Disusun Oleh:
Semester 3 Kelas B
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan penyertaannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Indeks Lingkungan”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
menyumbangkan ide mereka terlebih khusus kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan materi-materi dasar yang telah kami kembangkan di dalam makalah
ini.
Harapan kami, semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Segala kritik dan saran dari pembaca akan kami terima untuk
mewujudkan kesempurnaan makalah ini.
Oktober 2019,
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era yang modern ini banyak sekali kegiatan-kegiatan yang memilikidampak
yang merugikan bagi lingkungan sekitar kegiatan tersebut dilaksanakan. Hal inilah yang
mendasari pentingnya pemahaman akan Indeks Lingkungan. Lingkungan merupakan
kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau komponen-komponen
lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik dimulai.
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) telah dikembangkan sejak tahun 2009,
yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara nasional dan
menjadi acuan bersama bagi semua pihak dalam mengukur kinerja perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Penghitungan IKLH terdiri dari tiga komponen yaitu:
Indeks Kualitas Air (IKA); Indeks Kualitas Udara (IKU); dan Indeks Kualitas Tutupan
Lahan (IKTL).
3
1.2 Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Indeks Kualitas Air
Indeks kualitas air dapat digunakan untuk menilai kualitas badan air, dan
kesesuaian peruntukan badan air tersebut. Informasi indeks kualitas air juga dapat
digunakan untuk memperbaiki kualitas badan air apabila terjadi penurunan
kualitas dikarenakan kehadiran senyawa pencemar.
Pengukuran kualitas atau pencemaran air sungai menggunakan komposisi
parameter fisik (bau, warna, jumlah zat padat terlarut, kekeruhan, rasa), kimia
(bahanan-organik : besi, seng, alumunium, kesadahan, klorida, mangan, pH,
sulfat, serta tembaga), dan biologi (jumah kuman dan total coli).
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003,
bahwa salah metode untuk menentukan indeks kualitas air dapat menggunakan
metode indeks pencemar atau metode STORET.
Metode STORET merupakan salah satu metode untuk menentukan status mutu
air yang umum digunakan. Dengan metoda STORET ini dapat diketahui
parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air.
Secara prinsip metoda STORET adalah membandingkan antara data kualitas
air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna
menentukan status mutu air.
Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem
nilai dari “US-EPA (Environmental Protection Agency)” dengan
mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu :
(1) Kelas A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu
(2) Kelas B : baik, skor = -1 s/d -10 cemar ringan
(3) Kelas C : sedang, skor = -11 s/d -30 cemar sedang
(4) Kelas D : buruk, skor ≥ -31 cemar berat
Penentuan status mutu air dengan menggunakan metoda STORET dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Lakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodic sehingga
membentuk data dari waktu ke waktu (time series data).
6
3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran <baku
mutu) maka diberi skor 0.
4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran >
baku mutu), maka diberi skor :
5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya
dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai.
7
SO2. Parameter NO2 mewakili emisi dari kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakar bensin, dan SO2 mewakili emisi dari industri dan kendaraan diesel
yang menggunakan bahan bakar solar sertabahan bakar yang mengandung sulfur
lainnya.
Prinsip indeks pencemaran udara adalah melakukan pemantauan empat kali per
tahun pada wilayah pemukiman, industri, dan padat lalu lintas kendaraan
bermotor dan parameter yang diukur adalah SO2 dan NO2. Nilai konsentrasi
tahunan setiap parameter adalah rata-rata dari nilai konsentrasi per triwulan.
Selanjutnya nilai konsentrasi rata-rata tersebut dikonversikan menjadi nilai indeks
dalam skala 0 – 100.
Makin luas penutup lahan oleh tanaman maka peranan tanaman terhadap
lingkungan makin tinggi karena dapat membantu dalam hal antara lain : menekan
terjadinya banjir, menekan terjadinya longsor dan erosi, pengendalian daur air,
penyerap karbon di udara, serta penyedia sumberdaya air. Nilai Indeks Tutupan
Lahan didapatkan dengan rumus:
Keterangan :
IKTL = Indeks Kualitas Tutupan Lahan
8
ITH = Indeks Tutupan Hutan
IPH = Indeks Performance Hutan
IKT = Indeks Kondisi Tutupan Tanah
IKBA = Indeks Konservasi Badan Air
IKH = Indeks Kondisi Habitat
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indeks pencemaran air dapat digunakan untuk menilai kualitas air dan
kesesuaian peruntukan badan air tersebut. Informasi indeks pencemaran juga
dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas badan air apabila terjadi penurunan
kualitas dikarenakan kehadiran senyawa pencemar. Metode yang digunakan untuk
menentukan indeks pencemaran air adalah Metode Indeks Pencemar (IP) dan
Metode Storet.
Pengukuran kualitas udara rata-rata dari perhitungan paramater NO2 dan SO2.
nilai indeks pencemaran udara (IPU). Perhitungan Indeks Pencemaran Udara
(UPU) bisa dilakukan dengan menjumlahkan IPNO2 dan IPSO2 lalu dibahagi
dengan dua.
Makin luas penutup lahan oleh tanaman maka peranan tanaman terhadap
lingkungan makin tinggi karena dapat membantu dalam hal antara lain : menekan
10
terjadinya banjir, menekan terjadinya longsor dan erosi, pengendalian daur air,
penyerap karbon di udara, serta penyedia sumberdaya air. Maka makin luas
daerah lahan hijau, maka makin baik kondisi lingkungan hidup.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://dlh.grobogan.go.id/info-lh/berita/61-indeks-kualitas-lingkungan-hidup-
iklh-kab-grobogan
https://www.scribd.com/document/349611811/Makalah-Indeks-Kualitas-
Lingkungan
https://www.academia.edu/33976970/MAKALAH_INDEKS_KUALITAS_LING
KUNGAN
12