FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk
dan karuniaNya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Rekayasa Lingkungan. Diharapkan makalah ini dapat menjadi salah satu
sumber pembelajaran dan bahan diskusi bagi mahasiswa serta pembaca pada umumnya dan juga
sebagai inspirasi untuk lebih memahami Konsep Rekayasa Lingkungan Terhadap Pengendalian
Atmosfer (Udara).
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih sangat banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan peran aktif dan kritik serta konstruktif dari pembaca
demi peningkatan kualitas makalah.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................8
3.2 Saran...................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik untuk mengontrol emisi partikel semua didasarkan pada penangkapan partikel
sebelum dilepaskan ke atmosfer. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut
dipengaruhi oleh ukuran partikel. Beberapa alat yang digunakan untuk tujuan tersebut
diantaranya sistem ruang pengendap gravitasi, kolektor siklon, penggosoksikat basah dan
presipitator elektrostatik. Pengendalian lingkungan sangat diperlukan demi terciptanya
lingkungan yang bersih dan sehat. Perlindungan terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan kualitas alat dan modifikasi alat.
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya
pembangunan fisik kota dan pusat – pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan.
Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Keadaan ini apabila tidak segera di tanggulangi
dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan, serta tumbuhan .
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Oksida karbon: karbon monoksida (CO) dan (CO2). Gas CO2 adalah gas yang dihasilkan
dari proses pernapasan makhluk hidup, pembusukan bahan organik dan pelabukan dari
batuan. Bila gas ini di atmosfer jumlahnya meningkat, maka akan menyebabkan
peningkatan suhu pada bumi.
Oksida belerang: SO dan (SO3). Gas sulfur dioksida ini berasal dari pabrik yang
menggunakan belerang dan hasil dari pembakaran fosil. Gas ini jika bereaksi dengan air
akan membentuk senyawa asam. Bila senyawa ini turun bersamaan dengan hujan, maka
akan terjadilah hujan asam.
3
Oksigen nitrogen: NO, (NO2), N2O. Gas nitrogen ini sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup sebagai bahan untuk membangun protein. Jika gas ini bereaksi dengan air maka
akan membentuk sebuah senyawa asam.
Komponen organik volatile: metan (CH4), benzene (C6h6), Klorofluoro karbon (CFC),
dan kelompok bromin. CFC sering kali digunakan untuk bahan pendingin pada AC dan
kulkas. Selain itu, CFC juga digunakan untuk alat penyemprot rambut dan juga alat
penyemprot nyamuk. CFC sangat berbahaya sekali karena bisa merusak lapisan ozon
pada atmosfer. Akibatnya perlindungan bumi dari radiasi sinar ultraviolet akan
berkurang.
Suspensi partikel: debu tanah, dioksin, logam, asam sulfat, dan lain-lain.
Substansi radioaktif: radon-222, iodin-131. strontium-90, plutonium-239, dan lain-lain.
Suara: kendaraan bermotor, mesin industri, pesawat, dan lain-lain.
Dampak dari pencemaran atmosfer terhadap lingkungan diantaranya adalah Hujan asam,
Perubahan cuaca yang ekstrim dan Penipisan ozon.
1. Hujan asam adalah sebuah fenomena alam akibat dari pencemaran udara yang sudah
sangat buruk. Fenomena ini menyebabkan turunnya asam dari atmosfer ke bumi.
Fenomena alam ini juga bisa terjadi dalam bentuk kabut, hujan es, salju, bahkan gas dan
debu yang mengandung asam. Hujan asam, yang turun dalam bentuk kabut, hujan es, atau
salju disebut dengan deposisi basah. Sementara hujan asam dalam bentuk debu, gas, dan
partikel padat lainnya disebut deposisi kering. Hujan asam memiliki nilai pH di bawah
angka 5. Padahal, idealnya pH air hujan yang normal berkisar dari 5-6. Semakin asam
sifat suatu zat, maka dampaknya akan semakin merusak. Fenomena alam ini disebabkan
oleh pencemaran udara yang bisa dipicu oleh aktivitas manusia maupun alam. Sulfur
dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NOx) merupakan senyawa kimia utama yang
menyebabkan terbentuknya hujan asam. Kedua senyawa tersebut kemudian bereaksi
dengan air, oksigen, dan bahan kimia lainnya lain untuk membentuk larutan sulfurik dan
asam nitrat, yaitu polutan yang memiliki sifat asam tinggi. Polutan ini lah yang dikenal
sebagai hujan asam.
4
2. Pencemaran udara yang terjadi di bumi secara umum berdampak pada lingkungan,
termasuk perubahan iklim dan pemanasan global. Perubahan iklim tersebut juga
berkaitan dengan intensitas atau curah hujan yang terjadi, Rentetan kejadian yang
menyebabkan perubahan iklim tersebut berawal dari polusi udara yang menyebabkan
pemanasan kota atau peningkatan temperatur. Pencemaran udara terjadi karena sudah
melebihi toleransi lingkungan yang ada. Saat atmosfer terus berada pada temperatur yang
tinggi, bumi juga terus berputar sehingga secara alamiah awan dingin akan berdatangan
untuk mendinginkan panas tadi.
3. Penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar ultraviolet
yang membahayakan masuk ke permukaan bumi. Lapisan ozon yang menipis diakibatkan
oleh pencemaran dari gas klorofluorokarbon (CFC) dan efek rumah kaca yang
diakibatkan oleh berbagai gas yang mencemari udara. Bencana ekologi lainnya yang
mengancam eksistensi bumi akibat dari rusaknya lapisan ozon adalah mencairnya gunung
es di kutub karena suhu yang menghangat. Bila hal ini dibiarkan terjadi; sedikit demi
sedikit daratan akan tenggelam, mikroorganise perairan akan mengalami kematian massal
dan mengurangi produsi oksigen alami, serta keseimbangan ekosistem akan terganggu.
Dampak yang langsung terasa pada manusia karena pengaruh lingkungan yang tidak
sehat yang sering tereskpos di antaranya adalah menurunnya kekebalan tubuh, kanker,
katarak, penuaan dini—dengan ciri-ciri: kerut, flek, kusam, kering, dan kasar. Itu semua
karena pengaruh lingkungan terutama ultraviolet.
5
2.4 Teknik Pengendalian Pencemaran Atmosfer
Model dan pola penyebaran dapat diperkirakan melalui studi pengenai kondisi fisik
sumber (tinggi cerobong, bentuk, lubang pengeluaran dan besarnya emisi) , kondisi awal kualitas
udara setempat (latar belakang), kondisi meteorologi dan topografi. Studi dampak pencemaran
udara dilakukan terhadap kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan , material, estetika dan
terhadap kemungkinan adanya perubahan iklim setempat (lokal) maupun regional. Langkah
selanjutnya adalah mengetahui dan mengkomonikasikan tentang pentingnya pengelolaan
pencemaran udara dengan mempertimbangkan keadaan sosial lingkungannya, yang behubungan
dengan demografi , kondisi sosial ekonomi, sosial budaya dan psikologis serta pertimbangan
ekonomi. Juga perlunya dukungan politik, baik dari segi hukum, peraturan, kebijakan maupun
administrasi untuk melindungi pelaksanaan pemantauan, pengendaian dan pengawasan. Untuk
melakukan pengukuran lapangan dalam rangka pemantauan pencemaran udara diperlukan
pemilihan metoda secara tepat sesuai dengan kemampuan jaringan pengamatan, penempatan
peralatan yang diperlukan untuk mengambil sampel dan kebutuhan peralatan beserta ahlinya
untuk keperluan analisis.
Beberapa alat yang umum digunakan sebagai pengendali pencemaran atmosfer tersebut,
antara lain:
Filter Udara
Filter Udara, Memiliki fungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam ruang bakar.
Udara yang digunakan dalam proses pembakaran harus benar-benar bersih sehingga tidak
menyumbat sistem pengoperasian alat.
Pengendap Siklon
Pengendap Siklon, adalah pengendap debu/abu yang ikut dalam gas buang atau udara
dalam ruang kegiatan berdebu.
Filter Basah
Filter Basah, atau scrubbers (wet collectors) prinsip kerjanya adalah membersihkan
udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara
yang kotor dari bagian bawah alat.
Pengendap Sistem Gravitasi
Pengendap Sistem Gravitasi, alat yang digunakan untuk membersihkan udara yang
mengandung materi partikulat dengan ukurann partikel relatif lebih besar.
Pengendap Elektrostatik
Pengendap Elektrostatik, suatu alat yang memanfaatkan gaya listrik untuk menyingkirkan
debu dan partikel asap dari gas di dalam industri.
Penggunaan alat-alat pengendali pencemaran atmosfer ini tentunya akan berdasarkan pada
karakteristik sumber pencemaran dari emisi yang dilepaskan oleh setiap industri. Jadi, sebelum
menentukan alat apa yang akan digunakan untuk mengendalikan pencemaran atmosfer,
diperlukan identifikasi sumber pencemaran udara dan karakteristik yang dimiliki oleh sumber
pencemaran tersebut.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Pencemaran udara yang di udara telah semakin tinggi konsentrasinya. Perlu lebih
ditingkatkan metode pengendalian yang dilakukan. Peningkatan dan modifikasi alat dan metode
sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas udara. Kesadaran akan perlindungan terhadap
lingkungan juga sangat diperlukan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA
Perpus Teknik. 6 January 2020. “3 Pengertian rekayasa lingkungan dalam Teknik Sipil”, Perpus
Teknik
Risky Candra Swari. 5 January 2021 “Fenomena Hujan Asam: Penyebab Serta Efeknya Bagi
Lingkungan Dan Kesehatan”, Hello Sehat.com
Esthi Maharani. 10 January 2020. “Pencemaran Udara Berdampak Pada Perubahan Iklim”,
Republika.co.id
Dr.Anto Tri Sugiarto. 21 Sep 2020. “Merawat Ozon Dengan Ozon”, Lipi.go.id