Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH

BAKU MUTU UDARA AMBIEN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
KELAS : VA
NAMA :

1. RAPDO SAHALANA SILABAN 20 644 001


2. ERMA WATI SOLINA 20 644 004
3. SEKAR AFIFAH NUR HALIMAH 20 644 010
4. RINDY MAULIDDINA 20 644 019
5. AMELIA RISKI 20 644 047

S-1 TERAPAN TEKNOLOI KIMIA INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

1
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Baku Mutu Udara Ambien” ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Bapak Firman, S.T., M.Eng pada mata kuliah
Teknologi Pengolahan Limbah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Peraturan Pemerintah yang membahas tentang baku
mutu limbah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Firman, S.T., M.Eng
selaku dosen Teknologi Pengolahan Limbah yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 08 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii


BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II ISI .................................................................................................................. 3
2.1 Regulasi Baku Mutu Udara Ambien ...................................................................... 3
2.2 Analisis Kualitas Udara Ambien ............................................................................ 3
2.3 Pengatasan Masalah Kualitas Udara Ambien.......................................................... 7
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 16
Kesimpulan .................................................................................................................. 17
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Udara Ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan


troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang
dibutuhkan dan berpengaruh terhadap kesehatan manusia, makhluk hidup,
dan unsur Lingkungan Hidup lainnya. Udara mempunyai arti yang sangat
penting di dalam kehidupan makhluk hidup dan keberadaan benda-benda
lainnya. Sehingga udara merupakan sumber daya alam yang harus
dilindungi untuk hidup dan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Hal ini berarti bahwa pemanfaatannya harus dilakukan secara bijaksana
dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan
datang. Untuk mendapatkan udara sesuai dengan tingkat kualitas yang
diinginkan maka pengendalian pencemaran udara menjadi sangat penting
untuk dilakukan.
Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara
sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya yang
akhirnya tidak dapat digunakan lagi sebagaimana mestinya sesuai dengan
fungsinya. Dalam pencemaran udara selalu terkait dengan sumber yang
menghasikan pencemaran udara yaitu sumber yang bergerak (umumnya
kendaraan bermotor) dan sumber yang tidak bergerak (umumnya kegiatan
industri) sedangkan pengendalian selalu terkait dengan serangkaian kegiatan
pengendalian yang bermuara dari batasan baku mutu udara. Dengan adanya
tolok ukur baku mutu udara akan dapat dilakukan penyusunan dan
penetapan kegiatan pengendalian pencemaran udara. Penjabaran kegiatan
pengendalian pencemaran udara nasional merupakan arahan dan pedoman
yang sangat penting untuk pengendalian pencemaran udara di daerah.
Mengacu kepada Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup
ditetapkan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah tercapainya
keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan

1
hidup dengan mempertimbangkan generasi kini dan yang akan datang serta
terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
Pengendalian pencemaran udara mengacu kepada sasaran tersebut sehingga
pola kegiatannya terarah dengan tetap mempertimbangkan hak dan
kewajiban serta peran serta masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana regulasi terkait baku mutu udara ambien?
2. Bagaimana cara analisis kualitas udara ambien di salah satu kota
Indonesia?
3. Bagimana cara mengatasi permasalahan kualitas udara ambien?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui regulasi terkait baku mutu udara ambien


2. Untuk mengetahui cara analisis kualitas udara ambien di salah satu kota
Indonesia
3. Mengetahui cara mengatasi permasalahan kualitas udara
ambien;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

2
BAB II

ISI

2.1 Regulasi Baku Mutu Udara Ambien

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun1999 tentang


Pengolahan, mutu udara ambien adalah kadar zat, energi, dan/atau komponen
lain yang ada di udara bebas. Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas
atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada
dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara
embien. Parameter baku mutu udara ambien sudah diatur seperti yang
terdapat dalam lampiran VII PP Nomor 22 Tahun 2021 sebagai berikut.
Tabel 2.1 Baku Mutu Udara Ambien

3
Keterangan :

g/m3= konsentrasi dalam mikrogram per meter kubik, pada kondisi atmosfer
normal, yaitu tekanan (P) 1 atm dan temperatur (T) 25C.

* Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama 1 (satu) jam


adalah konsentrasi hasil pengukuran yang dilakukan setiap 30 (tiga
puiuh) menit (dalam l jam dilakukan 2 kali pengukuran) dan dilakukan di
antara pukul 11:00 - 14:O0 waktu setempat

** Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama 8 (delapan)


jam adalah konsentrasi dari waktu pengukuran yang dilakukan di antara
pukul 06:00 - 18:00 waktu setempat.

*** Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama 3 (tiga)


jam adalah konsentrasi dari waktu pengukur yang dilakukan di antara
pukul 06:00 - 10:00 waktu setempat.

Baku Mutu Udara Ambien juga diatur dalam Peraturan Pemerintah


Nomor 41 Tahun 1999. Parameter-parameter baku mutu udara ambien dapat
dilihat pada Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Baku Mutu Udara Ambien Nasional

(tabel)

4
2.2 Kualitas Udara di Beberapa Kota Besar di Indonesia

Kualitas udara berkontribusi terhadap status kesehatan masyarakat.


Polusi udara dapat menyebabkan berbagai masalah yang berdampak pada
kesehatan, harta benda, ekosistem serta iklim. Maka dari itu upaya analisis

5
pemantauan kualitas udara ambien sangatlah penting. Pemantauan kualitas
udara ambien dilakukan dengan mengidentifikasi parameter-parameter baku
mutu udara ambien sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2021
dan Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999.

Berikut adalah beberapa contoh hasil analisis pemantauan kualitas


udara di kota Jember dan kota Tegal.

2.2.1 Analisis Kualitas Udara Ambien Kabupaten Jember


Uji kualitas udara dilakukan di 14 titik ruas jalan raya di wilayah
perkotaan Kabupaten Jember. Penentuan lokasi pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling yang mengacu pada SNI 19-
7119.6-2005. Pengukuran dan analisis kuailtas udara dilakukan oleh
Laboratorium lingkungan yang terakreditasi nasional (KAN). Pengukuran
kualitas udara ambien dilakukan di 14 titik sampel di Kabupaten Jember,
sebagai berikut:
1. Terminal Tawang Alun
2. Perempatan Mangli
3. Perempatan Jalan Imam Bonjol – Gajahmada
4. Pertigaan Armed (Jalan Letjen Suprapto)
5. Perlimaan Gladak Kembar
6. Alun-alun Jember
7. Pertigaan Jalan Moh. Sroedji
8. Pertigaan Arjasa – Kalisat
9. Perempatan Jalan Mastrip
10. Bundaran DPRD
11. Pertigaan Wirolegi
12. Terminal Pakusari
13. Perempatan Tegal Besar Permai;
14. Perempatan Pasar Tanjung (Jalan Trunojoyo – Jalan Cokroaminoto)
Lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 2.1.

6
Gambar 2.1 Lokasi Pengambilan Sampel Udara
Parameter kualitas udara yang diukur adalah : Sulfur Dioksida (SO2), Karbon
Monoksida (CO), Nitrogrn Oksida (NO 2), Oksidan (O3), Debu (TSP),
Hidrogen Sulfida (H2S), Amoniak (NH3), Timash Hitam (Pb), Hidrokarbon
(HC), dan kebisingan. Hasil uji paramter kualitas udara pada 14 titik sampel
udara dipaparkan sebagai berikut.
A. Sulfur Dioksida (SO2)

Gambar 2.2 Grafik Hasil Uji Sulfur Dioksida (SO2)


Terdapat 8 titik sampel yang memiliki kadar SO 2 melebihi baku
mutu. Kadar SO2 tertinggi terdapat pada titik sampel 1 (Terminal Tawang
Alun) yaitu sebesar 758,3 µg/Nm3dan kadar SO2 terendah terdapat pada
titik sampel 12 (Terminal Pakusari) yaitu sebesar 9,428 µg/Nm3.
B. Karbon Monoksida (CO)

7
Gambar 2.3 Grafik Hasil Uji Karbon Monoksida (CO)
Hasil uji CO menunjukkan bahwa tidak terdapat titik sampel yang
memiliki kadar CO melebihi baku mutu. Kadar CO tertinggi terdapat
pada titik sampel 1 (Terminal Tawang Alun). Jika terhirup, gas karbon
monoksida dapat membahayakan kesehatan manusia. Gas CO juga
berefek negatif terhadap kualitas lingkungan hidup flora dan fauna.
C. Nitrogen Oksida

Gambar 2.4 Grafik Hasil Uji Nitrogen Oksida


Hasil uji NO2 menunjukkan bahwa tidak terdapat titik sampel
udara ambien yang memiliki kadar NO2 melebihi baku mutu. Kadar NO2
tertinggi yaitu sebesar 43,4 µg/Nm3 yang terdapat pada titik sampel 11
(pertigaan Wirolegi), dan kadar NO2 terendah yaitu sebesar 0 µg/Nm3
terdapat pada titik sampel 3 (perempatan Jalan Imam Bonjol-Gajahmada).
D. Oksidan

8
Gambar 2.5 Grafik Hasil Uji Oksidan
Hasil Uji O3 menunjukkan bahwa terdapat 2 titik sampel yang
memiliki kadar O3 yang melebihi baku mutu yaitu pada titik sampel 1
(Terminal Tawang Alun) dengan kadar O3 sebesar 213 µg/Nm3 dan titik
sampel 8 (pertigaan Arjasa-Kalisat) dengan kadar O3 sebesar 208 µg/Nm3.
Kadar O3 terendah yaitu terdapat pada titik sampel 12 (Terminal Pakusari)
dengan kadar O3 sebesar 1 µg/Nm3.
E. Debu (TSP)

Gambar 2.6 Grafik Hasil Uji TSP


Hasil uji TSP menunjukkan bahwa tidak terdapat titik sampel
udara ambien yang memiliki kadar TSP melebihi baku mutu. Keempat
belas titik sampel tersebut masih tergolong aman menurut kadar TSP
udara. Kadar TSP tertinggi terdapat pada tiik sampel 13 (perempatan
Tegal Besar Permai) yaitu sebesar 0,215 µg/Nm3 dan TSP terendah
terdapat pada titik sampel 4 (pertigaan Armed) yaitu sebesar 0,0093
µg/Nm3.

9
F. Hidrogen Sulfida (H2S)

Gambar 2.7 Grafik Hasil Uji Hidrogen Sulfida (H2S)


Hasil uji H2S menunjukkan bahwa tidak terdapat titik sampel
udara di Kabupaten Jember yang memiliki kadar H2S di udara ambien
yang melebihi baku mutu lingkungan. Kadar H2S tertinggi terdapat di titik
sampel 9 (perempatan Mastrip) yaitu sebesar 16,5 µg/Nm3, sedangkan
kadar H2S terendah terdapat pada titik sampel 8 (pertigaan Arjasa-Kalisat)
yaitu sebesar 2,29 µg/Nm3.
G. Amoniak (NH3)

Gambar 2.8 Grafik Hasil Uji Amoniak (NH3)


Hasil uji NH3 pada keempat titik sampel udara ambien di
Kabupaten Jember tidak ada yang melebihi baku mutu. Kadar NH3
tertinggi yaitu terdapat pada titik sampel 4 (pertigaan Armed) sebesar
239,20 µg/Nm3 dan kadar NH3 terendah yaitu terdapat pada titik sampel 9
(perempatan Mastrip) sebesar 4,45 µg/Nm3.

10
H. Timbal (Pb)
Pb dihasilkan dari emisi gas buang kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor yang menggunkan BBM berkontribusi besar dalam
menyumbang Pb di udara.

Gambar 2.9 Grafik Hasil Uji Timbal (Pb)


Berdasarkan gambar 9, kadar Pb pada semua titik sampel udara
ambien di Kabupaten Jember adalah 0 ppm. Hal tersebut menunjukkan
bahwa udara ambien di Kabupaten Jember aman dari polutan Pb.
I. Hidrokarbon (HC)

Gambar 2.10 Grafik Hasil Uji HC


Kadar HC di udara ambien pada 14 titik sampel di Kabupaten
Jember adalah 0 ppm. Sama halnya dengan kadar Pb, berdasarkan kadar
HC keempat belas titik sampel udara ambien di Kabupaten Jember tidak
tercemar oleh HC. Hidrokarbon dapat dihasilkan dari pembakaran tidak
sempurna pada kendaraan bermotor, termasuk di dalam senyawa alifatik
dan aromatik yang terdapat dalam bahan bakar. Sumber polusi yang
utama berasal dari transportasi kendaraan bermotor.

11
J. Kebisingan

Gambar 2.11 Grafik Hasil Uji Kebisingan


Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan atau yang
mengganggu. Kebisingan berpotensi mengganggu psikologis manusia.
Berdasarkan hasil uji kebisingan pada 14 titik sampel di Kabupaten
Jember, diperoleh hasil bahwa semua titik sampel memiliki tingkat
kebisingan yang melebihi baku mutu lingkungan. Tingkat kebisingan
tertinggi yaitu terdapat pada titik sampel 5 (perlimaan Gladak Kembar)
dengan tingkat kebisingan sebesar 81,9 dBA, dan tingkat kebisingan
terendah yaitu terdapat pada titik sampel 12 (Terminal Pakusari) yaitu
sebesar 73 dBA. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas jalan raya di
Kabupaten Jember terpapar kebisingan akibat padatnya lalu lintas
kendaraan.
Secara umum kualitas udara ambien di Kabupaten Jember masih
relatif baik (memenuhi baku mutu lingkungan) yang dipersyaratkan. Namun
masih terdapat tiga parameter yang melebihi baku mutu. Dari sisi Sulfur
Dioksida (SO2), terdapat 8 titik sampel (57,14%) yang memiliki kadar SO2
melebihi baku mutu, yaitu Terminal Tawang Alun, perempatan Mangli,
perempatan Jalan Imam Bonjol – Gajahmada, pertigaan Armed, perlimaan
Gladak Kembar, Alun-alun Jember, pertigaan Arjasa –
Kalisat, dan perempatan Mastrip.
Sedangkan Oksidan (O3), terdapat 2 titik sampel yang memiliki kadar
O3 yang melebihi baku mutu yaitu pada Terminal Tawang Alun dan

12
pertigaan Arjasa-Kalisat. Terakhir dari sisi kebisingan kota, semua titik
sampel memiliki tingkat kebisingan yang melebihi baku mutu lingkungan.
Tingkat kebisingan tertinggi yaitu terdapat pada perlimaan Gladak Kembar
dan tingkat kebisingan terendah yaitu terdapat pada Terminal Pakusari.

2.2.2 Analisis Kualitas Udara Ambien Kota Tegal

Parameter Kualitas Udara Ambien yang dianalisis adalah : Sulphur


Dioksida (SO2); Nitrogen Dioksida (NO2); Ozon (O3); Total Partikel (TSP);
Carbon Monooksida (CO); Amoniak (NH3); Hidrogen Sulfida (H2S); Tingkat
kebisingan; PM10 (24 jam); Kualitas Udara dengan Passive sampler; Sulfur
Oksida (SOx); Nitrogen Oksida (NOx).

Pengambilan contoh kualitas udara ambien dilakukan pada 1 (satu)


titik sampling kualitas udara ambien selama 24 jam dan di 5 (lima) titik
sampling menggunakan metode passive sampler yang tersebar
di Kota Tegal. Lokasi pengambilan contoh kualitas udara diambil untuk
mewakili beberapa kawasan di Kota Tegal, antara lain kawasan permukiman,
kawasan industri, perkantoran, transportasi dan perdagangan. Lokasi tersebut
adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 Lokasi Pengambilan Sampel Uji Udara Ambien

No Lokasi Sampling Metode Sampler

1. Transportasi (Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo) Pengambilan contoh


kualitas udara
ambien (24 jam)

2. Transportasi (Jl. Mataram) Passive sampler

3. Permukiman (Kecamatan Tegal Selatan) Passive sampler

4. Industri (Jl. Mataram) Passive sampler

5. Perkantoran (Balaikota Tegal) Passive sampler

6. Perdagangan (Jl. Ahmad Yani/Pasar Pagi) Passive sampler

13
Gambar 2.12 Lokasi Pengambilan Sampel Udara Ambien

Hasil analisis pengujian sampel udara ambien disajikan pada Tabel


2.4 dan Tabel 2.5.

Tabel 2.4 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Ambien Kawasan Transportasi


Jl. DR. Cipto Mangunkusumo

No Parameter Satuan Hasil Baku Mutu PP No


Pengujian 41 Th 1999

1. Sulfur dioksida (SO2) µg/Nm3 <34 365

2. Nitrogen Dioksida µg/Nm3 48 150


(NO2)

3. Ozon (O3) µg/Nm3 55 235

4. Karbon Monoksida µg/Nm3 1 10.000


(CO)

5. Debu, TSP µg/Nm3 131 230

6. Partikel < 10 µm (PM10) µg/Nm3 40 150

14
7. Sulfida ppm 0,04 0,02 (SK Gub.
Jateng No. 8 Th
2001)

8. Amoniak (NH2) ppm 0,03 2 (SK Gub. Jateng


No. 8 Th 2001)

9. Tingkat Kebisingan dBA 71 70 (SK Gub.


Jateng No. 8 Th
2001)

Tabel 2.5 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Ambien Metode Passive Sampler

No Lokasi Sampling Satuan SO2 NO2

1. Transportasi (Jl. Mataram) µg/m3 10 7

2. Permukiman (Kecamatan Tegal µg/m3 6 4


Selatan)

3. Industri (Jl. Mataram) µg/m3 8 5

4. Perkantoran (Balaikota Tegal) µg/m3 5 4

5. Perdagangan (Jl. Ahmad Yani/Pasar µg/m3 7 5


Pagi)

Baku Mutu PP No. 22 Th 2021 µg/m3 150 200

2.3 Pengatasan Masalah


Berdasarkan pengelolaannya, sistem pengelolaan kualitas udara
dilakukan berdasarkan suatu siklus. Siklus pengelolaan kualitas udara ( air
quality management system) dimulai dari pemantauan kualitas udara ambien

15
(lingkungan), kemudian evaluasi analisa kualitas udara dan dampaknya
berdasakan level polutan tertinggi, selanjutnya penetapan sasaran
berdasarkan National Ambient Air Quality Standards (NAAQS), lalu
dilakukan perencanaan strategi pengendalian, dan terakhir bagaimana
pelaksanaannya dalam mengendalikan pencemaran udara, lalu kembali lagi
ke tahap awal yaitu pemantauan apabila dibutuhkan.

Gambar 2.13 Siklus Pengelolaan Kualitas Udara

Selain itu ada beberapa langkah dalam mengendalikan pencemaran


udara berdasarkan pendekatan pengendalian, yaitu tindakan preventif
dengan mengurangi emisi, daur ulang (reycle), desain ulang (redesign),
implementasi Resource Efficient & Cleaner Production (produksi bersih
yang targetnya energi, air, dan bahan baku), dan pengelolaan end of
pipe (limbah). Selain itu juga sudah dikembangkan alat untuk
menanggulangi polutan partikulat (pengumpul) dan emisi gas (kondensator,
absorpsi, adsorpsi, Fluc Gas Desulfurization).
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak yang
dapat ditimbulkan oleh sulfur dioksida (SO2), nitrogrn dioksida (NO2), dan
kebisingan antara lain dengan cara :
a) Sumber bergerak, dengan melakukan uji emisi secara berkala dengan

16
merawat mesin kendaraan motor agar berfungsi dengan baik.
b) Sumber tidak bergerak, dengan memasang scruber pada cerobong asap dan
merawat mesin industri dengan bahan bakar yang baik.
c) Penggunaan transortasi umum untuk mengurangi jumlah kendaraan
pribadi yang dapat menghasilkan pencemaran dan kebsingin yang lebih
tinggi.
Pencegahan dan penanggulangan terkait kualitas udara ambien juga
diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.

17
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Baku mutu udara ambien diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesi Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran
Udara.
2. Di Kabupaten Jember terdapat parameter yang melebihi baku mutu udara
ambien, yaitu sulfur dioksida (NO2), Oksidan (O3), dan kebisingan.
Sedangkan di Kota Tegal parameter yang melebihi baku mutu udara
ambien adalah kebisingan dan sulfida.
3. Siklus pengelolaan kualitas udara secara berurutan dimulai dari
pemantauan kualitas udara ambien, evaluasi analisa kualitas udara dan
dampaknya berdasakan level polutan tertinggi, selanjutnya penetapan
sasaran berdasarkan NAAQS, perencanaan strategi pengendalian, dan
terakhir bagaimana pelaksanaannya dalam mengendalikan pencemaran
udara, lalu kembali lagi ke tahap awal yaitu pemantauan apabila
dibutuhkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adi Permana. 2020. Cara pengendalian Pencemaran Udara Menurut Prof. Puji
Lestari. URL : https://www.itb.ac.id/berita/detail/57584/cara
pengendalian-pencemaran-udara-menurut-prof-puji-lestari. Dikases 08
November 2022 pukul 07.55 WITA
Khoiron. Dan Moelyaningrum, A.D. (2022). Analisis Kualitas Udara Ambien di
Kabupaten Jember Sebagai Salah Satu Indikator Kota Sehat. 23(1) : 134-
139
Lampiran VII Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Pradifan, A., Widayat., dan Suprihanto, A. (2021). Pemantauan Kualitas Udara
Kota Tegal (Studi Kasus : Kecamatan Tegal Selatan, Kecamatan Tegal
Barat, Kecamatan Tegal Timur). Jurnal Ilmu Lingkungan . 19(1) : 73-82.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara

19

Anda mungkin juga menyukai