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS adalah upaya untuk

memperkuat budaya seseorang, kelompok maupun masyarkat agar

peduli dan mengutamakan kesehatan untuk mewujudkan kehidupan

yang berkualitas. PHBS merupakan perilaku yang harus dipraktekkan

secara terus menerus agar menjadi suatu pola kebiasaan (Kemensos,

2020).

Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah

upaya untuk menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat

melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur -

jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai

informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah

pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup

yang bersih dan sehat (Suci, 2019).

Sedangkan menurut Proverawati, dkk (2012) perilaku hidup bersih

dan sehat di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikan

oleh para siswa, guru, dan masyarakat yang berada di lingkungan

sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga

secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan derajat

12
kesehatan, serta berperan aktif dalam menjaga, memelihara, serta

mewujudkan lingkungan yang sehat.

2. Sasaran Pembinaan PHBS di Sekolah

Pembinaan PHBS di sekolah dapat diberikan pada tiga kelompok

sasaran PHBS, antara lain sebagai berikut :

a. Sasaran primer

Sasaran primer pada pembinaan PHBS di sekolah adalah

siswa SD, dimana mereka diharapkan dapat mengetahui dan

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Sasaran sekunder

Sasaran sekunder adalah orang-orang yang mempunyai

pengaruh pada sasaran primer dalam mengambil keputusan untuk

melaksanakan PHBS. Pada PHBS di sekolah yang menjadi sasaran

sekunder adalah guru, dimana seorang guru adalah panutan dari

para siswa.

c. Sasaran tersier

Sasaran tersier adalah orang yang berfungsi untuk

mengambil keputusan formal, seperti komite sekolah, kepala desa,

lurah, camat, dinas pendidikan, puskesmas dan sebagainya. Mereka

dapat memberikan dukungan dalam menentukan kebijakan,

pendanaan dalam proses pembinaan PHBS yang akan diberikan

kepada siswa sekolah (Pedoman Pembinaan PHBS Kemenkes RI,

2011).

13
3. Manfaat PHBS di Sekolah

Menurut Taryatman (2016) manfaat dilakukanya perilaku hidup bersih

dan sehat atau PHBS di sekoah,yaitu:

a. Manfaat bagi peserta didik

1) Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit

2) Meningkatkan semangat belajar

3) Meningkatkan produktivitas belajar

4) Menurunkan angka absensi karena sakit

b. Manfaat bagi warga sekolah

1) Meningkatnya semangat belajar peserta didik berdampak

positifterhadap pencapaian target dan tujuan

2) Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh

orangtua siswa

3) Meningkatnya citra sekolah yang positifsehingga mampu

menarik minat orangtua

c. Manfaat bagi sekolah

1) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di

sekolah

2) Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di

sekolah

3) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

14
d. Manfaat bagi masyarakat

1) Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat

2) Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang

diterapkan oleh sekolah.

4. Tujuan PHBS di Sekolah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai

tujuan yaitu :

a. Tujuan Umum: Memperdayakan setiap peserta didik, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu

menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan

PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap peserta

didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.

2) Meningkatkan peran serta aktif setiap peserta didik, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah untuk melakukan PHBS di

sekolah.

3) Memandirikan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat

lingkungan sekolah untuk melakukan PHBS (Taryatman,

2016).

15
5. Indikator PHBS di Sekolah

Beberapa indikator PHBS di sekolah, yaitu:

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun

Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan

sabun telah lama diketahui oleh masyarakat umum bahwa mencuci

tangan merupakan salah satu cara pencegahan dan perlindungan

diri terhadap kuman penyakit. Guru, peserta didik, dan masyarakat

sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air

besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap

kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang

mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman

yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain

membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di

tangan. Mencuci tangan menggunakan sabun ketika sebelum dan

sesudah makan. Setelah buang air kecil (BAK) dan buang air besar

(BAB) serta sebelum dan setelah melakukan pekerjaan akan sangat

efektif menjaga kesehatan tubuh serta mencegah penyebaran

penyakit melalui virus dan bakteri yang tak tampak oleh mata

menempel di tangan. Manfaat cuci tangan antara lain :

1) Membersihkan tangan

2) Membunuh virus dan bakteri penyebab penyakit yang

menempel di tangan

3) Mencegah penularan penyakit.

16
Untuk menunjang kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) di sekolah haruslah tersedia kran cuci tangan, sabun

dan handuk sebagai sarana cuci tangan bagi guru dan peserta

didik. Dengan adanya sarana mencuci tangan serta gencarnya

penyuluhan pentingnya mencuci tangan akan membuat guru

dan peserta didik terbiasa dan sadar akan pentingnya

melakukan cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan

sabun. Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan

sabun melatih nilai karakter disiplin.

b. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Mengkonsumsi makanan sehat merupakan suatu keharusan,

terutama bagi anak usia sekolah yang berada dalam tahap

pertumbuhan dan perkembangan. Makanan sehat yang

mengandung banyak zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh mereka.

Kandungan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral serta serat

yang cukup dapat membantu tumbuh kembang anak usia sekolah

lebih optimal. Warga sekolah terutama peserta didik harus lebih

selektif lagi dalam memilih jajanan yang sehat, hal ini menjadi

pekerjaan rumah untuk para orang tua dan guru untuk memberikan

pengetahuan kepada anak untuk memilih jajanan yang sehat ketika

di kantin sekolah. Alangkah baiknya jikalau para orang tua

membuatkan bekal untuk anak sehingga anak tidak perlu jajan

makanan yang tidak diketahui bahan dan proses pembuatannya.

17
Untuk mendukung kegiatan berperilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) di sekolah haruslah terdapat kantin yang memenuhi syarat

kesehatan, adanya pembinaan dan komitmen dari kepala sekolah

dan guru terhadap pengelola kantin sekolah. Hal itu merupakan hal

yang sangat diperlukan agar pengelola kantin sekolah dapat

menyediakan lebih banyak jajanan yang bersih dan sehat, sehingga

membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi peserta didik

menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik. Mengkonsumsi

makanan sehat merupakan bagian dari nilai karakter hidup sehat.

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Kebersihan jamban mutlak diperlukan untuk mencegah

penularan bakteri dan virus penyebab penyakit diantara warga

sekolah yang menggunakannya. Selain kebersihan dari jamban,

daya tahan tubuh pengguna juga menjadi faktor penentu penularan

penyakit. Sehingga diperlukan jamban yang memenuhi syarat

jamban sehat. Syarat jamban sehat diantaranya :

1) Tidak mengkontaminasi tempat penampungan air

2) Tidak terjadi kontak antara manusia dan tinja

3) Hasil buangan tinja tidak menimbulkan bau

4) Cukup pencahayaan

5) Cukup ventilasi

6) Cukup air

7) Cukup luas

18
8) Lantai kedap air,

9) Konstruksi jamban dibuat dengan baik sehingga aman bagi

penggunanya

10) Tersedia alat-alat pembersih

Untuk mendukung kegiatan PHBS, di sekolah haruslah

tersedia jamban yang memenuhi syarat kesehatan serta

memiliki sarana alat pembersih. Jamban yang bersih dan tidak

berbau selain menunjukkan kebersihan juga membuat angka

penularan bakteri dan kuman penyebab penyakit menjadi

berkurang. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang

memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk

seluruh peserta didik serta terpisah antara peserta didik laki-laki

dan perempuan. Dengan menjaga kebersihan jamban

merupakan bagian dari nilai karakter karakter hidup sehat.

d. Olahraga yang teratur dan terukur

Olahraga adalah aktifitas fisik maupun psikis yang berguna

untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan. Berolahraga

selain membuat badan bugar dan sehat juga dapat membuat sistem

kekebalan tubuh terhadap bakteri dan virus penyebab penyakit

meningkat, sehingga dengan berolahraga diharapkan dapat

menjaga dan meningkatkan kesehatan bagi pelakunya. Berolahraga

hendaknya teratur dengan jadwal yang telah terukur sesuai dengan

kemampuan pelakunya. Dengan berolahraga secara teratur tubuh

19
akan terbiasa dengan kegiatan tersebut sehingga tidak terjadi

kekakuan otot. Peserta didik, guru, dan masyarakat sekolah lainnya

melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali

seminggu selang sehari. Olahraga dapat dilakukan di halaman

secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia),

dan juga di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa

senam ringan dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah

diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama

serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga. Untuk

menunjang kegiatan PHBS di sekolah, hendaknya terdapat jadwal

rutin olahraga bagi para peserta didik dilengkapi dengan sarana

peralatan olahraga yang mendukung serta perlu adanya penyuluhan

PHBS di sekolah dan di dalam materi pelajaran olahraga. Dengan

berolahraga yang teratur dan terukur dapat menerapkan nilai

karakter disiplin.

e. Memberantas jentik nyamuk

Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah

yang dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada :

tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas

bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser,

wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat

yang bisa menampung air yang ada di sekolah. Memberantas jentik

di lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang

20
nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-

tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan

menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik

diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan

nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki

gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk

melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali. Nilai karakter

yang dapat dikembang melalui indikator ini adalah hidup sehat.

f. Tidak merokok di sekolah

Merokok merupakan kegiatan menghisap asap rokok

kedalam tubuh dan menghembuskannya ke udara. Rokok adalah

benda yang berbentuk silinder dari kertas dan memiliki ukuran

panjang antara 70 hingga 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm

yang berisi daun tembakau yang telah dipotong kasar. Rokok

dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar

asapnya dapat dihisap oleh mulut melalui ujung lainnya. Peserta

didik, guru, dan masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan

sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang

yang berada di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang

diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya.

Untuk mendukung kegiatan PHBS di sekolah, tidak ada

rokok, asbak dan abu serta puntung rokok dilingkungan sekolah.

Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di

21
lingkungan sekolah. Peserta didik/guru/masyarakat sekolah bisa

saling mengawasi diantara mereka untuk tidak merokok di

lingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan kawasan

tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok. Dengan adanya peraturan

dan sanksi merupakan indikator yang harus dicapai dalam rangka

mensukseskan kegiatan ber-PHBS. Nilai karakter yang dapat

diterapkan melalui indikator ini adalah nilai karakter hidup sehat.

