Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN PEMANFAATAN BIG DATA PENGINDERAAN JAUH DAN

PEMBELAJARAN MESIN UNTUK OFFICIAL STATISTICS DI WILAYAH


PERKOTAAN

Arif Handoyo Marsuhandi1, Dwi Wahyu Triscowati2, Arie Wahyu Wijayanto3


1
Badan Pusat Statistik RI, 2Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi, 3Politeknik Statistika STIS
e-mail: 1arifhandoyo@bps.go.id

Abstrak

Kemajuan teknologi big data tidak hanya menawarkan potensi pemanfaatan namun juga tantangan
bagi penyelenggaraan official statistics. Sebagai salah satu sumber big data yang potensial, data
spektral penginderaan jauh yang tersedia secara terbuka dan gratis menjadi modal berharga untuk
penyempurnaan kualitas official statistics. Makalah ini meninjau peluang dan tantangan pemanfaatan
penginderaan jauh di wilayah perkotaan dan menyajikan studi kasus awal pada monitoring pertumbuhan
lanskap perkotaan di Indonesia. Studi kasus awal ini menggunakan metode pembelajaran mesin
ansambel sebagai model untuk klasifikasi, yaitu random forest yang merupakan pendekatan statistik
nonparametrik dengan penerapan agregasi dan bootstrapping pada pohon keputusan. Penelitian ini
mengambil fokus pada Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur sebagai studi kasus. Hasil
eksperimen dengan citra satelit Landsat-8 menunjukkan keberhasilan model dalam mendeteksi
perubahan area bangunan selama 6 tahun pertumbuhan lanskap perkotaan pada 2015-2020.
Terhitung pada tahun 2015 dan 2020, model yang dibangun dapat mendeteksi bangunan/konstruksi
dengan akurasi masing-masing 93 dan 91 persen. Kesimpulan sementara ini membuka kemungkinan
penerapan penginderaan jauh untuk menunjang survei dan sensus statistik pada wilayah perkotaan,
khususnya sebagai salah satu indikator penting untuk penghitungan nilai tambah bruto (NTB) lapangan
usaha konstruksi yang menjadi komponen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Kata kunci: big data, official statistics, penginderaan jauh, pembelajaran mesin, wilayah perkotaan

Abstract

Big data provides not only great potential benefits but also major challenges in official
statistics. As one of the most popular big data sources, remote sensing spectral data from openly
available satellites offers abundant potential in helping the quality improvement of official
statistics. In this paper, we identify the potential and challenges of remote sensing in urban
areas and review a pilot study of urban landscape growth monitoring in Indonesia. We use an
ensemble machine learning method, random forest, which acts as a nonparametric statistical
based on aggregated and bootstrapped decision trees in regression problems. This work take
place in Banyuwangi Regency, East Java Province as research study area. Our result
demonstrates the ability of the model to detect building changes during 6 years urban growth
period in 2015-2020. Our model is able to detect the building/built-up construction in 2015 and
2020 with accuracy rate of 93 and 91 percent respectively. Our finding sheds light on the
promising remote sensing implementation in supporting statistical surveys and census in urban
areas, especially as one of the essential indicators to calculate the Gross Added Value (GVA)
of the construction sector which further becomes a component of the Gross Regional Domestic
Product (GRDP).

Keywords: big data, official statistics, remote sensing, machine learning, urban area

