Anda di halaman 1dari 8

Analisis Tingkat Akurasi Titik Hostpot … (Andy Indradjad et al.

ANALISIS TINGKAT AKURASI TITIK HOTSPOT DARI S-NPP VIIRS


DAN TERRA/AQUA MODIS TERHADAP KEJADIAN KEBAKARAN

(ACCURACY LEVEL ANALYSIS OF HOTSPOT FROM S-NPP VIIRS


AND TERRA/AQUA MODIS COMPARE TO FIRE EVENT)
Andy Indradjad1,a, Judin Purwanto2,b, Wismu Sunarmodo1,b

1Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh - LAPAN


2Kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan
aKontributor utama, bKontributor anggota

e-mail: andy.indradjad@lapan.go.id

Diterima 16 November 2018; Direvisi 26 Desember 2018; Disetujui 14 Mei 2019

ABSTRACT

Accuracy analysis of the forest fire detection by using remote sensing data hotspots from S-
NPP and TERRA/AQUA has been carried out. The sensors used were MODIS sensors for
TERRA/AQUA satellites and VIIRS sensors for S-NPP satellites. The detection of hotspots from remote
sensing satellite data can be used as an early warning of forest fires. Hotspot can be derived from 2
sensors, namely MODIS and VIIRS sensors using algorithms that have been developed by science
team from satellite developer. This hotspot information need to be accurately analysis by ground
thruth of the fire events. This aims to analize the accuracy of hotspot information detection for forest
fires. By comparing fire event data in 2018 and hotspot information data on hotspot databases owned
by LAPAN. The results show that MODIS sensors are 39% and for VIIRS sensors are 20%. That result
using 2 km of buffer radius which is the most significant result comparing others. It is clearly
indicates that improvements are needed to improve the accuracy of hotspot derived from VIIRS data.

Keywords: hotspot, remote sensing data, MODIS, VIIRS

http://dx.doi.org/10.30536/j.pjpdcd.2019.v16.a3053
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 16 No. 1. Juni 2019
53
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 16. No.1 Juni 2019: hal 53 - 60

ABSTRAK

Telah dilakukan sebuah analisis akurasi deteksi kebakaran hutan dengan data hotspot dari
satelit penginderaan jauh S-NPP dan TERRA/AQUA. Sensor yang digunakan yaitu Sensor MODIS
untuk satelit TERRA/AQUA dan sensor VIIRS untuk satelit S-NPP. Pendeteksian kebakaran hutan
dengan titik panas dari data satelit penginderaan jauh dapat digunakan sebagai peringatan dini
kebakaran hutan. Titik panas dapat diturunkan dari 2 sensor yang ada disatelit yaitu sensor MODIS
dan VIIRS dengan menggunakan algoritma yang telah dikembangkan. Nilai hotspot ini perlu
dilakukan analisis akurasi dengan membandingkan dengan data lapangan mengenai kejadian
kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis tingkat akurasi hotspot dalam
mendeteksi kebakaran hutan. Dengan membandingkan data kejadian kebakaran pada tahun 2017
dan 2018 dan data informasi titik panas pada database titik panas yang dimiliki LAPAN. Hasil akurasi
menunjukan untuk sensor MODIS sebesar 45% dan untuk sensor VIIRS sebesar 23%, dengan hasil
ini jelas menunjukkan bahwa perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan akurasi pada
informasi titik panas terutama yang diturunkan dari data VIIRS.

Kata kunci: titik panas, data satelit penginderaan jauh, MODIS, VIIRS

1 PENDAHULUAN satelit. Data satelit yang biasa


digunakan untuk mendeteksi hotspot
Kebakaran hutan/lahan adalah dan juga telah diakuisisi oleh stasiun
bencana yang terjadi setiap tahun di bumi milik LAPAN adalah TERRA, AQUA
Indonesia. Kejadian kebakaran hutan dengan sensor MODIS (Moderate
memiliki dampak yang besar dari Resolution Imaging Spectroradiometer)
berbagai aspek bahkan di tahun 2015 (Giglio, Descloitres, Justice, & Kaufman,
kerugian diperkirakan sampai 16 Milyar 2003); (Giglio, Schroeder, & Justice,
USD yang merupakan dua kali lipat 2016) dan S-NPP dengan sensor VIIRS
kerugian akibat tsunami Aceh. (Visible Infrared Imager Radiometer Suite)
(Septianingrum, 2018). Disamping (Schroeder, Oliva, Giglio, & Csiszar,
karena pembakaran untuk pembersihan 2014); (Csiszar et al., 2013).
lahan (land clearing), kejadian Koordinat hotspot diturunkan
kebakaran hutan/lahan juga sangat dari data MODIS menggunakan
dipengaruhi oleh kondisi iklim. Kejadian algoritma global yang dikembangkan
El Nino/Southern Oscillation (ENSO) NASA dan implementasi softwarenya
yang mempengaruhi Indonesia dengan menggunakan software yang
iklim yang kering dan panas, akan dikembangkan oleh wisconsin university
memperparah intensitas kebakaran (Huang et al., 2016). Data MODIS ini
serta sebaran kabut asapnya. dalam satu hari dapat diperoleh dari 2
Meskipun kebakaran hutan satelit yaitu AQUA dan TERRA sehingga
efeknya sangat terasa, namun untuk kita dapat memperoleh sekitar 4 data
mendeteksi sumber atau wilayah hutan hotspot dari MODIS. Algofitma untuk
yang terbakar tidaklah mudah. Luasnya deteksi api awalnya menggunakan
hutan di Indonesia menjadi salah satu algoritma titik panas dari MODIS (Giglio
kendala. Salah satu metode yang telah et al., 2003) dan dilakukan perbaikan
lama digunakan untuk mendeteksi dalam collection 6 (Giglio et al., 2016).
sumber kebakaran hutan adalah dengan Metode deteksi titik api dari data MODIS
memanfaatkan data citra satelit. Data baik TERRA maupun AQUA
tersebut dapat berupa titik panas menghasilkan nilai yang lebih banyak
maupun titik sumber asap. Dengan dari data yang diturunkan dari satelit
memanfaatkan data satelit, dapat NOAA (Syaufina, Siwi, & Nurhayati,
diketahui secara dini adanya potensi 2014). Perbaikan untuk deteksi hotspot
kebakaran hutan pada suatu wilayah, juga dapat dilakukan dengan small
sehingga pemantauan menjadi lebih Satellite seperti HJ yang dapat
efisien. Keuntungan lainnya adalah digunakan untuk memperbaiki hasil
pemantauan yang lebih sering. Hal ini dari MODIS ataupun dengan NOAA
dikarenakan adanya beberapa data (Wang, Miao, & Peng, 2012). Sedangkan
satelit yang digunakan, untuk suatu sebagai validasi untuk data resolusi
wilayah di Indonesia paling sedikit 2 kali rendah dapat juga dengan
dalam satu hari akan terpantau dari

54
Analisis Tingkat Akurasi Titik Hostpot … (Andy Indradjad et al.)

menggunakan data Landsat 8 dengan hotspot dalam mendeteksi kejadian


OLI data (Schroeder et al., 2016). kebakaran hutan.
Data VIIRS (Visible Infrared
Imager Radiometer Suite) merupakan 2 METODOLOGI
sensor yang ada pada satelit S-NPP yang
telah mampu diakuisisi stasiun bumi Data satelit yang digunakan
LAPAN sejak 2012 dan datanya telaha dalam penelitian ini adalah data hotspot
dapat diolah untuk menghasilkan yang diperoleh dari sensor MODIS
informasi Hotspot sejak 2013 (Gustiandi (TERRA dan AQUA) tahun 2018. Data
& Indradjad, 2013). Data VIIRS juga tersebut telah diolah menjadi informasi
dapat digunakan untuk memetakan hotspot berdasarkan algoritma global.
daerah terdampak dengan Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan resolusi yang 375m (Oliva menggunakan software opensource.
& Schroeder, 2015). Selain itu data Data diperoleh dari stasiun bumi di
VIIRS direncanakan untuk operasional Rumpin Bogor dan Pare-pare. Data lain
ke depan dengan menggunakan yang digunakan adalah data sensor
beberapa satelit JPSS (Joint Polar VIIRS dari stasiun bumi di Parepare.
Satellite System) dengan adanya Data pendukung untuk menguji
konstelasi ini diharapkan mampu akurasi dan validasi yang digunakan
menambah data yang tersedia untuk adalah data kejadian kebakaran hutan
pemantauan bumi khususnya informasi bulan Januari dan April 2018 dari
Hotspot. Data VIIRS yang terdapat pada Kementrian Lingkungan hidup dan
satelit S-NPP dan JPSS memiliki Kehutanan.
kesamaan walaupun karakter Penelitian ini akan
radiometriknya bisa saja sedikit berbeda membandingkan informasi hotspot yang
(Oudrari et al., 2016). ada pada Database Hotspot LAPAN
Penelitian ini bertujuan untuk berdasarkan sensor dengan kejadian
melakukan analisis tingkat akurasi titik kebakaran yang terjadi pada Januari
sampai dengan April 2018.

Database Hotspot Data Lapangan

Dibandingkan

▪ Berada dalam
radius 1, 2, 3, 4, 5
km data lapangan
▪ Dalam waktu 3 hari
sebelum tanggal
Data lapangan kejadian

yang terdapat
informasi Ada/Tidak
Informasi Hotspot

Gambar 2-1: Metode untuk cek titik kejadian kebakaran

55
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 16. No.1 Juni 2019: hal 53 - 60

Metode yang digunakan dalam dimana:


penelitian ini adalah 𝑃 = Persentasi kategori ada
− Pada setiap titik kebakaran dibuat 𝐴 = total data kategori ada
buffer sebesar 1 km, 2 km, 3 km, 4 𝑁 = total seluruh sampel
km dan 5 km. Menurut penelitian
sebelumnya metode buffering 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
sebaiknya 2 km (Vetrita, & Haryani,
2012), tetapi belum ada data yang Contoh hasil yang didapatkan
mendukung untuk pengambilan dari hasil perbandingan data lapangan
buffer sebesar itu. kejadian kebakaran hutan dengan
− Titik – titik ini ditumpang susun database hotspot LAPAN dapat dilihat
dengan database koordinat hotspot pada Tabel 3-1. Pada data yang
yang ada dalam database LAPAN. ditampilkan hanya lima data yang
− Jika dalam buffer tersebut dengan pertama dan lima data yang terakhir
titik pusat lokasi kejadian kebakaran karena hanya untuk memberikan
terdapat hotspot maka dikelompokan gambaran analisa data yang dihasilkan.
dalam kategori ada, sebaliknya jika T K merupakan tingkat kepercayaan.
tidak ada hotspot dalam buffer maka Dari hasil perhitungan data
dikategorikan tidak ada. (Seperti lapangan kejadian kebakaran dengan
pada Tabel 3-1). database hotspot MODIS yang dimiliki
Metode ini digambarkan seperti pada LAPAN didapatkan hasil seperti pada
Gambar 2-1. Sedangkan untuk Tabel 3-2.
menghitung berapa persen kategori ada Hasil ini jika dihitung selisih
dibandingkan dengan seluruh data jumlah hotspot yang terdeteksi pada
menggunakan rumus sebagai berikut: masing-masing buffer untuk data
∑𝐴 MODIS menunjukkan hasil seperti pada
𝑃 = ∑ × 100% (1)
𝑁 Tabel 3-3.

Tabel 3-1: CONTOH HASIL REKAP DATA PERBANDINGAN

No. Tanggal Latitude Longitude TK Hasil


1 1/26/2018 99.23708 1.49286 53 tidak ada
2 1/16/2018 99.14117 1.30293 48 tidak ada
3 1/27/2018 109.3128 -0.10681 88 ada
4 1/30/2018 109.3811 -0.15278 71 tidak ada
5 1/31/2018 110.1416 -1.95628 71 tidak ada
… … … … … …
278 3/10/2018 121.0979 -2.6193 54 tidak ada
279 3/14/2018 122.0279 -4.56204 44 tidak ada
280 3/26/2018 122.0278 -4.56168 97 tidak ada
281 4/1/2018 109.11 1.5 81 ada
282 4/1/2018 109.11 1.5 81 ada

Tabel 3-2: HASIL MODIS Tabel 3-3: SELISIH ANTAR BUFFER MODIS

No. Buffer Terdeteksi Persentasi No. Buffer Terdeteksi Selisih

1 1 km 89 31,5 % 1 1 km 89 -
2 2 km 111 39,3 % 2 2 km 111 22
3 3 km 115 40,7 % 3 3 km 115 4
4 4 km 128 45,4 % 4 4 km 128 13
5 5 km 132 46,8 % 5 5 km 132 4

56
Analisis Tingkat Akurasi Titik Hostpot … (Andy Indradjad et al.)

Dari Tabel 3-2 dapat disimpulkan sama pada MODIS persentase kejadian
bahwa dengan buffer 2 km merupakan pada tingkat 30 – 80 % masih tinggi.
pilihan buffer yang paling signifikan
perbedaannya, yang kedua yaitu buffer Tabel 3-6: SELISIH ANTAR BUFFER VIIRS
4 km. Hasil ini juga menunjukkan
bahwa resolusi untuk data hotspot No. Buffer Terdeteksi Selisih
sekitar radius 2 km, dan juga sesuai
dengan penelitian sebelumnya (Vetrita & 1 1 km 46 -
Haryani, 2012). 2 2 km 57 11
Jika hasil tersebut dilihat persentasi 3 3 km 61 4
berdasarkan tingkat kepercayaan antara 4 4 km 65 4
data yang ada di data lapangan dengan 5 5 km 66 1
database MODIS yang ada di LAPAN
Tabel 3-7. HASIL BERDASARKAN TINGKAT
ditunjukkan pada Tabel 3-4. KEPERCAYAAN BUFFER 2 KM

Tabel 3-4: HASIL BERDASARKAN TINGKAT


KEPERCAYAAN BUFFER 2 KM No. TK Deteksi Persen
1 ≥ 80 % 16 28 %
No. TK Deteksi Persen 2 30 % – 80 % 38 67 %
1 ≥ 80 % 36 32 % 3 < 30 % 3 5%
2 30 % – 80 % 69 62 %
3 < 30 % 6 6% Hasil titik kejadian kebakaran antara
Januari sampai April 2018 memiliki
Berdasarkan tingkat kepercayaan sebaran yang tidak merata seluruh
hasil deteksi yang terbaik ada pada Indonesia. Sebaran data lapangan
rentang 30 - 80 %, bukan pada nilai tersebut dapat dilihat dalam Gambar
lebih dari 80 %, hal ini menunjukkan 3-1. Secara keseluruhan jumlah
bahwa tingkat kepercayaan pada kejadian kebakaran yang tercatat yaitu
rentang ini juga harus diperhatikan sebanyak 282 titik kejadian selama
dalam menentukan kejadian kebakaran bulan Januari sampai April 2018. Dari
hutan. total data tersebut terdapat 128 titik
Data lapangan kejadian kebakaran yang dapat dideteksi dengan sensor
ini juga dibandingkan dengan database MODIS dari satelit TERRA dan AQUA
hotspot VIIRS yang berasal dari data S- atau sekitar 45% sebaran data ini
NPP. Hasil untuk setiap buffer data S- dengan data lapangan digambarkan
NPP ditunjukan oleh Tabel 3-5. pada Gambar 3-2, dengan titik
berwarna merah merupakan data
Tabel 3-5: HASIL VIIRS kejadian kebakaran yang dapat
dideteksi oleh data hotspot sedangkan
titik berwarna kuning merupakan data
No. Buffer Terdeteksi Persentasi kejadian kebakaran yang tidak dapat
1 1 km 46 16,4 % dideteksi oleh data hotspot MODIS.
2 2 km 57 20,3 % Jumlah kejadian kebakaran yang dapat
3 3 km 61 21.7 % dideteksi oleh data hotspot dari sensor
4 4 km 65 23,1 % VIIRS dari satelit S-NPP yaitu berjumlah
5 5 km 66 23,5 % 65 titik atau sekitar 23% dengan
sebaran seperti Gambar 3-3, dengan
Hasil diatas jika dihitung selisih penjelasan yang sama. Sedangkan jika
antara perbedaan buffer didapatkan data hotspot digabungkan seluruhnya
bahwa yang terbaik ada di buffer 2 km maka didapat 165 titik yang dapat
hal ini menunjukkan seperti buffer yang dideteksi, atau sekitar 49 %. Hal ini
digunakan pada MODIS. Hasil ini dapat berarti ada total 51 % titik kejadian
dilihat pada tabel 3-6. kebakaran yang tidak dapat dideteksi
Jika dilihat dari tingkat kepercayaan dengan keseluruhan data titik kejadian
yang ada dengan kesesuaian kejadian hotspot dari bulan Januari sampai
kebakaran dapat dilihat pada tabel 3-7. dengan April 2018.
Hasil ini menunjukkan bahwa hal yang

57
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 16. No.1 Juni 2019: hal 53 - 60

Kejadian kebakaran

Gambar 3-1: Sebaran data kejadian kebakaran Januari – April 2018

Hasil MODIS
Ada data di DB HS
Tidak ada data di DB HS

Gambar 3-2: Sebaran data kejadian kebakaran Januari – April 2018 dan database hotspot MODIS

Hasil VIIRS
Ada data di DB HS
Tidak ada data di DB HS

Gambar 3-3: Sebaran data kejadian kebakaran Januari – April 2018 dan database hotspot VIIRS

58
Analisis Tingkat Akurasi Titik Hostpot … (Andy Indradjad et al.)

Hasil di atas menunjukkan UCAPAN TERIMAKASIH


kemampuan deteksi hotspot dari data
satelit masih memiliki kelemahan dalam Penelitian ini didanai oleh
mendeteksi kejadian kebakaran Program Insentif Riset Sistem Inovasi
maupun dalam hal mendeteksi area Nasional Gelombang 1 Tahun Anggaran
kebakaran. Dengan kemampuan seperti 2018 Nomor 11/INS-1/PPK/E4/2018
ini membutuhkan perbaikan dalam hal dan Pusat Teknologi dan Data
algoritma penentuan informasi hotspot Penginderaan Jauh LAPAN. Dr. Ir. Indah
baik untuk data sensor MODIS terlebih Prasasti, M.Si atas saran dan
lagi untuk sensor VIIRS. masukannya pada penulisan ini.
Pada data MODIS yang
mendapatkan hasil akurasi sekitar 45%, DAFTAR RUJUKAN
bila dibandingkan dengan beberapa
penelitian sebelumnya. Pada penelitian Csiszar, I., Schroeder, W., Giglio, L.,
tahun 2012 didapatkan akurasi data Ellicott, E., Vadrevu, K. P., Justice, C.
MODIS untuk di provinsi Riau sebesar O., & Wind, B. (2013). Active fires
43% (Vetrita & Haryani, 2012). from the Suomi NPP Visible Infrared
Penelitian yang lain yang Imaging Radiometer Suite: Product
membandingkan dengan data SPOT status and first evaluation results.
didapatkan akurasi sekitar 34 – 36% Journal of Geophysical Research:
(Zubaidah, Vetrita, & Khomarudin, Atmospheres RESEARCH, 1–14.
https://doi.org/10.1002/2013JD020
2014). Sedangkan untuk data VIIRS
453.Received
penelitian sebelumnya menggunakan
Giglio, L., Descloitres, J., Justice, C. O., &
algoritma yang berbeda yaitu algoritma Kaufman, Y. J. (2003). An Enhanced
VIIRS Night Fire dengan algoritma ini Contextual Fire Detection Algorithm
mengkasilkan akurasi yang baik sebesar for MODIS. Remote Sensing of
65 – 84% bergantung pada versi Environment, 87, 273–282.
algoritmanya (Zubaidah, Vetrita, https://doi.org/10.1016/S0034-
Priyatna, & D, Kusumaning Ayu, 2015). 4257(03)00184-6
Hal ini tentu sangat berbeda dengan Giglio, L., Schroeder, W., & Justice, C. O.
hasil yang didapat pada penelitian ini (2016). The collection 6 MODIS active
yang sekitar 23%. Tentu saja hal ini fi re detection algorithm and fire
perlu menjadi kajian lebih mendalam products. Remote Sensing of
karena sensor satelit ini merupakan Environment, 178, 31–41.
sensor yang baru sehingga perlu https://doi.org/10.1016/j.rse.2016.0
pengembangan baik dari sisi algoritma 2.054
yang digunakan maupun Gustiandi, B., & Indradjad, A. (2013).
implementasinya. Visible Infrared Imager Radiometer
Suite (VIIRS) Active Fires Application
4 KESIMPULAN Related Products (AFARP) Generation
Using Community Satellite Processing
Informasi hotspot dari data Package (CSPP) Software. In
Proceeding of ACRS (p. SC02 893-
satelit penginderaan jauh memiliki
898).
akurasi yang cukup baik untuk
Huang, A., Gumley, L., Strabala, K.,
mendeteksi kejadian kebakaan hutan. Mindock, S., Garcia, R., Martin, G., …
Dari keseluruhan data kejadian Goldberg, M. (2016). Community
kebakaran hanya dapat mendeteksi Satellite Processing Package from
sekitar 49 % kejadian kebakaran. Direct Broadcast: Providing real-time
Buffer lokasi data kejadian dan Satellite Data to every corner of the
hotspot yang terbaik penggunaannya world. In 2016 IEEE International
adalah 2 km baik untuk MODIS Geoscience and Remote Sensing
maupun VIIRS. Symposium (IGARSS) (pp. 5532–
Pada tingkat kepercayaan 30 – 80 5535).
%, memiliki frekuensi kejadian yang https://doi.org/10.1109/IGARSS.201
cukup banyak baik untuk MODIS 6.7730443
maupun VIIRS. Oliva, P., & Schroeder, W. (2015).
Assessment of VIIRS 375 m active fire
detection product for direct burned
59
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 16. No.1 Juni 2019: hal 53 - 60

area mapping. Remote Sensing of Vetrita, Y., & Haryani, N. S. (2012).


Environment (Vol. 160). VALIDASI H O T S P O T MODIS
https://doi.org/10.1016/j.rse.2015.0 INDOFIRE DI PROVINSI RIAU. Jurnal
1.010 Ilmiah Geomatika, 18(No. 1, Agustus
Oudrari, H., Mcintire, J., Xiong, X., Butler, 2012), 17–28.
J., Ji, Q., Schwarting, T., Efremova, Wang, S. D., Miao, L. L., & Peng, G. X.
B. (2016). JPSS-1 VIIRS Radiometric (2012). Procedia Environmental An
Characterization and Calibration Improved Algorithm for Forest Fire
Based on Pre-Launch Testing, Detection Using HJ Data. In The 18th
(December), 1–20. Biennial Conference of International
https://doi.org/10.3390/rs8010041 Society for Ecological Modelling (Vol.
Schroeder, W., Oliva, P., Giglio, L., & 13, pp. 140–150).
Csiszar, I. A. (2014). The New VIIRS https://doi.org/10.1016/j.proenv.20
375 m active fire detection data 12.01.014
product : Algorithm description and Zubaidah, A., Vetrita, Y., & Khomarudin,
initial assessment. Remote Sensing of M. R. (2014). KALIMANTAN
Environment, 143, 85–96. BERDASARKAN DATA
https://doi.org/10.1016/j.rse.2013.1 PENGINDERAAN JAUH SPOT-4
2.008 TAHUN 2012 ( MODIS HOTSPOT
Schroeder, W., Oliva, P., Giglio, L., Quayle, VALIDATION OVER SUMATERA AND
B., Lorenz, E., & Morelli, F. (2016). KALIMANTAN BASED ON REMOTE
Active fire detection using Landsat-8 SENSING DATA. Jurnal Penginderaan
/ OLI data. Remote Sensing of Jauh, 11(No. 1 Juni 2014), 1–15.
Environment, 185, 210–220. Zubaidah, A., Vetrita, Y., Priyatna, M., &
https://doi.org/10.1016/j.rse.2015.0 D, Kusumaning Ayu (2015). DAN
8.032 LAHAN DI INDONESIA (ANALYSIS OF
Syaufina, L., Siwi, R., & Nurhayati, A. D. USE AND VALIDATION VIIRS
(2014). Perbandingan Sumber NIGHTFIRE HOTSPOT FOR
Hotspot sebagai Indikator Kebakaran IDENTIFICATION OF FOREST AND
Hutan dan Lahan Gambut dan LAND FIRE IN INDONESIA). Jurnal
Korelasinya dengan Curah Hujan di Penginderaan Jauh, 12(N0.1, Juni
Desa Sepahat, Kabupaten Bengkalis, 2015), 59–76.
Riau. Jurnal Silvikultur Tropika, 5(2
Agustus 2014), 113–118.

60

Anda mungkin juga menyukai