• Tantangan dalam Implementasi: Penerapan kebijakan berbasis IKLH memerlukan koordinasi antar lembaga dan
pemangku kepentingan, yang bisa menjadi tantangan, terutama di negara-negara dengan kapasitas institusional
yang terbatas.
• Fokus pada Hasil Jangka Pendek: Meskipun IKLH bermanfaat untuk pemantauan jangka pendek dan menengah,
mungkin sulit untuk menangkap dampak jangka panjang dari kebijakan atau perubahan lingkungan hanya dengan
menggunakan indeks.
• Potensi Pengabaian Isu Spesifik: Meskipun memberikan gambaran umum yang berguna, pendekatan agregatif
IKLH mungkin mengabaikan isu-isu lingkungan spesifik atau lokal yang penting, yang tidak sepenuhnya tercermin
dalam nilai komposit.
Apakah Metode Indeks Akurat?
Untuk mengukur kualitas lingkungan, ada berbagai metode yang dapat digunakan dengan
tingkat akurasi yang berbeda.
a) Analisis Laboratorium (Laboratory Analysis). Sampel lingkungan, seperti air, tanah, dan
udara, dikumpulkan dan dianalisis di laboratorium untuk mengidentifikasi dan
mengukur kontaminan atau polutan tertentu.
b) Pemantauan Langsung (Direct Monitoring). Pemantauan langsung melibatkan
pengukuran fisik polutan atau parameter lingkungan di lapangan menggunakan
instrumen atau sensor. Contohnya termasuk pengukuran konsentrasi polutan udara,
kualitas air, dan tingkat kebisingan.
Apakah Metode Indeks Akurat?
Akurasi Baik:
a) Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Teknologi penginderaan jauh menggunakan satelit atau
pesawat terbang untuk mengumpulkan data tentang permukaan bumi, termasuk vegetasi,
penggunaan lahan, dan konsentrasi polutan. Teknik ini berguna untuk memantau perubahan
skala besar dan tren lingkungan.
b) Survei dan Penilaian Ekosistem (Ecosystem Assessment). Penilaian ekosistem melibatkan
evaluasi kualitatif dan kuantitatif dari layanan ekosistem, biodiversitas, dan fungsi ekosistem.
Metode ini sering digunakan dalam penilaian dampak lingkungan (Environmental Impact
Assessment EIA).
c) Indeks Kualitas Lingkungan (Environmental Quality Index EQI atau IKLH). Indeks seperti IKLH
mengagregasikan data dari berbagai sumber dan indikator untuk memberikan skor atau
peringkat yang mencerminkan kualitas lingkungan secara keseluruhan.
Apakah Metode Indeks Akurat?
Akurasi Sedang:
Berdasarkan uraian diatas, IKLH termasuk akurasi baik. Tingkat akurasi dari metode-metode
tersebut di atas merupakan estimasi berdasarkan konsep dan teori umum tentang pengukuran
kualitas lingkungan. Namun, perlu diperhatikan bahwa tingkat akurasi ini juga bergantung pada
implementasi spesifik, keahlian teknis, dan kualitas data yang digunakan dalam setiap kasus.
Kriteria Pembuatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Untuk memastikan bahwa sebuah indeks kualitas lingkungan hidup (seperti IKLH) dikatakan baik, data yang
disediakan harus memenuhi beberapa kriteria penting. Kriteria ini memastikan bahwa indeks tersebut
memberikan gambaran yang akurat dan dapat diandalkan tentang kondisi lingkungan. Berikut adalah kriteria
utama penyediaan data untuk indeks yang baik:
2) Pengolahan Data
• Kontrol Kualitas Data: Identifikasi dan perbaikan kesalahan atau anomali.
• Validasi Data: Verifikasi dengan sumber independen atau metode sekunder.
3) Analisis Data
• Analisis Statistik: Teknik statistik untuk menginterpretasikan data dan mengidentifikasi hubungan atau
perubahan.
• Modeling dan Prediksi: Kalibrasi dan validasi model dengan data observasi untuk keakuratan prediksi.
2) Integrasi Data
• Sistem Manajemen Data: Pengembangan sistem yang efektif untuk integrasi, penyimpanan, dan analisis data.
• Platform Berbagi Data: Memungkinkan akses dan pembaruan data yang lebih cepat dan terkoordinasi antar
lembaga.
2) Aksesibilitas:
• Publikasi Data: Data indeks tersedia untuk umum melalui database, laporan, atau publikasi
ilmiah.
• Format Data yang Mudah Digunakan dan dokumentasi
7. Adaptabilitas dan Fleksibilitas
1) Pengembangan Metodologi yang Dinamis
• Pembaruan Berkala: Desain sistem untuk pembaruan metodologi pengumpulan dan analisis data
secara berkala, menyesuaikan dengan standar pengukuran dan teknologi pemantauan baru.
