Anda di halaman 1dari 82

PROPOSAL

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEPATUHAN


PROTOKOL KESEHATAN SELAMA PEMBELAJARAN TATAP
MUKA PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD ISLAM RADEN
PATAH SURABAYA

Oleh :
MAYANG SAFUTRI WARDHANI
NIM.181.0054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2022
PROPOSA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEPATUHAN


PROTOKOL KESEHATAN SELAMA PEMBELAJARAN TATAP
MUKA PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD ISLAM RADEN
PATAH SURABAYA

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjan Keperawatan (S. Kep.) Di Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Oleh :
MAYANG SAFUTRI WARDHANI
NIM.181.0054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2022

i
HALAMAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Mayang Safutri Wardhani

NIM : 1810054

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 30 juli 1999

Program Studi : S1 Keperawatan

Menyatakan bahwa proposal yang berjudul “ Hubungan Peran Orang Tua

Dengan Kepatuhan Protokol Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka Pada

Anak Usia Sekolah Di SD Islam Raden Patah Surabaya” saya susun tanpa

melakukan plagiat dengan peraturan yang berlaku di Stikes Hang Tuah Surabaya.

Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan

bertanggungjawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes

Hang Tuah Surabaya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya agar dapat

digunakan sebagaiamana semestinya.

Surabaya, 18 April 2022

Mayang Safutri Wardhani

Nim.1810054

i
HALAMAN

Setelah kami periksa dan amati, selaku pembimbing

mahasiswa: Nama : Mayang Safutri Wardhani

NIM 1810054

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kepatuhan

Protokol Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap

Muka Pada Anak Usia Sekolah Di SD Islam Raden

Patah Surabaya

Serta perbaikan-perbaikan sepenuhnya , maka kami menganggap dan dapat

menyetujui bahwa proposal ini diajukan dalam sidang guna memenuhi sebagian

persyaratan untuk memperoleh gelar :

SARJANA KEPERAWATAN (S. Kep)

Pembimbing I Pembimbing II

Dini Mei Widayanti., S.Kep., Ns., M.Kep. Sapto Dwi Anggoro., S.Pd., M.Pd.
NIP. 03011 NIP. 03027

Ditetapkan di : Stikes Hang Tuah Surabaya

Tanggal : (20 April 2022)

i
HALAMAN

Proposal dari :

Nama : Mayang Safutri Wardhani

NIM 1810054

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kepatuhan Protokol

Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka Pada Anak

Usia Sekolah Di SD Islam Raden Patah Surabaya.

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji proposal di Stikes Hang Tuah

Surabaya, dan dinyatakan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar “SARJANA KEPERAWATAN” pada Prodi S1 Keperawatan

Stikes Hang Tuah Surabaya.

Penguji I : Puji Hastuti., S.Kep., Ns., M. Kep.


NIP. 03010

Penguji II : Dini Mei Widayanti., S.Kep., Ns., M.Kep.


NIP. 03011

Penguji III : Sapto Dwi Anggoro., S.Pd., M.Pd.


NIP. 03027

Mengetahui

STIKES HANG TUAH


SURABAYA KAPRODI S-1
KEPERAWATAN

Puji Hastuti, .S.Kep., Ns., M.Kep.


NIP. 03010

Ditetapkan di : Stikes Hang Tuah

Surabaya Tanggal : April 2022

i
KATA

Dengan segala kerendahan hati peneliti mengajukan puji syukur

Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia- Nya sehingga peneliti dapat menyusun Proposal dengan judul

“Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kepatuhan Protokol Kesehatan Selama

Pembelajaran Tatap Muka Pada Anak Usia Sekolah Di SD Islam Raden Patah

Surabaya” sesuai waktu yang ditentukan.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini banyak

mendapat bantuan dan bimbingan moril maupun materil dari berbagai pihak.

Untuk itu pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Ibu Dr. AV Sri Suhardiningsih S.Kep., M.Kes. selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan

dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan Program

Studi S1 Keperawatan.

2. Puket1, Puket 2 dan Puket 3, Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberi

kesemapatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan

program studi S1 Keperawatan.

3. Ibu Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Kepala Program Studi

Pendidikan S1 Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya dan Penguji I yang

telah memberikan kesempatan untuk mengikuti dan menyelesaikan Progam

Pendidikan S1 Keperawatan.

v
4. Ibu Dini Mei Widayanti., S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing I yang

telah memberikan arahan dan bimbingan serta masukan dalam penyusunan

proposal ini.

5. Bapak Sapto Dwi Anggoro., S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan saran demi kelancaran penyusunan proposal ini.

6. Seluruh dosen, staf dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah

Surabaya yang telah memberikan bimbingan dan membantu kelancaran

proses belajar selama menuntut ilmu di Progam Studi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.

7. Kepala sekola, guru dan wali murid di SD Islam Raden Patah Surabaya yang

telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Ayah (Wardono), Ibu (Margi Utami), dan Adik saya tercinta beserta keluarga

yang selalu memberikan semangat dan do’a.

9. Teman-teman angkatan 24 dan semua teman-teman yang telah membantu dan

memotivasi dalam kelancaran penyusunan proposal ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran

sebagai masukan dalam perbaikan proposal ini. Akhirnya peneliti berharap

semoga proposal ini bermanfaat bagi para pembaca semua, Aamiin.

Surabaya, 10 Maret 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xiii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis........................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis..........................................................................................5
BAB 2......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
2.1 Konsep Peran Orang Tua..........................................................................6
2.1.1 Definisi Peran Orang Tua..........................................................................6
2.1.2 Peranan Orang Tua....................................................................................7
2.1.3 Tanggung Jawab dan Tugas Orang Tua....................................................8
2.1.4 Penilaian Peran Orang Tua......................................................................10
2.2 Konsep Kepatuhan..................................................................................12
2.2.1 Definisi Kepatuhan..................................................................................12
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan......................................12
2.2.3 Pengukuran Kepatuhan............................................................................13
2.2.4 Indikator Kepatuhan................................................................................14
2.3 Konsep Protokol Kesehatan....................................................................15

2.3.1 Definisi Protokol Kesehatan...................................................................15

v
2.3.2 Protokol Kesehatan pada Masa Pandemi Covid -19..............................15
2.4 Konsep Pembelajaran Tatap Muka.........................................................17
2.4.1 Pengertian Pembelajaran Tatap Muka....................................................17
2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tatap Muka.........................18
2.4.3 Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Dimasa Pandemi.....................19
2.5 Konsep Anak Usia Sekolah....................................................................19
2.5.1 Definisi Anak Usia Sekolah...................................................................19
2.5.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah...........................................................20
2.5.3 Kebutuhan Anak Sekolah Dasar.............................................................21
2.5.4 Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar...............................24
2.5.5 Teori Perkembangan Kognitif................................................................25
2.6 Model Konsep Keperawatan..................................................................26
2.7 Hubungan Antar Konsep........................................................................31
BAB 3....................................................................................................................34
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS...........................................34
3.1 Kerangka Konsep....................................................................................34
3.2 Hipotesis..................................................................................................35
BAB 4....................................................................................................................36
METODE PENELITIAN....................................................................................36
4.1 Desain Penelitian.....................................................................................36
4.2 Kerangka Kerja........................................................................................37
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................38
4.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.................................................38
4.4.1 Populasi Penelitian..................................................................................38
4.4.2 Sampel Penelitian....................................................................................38
4.4.3 Besar Sampel...........................................................................................39
4.4.4 Teknik Sampling.....................................................................................40
4.5 Identifikasi Variabel................................................................................40
4.5.1 Variabel Bebas........................................................................................40
4.5.2 Variabel Terikat.......................................................................................40
4.6 Definisi Operasional................................................................................41
4.7 Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisa Data.........................................42
4.7.1 Pengumpulan Data..................................................................................42
4.7.2 Pengolahan Data......................................................................................45
4.7.3 Analisa Data............................................................................................46

4.8 Etika Penelitian........................................................................................47


DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................48
v
LAMPIRAN..........................................................................................................52

i
DAFTAR

Tabel 2.1 Pengukuran Kepatuhan.......................................................................15


Tabel 4.1 Definisi Operasional.............................................................................42
Tabel 4.2 Klasifikasi Pernyataan Peran Orang Tua.............................................42
Tabel 4.3 Skoring Kuisioner Peran Orang Tua....................................................43
Tabel 4.4 Interpretasi Hasil Kuisioner Peran Orang Tua....................................43
Tabel 4.5 Klasifikasi Kepatuhan Protokol Kesehatan........................................44
Tabel 4.6 Skoring Kuisioner Kepatuhan Protokol Kesehatan.............................44
Tabel 4.7 Interpretasi Hasil Kuisioner Kepatuhan Protokol Kesehatan............44

x
DAFTAR

Gambar 2.1 Model Konsep Keperawatan Adaptasi Roy (Deconinck et al.,


2012).....................................................................................................................31
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual penelitian hubungan Peran Orang Tua dengan
Kepatuhan Protokol Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka pada Anak Usia
Sekolah di SD Islam Raden Patah Surabaya.........................................................34

Gambar 4.1 Skema Penelitian Korelasi.................................................................36


Gambar 4.2 Kerangka kerja penelitian hubungan peran orang tua dengan
kepatuhan protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka pada anak usia
sekolah di SD Islam Raden Patah Surabaya.........................................................37

x
DAFTAR

Lampiran 1 Curriculum Vitae..............................................................................52


Lampiran 2 Halaman Motto dan Persembahan...................................................53
Lampiran 3 Surat Studi Pendahuluan...................................................................54
Lampiran 4 Lembar Informasi Untuk Persetujuan Responden...........................55
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Responden........................................................56
Lampiran 6 Kuisioner Data Demografi...............................................................57
Lampiran 7 Lembar Kuisioner............................................................................59
Lampiran 8 Kuisioner Peran Orang Tua..............................................................60
Lampiran 9 Kuisioner Kepatuhan Protokol Kesehatan........................................61
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner...............................63

x
DAFTAR

1. Daring : Dalam Jaringan


2. APD : Alat Pelindung Diri
3. WHO : World Health Organization
4. FDA : Food and Drug Administration

xi
BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan menurunnya kasus Covid-19 secara global kini pemerintah

sudah mulai mewacanakan masa transisi Pandemi ke Endemi . Dimana ini

merupakan era ketidakpastian, baik dalam kondisi sosial, ekonomi, kesehatan,

dan termasuknya juga di bidang pendidikan. Era Endemi ini merupakan

langkah yang diambil oleh pemerintah dengan tetap memperhatikan resiko

yang muncul sebagai dampak dari kebijakan ini. Berkenaan dengan dunia

pendidikan, pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara jarak jauh atau

dalam jaringan (daring) kini telah kembali dilakukan secara tatap muka,

dengan adanya proses pembelajaran tatap muka ini perlu adanya kepatuhan

protokol kesehatan yang ketat. Menurut hasil penelitian (Fauzi, 2021) tidak

semua siswa mematuhi peraturan tersebut, ketidakpatuhan terhadap protokol

kesehatan terjadi setiap hari dan diberbagai tempat, baik didalam ataupun luar

rumah. Dengan adanya Covid-19 menyebabkan penularan tersebut akan

semakin meningkat, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

penerapan dalam protokol kesehatan. Menurut fakta yang dilihat peran orang

tua terhadap anak kurang dalam penerapan protokol kesehatan seperti,

mengingatkan anak saat penggunaan masker ke luar atau pun kesekolah, tidak

pernah untuk selalu mengingatkan saat mencuci tangan ,

1
2

mendidik anak dalam mematuhi protokol kesehatan sangat kurang , setelah

keluar ataupun saat dirumah . Peran orang tua untuk mengingatkan disaat

anak pulang dari sekolah orang tua sering lupa untuk mengingatkan cuci

tangan terlebih dahulu saat masuk kedalam rumah karena kebiasaan yang

telah dilakukan sehari -hari.