31
dapat mendeteksi bangunan secara otomatis
PENDAHULUAN atau minimal semiotomatis. Oleh karena itu
Data spektral penginderaan jauh yang dalam studi ini digunakan metode
tersedia secara gratis dan bebas akses pembelajaran mesin khususnya random
menawarkan potensi sumber big data yang forest agar model dapat memanfaatkan
berharga untuk penyempurnaan kualitas informasi dari banyak fitur untuk
official statistics. Data penginderaan jauh mendeteksi bangunan.
terbuka yang telah disediakan oleh satelit Sejumlah indeks fitur yang banyak
penginderaan Landsat-8, Sentinel-1, digunakan untuk mendeteksi bangunan
Sentinel-2, dst yang mencakup juga seluruh diantaranya adalah
wilayah di Indonesia dalam bentuk multi- normalized difference built-up index
spektral dan antar waktu. Wilayah (NDBI). Penggunaan NDBI ini cukup
perkotaan saat ini mengalami efektif akan tetapi pada area non bangunan
perkembangan pesat, terutama perubahan yang terdapat banyak tanah pertanian
landskap perkotaan dan adanya terbuka (sedang tidak ditanami), lahan
pertumbuhan bangunan-bangunan dan jalan tandus, jalan yang tidak tergenangi air, dan
baru. Adanya pertumbuhan bangunan beberapa objek lain juga memiliki nilai-
tersebut diantaranya mencerminkan nilai NDBI yang mirip dengan bangunan.
kenaikan jumlah penduduk, urbanisasi, Jadi perlu penambahan indeks lain ketika
pembukaan lahan-lahan tempat tinggal deteksi dilakukan secara global untuk
baru, dan pertumbuhan ekonomi di sektor seluruh lahan. Contohnya indeks air seperti
konstruksi. normalized difference water index (NDWI),
Pesatnya perkembangan wilayah indeks kehijauan seperti enhanced
perkotaan menuntut official statistics untuk vegetation index (EVI), dan indeks-indeks
terus berupaya lainnya. Selain itu perubahan indeks antar
menyediakan data perubahan wilayah waktu juga penting untuk mendeteksi
perkotaan. Data tersebut dapat berupa bangunan dan non bangunan ini. Sebagai
perkembangan luasan bangunan, contoh, lahan tandus sesekali akan tetap
pertumbuhan jalan, komposisi penggunaan ditumbuhi oleh rerumputan kehijauan
lahan, neraca konstruksi, ekonomi sehingga dalam rentang waktu tertentu nilai
lingkungan, urbanisasi, dan sebagainya. EVI akan meningkat dan NDBI akan turun,
Dengan adanya peningkatan teknologi sementara nilai indeks NDBI bangunan
penginderaan jauh dalam penyediaan citra cenderung tidak banyak perubahan dalam
satelit, saat ini penelitian untuk wilayah beberapa rentang waktu kecuali ada
perkotaan dapat memanfaat citra satelit perubahan dari non bangunan menjadi
tersebut sebagai sumber datanya. Berbagai bangunan ataupun sebaliknya.
jenis citra satelit tersedia secara gratis dan Makalah ini mencoba
dapat diakses oleh siapapun. Data citra mengimplementasikan penginderaan jauh
satelit tersebut mencakup seluruh wilayah dan pembelajaran mesin di Kabupaten
Indonesia serta memiliki resolusi spasial Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur sebagai
dan temporal yang terus meningkat. studi kasus. Kabupaten Banyuwangi
Beberapa contoh yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu kabupaten yang terus
adalah Landsat-8, Sentinel-1, dan Sentinel- tumbuh di Jawa Timur, mencatatkan
2 (Yang, 2018; You, 2018; Schulg, 2020; pertumbuhan bangunan/konstruksi dari
Pelizari, 2018). tahun ke tahu. Pada tahun 2010, peranan
Data citra satelit potensial untuk sektor konstruksi dalam perekonomian
digunakan sebagai sumber data, namun jika Kabupaten Banyuwangi sebesar 10,39
pemrosesan persen, meningkat menjadi 11,33 persen di
dilakukan secara manual, perlu kerja tahun 2015 dan meningkat kembali menjadi
