Anda di halaman 1dari 59

MATA KULIAH

LINGKUNGAN TAMBANG
RUSNOVIANDI LUBIS

BAKU MUTU LINGKUNGAN


Dan
NILAI AMBANG BATAS

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI


PADANG
2016

DEFENISI BAKU MUTU


Menurut Ahli Hukum
Suatu peraturan pemerintah yang resmi yang harus
dilaksanakan, yang mengenai spesifikasi dari jumlah
bahan pencemar yang boleh dibuang atau jumlah
kandungan yang boleh berada dalam media ambien.
Menurut para ahli teknik
Merupakan spesifikasi dari jumlah bahan pencemar yang
mungkin boleh dibuang, tetapi tidak selalu merupakan
peraturan resmi yang harus diikuti.

DEFENISI BAKU MUTU LINGKUNGAN


Menurut UU. No 32 Tahun 2009
Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas
atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber
daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

DEFENISI BAKU MUTU LINGKUNGAN


Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat
atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan
gangguan terhadap makhluk hidup atau benda lainnya.
Menurut pengertian secara pokok, baku mutu adalah peraturan
pemerintah yang harus dilaksanakan yang berisi spesifikasi dari jumlah
bahan pencemar yang boleh dibuang atau jumlah kandungan yang boleh
berada dalam media ambien.
Secara objektif, baku mutu merupakan sasaran ke arah mana suatu
pengelolaan lingkungan ditujukan.

TUJUAN ADANYA BML


Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh
berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan
pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan
Baku Mutu Lingkungan.
BML juga harus diterapkan dalam industri PERTAMBANGAN

Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di manamana dengan laju yang sangat cepat.
Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin
berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia
termasuk logam berat.
Pencemaran lingkungan secara umum dapat dikategorikan menjadi:
Pencemaran air
Pencemaran udara
Pencemaran tanah

Baku Mutu Lingkungan dapat berbeda untuk setiap


lingkungan, wilayah atau waktu mengingat akan
perbedaan tata gunanya.
Perubahan keadaan lingkungan setempat serta
perkembangan teknologi akan mempengaruhi kriteria
dan pembakuan yang telah ditetapkan.

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
BAKU MUTU LINGKUNGAN
Identifikasi dari penggunaan sumber daya atau media ambien yang harus dilindungi
(objektif sumber daya tersebut tercapai).
Merumuskan formulasi dari kriteria dengan menggunakan kumpulan dan pengolahan
dari berbagai informasi ilmiah.
Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria.
Merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam lingkungan yang akan
menghasilkan keadaan kualitas baku mutu ambien yang telah ditetapkan.
Membentuk program pemantauan dan penyempurnaan untuk menilai apakah
objektif yang telah ditetapkan tercapai.

SISTEM BML

(Kep.Men LH No. 51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi


Kegiatan Industri. (Ada 21 jenis Industri)

SISTEM BML

PP No. 82 Th. 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian


Pencemaran Air)

PENETAPAN BML
Menteri

Negara

Kependudukan

dan

Lingkungan

Hidup

dalam

keputusannya

KEP-03/MENKLH/II/1991 telah menetapkan baku mutu air pada sumber air, baku mutu
limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi dan baku mutu air laut.

Dalam keputusan tersebut yang dimaksud dengan:


1) Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah batas kadar yang
diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi
sesuai dengan peruntukannya

PENETAPAN BML
2) Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga
tidak meyebabkan dilampauinya baku mutu air.

3) Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap mahluk hidup,
tumbuh-tumbuhan dan atau benda.

PENETAPAN BML
4) Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak
mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien;

5) Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain
yang ada atau harus ada, dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut.

BAKU MUTU AIR DAN LIMBAH CAIR


Baku mutu air diterapkan untuk menentukan kebijaksanaan
perlindungan sumberdaya air dalam jangka panjang, sedangkan baku
mutu air limbah (effluent standard) dipergunakan untuk perencanaan,
perizinan, dan pengawasan mutu air limbah dan perbagai sektor seperti
pertambangan dan lain-lain.
Kriteria kualitas sumber air di Indonesia ditetapkan berdasarkan
pemanfaatan sumber-sumber air tersebut dan mutu yang ditetapkan
berdasarkan karakteristik suatu sumber air penampungan tersebut dan
pemanfaatannya.

BADAN AIR
1. Golongan A, yaitu air yang dapat
digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih
dahulu.

2. Golongan B, yaitu air baku yang baik


untuk air minum dan rumah tangga dan
dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lainnya tetapi tidak sesuai untuk
golongan A.

BADAN AIR
3. Golongan C, yaitu air yang baik untuk keperluan
perikanan dan peternakan, dan dapat dipergunakan untuk
keperluan lainnya tetapi tidak sesuai untuk keperluan
tersebut pada golongan A dan B.

4. Golongan D, yaitu air yang baik untuk keperluan


pertanian dan dapat dipergunakan untuk perkantoran,
industri, listrik tenaga air, dan untuk keperluan lainnya,
tetapi tidak sesuai untuk keperluan A, B, dan C.

BADAN AIR
5. Golongan E, yaitu air yang tidak
sesuai untuk keperluan tersebut dalam
golongan A, B, C, dan D.

Untuk melindungi sumber air sesuai dengan kegunaannya, maka perlu ditetapkan baku
mutu limbah cair dengan berpedoman kepada alternatif baku mutu limbah cair yang
telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup No. KEP-03/MENKLH/II/1991.

BAKU MUTU UDARA


Baku mutu udara ambien dan emisi ditetapkan dengan maksud untuk melindungi
kualitas udara di suatu daerah.
Baku mutu udara ambien dan emisi limbah gas yang dibuang ke udara harus
mencantumkan secara jelas dalam izin pembuangan gas.
Semua kegiatan yang membuang limbah gas ke udara ditetapkan mutu emisinya
dalam pengertian :
1) Mutu emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara tidak melampaui baku mutu
udara emisi yang telah ditetapkan.
2) Tidak menyebabkan turunnya kualitas udara.

BAKU MUTU UDARA

Baku mutu udara ambien terdiri dari 9 jenis


1) Sulfur dioksida;
2) Karbon monoksida;
3) Oksida nitrogen;
4) Oksida;
5) Hidrogen sulfida;
6) Hidrokarbon;
7) Amoniak;
8) Timah hitam/timbal;
9) Debu.

BAKU MUTU UDARA AMBIEN


Udara ambien adalah udara sekitar kita yang apa adanya
yang sehari-hari kita hirup.
Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari
gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan
gas karbon dioksida (0,03%).

BAKU MUTU UDARA AMBIEN


Parameter

Baku mutu

Waktu

SO2, ug/M3 (ppm)

260 (0.1)

24 jam

CO ug/M3 (ppm)

2.260 (20)

8 jam

NOx ug/M3 (ppm)

92.5 (0.05)

24 jam

O3 ug/M3 (ppm)

200 (1.0)

1 jam

Debu ug/M3 (ppm)

260

24 jam

Pb ug/M3 (ppm)

60

24 jam

H2S ug/M3 (ppm)

42 (0.03)

30 menit

NH3 ug/M3 (ppm)

1.360 (2)

24 jam

HC ug/M3 (ppm)

160 (0.24)

3 jam

(KepMen KLH. No. 02/MENKLH/1988): 9

BAKU MUTU UDARA EMISI


o Udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber emisi seperti knalpot
kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik.
o Tergantung dari pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara ambien
atau tidak mencemari udara ambien.
o Untuk itu, perlu dilakukan pemantauan terhadap parameter kualitas udara emisi maupun
udara ambien.
o Parameter-parameter kualitas udara yang dipantau umumnya hampir sama seperti gas
SOx, CO, NO2 dan partikulat yang berbentuk padat.

BAKU MUTU UDARA EMISI


Baku Mutu Emisi Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batu
Bara (Berlaku efektif tahun 2000)
(Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor Kep-13/MENLH/3/1995;
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; tanggal 7 Maret 1995)

Parameter

Batas maksimum (mg/m3)

1. Total Pertikel

150

2. Sulfur Dioksida (SO2)

750

3. Nitrogen Oksida (NO2)

850

4. Opasitas

20%

Catatan :
- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2
- Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 3% O2
- Volume gas dalam keadaan standar (25o C dan tekanan 1 atm)
- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk
memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.
- Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan.

BAKU MUTU UDARA EMISI


Baku Mutu Emisi Untuk Industri Semen (Berlaku efektif tahun 2000)
(Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor Kep-13/MENLH/3/1995;
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; tanggal 7 Maret 1995)
Sumber

Parameter

Batas Maksimum (mg/m3)

1.

Tanur putar (Kilns)

Total partikel
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Opasitas

80
800
1000
20%

2.

Pendingin Terak (Clinker


Coolers)

Total partikel

80

3.

Millin, Grinding, Alat


pengangkut (Conveying),
Pengepakan (Bagging) .

Total partikel

80

4.

Tenaga Ketel Uap (Power


Boiler)

Total partikel
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Oksida (NO2)

230
800
1000

Catatan
Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2
Konsentrasi partikel untuk sumber pembakaran (misal Kiln) harus dikoreksi sampai 7% O2
Volume gas dalam keadaan standar (25o C dan tekanan 1 atm)
Standar di atas berlaku untuk proses kering
Batas maksimum total partikel untuk :
Proses basah = 250 mg/m 3
Shaft kiln
= 500 mg/m 3
Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk
memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.
Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan.

BAKU MUTU UDARA EMISI


Baku Mutu Emisi Untuk Jenis Kegiatan Lain (Berlaku efektif tahun 2000)
(Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor Kep-13/MENLH/3/1995;
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; tanggal 7 Maret 1995)

Parameter

Batas maksimum (mg/m3)

Bukan Logam
1. Ammonia (NH3)
2. Gas Klorin (Cl2)
3. Hidrogen Klorida (HCl)
4. Hidrogen Fluorida (HF)
5. Nitrogen Oksida (NO2)
6. Opasitas
7. Partikel
8. Sulfur Dioksida (SO2)
9. Total Sulfur tereduksi (H2S)
Logam
10. Air Raksa (Hg)
11. Arsen (As)
12. Antimon (Sb)
13. Kadmium (Cd)
14. Seng (Zn)
15. Timah Hitam (Pb)
Catatan
Volume gas dalam keadaan standar (25 o C dan tekanan 1 atm)

0,5
10
5
10
1000
35%
350
800
35

5
8
8
8
50
12

BAKU MUTU KEBISINGAN


Satuan kekerasan untuk bunyi adalah Desibel (dB).
Sebagai gambaran tentang tingkat bunyi adalah sbb :
Suara orang berbicara normal adalah 60-70 dB
Suara flushing toilet 75-85 dB
Konser musik Rock kekerasannya dikisaran 100dB s/d 120 dB.
Dan telinga kita mempunyai ambang batas pendengaran di angka
120dB, diangka 120dB telinga kita akan mulai merasakan sakit, angka
120dB ini juga disebut dengan threshold of pain.

BAKU MUTU KEBISINGAN


BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN
(Kepmen LH No. KEP-48/MENLH/11/1995, tanggal 25 Nopember 1995)
Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan
a.

b.

Tingkat Kebisingan dB (A)

Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman
2. Perdagangan dan jasa
3. Perkantoran dan Perdagangan
4. Ruang terbuka hijau
5. Industri
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum
7. Rekreasi
8. Khusus :

Bandar Udara

Stasiun Kereta Api

Pelabuhan Laut

Cagar Budaya
Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit dan sejenisnya
2. Sekolah atau sejenisnya
3. Tempat ibadah atau sejenisnya

Keterangan : * disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan

55
70
65
50
70
60
70
*
*
70
60

55
55
55

BAKU MUTU TANAH


Tanah merupakan campuran dari padatan organik dan

anorganik, udara, air dan mikro organisme.


Semua fasa ini saling terkait satu dengan yang lainnya.
Unsur-unsur esensial yang terdapat dalam tanah, baik
dalam fasa padat ataupun cair, juga merupakan unsurunsur yang esensial bagi tanaman dan hewan.

UNSUR-UNSUR TANAH
Unsur-unsur yang terdapat dalam tanah :
Oksigen, Hidrogen, Carbon (terutama berasal dari
udara dan air), Nitrogen, Phosphor, Potasium,
Calsium, Magnesium dan Sulfur (terutama yang
berasal dari padatan tanah).
Sedangkan unsur-unsur lain seperti Besi, Mangan,
Boron, Molibdenum, Tembaga, Seng, Chlor dan
Cobalt dipergunakan dalam jumlah yang relatif kecil.
Unsur-unsur lain seperti Natrium, Flour, Silika dan
lain-lain tampaknya tidak terlalu esensial.

Kandungan Rata-rata Unsur-unsur Esensial


Dalam Tanah
Unsurunsur

Kadar
(% berat)

Unsur-unsur

Kadar
(% berat)

O
Fe
C
Ca
K
Mg
N
P

49
4
2
1
1
0,6
0,1
0,08

Mn
S
Cl
Zn
Cu
B
Mo
Co

0,08
0,05
0,01
0,005
0,002
0,001
0,0003
0,0008

BML PERTAMBANGAN BIJIH EMAS DAN TEMBAGA

BML PENGOLAHAN BIJIH EMAS DAN TEMBAGA

BML PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

BML PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH

BML PENGOLAHAN BIJIH TIMAH

BML PENAMBANGAN BATUBARA

BML PENGOLAHAN/PENCUCIAN BATUBARA

Contoh Dampak Negatif :

Kadmium (Cd) bisa menimbulkan sakit pada


tulang, menyerang ginjal dan otot-otot.
Timbal (Pb) mengakibatkan berkurangnya kadar
Haemoglobin dan menimbulkan anemia.
Air Raksa (Hg) bisa menyebabkan susunan syaraf
menjadi kejang, rambut rontok dan jaringan
ginjal rusak.
Sinar Radio Aktif ( dan ) dapat merusak mata
dan kulit serta merusak susunan protein tubuh.

PENGERTIAN N A B
Batas konsentrasi suatu zat dalam udara yang
boleh ada yang tidak menimbulkan gangguan
kesehatan bagi seseorang yang bekerja selama 8
jam / hari atau selama 40 jam / minggu tanpa
menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti.
Batas maksimum perasaan aman manusia berada
ditempat kerjanya meskipun banyak hal terjadi.

PENGERTIAN N A B
Tiap tiap zat mempunyai NAB sendiri sendiri.
Semakin kecil NAB suatu zat berarti semakin bahaya bila
berada dalam udara kerja atau sebaliknya.

Tetapi NAB bukanlah ukuran bahaya suatu zat, karena


masih tergantung pada keadaan zat itu sendiri.

PERBEDAAN BML DENGAN NAB


1) BML untuk lingkungan ambien, sedangkan NAB untuk lingkungan
kerja.
2) Waktu pemaparan pada BML adalah 24 jam, sedangkan pada NAB
adalah 8 jam per hari.
3) Pada BML yang menjadi target terpapar adalah semua kelompok
umur, sedangkan pada NAB adalah pekerja.

4) BML memiliki kadar yang lebih kecil sedangkan NAB memiliki


kadar yang lebih besar.

NAB

Ditempat kerja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai


acuan untuk menentukan nilai ambang batas dari masing-masing
faktor tersebut.

Beberapa komponen atau faktor yang mempengaruhi rasa aman dan


nyaman ditempat kerja tersebut antara lain adalah getaran, suhu,
kebisingan, dan juga penerangan.
Dari beberapa komponen diatas dapat dilihat juga bahwa terdapat
nilai ambang batas untuk masing-masing komponen, yaitu NAB
getaran, NAB suhu, NAB kebisingan, dan juga NAB penerangan.

NAB GETARAN

Vibration
Meter

NAB SUHU
o Di Indonesia, parameter yang digunakan untuk menilai tingkat iklim
kerja adalah Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB).
o Hal ini telah ditentukan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: Kep-51/MEN/1999, Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
Di Tempat Kerja, pasal 1 ayat 9 berbunyi :
Indeks suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index)
yang disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim
kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering,
suhu basah alami dan suhu bola.

NAB SUHU
Untuk mengetahui iklim kerja di suatu tempat kerja dilakukan pengukuran besarnya tekanan panas salah
satunya dengan mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola (Tim Hiperkes, 2004) :

1. Untuk pekerjaan diluar gedung


ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering
2. Untuk pekerjaan didalam gedung
ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi
Alat yang dapat digunakan adalah heat stress area monitor untuk mengukur suhu basah, temometer kata
untuk mengukur kecepatan udara dan termometer bola untuk mengukur suhu radiasi.
Selain itu pengukuran iklim kerja dapat mengunakan questemt digital.

Pengukuran dilakukan pada tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan kira kira satu meter dari pekerja.

NAB SUHU
Heat Stress

Termometer
bola

NAB KEBISINGAN
Kebisingan dapat menyebabkan dampak jangka pendek maupun
jangka panjang pada pendengaran.
Nilai Ambang Batas kebisingan di tempat kerja adalah intensitas suara
tertinggi yang merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang
menetap untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam
sehari dan 40 jam seminggu.

NAB KEBISINGAN

Sound Level
Meter

NAB PENCAHAYAAN/PENERANGAN
Menurut PMP no. 7 tahun 1964, tingkat penerangan atau NAB (Nilai Ambang Batas)
di tempat kerja tercantum dalam tabel.
Area Kegiatan

Tingkat
Penerangan
Minimal (Lux)

Penerangan darurat

5 lux

Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan


Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti:

Mengerjakan bahan-bahan kasar

Mengerjakan arang atau abu

Mengerjakan barang-barang yang besar

Mengerjakan bahan tanah atau batu

Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu dipakai

Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar

20 lux

Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas, seperti:

Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah selesai

Pemasangan yang kasar

Penggilingan padi

Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas

Mengerjakan bahan-bahan pertanian

Kamar mesin dan uap

Alat pengangkut orang dan barang

Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal

Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil

Kakus, tempat mandi dan tempat kencing

50 lux

100 lux

NAB PENCAHAYAAN/PENERANGAN
Menurut PMP no. 7 tahun 1964, tingkat penerangan atau NAB (Nilai Ambang Batas)
di tempat kerja tercantum dalam tabel.
Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil agak teliti, seperti:

Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak kasar)

Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar

Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang

Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda

Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam kaleng

Pembungkusan daging

Mengerjakan kayu

Melapis perabot
Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang kecil, seperti:

Pekerjaan mesin yang teliti

Pemeriksaan yang teliti

Percobaan-percobaan yang teliti dan halus

Pembuatan tepung

Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atau wol


berwarna muda

Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca,


pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat

200 lux

300 lux

NAB PENCAHAYAAN/PENERANGAN
Menurut PMP no. 7 tahun 1964, tingkat penerangan atau NAB (Nilai Ambang Batas)
di tempat kerja tercantum dalam tabel.
Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus
dengan kontras sedang dan dalam waktu yang lama,
seperti:

Pemasangan yang halus

Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus

Pemeriksaan yang halus


500-1000
lux

Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas


kaca

Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)

Penjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua

Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno,


mengetik atau pekerjaan kantor yang lama dan teliti
Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang
sangat halus dengan kontras yang sangat kurang untuk
waktu yang lama, seperti:

Pemasangan ekstra halus (arloji, dll)

Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat)


Paling

Percobaan alat-alat yang ekstra halus


sedikit

Tukang mas dan intan


1000 lux

Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakan

Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy


dalam percetakan

Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian


berwarna tua

Lux Meter

Dont Give
Up !!

Anda mungkin juga menyukai