Prevalensi kepatuhan protokol kesehatan pada anak usia sekolah terbilang

sangat rendah melebihi 50%. Hal ini diugkapkan oleh peneliti (Artama et al.,

2021) di lingkungan Sangingloe, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten

Jeneponto dengan menggunakan subjek 58 siswa. Hasil penelitian

menunjukan bahwa dalam penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-

19 terdapat sebanyak 48,3% yang patuh dan 51,7% siswa yang tidak patuh

dalam penerapan mencuci tangan, 39,7% yang patuh dan 60,3% siswa tidak

patuh dalam memakai masker. Serta 6,9% yang patuh dan 93,1% siswa yang

tidak patuh dalam menjaga jarak. Simpulan bahwa masih tingginya

ketidakpatuhan siswa dalam menerapakan protokol kesehatan pencegahan

covid19 disebabkan karena kurangnya peran orang tua untuk mengingatkan

dan menasehati anaknya untuk menerapkan protokol kesehatan saat keluar

rumah. Beberapa orang tua tidak menasehati anaknya apabila anaknya tidak

memakai masker saat diluar rumah, tidak mencuci tangan apabila anak

setelah beraktivitas diluar rumah, dan para orang tua juga jarang memberikan

bekal untuk menghindari penularan covid 19 seperti membawa handsanitizer

saat diluar rumah. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh

peneliti pada 10 responden menunjukkan bahwa kepatuhan protokol

kesehatan pada kategori rendah 6 subjek (60%) kategori sedang sebanyak 1


3

subjek (10%) dan kategori tinggi sebanyak 3 subjek (30%). Sedangkan untuk

peran orang tua kategori baik sebanyak 3 subjek (30%) kategori cukup

sebanyak 1 subjek (10%) dan kategori kurang sebanyak 7 subjek (70%).

Orang tua memegang peranan penting dalam mendidik anak dan salah

satunya faktor yang mempengaruhi kepatuhan terhadap penerapan protokol

kesehatan. Rompas et al., (2018 dalam Kurniati et al., 2020) . Peran orang tua

menurut Ihsani & Santoso (2020) menyatakan bahwa memberikan edukasi

kepada anak untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, memberikan

contoh untuk selalu mencuci tangan setelah beraktivitas diluar, hal tersebut

penting untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Dan orang tua juga

berperan dalam membimbing sikap serta keterampilan mendasar seperti

contoh mengingatkan anak untuk selalu menerapkan protokol kesehatan

selama pandemi Covid-19 (Nurlaeni & Juniarti. 2017). Dengan adanya proses

pembelajaran tatap muka yang berlangsung pada era endemi ini,dampak jika

tidak teratasi dengan kepatuhan protokol kesehatan yang telah ditentukan

akan semakin berkembangnya penyakit dan bertambahnya jumlah Covid-19.

Di era endemi, pemerintah Indonesia masih tetap memberlakukan aturan

terkait pencegahan penyebaran virus covid-19, seperti memakai alat

pelindung diri berupa masker ketika keluar rumah. Alat pelindung diri (APD)

bertujuan untuk melindungi dari ancaman risiko dan menjaga kesehatan

individu (Putri & Denny, 2017). Apalagi dalam pembelajaran tatap muka

perlu adanya sarana cuci tangan dan sabun yang mengalir dengan

menyesuaikan jumlah siswa, adanya petugas atau guru untuk mengukur suhu,

pengaturan kelompok untuk masuk bergantian , selain itu pemberian


4

informasi kepada orang tua maupun siswa jika mengalami gangguan

kesehatan diharapkan untuk tidak hadir.himbauan juga untuk tetap memakai

masker, selalu menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat rumusan masalah

penelitian “Adakah hubungan Peran Orang Tua dengan Kepatuhan Protokol

Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka Pada Anak Usia Sekolah di SD

Islam Raden Patah Surabaya?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan peran orang tua dengan kepatuhan protokol

kesehatan selama pembelajaran tatap muka pada anak usia sekolah di SD

Islam Raden Patah Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi peran orang tua pada anak usia sekolah selama

pembelajaran tatap muka di SD Islam Raden Patah Surabaya

b. Mengidentifikasi kepatuhan protokol kesehatan pada anak usia

sekolah selama pembelajaran tatap muka di SD Islam Raden Patah

Surabaya.

c. Menganalisis hubungan peran orang tua dengan kepatuhan

protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka pada anak usia

sekolah di SD Islam Raden Patah Surabaya.


5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai media

informasi peran orang tua dengan kepatuhan protokol kesehatan selama

pembelajaran tatap muka dimasa pandemi Covid-19.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh responden

sebagai informasi, menambah wawasan, untuk orang tua dan siswa

untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

2. Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

lahan dalam mematuhi protokol kesehatan agar kegiatan belajar

mengajar secara langsung tetap berjalan dengan baik meskipun

dalam keadaan pandemi belum hilang seratus persen.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi

untuk mengembangkan dalam melakukan penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan Peran Orang Tua dengan Kepatuhan

Protokol Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka dimasa

Pandemi Covid-19.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai konsep, landasan teori, dan berbagai aspek

yang terkait dengan topik penelitian, meliputi : 1) Konsep Peran Orang Tua,

2) Konsep Kepatuhan, 3) Konsep Protokol Kesehatan, 4) Konsep

Pembelajaran Tatap Muka, 5) Konsep Anak Usia Sekolah, 6) Model Konsep

Keperawatan, 7) Hubungan Antar Konsep.

2.1 Konsep Peran Orang Tua

2.1.1 Definisi Peran Orang Tua

Peran Peran adalah perilaku yang terkait dengan status tersebut. Peran

merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Peran merupakan

pemeranan dari perangkat hak dan kewajiban. Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia

menjalankan suatu peranan. (Yusuf & Rohmah, 2020)

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan

merupakan hasil dari suatu ikatan perkawinan yang sah yang dapat

membentuk sebuah keluarga. Orang tua bertanggung jawab mendidik,

mengasuh dan membimbing anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang

menghantarkan anak untuk siap memasuki kehidupan sosial. (Ria, 2021)

Orang tua sendri adalah ayah atau ibu yang menjadi pendidik utama dan

pertama bagi anak-anaknya, karena orang tualah yang pertama kali menerima

pendidikan. Orang tua memegang peranan penting dalam baik buruknya

6
7

seorang anak. “Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup

anak”. Kepribadian orang tua tentunya menjadi pusat perhatian yang pertama

bagi seorang anak. (Indrianti, 2020)

Berdasarkan penjelasan diatas peran orang tua adalah suatu tindakan

orang tua untuk memberikan motivasi, bimbingan, fasilitas belajar, serta

perhatian yang cukup terhadap anak-anaknya untuk mencapai tahapan

tertentu. Orang tua akan berperan aktif untuk menunjang keberhasilan anak.

Hal ini bisa dicapai dengan bagaimana peran orang tua memberi motivasi,

bimbingan, fasilitas belajar serta perhatian yang cukup terhadap anak-

anaknya. Kebiasaan belajar yang baik dan disiplin diri harus dimiliki anak,

selain itu kebutuhan untuk berprestasi tinggi dan berdaya saing tinggi harus

selalu ditanamkan pada diri anak sedini mungkin. Jika hal ini telah dilakukan

maka keberhasilan anak lebih mudah untuk dicapai.

2.1.2 Peranan Orang Tua

Semua aktivitas orang tua selalu dipantau dan dijadikan contoh oleh anak

baik dari prilaku atau kebiasaan orang tua yang baik maupun yang buruk,

secara sengaja atau tidak sengaja anak akan mudah meniru baik dari apa yang

mereka lihat dan dengar. Oleh sebab itu orang tua harus menjadi panutan dan

teladan yang baik bagi anak. Menurut Wibowo (2012, dalam Novita et al.,

2016), “pendidikan karakter sebaiknya harus dimulai sejak anak usia dini.

Adapun pihak yang paling bertanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan

membesarkan anak-anak menjadi generasi yang tangguh adalah orang tua.

Mereka merupakan orang yang paling dekat dengan anak dengan anak

sehingga kebiasaan dan segala tingkah laku yang terbentuk dalam keluarga
8

menjadi contoh dan dengan mudah ditiru anak”. Untuk dapat menjalankan

peran tersebut secara maksimal, orang tua harus memiliki kualitas diri dengan

membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat,

pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang

perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk

pola pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang sesuai

dengan tujuan pendidikan itu sendiri.

2.1.3 Tanggung Jawab dan Tugas Orang Tua

Tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya bukan merupakan

tanggung jawab yang sangat ringan. Orang tua harus bertanggung jawab

memberikan pengajaran ke pada anaknya serta memimpin dan mengasuh

mereka agar menjadi orang yang utama dan mereka terpelihara dari segala

bentuk kesengsaraan hidup di dunia dan ahirat. Orang tua bertanggung jawab

memberikan prilaku yang menujukan kehangatan, efeksi, kepedulian,

kenyamanan, perhatian, perawatan, dukungan dan cinta.

Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua

orang tua terhadap anak menurut (Indrianti, 2020) yaitu memelihara dan

membesarkan anak, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk

dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum, dan perawatan agar ia

dapat hidup secara berkelanjutan. Kemudian orang tua juga mempunyai

tanggung jawab melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmani

maupun rohani dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang

dapat membahayakan dirinya. Orang tua juga mmendidik dengan berbagai

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak


9

sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain

dan melaksanakan kekhalifannya. Membahagiakan anak untuk dunia dan

akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah

sebagai tujuan akhiran manusia. Orang tua perlu melakukan system

pembiasaan membentuk dan membimbing seorang anak ke arah keselamatan

latih batin akan lebih efektif jika dibantu dengan pembiasan. Membiasakan

anak dengan ketaatan pada peraturan agama sebagai gejala budaya maupun

gejala sosial akan membentuk suasana kondusif dalam jiwa anak bagaikan

mengukir di atas batu yang sulit dihapus. Sistem pembiasaan seperti

membiasakan anak mentaati peraturan. Kebiasaan ini diharapkan timbul dan

berkembang dengan didasari oleh kesadaran, keyakinan, kepekaan, dan sikap.

Dengan demikian, karakter yang terbentuk melalui karakter bersifat inside-

out, dalam arti bahwa perilaku yang terjadi karena dorongan dari dalam,

bukan paksaan dari luar.

Selain itu menurut (Trisnawati & Sugito, 2020) pada pandemi (Covid-19)

orang tua berkewajiban sebagai pendidik utama untuk anaknya. Orangtua

mempunyai kerkewajiban sebagai guru pada anaknya, dalam menyelesaikan

tugas sekolah melalui cara mengakomodasi tugas anak, melakukan

pembelajar pada lingkungan sekitar, dan memberikan pemahaman kepada

anak mengenai Covid-19.

Peran orangtua secara khusus ialah menegakkan, mengarahkan, pendidik,

melindungi, dan peninjau anak agar mampu melaksanakan hidup sehat. Selain

itu orangtua juga menemani anak pada saat melaksanakan tugas atau belajar

di rumah, membuat lingkungan yang tentram bagi anak, peninjauan kepada


1

anggota keluarga, memberikan bimbingan,edukasi serta memberikan nafkah

dan kebutuhan keluarga.

Dari uraian tersebut peran orangtua memiliki peran penting dalam

pendidikan anak dikeluarga dengan perkembangan moral anak. Khususnya

pada saat ini peran orangtua sangat dibutuhkan untuk mendidik anak saat

anak belajar di rumah . Menurut Piaget moralitas adalah kecenderungan ke

arah penerimaan dan mematuhi suatu pelaturan. Selain itu, Kohlberg (dalam

Permata Sari Mela, 2021) percaya aspek moral tidak dibawah sejak lahir,

tetapi bisa dikembangkan atau dipelajari

2.1.4 Penilaian Peran Orang Tua

Adapun peranan orang tua dalam keluarga yang diungkapkan oleh Covey

(2011, dalam JUNIOR, 2014) adalah dengan indicator yaitu Modelling

(example of trustworthiness), Mentoring, Organizing, dan Teaching,

Modelling (example of trustworthness) yaitu Orang tua adalah contoh atau

model bagi anak. Tidak dapat disangkal bahwa contoh dari orang tua

mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi anak. Ketika Abert Schweitzer

ditanya tentang bagaimana mengembangkan anak, dia menjawab : “ada tiga

prinsip, yaitu pertama contoh, kedua contoh dan ketiga contoh”. Orang tua

merupakan model yang pertama dan terdepan bagi anak (baik positif dan

negatif) dan merupakan pola bagi “way of life” anak. Cara berfikir dan

berbuat anak dibentuk oleh cara berfikir dan berbuat orang tuanya. Melalui

“Modelling” anak akan belajar tentang sikap proaktif, sikap respek dan kasih

sayang.
1

Mentoring yaitu kemampuan untuk menjalin atau membangun hubungan,

investasi emosional (kasih sayang kepada orang lain) atau pemberian

perlindungan kepada orang lain secara mendalam, jujur, pribadi dan tidak

bersyarat. Kedalaman dan kejujuran atau keikhlasan memberikan

perlindungan ini akan mendorong orang lain untuk bersikap terbuka dan mau

menerima pengajaran, karena dalam diri mereka telah tertanam perasaan

percaya. Orang tua merupakan mentor pertama bagi anak yang menjalin

hubungan dan membrikan kasih sayang secara mendalam, baik secara positif

maupun negatif. Orang tua menjadi sumber pertama bagi perkembangan

perasaan anak, rasa aman atau tidak aman, dicintai atau tidak dicintai. Ada

lima cara untuk memberikan kasih sayang kepada orang lain yaitu,

empathizing, sharing, affirming, praying, dan sacrificing.

Empathizing yaitu mendengarkan hati orang lain dengan hati sendiri,

sedangkan sharing sendiri diartikan sebagai berbagi wawasan, emosi, dan

keyakinan. Kemudian terdapat affirming yaitu memberi ketegasan dengan

orang lain dengan kepercayaan, penilaian, konfirmasi, apresiasi, dan

dorongan. Berbeda dengan praying yaitu mendoakan orang lain dengan ikhlas

dari jiwa yang paling dalam. Dan yang terakhir ada sacrificing yaitu

berkorban untuk diri orang lain.

Organizing yaitu orang tua seperti perusahaan yang memerlukan tim kerja

dan kerjasama antar anggota dalam menyelesaikan tugas-tugas atau

memenuhi kebutuhan keluarga. Peran organizing adalah untuk meluruskan

struktur dan sistem keluarga dalam rangka membantu menyelesaikan hal-hal

penting.
1

Teaching yaitu Orang tua berperan sebagai guru (pengajar) bagi anak-

anaknya tentang hukum-hukum dasar kehidupan. Peran orang tua sebagai

guru adalah menciptakan “conscious competence” pada diri anak, yaitu

mereka mengalami tentang apa yang mereka kerjakan dan alasan tentang

mengapa mereka mengerjakan itu..

2.2 Konsep Kepatuhan

2.2.1 Definisi Kepatuhan

Kepatuhan merupakan sikap atau ketaatan untuk memenuhi anjuran

petugas kesehatan tanpa dipaksa untuk melakukan tindakan (Fandinata &

Ernawati, 2020).

Menurut Purwati & Amin (2016), kepatuhan adalah memenuhi permintaan

orang lain, didefinisikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang

dilakukan berdasarkan keinginan orang lain atau melakukan apa apa yang

diminta oleh orang lain.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan menurut (Kamidah, 2015)

diantaranya pengetahuan, motivasi, dan dukungan keluarga.

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengar, pencium, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2007)


1

Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

berperilaku. Motivasi yang baik dalam mengkonsumsi tablet kalsium untuk

menjaga kesehatan ibu hamil dan janin, keinginan ini biasanya hanya pada

tahap anjuran dari petugas kesehatan, bukan atas keinginan diri sendiri.

Semakin baik motivasi maka semakin patuh ibu hamil dalam mengkonsumsi

tablet kalsium karena motivasi merupakan kondisi internal manusia seperti

keinginan dan harapan yang mendorong individu untuk berperilaku agar

mencapai tujuan yang dikehendakinya (Budiarni, 2012).

Dukungan keluarga yaitu upaya yang dilakukan dengan mengikutkan

peran serta keluarga adalah sebagai faktor dasar penting yang ada berada

disekeliling ibu hamil dengan memberdayakan anggota keluarga terutama

suami untuk ikut membantu para ibu hamil dalam meningkatkan

kepatuhannya mengkonsumsi tablet kalsium . Upaya ini sangat penting

dilakukan, sebab ibu hamil adalah seorang individu yang tidak berdiri sendiri,

tetapi ia bergabung dalam sebuah ikatan perkawinan dan hidup dalam sebuah

bangunan rumah tangga dimana faktor suami akan ikut mempengaruhi pola

pikir dan perilakunya termasuk dalam memperlakukan kehamilannya

(Apriningsih et al., 2019)

2.2.3 Pengukuran Kepatuhan

Menurut Alimul Hidayat (2011, dalam (Pratiwi, 2021), skala likert adalah

skala pengukuran yang dikembangkan oleh Likert pada tahun 1932. Skala

likert mempunyai empat atau lebih butir-butir pertanyaan yang


1

dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor/nilai yang

merepresentasikan sifat individu, misalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan yang masuk dalam

kategori skala likert adalah sebagai berikut seperti tabel 1 :

Tabel 2.1
Pengukuran kepatuhan menurut skala likert

Pernyataan Positif Nilai Pernyataan Negatif Nilai


Sangat Patuh SP 5 Sangat Patuh SP 1
Patuh P 4 Patuh CP 2
Netral N 3 Netral N 3
Tidak Patuh TP 2 Tidak Patuh TP 4
Sangat Tidak Patuh STP 1 Sangat Tidak Patuh STP 5
Sumber : Metode Penelitian Keperawatan, V. Wiratna Sujarweni, 2014

2.2.4 Indikator Kepatuhan

Menurut Sarwono (2011, dalam Astuti, 2014) ) ada tiga indikator untuk

pengukuran kepatuhan yaitu konformitas, penerimaan, dan ketaatan.

Konformitas yaitu cara merubah sikap dan tingkah laku agar sesuai dengan

cara melakukan tindakan sesuai dan diterima dengan tuntutan sosial.

Sedangkan penerimaan yaitu melakukan sesuatu atas permintaan orang lain

yang diakui otoritasnya. Dan yang terakhri yaitu ketaatan adalah seseorang

yang melakukan tingkah laku atas perintah orang lain. Seseorang mentaati

dan mematuhi permintaan orang lain untuk melakukan tingkah laku tertentu

karena ada unsur power.


1

2.3 Konsep Protokol Kesehatan

2.3.1 Definisi Protokol Kesehatan

Protokol Kesehatan merupakan aturan dan ketentuan yang perlu di ikuti

oleh segala pihak agar dapat beraktifitas secara aman pada saat pandemi

covid-19 ini. Protokol kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat

tetap dapat beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan keamanan atau

Kesehatan orang lain (Kementerian Kesehatan, 2020).

2.3.2 Protokol Kesehatan pada Masa Pandemi Covid -19

Pencegahan penyebaran covid-19 dapat dilakukan dengan menerapkan

protokol kesehatan sesuai kebijakan yang dikeluarkan oleh WHO sebagai

upaya pencegahan terhadap peningkatan jumlah penderita covid-19. Upaya

pencegahan yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah menggunakan

masker, menggunakan handsanitizer, dan menerapkan social distancing.

Menurut (Wati et al., 2020) APD adalah alat yang digunakan untuk

melindungi diri dan mencegah infeksi nosokomial. Salah satu APD yang

wajib digunakan saat pandemi adalah masker. Masker bagian dari alat

pelindung wajah khususnya untuk melindungi membran mukosa pada mulut

dan hidung ketika berinteraksi dengan orang lain. Masker dianjurkan untuk

selalu digunakan ketika keluar rumah. Covid 19 adalah jenis virus yang

menular melalui droplet. Menurut Harianto (2009, dalam Zahroh, 2020),

bahwa penularan covid 19 dapat melalui saluran pernapasan, maka

penggunaan masker oleh seluruh masyarakat dirasakan perlu di masa

pandemi covid 19 ini. Masker dapat menjadi penghalang pertama jika ada
1

droplet/tetesan baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Alat pelindung

pernapasan atau masker merupakan alat yang digunakan untuk melindungi

mulut dan hidung dengan bahan yang dapat menyaring masuknya debu atau

uap. Mekanisme yang terjadi adalah dengan cara menangkap partikel atau

aerosol dari udara dengan metode penyaringan atau penyerapan, sehingga

udara yang melewati masker menjadi bersih dari partikulat (Zahroh, 2020).

Alternatif lain yang bisa dilakukan selain mencuci tangan adalah dengan

menggunakan antiseptik sebagai zat yang dapat menghambat pertumbuhan

dan perkembangan mikroorganisme (Nakoe et al., 2020). Menurut Depkes RI,

(2008, dalam Nakoe et al., 2020) handsanitizer yaitu sebuah produk

berbentuk gel yang memiliki kandungan antiseptik sebagi pembersih tangan

yang jika menggunakannya tidak perlu dibilas dengan air. Menggunkannya

sangat efektif mematikan flora transien dan residen dibandingkan dengan

menggunakan air, pakai sabun biasa maupun sabun antiseptik. Berdasarkan

food and drug administration (FDA) bahwa hand sanitizer bisa membunuh

kuman dalam waktu kurang dari 30 detik.

Jika kita cermati virus ini tidak dapat hidup diudara atau berterbangan,

namun penyebarannya harus melewati inang yakni melalui media seperti

pericikan air ludah dari orang yang terkena infeksi, maka dalam hal ini

diperlukan dalam mencegah penyebaran virus adanya pembatasan jarak atara

sesama, hal ini sesuai dengan instruksi presiden yang menghimbau untuk

melaksanakan social distancing (Ali, 2020). Social distancing adalah suatu

cara pencegahan dan pegendalian non- medis yang di terapkan untuk

mencegah penyebaran covid-19 dengan cara mengurangi kontak anatara


1

mereka yang terinfeksi covid19, sehingga dapat menghentikan mata rantai

penyebaran penyakit dalam suatu wilayah. Social distancing merupakan

tindakan preventif dalam mencegah penyebaran virus dengan cara menjauhi

keramaian, tidak bepergian kemana-mana kecuali dalam keadaan darurat dan

sebisa mungkin tidak keluar rumah, social distancing dapat diartikan mejaga

jarak sosial, sehingga akan menghambat penyebaran Coronavirus melalui

atau percikan air liur kontaminasi droplet pada jarak yang dekat dengan orang

yang terinfeksi.

Ada beberapa ketentuan protokol kesehatan saat pembelajaran tatap muka

yaitu yang pertama dalam proses pembelajaran tatap muka dimasa new

normal ini pembaruan berbagai data kesiapan sekolah didaerah harus

melaksanakan kesehatan pada saat new normal. Kemudian untuk jam masuk

yang seperti biasanya dirubah, karena menghindari kerumunan. Dengan

pembelajaran tatap muka ini dilakukan dengan social distancing seperti

mengatur jarak tempat duduk minimal 1 meter. Selalu dalam pemakaian

masker, selama dalam pembelajaran berlangsung guru maupun peserta didik

(Nadia, dkk, 2020).

2.4 Konsep Pembelajaran Tatap Muka

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Tatap Muka

Menurut Bonk dan Graham, pembelajaran tatap muka adalah model

pembelajaran konvensional yang memberikan pengetahuan kepada siswa

dengan cara mempertemukan guru dan siswa di dalam kelas dengan

karakteristik yang terencana, yang berorientasi pada tempat, dan interaksi

sosial. (LIU, 2020)


1

Pembelajaran tatap muka adalah pembelajaran yang dimana siswa dan

guru melakukan pembelajaran secara langsung untuk mencapai interaksi

antara siswa dengan guru, serta siswa dengan siswa lainnya. Pembelajaran

langsung dirancang untuk dapat mengikuti peristiwa/perubahan yang terjadi

pada siswa dengan menggunakan metode pembelajaran tatap muka. (Lale .G,

2020)

2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tatap Muka

Kelebihan pembelajaran tatap muka menurut (LIU, 2020) yaitu

mendorong siswa giat belajar, partisipasi aktif siswa dan guru, komunikasi,

terjadwal dengan baik.

Dengan pembelajaran tatap muka, terjadi interaksi antara siswa dan guru

untuk mendorong siswa aktif mempelajari pelajaran yang disampaikan oleh

guru. Selama proses pembelajaran tatap muka siswa secara aktif terlibat

dalam kegiatan kelas. Siswa akan aktif bertanya kepada guru jika ada masalah

dalam pelajaran. Hal ini sangat penting untuk memiliki pemahaman yang

jelas tentang teori-teori yang dibahas di kelas.

Dengan dilaksanakannya pembelajaran tatap muka, terjadi komunikasi

yang baik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa itu sendiri.

Dalam pembelajaran tatap muka, jadwal dan pelaksanaannya sekolah menjadi

teratur dalam rangka melatih kedisiplinan siswa.

Sedangkan ada beberapa kekurangan selama dilaksanakannya

pembelajaran tatap muka selama masa pandemi ini yaitu salah satunya seperti
1

disuapi, kegiatan ekstra kurikuler yang mendistorsi siswa, dan ruang dan

waktu yang terbatas.

Pada proses pembelajaran siswa terlalu tergantung pada guru mereka

dalam setiap hal yang terkait dengan pembelajaran. Dan ketika siswa terlibat

dalam banyak kegiatan ekstrakurikuler, akan sulit untuk fokus pada

pembelajaran mereka. Karena siswa masih sulit untuk menjaga keseimbangan

belajar. Pada pembelajaran tatap muka fasilitas yang tidak merata membuat

pembelajaran tidak seimbang antara di desa dengan di kota. Kondisi

lingkungan ini juga sangat berpengaruh dalam keberlangsungan proses

pembelajaran yang optimal.

2.4.3 Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Dimasa Pandemi

Ada beberapa ketentuan selama pembelajaran tatap muka berlangsung

yaitu penyelenggaran pembelajaran tatap muka harus memperhatikan

protokol kesehatan, satuan pendidikan supaya menjalin komunikasi dengan

stakeholder (komite sekolah, pemerintah, . desa/kecamatan , puskesmas, dll),

dan apabila terjadi penyelenggaraan terhadap protokol kesehatan yang

diterapkan dan ada yang terpapar maka pemberhentian pembelajaran ditutup

kembali (Haryanto, 2020).

2.5 Konsep Anak Usia Sekolah

2.5.1 Definisi Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada periode usia

pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Santrock, 2011), sedangkan

menurut Yusuf (2011) anak usia sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun
2

yang sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual atau melaksanakan tugas-

tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan

kognitif (seperti: membaca, menulis, dan menghitung). Umumnya pada

permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, dengan demikian anak

mulai mengenal dunia baru, anak-anak mulai berhubungan dengan orang-

orang di luar keluarganya dan mulai mengenal suasana baru di

lingkungannya. Hal-hal baru yang dialami oleh anak-anak yang sudah mulai

masuk dalam usia sekolah akan mempengaruhi kebiasaan makan mereka.

Anak-anak akan merasakan kegembiraan di sekolah, rasa takut akan

terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini menyimpang dari

kebiasaan makan yang diberikan kepada mereka (Moehji, 2009).

2.5.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah

Karakteristik anak usia sekolah menurut (Supariasa, 2016) yaitu anak usia

sekolah (6-12 tahun) yang sehat memiliki ciri di antaranya adalah banyak

bermain di luar rumah, melakukan aktivitas fisik yang tinggi, serta beresiko

terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup yang tidak sehat. Secara fisik

dalam kesehariannya anak akan sangat aktif bergerak, berlari, melompat, dan

sebagainya. Akibat dari tingginya aktivitas yang dilakukan anak, jika tidak

diimbangi dengan asupan zat gizi yang seimbang dapat menimbulkan

beberapa masalah gizi yaitu di antaranya adalah malnutrisi (kurang energi dan

protein), anemia defisiensi besi, kekurangan vitamin A dan kekurangan

yodium.
2

2.5.3 Kebutuhan Anak Sekolah Dasar

Kebutuhan merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk

memenuhi kepuasaannya, baik itu berupa benda ataupun perasaan. Menurut

Maslow ( dalam Desmita, 2010), manusia memiliki lima tingkat kebutuhan

hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya.

Kelima tingkatan itu dari yang paling bawah adalah phsyiological needs

(kebutuhan fisiologis) kebutuhan fisiologis, need for self-security and

security (kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan), need for love and

belongingness (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki), Need for

self-esteem (kebutuhan akan rasa harga diri), dan terakhir need for self-

actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).

Phsyiological needs (kebutuhan fisiologis) Kebutuhan fisiologis adalah

sejumlah kebutuhan yang paling mendesak dan mendapatkan prioritas utama

dalam pemenuhannya karena berkaitan langsung dengan kondisi fisik dan

kelangsungan hidupnya. Sedangkan need for self-security and security

(kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan) Kebutuhan akan rasa aman

merupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh

ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya, jaminan

keamanan, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang,

kemiskinan, dan lain-lain.

Need for love and belongingness (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan

memiliki) Kebutuhan ini mendorong individu untuk mengadakan afeksi atau

ikatan emosional dengan orang lain, yang diaktualisasikan dalam bentuk


2

kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, mencintai dan dicintai, kebutuhan

akan rasa diakui dan diikutsertakan sebagai anggota kelompok, merasa

dirinya penting, rasa setia kawan, dan sebagainya. Sedangkan need for self-

esteem (kebutuhan akan rasa harga diri) Kebutuhan akan rasa harga diri

merupakan kebutuhan individu untuk merasa berharga di dalam hidupnya.

Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan penghormatan dan penghargaan

baik itu dari diri sendiri ataupun orang lain. Setiap individu membutuhkan

untuk merasa kompeten dan berguna serta pada saat yang sama membutuhkan

pengakuan atas nilai dan kompetensi yang kita miliki dari orang lain.

Kegagalan untuk diakui oleh diri sendiri ataupun orang lain akan

menimbulkan dampak negative seperti rendah diri, kehilangan semangat dan

putus asa.

Dan yang terakhir need for self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi

diri) Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk memenuhi dorongan

hakiki manusia untuk menjadi orang yang sesuai dengan dorongan hakiki

manusia untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan potensinya.

Dengan kata lain, kebutuhan ini adalah kecenderungan untuk berjuang

menjadi apa saja yang mampu kita raih, motif yang mendorong kita untuk

mencapai potensi secara penuh dan mengekspresikan kemampuan kita yang

unik. Kebutuhan ini akan diwujudkan dengan bekerja sebaik-baiknya sesuai

dengan bidang masing-masing.

Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow merupakan

teori kebutuhan secara umum baik itu dari anak-anak hingga kebutuhan orang

dewasa. Sejalan dengan teori Maslow di atas, Lindgren dalam Sumantri


2

(2007), mengemukakan mengenai kebutuhan anak usia Sekolah Dasar yang

dibagi menjadi 4 aspek yaitu kebutuhan jasmaniah, kebutuhan akan kasih

sayang, kebutuhan untuk memiliki, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan jasmaniah yaitu keamanan dan pertahanan diri sesuai dengan

perkembangan fisik anak usia sekolah dasar yang bersifat individual, pada

masa ini kebutuhan anak bervariasi seperti porsi makanan dan minuman

meningkat. Karena pada masa ini perkembangan tubuh dan kognitif anak

mengalami masa pertumbuhan yang pesat. Berkaitan dengan pemeliharaan

dan pertahanan diri, anak usia sekolah dasar memasuki tahapan pendidikan

moral dan sosial yang memperhatikan keinginan dan kebutuhannya sendiri

tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Berbeda dengan kebutuhan

akan kasih sayang pada tahap perkembangan sosial anak sekolah dasar

terutama yang duduk di kelas tinggi, anak sudah ingin memiliki teman tetap.

Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan

menyayangi teman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman, tetapi juga

terhadap benda yang merupakan kesenangannya bisa berupa perangko,

komik, kartu dan sebagainya dan koleksi tersebut dirawat dengan rasa sayang.

Kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki mulai tumbuh pada masa anak

membentuk gang atau kelompok bermainnya. Anak pada masa ini akan

cenderung mengikuti aturan dari kelompok bermainnya. Kebutuhan untuk

memiliki ini tidak terbatas pada pemilikan teman saja, tetapi juga terhadap

benda miliknya dan benda milik teman sekolahnya. Namun demikian, pada

masa ini anak masih menggantungkan dirinya kepada orang yang dirasa

mempunyai keunggulan atau kekuatan di dalam kelompok bermainnya, atau


2

bergantung pada pemegang otoritas yang disenangi seperti guru di kelas, dan

orang tua di rumah. Sedangkan kebutuhan aktualisasi diri ini erat kaitannya

dengan kebutuhan berprestasi. Kebutuhan ini terasa mulai dominan pada anak

di kelas tinggi. Di mana mereka mulai ingin merealisasikan potensi-potensi

yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut

dengan sikap persaingan, atau berusaha mewujudkan keinginannya. Dalam

hal ini tentu harus mendapat perhatian dari orang tua dan guru, mengingat

wadah untu mengaktualisasikan diri bukannya di bidang akademis tetapi juga

di bidang non akademis.

2.5.4 Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar

Perkembangan siswa sekolah dasar adalah perubahan kemampuan mental

seperti belajar, menalar, berpikir, dan berbahasa. Proses terus menerus untuk

membentuk struktur yang diperlukan melalui interaksi yang terus menerus

dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan dan pengetahuan

sangat subjektif pada anak usia dini dan anak usia dini, dan objektif pada

anak usia dini. (Arfiani & Eva Latipah, 2021)

Sehubungan dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya,

kemampuan kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap.

Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan peserta

didik menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu

melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat

dan lingkungan.
2

Perkembangan kognitif mengubah kecerdasan, pengetahuan, dan

keterampilan hubungan siswa dengan lingkungannya. Jadi Kognitif

merupakan aspek perkembangan siswa yang berkaitan dengan pengetahuan,

Artinya, bagaimana individu belajar dan pikirkan tentang lingkungan.

2.5.5 Teori Perkembangan Kognitif

Ada beberapa teori perkembangan kognitif pada anak menurut para ahli

yaitu menurut Pieget, Vygotsky, dan J.S Bruber.

Teori perkembangan kognitif menurut Pieget yaitu perkembangan kognitif

seorang anak terjadi secara bertahap, tetapi lingkungan tidak dapat

mempengaruhi perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat

menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung

menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara

bertahap dengan cara belajar secara aktif dilingkungan sekolah.

(Perkembangan & Jean, n.d 2020). Sedangkan teori perkembangan kognitif

menurut Vygotsky yaitu kognitif atau pemikiran adalah istilah yang

digunakan oleh ahli psikologi untuk menggambarkan semua aktivitas mental

yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan

informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh

pengetahuan,memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau

semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari,

memperhatikan, mengamati, membayangkan,memperkirakan, menilai dan

memikirkan lingkungannya. (Madaniyah et al., 2021)


2

Dan yang terakhir teori perkembangan kognitif menurut J.S Bruber yaitu

teori yang menekankan pada cara individu mengorganisasikan apa yang telah

dialami dan dipelajari, sehingga individu mampu menemukan dan

mengembangkan sendiri konsep, teori-teori dan prinsip-prinsip melalui

contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Untuk meningkatkan

proses belajar, menurut Bruner diperlukan lingkungan yang dinamakan

“discovery learnig envoirment” atau lingkungan yang mendukung individu

untuk melakukan eksplorasi dan penemuan-penemuan baru. (Buto, n.d,

2012).

2.6 Model Konsep Keperawatan

Roy, 1984 dikutip dari (Netina, 2012). Model adaptasi keperawatan Roy

merupakan teori yang diturunkan dari teori-teori sebelumnya, termasuk teori

psikofisik Harry Helson, yang telah diperluas ke ilmu sosial dan ilmu

perilaku. Dalam teori adaptasi Helson, proses adaptasi merupakan fungsi dari

stimulus yang masuk dan tingkat adaptasi. Stimulus adalah faktor apa pun

yang dapat menimbulkan respons. Stimulus tersebut dapat berasal dari

lingkungan internal maupun eksternal.

Menyatakan bahwa model Roy berfokus pada konsep adaptasi manusia.

Konsepnya tentang perawatan manusia dan lingkungan saling terkait erat

sebagai konsep sentral. Manusia terus-menerus mengalami rangsangan dari

lingkungan. Akhirnya, manusia merespon dan beradaptasi. Respon tersebut

dapat berupa respon adaptif, yaitu dapat meningkatkan integritas dan

membantu manusia mencapai tujuan adaptasi yaitu kelangsungan hidup,

pertumbuhan, reproduksi, pengendalian dan transformasi manusia dan


2

lingkungannya. Respon yang tidak efektif gagal mencapai tujuan adaptasi ini,

dan bahkan mengancam untuk mencapainya. Tujuan unik keperawatan adalah

untuk membantu orang dalam beradaptasi dengan pekerjaan dengan

mengelola lingkungannya. Hasilnya, kesejahteraan seseorang mencapai

tingkat yang optimal menurut (Nursalam, 2020) :

1. Adaptasi

Roy mendefinisikan lebih lanjut mengenai adaptasi agar relevan dengan

penerapannya di abad kedua puluh satu. Menurut Roy adaptasi mengacu pada

“suatu proses dan luaran dimana manusia yang berfikir dan merasa, sebagai

individu maupun dalam kelompok, menggunakan kesadaran dan pilihan

untuk menciptakan keterpaduan antara manusia dan lingkungan. Tingkat

adaptasi merupakan stimulus yaitu stimulus fokal yaitu stimulus yang

memicu undividu dengan segera, stimulus konstektual yaitu stimulus lain

yang menambah dampak stimulus fokal, dan stimulus residual yaitu factor

lingkungan yang dampaknya tidak jelasdalam situasi tertentu.

2. Keperawatan

Roy mendefinisikan keperawatan secara luas sebagai profesi pelayanan

yang berfokus pada proses kehidupan manusia beserta polanya dan

menekankan pada promosi kesehatan individu, keluarga, kelompokdan

masyarakat secara keseluruhan.

Tujuan dari keperawatan menurut Roy yaitu “meningkatkanadaptasi

individu dan kelompok pada keempat mode adaptif, sehingga berkontribusi

pada kesehatan, kualitas hidup, dan meninggal dengan keperawatan.


2

Keperawatan mengisi peran yang unik sebagai fasilitator adaptasi dengan

mengkaji perilaku daeri empat mode adaptif ini beserta factor yang

memepengaruhi adapatsi, dan juga melakukan intervensi untukmeningkatkan

adaptif dan interraksi dengan lingkungan.

3. Manusia

Manusia menurut Roy, manusia adalah sistem yang holistic dan adaptif.

Segai sistem adaptif, sistem manusia digambarkan sebagai suatu keseluruhan

dengan bagian- bagiannya yang berfungsi sebagia satu kesatuan untuk tujuan

masing- masing. Sistem amnesia meliputi manusia sebagai individu atau

dalam kelompok, termasuk keluarga, organisasi, komunitas, dan masyarakat

sebagai satu keseluruhan. Roy mendefinisikan manusia sebagai fokus utama

keperawatan, sebagai penerima pelayanan keperawatan, sebagai sistem

adaptif yang hidup dan kompleks dengan proses – proses internalnya

(kognator dan regulator) yang bekerja untuk mempertahankan adaptasi dalam

keempat mode adaptif (fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan

interdependensi).

4. Kesehatan

Kesehatan adalah status dan proses ada atau menjadi seseorang yang utuh

dan menyeluruh. Kesehatan mencerminkan adaptasi, yaitu interaksi antara

orang dan lingkungan. Kesehatan dan penyakit adalahssatu dimensi yang

tidak dapat dihindari, dapat saing berdampingan, dari pengalaman hidup

seseorang. Keperawatan peduli dengan dimensi ini, jikamekanisme koping

tidak efektif, maka penyakit akan muncul. Sehat akan terjadi jika manusia

terus beradaptasi. Oleh karena manusia beradaptasi terhadap suatu stimulus,


2

manusia bebas berespon terhadap stimulus lainnya. Pembebasan energi dari

upaya koping yang inefektif dapat meningkatkan penyembuhan dan

kesehatan.

5. Lingkungan

Lingkungan menurut Roy, adalah semua kondisi, keadaan dan pengaruh

yang melingkapi dan berdampak pada perkembangan dan prilaku seseorang

atau kelompok, dengan pertimbangan khusus pada hubungan timbal balik

antara manusia dan sumber- sumber bumi yang meliputi stimulus fokal,

kontekstual, dan residual. Lingkungan adalah input bagi seseorang sebagai

sistem adaptif yang melibatkan faktor internal dan eksternal. Faktor- faktor

ini dapat berupa faktor kecil atau besar, negatif atau positif. Akan tetapi,

perubahan lingkungan apapun membutuhkan peningkatan energy untuk

beradaptasi terhadap situasi tersebut. faktor- faktor dalam lingkungan yang

mempengaruhi sseorang dapat dikategorikan sebagai stimulus fokal,

kontekstual, dan residul.


3

Gambar 2.1 Sistem model adaptasi Roy (Deconinck et al., 2012)

Subsistem proses primer, fungsional, atau control terdiri dari regulator dan

kognator. Sedangkan subsistem sekunder dan efektor terdiri dari 4 mode

adaptif berikut : kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan

interdependensi

1. Input atau stimulus

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan

informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan

respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu stimulus fokal, kontekstual

dan stimulus residual.

2. Proses kontrol atau mekanisme koping

Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping

yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator

yang merupakan subsistem.

3. Efektor atau perilaku


3

Konsep adaptasi Calista Roy adalah bagian dari proses internal dan

bertindak sebagai efektor sistem. Perilaku dalam konsep ini bertujuan untuk

beradaptasi dengan rangsangan, meliputi fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi

peran, dan interdependensi.

4. Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur atau

secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar.

Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan

output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang inefektif. Respon

yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara

keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan

tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan, dan

keunggulan. Respon yang inefektif adalah perilaku yang tidak mendukung

tujuan tersebut.

2.7 Hubungan Antar Konsep

Dibukanya kembali pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan

yang ketat oleh pendidik di tengah wabah covid 19 yang masih ada bahkan

muncul virus varian baru.dengan adanya pembelajaran tatap muka perlu

adanya kepatuhan protokol kesehatan yang ketat agar terputusnya dengan

masa covid-19. Pembelajaran tatap muka ini sehingga adanya peran orang tua

yang mempengaruhi kepatuhan protokol kesehatan pada anak. Karena orang

tua penting sebagai pendidik, penasehat dalam perannya untuk selalu

mengingatkan perlu adanya tingkat protokol kesehatan yang baik, seperti


3

contoh dalam penggunaan masker yang benar, mencuci tangan sebelum atau

sesudah keluar dan saling menjaga jarak . Adanya pembelajaran tatap muka

dengan kepatuhan protokol yang ketat sangat berpengaruh bagi lingkungan

dan agar terhindarnya suatu penyakit yang tidak diinginkan, dan perlunya

adaptasi dimasa pandemi covid-19.

Menurut teori model adaptasi keperawatan Roy berfokus pada konsep

adaptasi manusia. Sistem model adaptasi roy dalam penelitian ini merupakan

input atau stimulus yang menimbulkan respon yaitu pembelajaran tatap muka,

Proses atau disebut dengan mekanisme koping yaitu bagaimana cara

mengurangi kecemasan pada orang tua tersebut, efektor/perilaku yaitu

beradaptasi dengan keadaan baru (pembelajaran tatap muka), yang terakhir

ialah output/hasilnya, apakah orang tua merasa cemas atau tidak, dan hasil

dari tingkat kecemasannya. Jika berupa respon adaptif, yaitu dapat

meningkatkan integritas dan membantu manusia mencapai tujuan adaptasi

yaitu kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, pengendalian dan

transformasi manusia dan lingkungannya. Respon yang tidak efektif gagal

mencapai tujuan adaptasi ini, dan bahkan mengancam untuk mencapainya.

Dengan kondisi di masa transisi pandemi saat ini yang mengharuskan

pendidik membuka kembali pembelajaran tatap muka dengan protokol

kesehatan yang ketat, maka orang tua wali murid harus siap dan bisa

beradaptasi dengan kondisi yang baru.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Konsep Keperawatan Calista Roy

Input Proses Efektor Output

A. Stimulus internal:
Rasa Ingin Mekanisme
tahu yang tinggi Koping : Respon:
Usia Sulit Regulator: Hormon kortisol meningkat 1. Adaptif:
Jenis Berkonsentrasi
kelamin Kognator: Pembelajaran, Kecemasan dsb.
B. Stimulus eksternal:
Pendidikan Kepatuhan Protokol Kesehatan tin
Proses 3. Peran Orang Tua
adaptasi
Dukungan keluarga
2. Maladaptif:

Kepatuhan Protokol Kesehatan ren


Faktor Yang
mempenngaruhi :
Pengetahuan
Motivasi
Dukungan Keluarga

Keterangan:

: Diteliti : Tidak Diteliti

: Berhubungan : Berpengaruh

Gambar 3. 1 Kerangka Konseptual Penelitian Hubungan Peran Orang Tua


dengan Kepatuhan Protokol Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka Pada
Anak Usia Sekolah di SD Islam Raden Patah Surabaya.

3
35

3.2 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada Hubungan Peran Orang Tua

dengan Kepatuhan Protokol Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka

Pada Anak Usia Sekolah di SD Islam Raden Patah Surabaya.


BAB 4

METODE PENELITIAN

Bab metode penelitian membahas mengenai: 1) Desain Penelitian, 2)

Kerangka Kerja, 3) Waktu dan Tempat Penelitian, 4) Populasi, Sampel, dan

Sampling, 5) Identifikasi Variabel, 6) Definisi Operasional, 7) Pengumpulan,

Pengolahan, Analisa Data, 8) Etika Penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang

dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa

diterapkan (Nursalam, 2020). Analisis hubungan Peran Orang Tua dengan

Kepatuhan Protokol Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka Pada Anak

Usia Sekolah di SD Islam Raden Patah Surabaya dilakukan menggunakan

rancangan penelitian korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk

membuktikan adanya hubungan Peran Orang Tua dengan Kepatuhan Protokol

Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka Pada Anak Usia Sekolah di SD

Islam Raden Patah Surabaya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross

sectional, yaitu pengukuran data yang hanya dilakukan satu kali dan dibatasi

oleh waktu (Buku Metodologi, 2018).

Pera Orang Tua

Deskripsi Variabel
Uji Interpreta
Hubunga si
Kepatuhan Protokol Kesehatan

Gambar 4. 1 Skema Penelitian Korelasional

3
3

4.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Populasi
Orang Tua dam siswa Kelas 1-6 di SD islam Raden Patah Surbaya
Sampel
sebanyak 593orang
Orang Tua Siswakelas 1-6 SD Islam raden Patah Surabaya yang
memenuhi kriteria sampel
Teknik Sampling
Probability Sampling dengan pendekatan Simple Random Sampling
Pengumpulan Data
Variabel Bebas Variabel Terikat
Peran Orang tua (kuesioner) Kepatuhan Protokol Kesehatan
(kuesioner)

Pengolahan Data
Editing, Coding, Skoring,
Analisa Entry
Data Data, Cleaning
Gambar 4. 2 Kerangka Kerja Uji Spearman
Penelitian Hubungan Peran Orang Tua dengan
Kepatuhan Protokol Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka
Pada Anak Usia Sekolah di SD Islam Raden Patah Surabaya.
Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


3

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga April 2022 di SD Islam

Raden Patah Surabaya.

4.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

4.4.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah semua objek atau kelompok yang akan

diteliti (Shukla, 2020). Populasi dalam penelitian ini adalah Orang Tua siswa

kelas 1-6 di SD islam Raden Patah Surbaya sebanyak 593 orang

4.4.2 Sampel Penelitian

Menurut Shukla (2020) Sampel penelitian adalah bagian dari populasi

penelitian yang dianggap sudah mewakili dari seluruh populasi. Sampel

dalam penelitian ini adalah Orang Tua siswa kelas1-6 yang memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi didefinisikan sebagai karakteristik dari populasi target

yang akan digunakan peneliti untuk menjawab pertanyaan mereka dalam

penelitian ini (Notoatmodjo, 2018). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

a. Orang tua siswa kelas 1-6

b. Bersedia menjadi responden dengan mengisi kuesioner yang telah

disediakan.
3

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah subjek yang telah memenuhi kriteria inklusi tetapi

memiliki tambahan karakteristik yang dapat mengganggu keberhasilan suatu

penelitian (Notoatmodjo, 2018). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

orang tua siswa yang tidak bisa hadir.

4.4.3 Besar Sampel

Berdasarkan perhitungan besar sampel menggunakan rumus Slovin

sebagai berikut:

Rumus :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑²)

Keterangan :

n : besar sampel

N : besarnya populasi

d : tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,1)

Maka besar sampel yang didapatkan dalam penelitian ini :

𝑁 539 539
𝑛= = = = 158,99
1 + 𝑁(𝑑²) 1 + 539 (0,1²) 3,39

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 158 orang.
4

4.4.4 Teknik Sampling

Menurut Datta (2018) teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk

memilih subjek dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik

Probability Sampling dengan pendekatan Simple Random Sampling. Dengan

menggunakan teknik dan pendekatan ini, setiap subjek memiliki peluang

yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian secara acak tanpa

membeda-bedakan status.

4.5 Identifikasi Variabel

Variabel adalah suatu karakteristik yang sedang dipelajari dalam

penelitian. Variabel berkaitan dengan orang, objek, hewan, tempat, dan

situasi atau fenomena alam (Shukla, 2018). Dalam penelitian ini terdapat

variabel bebas dan variabel terikat.

4.5.1 Variabel Bebas

Menurut Shukla (2018) variabel bebas adalah variabel yang nilainya

memengaruhi nilai variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Peran Orang Tua.

4.5.2 Variabel Terikat

Menurut Shukla (2018) variabel terikat adalah variabel yang nilainya dapat

berubah karena adanya perubahan nilai dari variabel lain. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Protokol Kesehatan.


4

4.6 Definisi Operasional

Tabel 4. 1 Definisi Operasional Penelitian Hubungan Peran Orang Tua


dengan Kepatuhan Protokol Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap
Muka Pada Anak Usia Sekolah di SD Islam Raden Patah Surabaya.

No. Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor


Operasional
1. Variabel hak dan kewajiban 1. Modeling Kuesioner Ordinal Skor:
Bebas: ayah dan ibu yang 2. Mentoring Ya: 1
Peran harus dilakukan 3. Organizing Tidak: 0
Oang tua sesuai dengan fungsi 4. Teaching Kategori:
1. Peran
dan kedudukannya
orang tua
sebagai baik jika
keluarga di dalam nilai 10-15
masyarakat dalam
mendidik anak- 2. Peran
anaknya untuk orang tua
mencapai cukup jika
kedewasaan. . nilai 5-9

3. Peran
orang tua
kurang jika
nilai 0-4
2. Variabel Perilaku yang 1. Memakai Kuesioner Ordinal Skor:
Terikat: diterapkan dengan Masker Ya: 1
Kepatuh dengan tindakan 2. Menjaga Tidak: 0
an sesuai dengan jarak Kategori:
1.
Protokol penerapan protokol 3. Mencuci
Kepatuhan
Kesehata kesehatan tangan protokol
n kesehatan
tinggi jika
nilai 10-15
2.
Kepatuhan
protokol
kesehatan
sedang jika
nilai 5-9
3.
Kepatuhan
protokol
kesehatan
rendah jika
nilai 0-4
4

4.7 Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisa Data

4.7.1 Pengumpulan Data

1. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan empat instrumen untuk pengumpulan data,

yaitu kuesioner demografi, kuesioner Peran Orang Tua dan Kuisinoner

Kepatuhan Protokol Kesehatan.

a. Kuesioner Demografi

Kuesioner demografi berisikan data demografi responden yang

mencakup inisial nama, usia, jenis kelamin, usia orang tua, pendidikan

orang tua atau pekerjaan orang tua, kota atau kabupaten domisili.

b. Kuesioner Peran Orang Tua

Kuesioner Peran Orang tua diperoleh dari hasil penelitian dan hasil

pengembangan yang dilakukan Asih (2021). Terdapat 15 item

pernyataan. Penilaian didapatkan dengan menggunakan pengukuran

skala guttam dengan menggunakan penilaian 0 dan 1. Mendapatkan

skor 0 apabila tidak dilakukan dan mendapatkan skor 1 apabila

dilakukan.

Tabel 4. 2 Klasifikasi Pernyataan Peran Orang Tua

No. Indikator Peran Nomor Pertanyaan Jumlah Pernyataan


Orang Tua
1. Modeling 5 1
2. Mentoring 2,3,4,10, 4
3. Organizing 6 1
4. Teaching 1,7,8,9,11,12,13,14,15 9
Total 15
4

Tabel 4. 3 Skoring Kuesioner Peran Orang Tua

Respon Pernyataan Skor


Ya 1
Tidak 0

Tabel 4. 4 Interpretasi Hasil Kuesioner Peran Orang Tua

Tingkat Peran Orang tua Total Skor

Baik 10 ≤ X
Cukup 5≤X<9
Kurang X < 0-4

Uji validitas adalah instrumen pengukuran harus valid dengan kata

lain instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya dilakakukan

pengukuran. Dimana dalam pengukuran r hitung kita bandingkan dengan r

tabel dengan menggunakan taraf signifikan 5%. Dimana r hitung > dari

r tabel (Muhammad Yusuf & Lukman Dari s, 2019).

Kuesioner Peran Orang tua ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas

oleh peneliti pada 10 responden dan didapatkan hasil r hitung ≥ r table

(0.632) sehingga kuesioner dinyatakan valid dan reliabel dapat digunakan.

c. Kuesioner Kepatuhan Protokol Kesehatan

Kuesioner Kepatuhan Protokol Kesehatan yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian (Hikmah, 2020) dan telah

dimodifikasi sedikit sesuai dengan konsep penelitian yang diangkat peneliti.

Kuesioner Kepatuhan Protokol Kesehatan hasil modifikasi telah melewati uji

validitas yang menghasilkan 15 pernyataan.


4

Tabel 4. 5 Klasifikasi Kepatuhan Protokol Kesehatan

No. Indikator Kepatuhan Nomor Jumlah


Protokol Kesehatan Pernyataan Pernyataan
1. Memakai Masker 6,7,8,9,10 5
2. Menjaga Jarak 11,12,13,14,15 5
3. Mencuci tangan 1,2,3,4,5 5
Jumlah 15

Tabel 4. 6 Skoring Kuesioner Kepatuhan Protokol Kesehatan

Respon Pernyataan Skor


Ya 1
Tidak 0

Interpretasi hasil dari kuesioner ini didapat dari perhitungan sendiri secara

manual yang telah dimodifikasi oleh penelitian Okello et al. (2016)

dikarenakan peneliti tidak mencantumkan secara detail terkait interpretasi

kuesioner ini. Hasil perhitungan tersebut yaitu:

Tabel 4. 7 Kategori Hasil Pengukuran Kuesioner Kepatuhan Protokol Kesehatan

Rendah X < 0-4


Sedang 5≤X<9
Tinggi 10 ≤ X

Kuesioner Kepatuhan Protokol Kesehatan ini telah dilakukan uji validitas

dan reliabilitas oleh peneliti pada 10 responden dan didapatkan hasil r hitung

≥ r table (0.632) sehingga kuesioner dinyatakan valid dan reliabel dapat

digunakan.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan melibatkan beberapa

pihak terkait yang telah ditetapkan, antara lain:


4

a. Persiapan Pengumpulan Data

Diawali dengan penyusunan proposal penelitian serta studi pendahuluan

sebagai bukti perlunya diadakan penelitian yang dimaksud peneliti.

Penyusunan proposal dilaksanakan sejak bulan Januari-Februari 2022

diimbangi dengan konsultasi dan bimbingan secara teratur bersama dosen

pembimbing skripsi. Setelah dosen penguji menyatakan lulus pada ujian

sidang proposal dan memberikan beberapa catatan perbaikan, peneliti

melakukan uji etik penelitian di Stikes Hang Tuah Surabaya.

b. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Mekanisme yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah

dengan cara menyebarkan kuesioner secara online yang didalamnya telah

menyertakan lembar persetujuan dan beberapa pernyataan sesuai variabel.

Kuesioner akan disebarkan oleh peneliti sendiri melalui berbagai media sosial

dan ditujukan pada responden yang memenuhi kriteria. Langkah selanjutnya

adalah pemeriksaan hasil kuesioner, tabulasi data, olah data, dan memutuskan

hasil.

4.7.2 Pengolahan Data

Hasil kuesioner yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan

data agar dapat menghasilkan informasi untuk menjawab pertanyaan peneliti.

Pengolahan data melewati beberapa tahap, yaitu:

1. Memeriksa Data (Editing)

Memeriksa kelengkapan hasil kuesioner yang berisikan tanggapan dari

responden yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

2. Memberikan Tanda Kode (Coding)


4

Melakukan klasifikasi terhadap hasil kuesioner dengan memberi tanda atau

kode berbentuk angka pada masing-masing variabel. Contohnya pada variabel

data demografi kode 1 = untuk responden pertama, 2 = untuk responden

kedua, 3 = untuk responden ketiga, dan begitu seterusnya. Melakukan coding

juga berlaku untuk variabel lain dalam penelitian agar memudahkan proses

pengolahan data.

3. Pengolahan Data (Processing)

Selanjutnya melakukan pengolahan data dengan menggunakan aplikasi

dengan cara memasukkan data penelitian yang telah diklasifikasin menjadi

kode berbentuk angka. Kemudian data diolah menggunakan fitur-fitur pada

aplikasi dan disesuaikan dengan maksud serta tujuan penelitian.

4. Pembersihan (Cleaning)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang telah diolah dalam

aplikasi agar saat pelaksanaan analisis tidak terjadi kesalahan dan dapat

menghasilkan data yang akurat.

4.7.3 Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat atau analisa deskriptif dilakukan untuk menggambarkan

setiap variabel yang diteliti dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui korelasi/hubungan antara

variabel independan dan variabel dependen. Penelitian ini menggunakan


4

analisa bivariat uji non parametrik dengan metode Spearman rho Taraf

signifikansi yang digunakan adalah α = 0,05 yang artinya jika ρ < α maka

dikatakan bahwa hipotesis diterima atau terdapat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Sedangkan jika didapatkan hasil ρ > α

maka hipotesis ditolak atau tidak terdapat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen.

4.8 Etika Penelitian

Penelitian dimulai dengan melakukan beberapa prinsip yang berhubungan

dengan etika penelitian, antara lain:

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti memberikan lembar persetujuan

secara online kepada calon responden yang sesuai kriteria. Jika calon

responden bersedia, maka dapat berpartisipasi dalam penelitian ini. Namun

jika calon responden tidak bersedia, maka dapat mengabaikan atau tidak

mengisi kuesioner. Peneliti wajib menghargai dan menghormati hak-hak dari

setiap responden serta tidak boleh memaksakan kehendak.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden dalam kuesioner untuk

menjaga kerahasiaan identitas responden. Selanjutnya data akan dihilangkan

setelah informasi selesai digunakan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan infromasi yang didapatkan dari responden dalam penelitian

harus dijamin dan dijaga oleh peneliti. Penyajian dan pelaporannya hanya

terbatas pada hasil penelitian.


4

DAFTAR PUSTAKA

Apriningsih, A., Madanijah, S., Dwiriani, C. M., & Kolopaking, R. (2019).


Peranan Orang-Tua Dalam Meningkatkan Kepatuhan Siswi Minum Tablet
Zat Besi Folat Di Kota-Depok. Gizi Indonesia, 42(2), 71.
Https://Doi.Org/10.36457/Gizindo.V42i2.459

Arciniegas Paspuel, O. G., Álvarez Hernández, S. R., Castro Morales, L. G., &
Maldonado Gudiño, C. W. (2021). Studi Kasus : Gambaran Kepatuhan
Protokol Kesehatan Covid 19 Terhadap Anak Usia Sekolah Tpa Di Mushola
Al-Iklhas Kelurahan Pasia Nan Tigo Padang Tahun 2021.

Arfiani, F. F. N., & Eva Latipah. (2021). Perkembangan Kognitif Anak Usia
Sekolah Dasar Di SD Negeri Maguwoharjo 1 Depok Sleman. Tafhim Al-
’Ilmi, 12(2), 38–57.

Astuti, S. (2014). Hubungan Dukungan Sosial Peer Group Dan Kontrol Diri
Dengan Kepatuhan Terhadap Norma Sosial. Skripsi Thesis, 8(33), 44.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (2nd Ed.). Pustaka Pelajar.

Buto, Z. A. (N.D.). Modern. 55–70.

Candra, T. (2020). Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Individu Dan


Keterlibatan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Di Wilayah Sempadan
Sungai Code Kota Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Datta, S. (2018). Sampling Methods. IARC (International Agency For Research


On Cancer) Scientific Publications, Vol. 8(September), 109–112.
Https://Doi.Org/10.7748/Nr2004.10.12.1.4.C5926

Deconinck, T., Capron, A., Hirsch, C., & Ghorbaniasl, G. (2012). Prediction Of
Near- And Far-Field Noise Generated By Contra-Rotating Open Rotors. In
International Journal Of Aeroacoustics (Vol. 11, Issue 2).
Https://Doi.Org/10.1260/1475-472X.11.2.177

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan Bagi ..

Ii, B. A. B. (2020). Text (Bab Ii). 19.

Indrianti, T. (2020). Nuban Lampung Timur Oleh : Tia Indrianti Npm .


1601010072 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah Dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Metro 1441 H / 2020
M. Skripsi.
4

Junior, D. H. M. (2014). Hubungan Antara Peran Orang Tua Dalam Mengatur


Waktu Belajar Dan Bermain Anak Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Sdit
Iqra’ 1 Kota Bengkulu 905, 3(2), 1–46.
Http://Journal.Stainkudus.Ac.Id/Index.Php/Equilibrium/Article/View/1268/1
127

Kamidah. (2015). Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe. Gaster, XII(1),
36–45.

Kurniati, E., Nur Alfaeni, D. K., & Andriani, F. (2020). Analisis Peran Orang Tua
Dalam Mendampingi Anak Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 241.
Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V5i1.541

LIU. (2020). Perbandingan Model Pembelajaran Tatap Muka Dengan Model


Pembelajaran Daring Ditinjau Dari Hasil BelajarMata Pelajaran Ski (Studi
Pada Siswa Kelas Viii) Mts Darul Ishlah Ireng Lauk Tahun Pelajaran
2019/2020 No. 151–156.

Madaniyah, J., Khoiruzzadi, M., & Prasetya, T. (2021). Perkembangan Kognitif


Dan Implikasinya Dalam Dunia Pendidikan (Ditinjau Dari Pemikiran Jean
Piaget Dan Vygotsky) Muhammad Khoiruzzadi, 1 & Tiyas Prasetya 2. 11, 1–
14.

Moehji. (2009). Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk.

Nakoe, M. R., S, N. A., & Mohamad, Y. A. (2020). Perbedaan Efektivitas Hand-


Sanitizer Dengan Cuci Tangan Menggunakan Sabun Sebagai Bentuk
Pencegahan Covid-19 Difference In The Effectiveness Of Hand-Sanitizer By
Washing Hands Using Soap As A Covid-19 Preventive Measure. Health
Sciences And Research, 2(2), 65–70.

Notoatmodjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni.

Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan.

Novita, D., Amirullah, & Ruslan. (2016). Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan
Perkembangan Anak Usia Dini Di Desa Air Pinang Kecamatan Simeulue
Timur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kawarganegaraan Unsyiah,
1(1), 22–30.

Nursalam. (2020). Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Perkembangan, T.,


& Jean, K. (N.D.). Piaget Dan Problematikanya Pada Pendahuluan. 116–
152.
5

Permata Sari Mela, K. N. (2021). Hubungan Peran Orang Tua Dalam Mendukung
Kegiatan Belajar Dengan Perkembangan Moral Anak. Jurnal Kumara
Cendekia, 9(3), 194–204.

Pratiwi, P. M. I. (2021). Gambaran Kepatuhan 5M Pencegahan Covid-19 Pada


Keluarga Di Gang Lely Desa Batubulan Kecamatan Sukawati Kabupaten
Gianyar Tahun 2021. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–
952., 2011, 2013–2015.

Rachman, T., Puspasari Dyah Fira, Saryono, Ramawati Dian, Budiyono, W Dan
Candra, A., Anggraini, M., Nababan, D., & Silitonga, E. (2021). Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet
Besi Di Desa Sokaraja Tengah Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal Of Nursing),
Volume 3 No.3 Nopember 2008. Journal Of Healthcare Technology And
Medicine, 2(2), 10–27.

Ria, Y. (2021). Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Perkembangan Kognitif


Pada Masa Covid-19 Kelompok A Di Tk Islam Bina Balita Way Halim.
Http://Repository.Radenintan.Ac.Id/Id/Eprint/16066

Sangadah, Khotimatus, & Kartawidjaja, J. (2020). No Social Distancing Upaya


Pencegahan Penyebaran Covid-19 Perspektif Maqashid Al-Syari’ah .
Orphanet Journal Of Rare Diseases, 21(1), 1–9.

Santrock. (2011). Psikologi Pendidikan = Educational Psychology Buku 2 / John


W. Santrock; Penerjemah: Diana Angelica.

Shukla, S. (2018). Variables, Hypotheses And Stages Of Research. Icssr, 10(1),


55–67.

Shukla, S. (2020). Concept Of Population And Sample. How To Write A Research


Paper, June, 1–6.

Supariasa, H. (2016). Hubungan Kebiasaan Sarapan Dan Asupan Protein Dengan


Daya Ingat Pada Anak Usia Sekolah. Journal Of Chemical Information And
Modeling, 53(9), 7–8.

Trisnawati, W., & Sugito, S. (2020). Pendidikan Anak Dalam Keluarga Era
Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 823–831.
Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V5i1.710

Utami, E. (2017). Hubungan Tipe Kepribadian Tingkat Kepuasan Interaksi Sosial


Lansia. Stikes Insan Cendekia Medika Jombang.
5

Wati, N. M. N., Lestari, N. K. Y., Jayanti, D. M. A. D., & Sudarma, N. (2020).


Optimalisasi Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Pada Masyarakat
Dalam Rangka Mencegah Penularan Virus COVID-19. Jurnalempathy.Com,
1(1), 1–8. Https://Doi.Org/10.37341/Jurnalempathy.V1i1.1

Yusuf, N., & Rohmah, T. (2020). View Metadata, Citation And Similar Papers At
Core.Ac.Uk. Pengaruh Penggunaan Pasta Labu Kuning (Cucurbita
Moschata) Untuk Substitusi Tepung Terigu Dengan Penambahan Tepung
Angkak Dalam Pembuatan Mie Kering, 274–282.
5

LAMPIRAN

Lampiran 1

CURRICULUM VITAE

Nama : Mayang Safutri Wardhani

NIM : 1810054

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 30 juli 1999

Agama : Islam

Email : mayangayunda6@gmail.com

Riwayat Pendidikan

TK Islam Raden Patah Surabaya Lulus tahun 2006

SD Islam Raden patah Surabaya Lulus tahun 2012

SMP 17 Agustus 1945 Surabaya Lulus tahun 2015

SMA 17 Agustus 1945Surabaya Lulus tahun 2018


5

Lampiran 2

MOTTO & PERSEMBAHAN

Motto : “ BELAJAR DARI KEGAGALAN ADALAH HAL YANG BIJAK”

Persembahan :

1. Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha

Esa, saya sebagai penulis mempersembahkan karya ini kepada :

2. Kedua orang Tua saya tercinta dan tersayang (Bapak Wardono dan Ibu

Margi Utami) yang selalu menyemangati, memberikan dukungan,

memotivasi dan mendoakan yang tidak pernah terputus.

3. Untuk bude saya (Ida Rahayu) dan semua keluarga ku tersayang yang

selalu memberikan kebahagiaan dan menemani dalam suka maupun duka.

4. Untuk Ibu Dini dan Bapak Sapto yang selama penyusunan proposal/skripsi

ini selalu memberikan bimbingan ilmu, arahan, motivasi, solusi dan

perhatian kepada saya.

5. Untuk kekasih saya Muhaimin Nur Rizqi yang senantiasa mendengarkan

keluh kesahku selama penyusunan proposal dan memberi solusi di setiap

curhatanku.

6. Untuk sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi agar tidak menyerah di setiap rintangan.

7. Untuk semua teman-teman satu pembimbing saya yang selalu

memberikan semangat, dukungan dan bantuan selama pengerjaan

penelitian ini.
5

Lampiran 3
5

Lampiran 4

LEMBAR INFORMASI UNTUK PERSETUJUAN RESPONDEN

INFORMATION FOR CONSENT

Kepada Yth.

Calon Responden Penelitian

Di SD Islam Raden Patah Surabaya

``Saya adalah mahasiswa Prodi S1-Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya akan

mengadakan penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan (S.Kep). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan

Peran Orang Tua Dengan Kepatuhan Protokol Kesehatan Selama Pembelajaran

Tatap Muka Pada Anak Usia Sekolah Di SD Islam Raden Patah Surabaya”.

`Pada penelitian ini, peneliti akan memberikan jenis kuesioner yang berisikan

tentang kuesioner pengukuran Peran Orang Tua dan Kepatuhan Protokol

Kesehatan. Saya mengharapkan kepada responden untuk mengisi kuesioner

dengan jujur dan sebenar-benarnya.

Informasi atau keterangan yang saudara berikan akan dijamin kerahasiannya dan

akan digunakan untuk kepentingan ini saja. Apabila penelitian ini telah selesai,

pernyataan saudara akan kami hanguskan.

Yang Menjelaakan Yang dijelaskan

Mayang Safutri Wardhani ……………………………….

1810054
5

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN RESONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk ikut berpartisipasi sebagai
responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Prodi S1- Keperawatan
Stikes Hang Tuah Surabaya atas nama:

Nama : Mayang Safutri Wardhani

NIM : 1810054

Yang berjudul “Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kepatuhan Protokol


Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Islam Raden Patah Surabaya”. Tanda tangan saya menunjukkan bahwa:

1. Saya telah diberi informasi atau penjelasan tentang penelitian ini dan
informasi peran saya.
2. Saya mengerti bahwa catatan tentang penelitian ini dijamin
kerahasiaannya. Semua berkas yang dicantumkan identitas dan jawaban
yang akan saya berikan hanya diperlukan untuk pengolahan data.
3. Saya mengerti bahwa penelitian ini akan mendorong pengembangan
tentang “Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kepatuhan Protokol
Kesehatan Selama Pembelajaran Tatap Muka Pada Anak Usia Sekolah Di
SD Islam Raden Patah Surabaya”. Oleh karena itu saya secara suka rela
menyatakan ikut berperan serta dalam penelitian ini.

Surabaya, Juni 2022

Peneliti Responden

……………….. ………………….

Saksi peneliti Saksi Responden

……………….. …………………..
5

Lampiran 6

KUISIONER DATA DEMOGRAFI

“Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kepatuhan Protokol Kesehatan

Selama Pembelajaran Tatap Muka Pada Anak Usia Sekolah Di SD Islam

Raden Patah Surabaya”

Petunjuk Pengisian

1. Lembar diisi oleh responden

2. Bacalah baik-baik peryataan dibawah ini.

3. Berikan tanda centang (√) pada kolom jawaban yang disediakan.

4. Apabila kurang jelas saudara berhak bertanya kepada


peneliti 6. Mohon diteliti ulang, agar jangan sampai ada
pertanyaan yang terlewatkan untuk dijawab.

Data Demografi Responden


1. Nama inisial (misal NP) :

2. Jenis Kelamin :

□ Laki-laki
□ Perempuan

3. Usia :…..tahun

4. Tempat tinggal

□ Bersama saudara/keluarga

□ Di kos

□ Tinggal sendiri
5

Lampiran 7

LEMBAR KUISIONER

KUISIONER HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEPATUHAN

PROTOKOL KESEHATAN SELAMA PEMBELAJARAN TATAP MUKA

DI SD ISLAM RADEN PATAH SURABAYA

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah identitas secara lengkap, dan benar sesuai kondisi anda

2. Bacalah setiap pertanyaan secara seksama

3. Isilah dengan cara memberikan tanda centang (√) pada salah satu kolom

yang tersedia

4. Pilih jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda

5. Kejujuran anda dalam menjawab kuisioner ini, sangat saya harapkan.

A. Karakteristik Responden

1. Nama Inisial :

2. Jenis Kelamin :

3. Usia :

4. No. Handphone / WhatsApp :


5

Lampiran 8

LEMBAR KUISIONER PERAN ORANG TUA

No. Pertanyaan Ya Tidak


Menjelaskan kepada anak pentingnya protokol
1 kesehatan melauli 5M sebagai upaya
pencegahan covid-19
Mengingatkan anak untuk mencuci tangan
2
sebelum dan sesudah makan
Mengingatkan anak mencuci tangan setelah
3
BAB dan BAK
Mengingatkan anak mencuci tangan setelah
4
bermain
Menjelaskan mempratikan tentang cara
mencuci tangan yang benar (6 langkah cuci
tangan) dan minimal waktu 20 detik
5 mengggunakan cairan berbasis alkohol dan
minimal 40 detik menggunakan sabun dan
air mengalir

Menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan di


6
depan rumah
Mengingatkan anak untuk menggunakan
7 masker setiap kali keluar rumah dan
bertemu
dengan orang lain
Menjelasakan pada anak cara menyimpan
8
masker setelah dipakai
Menjelaskan pada anak cara memakai masker
9
yang benar
10 Mengawasi anak saat memakai masker
11 Menyediakan masker yang sesuai untuk anak
Mengingatkan pada anak untuk menjaga jarak
12
minimal 1 meter
Mengingtkan pada anak untuk tidak melakukan
13
jabat tangan
Mengingatkanpada anak untuk menjauhi
14 kerumunan dan lebih baik
melakukankegiatan
didalam rumah
Mengingatkan dan mengajak anak untuk tetap
15 dirumah dengan tidak keluar atau masuk
suatu wilayah
6

Lampiran 9

LEMBAR KUISIONER KEPATUHAN PROTOKOL KESEHATAN

No. Pertanyaan Ya Tidak


Anak selalu membersihkan tangan secara teratur
1 dengan cuci tangan menggunakan air mengalir

Anak membersihkan tangan menggunakan


2 handsanitizer karena efektif digunakan ketika
tangan tampak kotor dan berminyak

Anak selalu menyentuhmata, hidung, dan mulut


dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin
terkontaminasi droplet yang mengandung virus)
3 ketika belum cuci tangan dengan air mengalir
menggunakan sabun

Anak selalu menghindari menyentuhmata, hidung,


dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang
4 mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung
virus)

Anak selalu menyentuh gagang pintu, meja kasir


atau fasilitas umum lainnyatanpa melakukan cuci
5 tangan dengan air mengalir atau menggunakan
cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer

Anak selalu menyentuh gagang pintu, meja kasir


atau fasilitas umum lainnyatanpa melakukan cuci
6 tangan dengan air mengalir atau menggunakan
cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer

Apakah anak menggunakan masker kain, sebaiknya


7 mengggunakan masker kain 3 lapis

Anak selalu menggunakan masker ketika saat sakit


8

9 Anak selalu menghindari terkena droplet dari orang


6

yang bicara, batuk, atau bersin yang berada


didekat saya dengan menggunakan masker

Anak boleh berinteraksi dengan orang lain yang


tidak diketahui status seperti ODP, PDP tanpa
10 menggunakan alat pelindung berupa masker

11 Anak melakukan kegiatan yang melibatkan banyak


peserta/orang saat masa pandemik COVID-19
tanpa menjaga jarak minimal 1 meter

12 Anak manaati protokol kesehatan untuk melakukan


social distancing

13. Anak mengunjungi tempat wisata bersama


keluarga saat masa pandemic COVID-19 dan tidak
menaati sosial distancing

14. Anak tidak perlu menjaga jarak jika tidak ada tenaga
kesehatan yang mengawas

15. Anak selalu menghindari kondisi kerumunan,


keramaian, dan berdesakan seperti di pasar dengan
melakukan sosial distancing
5
Lampiran 10

UJI VALIDITAS

Correlations

Item Item_ Item


item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Item_6 Item_7 _8 Item_9 Item_10 Item_11 Item_12 1 3 Item_14 _ Total_skor
15
item_1 Pearson
1 .048 .a .429 -.429 .218 -.429 -.089 -.089 .356 .218 -.535 -.218 .048 -.089 .085
Correlation

Sig. (2-
.896 . .217 .217 .545 .217 .807 .807 .312 .545 .111 .545 .896 .807 .816
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_2 Pearson
.048 1 .a -.048 -.429 .218 .048 -.089 -.089 -.089 .218 .356 -.218 .048 .356 .297
Correlation

Sig. (2-
.896 . .896 .217 .545 .896 .807 .807 .807 .545 .312 .545 .896 .312 .405
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_3 Pearson
Correlation .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a

Sig. (2-
. . . . . . . . . . . . . . .
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
5

Item_4 Pearson
.429 -.048 .a 1 .429 -.218 -.524 -.356 .535 .089 -.218 -.356 -.218 .429 .089 .233
Correlation

Sig. (2-
.217 .896 . .217 .545 .120 .312 .111 .807 .545 .312 .545 .217 .807 .517
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_5 Pearson
-.429 -.429 .a .429 1 -.218 .048 -.089 .802** -.089 -.327 -.089 .218 .524 .356 .403
Correlation

Sig. (2-
.217 .217 . .217 .545 .896 .807 .005 .807 .356 .807 .545 .120 .312 .249
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_6 Pearson
.218 .218 .a -.218 -.218 1 .218 .000 .000 .408 .000 -.408 .600 .218 .408 .583
Correlation

Sig. (2-
.545 .545 . .545 .545 .545 1.000 1.000 .242 1.000 .242 .067 .545 .242 .077
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_7 Pearson
-.429 .048 .a -.524 .048 .218 1 .356 -.089 -.089 -.327 -.089 .655* -.429 -.089 .085
Correlation

Sig. (2-
.217 .896 . .120 .896 .545 .312 .807 .807 .356 .807 .040 .217 .807 .816
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
5

Item_8 Pearson
-.089 -.089 .a -.356 -.089 .000 .356 1 -.250 -.667* .102 .167 .408 -.535 -.250 -.059
Correlation

Sig. (2-
.807 .807 . .312 .807 1.000 .312 .486 .035 .779 .645 .242 .111 .486 .870
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_9 Pearson
-.089 -.089 .a .535 .802** .000 -.089 -.250 1 .167 .102 -.250 .000 .802** .583 .734*
Correlation

Sig. (2-
.807 .807 . .111 .005 1.000 .807 .486 .645 .779 .486 1.000 .005 .077 .016
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_10 Pearson
.356 -.089 .a .089 -.089 .408 -.089 -.667* .167 1 .102 -.667* .000 .356 .167 .238
Correlation

Sig. (2-
.312 .807 . .807 .807 .242 .807 .035 .645 .779 .035 1.000 .312 .645 .508
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_11 Pearson
.218 .218 .a -.218 -.327 .000 -.327 .102 .102 .102 1 .102 -.500 .218 .102 .146
Correlation

Sig. (2-
.545 .545 . .545 .356 1.000 .356 .779 .779 .779 .779 .141 .545 .779 .688
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
5

Item_12 Pearson
-.535 .356 .a -.356 -.089 -.408 -.089 .167 -.250 -.667* .102 1 -.408 -.089 .167 -.258
Correlation

Sig. (2-
.111 .312 . .312 .807 .242 .807 .645 .486 .035 .779 .242 .807 .645 .472
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_13 Pearson
-.218 -.218 .a -.218 .218 .600 .655* .408 .000 .000 -.500 -.408 1 -.218 .000 .291
Correlation

Sig. (2-
.545 .545 . .545 .545 .067 .040 .242 1.000 1.000 .141 .242 .545 1.000 .414
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_14 Pearson
.048 .048 .a .429 .524 .218 -.429 -.535 .802** .356 .218 -.089 -.218 1 .802** .721*
Correlation

Sig. (2-
.896 .896 . .217 .120 .545 .217 .111 .005 .312 .545 .807 .545 .005 .019
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Item_15 Pearson
-.089 .356 .a .089 .356 .408 -.089 -.250 .583 .167 .102 .167 .000 .802** 1 .833**
Correlation

Sig. (2-
.807 .312 . .807 .312 .242 .807 .486 .077 .645 .779 .645 1.000 .005 .003
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
5

Total_skor Pearson
.085 .297 .a .233 .403 .583 .085 -.059 .734* .238 .146 -.258 .291 .721* .833** 1
Correlation

Sig. (2-
.816 .405 . .517 .249 .077 .816 .870 .016 .508 .688 .472 .414 .019 .003
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RELIABILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 32.3

Excludeda 21 67.7

Total 31 100.0
6

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 32.3

Excludeda 21 67.7

Total 31 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.604 16

Item-Total Statistics
6

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

item_1 18.50 18.722 -.027 .617

Item_2 18.50 17.833 .191 .594

Item_3 18.20 18.844 .000 .606

Item_4 18.90 18.100 .124 .601

Item_5 18.50 17.389 .303 .582

Item_6 18.70 16.456 .494 .557

Item_7 18.50 18.722 -.027 .617

Item_8 18.60 19.378 -.176 .634

Item_9 18.60 15.822 .671 .536

Item_10 18.60 18.044 .122 .602

Item_11 18.40 18.489 .049 .608


6

Item_12 18.60 20.267 -.363 .653

Item_13 18.70 17.789 .175 .596

Item_14 18.50 16.056 .660 .541

Item_15 18.60 15.378 .790 .520

Total_skor 9.60 4.711 1.000 .283

Anda mungkin juga menyukai