Anda di halaman 1dari 23

IPA Terapan

PENCEMARAN UDARA

Anastasia Naomi Fina Stevin Gultom 1913071023


Ni Putu Nita Ari Sudewi 1913071024
Natania Margareta Hutabarat 1913071044

Kelas: 3B

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia dan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pencemaran Udara”. Laporan ini merupakan salah satu hasil
pelaksanaan pemikiran sederhana sebagai wujud partisipasi penulis dalam mata
kuliah IPA Terapan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca guna memperbaiki
dan menyempurnakan makalah ini di kemudian hari. Namun demikian penulis
berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Di tempat, 5 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan ...................................................................................................... 2
1.4. Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
2.1. Pengertian Pencemaran Udara ................................................................. 4
2.2. Penyebab Pencemaran Udara ................................................................... 5
2.3. Jenis-jenis Polutan Penyebab Pencemaran Udara .................................... 8
2.4. Dampak Pencemaran Udara ..................................................................... 9
2.5. Pencegahan/Cara Meminimalisir Pencemaran Udara .............................. 11
2.6. Alternatif Pencegahan dengan Konsep IPA ............................................. 12
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan ............................................................................................... 18
3.2.Saran .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh
pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain
letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi
seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan
manusia. Pencemaran yang terjadi adalah akibat dari aktivitas yang dilakukan
manusia. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika terkontaminasi oleh bahan
pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada
didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula
yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan
akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari
abad ke abad.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami
pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan
tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran
tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan
tanah sudah sangat kritis.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber
alami maupun kegiatan manusia. Polusi merupakan kontaminan berbahaya
dalam lingkungan alam yang menyebabkan ketidakstabilan, gangguan, dan
bahaya bagi ekosistem. Kita mungkin sering mengaitkan polusi udara dengan
debu atau asap, tapi jenis-jenis polusi ada beberapa macam. Polusi udara dapat
disebabkan oleh emisi kendaraan, erupsi gunung vulkanik, emisi industri,
maupun kebakaran hutan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah diatas, adapun beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?
2. Apa yang menyebabkan pencemaran udara?
3. Apa saja jenis-jenis polutan dalam pencemaran udara?
4. Akibat apa yang ditimbulkan dari pencemaran udara?
5. Bagaimana pencegahan/cara meminimalisir terjadinya pencemaran
udara?
6. Bagaimana alternatif pencegahan pencemaran udara dengan konsep
IPA?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah dia atas, maka dapat diuraikan beberapa tujuan
yaitu:
1. Mengetahui apa itu pencemaran udara dan penyebabnya.
2. Mengetahui jenis-jenis polutan yang menyebabkan pencemaran udara.
3. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pencemaran udara terhadap
kehidupan.
4. Mengetahu pencegahan/cara meminimalisir pencemaran udara.
5. Mengetahui alternatif pencegahan pencemaran udara menggunakan
konsep IPA.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan penulis, yaitu:
1.4.1. Bagi Penulis
Sebagai latihan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan penulis dalam membuat karya tulis, khususnya
pembuatan makalah dan/atau laporan. Selain itu, juga sebagai bekal
wawasan untuk menjadi guru IPA di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) yang berkompetensi.

2
1.4.2. Bagi Pembaca
Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai materi Pencemaran Udara dan
pencegahan/cara meminimalisirnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran Udara


Udara atau atmosfer di Bumi menyediakan salah satu kebutuhan vital
bagi makhluk hidup, yaitu oksigen. Tiap organisme membutuhkan oksigen
untuk melakukan metabolisme dan bertahan hidup. Sayangnya, kegiatan
manusia kerap kali tidak memikirkan dampaknya terhadap lingkungan dan
menyebabkan pencemaran udara. Udara terdiri dari berbagai macam gas,
seperti nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan uap air. Sebagian besar udara
di Bumi terdiri dari nitrogen, yaitu sebesar 78%, sementara oksigen hanya
21%. Meningkatnya polusi yang ditemukan di udara menandakan terjadinya
pencemaran udara. Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan
asap. Gas dan asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar
yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit
listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan
hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx
(nitrogen oksida).

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya zat


energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai menyebapkan lingkungan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai peruntukya (Undang-Undang Pengelolaan
lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

Polutan adalah zat atau bahan yang menyebapkan terjadinya polusi.


Suatu zat disebut polutan, bila keberadaanya disuatu lingkungan dapat
menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup Kandungan utama pada
bahan bakar fosil adalah hidrokarbon dan sejumlah kecil nitrogen serta sulfur
atau belerang. Menghirup gas-gas tersebut dalam jumlah banyak akan sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan berbagai gangguan pernapasan. Polusi

4
udara yang parah juga dapat membentuk hujan asam. Hujan asam terjadi
ketika nitrogen oksida dan belerang terlarut dalam hujan. Akibat dari hujan
asam cukup mengkhawatirkan, yaitu dapat mematikan kehidupan akuatik
ketika kadar air menjadi asam.

Dapat disimpulkan bahwa pencemaran udara adalah masuknya atau


dimasukannya zat energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam,
sehingga kualitas udara berkurang perusakan terhadap kualitas udara.

2.2 Penyebab Pencemaran Udara


Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan, seperti
industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Menurut Depkes RI
(2007), berbagai kegiatan tersebut menjadi kontribusi terbesar dari pencemar
udara yang dibuang ke udara bebas. Selain itu pencemaran udara juga dapat
disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung api
meletus, gas alam beracun, dan lain-lain. Dampak dari kegiatan alam tersebut
mengakibatkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap
kesehatan manusia. Berdasarkan data Public Health Environment (WHO,
2011) menunjukkan bahwa Indonesia pada tahun 2008 menduduki peringkat
ke tiga dalam hal angka kematian karena outdoor air pollution untuk wilayah
Asia Tenggara (setelah India dan Bangladesh).

Sumber Pencemaran Udara


Sedangkan sumber-sumber pencemaran udara menurut EPA
(Environmental Protection Agency) ada tiga jenis, yaitu:
a. Sumber Tetap
Sumber tetap adalah sumber emisi yang berada pada posisi tetap dari
waktu ke waktu, contohnya adalah pada cerobong asap industri, misalnya
emisi SO2 dari cerobong PLTU.
Jenis industri yang menjadi sumber pencemaran melalui udara
diantaranya industri besi dan baja, industri semen, industri kendaraan
bermotor, industri pupuk, industri alumunium, industri pembangkit
tenaga air, industri kertas, industri kilang minyak, industri

5
pertambangan. Industrialisasi di Indonesia sedang berkembang, tetapi
perkembangan tersebut seringkali mengabaikan pengendalian
pencemaran. Oleh karena itu pemilik usaha industri harus melengkapi
industrinya dengan fasilitas untuk pengendalian limbah gas buang pabrik
yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC).
Produksi Energi dari pembangkit listrik bertanggung jawab atas
emisi sekitar 65% dari total emisi nasional oksida sulfur, 45% dari total
emisi nitrogen oksida nasional, dan 38% dari total emisi.
Produksi Energi dari pembangkit listrik tenaga batu bara dianggap
yang paling mencemari. Pembangkit listrik berbahan bakar batubara
mengeluarkan hingga 30 kali lebih banyak polutan udara daripada
pembangkit listrik berbahan bakar gas. Selain polutan yang disebutkan
di atas, pabrik batu bara memancarkan zat lain yang beracun dan
berbahaya bagi kesehatan seperti merkuri, selenium, boron dan dioksin
serta menghasilkan ratusan ribu abu batubara setiap tahun.
Selain produksi energi, sektor industri utama yang bertanggung
jawab atas polusi udara adalah industri petrokimia, industri kimia,
industri mineral (pertambangan dan penggalian), dan industri produksi
dan pengolahan logam, serta kegiatan tambahan yang terkait dengan
pengolahan limbah, industri makanan, dan dry cleaning. Proses industri
utama yang mengeluarkan polutan adalah pembakaran bahan bakar
seperti bahan bakar minyak, minyak gas, dan gas alam, dan proses
produksi yang tidak melibatkan pembakaran tetapi memancarkan polutan
udara.

b. Sumber Bergerak
Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi mengakibatkan
pengembangan wilayah perkotaan ke daerah pinggiran kota. Akibatnya
aktivitas penduduk dengan alat transportasi pun meningkat. Kegiatan
transportasi menjadi penyebab pencemaran udara karena senyawa kimia
yang dihasilkan dari kendaraan bermotor. Senyawa kimia tersebut antara
lain karbon dioksida, nitrogen dioksida, dan beberapa partikel mikro.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka kendaraan pun mengalami

