Anda di halaman 1dari 3

Evaluasi Kualitas Ekologi Kota Malang Menggunakan Metode Remote Sensing Ecological

Index (RESI)
Pengertian index kualitas lingkungan
Urban Environment Quality (UEQ) (Kualitas Lingkungan Perkotaan) merupakan
indikator yang mendeskripsiskan kondisi perkotaan, lingkungan dan sosial-ekonomi pada
sebuah kawasan perkotaan (Kamil Faisal dan Ahmed Shaker 2017) UEQ juga dapat
menyediakan informasi yang detail terkait dengan pembangunan berkelanjutan dan
perencanaan perkotaan. UEQ merupakan konsep yang meliputi parameter fisik, spasial,
ekonomi dan sosial pada skala yang berbeda. Mengetahui lokasi yang lemah dalam suatu
wilayah. Perbaikan
Urbanisasi merupakan salah satu factor yang pendukung penurunan kualitas lansekap
kawasan perkotaan (untuk apa kualitas lansekap). Enam komponen lansekap
Urban landscape quality index
Data biofisik NDVI, LST, dan
Dataset
Data dipilih berdasarkan ketersedian data dan penggerak pertumbuhan penduduk selama
dekade terakhir. Dataset dalam penelitian ini ada kategori utama 1) landsat TM, 2) gis data
layer dan 3) Data Sosial-Ekonomi.
Data yang dibutuhkan
1. Latar Belakang
a. Latar belakang permasalahan yang terjadi provinsi maupun nasional
Badan statistik nasional, sebanyak 56,7% penduduk indonesia tahun 2020 tinggal
di wilayah perkotaan dan diprediksi tahun 2045 sebanyak 70% dari penduduk
indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Tren untuk bermukim di wilayah kota
akan terus meningkat dimana kawasan kota yang
Evaluasi Kualitas Hidup Kawasan Perkotan
QoL untuk mengevalusai

b. Latar belakang permasalahan terkait dengan tema di kabupten atau dilokasi


c. Permasalahan penelitian yang ingin dijawab
2. Bagian Penelitian
a. Teori Utama
The remote sensing ecological index RSEI proposed by Xu comprehensively
considers various factors such as vegetation coverage, urban construction and
surface temperature, and is suitable for comprehensive evaluation of regional
ecological conditions (Xu, 2013) RSEI takes four important factors of humidity,
greenness, heat and dryness as evaluation indicators and determines the
contribution of each indicator to ecological quality through the coupling of
principal components
Menggunakan metode survey lansekap dari yang telah dicetuskan oleh almo farina
Mengetahui komponen lansekapnya.
Assessing the landscape and ecological quality of urban green spaces in a
compact city
Indeks kualitas lingkungan kota dengan metode penginderaan jauh dengan
mengkombinasi varibel lingkungan dari metode penginderaan jauh
b. Teori Pendukung
c. Variabel dari teori
d. Metode yang digunakan berdasarkan teori penelitian
Principal Component Analysis
Indikator lingkungan yang dapatkan dari data raster pengideraan jauh. Metode
principal component analysis digunakan untuk memberikan bobot dan
menggabungkan di sebuah indeks
Assesing Quality of Life Inequalitites A geographical Approach
Menggunakan data statistik dan spasial and menggunakan fungsi gis untuk
mengevaluasi dan memetakan.

1. Membuat lembar observasi


2. Menentukan metode sampling dan skala analisis
3. Mengumpulkan data berdasarkan lembar observasi
4. Pembobotan pengujian untuk komponen lansekap
Mengkalkulasi ULQI kemudian memetakan hasil kalkulasi.
GIS Overlay dan PCA (Principal Component Analisist)
Kombinasi data sosil-Ekonomi dan data biofisik dari penginderaan jauh atu hasil
ekstrak dari citra landsat
Data sosial-ekonomi di dapatkan dari data bps
Menggunakan Citra Landsat (dicalibrasi, koreksi geometri) dari citra landsat di
esktrak dan menghasilkan data biofisik (NDVI, LST dan NDBI).
Metode Menggunakan metode principal component analisis
Parameter Lingkungan
Parameter akan disusun berdasarkan prinsip dasar survey lansekap yang di
sarankan oleh Almo Farina. Ada enam komponen lansekap
1. Susunan bangunan (pola) (tinggi, warna, estetika, arsitektur usia)
2. Bangunan permukinan multi lantai (Tinggi, balkon, ac,tv aerial, jenis jendela)
3. Permukiman individu (tinggi, warna, arsitektur usia, pagar dan atap)
4. Inftastruktur perkotaan (Jalan, padetrian, drainase, tempat sampah
(management) urban fauna, taman bermain,
5. Infrastruktur Hijau (taman, square, taman publik, pohon)
6. Elemen lansekap lainnya (sungai danau hutan, bangunan individual dengan
gaya arsitektur berbeda, memilki makna sejarah dan budaya.

3. Output
a. Output dari setiap metode
b. Output akhir

Urban Landscape Quality Index – planning tool for evaluating urban


landscapes and improving the quality of life
Intro
Metode Kalkulasi Urban Landscape Quality Index (ULQI) berdasarkan pengujian/penilaian
dari ahli dari item atau aspek kota tingkat satu di rumania. Untuk penelitian ini di buat untuk
tingkat lingkungan dengan menggunakan nilai/pertimbangan yang dihasilkan (dari dasar
penilaian ahli terhadap kota tinggkat satu di rumania) dan dapat dibuat peta representasi
kualitas perkotaan daerah hunian hasil nya disandingkan dengan hasil wawancara dengan
perspektif masyarakat terhadap lansekap kota didapat 75% akurasi dari hasil sandingan hasil
uji visual assessment dan pesepsi masyarakat. Keungulan studi ini bisa memberikan
gambaran kualitas lansekap suatu kota tanpa membutuhkan sumberdaya yang “besar”
Area Studi
Kota industri salah satu kota bersejarah dan kota penggerka perkonomian norwegia luasan
kota dan jumlah penduduk lebih kecil dari kota malang. Kota di dominasi oleh bangunan
industri. Permasalah dari dinamika kota yang terus berubah dan kebijakan yang payah
kebijakan yang tidak menggatur (penjagaan lingkungan alamai) malah memfasilitasi
perluasan kota.
Metode
Menyusun observasi – memilih metode sampel dan skala analisis – mengumpulkan data
dengan lembar observasi – pengumpulan dan proses data terpusat – pembobotan pengujian
untuk komponen lansekap
Lembar observasi Visual asessment berdasarkan prinsip almo farina disusaikan agar cocok
untuk menguji kualitas visual lansekap perkotaan

Research on Ecoenvironmental Quality Evaluation System


Based on Big Data Analysis
The dryness index refers to the quantification of soil desiccation, which is a condition
detrimental to the ecological environment. As most urban construction land is located in
our study area, the dryness index can be represented by combining the bare soil index (SI)
and the built-up index (IBI) into a normalized building–bare-soil index (NDBSI) [29]. We
proposed extracting the bare soil and building area by setting an appropriate threshold
and, subsequently, calculating the NDBSI as a weighted average and employing the area
ratio as the weight

Indeks kekeringan mengacu pada kuantifikasi pengeringan tanah, dimana merupakan kondisi
merugikan lingkungan ekologi. Karena sebagian besar lahan konstruksi perkotaan terletak di
daerah penelitian kami, indeks kekeringan dapat diwakili dengan menggabungkan indeks
tanah kosong (SI) dan indeks terbangun (IBI) menjadi indeks bangunan-tanah gundul yang
dinormalisasi (NDBSI) [29]. Kita mengusulkan penggalian tanah gundul dan area bangunan
dengan menetapkan ambang batas yang sesuai dan, selanjutnya, menghitung NDBSI sebagai
rata-rata tertimbang dan menggunakan area tersebut rasio sebagai berat

Anda mungkin juga menyukai