keras dan kurang praktis apabila diterapkan 13,48 persen di tahun 2018 (BPS
pada skala regional atau nasional. Perlu Banyuwangi, 2019).
dilakukan pengembangkan metode yang
32 |
Meskipun citra satelit dan 2015 dan 2020. Simpan file sampel
pembelajaran mesin potensial digunakan ini dalam bentuk CSV.
untuk menyediakan data perubahan lahan b. Pengolahan titik koordinat menjadi
perkotaan, di sisi lain terdapat pula spasial point dengan R versi 3.5.1.
beberapa tantangan yang perlu dihadapi Pertama pemberian CRS projection
dalam pemanfaatannya. Oleh karenanya, berupa longlat dan datum WGS84,
dalam ulasan makalah ini akan dipelajari lakukan spTransform, lalu simpan
tinjauan pemanfaatan big data dalam bentuk shapefile.
penginderaan jauh dan pembelajaran mesin c. Upload shapefile tersebut dalam
untuk wilayah perkotaan. bentuk assets di GEE melalui alamat
https://code.earthengine.google.com/
METODE 2. Pemrosesan data:
Pengumpulan data label dilakukan a. Data citra satelit yang digunakan
menggunakan Google Earth Pro pada adalah data landsat yang telah
tanggal tangkap citra di bulan Juni tahun dilakukan koreksi radiometric
2015 dan 2020. Jenis citra satelit yang maupun geometric, sehingga citra
digunakan untuk klasifikasi bangunan yang dipilih di GEE adalah
adalah citra Landsat-8 yang telah dikoreksi LANDSAT/LC08/C01/T1_SR.
geometric dan radiometric (Landsat-8 b. Lakukan filter awan dengan kriteria
Surface Reflectan). Analisis data dalam batas tutupan awan kurang dari 50
penelitian ini dilakukan pada komputer persen dan bayangan awan kurang
dengan spesifikasi prosesor Intel® core™ dari 30 persen.
i3 CPU @ 2.00 Ghz 64bit RAM 4.00 GB. c. Pilih band (B1, B2, B3, B4, B5, B6,
Titik sampel setiap tahun yang B7, B10, B11) dan indeks (NDVI,
digunakan sebanyak 50 bangunan, 16 air, NDBI, NDWI, dan EVI) yang akan
43 sawah, 73 hutan dan tumbuhan, dan 9 digunakan. Hitung nilai maksimum,
lain-lain. Proses penggabungan data label minimum, mean, dan median setiap
dengan data citra satelit sampai dengan band dan indeks dalam rentang waktu
pengklasifikasian lahan dan tampilan peta januari-juni. Buat komposit citra
di lakukan di Google Earth Engine (GEE). januari-juni dari band dan indeks
Analisis lanjutan seperti penghitungan yang digunakan.
luasan ataupun tampilan peta hasil analisis 3. Klasifikasi
di lakukan menggunakan R versi 3.5.1. a. Ambil data nilai komposit
dengan package yang digunakan adalah maksimum, minimum, mean, dan
datatable, raster, rgdal, sp, PBSmapping, median setiap band dan indeks pada
dan RColorBrewer. titik koordinat data label yang akan
digunakan untuk pembentukan
Tahapan Penelitian model.
Sesuai dengan tujuannya, tahapan b. Bagi data secara acak menjadi data
penelitian secara umum terdiri dari empat latih dan data uji dengan
tahap, yaitu penyusunan data label, perbandingan 70:30.
pemrosesan data, klasifikasi, dan analisis c. Gunakan data latih untuk membentuk
lanjutan (seperti penghitungan luasan dan model random forest dan data uji
pengecekan perubahan wilayah non untuk menghitung akurasi dan kappa
bangunan ke bangunan). Secara rinci, model.
tahapan penelitian yang dilakukan untuk d. Gunakan model yang terbentuk untuk
setiap tahun sebagai berikut: melakukan prediksi tutupan lahan
1. Penyusunan data label: semua wilayah di Banyuwangi.
a. Pengambilan titik koordinat sampel e. Lakukan plot hasil klasifikasi dengan
setiap kelas berdasarkan pandangan membuat add layer hasil klasifikasi.
mata dari google earth pro tangkapan f. Eksport hasil klasifikasi tersebut ke
citra satelit setiap bulan Juni tahun google drive dengan skala 30 m × 30