6
kemajuan dan semakin banyak. Alat transportasi yang berdampingan
dengan kehidupan manusia. Namun kandungan asap yang dihasilkan
tidak cukup baik untuk sistem pernapasan kita.
Minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
tersebut secara teori mengandung senyawa hidrokarbon yang jika dibakar
menghasilkan karbon dioksida dan air. Namun faktanya, mesin tidak
dapat membakar hidrokarbon sampai bersih sehingga knalpot kendaraan
mengeluarkan zat-zat berbahaya. Hasil pembakaran yang tidak sempurna
membentuk karbon monoksida, nitrogen oksida dan senyawa organik
volatil (VOC) yang jadi penyebab pencemaran udara. Akibatnya udara
menjadi berkabut cokelat, biru bahkan sampai hitam.

c. Sumber alamiah
Sumber alamiah contohnya adalah letusan gunung berapi yang
meniup debu dari tanah.
1) Gunung Api
Letusan gunung berapi mengeluarkan beberapa gas yang
melimpah diantaranya H2O, CO2, H2S, SO2, CO, HF, dan He.
Diantara semua gas tersebut, sulfur dioksida merupakan pencemar
udara utama karena selain berpengaruh pada kesehatan, SO2 juga
menyebabkan anomali cuaca.
Gas-gas vulkanik yang menimbulkan potensi bahaya besar
untuk manusia, hewan, pertanian, dan material adalah belerang
dioksida, karbon dioksida, dan hidrogen fluorida. Secara lokal, gas
belerang dioksida dapat mengakibatkan hujan asam dan polusi udara
di daerah sekitar gunung berapi. Secara global, letusan gunung
berapi yang besar dapat menyuntikkan volume sulfur ke stratosfer
yang dapat mengakibatkan suhu permukaan yang lebih rendah dan
menimbulkan penipisan lapisan ozon bumi.
2) Kebakaran hutan
Kebakaran hutan merupakan proses yang paling dominan
menimbulkan pencemaran udara karena dari pembakaran itulah
dapat meningkatkan bahan serupa substrat fisik atau kimia ke dalam

7
udara yang mencapai jumlah tertentu. Ada beberapa bahan polutan
dari pembakaran yang dapat mencemari udara yaitu bahan polutan
primer, seperti hidrokarbon, CO, karbon dioksida, senyawa sulfur
oksida, senyawa nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida. Adapun
polutan berbentuk partikel adalah asap berupa partikel karbon yang
sangat halus bercampur dengan debu hasil dari proses pemecahan
suatu bahan.
Partikel yang dihasilkan dari kebakaran akan mengganggu
pernafasan dan partikel konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan
batuk terus-menerus, berdahak, bersin dan kesulitan bernafas.
Dampak asap dari kebakaran hutan berkisar dari iritasi mata dan
saluran pernafasan sampai kepada gangguan serius, termasuk
berkurangnya fungsi paru-paru, bronchitis, bertambah buruknya
asma dan kematian pradini. Selain itu asap kebakaran hutan
membuat kelancaran lalu lintas di daerah yang terkena dampak
terganggu.

2.3 Jenis-jenis Polutan Penyebab Pencemaran Udara


Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara,
antara lain: Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur
dioksida (SO2), Partikulat, Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan
dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas
buangan kendaraan bermotor.
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di
pabrik, pembangkit energi listrik dan kendaraan.
3. Sulfur dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi.
Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur
terutama batu bara. Batu bara ini biasanya digunakan sebagai bahan
bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

8
4. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya.
Dihasilkan dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal. Macam-macam
partikel, yaitu:
a. Aerosol: partikel yang terhambur dan melayang di udara.
b. Fog (kabut): aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di
udara.
c. Smoke (asap): aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan
cair yang melayang dan berhamburan diudara.
d. Dust (debu): aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang
di udara.
5. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar yang tidak Sempurna
6. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di
atmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti
kulkas, AC, alat pemadam kebakaran, pestisida, dan alat penyemprot
(aerosol) pada parfum.
7. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan
pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut
menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang
dapat terhirup oleh manusia.
8. Karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar
kendaraan bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.

2.4 Dampak Pencemaran Udara


Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan, maupun makhluk hidup lainnya.

9
1. Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH yang kurang
dari 5,6. Polutan seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan,
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan
asam, yaitu:
a. Menurunkan kualitas air tanah;
b. Menurunkan kualitas air permukaan;
c. Merusak tanaman.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki tiga ikatan yang
tidak stabil. Ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer
pada ketinggian 15-16 km di atas permukaan bumi. Lapisan ozon
berfungsi untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang
terpancar dari sinar matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-
molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang
mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju
penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya,
sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Lapisan ozon berfungsi untuk melindungi bumi dari radiasi sinar
ultraviolet yang terpancar dari sinar matahari. Kerusakan lapisan ozon
menyebabkan sinar UV-B matahari tidak tersaring dan
dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
3. Pemanasan Global (Efek Rumah Kaca)
Efek rumah kaca (green house effect) mempengaruhi kenaikan suhu
udara di permukaan bumi (pemanasan global). Pemanasan global adalah
kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan dampak
berupa berubahnya pola iklim. Dampak yang ditimbulkan dari
pemanasan global antara lain:
a. Pencairan es di kutub
b. Perubahan iklim regional dan global
c. Perubahab siklus hidup flora dan fauna

10
4. Masalah Kesehatan
Pencemaran udara dapat menimbulkan masalah yang cukup serius
untuk kesehatan. Partikel-partikel besar yang pada udara akan tertahan di
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikel berukuran kecil dan
gas dapat mencapai paru-paru. Di paru-paru zat pencemar diserap
oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak
kesehatan yang paling sering dijumpai adalah asma, bronkitis, dan
gangguan pernapasan lainnya.

2.5 Pencegahan/Cara Meminimalisir


Beberapa pencegahan yang dapat kita lakukan untuk mengurangi
pencemaran udara, yaitu:
a. Program Penghijauan
Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa
karbon dioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan
akan menghisap dan mengurangi polutan, dengan melepaskan gas
oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di udara.
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota
maka kualitas udara akan semakin sehat sehingga akan mendukung
program langit biru (prolabir) contohnya:
1) Taman kota (ruang terbuka hijau)
2) Penanaman pohon dipinggir jalan
3) Program 1 pohon untuk 1 rumah
4) Tidak membakar sampah organik, tetapi lebih baik ditanam selain
mengurangi polusi udara sampah organik yang membusuk dapat
menadi pupuk
Program penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan nasional
agar semua pihak dapat berpartisipasi aktif. Selain itu juga tidak
membakar sampah di pekarangan rumah dan tidak menggunakan kulkas
yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan AC dalam
kehidupan sehari-hari.

11
b. Hemat Energi
Mengurangi pemakaian listrik dirumah/tempat kerja dan
menggunakan air conditioner (AC) seperlunya, dan mematikan lampu
saat tidak digunakan.
c. Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Asap kendaraan adalah salah satu faktor penyebab pencemaran
lingkungan. Kendaraan bermotor yang menggunakan minyak akan
menghasilkan emisi gas yang dapat menyebabkan pencemaran udara
bahkan emisi gas yang ditimbulkan asap kendaraan bermotor dapat
menyebabkan menipisnya lapisan ozon. Menggunakan kendaraan umum
atau bersepeda adalah salah satu cara untuk mengurangi pencemaran udara
yang disebabkan oleh asap kendaraan.

2.6 Alternatif Pencegahan dengan Konsep IPA


Alternatif pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara
tergantung dari sifat dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling
sederhana dan mudah dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai
pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan Kesehatan. Tindakan yang
dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi polutan,
bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan,
melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.
a. Menggunakan Energi Ramah Lingkungan
Salah satu cara mengurangi polusi udara adalah dengan
menggunakan energi ramah lingkungan juga merupakan upaya untuk
mengurangi energi gas rumah kaca pemanasan global ketergantungan
pada energi fosil dan polusi udara.
Energi alternatif adalah sumber ramah lingkungan dan terbarukan.
Energi ini adalah energi yang tidak akan habis meski digunakan dan tidak
menyebabkan polusi, berikut merupakan energi alternatif penganti PLTU
batu bara.

1. Energi Angin
Pembangkit listrik yang menggunakan kincir angin dan energi
kinetik angin ini disebut Pembangkit Listrik Tenaga Bayu

12
(PLTB). Kincir angin beroperasi dengan mengubah energi kinetik
(energi gerak) di angin menjadi energi listrik. PLTB pertama di
Indonesia adalah PLTB Sidrap yang terletak di Sidenren Rappang,
Sulawesi Selatan. PLTB Sidrap memiliki 30 Wind Turbin Generator
(WTG) atau kincir angin, dengan kapasitas mencapai 75 MW.

2. Energi Panas Bumi


Energi ini berasal dari panas gunung berapi yang digunakan
memanaskan uap air, yang kemudian digunakan untuk
menggerakkkan turbin generator pembangkit listrik. Pembangkit
yang menggunakan panas bumi disebut Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTPB). Pembangkit listrik tenaga panas bumi
(PLTPB) Kamojang, Jawa Barat Energi surya.

Energi surya adalah potensi energi yang digunakan untuk


mengubah sinar matahari menjadi energi listrik dengan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS). Indonesia terletak di wilayah tropis,
sehingga memiliki banyak potensi energi surya, karena adanya sinar
matahari sepanjang tahun. Pemanfaatan energi surya ini misalnya
menggunakan lampu jalan atau lampu taman bertenaga surya yang
dapat mengisi energi pada siang hari dan digunakan untuk
menerangi pada malam hari.

3. Energi Air
Energi air didapat dari aliran air sungai dan waduk yang
dibendung, sehingga dapat menggerakkan generator pada
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Contoh pembangkit ini
misalnya adalah PLTA Jatiluhur, Jawa Barat ataupun di beberapa
desa masih menggunakan kincir air.

Kendaraan yang menggunakan energi alternatif adalah:

1. Kendaraan Listrik
Kendaraan listrik menggunakan baterai yang menyimpan arus
listrik, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan mesin. Ini
berbeda dengan kendaraan umumnya yang menggunakan bahan

13
bakar fosil seperti bensin dan solar. Yang mana gas hasil
pembuanganya dapat menyebabkan polusi udara. Contoh kendaraan
listrik misalnya adalah mobil listrik Tesla.
2. Mobil Biodiesel
Mobil biodiesel menggantikan bakar fosil seperti bensin dan
solar dengan minyak bahan bakar dari tanaman, yang disebut dengan
biodiesel. Bahan bakar ini dibuat dari pengolahan bahan tanaman
seperti karbohidrat dari gula dan jagung.
3. Kereta Listrik
Berbeda dengan kereta api yang menggunakan mesin berbahan
bakar diesel, kereta api menggunakan jalur listrik di atasnya untuk
menggerakkan lokomotif kereta. Listrik yang dialirkan ini dapat
berasal dari pembangkit listrik dari sumber alternatif, seperti tenaga
panas bumi dan angin.
4. Pesawat Tenaga Surya
Pesawat tenaga surya memiliki panel surya di bagian sayap dan
atas badannya. Panel surya ini mengubah energi sinar matahari
menjadi energi listrik, kemudian energi listrik ini digunakan untuk
menggerakkan turbin pesawat sehingga pesawat dapat terbang.

b. Mulai Melakukan Recycle.


Dengan recycle atau daur ulang, bisa meminimalisir penggunaan
material mentah untuk produksi barang baru. Proses ini juga akan
membantu untuk mengurangi emisi gas buang industri. Sampah-sampah
yang berupa benda padat bisa menyebabkan munculnya gas rumah kaca
yang menyebabkan pencemaran. Recycle akan mencegah benda-benda
padat terbuang menjadi sampah sehingga polusi bisa dikurangi
contohnya plastik sekali pakai sulit terurai jika dibiarkan begitu saja dan
jika dibakar asapnya akan menghasilkan emisi gas karbondioksida yang
akan menipiskan ozon.
c. Perusahaan yang mengeluarkan emisi harus memenuhi standar batas-
batas pencemaran udara (Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu
Udara Emisi).

14
Standar batas-batas pencemaran udara secara kuantitatif diatur
dalam Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Udara Emisi. Baku
Mutu Udara Ambien menunjukkan batas kadar yang diperbolehkan bagi
zat atau bahan pencemar terdapat di udara, tetapi tidak menimbulkan
gangguan pada makhluk hidup. Sementara itu, Baku Mutu Udara Emisi
menunjukkan batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga
tidak mengakibatkan pencemaran yang melampaui batas Baku Mutu
Udara Ambien. Dengan ketentuan tersebut, perusahaan yang
mengeluarkan emisi akan berusaha untuk menjaga agar sesuai dengan
ketentuan tersebut. Secara tidak langsung, hal tersebut telah dapat
mengendalikan laju pencemaran udara. Pengendalian emisi dapat
dilakukan dengan berbagai alat. Pemilihannya dapat dilakukan dengan
pertimbangan efisiensi, sifat kimiawi pencemar, dan lainnya.
Beberapa alat pengendali emisi yang dapat digunakan beberapa
Pabrik Industri:
1) Filter udara, contoh digunakan pada mesin pembakaran turbo
generator, dan limbah udara dari pembangkit listrik tenaga nuklir
berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar dari cerobong
agar tidak ikut terlepas ke udara sehingga hanya udara yang bersih
yang keluar ke lingkungan. Filter udara dimaksudkan untuk yang
ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke
lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari
cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati
(dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/debu) harus
segera diganti dengan yang baru Jenis filter udara yang digunakan
tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses industri.