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan.

Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang

ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan

apapun. Tinggi badan adalah ukuran tubuh dalam sisi tingginya

yang diukur dalam keadaan berpakaian minimal tanpa

perlengkapan apapun. Pertumbuhan dan perkembangan anak di

usia sekolah sangatlah pesat, sehingga diperlukan pencatatan

pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara rutin. Beberapa hal

yang mempengaruhi berat badan dan tinggi badan diantaranya

adalah makanan dan minuman. Dalam sehari tubuh manusia

membutuhkan gizi lengkap seperti karbohidrat, lemak, protein,

vitamin dan mineral. Peserta didik ditimbang berat badan dan

diukur tinggi badan setiap 6 bulan agar diketahui tingkat

pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran

dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan

sehingga diketahui apakah pertumbuhan peserta didik normal atau

22
tidak normal. Untuk mendukung kegiatan PHBS, di sekolah

hendaknya terdapat jadwal menimbang berat badan dan mengukur

tinggi badan serta sekolah harus memiliki sarana untuk menimbang

berat badan dan mengukur tinggi badan. Dengan menimbang berat

badan dan mengukur tinggi badan secara rutin nilai karakter yang

dapat dikembangkan adalah disiplin.

h. Membuang sampah pada tempatnya

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan

setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan media

menumpuknya bakteri dan virus penyebab penyakit. Peserta

didik/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat

sampah yang tersedia. Sekolah sebaiknya menyediakan tempat

sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan

sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap

dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit.

Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang

tersedia akan sangat membantu peserta didik/guru/masyarakat

sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit. Membuang

sampah pada tempatnya merupakan perbuatan baik yang positif

yang harus dijadikan sebagai suatu kebiasaan sehari-hari agar dapat

menjadi teladan bagi orang lain. Dengan membuang sampah pada

tempatnya nilai karakter yang dapat dikembangkan adalah nilai

karakter cinta lingkungan dan disiplin.

23
i. Memelihara rambut agar bersih dan rapi

Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga

terlihat rapi. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam,

tidak berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan

kerapihan rambut dapat dilakukan oleh guru minimal seminggu

sekali. Peserta didik diarahkan untuk memotong rambut minimal 1

bulan sekali, jika terdapat peserta didik yang berambutpanjang

untuk anak laki-laki maka guru bertugas memotong dan

merapikan rambut. Nilai karakter yang dapat dikembangkan

melalui indikator ini adalah disiplin.

j. Memakai pakaian bersih dan rapih

Pakaian bersih dan rapih yaitu pakaian yang tidak kotor,

tidak berbau, dan tidak kusam yang diperoleh dengan mencuci

baju setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika. Memeriksa

baju yang dipakai peserta didik dapat dilakukan oleh guru setiap

hari sebelum pelajaran dimulai dan sesudah pelajaran selesai.

Sebaiknya pihak sekolah mempunyai aturan tentang pakaian yang

dikenakan oleh peserta didik, bagi anak laki-laki baju

dimasukkan, memakai ikat pinggang, dan memakai kaos kaki.

Dengan memakai pakaian bersih dan rapih merupakan nilai

karakter yang dapat dikembangkan adalah disiplin.

24
k. Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih

Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur

dan membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa

kuku secara rutin dapat dilakukan oleh guru minimal seminggu

sekali sebelum memulai pelajaran. Jika didapati ada peserta didik

yang berkuku panjang, guru mempunyai tugas untuk memotong

dan merapikannya dengan memelihara kuku agar selalu pendek

dan bersih nilai karakter yang dapat dikembangkan adalah nilai

karakter hidup sehat ( Taryatman, 2016).

6. Fasilitas penunjang PHBS di sekolah

Fasilitas penunjang PHBS di sekolah antara lain adalah : (Depkes,

2012)

a. Ketersediaan air bersih yang bebas dari jentik nyamuk

Air bersih yang tersedia di sekolah dapat digunakan oleh

siswa dan guru untuk berbagai keperluan. Siswa dan guru dapat

menggunakan air bersih untuk mencuci tangan dengan

menggunakan air bersih yang mengalir sebelum makan dan

sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan dengan air mengalir

dan menggunakan sabun mencegah penularan penyakit seperti

diare, kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit kulit, hepatitis A,

ISPA, flu burung, dan lain sebagainya.

25
Kegiatan pemeriksaan tandon air bersih dilakukan untuk

memberantas penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk

seperti penyakit demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk di

lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras,

menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak

mandi, drum, , tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu

sekali. Hasil yang didapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini

kemudian disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.

b. Fasilitas penunjang PHBS disekolah yang lain adalah tersedianya

kantin sekolah dengan jajanan yang sehat, ketersediaan jamban

yang bersih, tempat dan program olahraga yang teratur dan terukur,

dan juga adanya tempat sampah. Dimana fasilitas tersebut dapat

menunjang siswa dan siswi dalam berperilaku hidup bersih dan

sehat dilingkungan sekolah.

7. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Penerapan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS)

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil rasa keingintahuan melalui

proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek

tertentu. Pengetahuan merupakan domain penting dalam

terbentuknya perilaku terbuka atau open behaviour

( Harsisnanto, J & Suhendar , 2019).

26
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung

dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negative yang akan

menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan

objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin

positif terhadap objek tertentu (Wawan & Dewi, 2012).

Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan

bervariatif sesuai dengan proses pengalaman manusia yang

dialami. Menurut Brunner, proses pengetahuan tersebut

melibatkan tiga aspek, yaitu proses mendapatkan informasi,

proses transformasi, dan proses evaluasi. Informasi baru yang

didapat merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh

sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi

sebelumnya. Proses transformasi adalah proses manipulasi

pengetahuan agar sesuai dengan tugas tugas baru. Proses

evaluasi dilakukan dengan memeriksa kembali apakah cara

mengolah informasi telah memadai.

b. Sikap

Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan

seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai

aspek- aspek tertentu dalan lingkungannya.sikap merupakan

kecondongan evaluatif terhadap suatu stimulus atau objek

tersebut. Ini berarti siakp menunjukkan kesetujuan atau

27
ketidaksetujuan, suka atau tidak suka seseorang terhadap

sesuatu

Sikap dalam kehidupan sehari hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap bukan suatu

tindakan atau aktivitas, melainkan predisposisi tindakan atau

perilaku. Alport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai

tiga komponen utama yaitu kepercayaan/keyakinan (ide dan

konsep), kehidupan emosional atau evaluasi emosional

terhadap suatu objek, dan kecendrungan untuk bertindak (trend

to behave). Ketiga komponen tersebut secara bersama – sama

membentuk sikap yang utuh (total attitude). Sedangkan sikap

dikaitkan dengan pendidikan adalah sikap atau tanggapan

pserta didik terhadap materi pendidikan pendidikan yang

diberikan (Mubarak, 2012).

c. Tindakan/ keterampilan

Sikap tidak otomatis terwujud menjadi suatu tindakan

(overt behabvior). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan

nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, misalnya penyediaan fasilitas. Contohnya,

orang yang sudah memiliki sikap positif terhadap manfaat

imunisasi harus mendapatkan fasilitas imunisasi agar orang

tersebut mengimunisasikan anggota keluarganya.disamping itu,

diperlukan dukungan dari berbagai pihak, misalnya petugas,

28
suami, istri, orang tua, teman, dan lain – lain. Pengukuran

perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung melalui

wawancara terhadap kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan

beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran

juga dapat dilakukan secara langsung yaitu melalui observasi

tindakan atau kegiatan responden. Praktik (berkaitan dengan

pendidikan) adalah tindakan peserta didik sehubungan dengan

materi pendidikan yang diberikan.

Perubahan ke arah perilaku yang diharapkan (berupa

perilaku yang lebih baik) hanya dapat dilakukan melalui proses

yang disengaja dengan grand design yang mencakup proses :

a) Pendidikan informal

Diperlukan konsistensi proses belajar informal

dalam keluarga, dalam pergaulan dimasyarakat, dan

individu – individu kunci yang akan dijadikan model

publik.

b) Pendidikan nonformal

Dalam proses ini pemerintah dan masyarakat

melakukan upaya aktif untuk meningkatkan daya upaya

proses pembelajaran yang dilakukan secara insidental atau

regular melalui pendekatan pelatihan, kursus - kursus, atau

seminar - seminar.

29
c) Pendidikan formal

Kebutuhan pendekatan khusus sehingga proses

belajar formal ini tidak tejebak oleh formalitas yang hanya

mampu mentransfer pengetahuan tanpa memberikan pesan

moral pada peserta didik (Mubarak, 2012).

B. Pengetahuan
1. Pengertian

Pengetahuan adalah suatu hasil rasa keingintahuan melalui proses

sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek

tertentu.Pengetahuan merupakan domain penting dalam

terbentuknyaperilaku terbuka atau open behaviour ( Harsisnanto, J &

Suhendar , 2019).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan aspek negative yang akan menentukan sikap

seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,

maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu

(Wawan & Dewi, 2012).

30
2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan mempunyai 6

tingkatan yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh sebab

itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang

telah paham terhadap obyek suatu materi harus dapat menjelaskan,

menyimpulkan, dan meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai apabila orang yang telah

memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan pinsip yang

diketahuinya tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam satu

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

31
e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum dalam suatu hubungan yang logis antar komponen

yang dimilikinya.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek.

3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011) pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket dengan menanyakan tentang

materi yang akan diukur dari subjek penelitian. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain sebagai berikut :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat

dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin mudah pula mereka menerima informasi. Pada akhirnya

makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika

seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah maka

akanmenghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

penerimaan, informasi dan nilai yang baru diperkenalkan.

32
b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun secara tidak langsung.

c. Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan

fisik secara garis besar dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu :

perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan

timbulnya ciri-ciri baru. Hal ini terjadi akibat pematangan fungsi

organ.Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang

semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Minat adalah suatu kecendrungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Minta menjadikan seseorang untuk

mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteteraksi dengan lingkungannya. Ada

kecendrungan pengalaman yang kurang baik akan berusaha untuk

dilupakan oleh seseorang. Namun jika pengalaman terhadap obyek

tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan

33
yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya

sehingga pada akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam

kehidupannya.

f. Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam

suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan

lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya

mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan

karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap

pribadi atau sikap seseorang.

g. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh informasi dapat suatu

membantu untuk memperoleh mempercepat seseorang

pengetahuan yang baru.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2018) terdapat beberapa cara memperoleh

pengetahuan, yaitu:

a. Cara memperoleh kebenaran ilmiah

Cara kuno atau tradisional dipakai untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini meliputi:

34
1) Cara coba salah (Trial and error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah

digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan

adalah melalui cara coba salah (trial and error). Cara ini telah

dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila

menghadapi persoalan, upaya pemecahannya dilakukan dengan

coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan

menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan

masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,

dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

terpecahkan.

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contohnya

adalah ditemukannya kina sebagai obat penyembuhan penyakit

malaria. Konon, ditemukannya kina sebagai obat malaria

adalah secara kebetulan oleh seorang penderita malaria yang

sering mengembara di hutan ia kehausan dan minum air parit

yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali. Anehnya, sejak

minum air tersebut penyakit malarianya tidak pernah kambuh

lagi. Akhirnya ia melakukan penyelidikan ke sepanjang parit

itu dan ditemukanya pohon kina yang tumbang terendam di

35
dalam parit tersebut. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa kulit

kayu kina dapat dijadikan obat malaria.

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan,

tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya

mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan

pengetahuan. Prinsip inilah, orang lain menerima pendapat

yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran

sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima

pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakan

sudah benar.

4) Pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu,

pengalaman pribadi dapat digunakan untuk memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

masalah yang dihadapi di masa lalu.

36
5) Cara akal sehat (Common sense)

Akal sehat (Common sense) kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dulu agar anaknya mau

menuruti nasihat orang tuanya, atau agar anak disiplin

menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,

misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara

menghukum anak ini berkembang sampai sekarang menjadi

teori atau kebenaran bahwa hukuman adalah metode (meskipun

bukan paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah

dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

6) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang

bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional

atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh Nabi sebagai

wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau

penyelidikan manusia.

37
7) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran ini diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melaui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak

menggunakan cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini

diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati

saja.

8) Melalui jalan pikiran

Untuk memperoleh pengetahuan serta kebenarannya

manusia harus menggunakan jalan pikirannya serta

penalarannya. Banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-

tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan

seperti ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke

generasi berikutnya. Kebiasaan-kebiasaan ini diterima dari

sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

9) Metode induksi

Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap

gejala- gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya

dikumpulkan dan diklasifikasikan, akhirnya diambil

kesimpulan umum.

38
10) Metode deduksi

Metode yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih

dahuluuntuk seterusnya dihubungkan dengan bagian-bagiannya

yang khusus.

b. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

lebih sistematis, logis, dan alamiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi

penelitian.Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis

Bacon (1561-1626). Ia adalah seorang tokoh yang

mengembangkan metode berpikir induktif. Mula-mula ia

mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam

atau kemasyarakatan. Kemudian hasil pengamatannya tersebut

dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil

kesimpulan umum. Kemudian metode berpikir induktif yang

dikembangkan oleh Bacon dilanjutkan oleh Deobold Van

Dallen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan

membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta

sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini

mencakup tiga hal pokok, yaitu:

39
1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

2) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

3) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

5. Kriteria Pengetahuan

Menurut Nursalam (2016) pengetahuan seseorang dapat

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Pengetahuan baik, bila subjek menjawab benar 76 % - 100 %

seluruh pertanyaan

b. Pengetahuan cukup, bila subjek menjawab benar 56 % - 75 %

seluruh pertanyaan

c. Pengetahuan kurang, bila subjek menjawab benar < 56 % seluruh

pertanyaan.

40
C. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian

Pendidikan kesehatan merupakan pembelajaran yang terencana dan

bersifat dinamis. Tujuan dari proses pembelajaran ini adalah untuk

memodifikasi perilaku melalui peningkatan keterampilan, pengetahuan

maupun perubahan sikap yang berkaitan dengan perbaikan pola hidup

kearah yang lebih sehat. Perubahan yang diharapkan dalam pendidikan

kesehatan dapat diaplikasikan pada skala individu hingga masyarakat,

serta pada penerapan program kesehatan (Nurmala, dkk. 2018).

Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya

kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) yang

menitiberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.

Secara konsep pendidikan kesehatan merupakan upaya

mempengaruhi/mengajak orang lain (individu, kelompok, dan

masyarakat) agar berperilaku hidup sehat. Secara operasional

pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk

memberikan/meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya

(Widodo,2014).

Sedangkan menurut Hasnidar, dkk (2020) pendidikan kesehatan

adalah suatu proses yang terencana dalam memberikan informasi

kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan sikap, keterampilan

dan pengetahuan guna untuk meningkatkan derajat kesehatan yang

41
lebih optimal melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.

b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatan yang ada (Widyawati, 2021).

3. Pentingnya Pendidikan Kesehatan

a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan

masyarakat, dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan

lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal.

b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan

masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,

mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan

kematian.

c. Agar orang mampu menerapkan masalah dan kebutuhan mereka

sendiri, mampu memahami apa yang dapat mereka lakukan

terhadap masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka

ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan

kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat

dan kesejahteraan masyarakat. (Sinaga, dkk, 2021: 7).

42
4. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan di Indonesia berdasarkan pada program

pembangunan Indonesia adalah :

a. Masyarakat umum

Masyarakat umum adalah seluruh masyarakat yang berada

disuatu tempat secara umum yang mendapatkan pendidikan

kesehatan, contoh: terjadinya kasus endemis fillariasis di

sebuah desa maka seluruh masyarakat di desa tersebut harus

mendapatkan pendidikan kesehatan dan pengobatan terkait

eliminasis fillariasis.

b. Masyarakat dalam kelompok tertentu

Masyarkat dalam kelompok tertentu seperti wanita, remaja

dan anak-anak. Kelompok tertentu menjadi sasaran pendidikan

kesehatan karena rentan terhadap permasalahan kesehatan.

Wanita sangat rentan memiliki permasalahan kesehatan

terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena pada

periode tersebut mereka memiliki kebutuhan gizi yang lebih

tinggi dan membutuhkan pemeliharaan kesehatan yang lebih

tinggi dari wanita biasa, contoh: seorang wanita hamil dan

menyusui harus mendapatkan konseling oleh bidan atau dokter

terkait permasalahan kesehatan yang dialami atau pemeliharaan

kesehatan selama masa kehamilan dan nifas.

43
Anak-anak dan remaja menjadi kelompok sasaran

pendidikan kesehatan secara khusus, hal ini dikarenakan anak-

anak memiliki imunitas yang jauh lebih rendah dibandingkan

orang dewasa sehingga memiliki resiko terkena permasalahan

kesehatan yang lebih tinggi dan pengetahuan yang kurang baik

sehingga meningkatkan resiko terjadinya permasalahan

kesehatan, contoh anak-anak yang terkena diare karena

konsumsi jajan sembarangan.

c. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan

individual

Sasaran pendidikan kesehatan kepada individu dilakukan

karena terdapat individu yang mengalami permasalahan

kesehatan secara khusus sehingga memerlukan pendidikan

kesehatan agar permasalahan kesehatannya tidak semakin

parah atau permasalahannya tidak menular kepada orang lain,

contoh: individu yang terkena penyakit AIDS maka akan

disarankan untuk mendapatkan konseling demi meningkatkan

status kesehatan penderita AlDS tersebut. (Siregar, 2020: 10)

5. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Menurut (Notoatmodjo, 2021) ruang lingkup pendidikan kesehatan

dapat dilihat dari berbagai dimensi antara lain: dimensi aspek

kesehatan, dimensi tatanan atau tempat pelaksanaan pendidikan

kesehatan dan dimensi tingkat pelayanan

44
a. Dimensi aspek kesehataan

Kesehatan masyarakat mencakup empat aspek pokok yaitu:

1) Promosi (promotif)

2) Pencegahan (preventif)

3) Penyembuhan (kuratif)

4) Pemulihan (rehabilitatif)

b. Dimensi tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan

Menurut dimensi pelaksanaan, pendidikan kesehatan dapat

dikelompokkan menjadi lima:

1) Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

2) Pendidikan ksehatan pada tatanan sekolah

3) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja

4) Pendidikan kesehatan ditempat-tempat umum

5) Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan

c. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

Terdapat 5 tingkat pencegahan yang dapat dilakukan melalui

pendidikan kesehatan, yaitu:

1) Promosi kesehatan (health promotion) yaitu peningkatan

derajat atau status kesehatan masyarakat yang dilakukan

melalui pendidikan, penyuluhan ataupun pelatihan kesehatan.

2) Perlindungan khusus (specific protection) yaitu usaha untuk

melindungi masyarakat untuk memberikan perlindungan

45
ataupun pencegahan terhadap terjangkitnya suatu penyakit

contohnya dengan program imunisasi.

3) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and

prampt treatment) seperti pada kurangnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mengakibatkan

masyarakat mengalami kesulitan untuk medeteksi penyakit

bahkan enggan untuk memeriksakan kesehatan dirinya dan

mengobati penyakitnya.

4) Pembatasan cacat yaitu seperti kurangnya pengertian dan

kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit

seringkali mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan

pengobatan sampai tuntas, sedang pengobatan yang tidak

sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan

menjadi cacat.

5) Rehabilitasi yaitu latihan yang diperlukan untuk pemulihan

seseorang yang telah sembuh dari suatu penyakit atau menjadi

cacat, akibat dari kurangnya pengetahuan dan kesadaran

tentang pentingnya rehabilitasi, membuat masyarakat tidak

mau untuk melakukan latihan-latihan tesebut.

46
6. Media Dalam Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media

ini dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

a. Media cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari

gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna, antara

lain sebagai berikut:

1) Booklet, suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun

gambar.

2) Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan melalui lmbaran yang dilipat, isi informasi dapat

dalam bentuk kalimat maupun gambar ataupun kombinasi.

Pada umumya penyampaian pendidikan kesehatan yang

menggunakan metode ceramah akan dibarengi dengan

pemberian leaflet, dimana leaflet tersebut berisi pesan-pesan

yang diberikan saat melakukan pendidikan kesehatan.

3) Poster, ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau

informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok

atau ditempat-tempat umum. Poster tidak saja penting untuk

menyampaikan pesan-pesan tertentu tetapi mampu juga untuk

mempegaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang

melihatnya.

47
4) Flayer (selebaran), bentuknya seperti leaflet tetapi tidak

berlipat.

5) Flip chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau

informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.

b. Media elektronik

Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat

dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu

elektronika, antara lain sebagai berikut :

1) Televisi, ialah penyampaian pesan atau informasi kesehatan

melalui media televisi dapat dalam bentuk kuis atau cerdas

cermat, pidato (ceramah), forum diskusi atau tanya jawab

sekitar masalah kesehatan.

2) Radio, merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan

pesan kepada orang banyak yang mengandalkan audio atau

suara.

3) Video, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan

dapat melalui video. Pembuatan video memiliki tujuan untuk

memaparkan cerita mengenai kesehatan.

4) Slide, media slide adalah media visual yang diproyeksikan

melalui alat yang disebut dengan proyektor slide.

48
c. Media luar ruang

Merupakan media yang menyampaikan pesannya di luar

ruang. Media luar ruang bisa melalui media cetak atau elektronika

misalnya spanduk, banner, pameran (Siregar, 2021: 19).

7. Metode dan Teknik Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmodjo (2010), metode dan teknik pendidikan

kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara-cara atau metode dan

alat-alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan

promosi kesehatan. Berdasarkan sasarannya, metode dan teknik

pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Metode pendidikan kesehatan individual

Metode ini digunakan apabila antara promoter kesehatan

dan sasaran atau kliennya dapat berkomunikasi langsung, baik

bertatap muka (face to face) maupun melalui sarana komunikasi

lainnya, misal telepon. Cara ini paling efektif, karena antara

petugas kesehatan dengan klien dapat saling berdialog, saling

merespon dalam waktu yang bersamaan. Dalam menjelaskan

masalah kesehatan bagi kliennya petugas kesehatan dapat

menggunakan alat bantu atau peraga yang relevan dengan

masalahnya. Metode dan teknik pendidikan kesehatan yang

individual ini yang terkenal adalah “councelling”.

49
b. Metode pendidikan kesehatan kelompok

Teknik dan metode pendidikan kesehatan kelompok ini

digunakan untuk sasaran kelompok. Sasaran kelompok dibedakan

menjadi 2 yaitu: kelompok kecil kalau kelompok sasaran terdiri

antara 6-15 orang dan kelompok besar, jika sasaran tersebut diatas

15 sampai dengan 50 orang. Oleh karena itu metode pendidikan

kesehatan kelompok juga dibedakan menjadi 3 yaitu:

1) Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk kelompok

kecil, misalnya diskusi kelompok, metode curah pendapat

(brain storming), bola salju (snow ball), bermain peran (role

play), metode permainan simulasi (simulation game), dan

sebagainya. Untuk mengefektifkan metode ini perlu dibantu

dengan alat bantu atau media, misalnya lembar balik (flip

chart), alat peraga, slide, dan sebagainya.

2) Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk kelompok

besar, misalnya metode ceramah yang diikuti atau tanpa diikuti

dengan tanya jawab, seminar, loka karya, dan sebagainya.

Untuk memperkuat metode ini perlu dibantu pula dengan alat

bantu misalnya, overhead projector, slide projector, film,

sound system, dan sebagainya.

3) Metode pendidikan kesehatan massa, apabila sasaran

pendidikan kesehatan misal atau publik, maka metode-metode

dan teknik pendidikan kesehatan tersebut tidak akan efektif,

50
karena itu harus digunakan metode pendidikan kesehatan

massa. Metode dan teknik pendidikan kesehatan untuk massa

yang sering digunakan adalah:

a) Ceramah umum, misalnya dilapangan terbuka dan tempat-

tempat umum

b) Penggunaan media massa elektronik, seperti radio dan

televisi. Penyampaian pesan melalui radio atau TV ini

dapat dirancang dengan berbagai bentuk misalnya talk

show, dialog interaktif, simulasi, dan sebagainya.

c) Penggunaan media cetak, seperti koran, majalah, buku,

leaflet, selebaran poster, dan sebagainya. Bentuk sajian

dalam media cetak ini juga bermacam-macam antara lain

artikel tanya jawab, komik, dan sebagainya.

d) Penggunaan media di luar ruang, misalnya billboard,

spanduk dan sebagainya.

51
D. Kerangka Teori

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG
KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2022

Bagan 2.1
bagan 1 Bagan 2.1

Perilaku hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai


segala perilaku yang dilaksanakan dengan sadar sebagai hasil
pembelajaran, yang membentuk seseorang, keluarga, kelompok,
atau masyarakat dapat mandiri di bidang kesehatan dan turut
terlibat dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS)

Pengetahuan Siswa
Faktor- faktor yang
terhadap Perilaku Hidup
mempengaruhi penerapan
Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)

1. Pengetahuan
2. Sikap Pendidikan Kesehatan
3. Tindakan/keterampilan

Meningkatkan
pengetahuan

Sumber : Memodifikasi dari ( Marmi dan Margiyati,2013),

(Mubarak,2012)

52
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah Pra Eksperiment dengan rancangan

penelitian One Group Pretest Posttest. Rancangan penelitian ini tidak ada

kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan

observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan-

perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program). Bentuk

rancangan ini adalah sebagai berikut: (Notoatmodjo, 2018)

Bagan 3.1 Rancangan Penelitian

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02

Keterangan:

01 : Pengukuran pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pretest)

X : Perlakuan (Pendidikan Kesehatan)

02 : Pengukuran pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) sesudah diberikan pendidikan kesehatan (posttest).

52
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang

kabupaten padang pariaman pada tanggal 30 Mei 2022.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti (Notoatmodjo, 2018). Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SDN 05 Sintuk Toboh

Gadang pada tahun 2022 sebanyak 33 orang.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini menggunakan teknik

sampel total population. Total population adalah teknik pengumpulan

sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi

(Sugiyono, 2017). Alasan mengambil total population karena jumlah

populasi yang kurang dari 100. Jadi jumlah sampel dalam penelitian

ini adalah sebanyak 33 orang.

Kriteria inklusi adalah sebagai berikut :

a. Siswa/i kelas V SDN 05 Sintuk Toboh Gadang

b. Siswa/i yang bersedia menjadi responden

c. Siswa/i yang memiliki kriteria membaca dan menulis

Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut :

a. Siswa/i yang tidak bersedia menjadi responden

53
b. Siswa/i dalam keadaan sakit (izin)

c. Siswa/i yang tidak memiliki kriteria membaca dan menulis

D. Etika Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012), masalah etika penelitian yang harus

diperhatikan yaitu :

1. Lembaran persetujuan (Informed Consent)

Lembaran persetujuan diberikan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di

SDN 05 Sintuk Toboh Gadang kabupten padang pariaman. Responden

yang bersedia untuk diteliti telah menandatangani lembar persetujuan

tersebut.

2. Tanpa nama (Anonim)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak

mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data

(kuisioner) yang diisi oleh subjek tersebut. Lembar tersebut diberi

inisial atau kode dari nama responden dan nomor urut responden,

sehingga identitas responden dapat terjaga.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subjek dijamin

kerahasiannya. Kerahasiaan informasi responden mengenai pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang

54
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN 05 Sintuk Toboh

Gadang kabupaten padang pariaman hanya dapat dipublikasikan atau

digunakan oleh peneliti lain setelah mendapat izin dari peneliti.

4. Menghormati keadilan dan inklusivitas (Respect for Justice and

Includiveness)

Penelitian ini dilakukan secara jujur, tepat dan hati-hati. Penelitian

ini juga memberikan keuntungan dan beban merata sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan subjek.

5. Memperhitungkan manfaat dan kerugian (Balancing harm and

benefits)

Penelitian ini memperhitungkan manfaat dan kerugian yang

ditimbulkan dalam melakukan penelitian. Peneliti meminimalisir

dampak yang akan merugikan subjek.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi awal di tempat

penelitian yaitu di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang kabupaten padang

pariaman dengan mewancarai langsung siswa kelas V mengenai

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Data primer ini juga diperoleh

melalui kuesioner yang diisi oleh responden pada saat sebelum dan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

55
2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari institusi terkait yaitu catatan jumlah

siswa kelas V di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang kabupaten padang

pariaman Tahun 2022.

3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masa pandemi Covid-19, sehingga

protokol kesehatan tetap diperhatikan, Adapun langkah pengumpulan

data yang dilakukan oleh peneliti, antara lain :

a. Pelaksanaan penelitian

1) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden

2) Peneliti menjelaskan tujuan melakukan penelitian

3) Setelah responden memahami tujuan penelitian, peneliti

meminta responden untuk menandatangani informed consent.

4) peneliti melakukan evaluasi pengetahuan pretest pada

responden sebanyak 33 orang dengan memberikan kuisioner

dalam waktu 15 menit.

b. Pemberian pendidikan kesehatan

1) Peneliti memberikan pendidikan kesehatan tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) selama 15 menit kepada

responden.

2) Peneliti dibantu oleh 3 orang enumerator.

3) Peneliti memberikan pertanyaan mengenai Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) kepada responden.

56
4) Responden menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

5) Peneliti menutup kegiatan pendidikan kesehatan dan

mengucapkan salam.

c. Pelaksanaan Posttest

1) Peneliti melakukan evaluasi pengetahuan posttest pada

responden sebanyak 33 orang dengan memberikan kuisioner

dalam waktu 15 menit.

2) Peneliti meminta responden untuk mengisi kembali kuisioner

setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

3) Peneliti meminta responden untuk mengisi kuisioner secara

lengkap dan benar.

F. Teknik Pengolahan Data


Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkahnya,

diantaranya (Hidayat, 2016) :

1. Pemeriksaan data (Editing)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Pada saat penelitian,

editing dilakukan ketika data kuisioner yang diisi oleh responden telah

terkumpul.

2. Pengkodean data (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

57
sangat penting bila pengolahan data dan analisis data menggunakan

komputer. Pada penelitian ini, kode yang diberikan seperti jawaban

benar yang diperoleh pada lembar kuisoner diberi kode (1) sedangkan

jawaban salah diberikan kode (0).

3. Memasukan data (Entry)

Entry adalah kegiatan untuk memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master table atau program komputer, kemudian

membuat interpretasi hasil atau data yang telah didapatkan berupa

tabel.

4. Pembersihan data (Cleaning)

Cleaning adalah data-data yang telah dimasukkan diperiksa

kembali untuk melihat kemungkinan- kemungkinan kesalahan kode,

ketidaklengkapan data, dan semua data sudah benar. Data penelitian

yang sudah terkumpul dan di masukkan membutuhkan uji normalitas

untuk melihat hasil apakah distribusi data sudah normal atau tidak.

5. Metabulasi data (Tabulating)

Tabulating merupakan memproses data dilakukan dengan cara

mengentri atau memasukan data ke program komputerisasi.

58
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah suatu teknik analisa data terhadap satu

variabel secara mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan

variabel lainnya. Analisis univariat biasa juga disebut analisis

deskriptif atau statistik deskriptif yang bertujuan menggambarkan

kondisi fenomena yang dikaji.

Analisis univariat bertujuan untuk mendapatkan hasil pengetahuan

anak kelas V SDN 05 Sintuk Toboh Gadang kabupaten padang

pariaman sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Analisis data yang disajikan

adalah nilai mean (rata-rata), standar deviasi, nilai maximum dan

minimum untuk dua pengukuran (sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

variabel berhubungan atau tidak. Peneliti melakukan analisis bivariat

dengan menggunakan uji Dependen T-test, dengan tingkat kemaknaan

95% (a=0,05). Jika nilai p value ≤ 0,05 maka secara statistik disebut

ada pengaruh pendidikan kesehatan dan jika nilai p value≥ 0,05 maka

disebut tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan.

59
H. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep sebagai berikut :

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan

dengan bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau

menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk

masalah ( Hidayat, 2017).

Penelitian ini memiliki variabel independen dan variabel dependen.

Variabel dependen penelitian ini adalah tingkat pengetahuan siswa tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sedangkan variabel independen

penelitian ini adalah pendidikan kesehatan.

Bagan 3.2 Kerangka Konsep

bagan 2Bagan 3.1

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG
KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2022

Variabel Independen Variabel Dependen

Pendidikan Kesehatan Tingkat Pengetahuan Siswa


Tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)

60
I. Hipotesa Penelitian
Ha : Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN 05 Sintuk

Toboh Gadang kabupaten padang pariaman tahun 2022

61
J. Definisi Operasional
Tabel 3.1

bagan 3 Bagan 3.2

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG
KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2022

Variabel Definisi Alat dan Cara Ukur Hasil Skala


Operasional Bahan Ukur Ukur
Variabel Pemberian 1. Laptop - - -
Independen pendidikan 2. Infocus
: Pendidikan kesehatan 3. PowerPoint
Kesehatan mengenai
perilaku
hidup bersih
dan sehat
(PHBS)
Variabel Segala Kuesoiner Angket 0-10 Rasio
Dependen : sesuatu yang
diketahui
Tingkat oleh siswa
Pengetahuan tentang
Siswa PHBS
Tentang
Perilaku
Hidup
Bersih dan
Sehat
(PHBS)

62
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Sintuk Toboh Gadang merupakan

Sekolah Dasar yang terletak di Toboh Palak Pisang, Kelurahan Sintuk

Selatan, Kecamatan Sintuk Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman,

Provinsi Sumatera Barat. Sekolah Dasar Negeri 05 Sintuk Toboh Gadang

berakreditasi B dengan jumlah guru sebanyak 9 orang, 1 orang operator,

dan 1 orang penjaga sekolah, dengan ruang kelas berjumlah 6, toilet 3,

UKS 1, dan siswa keseluruhan 161 orang dimana siswa kelas 1 berjumlah

21 orang, siswa kelas 2 berjumlah 27 orang, siswa kelas 3 berjumlah 26

orang, siswa kelas 4 berjumlah 26 orang, siswa kelas 5 berjumlah 33

orang, siswa kelas 6 berjumlah 28 orang.

B. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden Umur

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Karakteristik Umur
Di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2022

Karakteristik f %
Umur
10 tahun 1 3,3%
11 tahun 15 50,0 %
12 tahun 11 36,7 %
13 tahun 3 10,0 %
Jumlah 30 100 %

63
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa, sebagian besar

responden berumur 11 tahun yaitu 15 orang (50,0%), berumur 10

tahun yaitu 1 orang (3,3%), berumur 12 tahun yaitu 11 orang (36,7%),

dan berumur 13 tahun yaitu 3 orang (10,0%).

2. Karakterisitk Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2
Distirbusi Frekuensi Responden Berdasakan Karakteristik Jenis
Kelamin Di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2022

Karakteristik f %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 17 56,7%
Perempuan 13 43,3 %
Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa, sebagian besar

responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 17 orang (56,7%)

dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 orang (43,3%).

64
C. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
a. Rata- Rata Pengetahuan Siswa (Prestest)

Tabel 4.3
Rata- Rata Pengetahuan Siswa di SDN 05 Situk Toboh Gadang
Kabupten Padang Pariaman Sebelum Diberikan Pendidikan
Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Pretest 30 2 9 6,97 1,752

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh nilai rata- rata pengetahuan

siswa kelas V sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu 6,97 dengan standar

deviasi 1,752 . Skor terendah adalah 2 dan tertinggi adalah 9 di

SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupten Padang Pariaman Tahun

2022.

b. Rata- Rata Pengetahuan Siswa (Postest)

Tabel 4.4
Rata- Rata Pengetahuan Siswa di SDN 05 Situk Toboh Gadang
Kabupten Padang Pariaman Sesudah Diberikan Pendidikan
Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Postest 30 3 10 8,67 1,373

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai rata- rata pengetahuan

siswa kelas V sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu 8,67 dengan standar

65
deviasi 1,373 . Skor terendah adalah 3 dan tertinggi adalah 10 di

SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupten Padang Pariaman Tahun

2022.

2. Analisa Bivariat

Tabel 4.5
Pengaruh Pengetahuan Siswa di SDN 05 Situk Toboh Gadang
Kabupten Padang Pariaman Sebelum dan Sesudah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)

Selisih N Standar Standar T 95%


Mean Deviasi Error Confidence P
Mean Interval Of Value
The
Difference Upper
Lower
Pre- -1,700 30 ,915 ,167 -2,042 -1,358 -10,172 0,000
Posttest

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan bahwa, selisih rata-rata

pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah -1.700. setelah dilakukan

uji statistik non-parametik Wilcoxon didapatkan nilai P value = 0,000 ( p

value ≤ 0,05 ) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini diterima,

artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN 05 Sintuk

Toboh Gadang kabupaten padang pariaman tahun 2022.

66
BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat
1. Rata- Rata Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat Sebelum (Pretest) Diberikan Pendidikan Kesehatan
Berdasarkan analisa univariat yang dilakukan pada pengetahuan

siswa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, hasil penelitian didapatkan

rata- rata pengetahuan siswa sebelum diberikan pendidikan kesehatan

yaitu 6,97 dengan standar deviasi adalah 1,752. Skor terendah adalah 2

dan tertinggi adalah 9 di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang kabupaten padang

pariaman tahun 2022.

Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Sinta dkk

(2016) tentang pengaruh pendidikan kesehatan melalui media ular tangga

phbs disekolah terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa di SDN

margamulya kecamatan singaparna kabupaten tasikmalaya tahun 2016,

ditemukan rata- rata tingkat pengetahuan sebelum diberikan pendidikan

kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat yaitu 9,94 dengan skor

minimal 7 dan skor maksimal 13.

Pengetahuan adalah dasar bagi individu untuk melakukan suatu

tindakan, hal ini disebabkan karena adanya suatu kegiatan dari yang

sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Roger (1974) pengetahuan akan mendasari individu dalam

berperilaku dan sifat tersebut akan langgeng apabila penerimaan perilaku

67
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif (Rofidatul

Inayah, 2018).

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan dari dalam diri

manusia itu sendiri untuk mencapai kesehatan pribadi dan masyarakat.

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang dinamis dari sebuah

pembentukan di mana seseorang menolak atau menerima informasi baru

atau perilaku-perilaku baru dengan tujuan kesehatan hidup. Pendidikan

kesehatan hendaknya diajarkan sedini mungkin pada anak usia dini,

sehingga menjadi pembiasan di kala anak dewasa (Fitriani, 2015).

PHBS di institusi pendidikan adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah

atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri

mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan

aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Dalam hal ini segenap elemen

di dalam sekolah turut membangun terlaksananya kegiatan PHBS di

sekolah, perilaku hidup bersih sehat harus benar menjadi sebuah karakter

yang akan mencerminkan perilaku sehat anak yang akan membentuk

karakter anak (Depkes RI, 2016).

Asumsi peneliti, didapatkan rata- rata pengetahuan siswa sebelum

diberikan pendidikan kesehatan sudah memiliki pengetahuan yang cukup

bagus. Pengetahuan siswa secara umum tentang perilaku hidup bersih dan

sehat sudah cukup bagus namun siswa kurang motivasi dari sekolah untuk

lebih menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah.

68
Pengalaman siswa dalam menerapkan perilaku kesehatan juga dipengaruhi

dari pengetahuan siswa tersebut. Dalam usia yang relatif masih kecil tentu

mereka memiliki sifat yang pasif dalam pengetahuan. Situasi seperti ini

peran orang terdekat mereka terutama orang tua sangat dbutuhkan. Sejalan

dengan Notoadmodjo (2012), bahwa pengetahaun seseorang dipengaruhi

oleh lingkungan, dimana lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

pengetahuan orang atau kelompok.

