Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH GAS

Oleh Kelompok 4

Nurfitriani Nabila Hehanussa 12355211190005


Edi Wahyudi 12355211190028
Arlin Mami 12355211190014
Desiska Bobaya 12355211190006
Jonaedi Theo 12355211180029

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


SEKOLAH TINGGI PERTANIAN KEWIRAUSAHAAN BANAU
HALMAHERA BARAT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan
Makalah ini, dan kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pengajar Manajemen Lingkungan Bapak Yonex Meta, SP, M.Si. yang telah
membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah Manajemen
Pengolahan Limbah Gas
Kami menyadari bahwa hasil yang dicapai dalam pembuatan Makalah ini masih
mengandung berbagai kelemahan dan kekurangan. untuk itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan yang berharga bagi semua pihak.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih yang
mendalam kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Semoga Tuhan meridhoi
dan memberkati segala usaha kita. Aamiin
                                       

   

                                    
                                                                            
             

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
PENDAHULUAN .......................................................................................1
Latar Belakang ..........................................................................................1
Rumusan Masalah .....................................................................................1
Tujuan .......................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................2
Pengertian Limbah Gas .............................................................................2
Proses Pencemaran Udara .........................................................................3
Unsur-unsur Pencemar Udara ...................................................................4
PERMASALAHAN AKIBAT LIMBAH GAS................................................5
Global Warming .......................................................................................5
Emisi Karbon ............................................................................................6
Hujan Asam...............................................................................................6
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Limbah Pencemaran Udara..................8
Penanganan Limbah Gas ..........................................................................8
PENUTUP .......................................................................................................10
Kesimpulan ...............................................................................................10
Saran .........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................11

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di
sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black
water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai
hasil aktivitas manusia. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua
bagian yaitu partikel dan gas. Limbah gas sangat berbahaya jika dikeluarkan
terlalu berlebihan, baik untuk kesehatan pada manusia, maupun untuk lingkungan
sekitar kita.
Prinsip salah satu cara yang efektif untuk pengolahan limbah gas adalah
pengolahan secara biologis, karena komponen penyebab bau umumnya dalam
konsentrasi sangat rendah. Pengolahan limbah gas secara biologis didasarkan pada
kemampuan mikroorganisme untuk mengoksidasi senyawa organik maupun
anorganik dalam limbah gas penyebab bau misalnya amonia, amina, fenol,
formaldefild, fildrogen sulfida, ketone, asam-asam lemak.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pencemaran limbah gas ?


2. Apa saja unsur-unsur dari limbah gas ?
3. Bagaimana pengaruhnya limbah gas untuk kesehatan manusia ?
4. Bagaimana cara penanganan limbah gas tersebut ?
Tujuan

1. Untuk mengetahui proses pencemaran limbah gas.


2. Untuk mengetahui unsur-unsur dari limbah gas.
3. Untuk mengetahui pengaruh limbah gas untuk kesehatan manusia.
4. Untuk mengetahui cara penanganan limbah gas.

1
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Limbah Gas

Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap
yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara
mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2, dan lain-lain.
Penambahan gas kedalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan
manusia akan menurunkan kualitas udara.
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai
hasil aktivitas manusia. Pada umumnya pencemaran yang diakibatkan oleh
sumber alami sukar diketahui besarnya, walaupun demikian masih mungkin kita
memperkirakan banyaknya polutan udara dan aktivitas ini. Polutan udara sebagai
hasil aktivitas manusia, umumnya lebih mudah diperkirakanbanyknya, terlebih
lagi jika diketahui jenis bahan, spesifikasi bahan, proses berlangsungnya aktivitas
tersebut, serta spesifikasi satuan operasi yang digunakan dalam proses maupun
pasca prosesnya. Selain itu sebaran polutas ke atmosfir dapat pula diperkirakan
dengan berbagai macam pendekatan.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi uda bagian yaitu
partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan
mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut, dan fume. Sedangkan
pencemaran berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas
tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2,
hidrokarbon dan lain-lain. Untuk beberapa bahan tertentu zat pencemar ini
berbentuk padat dan cair. Karena suatu kondisi temperatur ataupun tekanan
tertentu bahan padat/cair itu dapat berubah menjadi gas. Baik partikel maupun gas
membawa akibat terutama bagi kesehatan manusia seperti debu batubara, asbes,
semen, belerang, asap pembakaran, uap air, gas sulfida, uap amoniak, dan lain-
lain.
Pencemaran yang ditimbulkannya tergantung pada jenis limbah, volume
yang dilepas di udara bebas dan lamanya berada dalam udara. Jangkauan
pencemaran melalui udara dapat berakibat luas karena faktor cuaca dan iklim turut
mempengaruhi. Pada malam hari zat yang berada dalam udara turun kembali ke
bumi bersamaan dengan embun. Adanya partikel kecil secara terus menerus jatuh
diatap rumah, dipermukaan daun pada pagi hari menunjukkan udara mengandung
partikel, kadang-kadang terjadi hujan masam.

2
Proses Pencemaran Udara/Gas

Semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang


“bersih” disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi
dapat mengakibatkan efek negatif terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi
maka kontaminan disebut dengan cemaran (polutan).
Cemaran udara diklasifikasikan menjadi dua kategori menurut cara
cemaran masuk dan dimasukkan ke atmosfer yaitu cemaran primer dan cemaran
sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secaralangsung dari
sumber cemaran. Sedangkan cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk
oleh proses kimia di atmosfer.
Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap
kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi, atau aktivitas yang mengemisikan
cemaran udara primer ke atmosfer. Ad dua kategori sumber antropogenik yaitu
sumber ttap (stationery source) seperti pembangkit energi listrik dengan bahan
bakar fosil, pabrik, rumh tangga, jasa, dan lain-lain dan sumber bergerak (mobile
source) seperti truk, bus, pesawat terbang, dan kereta api.
Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari
90% pencemaran udara global adalah :
a. Karbon Monoksida (CO)
b. Nitrogen Oksida (NOx)
c. Hidrokarbon (HC)
d. Sulfur Oksida (SOx)
e. Partikulat
Selain cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang
memberikan dampak sekunder terhadap komponen lingkungan ataupun cemaran
yang dihasilkan akibat transformasi cemaran primer menjadi bentuk cemaran yang
berbeda.
Ada beberapa pencemaran sekunder yang dapat mengakibatkan dampak
penting baik lokal, regional, maupun global. Yaitu :
a. CO2 (Karbon Monoksida)
b. Cemaran Asbut (asap kabut) atau Smog (smoke fog)
c. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon)
d. CH4 (Metana)

3
Unsur-unsur Pencemar Udara/Gas

1. Karbon Monoksida (CO)

Pencemaran karbon monoksida berasal dari sumber alami seperti


kebakaran hutan, oksidasi dari terpene yang diemisikan hutan ke atmosfer,
produksi CO oleh vegetasi dan kehidupan di laut. Sumber CO lainnya berasal dari
sumber antropogenik yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil yang memberikan
sumbangan 78,5% dari emisi total. Pencemaran dari sumber antropogenik 55,3%
berasal dari pembakaran bensin pada otomotif.
2. Nitrogen Oksida (NOx)

Cemaran nitrogen oksida yang penting berasal dari sumber antropogenik


yaitu NO dan NO2. Sumbangan sumber antropogenik terhadap emisi totak kurang
lebih 10,6%.
3. Sulfur Oksida (SOx)

Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3,


H2SO4, garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik. Dari
cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2 yang memberikan sumbangan
kurang lebih 50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam bentuk
aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan 15% dari emisi
total.
4. Hidrokarbon (HC)

Cemaran hidrokarbon yang paling penting adalah CH4 (metana) +860/dari


emisi total hidrokarbon, dimana yang berasal dari swah 11%, dari rawa 34%,
hutan tropis 36%, pertambangan dan lain-lain 5%. Cemaran hidrokarbon lain yang
cukup penting adalah emisi terpene (a-pinene p-pinene, myrcene, d-limonene) dari
tumbuhan kurang lebih 9,2% emisi hidrokarbon total. Sumbangan emisi
hidrokarbon dari sumber antropogenik 5% lebih kecil daripada yang berasal dari
pembakaran bensin 1,8%, dari insineract dan penguapan solvent 1,9%
5. Partikulat

Cemaran partikulat meliputi partikel dari ukuran molekul sampai dengan >
10. Partikel dengan ukuran > 10 akan diendapkan secara gravitasi dari atmosfer,
dan ukuran yang lebih kecil dari 0,1 pada umumnya tidak menyebabkan masalah
lingkungan. oleh karena itu cemaran partikulat yang penting adalah dengan
kisaran ukuran 0,1 – 10. Sumber utama partikulat adalah pembakaran bahan bakar
kurang lebih 13% - 59% dan insinerasi.

4
6. Karbondioksida (CO2)

Emisi cemaran CO2 berasal dari pembakaran bahan bakar dan sumber
alami. Sumber cemaran antropogrnik utama adalah pembakaran batubara 52%,
gas alam 8,5%, dan kebakaran hutan 2,8%.
7. Metana (CH4)

Metana merupakan cemaran gas yang bersama-sama dengan CO2, CFC,


dan N2O menyebabkan efek rumah kaca sehingga menyebabkan pemanasan
global. Sumber pencemaran CH4 adalah sawah (11%), rawa (34%), hutan tropis
(36%), pertambangan dan lain-lain (5%). Sinar matahari yang masuk ke atmosfer
sekitar 51% diserap oleh permukaan bumi dan sebagian disebarkan serta
dipantulkan dalam bentuk radiasi inframerah (70%). Radiasi inframerah yang
dipancarkan oleh permukaan bumi tertahan oleh awan. Gas-gas CH4, CFC, N2O,
CO2 yang berada di atmosfer mengakibatkan radiasi inframerah yang tertahan
akan meningkat yang pada gilirannya akan mengakibatkan pemanasan global.
8. Asap Kabut Fotokimia

Asap kabut merupakan cemaran hasil reaksi fotokimia antara O3,


hidrokarbon, dan NOx membentuk senyawa baru aldehida (RHCO) dan Peroxy
Acil Nitrat (PAN) (RCNO5).
Permasalahan Akibat Limbah Gas

Global Warming

Sebelum era teknologi dan industri modern, bumi yang kita huni memiliki
kualitas udara yang lebih sejuk dibandingkan sekarang. Sebab di zaman itu, kota-
kota besar masih dipeuhi pepohonan dan hutan pun masih hijau nan lebat. Namun
dengan kemajuan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk menyebabkan
kebutuhan dilapisan demografi (lapisan kehidupan manusia) semakin meningkat,
yang bahkan bukan menyebabkan tergesernya kelestarian alam yang menjadi
sumber kehidupan kita.
Menurut WWF (World Wildlife Fund) yang merupakan organisasi peduli
lingkungan dan penggalangan dana pelestarian alam dunia, indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki kawasan hutan terbesar kedua, yaitu di
kalimantan, papua, dan sumatera. Hutan kita merupakan paru-paru dunia, namun
semakin kesini banyak sekali penebangan hutan yang dilakukan secara legal
maupun ilegal. Penebangan tersebut menyebabkan pasokan oksigen dari hutan ke
atmosfer semakin berkurang.

5
Selain kurangnya pasokan oksigen, kita sebagai penduduk bumi malah
mengemisikan polutan gas berbahaya ke atmosfer. Salah satu polutan yang paling
sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari adalah karbondioksida (CO2). Gas
karbondioksida dihasilkan secara alami dari proses pernapasan dan pembakaran
sempurna dari berbagai macam senyawa hidrokarbon.
Bahan bakar kendaraan bermotor dan senyawa hidrokarbon yang
mengalami pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO2, asap, dan jelaga. Gas
CO2 apabila terhisap dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan pingsan,
karena menggantikan fungsi oksigen di dalam darah yang berikatan dengan
hemoglobin. Hal ini dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk, kendaraan bermotor dan
industri yang menggunakan bahan bakar akan menghasilkan CO2 dalm jumlah
yang banyak. Sedangkan kebanyakan di indonesia populasi pepohonan semakin
berkurang. Padahal pepohonan memiliki fungsi sebagai pengikat CO2. Apabila ini
terjadi terus menerus maka keseimbangan CO2 di alam menjadi terganggu.
Kadar CO2 yang berlebihan akan membentuk lapisan CO2 di atmosfer.
Lapisan ini dapat meneruskan sinar ke bumi namun ketika sinar matahari
dipantulkan lagi oleh bumi, sinar tersebut akan dipantulkan kembali oleh lapisan
CO2 ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu dipermukaan meningkat
secara menyeluruh, atau kita sebut dengan pemanasan global. Jika lapisan kaca
yang sukar melepas panas. Dampak ini dinamakan efek rumah kaca (green house
effect).
Efek rumah kaca ini sangat terasa sekali. Berdasarkan WWF, gunung es di
afrika selatan sudah mencair hingga setengahnya karena meningkatnya suhu
bumi. Bila es mencair, maka permukaan air laut semakin naik. Hal ini dikuatkan
oleh penduduk di garis pantai selatan pulau jawa yang biasanya bisa berjalan di
pasir pantai di kejauhan kini harus semakin mundur ke utara, seperti di tempat
wisata pangandaraan.
Selain naiknya permukaan air laut, beberapa kota di negara paraguay harus
terkena dampak dari pemanasan global ini. Paraguay memiliki iklim yang sama
seperti indonesia, tapi ketika siang hari suhunya bisa mencapai 49oC. Bahkan
dikabarkan bahwa penduduk disana sudah bisa menggoreng makanan di atas
aspal.
Di indonesia, jakarta yang di era 80-an masih dibilang sejuk. Namun
semakin kesini, jumlah penduduknya bertambah sehingga pepohonan dibabat
habis. Udara yang terdapat di bagian jakarta ketika kita hirup maka akan terasa
kering dan panas. Hal itu disebabkan karena banyaknya polutan gas di udara serta
kurangnya pasokan oksigen dari pepohonan. Belum lagi karena wilayahnya yang
padat, maka emisi polutan gas ke atmosfer lebih besar dibandingkan dengan kota
lainnya.

6
Emisi Karbon

Jumlah kendaraan di indonesia semakin bertambah, terutama di kota-kota


besar. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan, maka meningkat pula polutan gas
yang dikeluarkan oleh knalpot motor yang berasap ke udara. Gas-gas hasil
pembakaran tersebut adalah karbondioksida dan karbonmonoksida.
Hal ini merupakan ancaman bagi kesehatan manusia. Dengan dengan
semakin bertambahnya jumlah kendaraan, maka emisi karbonmonoksida semakin
bertambah. Bila hal ini terus menerus terjadi, maka manusia jadi kesulitan
mendapatkan udara segar bebas polutan. Dengan kesulitan tersebut dapat
memungkinkan orang tersebut sakit dan mengeluarkan biaya pengobatan.
Biaya yang harus dikeluarkan bisa saja berjumlah besar. Mereka dengan
terpaksa harus mengeluarkan biaya sebesar itu hanya untuk pengobatan penyakit
yang seperti asma, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia,
broncopneumonia, dan penyempitan saluran pernapasan/paru kronis.
Hujan Asam

Hujan adalah bagian dari siklus hidrologi, dimana air laut menguap dan
terbawa ke daratan hingga turun hujan. Hujan secara alami memiliki nilai pH
sedikit dibawa enam dan karbondioksida yang larut dalam air sehingga
membentuk asam lemah. Asam ini sangat bermanfaat untuk mineral dalam tanah
karena dibutuhkan oleh tanaman dan hewan.
Hujan asam terdiri dari dua yaitu dekomposisi kering dan dekomposisi
basah. Hujan kering adalah pencemaran udara dalam bentuk kabut. Sedangkan
hujan basah adalah turunnya air hujan dimana air tersebut bersifat sangat asam
dan sangat merusak. Hujan asam terjadi karena terjadinya reaksi beberapa
senyawa polutan, antara lain :
a. Senyawa Belerang

Senyawa belerang merupkan gas pencemar udara dalam bentuk oksida


belerang (SO2, SO3, dan gas H2S). Oksida belerang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar kendaraan bermotor, asap pabrik, dan pembakaran batu bara.
b. Senyawa Nitrogen

Senyawa nitrogen merupakan gas pencemar misalnya oksida nitrogen


(NO, NO2) dan 2 amoniak (NH3). Oksida nitrogen secara alami dapat terbentuk
dari reaksi gas nitrogen dan gas nitrogen di udara dengan bantuan petir.

7
Penyakit yang Disebabkan Oleh Pencemaran Udara/Gas

Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh pencemaran udara/gas


adalah sebagai berikut :
a. Bronchitis Kronika
b. Emphysema Pulmonum
c. Bronchopneumonia
d. Asthma Bronchiale
e. Cor Pulmonale Kronikum
f. Kanker Paru
g. Penyakit Jantung
h. Kanker Lambung
i. Penyakit Lainnya seperti iritasi mata, kulit dan sebagainya.
Penanganan Limbah Gas

A. Mengontrol Emisi Gas Buang

Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbonmonoksida,


dan hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas
sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan
cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber).
B. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan

Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan


buangan gas. Dasar pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran,
penyerap ion, kolam netralisasi dan pembersihan partikel.
Secara umum alat pemisah debu dapat diklasifikasikan menurut prinsip
kerjanya :
a. Filter Udara
b. Pengendap Siklon
c. Filter Basah
d. Pengendap Sistem Gravitasi
e. Pengendap Elektrostatik
f. Pemisah Brown
g. Penapisan
h. Pengumpul Sentrifugal
i. Pemisah Inersia

8
Beberapa metode umum yang dapat digunakan untuk pemisah secara
simultan ialah :
a. Menara Percik
b. Siklon Basah
c. Pemisah Venture
d. Tumbukan Orifice Plate
e. Menara dengan Packing
f. Pencuci dengan Pengintian
g. Pembentuk Turbulen
Berikut ini beberapa langkah pengolahan limbah gas agar dapat menangani
terjadinya pencemaran udara serta materi-materi partikulat yang terbawa limbah
gas tersebut :
a. Pengurangan Gas Buangan
b. Penggunaan Metode Fisika-Kimia
1. Metode Fase Gas
2. Metode Fase Cair
3. Metode Fase Padat
4. Metode Pembakaran

9
PENUTUP

Kesimpulan

Salah satu limbah yang saat ini sangat diperhatikan adalah limbah gas
yang mencemarkan udara. Limbah gas/asap adalah limbah yang memanfaatkan
udara sebagai media.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu
partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan
mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut, dan fume. Sedangkan
pencemaran berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas
tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2,
hidrokarbon, dan lain sebagainya.
Terdapat berbagai macam kejadian merugikan yang diakibatkan oleh
limbah gas yaitu pemanasan global, hujan asam, asap tebal industri, dan gangguan
alat pernapasan.
Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbah gas. Pengendalian
pada sumber pencemar merupakan metode yang lebih efektif karena hal tersebut
dapat mengurangi keseluruhan limbah gas yang akan diproses dan yang pada
akhirnya dibuang ke lingkungan.
Saran

Dalam penanganan limbah gas ini, selain mengkaji dari aspek teknologi
dan menerapkan teknologi pengolahan limbah gas, perlu juga kesadaran dari
masing-masing akan apa yang diemisikan ke atmosfer bumi. Kita semua tahu
bahwa paru-paru dunia saat ini sedang terancam karena banyaknya penebangan
liar. Akan tetapi penduduk semakin banyak yang didukung oleh perkembangan
teknologi penghasil karbondioksida, seperti kendaraan bermotor. Emisi
karbondioksida semakin bertambah, tapi penyerap karbondioksidanya hampir
habis. Bila kita mau menyeimbangkan jumlah karbondioksida di atmosfer, kita
bisa memulainya dari diri sendiri seperti menanam pohon di lingkungan yang
gundul.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul. Dkk. 2008. Dan Alampun Bertasbih. Merasakan Kebesaran


Tuhan via Biologi. Penerbit Balai Pustaka: Jakarta.
Hutagalung, Michael. 2008. Teknologi Pengolahan Limbah Gas. Tersedia
http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-gas/.
[September 13,2014]
Marbun. 2004. Ensiklopedia Geografi Jilid I. Penerbit Yudhistira Ghalia
Indonesia: Bogor.
Rahayu, S. Suparni. 2009 Limbah Gas dan Partikel. [Online]. Tersedia
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/limbah-
gas-dan-partikel/.
Anatusa, Aldino. 2013. Waspadai Hujan Asam di Sejumlah Kota. Dalam
artikel berita Antara News. [Online].Tersedia:
http://antaranews.com/berita.360390/waspadai-hujan-asam-di-sejumlah-
kota.html[September 15,2014]

11

Anda mungkin juga menyukai