• Integrasi Data Baru: Mekanisme integrasi untuk data baru dari sumber seperti penginderaan jauh
atau data crowdsourced.
2) Fleksibilitas dalam Seleksi dan Pembobotan Indikator
• Revisi Indikator: Kemampuan untuk merevisi indikator berdasarkan perkembangan pengetahuan
dan pemahaman dampak lingkungan.
• Penyesuaian Pembobotan: Pembobotan indikator yang adaptif untuk mencerminkan pemahaman
yang berubah tentang faktor lingkungan.
3) Penggunaan Teknologi Informasi
• Platform Data Terintegrasi: Pengembangan platform data untuk pengumpulan, penyimpanan, dan
analisis data yang efisien dari berbagai sumber.
8. Partisipasi multi-pihak
1) Pembentukan Konsorsium: Membuat kelompok kerja yang terdiri dari semua
pemangku kepentingan untuk menetapkan tujuan, metodologi, dan standar
kualitas data.
2) Standar dan Protokol: Mengembangkan standar dan protokol yang konsisten
untuk pengumpulan data, sesuai dengan pedoman internasional atau nasional.
3) Pengumpulan Data Terdistribusi: Implementasi sistem pengumpulan data
terdistribusi, memanfaatkan keahlian dan akses setiap pemangku kepentingan.
4) Teknologi dan Platform Digital: Manfaatkan teknologi dan platform digital
untuk memfasilitasi pengumpulan, penyimpanan, dan berbagi data.
Metodologi Pembuatan Indeks
1) Pengidentifikasian dan Seleksi Indikator:
• Pemilihan berdasarkan relevansi, ketersediaan data, dan keandalan pengukuran.
2) Pengumpulan Data:
• Pengumpulan melalui pengukuran lapangan, data historis, dan studi penelitian.
1. Seleksi Parameter:
Memilih parameter
kualitas air yang relevan.
4. Agregasi: Menggabungkan sub-
indeks untuk menghasilkan WQI
secara keseluruhan.
a. daerah padat transportasi yang meliputi jalan utama dengan lalu lintas padat;
b. daerah atau kawasan industri;
c. pemukiman padat penduduk; dan
d. kawasan perkantoran yang tidak terpengaruh langsung transportasi manusia.
Konversi IKU
Indeks Kualitas Air Laut
• PermenLHK 27/2021 menyatakan bahwa Indeks Kualitas Air Laut dihitung
berdasarkan modifikasi metode Indeks Kualitas Air Nasional Sanitasi Foundation
(National Sanitation Foundation Water Quality Index - NSFWQI).
• NSFWQI adalah salah satu metode untuk menyediakan cara standar dalam
membandingkan kualitas air di berbagai badan air. Ini menggunakan sembilan
parameter kualitas air yang meliputi oksigen terlarut, koliform fekal, pH,
permintaan oksigen biokimia (BOD), perubahan suhu, fosfat total, nitrat,
kekeruhan, dan padatan total.
• Setiap parameter diukur terhadap kurva bobotnya sendiri untuk mendapatkan
nilai kuantitatif yang kemudian dikalikan dengan faktor bobot yang relevan. Nilai-
nilai ini dijumlahkan untuk memberikan Indeks Kualitas Air keseluruhan, yang
berkisar dari 0 (sangat buruk) hingga 100 (sangat baik).
Indeks Kualitas Air Laut
• Selain NSFWQI, terdapat beberapa indeks kualitas air yang dapat digunakan untuk air laut meliputi:
• Trophic State Index (TSI): Menilai tingkat eutrofikasi di badan air, termasuk di perairan laut, dengan
mempertimbangkan konsentrasi nutrien dan biomassa fitoplankton.
• Ocean Health Index (OHI): Menyediakan kerangka komprehensif untuk mengukur kesehatan laut
berdasarkan berbagai tujuan, termasuk keanekaragaman hayati, perikanan, dan perlindungan habitat.
• Marine Trophic Index (MTI): Mengukur rata-rata tingkat trofik dari tangkapan perikanan dan dianggap
sebagai indikator kesehatan ekosistem laut.
• Coastal Water Quality Index (CWQI): Serupa dengan WQI untuk air tawar, tetapi disesuaikan untuk
parameter yang relevan dengan ekosistem pesisir dan laut.
• Marine Biotic Index (AMBI): Menggunakan data komunitas biota laut untuk menilai tingkat degradasi
habitat dan pengaruh aktivitas manusia.
Parameter
Pada PermenLHK 27/2021 Pasal 10, disebutkan parameter untuk mengukur kualitas
air laut meliputi: