OLEH :
KELOMPOK 3
ANGGOTA:
1. RATIH CAHYANI (1510941018)
2. REVI ALVINO (1510942027)
3. WAHYUDA NOVEMBRI (1510942028)
4. ABDUL HAFIZ (1510942029)
5. MELVY ENDANG (1510942030)
6. NOVITA SARI (1510942034)
7. RIANA PUTRI MELANI (1610941004)
8. KHALILA KHAIRANI (1610941005)
9. SARAH AZZAHRA HAMIDI (1610941012)
10. GERI ANTONIO (1610941013)
11. INDAH PERMATA AFRIANI (1610941014)
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, makalah dengan judul “Peraturan Perundang-Undangan mengenai Pengendalian
Pencemaran Udara” dapat diselesaikan pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya
masing-masing telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik, saran dan berbagai
masukan yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………….………………………………..i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………......………….………..……...….1
1.2 Rumusan Masalah…..………………………………………………………...........……….….2
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………..........2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran Udara….….. …………….………...…………………….……....….………….….3
2.2 Daftar Peraturan Perundang-Undangan Pengendalian Pencemaran Udara …………..….3
2.3 Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.….4
2.4 Keputusan MENLH Nomor KEP-13/MENLH/03/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak ………………………………………………………………………….……..…..5
2.5 Keputusan MENLH Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan….6
2.7 Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2011 tentang Standar Kompetensi dan Sertifikasi
Kompetensi Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara……………………….7
2.8 Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa
Asap Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok……………………………………………………….8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di
permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat
penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda-benda yang panas, dan dapat menjadi
media penyebaran penyakit pada manusia. Udara merupakan campuran mekanis dari
bermacam-macam gas. Komposisi normal udara terdiri atas gas nitrogen 78,1%, oksigen
20,93% dan karbondioksida 0,03%, sementara selebihnya berupa gas argon, neon, krypton,
xenon, dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa tumbuh-
tumbuhan.
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,
transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi
terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga
dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas
alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan
kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Masalah pengotoran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat.
Pembangunan yang berkembang pesat khususnya dalam bidang industri dan teknologi
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara melampaui daya dukung lingkungan, hal
ini dapat berdampak negatif terhadap manusia, yaitu pencemaran udara atau polusi. Polusi
atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara, baik oleh kegiatan
manusia secara langsung, tidak langsung, atau akibat proses alam sehingga kualitas udara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang kondusif,
setiap substansi yang bukan merupakan bagian dari komposisi udara normal disebut sebagai
polutan.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas yang
ditimbulkan, maka diperlukanlah pengendalian terdadap pencemaran lingkungan dengan
menetapkan adanya mutu lingkungan. Adapun peraturan perundang-undangan yang
mnegatur baku mutu tersebut akan dijelaskan dalam makalah ini.
1
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Pengendalian
Pencemaran Udara tentang Peraturan Perundang-Undangan Pengendalian Pencemaran
Udara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara
Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami
penurunan mutu dalam penggunaannya yang akhirnya tidak dapat digunakan lagi
sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya. Dalam pencemaran udara selalu terkait
dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara yaitu sumber yang bergerak
(umumnya kendaraan bermotor) dan sumber yang tidak bergerak (umumnya kegiatan
industri) sedangkan pengendaliannya selalu terkait dengan serangkaian kegiatan
pengendalian yang bermuara dari batasan baku mutu udara. Dengan adanya tolok ukur
baku mutu udara maka akan dapat dilakukan penyusunan dan penetapan kegiatan
pengendalian pencemaran udara. Penjabaran kegiatan pengendalian pencemaran udara
nasional merupakan arahan dan pedoman yang sangat penting untuk pengendalian
pencemaran udara di daerah. Disamping sumber bergerak dan sumber tidak bergerak
seperti tersebut di atas, terdapat emisi yang spesifik yang penanganan upaya
pengendaliannya masih belum ada acuan baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sumber emisi ini adalah pesawat terbang, kapal laut, kereta api, dan kendaraan berat
spesifik lainnya.
4
kegiatannya terarah dengan tetap memepertimbangkan hak dan kewajiban serta peran
serta masyarakat.
2.4 Keputusan MENLH Nomor KEP-13/MENLH/03/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak
Dalam peraturan ini menyebutkan bahwa jenis kegiatan seperti industri besi dan baja,
industri pulp dan kerja serta pembangkit listrik tenaga uap bahan bakar batu bara wajib
memenui ketentuan sebagai berikut (Kep MENLH No. 13 tahun 1995):
a. Membuat cerobong emisi yang dilengkapi dengan sarana pendukung dan alat
pengaman;
5
b. Memasang alat ukur pemantauan yang meliputi kadar dan laju alir volume untuk setiap
cerobong emisi yang tersedia serta alat ukur arah dan kecepatan angin;
c. Melakukan pencatatan harian hasil emisi yang dikeluarkan dari setiap cerobong emisi;
d. Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Gubernur dengan tembusan Kepala
Badan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan;
e. Melaporkan kepada Gubernur serta kepala Badan apabila ada kejadian tidak normal
dan atau dalam keadaan darurat yang mengakibatkan baku mutu emisi dilampaui.
Keputusan Menteri ini dibuat menimbang untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup
agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, setiap usaha
atau kegiatan perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau perusakan
lingkungan, dan salah satu dampak dari usaha atau kegiatan yang dapat mengganggu
kesehatan manusia, makhluk lain dan lingkungan adalah akibat tingkat kebisingan yang
dihasilkan.
Ruang lingkup pengendalian penceman udara yang diatur dalam Peraturan Menteri ini
meliputi :
a. penetapan baku mutu udara ambien;
b. penetapan status mutu udara ambien daerah;
c. penetapan baku mutu emisi, baku mutu emisi gas buang, dan baku mutu gangguan;
d. pelaksanaan koordinasi operasional pengendalian pencemaran udara; dan
e. koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara.
6
Dalam ketentuan Pasal 31 PP. No. 41 Tahun 1999 dinyatakan bahwa penanggulangan
pencemaran udara sumber bergerak meliputi:
a. Pengawasan terhadap penaatan baku mutu emisi gas buang.
b. Pemeriksaan emisi gas buang untuk kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan
bermotor tipe lama.
c. Pemantauan mutu udara ambien disekitar jalan raya.
d. Pemeriksaan emisi gas buang untuk kendaraan bermotor dijalan.
e. Pengadaan bahan bakar minyak bebas timbal serta solar berkadar surflur rendah
sesuai standar internasional.
2.7 Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2011 tentang Standar Kompetensi dan Sertifikasi
Kompetensi Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara
Peraturan ini dibuat atas pertimbangan bahwa berdasarkan Pasal 13 ayat (3) UU No 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengendalian pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran dan tanggung
jawab masing-masing.
7
2.8 Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan
Tanpa Asap Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok
Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa
Asap Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok ini merupakan salah satu peraturan tentang
pencemaran udara yang ada di dareah di Sumatera Barat dimana peraturan ini berisikan
hal yaitu mengenai Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan
nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
hidupsehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu faktor pencemaran udara di lingkungan adalah dari asap rokok, di daerah
Padang Panjang, Sumatera Barat, memiliki Peraturan daerah tersendiri mengenai asap
rokok yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009
Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok.
9
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Jakarta: Sekretariat
Negara.
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor KEP-13/MENLH/03/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
Jakarta: Sekretariat Negara.
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1996. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara.
Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta: Sekretariat Negara.
Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Asap
Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok.
Sub Bidang pembinaan Badan Pengeolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat.
2014. Buku Panduan Pengawasan dan Kumpulan Peraturan Pengendalian Pencemaran
Lingkungan. Jawa Barat: Badan Pengeolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa
Barat.
Wurihandani, Okvitariana. 2014. Analisa Hukum Peraturan Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
10
1