2. Rata- Rata Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat Sesudah (Postest) Diberikan Pendidikan Kesehatan
Setelah intervensi dilakukan, maka didapatkan hasil pengamatan

terhadap pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada

siswa diketahui bahwa rata- rata skor pengetahuan siswa tentang

perilaku hidup bersih dan sehat adalah 8,67 dengan standar deviasi

1,373 . Skor terendah adalah 3 dan tertinggi adalah 10 di SDN 05

Sintuk Toboh Gadang Kabupten Padang Pariaman Tahun 2022.

Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan Inayah dkk

(2018) tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada

siswa sekolah dasar negeri 1 Serut Kecamatan Panti Kabupaten

jember, diteukan rata- rata pengetahuan sesudah diberikan adalah

77,56 dengan standar deviasi 10,81. Skor terendah 60 dan skor

tertinggi 100.

69
Pengetahuan merupakan domain penting untuk seorang individu

dalam menentukan tindakan yang akan dilakukannya. Menurut

Notoatmodjo (2014), tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan

bertahan lebih lama dibandingkan tindakan yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Pengetahuan menjadikan seseorng yang sebelumnya

tidak tahu menjadi tahu.

Salah satu faktor yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan

seorang individu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

dapat diperoleh dengan adanya pelaksanaan pendidikan kesehatan

yang diharapkan terdapatnya perubahan perilaku ke arah yang

mendukung kesehatan, hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Suryani (2017) faktor- faktor yang mempengaruhi untuk meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah meliputi, sikap,

fasilitas, dukungan sekolah, dukungan keluarga dan pengetahuan.

Asumsi peneliti, setelah dilakukan pendidikan kesehatan

didapatkan rata- rata pengetahuan siswa meningkat dari sebelum

diberikan pendidikan kesehatan. hal ini terjadi karena adanya

pemberian pendidikan kesehatan dengan pemberian pendidikan

kesehatan terbukti mampu meningkatkan pengetahuan siswa tentang

perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan memberikan pendidikan

kesehatan akan menambah pengalaman dan informasi, khususnya

tentang perilaku kesehatan. Pengetahuan yang diperoleh siswa secara

langsung dari pemberian pendidikan kesehatan akan pemahaman siswa

70
tentang perilaku hidup bersih dan sehat akan mempengaruhi perilaku

kesehatan siswa.

B. Analisa Bivariat
1. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat Terhadap Pengetahuan Siswa
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil uji statistik

Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,000 ( p value ≤ 0,05 ). Maka terdapat

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa

tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN 05 Sintuk Toboh

Gadang kabupaten padang pariaman tahun 2022.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Ary dkk (2019) tentang pengaruh pendiidkan kesehatan terhadap

pengetahuan dan sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa

sekolah dasar di SDN 01 Petungsewu, ditemukan bahwa adanya pengaruh

pendiidkan kesehatan terhadap pengetahuan perilaku hidup bersih dan

sehat ( p value = 0,008).

Pendidikan kesehatan dapat mengubah pengetahuan responden dari

yang kurang baik menjadi baik. Hal ini sejalan dengan sebuah penelitian

eksperimen, dimana pendidikan kesehatan dapat membawa dampak positif

bagi pengetahuan anak (Anisa, 2015).

Pendidikan kesehatan dilakukan dengan tujuan untuk mengubah

perilaku individu atau masyarakat di bidang kesehatan dengan menjadikan

kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dan mengarahkan masyarakat cara

cara hidup sehat sehingga menjadi kebiasaan hidup masyarakat sehari-hari

71
agar mampu menolong masyarakat secara mandiri untuk mencapai tujuan

hidup sehat. (Maulana dalam Induniasih, 2017).

Asumsi peneliti, ada pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap pengetahuan siswa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

sesudah diberikan pendidikan kesehatan, ternyata pengetahuan siswa

meningkat. Hal ini disebabkan karena dalam pemberian pendidikan

kesehatan diiringi dengan media power point dan leaflet. Pengetahuan

tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diselenggarakan melalui

penyuluhan mampu memberi pengaruh yang baik terhadap pemahaman

siswa. Hasil terlihat dari rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan yaitu 6,97 dan 8,67. Pendidikan kesehatan

yang berjalan sesuai harapan ini dipengaruhi oleh saat pemberian

pendidikan kesehatan, para siswa mendengarkan secara seksama dan

setelah peneliti memberikan kuesioner postest, terbukti para siswa

memahami pendidikan kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

yang diberikan.

Pemberian pendidikan kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat telah memberi perubahan positif terhadap pengetahuan siswa.

Hal ini dibuktikan dengan pengetahuan siswa tentang Perilaku Hidup

Berish dan Sehat menjadi lebih baik setelah mendapatkan pendidikan

kesehatan dibanding dengan pengetahuan siswa sebelum diberikan

pendidikan kesehatan.

72
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil yang telah didapatkan tentang pengaruh pendidikan

kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata tingkat pengetahuan anak usia sekolah di SDN 05 Sintuk

Toboh Gadang kabupaten padang pariaman sebelum diberikan

pendidikan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) adalah 6.97.

2. Rata-rata tingkat pengetahuan anak usia sekolah di SDN 05 Sintuk

Toboh Gadang kabupaten padang pariaman sesudah diberikan

pendidikan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) adalah 8.67.

3. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mengenai

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa SDN 05 Sintuk

Toboh Gadang kabupaten padang pariaman (p = 0,000)

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian
maka peneliti menyarankan :
1. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Syedza Saintika)

73
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan menambah
referensi di Perpustakaan STIKES Syedza Saintika Padang dan sebagai
tambhan edukasi bagi mahasiswa mengenai Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat.

2. Bagi Sekolah ( SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang


Pariaman)
Disarankan pihak sekolah dapat meningkatkan kebiasaan dalam
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan siswa dan mencegah penyakit akibat
dari rendahnya kebiasaan dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Disarankan juga pihak sekolah dapat memotivasi siswa untuk
membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan kepada peneliti berikutnya yang ingin melanjutkan
penelitian ini hendaknya menambahkan faktor-faktor lain yang turut
mempengaruhi pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

74
Fitriani, Sinta, Promosi Kesehatan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015

Departemen Kesehatan RI, Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota


Sehat, Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta: Dep.Kes. RI, 2002

DAFTAR PUSTAKA

A. Wawan Dan Dewi M (2012) Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Buku Panduan Penulisan Proposal / Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Stikes Syedza Saintika Padang. 2019

Chandra, C., Fauzan, A., & Aquarista, M. F. (2017). Hubungan Antara

Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(Phbs) Pada Siswa Sekolah Dasar (Sd) Di Kecamatan Cerbon Tahun

75
2016. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 4(3), 201-

205.

Departemen Kesehatan, RI 2018. Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas). 2018. Hasil

Utama Riskesdas. Jakarta

Dewi, S. (2016).Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Permainan Ular

Tangga Terhadap Tingkat Pengetahuan PHBS Santri Pondok

Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Blitar (Doctoral dissertation,

Universitas Brawijaya).

Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. 2021. Laporan Dinas kesehatan

Kabupaten Padang Pariaman.

Faozy, I. (2017). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Bumijaya Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2017.Skripsi.Universitas

Negeri Yogyakarta.

Hanif, M. F., Ririanty, M., & Nafikadhini, I. (2018). Efektivitas Buku Saku PHBS

di Sekolah dalam Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat. Jurnal Kesehatan, 6(2), 46- 53.

Harsismanto, J & Suhendar, S. (2019) ‘Pengaruh Edukasi Media Video dan

Flipchart Terhadap Motivasi dan Sikap Orang Tua Dalam Merawat

Balita Dengan Pneumonia’, Jurnal Keperawatan Silampari, 2(2), pp. 1–

17.

76
Hidayat, Aziz. 2017. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekinik Analisis Data,

Salemba Medika, Jakarta.

Karaeng, V. D., Umboh, J. M., & Akili, R. H. (2017).Gambaran Perilaku Hidup

Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Inpres

Karatung Kecamatan Manganitu Kabupaten Sangihe. KESMAS, 6(2).

Kementrian Kesehatan RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta :

Kementrian Kesehatan RI

Kemenkes, R. I. (2011). Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta : Kemenkes; 2016.

Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta : Kemenkes; 2017.

Kementerian Sosial RI. 2018. Penguatan Kapabilitas Anak dan Keluarga: Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta

Lina, H. P. (2016). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) siswa di SDN 42

Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang. Jurnal Promkes: The

Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education, 4(1), 92-

103

Maryunani, A. (2013). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).Jakarta:CV Trans

Info Media

77
Mubarak I,W. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Jagakarsa. Jakarta

12610

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehata. Jakarta : Rhineka cipta.

Nurmala, dkk. 2018. Promosi Kesehatan. Semarang : Pusat Penerbitan dan

Percetakan Universitas Airlangga

Nursalam, Efendi, F. 2016. Metode Penelitian Keperawatan. Salemba Medika.

Jakarta.

Proverawati, dkk. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Yogyakarta

Sinaga, dkk.2021. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Yayasan

Kita Menulis.

Siregar. 2021. Buku Ajar Promosi Kesehatan. Jakarta : Pustaka Taman Ilmu.

Suci, K. S. (2019). Upaya Mewujudkan Perilaku Sehat Kolektif pada Program

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (Doctoral dissertation,

Universitas Andalas).

Suryani, L. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) Siswa/i Sekolah Dasar Negeri 37 Kecamatan Tampan

Kota Pekanbaru. J Keperawatan Abdurrab, 1(2), 17-28.

78
Taryatman, T. (2016).Budaya hidup bersih dan sehat di sekolah dasar untuk

membangun genersi muda yang berkarakter. TRIHAYU: Jurnal

Pendidikan Ke-SD-an, 3(1).

Wawan, A. (2012). dan Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia. Syafni.