33
m sehingga hasil klasifikasi dapat 4. Prediksi akhir merupakan dugaan
diunduh dalam bentuk Tiff. gabungan berdasarkan majority vote dari
4. Analisis lanjutan k pohon tersebut.
a. Unduh hasil klasifikasi dari google
drive. Buka di R versi 3.5.1. TANTANGAN KLASIFIKASI
menggunakan fungsi stack pada BANGUNAN VS NON BANGUNAN
package raster. Proses penyusunan data label untuk
b. Rubah dalam bentuk dataframe, klasifikasi bangunan dan non bangunan ini
luasan setiap pixel adalah 900 m2 tidak serumit daripada penyusunan data
karena setiap pixel berukuran 30 m × label untuk klasifikasi tanaman. Hal ini
30 m. Hitung luasan setiap kelas. dikarenakan kenampakan bangunan di citra
c. Plot peta klasifikasi menggunakan satelit cukup jelas, sehingga pengambilan
warna colorRampPalette. sampel data dapat dilakukan dengan
d. Identifikasi sebaran tiap kelas, pandangan mata terhadap citra satelit
terutama untuk kelas bangunan periode tertentu ataupun menggunakan data
dengan memilih pixel-pixel yang titik koordinat bangunan dan non bangunan
terklasifikasikan sebagai bangunan. dari sumber lain seperti survei ataupun peta
e. Identifikasi adanya perubahan sebaran bangunan dan non bangunan.
wilayah, misalkan pilih pixel yang Namun proses klasifikasi bangunan dan non
semula bukan bangunan kemudian bangunan ini juga memiliki tantangan.
menjadi bangunan. Secara umum tantangan klasifikasi
Random Forest bangunan menggunakan citra satelit adalah
kompleksitas data citra satelit dan adanya
Random forest (Breiman, 2001) tutupan lahan. Secara khusus beberapa
merupakan metode klasifikasi terbimbing tantangan lain diantaranya yaitu:
yang menerapkan bagging dan random
1. Deteksi bangunan dilakukan terhadap
feature selection, yaitu memilih secara acak pancaran spektral atap bangunan,
beberapa fitur dalam setiap iterasinya. padahal bangunan memiliki berbagai
Jumlah dan jenis fitur yang digunakan jenis atap yang berbeda, diantaranya ada
untuk membentuk pohon dalam setiap yang genteng tanah liat, beton, asbes,
iterasi tidak sama atau acak sehingga seng, kaca, maupun bahan-bahan alami
random forest ini cenderung tidak seperti rumbia, ijuk, dan jerami. Setiap
terpengaruh adanya mutikolinieritas antar
jenis atap akan menyebabkan nilai
fitur. Jadi dalam pembentukan model pancaran spektral band yang berbeda-
random forest dapat diujikan penggunaan beda.
fitur sebanyak-banyaknya untuk 2. Saat sering turun hujan, pancaran
menangkap fitur-fitur terbaik yang spektral akan sedikit bias. Contoh,
bersesuaian dengan tujuan klasifikasi. diasumsikan bahwa bangunan adalah
Tahapan dalam random forest sebagai lahan kering, namun nilai indeks air
berikut: antara hutan dan bangunan bisa saja
1. Bootstrap, penarikan contoh berukuran n mirip ketika tangkapan citra terjadi
dengan pemulihan yang akan digunakan setelah turun hujan karena lahan hutan
untuk membentuk satu pohon maupun atap bangunan sama-sama
2. Subsetting, pemilihan p fitur sebagai basah.
penyekat untuk membangun sebuah 3. Adanya pancaran spektral area non
pohon, nilai p<q, dengan q adalah
bangunan yang mirip bangunan seperti
seluruh fitur yang ada. Pemilihan tanah pertanian sedang panen atau bera
berbagai ukuran p memungkinkan hasil kering, lahan kering tandus, hutan jati
prediksi lebih baik jika menggunakan yang meranggas atau rerumputan yang
nilai p yang berbeda. mengering saat musim panas, tanah
3. Pengulangan langkah 1 dan 2 sampai terbuka seperti lapangan, jalan-jalan
diperoleh k pohon yang kering seperti jalan tanah kering
34 |
dan jalan aspal atau beton. Ketika perubahan dinamis ini dalam jangka
pancaran spektral band area non panjang. Citra satelit memiliki periode
bangunan mirip dengan bangunan, maka tangkap yang cukup cepat, misalkan
nilai indeks yang diturunkan pun akan sentinel-1 dan sentinel-2 setiap 5 hari,
mirip. Akibatnya akan menyebabkan sedangkan Landsat-8 setiap 16 hari. Dari
salah klasifikasi antar bangunan dan non dua jenis citra satelit ini saja, pemantauan
bangunan karena data input yang wilayah perkotaan dapat dilakukan pada
digunakan antar kelas mirip. level bulanan jika diperlukan.
4. Cara penurunan kesalahan klasifikasi Biasanya, data-data official statistik
antar bangunan dan non bangunan diterbitkan dalam rentang waktu 1 tahun
karena ada area non bangunan yang kemudian, yaitu data tahun 2019 diterbitkan
mirip bangunan, dapat dilakukan dengan di tahun 2020. Pada penelitian ini telah
memasukkan nilai perubahan band atau dapat ditampilkan data luasan bangunan
indeks antar waktu (secara temporal). tahun 2020. Sehari setelah tanggal
Perubahan nilai band atau indeks perekaman citra satelit, data tersebut telah
bangunan antar waktu cenderung lebih dapat diakses di GEE, sehingga analisis
stabil daripada perubahan nilai antar dapat segera dilakukan. Minimal, data hasil
waktu pada non bangunan. Misalkan analisis menggunakan citra satelit tersebut
suatu hutan jati yang meranggas di sudah dapat di terbitkan pada bulan
musim panas, pada saat musim hujan selanjutnya. Misalkan hasil analisis untuk
hutan jati tersebut juga tingkat bulan Juni 2020, dapat dilakukan di bulan
kehijauannya tinggi. Artinya terdapat Juli 2020.
perubahan nilai indeks kehijauan antar Sebagai salah satu cara agar data hasil
musim di hutan jati, sementara nilai analisis citra satelit dapat segera diperoleh
indeks kehijauan bangunan antar musim adalah penggunaan metode-metode
relatif stabil. otomatis atau semi otomatis seperti
5. Kemiripan perubahan antar waktu antara machine learning. Ketika model
bangunan dan non bangunan dapat pembelajaran mesin ini telah diperoleh,
terjadi pada bangunan-bangunan yang misalkan model pembelajaran mesin dari
baru dibangun karena nilai band data bulan Juni tahun 2019, model tersebut
sebelumnya cukup berbeda. Kemiripan dapat digunakan untuk memprediksi
lain dapat terjadi pada lahan non perubahan wilayah perkotaan tahun 2019
bangunan yang sepanjang tahun tidak bulan selanjutnya ataupun memprediksi
banyak perubahan seperti lahan kering tahun 2020. Proses prediksi dilakukan
yang pancaran spektralnya mirip dengan cukup dengan membentuk fitur yang sama
bangunan. dengan fitur yang digunakan dalam
6. Pengurangan kesalahan klasifikasi pemodelan.
bangunan berdasarkan klasifikasi pixel Metode pemodelan lain yang dapat
dimungkinkan dengan penggabungan digunakan untuk analisis citra satelit ini
klasifikasi pixel dan klasifikasi objek. dapat dilakukan dengan metode klasifikasi
Pada penelitian ini, klasifikasi bangunan lain, baik klasifikasi tidak terbimbing
hanya didasarkan klasifikasi pixel saja. seperti clustering, klasifikasi terbimbing
seperti maximum likelihood, ataupun
CITRA SATELIT DAN pembentukan model linier seperti regresi.
PEMBELAJARAN MESIN SEBAGAI Namun metode-metode tersebut hanya
SUMBER DATA WILAYAH menggunakan sejumlah fitur terbatas untuk
PERKOTAAN klasifikasi. Padahal teknologi penginderaan
Pertumbuhan perkotaan dan jauh saat ini terus mengalami
penduduk yang dinamis menuntut adanya perkembangan yang pesat dan banyak
data yang up to date. Perkiraan berbasis satelit diluncurkan dengan jenis sensor yang
penginderaan jauh dianggap sebagai lebih canggih. Berbagai jenis citra satelit
sumber yang tepat untuk memantau diproduksi dengan tingkat ketajaman pixel,

35
periode, dan kanal band yang berbeda-beda. Gambar 1 untuk melihat perubahan wilayah
Informasi dari periode dan kanal-kanal perkotaan dalam rentang 5 tahunan.
band tersebut dapat diturunkan menjadi Terdapat 5 kelas klasifikasi dengan warna
puluhan fitur yang dapat digunakan untuk yang berbeda, yaitu bangunan (warna
meningkatkan akurasi klasifikasi pada area hitam), air (warna biru), sawah (warna
yang lebih luas dan kompleks sehingga kuning), hutan dan pohon-pohonan (warna
klasifikasi akan lebih maksimal jika banyak hijau), dan kawasan lainnya (warna merah).
fitur dimanfaatkan untuk pembentukan Area pusat penduduk di Banyuwangi
model. adalah daerah pusat kota Kecamatan
Selain dengan pemodelan, analisis Banyuwangi dan Rogojampi (lingkaran
terhadap citra satelit ini dapat dilakukan biru Gambar 1.b), pusat kota bagian barat
secara manual, yaitu memilih satu persatu Kecamatan Genteng (lingkaran ungu
pixel bangunan dan non bangunan Gambar 1.b), dan pusat perikanan
berdasarkan tampilan mata. Metode ini Kecamatan Muncar (lingkaran hitam
mungkin akan presisi hasilnya untuk citra Gambar 1.b). Pertumbuhan bangunan baru
satelit dengan ketajaman pixel tinggi, banyak terjadi di daerah perkotaan dan
namun proses pemilihan pixel akan sebagian menyebar sampai daerah
memakan waktu ketika dilakukan di area pinggiran yang mengkonversi wilayah
yang luas. sawah dan hutan (lingkaran kuning Gambar
1.d). Lahan sawah dan hutan yang
SIMULASI PEMANFAATAN CITRA terkonversi menjadi bangunan banyak
SATELIT UNTUK PERKEMBANGAN terjadi di area selatan, yaitu Kecamatan
WILAYAH KABUPATEN Siliragung, Purwoharjo, sampai
BANYUWANGI Tegaldlimo, dan daerah utara, yaitu
Tinjauan pemanfaatan citra satelit dan Kecamatan Wongsorejo. Kenampakan
random forest untuk melihat perubahan perubahan yang lebih jelas dari non
wilayah perkotaan dilakukan di Kabupaten bangunan (tahun 2015) menjadi bangunan
Banyuwangi, Jawa Timur sebagai studi (tahun 2020) terlihat pada Gambar 1.e.
kasus. Model klasifikasi yang terbentuk Sementara area yang dari tahun 2015
digunakan untuk mengklasifikan wilayah sampai 2020 tetap menjadi bangunan
Banyuwangi setiap tahun menjadi lima terlihat pada sebaran pixel Gambar 1.f.
kelas, yaitu bangunan (1), air (2), sawah (3), Baik model tahun 2015 maupun 2020
hutan dan pepohonan (4), serta lainnya (5). memperoleh tingkat akurasi diatas 90
Kelas sawah dan hutan diambil tanpa persen dengan kappa 91 persen di tahun
mempertimbangkan perbedaan jenis 2015 dan 88 persen di tahun 2020. Ketika
tanaman. Sementara kelas lainnya adalah dilihat luasan bangunanya pun nampak
kelas selain bangunan, air, sawah, hutan dan bahwa terjadi pertumbuhan bangunan
pepohonan. Sampel yang diambil untuk sebesar 2.671 Hektar. Pertumbuhan luasan
kelas ini contohnya lapangan terbuka bangunan tersebut dapat di breakdown
seperti gelanggang olahraga dan tanah menjadi pertumbuhan bangunan di setiap
terbuka di sekitar bandara, maupun lahan- kecamatan ketika dilakukan cropping per
lahan terbengkalai bukan sawah yang tidak kecamatan, namun pada penelitian ini
ditanami pepohonan. Akibatnya muncul batasan penelitian dilakukan pada level
beberapa kesalahan klasifikasi seperti area kabupaten saja.
hutan yang pohon- pohonnya telah Meskipun tidak dilakukan
ditebangi sebagai kelas lainnya. Akan tetapi penghitungan luasan sampai level
karena fokus penelitian dilakukan untuk kecamatan, dari Gambar 1.e terlihat bahwa
bangunan dan non bangunan saja, maka pertumbuhan bangunan baru terjadi
banyaknya kesalahan klasifikasi kelas menyebar di hampir semua kecamatan
lainnya ini tidak dianalisis lebih lanjut. bahkan sampai daerah-daerah pinggiran
Hasil klasifikasi Banyuwangi tahun yang semula di tahun 2015 tidak ada
2015 dan 2020 yang ditampilkan pada bangunan. Pusat pertumbuhan bangunan

36 |
a) Klasifikasi tahun 2015 b) Klasifikasi tahun 2020

c) Posisi Bangunan 2015 d) Posisi Bangunan 2020

e) Non-bangunan (2015) menjadi e) Tetap bangunan dari tahun 2015 ke


bangunan (2020) 2020

Gambar 1. Pertumbuhan Kawasan Bangunan Perkotaan (Dilingkari Merah) dan Kawasan


Bangunan yang Mengkonversi Wilayah Sawah Dan Hutan (Dilingkari Kuning).

nampak pada area dengan pixel yang cukup Muncar, dan Wongsorejo. Hasil simulasi di
padat seperti Siliragung, Purwoharjo, kabupaten Banyuwangi ini menunjukkan

37
adanya kemampuan model dalam Li M, Koks E, Taubenbock H, van Vliet J.
mendeteksi perubahan area bangunan (2020). Continental-scale mapping
selama pertumbuhan lanskap perkotaan and analysis of 3D building
tahun 2015-2020. structure. Remote Sensing of Environment
245:111859
KESIMPULAN Nie, Z., K., Chan, K. Y., ,and B. Xu. (2019).
Dari hasil simulasi di Kabupaten Preliminary evaluation of the
Banyuwangi, dapat disimpulkan dengan consistency of Landsat 8 and
tingkat akurasi yang melebihi 90 persen Sentinel-2 time series products in an urban
pada dua amatan tahun yang berbeda bahwa area-an example in Beijing, China.
pemanfaatan big data penginderaan jauh Remote Sensing, 11(24). Osgouei, P.
dan pembelajaran mesin untuk wilayah E., Kaya, S., Sertel, E., and U.
perkotaan dapat dilakukan dengan sangat Alganci. (2019). Separating built-up
baik dan menghasilkan model klasifikasi areas from bare land in
yang akurat. Pemanfaatan penginderaan mediterranean cities using Sentinel-2a
jauh dan pembelajaran mesin dapat imagery. Remote Sensing, 11(3), 1–
dilakukan dari sisi klasifikasi tutupan lahan 24.
pada waktu tertentu maupun dari sisi Pelizari P A, Sprohnle K, Geis C, Schoepfer
perubahan lahan atau alih fungsi tutupan E, Plank S, Taubenbock H. (2018).
lahan. Beberapa masalah yang ditemui Multi-sensor feature fusion for very
dalam penelitian ini dari sisi teknis adalah high spatial resolution built-up area
masalah tutupan awan yang tidak dapat extraction in temporary settlements.
dihindari, penelitian selanjutnya diharapkan Remote Sensing of
dapat mengatasi permasalahan tersebut. Environment 209:793–807
Secara lebih khusus, identifikasi Rahman, M. M., Avtar, R., Yunus, A. P., J.
peningkatan kepadatan dan luas bangunan Dou, P. Misra, W. Takeuchi, N. Sahu,
secara deret waktu dapat menjadi salah satu P. Kumar, B. A. Johnson, R.
indikator penting untuk penghitungan nilai Dasgupta, A. Kharrazi, S. Chakraborty, and
tambah bruto (NTB) lapangan usaha T. A. Kurniawan. (2020). Monitoring
konstruksi yang menjadi komponen dari effect of spatial growth on land
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). surface temperature in Dhaka.
Remote Sensing, 12(7).
DAFTAR PUSTAKA Schug F, Frantz D, Okujeni A, van der
Linden S, Hostert P. (2020). Mapping
BPS Banyuwangi. (2019). Produk urban-rural gradients of settlements
Domestik Regional Bruto Kabupaten and vegetation at national scale using
Banyuwangi Menurut Lapangan Sentinel-2 spectral-temporal metrics
Usaha and regression- based unmixing with
2015-2019. BPS synthetic training data. Remote
Breiman L. (2001). Random Forests. Sensing of Environment 246:111810
Machine Learning 45, pages 5–32 Triscowati, D. W., Sartono, B., Kurnia, A.,
Gómez, J. A., Patiño, J. E., Duque, J. C., Domiri, D. D., and Wijayanto, A. W.
and S. Passos. (2020). Spatiotemporal (2020). Classification of rice- plant
modeling of urban growth using growth phase using supervised
machine learning. Remote Sensing, random forest method based on
12(1). landsat-8 multitemporal data.
Gorelick N, Hancher M, Dixon M, International Journal of Remote
Ilyushchenko S, Thau D, Moore R. Sensing and Earth Science, 16(2), 81–
(2017). Google Earth Engine: 90.
Planetary- scale geospatial analysis Triscowati, D. W., Sartono, B., Kurnia, A.,
for everyone. Remote Sensing of Domiri, D. D., and Wijayanto, A. W.
Environment 202:18–27 (2019). Multitemporal remote sensing

38 |
data for classification of food crops
plant phase using supervised random
forest. Sixth Geoinformation Science
Symposium, 1131102, SPIE, 10.
Yang X, Qin Q, Grussenmeyer P, Koehl M.
(2018). Urban surface water body
detection with suppressed built- up
noise based on water indices from
Sentinel-2 MSI imagery. Remote
Sensing of Environment
219:259–270
You, J., Li, X., Low, M., Lobell, D., &
Ermon, S. (2017). Deep Gaussian
Process for Crop Yield Prediction
Based on Remote Sensing Data. 31th AAAI
Conference on Artificial Intelligence,
4559–4565.

39
40 |

Anda mungkin juga menyukai