Anda di halaman 1dari 21

STUDI POLA DISTRIBUSI SPASIAL MENGGUNAKAN METODE

INTERPOLASI PADA DAERAH RAWAN TERBAKAR


DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

SRI RAHAYU NINGSIH


H1071151021

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2019
Latar Belakang

Rumusan
Masalah
Tinjauan

OUTLINE Tujuan
Penelitian
Pustaka

Metodologi

Batasan Masalah

Manfaat
Penelitian
Latar Belakang
Provinsi Sumatera
Selatan:
1.262.000 ha.
Secara geografis Provinsi
Sumatera Selatan terletak
antara 10–40 LS dan
1020–1060 BT dengan luas
daerah seluruhnya
87.017,41 km.

Indonesia memiliki lahan gambut terluas


di antara negara tropis lainnya, yaitu
sekitar 21 juta hektar yang tersebar di
Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.
Berdasarkan variabilitas lahan yang sangat
tinggi, baik dari segi ketebalan gambut,
kematangan maupun kesuburan, maka
tidak semua lahan gambut layak untuk Gambar 1. Peta Lahan Gambut yang terdapat di Indonesia (Kusumo Nugroho, 1992)
dijadikan areal pertanian (Agus &
Subiksa, 2008)
Tujuan Penelitian
Mengetahui & menguasai perangkat lunak pengolahan data WRF dan
perangkat lunak penunjang lainnya.

Memetakan Daerah rawan kebakaran lahan Gambut di Provinsi Sumatera


Selatan.
Tinjauan Pustaka

Gambar 2. Konsep Segitiga Api (https://www.redzone.co/2016/02/17/wildfire-101-the-


fire-triangle- and- the-fire- tetrahedron/)
PEAT FOREST FIRE WEATHER INDEX SYSTEM (FDRS)

HOTSPOT

Kelembaban Udara
Kelembaban Udara SOIL MOISTURE
Suhu
Suhu Udara
Udara Kelembaban Udara Water Table
INPUT Curah Hujan
Curah Hujan Suhu Udara Suhu Udara
UNSUR CUACA Angin
Angin Curah Hujan Curah Hujan

INDEX KERENTANAN
FFMC DMC DC

INDEX ISI BUI


PRILAKU API

FWI
PETA KERAWANAN
KEBAKARAN
KBDI
Index peringatan dini kebakaran yang menghubungkan kondisi cuaca dengan potensi pada lahan
tersebut.

Beberapa hal yang menjadi dasar asumsi KBDI :


1.Rata-rata perubahan kelembaban pada suatu wilayah akan memengaruhi daerah tutupan lahan dan
akan berpengaruh pada curah hujan di wilayah tersebut.
2.Relasi vegetasi dan curah hujan akan didekati sebagai fungsi eksponensial dengan perubahan
kelembaban sebagai fungsi dari curah hujan tahunan.
3.Rata rata penurunan densitas vegetasi akan sebanding dengan penurunan curah hujan tahunan.

mKBDI
Modifikasi Index peringatan dini daerah rawan terbakar dengan parameter tambahan.

(Awaluddin & Sulaiman, 2018)


Salah satu contoh Paper mengenai FDRS Indo-Malaysia

Gambar. Contoh FDRS BMKG


Tropical Peatland FDRS

Sumber: mKBDI Taufik et al 2017


Proses Pengolahan Data
Nilai MKBDI & KBDI

Gambar. Proses Perhitungan nilai KBDI dan MKBDI


Proses Pengolahan Data

Gambar. Proses Pengeplotan menggunakan ArcGIS


Hasil & Pembahasan
(Mei 2018)

Gambar 6. (a) FDRS dengan


nilai MKBDI (b) FDRS dengan
nilai KBDI
Hasil & Pembahasan
(Juli 2018)

Gambar 9. (a) FDRS dengan


nilai MKBDI (b) FDRS dengan
nilai KBDI
Hasil & Pembahasan
(Mei 2018)

Gambar 3. (a) FDRS dengan


nilai MKBDI
Hasil & Pembahasan
(Juli 2018)

Gambar 10. (a) FDRS dengan


nilai MKBDI (b) FDRS dengan
nilai KBDI
Hasil & Pembahasan
(Juli 2018)

Gambar 11. (a) FDRS dengan


nilai MKBDI
Hasil & Pembahasan
(April 2018)

Gambar 12. (a) FDRS dengan


nilai MKBDI
Hasil & Pembahasan
(April 2018)

Gambar 14. (a) FDRS dengan


nilai MKBDI
Kesimpulan
1. Dapat mengoperasikan software WRF Browser untuk mengolah data dan
ArcGIS untuk pemetaan.

2. Daerah yang paling rentan terbakar pada bulan Mei-Juli adalah di


Kecamatan Air Sugihan.

3. Daerah yang paling rentan terbakar pada bulan April adalah di Kecamatan
Air Sugihan, Kecamatan Kayu Agung, Kecamatan Pedamaran dan
Kecamatan Pampangan.

4. Pada musim hujan, nilai ground water level yang rendah akan menurunkan
nilai kerentanan.
5. Pada musim dengan index kekeringan tinggi, akan menaikkan nilai rentan
kebakaran.
Daftar Pustaka
Awaluddin, I. & Sulaiman, D. A., 2018. Sistem Pemeringkatan Bahaya Kebakaran, Propagasi Api dan
Disppersi Asap Lahan Gambut Tropis. Serpong: BPPT.
Heriyanto, E. & Nuryanto, D. E., 2014. Prediksi Sebaran Asap Kebakaran Hutan/Lahan menggunakan
WRF/CHEM. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, Volume XV, pp. 51-58.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai