Kelompok V
Latar Belakang
Sistem informasi iklim telah menjadi suatu kebutuhan yang sangat bermanfaat bagi
berbagai sektor kehidupan, baik itu dalam aspek pemerintahan maupun masyarakat sipil.
Sistem informasi iklim bertujuan untuk memberitahukan serta menerangkan mengenai
bermacam hal yang terkait dengan informasi tersebut. Informasi yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan khalayak merupakan informasi yang tidak berarti. Sistem informasi
iklim berisi hasil pengamatan unsur iklim misalnya seperti informasi tentang rata-rata,
maksimum, dan minimum dari beberapa unsur iklim, intensitas radiasi matahari,
pemantauan penguapan, suhu tanah, dsb. Komponen yang dihasilkan dapat berupa
evaluasi, prakiraan, peringatan, dan lain sebagainya. Kemudian dilihat dari jenisnya dapat
disimplifikasi bahwa informasi iklim meliputi informasi mengenai kondisi iklim masa
lampau, masa sekarang ini, dan masa depan.
Faktor yang menjadi penentu dalam pemanfaatan informasi iklim untuk
pengelolaan resiko iklim ada lima. Lima komponen tersebut adalah sistem pengamatan data
analisis, siste, informasi dan prakiraan iklim, sistem pembuatan dan evaluasi prakiraan,
sistem komunikasi dan diseminasi, dan aplikasi informasi iklim (Boer R 2009). Jika semua
komponen dapat dipenuhi maka informasi iklim dapat dioptimalkan.
Pemanfaatan informasi iklim sangat bergantung pada pemahaman pengguna,
strategi dan kebijakan pemerintah daerah dalam menerapkan informasi iklim pada kegiatan
sektoral, budaya, dan kebiasaan. Jika informasi iklim tidak dimanfaatkan secara baik maka
informasi tersebut tidak bernilai ekonomi dan tidak mempunyai arti. Pemanfaatan
informasi iklim dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kepercayaan pengguna
terhadap informasi, sehingga kualitas informasi menjadi sangat penting.
Kekuatan informasi iklim adalah sangat tergantung pada kecepatan, ketepatan dan
memenuhi kebutuhan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Persoalan yang perlu disorot
ialah mengenai perbedaan kapasitas masing-masing orang untuk dapat memahami suatu
informasi yang disampaikan secara konstruksi akademis. Oleh sebab itu, penyederhanaan
informasi menjadi hal yang penting dalam penyediaan data iklim agar penggunaannya lebih
mudah dimengerti oleh berbagai kalangan. Pemerintah sebagai pihak yang memiliki kuasa
di suatu negara juga sepatutnya mengambil andil yang signifikan dalam hal
memaksimalkan sarana dan prasarana guna menunjang sistem informasi iklim yang lebih
baik lagi ke depannya.
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan mengetahui informasi iklim dan mampu memanfaatkan
informasi iklim tersebut.
METODOLOGI
2
1. Membuka laman BMKG, LAPAN, MODIS yang berisi informasi iklim serta
pemanfaatannya
2. Memuat data pada web tersebut dan melihat informasi iklim yang tersedia
3. Menganalisis data yang tersedia
Pendeteksian daerah
1. Hotspot LAPAN ArcGIS
terbakar
Mitigasi bencana
Kondisi tutupan awan
2. LAPAN banjir atau ArcGIS
dan curah hujan
kekeringan
Informasi
4. Neraca air BMKG ArcGIS
ketersediaan air tanah
Informasi sebaran
5. Sebaran penduduk BPS ArcGIS
tutupan lahan
1. Perkembangan hotspot dapat meningkat pesat dalam hitungan waktu yang sebentar.
Oleh sebab itu, data temporal harian yang disediakan oleh LAPAN berdasarkan citra
MODIS sebenarnya sudah bagus. Tetapi akan lebih baik lagi bila perkembangan data
3
hotspot pada suatu lokasi yang diperoleh dapat terupdate dalam periode beberapa
jam.Meskipun mungkin saja hal ini memang disebabkan karena keterbatasan jumlah
satelit, keterbatasan kemampuan satelit,dan lain sebagainya.
2. Ambang batas suhu yang diterapkan oleh citra MODIS lebih tinggi bila dibandingkan
dengan ambang batas suhu pada data hotspot NOAA, seperti yang dikeluarkan oleh
Departemen Kehutanan. Hal ini dapat berpengaruh padaantisipasi terhadap
peningkatan titik panas di beberapa waktu ke depannya, yang mana padahal berperan
penting dalam penanganan kebakaran suatu lahan/hutan, sebab pembaruan data pada
suatu lokasi hanya didapatkan setiap satu hari sekali.
3. Akurasi hotspot untuk identifikasi kebakaran lahan/hutan tidak tepat 100%. Sebab error
horizontal hotspot berdasarkan penelitian LAPAN dalam (Vetrita dan Haryani 2012)
serta (Zubaidah et. al. 2014) adalah sekitar 1 s.d 2 km dari koordinat lokasi ditunjukkan
oleh satelit. Hal ini terjadi karena sudut tangkapan satelit terhadap permukaan bumi
yang memang tidak tegak lurus secara sempurna.
Suhu Udara
,Kecepatan Mengetahui Perkiraan Curah Hujan
4 Indeks Cold Surge Satelit yang akan terjadi di Indonesia
Angin, dan
Tekanan Udara
NOAA- Untuk mengetahui awal terjadinya
Kecepatan
5 Angin Zonal CIPS musim hujan di Indonesia
Angin
BMKG
4
Tabel 3 Informasi iklim dari BMKG
Informasi iklim Sumber Jenis data yang Pemanfaatan
No
yang tersedia data tersedia
Sebagai peringatan dini bagi daerah
Informasi Potensi yang berpotensi banjir dan
1. Satelit Curah Hujan
Banjir Harian persiapan penanganan bencana
KESIMPULAN
Informasi iklim dapat diakses melalui beberapa laman, seperti BMKG dan
LAPAN. Laman web Modis Catalog LAPAN menyediakan data informasi iklim seperti
informasi titk panas dan informasi titik panas pada tuupan awan. Laman BMKG
menyediakan informasi terkait potensi kekeringan, titik panas, cuaca kebakaran, dan suhu
muka laut. Sistem ini infomarsi iklim ini digunakan diberbagai bidang seperti pertanian,
kelautan, peternakan, perikanan dan lain-lain.
5
DAFTAR PUSTAKA
Boer R. 2009. Klimatologi Terapan: Analisis Resiko, Bahan Kuliah Klimatologi Terapan
Program Pasca Sarjana S-3 IPB. Bogor (ID) : IPB
Haryoko U. 2008. Identifikasi kekuatan dan kelemahan komponen sistem informasi iklim.
J.Agromet. 22 (2) : 132-143
Vetrita Y, Haryani NS. 2012. Validasi hotspot MODIS indofire di Provinsi Riau. Jurnal
Ilmiah Geomatika. 18.
Mensah FO, Alo C, Yidana SM. 2014. Evaluation of groundwater recharge estimates in a
partially metamorphosed sedimentary basin in a tropical environment: aplication
of natural tracers. The Scientific World Journal. 2014 : 1-8.
Wahjunie ED, Haridjaja D, Soedodo H, Sudarsono. 2008. Pergerakan air pada tanah
dengan karakteristik pori berbeda dan pengaruhnya pada ketersediaan air bagi
tanaman. Jurnal Tanah dan Iklim. 28(1): 15-25.
LAMPIRAN I
6
Gambar 2 Peta Suhu Maksimum Harian di Indonesia
7
Gambar 5 Peta Kelembapan Maksimum Harian di Indonesia
8
Gambar 8 Informasi Titik Panas (Hotspot) dari Web LAPAN
9
Gambar 11 Titik Panas Modis Catalog LAPAN
LAMPIRAN II
Tabel 4 Pembagian kerja
Nama NIM Proporsi Bagian yang dikerjakan
Fakhri Labib Chusaini G24170003 14.3% Tugas nomor 1 dan 4
Siti Maryamah G24170005 14.3% Tugas nomor 11 (Pusfatja Lapan)
Rahmad Auliya Tri Putra G24170006 14.3% Tugas nomor 3
Zahra Amani G24170009 14.3% Cover, editor, kesimpulan
Nissa Putri Khaerani G24170015 14.3% Tugas nomor 11 (Modis Catalog Lapan)
Bryandanu Oktanine G24170017 14.3% Latar belakang, tujuan, metodologi
Theresia Bernadette G24170059 14.3% Tugas nomor 11 (BMKG)
10