Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENYEHATAN UDARA-B

PENGUKURAN VENTILASI DAN UDARA DALAM RUANG


DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK II
1. Natasya Aprilia (P07133218023)
2. Rahma Utari (P07133218030)
3. Indah Yulyana (P07133218013)
4. Musviratul Aula (P07133218020)
5. Anisyah (P07133218007)
6. Santri Alafany (P07133218034)
7. Amika Fitasari (P07133218005)
8. M.Akhyar Zulfia (P07133218016)

Dosen Pembimbing : Junaidi, SKM, M.Si

POLTEKKES KEMENKES ACEH JURUSAN KESEHATAN


LINGKUNGAN TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
praktekpenyehatanudara B ini.

Adapun Laporan Praktek penyehatanUdara-B ini telah kami usahakan semaksimal


mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya.Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki laporan ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari laporan ini kita dapat mengambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap kita semua.

Banda Aceh, 27 Maret 2021.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia,
hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara
bersih yang dibutuhkan untuk kehidupan di bumi merupakan gas yang tidak tampak, tidak
berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah
sulit diperoleh, khususnya di daerah yang memiliki banyak industri.
Kebutuhan akan udara bersih semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk di dunia, hal ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi krisis udara yang sehat karena itu
udara perlu dijaga dan diperhatikan kesehatannya. Apabila terjadi penambahan gas-gas lain
kedalam udara yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka udara
dikatakan sudah tercemar.
Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai
oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan tentu dapat
menyebabkan dampak terhadap mahluk hidup.
Negara dengan tingkat polusiu dara paling tinggia dalah Iran, Mongolia, India, Pakistan dan
Botswana, sedangkan Kanada dan Amerika Serikat, merupakan dua negara dengan tingkat
pencemaran udara yang rendah. Survei tersebut dirilis WHO padatahun 2011.
Berdasarkan pemantauan dari pencemaran udara tertinggi di perkotaan, emisi transportasi
terbukti sebagai penyumbang pencemaran udara tertinggi di Indonesia yaknisekitar 85%.
Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas 2 buang yang buruk, akibat
perawatan yang kurang memadai atau pun dari penggunaan bahan bakar (bensin) dengan kualitas
kurang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Udara

Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada
di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan
manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Status mutu udara ambien adalah
keadaan mutu udara di suatu tempat pada saat dilakukan inventarisasi. Baku mutu udara ambien
adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya
ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Perlindungan
mutu udara ambien adalah upaya yang dilakukan agar udara ambien dapat memenuhi fungsi
sebagaimana mestinya. Kualitas Fisik Udara dalam Ruang adalah nilai parameter yang
mengindikasikan kondisi fisik udara dalam rumah seperti kelembaban, pencahayaan, suhu, dan
partikulat. Persyaratan kualitas udara dalam ruang yang meliputi Kualitas fisik adalah : Suhu
udara, pencahayaan, kelembaban, kebisingan, partikulat debu.

2.2 Persyaratan Kualitas Fisik Udara Dalam Ruang

a. Suhu udara

Suhu udara adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri standart Suhu adalah Suhu 18 C 28 C.

b. Kelembaban

Kelembapan udara (humidity gauge) adalah jumlah uap air diudara (atmosfer).
Kelembapan adalah konsentrasi uap air diudara. Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan
udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat
yang digunakan untuk mengukur kelembapan disebut dengan Higrometer. Persyaratan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri standart Kelembaban adalah
40 % - 60 %.

c. Pencahayaan

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran Dan Industri standart intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.
Prinsip penerangan yang baik adalah jumlah dan intensitas penerangan yang diperlukan
hendaknya disesuaikan dengan jenis pekerjaan, daya lihat seseorang dan lingkungannya.
d. Kebisingan

Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau
membahayakan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1015 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran Dan Industri standart tingkat kebisingan di ruang kerja tanpa pelindung maksimal 85
dba.

e. Partikulat debu

Partikulat debu merupakan partikel padat yang terbentuk karena adanya kegiatan alami
atau mekanik seperti penghalusan, penghancuran, peledakan pengayaan atau pengeboran.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri standart kandungan
debu maksimal didalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam adalah sebagai berikut :
Debu total 0,15 mg/m.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
 Panjang Ruang¿ 8 m
 LebarRuang¿ 8 m
 Tinggi Ruang¿ 10 m
 Luas ventilasi (F) ¿ 1 ,72 m ×1 ,33 m
 Tinggi ventilasidarilantai (H) ¿ 1 ,15 m
 Suhukamar (t 1) ¿ 28 ° C
 Suhuluarruangan (t 2) ¿ 26 ° C
Rumus :
1 ,2 v
T¿

F ( t 1−t ) H
2

1, 2 v
T¿

F ( t1 – t ) H
2

3
1, 2(160 m )
T¿
2, 28 m2 √ 28 ℃−26℃ 1 ,15 m
( )

192
T¿
2, 28 ( 1 ,51 )
192
T¿
3 , 44
T ¿ 55 , 81 Menit t≈ 56 menit
Jadi udara yang masuk adalah 160 m3 × 56 menit t¿ 8 , 96 m3/menit ≈ 9 m3/menit
3
≈ 540 m /jam
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN:
Dari hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan pada Jumat, 26 Maret 2021 yang
dilakukan pada ruang tingkat 1 DIII Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Aceh, dan
dilakukan pada jam 11.20 WIB. Di dapatkan hasil bahwa waktu pergantian udara yang terjadi di
ruang tingkat 1 DIII KESLING adalah 9m3/menit yang berarti di butuhkannya 540 m3/jam udara.
Maka di dapatkan bahwa udara yang diperlukan untuk satu mahasiswa adalah sebesar 22
3
m /jam jika terdapat 25 mahasiswa dalam satu ruang terutama ruang tingkat 1 DIII Kesehatan
Lingkungan.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai