Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

OLEH :
KELOMPOK 3
ANGGOTA:
1. RATIH CAHYANI (1510941018)
2. REVI ALVINO (1510942027)
3. WAHYUDA NOVEMBRI (1510942028)
4. ABDUL HAFIZ (1510942029)
5. MELVY ENDANG (1510942030)
6. NOVITA SARI (1510942034)
7. RIANA PUTRI MELANI (1610941004)
8. KHALILA KHAIRANI (1610941005)
9. SARAH AZZAHRA HAMIDI (1610941012)
10. GERI ANTONIO (1610941013)
11. INDAH PERMATA AFRIANI (1610941014)

DOSEN MATA KULIAH :


Dr. FADJAR GOEMBIRA, ST, M.Sc

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, makalah dengan judul “Peraturan Perundang-Undangan mengenai Pengendalian
Pencemaran Udara” dapat diselesaikan pada waktunya.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya
masing-masing telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik, saran dan berbagai
masukan yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Padang, 18 Agustus 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………….………………………………..i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………......………….………..……...….1
1.2 Rumusan Masalah…..………………………………………………………...........……….….2
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………..........2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran Udara….….. …………….………...…………………….……....….………….….3
2.2 Daftar Peraturan Perundang-Undangan Pengendalian Pencemaran Udara …………..….3
2.3 Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.….4
2.4 Keputusan MENLH Nomor KEP-13/MENLH/03/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak ………………………………………………………………………….……..…..5
2.5 Keputusan MENLH Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan….6

2.6 Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian


Pencemaran Udara di Daerah…………………………………………………………………..6

2.7 Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2011 tentang Standar Kompetensi dan Sertifikasi
Kompetensi Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara……………………….7

2.8 Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa
Asap Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok……………………………………………………….8

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..…………...9


DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di
permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat
penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda-benda yang panas, dan dapat menjadi
media penyebaran penyakit pada manusia. Udara merupakan campuran mekanis dari
bermacam-macam gas. Komposisi normal udara terdiri atas gas nitrogen 78,1%, oksigen
20,93% dan karbondioksida 0,03%, sementara selebihnya berupa gas argon, neon, krypton,
xenon, dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa tumbuh-
tumbuhan.

Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,
transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi
terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga
dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas
alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan
kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Masalah pengotoran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat.
Pembangunan yang berkembang pesat khususnya dalam bidang industri dan teknologi
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara melampaui daya dukung lingkungan, hal
ini dapat berdampak negatif terhadap manusia, yaitu pencemaran udara atau polusi. Polusi
atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara, baik oleh kegiatan
manusia secara langsung, tidak langsung, atau akibat proses alam sehingga kualitas udara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang kondusif,
setiap substansi yang bukan merupakan bagian dari komposisi udara normal disebut sebagai
polutan.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas yang
ditimbulkan, maka diperlukanlah pengendalian terdadap pencemaran lingkungan dengan
menetapkan adanya mutu lingkungan. Adapun peraturan perundang-undangan yang
mnegatur baku mutu tersebut akan dijelaskan dalam makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?
2. Apa saja peraturan mengenai pengendalian pencemaran udara?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Pengendalian
Pencemaran Udara tentang Peraturan Perundang-Undangan Pengendalian Pencemaran
Udara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pencemaran Udara


Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya, sedangkan pengendalian pencemaran udara adalah upaya
pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara.

Pengendalian pencemaran udara menurut UU no 41 Tahun 1999 pasal 2 adalah meliputi


pengendalian dari usaha dan/atau kegiatan sumber bergerak, sumber bergerak spesifik,
sumber tidak bergerak, dan sumber tidak bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya
pengendalian sumber emisi dan/atau sumber gangguan yang bertujuan untuk mencegah
turunnya mutu udara ambien.

2.2 Daftar Peraturan Perundang-Undangan Pengendalian Pencemaran Udara

Adapun daftar mengenai Peraturan Perundang-undangan di Bidang Lingkungan Hidup


tentang Pengendalian Pencemaran Udara adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara
2. Keputusan MENLH Nomor KEP-13/MENLH/03/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak
3. Keputusan MENLH Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
4. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian
Pencemaran Udara di Daerah
5. Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2011 tentang Standar Kompetensi dan Sertifikasi
Kompetensi Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara
6. Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan
Tanpa Asap Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok

3
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara


dapat dijelaskan mengandung maksud yaitu udara mempunyai arti yang sangat penting
di dalam kehidupan makhluk hidup dan keberadaan benda-benda lainnya. Sehingga
udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk hidup dan kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini berarti bahwa pemanfaatannya harus
dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang
dan yang akan datang. Untuk mendapatkan udara sesuai dengan tingkat kualitas yang
diinginkan maka pengendalian pencemaran udara menjadi sangat penting untuk
dilakukan.

Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami
penurunan mutu dalam penggunaannya yang akhirnya tidak dapat digunakan lagi
sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya. Dalam pencemaran udara selalu terkait
dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara yaitu sumber yang bergerak
(umumnya kendaraan bermotor) dan sumber yang tidak bergerak (umumnya kegiatan
industri) sedangkan pengendaliannya selalu terkait dengan serangkaian kegiatan
pengendalian yang bermuara dari batasan baku mutu udara. Dengan adanya tolok ukur
baku mutu udara maka akan dapat dilakukan penyusunan dan penetapan kegiatan
pengendalian pencemaran udara. Penjabaran kegiatan pengendalian pencemaran udara
nasional merupakan arahan dan pedoman yang sangat penting untuk pengendalian
pencemaran udara di daerah. Disamping sumber bergerak dan sumber tidak bergerak
seperti tersebut di atas, terdapat emisi yang spesifik yang penanganan upaya
pengendaliannya masih belum ada acuan baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sumber emisi ini adalah pesawat terbang, kapal laut, kereta api, dan kendaraan berat
spesifik lainnya.

Maka penggunaan sumber-sumber emisi spesifik tersebut di atas harus tetap


mempertimbangkan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan hidup. Mengacu kepada
Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup ditetapkan bahwa sasaran pengelolaan
lingkungan hidup adalah tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara
manusia dan lingkungan hidup dengan memepertimbangkan generasi kini dan yang akan
datang serta terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
Pengendalian pencemaran udara mengacu kepada sasaran tersebut sehingga pola

4
kegiatannya terarah dengan tetap memepertimbangkan hak dan kewajiban serta peran
serta masyarakat.

Pengendalian pencemaran udara mencakup kegiatan-kegiatan yang berintikan :


a. inventarisasi kualitas udara daerah dengan mempertimbangkan berbagai kriteria yang
ada dalam pengendalian pencemaran udara;
b. penetapan baku mutu udara ambien dan baku mutu emisi yang digunakan sebagai
tolok ukur pengendalian pencemaran udara;
c. penetapan mutu kualitas udara di suatu daerah termasuk perencanaan pengalokasian
kagiatan yang berdampak mencemari udara;
d. pemantauan mutu kualitas udara baik ambien dan emisi yang diikuti dengan evaluasi
dan analisis;
e. pengawasan terhadap penaatan peraturan pengendalian pencemaran udara;
f. peran masyarakat dalam kepedulian terhadap pengendalian pencemaran udara;
g. kebijakan bahan bakar yang diikuti dengan serangkaian kegiatan terpadu dengan
mengacu kepada bahan bakar bersih dan ramah lingkungan.
h. penetapan kebijakan dasar baik teknis maupun non-teknis dalam pengendalian
pencemaran udara secara nasional.

2.4 Keputusan MENLH Nomor KEP-13/MENLH/03/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-13/MENLH/03/1995 merupakan


penyempurnaan dari Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Nomor :Kep-02/MENKLH/I/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu emisi Udara
Sumber Tak Bergerak, Keputusan Menteri ini dibuat berdasarkan pertimbangan bahwa
untuk mencegah terjadinya pencemaran udara dari jenis-jenis kegiatan sumber tidak
bergerak perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran udara dengan menetapkan
baku mutu emisi sumber tidak bergerak.

Dalam peraturan ini menyebutkan bahwa jenis kegiatan seperti industri besi dan baja,
industri pulp dan kerja serta pembangkit listrik tenaga uap bahan bakar batu bara wajib
memenui ketentuan sebagai berikut (Kep MENLH No. 13 tahun 1995):
a. Membuat cerobong emisi yang dilengkapi dengan sarana pendukung dan alat
pengaman;

5
b. Memasang alat ukur pemantauan yang meliputi kadar dan laju alir volume untuk setiap
cerobong emisi yang tersedia serta alat ukur arah dan kecepatan angin;
c. Melakukan pencatatan harian hasil emisi yang dikeluarkan dari setiap cerobong emisi;
d. Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Gubernur dengan tembusan Kepala
Badan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan;
e. Melaporkan kepada Gubernur serta kepala Badan apabila ada kejadian tidak normal
dan atau dalam keadaan darurat yang mengakibatkan baku mutu emisi dilampaui.

2.5 Keputusan MENLH Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan

Keputusan Menteri ini dibuat menimbang untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup
agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, setiap usaha
atau kegiatan perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau perusakan
lingkungan, dan salah satu dampak dari usaha atau kegiatan yang dapat mengganggu
kesehatan manusia, makhluk lain dan lingkungan adalah akibat tingkat kebisingan yang
dihasilkan.

Berdasarkan Keputusan MENLH Nomor KEP-48/MENLH/11/1996, setiap penanggung


jawab usaha atau kegiatan wajib :
a. mentaati baku tingkat kebisingan yang telah dipersyaratkan;
b. memasang alat pencegahan terjadinya kebisingan
c. menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat kebisingan sekurangkurangnya 3
(tiga) bulan sekali kepada Gubernur, Menteri, Instansi yang bertanggung jawab di
bidang pengendalian dampak lingkungan dan instansi Teknis yang mebidangi
kegiatan yang bersangkutan serta instansi lain yang dipandang perlu.

2.6 Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian


Pencemaran Udara di Daerah

Ruang lingkup pengendalian penceman udara yang diatur dalam Peraturan Menteri ini
meliputi :
a. penetapan baku mutu udara ambien;
b. penetapan status mutu udara ambien daerah;
c. penetapan baku mutu emisi, baku mutu emisi gas buang, dan baku mutu gangguan;
d. pelaksanaan koordinasi operasional pengendalian pencemaran udara; dan
e. koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara.

6
Dalam ketentuan Pasal 31 PP. No. 41 Tahun 1999 dinyatakan bahwa penanggulangan
pencemaran udara sumber bergerak meliputi:
a. Pengawasan terhadap penaatan baku mutu emisi gas buang.
b. Pemeriksaan emisi gas buang untuk kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan
bermotor tipe lama.
c. Pemantauan mutu udara ambien disekitar jalan raya.
d. Pemeriksaan emisi gas buang untuk kendaraan bermotor dijalan.
e. Pengadaan bahan bakar minyak bebas timbal serta solar berkadar surflur rendah
sesuai standar internasional.

2.7 Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2011 tentang Standar Kompetensi dan Sertifikasi
Kompetensi Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara

Peraturan ini dibuat atas pertimbangan bahwa berdasarkan Pasal 13 ayat (3) UU No 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengendalian pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran dan tanggung
jawab masing-masing.

Peraturan MENLH No 4 Tahun 2011 menyatakan bahwa


1. Standar kompetensi nasional adalah suatu ukuran atau kriteria yang berisi rumusan mengenai
kemampuan personil lingkungan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan
didukung sikap serta penerapannya di tempat kerja yang mengacu pada unjuk kerja yang
dipersyaratkan, yang berlaku secara nasional
2. Sertifikasi kompetensi adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat sebagai bentuk
pengakuan atas kemampuan kompetensi personil yang disahkan oleh lembaga sertifikasi
kompetensi yang ditunjuk oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.
3. Penanggung jawab pengendalian pencemaran udara (PPPU) adalah personil di pihak
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang memiliki peran dan tanggung jawab teknis
terhadap pencegahan dan penanggulangan pencemaran udara yang disebabkan oleh usaha
dan/atau kegiatan tersebut

7
2.8 Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan
Tanpa Asap Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok

Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa
Asap Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok ini merupakan salah satu peraturan tentang
pencemaran udara yang ada di dareah di Sumatera Barat dimana peraturan ini berisikan
hal yaitu mengenai Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan
nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
hidupsehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.

Dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat tersebut,


diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dimana salah satu upaya dimaksud adalah
pengamanan zat adiktif yang diatur dalam Pasal 44 Undang-undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan. Dalam rangka peningkatan upaya penanggulangan bahaya
akibat merokok khususnya bagi perokok pasif dan juga implementasi pelaksanaannya di
lapangan lebih efektif, efisien dan terpadu, diperlukan peraturan perundang-undangan
dalam bentuk Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan
Tertib Rokok, dengan tujuan:
a. melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya akibat merokok;
b. membudayakan hidup sehat;
c. menekan perokok pemula;
d. melindungi kesehatan perokok pasif.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/atau penanggulangan


pencemaran udara serta pemulihan mutu udara. Adapun Peraturan Perundang-Undangan
yang membahas mengenai pengendalian pengendalian Pencemaran Udara adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
dapat dijelaskan mengandung maksud yaitu udara mempunyai arti yang sangat penting
di dalam kehidupan makhluk hidup dan keberadaan benda-benda lainnya.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran


yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi
keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Salah satu faktor pencemaran udara di lingkungan adalah dari asap rokok, di daerah
Padang Panjang, Sumatera Barat, memiliki Peraturan daerah tersendiri mengenai asap
rokok yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009
Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok.

9
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Jakarta: Sekretariat
Negara.

Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor KEP-13/MENLH/03/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
Jakarta: Sekretariat Negara.

Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1996. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta: Sekretariat Negara.

Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Asap
Rokok Dan Kawasan Tertib Rokok.

Sub Bidang pembinaan Badan Pengeolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat.
2014. Buku Panduan Pengawasan dan Kumpulan Peraturan Pengendalian Pencemaran
Lingkungan. Jawa Barat: Badan Pengeolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa
Barat.

Wurihandani, Okvitariana. 2014. Analisa Hukum Peraturan Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.

10
1

Anda mungkin juga menyukai