Widodo, B. (2014). Pendidikan Kesehatan dan Aplikasinya di SD/MI. Madrasah:

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 7(1), 12.

79
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU


HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2022

Bulan

No. Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Memilih Masalah
Penelitian
2. Mengajukan Judul
Penelitian
3. Menyusun Proposal
Penelitian
4. Konsultasi Proposal

5. Seminar Proposal

6. Perbaikan Proposal

7. Pelaksanaan

80
Penelitian
8. Penyusunan Hasil
Penelitian Dan
Perbaikan
9. Ujian Hasil Penelitian
Dan Perbaikan
10 Penyerahan Skripsi

Padang, Februari 2022

DOSEN PEMBIMBING 1 DOSEN PEMBIMBING 2 PENELITI

Ns. Honesty Diana Morika, M.Kep Ns. Siska Sakti Angraini, M.Kep Salma Afifah

81
Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Saudara/ i
di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa program studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKes Syedza intika Padang;

Nama : Salma Afifah

NIM : 1802110

Menyatakan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh


Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2022".

Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian saudara/i, kerahasiaan informasi yang
diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Maka dari itu saya
mohon kesediaan saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Apabila saudara/i menyetujui, mohon untuk menandatangani lembaran persetujuan


dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Atas perhatian saudara/i sebagai
responden, saya ucapkan terima kasih.

Padang, Mei 2022

Peneliti

(Salma Afifah)

82
Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama (Lembar

Permohonan Responden), saya menyatakan bersedia turut berpartisipasi menjadi responden

pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes

Syedza Saintika Padang yang bernama Salma Afifah dengan judul “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(PHBS) Di SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2022".

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat kerugian kepada saya, sehingga

jawaban yang saya berikan adalah benar adanya dan sesuai dengan kenyataan, pengetahuan,

dan pengalaman saya akan dirahasiakan.

Oleh karena itu, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dengan

sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Padang, Mei 2022

Responden

( )

83
INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Kelas :

Jenis Kelamin :

Dengan ini menyatakan bersedia mengisi / menjawab pertanyaan-pertanyaan pada

kuisioner penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di SDN 05 Sintuk

Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2022" dengan sejujur-jujurnya tanpa

adanya paksaan dari manapun dengan catatan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian

dan dijamin kerahasiaannya.

Demikian pernyataan ini, kami buat dengan sebenar-benarnya agar yang

berkepentingan dapat memakluminya.

Padang, Mei 2022

Responden

( )

84
Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2022

Topik : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sub Topik : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah

Sasaran : Siswa SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman

Hari/ Tanggal : Mei 2022

Waktu : 30 menit

Penyaji : Salma Afifah

Tempat : SDN 05 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman

A. Tujuan
1.  Tujuan Instruksional Umum/TIU
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta lebih
memahami dan lebih mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah
2. Tujuan Instruksional Khusus/TIK
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. Mendefinisikan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah secara
sederhana
b. Menjelaskan indikator apa saja yang termasuk dalam perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah
c. Mengetahui dan memprakitkan cara mencuci tangan yang baik
d. Mengetahui manfaat dari perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
e. Mengetahui dampak buruk dari tidak dilakukannya perilaku hidup bersih dan
sehat disekolah

B. Pokok Bahasan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah
85
C. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah secara sederhana
b. Indikator apa saja yang termasuk dalam perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
c. Cara mencuci tangan yang baik
d. Manfaat dari perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
e. Dampak buruk dari tidak dilakukannya perilaku hidup bersih dan sehat disekolah

D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi

E. Media dan Alat


a. PPT
b. Laptop
c. Infocus

F. Materi : Terlampir

G. Pengorganisasian
a. Moderator : Tiara Zulvi Putri
b. Presenter : Salma Afifah
c. Observer : Annisa Fitri Juliyana
d. Fasilitator : Fitri

86
H. Seting Tempat
Tempat : ruang kelas

Keterangan :

: Penyuluh

: Moderator

: Observer

: Fasilitator

: Peserta

87
J. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan peserta


1 5 menit Pembukaan : a. Menjawab salam
a. Membuka kegiatan dengan b. Mendengarkan
mengucap salam c. Memperhatikan
b. Memperkenalkan diri d. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari e. Memperhatikan
penyuluhan f. Memperhatikan
d. Kontrak waktu
e. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
f. Melakukan apersepsi

2 15 menit Pelaksanaan : peserta mendengarkan


Memberi penjelasan tentang : penjelasan yang
a. Pengertian perilaku hidup bersih diberikan oleh
dan sehat disekolah penyuluh dan peserta
b. Indikator perilaku hidup bersih dan memperhatikan
sehat di sekolah
c. Cara mencuci tangan yang baik
d. Manfaat perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah
e. Dampak buruk tidak melakukan
perilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah

88
3 5 menit Evaluasi : a. Peserta bertanya
b. Peserta menjawab
a. Kesempatan peserta untuk
bertanya
b. Penyuluh bertanya pada peserta

4 5 menit Penutup : a. Memperhatikan


b. Mendengarkan
a. Menyimpulkan materi bersama
c. Menjawab salam
peserta
b. Mengucapkan terimakasih atas
perhatian peserta
c. Menutup dan memberi salam

K. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Diharapkan semua peserta dapat hadir dalam keiatan penyuluhan


b. Disiapkan media dan alat sesuai rencana
c. Diharapkan setting tempat sesuai rencana
d. Diharapkan waktu pelaksanaan sesuai rencana

2. Evaluasi Proses

a. Diharapkan peserta tidak ada yang meninggalkan ruangan


b. Diharapkan peseta dapat berpartisipasi aktif dan antusias selama dilakukannya
penyuluhan
c. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan sampai
selesai

89
3. Evaluasi Hasil

a. peserta mampu menjelaskan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat disekolah
b. peserta mampu menguraikan indikator perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
c. peserta mampu mempraktekkan cara mencuci tangan yang baik
d. peserta mampu menguraikan manfaat perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
e. peserta dapat menguraikan dampak buruk dari tidak melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat di sekolah

L. Penutup

Setelah kegiatan penyuluhan ini dilakukan, diharapkan peserta mengetahui tentang


perilaku hidup bersih dan sehat disekolah

90
Materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh para siswa, guru, dan
masyarakat yang berada di lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan derajat kesehatan, serta berperan aktif dalam
menjaga, memelihara, serta mewujudkan lingkungan yang sehat.
B. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun
telah lama diketahui oleh masyarakat umum bahwa mencuci tangan
merupakan salah satu cara pencegahan dan perlindungan diri terhadap
kuman penyakit. Guru, peserta didik, dan masyarakat sekolah selalu
mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air besar/sesudah buang
air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan
memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir
akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor,
sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh
kuman yang ada di tangan. Mencuci tangan menggunakan sabun ketika
sebelum dan sesudah makan. Setelah buang air kecil (BAK) dan buang air
besar (BAB) serta sebelum dan setelah melakukan pekerjaan akan sangat
efektif menjaga kesehatan tubuh serta mencegah penyebaran penyakit
melalui virus dan bakteri yang tak tampak oleh mata menempel di tangan.
Manfaat cuci tangan antara lain :
1) Membersihkan tangan
2) Membunuh virus dan bakteri penyebab penyakit yang menempel di
tangan dan
3) Mencegah penularan penyakit.
Untuk menunjang kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) di sekolah haruslah tersedia kran cuci tangan, sabun dan handuk
sebagai sarana cuci tangan bagi guru dan peserta didik. Dengan adanya
sarana mencuci tangan serta gencarnya penyuluhan pentingnya mencuci
91
tangan akan membuat guru dan peserta didik terbiasa dan sadar akan
pentingnya melakukan cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan
sabun. Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun
melatih nilai karakter disiplin.
b. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Mengkonsumsi makanan sehat merupakan suatu keharusan,
terutama bagi anak usia sekolah yang berada dalam tahap pertumbuhan
dan perkembangan. Makanan sehat yang mengandung banyak zat gizi
sangat diperlukan oleh tubuh mereka. Kandungan karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral serta serat yang cukup dapat membantu tumbuh
kembang anak usia sekolah lebih optimal. Warga sekolah terutama peserta
didik harus lebih selektif lagi dalam memilih jajanan yang sehat, hal ini
menjadi pekerjaan rumah untuk para orang tua dan guru untuk
memberikan pengetahuan kepada anak untuk memilih jajanan yang sehat
ketika di kantin sekolah. Alangkah baiknya jikalau para orang tua
membuatkan bekal untuk anak sehingga anak tidak perlu jajan makanan
yang tidak diketahui bahan dan proses pembuatannya. Untuk mendukung
kegiatan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah haruslah
terdapat kantin yang memenuhi syarat kesehatan, adanya pembinaan dan
komitmen dari kepala sekolah dan guru terhadap pengelola kantin sekolah.
Hal itu merupakan hal yang sangat diperlukan agar pengelola kantin
sekolah dapat menyediakan lebih banyak jajanan yang bersih dan sehat,
sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi peserta didik
menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik. Mengkonsumsi
makanan sehat merupakan bagian dari nilai karakter hidup sehat.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Kebersihan jamban mutlak diperlukan untuk mencegah
penularan bakteri dan virus penyebab penyakit diantara warga sekolah
yang menggunakannya. Selain kebersihan dari jamban, daya tahan tubuh
pengguna juga menjadi faktor penentu penularan penyakit. Sehingga
diperlukan jamban yang memenuhi syarat jamban sehat. Syarat jamban
sehat diantaranya :
1) Tidak mengkontaminasi tempat penampungan air
2) Tidak terjadi kontak antara manusia dan tinja
92
3) Hasil buangan tinja tidak menimbulkan bau
4) Cukup pencahayaan
5) Cukup ventilasi
6) Cukup air
7) Cukup luas
8) Lantai kedap air,
9) Konstruksi jamban dibuat dengan baik sehingga aman bagi
penggunanya
10) Tersedia alat-alat pembersih
Untuk mendukung kegiatan PHBS, di sekolah haruslah tersedia
jamban yang memenuhi syarat kesehatan serta memiliki sarana alat
pembersih. Jamban yang bersih dan tidak berbau selain menunjukkan
kebersihan juga membuat angka penularan bakteri dan kuman penyebab
penyakit menjadi berkurang. Sekolah diharapkan menyediakan jamban
yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh
peserta didik serta terpisah antara peserta didik laki-laki dan perempuan.
Dengan menjaga kebersihan jamban merupakan bagian dari nilai karakter
karakter hidup sehat.
d. Olahraga yang teratur dan terukur
Olahraga adalah aktifitas fisik maupun psikis yang berguna
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan. Berolahraga selain
membuat badan bugar dan sehat juga dapat membuat sistem kekebalan
tubuh terhadap bakteri dan virus penyebab penyakit meningkat, sehingga
dengan berolahraga diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan
kesehatan bagi pelakunya. Berolahraga hendaknya teratur dengan jadwal
yang telah terukur sesuai dengan kemampuan pelakunya.dengan
berolahraga secara teratur tubuh akan terbiasa dengan kegiatan tersebut
sehingga tidak terjadi kekakuan otot. Peserta didik, guru, dan masyarakat
sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur minimal
tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga dapat dilakukan di halaman
secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga
di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan dikala
istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat
jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan alat/sarana
93
untuk berolahraga. Untuk menunjang kegiatan PHBS di sekolah,
hendaknya terdapat jadwal rutin olahraga bagi para peserta didik
dilengkapi dengan sarana peralatan olahraga yang mendukung serta perlu
adanya penyuluhan PHBS di sekolah dan di dalam materi pelajaran
olahraga. Dengan berolahraga yang teratur dan terukur dapat menerapkan
nilai karakter disiplin.
e. Memberantas jentik nyamuk
Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang
dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat
penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot
bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas,
dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di
sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras dan
menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas,
dan menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik
diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk
seperti demam berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah
diharapkan dapat membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal
satu minggu sekali. Nilai karakter yang dapat dikembang melalui indikator
ini adalah hidup sehat.
f. Tidak merokok di sekolah
Merokok merupakan kegiatan menghisap asap rokok kedalam
tubuh dan menghembuskannya ke udara. Rokok adalah benda yang
berbentuk silinder dari kertas dan memiliki ukuran panjang antara 70
hingga 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun
tembakau yang telah dipotong kasar. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihisap oleh mulut
melalui ujung lainnya. Peserta didik, guru, dan masyarakat sekolah tidak
merokok di lingkungan sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan
perokok dan orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu batang
rokok yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya.
Untuk mendukung kegiatan PHBS di sekolah, tidak ada rokok,
asbak dan abu serta puntung rokok dilingkungan sekolah. Sekolah
94
diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah.
Peserta didik/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara
mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan
mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok. Dengan
adanya peraturan dan sanksi merupakan indikator yang harus dicapai
dalam rangka mensukseskan kegiatan ber-PHBS. Nilai karakter yang dapat
diterapkan melalui indikator ini adalah nilai karakter hidup sehat.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan.
Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang
ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun.
Tinggi badan adalah ukuran tubuh dalam sisi tingginya yang diukur dalam
keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Pertumbuhan
dan perkembangan anak di usia sekolah sangatlah pesat, sehingga
diperlukan pencatatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara rutin.
Beberapa hal yang mempengaruhi berat badan dan tinggi badan
diantaranya adalah makanan dan minuman. Dalam sehari tubuh manusia
membutuhkan gizi lengkap seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin
dan mineral. Peserta didik ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan
setiap 6 bulan agar diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan
dan pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi
badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan peserta didik normal atau
tidak normal. Untuk mendukung kegiatan PHBS, di sekolah hendaknya
terdapat jadwal menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan serta
sekolah harus memiliki sarana untuk menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan. Dengan menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan secara rutin nilai karakter yang dapat dikembangkan adalah
disiplin.
h. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan media menumpuknya
bakteri dan virus penyebab penyakit. Peserta didik/guru/masyarakat
sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Sekolah
sebaiknya menyediakan tempat sampah yang terpilah antara sampah
organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor
95
dan tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit.
Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan
sangat membantu peserta didik/guru/masyarakat sekolah terhindar dari
berbagai kuman penyakit. Membuang sampah pada tempatnya merupakan
perbuatan baik yang positif yang harus dijadikan sebagai suatu kebiasaan
sehari-hari agar dapat menjadi teladan bagi orang lain. Dengan membuang
sampah pada tempatnya nilai karakter yang dapat dikembangkan adalah
nilai karakter cinta lingkungan dan disiplin.
i. Memelihara rambut agar bersih dan rapi
Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga
terlihat rapi. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak
berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut
dapat dilakukan oleh guru minimal seminggu sekali. Peserta didik
diarahkan untuk memotong rambut minimal 1 bulan sekali, jika terdapat
peserta didik yang berambutpanjang untuk anak laki-laki maka guru
bertugas memotong dan merapikan rambut. Nilai karakter yang dapat
dikembangkan melalui indikator ini adalah disiplin.
j. memakai pakaian bersih dan rapih
Pakaian bersih dan rapih yaitu pakaian yang tidak kotor, tidak
berbau, dan tidak kusam yang diperoleh dengan mencuci baju setelah
dipakai dan dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju yang dipakai
peserta didik dapat dilakukan oleh guru setiap hari sebelum pelajaran
dimulai dan sesudah pelajaran selesai. Sebaiknya pihak sekolah
mempunyai aturan tentang pakaian yang dikenakan oleh peserta didik,
bagi anak laki-laki baju dimasukkan, memakai ikat pinggang, dan
memakai kaos kaki. Dengan memakai pakaian bersih dan rapih merupakan
nilai karakter yang dapat dikembangkan adalah disiplin.
k. memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih
Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan
membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secara
rutin dapat dilakukan oleh guru minimal seminggu sekali sebelum
memulai pelajaran. Jika didapati ada peserta didik yang berkuku panjang,
guru mempunyai tugas untuk memotong dan merapikannya. dengan

96
memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih nilai karakter yang dapat
dikembangkan adalah nilai karakter hidup sehat.
C. Cara Mencuci Tangan yang Baik
Menurut kementrian kesehatan indonesia terdapat 6 langkah
mencuci tangan dengan baik dan benar :
1. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas
hingga bersih dan keringkan
D. Manfaat PHBS di Sekolah
Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya
sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit,
meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin
meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua dan dapat
mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta
menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
E. Dampak Buruk dari Tidak Dilakukannya Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Sekolah
Dampak dari kurang dilakukannya perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) yaitu suasana belajar yang kurang nyaman karena
lingkungan yang kotor, menurunkan semangat belajar, menurunkan citra
baik sekolah di masyarakat umum. Ruang kelas yang kotor, banyaknya
jajanan yang tidak sehat serta pembuangan sampah yang tidak tertata akan
menyebabkan munculnya berbagai penyakit. Selain itu jika PHBS anak
usia sekolah tidak dilakukan dengan baik maka anak bisa terserang
penyakit seperti diare, cacingan, cacar air, demam berdarah, muntaber,
ISPA, kudis, dan kurap.

97
98
99
Lampiran 5 Kuisioner

KUISIONER
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) DI SDN 05 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG
PARIAMAN
TAHUN 2022
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan dengan teliti
2. Pilh salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan memberi tanda (X)
pada jawaban yang telah disediakan
3. Isilah kuisioner sesuai dengan pendapat anda
4. Jika ada pertanyaan yang tidak paham, silahkan tanyakan kepada peneliti

B. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :

C. Pengetahuan
1. Menurut adik adik, apa singkatan PHBS ?
a. Pelaksanaan Hidup Bersih dan Sehat
b. Pelaksanaan Hidup Budaya Sehat
c. Perilaku Hidup Budaya Sehat
d. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

2. Dibawah ini, mana yang termasuk PHBS disekolah ?


a. Mencuci tangan sebelum makan
b. Membuang sampah sembarangan dilingkungan sekolah
c. Meminjam pakaian milik teman
d. Memakai kamar mandi siswa tanpa membersihkannya

100
3. Apa manfaat cuci tangan berdasarkan kesehatan ?
a. Agar terhindar dari kuman penyakit
b. Agar tidak dimarahi guru
c. Agar tidak dijauhi teman
d. Agar mendapat pujian

4. Ada berapa cara mencuci tangan ?


a. 2
b. 3
c. 4
d. 6

5. Bagaimana cara memelihara kebersihan kuku ?


a. Dikutek/ warnai
b. Dibuat panjnag dan diwarnai
c. Dipotong sekali seminggu
d. Dibiarkan saja sampai panjang

6. Apa manfaat jika memelihara kebersihan pakaian ?


a. Menjadi terkenal disekolah
b. Dipuji oleh orang lain
c. Mempunyai banyak teman
d. Terlihat bersih dan terhindar dari penyakit kulit

7. Apa akibat tidak menjaga kebersihan rambut ?


a. Rambut menjadi lembut
b. Rambut tidak berbau
c. Rambut gatal
d. Rambut kering

101
8. Apa manfaat membuang sampah pada tempatnya ?
a. Tidak dimarahi guru kelas
b. Akan banyak lalat yang berdatangan
c. Sekolah kurang peghijauan
d. Sekolah terlihat bersih dan rapi

9. Apakah yang kita lakukan jika melihat sampah dilaci meja kita ?
a. Membuang di tempat sampah
b. Membuang di lantai
c. Membiarkannya saja dan berbau
d. Menyuruh teman untuk membuangnya

10. Apa manfaat dari olahraga ?


a. Merasa lemas
b. Badan terasa sakit
c. Badan bugar dan sehat
d. Membuat keluar keringat

102
Lampiran 6 Lembar Observasi
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di SDN 05
Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2022
No Inisial umur Jenis PERTANYAAN
responden Kelamin PRETEST total POSTEST total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Dst

Peneliti

( Salma Afifah)

103
Lampiran 7 Izin Pengambilan Data

104
105
Lampiran 8 Lembar Konsultasi

106
107
DOKUMENTASI

108
109
110

Anda mungkin juga menyukai