15
Gambar Filter udara (kiri)
Tikarahayu.wordpress.com
2) Pengendap siklon, yaitu pengendap partikel yang ikut dalam emisi
dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari partikel dengan cara
partikel diembuskan ke dinding tabung siklon sehingga partikel yang
berat akan mengendap. Pengendap Siklon atau Cyclone Separators
adalah pengedap debu/abu yang ikut dalam gas buangan atau udara
dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon
adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara/gas buangan yang
sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga
partikel yang relatif “berat” akan jatuh ke bawah. Ukuran
partikel/debu/abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara
5u-40u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut
diendapkan.

Gambar Pengendap Siklon


Tikarahayu.wordpress.com
3) Pengendap elektrostatik sebagai contoh yang menggunakan alat
ini adalah pabrik semen, gula dan PLTU. Alat pengendap

16
elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor
dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya
adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara
secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Pengendap presipitator elektrostatis atau Alat Cottrell (Cottrell's
smoke precipitator), adalah alat yang menghilangkan partikel
kotoran di asap dari cerobong pembakaran pabrik dengan
menggunakan prinsip elektrostatika (listrik statis) pada tegangan
tinggi. Asap pabrik merupakan contoh dari aerosol, yaitu
koloid dengan partikel terdispersi fase padat atau cair, dan medium
pendispersi fase gas. Asap terdiri dari partikel kecil terdispersi
misalnya berupa jelaga (karbon yang tidak terbakar) yang tersebar
melalui udara panas.

Pada pengendap elektrostatis, asap akan lewat pada mesh (jaring-


jaring) kawat logam yang bermuatan negatif. Akibatnya, elektron
akan menempel di partikel jelaga yang kemudian akan memberikan
muatan listrik pada partikel jelaga di asap. Partikel jelaga di asap
bermuatan listrik akan menempel pada logam di pengendap
elektrostatis yang bermuatan positif. Sehingga pengendap
elektrostatis ini akan mengeluarkan jelaga dari asap dan melepaskan
udara yang bersih dari cerobong.

Gambar Pengendap Elektrostatik


Sumber gambar: Kencanaonline.com

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukannya zat energi
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas
udara menurun atau singkatnya perusakan terhadap kualitas udara.
2. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan, seperti
industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Selain itu
pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam,
seperti kebakaran hutan, gunung api meletus, gas alam beracun, dan lain-
lain.
3. Jenis-jenis polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara
lain: Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida
(SO2), Partikulat, Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida.
4. Beberapa dampak dari pencemaran udara, yaitu hujan asam, penipisan
lapisan ozon, pemanasan global (efek rumah kaca), dan masalah
kesehatan.
5. Pencegaran/cara meminimalisir pencemaran udara dapat dilakukan
dengan menerapkan program penghijauan, hemat energi, dan
mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
6. Alternatif pencegahan pencemaran udara dengan konsep IPA, yaitu:
a. Menggunakan energi yang ramah lingkungan, seperti pembangkit
listrik tenaga angin, tenaga panas bumi, dan tenaga air. Untuk
kendaraan, dapat menggunakan kendaraan bertenaga listrik,
biodiesel, maupun tenaga surya,
b. Mulai melakukan recycle atau daur ulang,
c. Perusahaan yang mengeluarkan emisi harus memenuhi standar
batas-batas pencemaran udara (Baku Mutu Udara Ambien dan
Baku Mutu Udara Emisi).

18
3.2 Saran

Kepada pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi dalam


pelajaran yang berkenaan dengan mata kuliah wawasan kependidikan. Selain
itu, pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat disempurnakan pada kesempatan selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung: TARSITO.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius

Arifin, Zainal dan Sukoco. 2009. Pengendalian Polusi Kendaraan. Bandung:


Alfabeta

Anonim. 2013. “Makalah Pencemaran Udara”, dalam


kanalispolban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalah-pencemaran-udara/
diakses pada 4 Oktober 2020.

NN. 2012. “Cyclone”, dalam www.tentangkimia.com diakses pada 3 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai