Metodologi AMDAL
Suatu prinsip dasar yang harus diambil demi kepentingan efisiensi adalah semua data
yang dikumpulkan harus berhubungan secara langsung terhadap proses analisis dampak. Metode
analisis data akan berbeda-beda tergantung pada persoalan tujuan studi. Dalam banyak hal
diharapkan bahwa daftar/tabel yang sederhana atau grafik akan memenuhi untuk penyajian data
awal, akan tetapi dalam semua kasus analisis harus mengambil bentuk yang jelas dan pembahasan
difokuskan pada masalah
a. Studi Pustaka
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu
dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,
tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan,
ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetakmaupunelektroniklain.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu
penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat
ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat
memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya
dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi
dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.
1) Badan Informasi Geospasial untuk mendapatkan peta dasar dan peta tematik
yang diperlukan seperti peta geologi, penyebaran jenis tanah, peta vegetasi dan
peta hidrologi
2) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk informasi jenis biota darat
(flora dan fauna) serta diversity ( keanekaragam hayati)
4) Biro Pusat Statistik dan monografi untuk informasi Demografi, Pertumbuhan &
Ketenaga kerjaan, Sosial Ekonomi dan perekonomi local maupun regional,
PDRB dan sosial Budaya.
5) Dinas kesehatan untuk informasi Pola penyakit, Insidensi dan prevalensi, sarana
dan prasarana kesehatan, Status gizi & kecukupan pangan
2) Komponen Biologi
Suatu inventarisasi jenis tumbuhan dan jenis vegetasi lainnya didalam area proyek
dan sekitarnya dilakukan penyelidikan lapangan guna mengetahui komposisi
Struktur jenis vegetasi dan satwaliar di berbagai tipe ekosistem pada areal studi.
Parameter atau Biologi yang dimaksud yakni melipti : vegetasi hutan, biota air
dan satwa liar.
a) Vegetasi Hutan : Pengamatan vegetasi secara proposional dilakukan
menggunakan Metode Jalur Berpetak yakni dengan cara penetapan garis transek
dengan arah tegak lurus kontur.
b) Vegetasi Budidaya : Informasi mengenai vegetasi budidaya (di pekarangan,
ladang/tegalan dan kebun) di wilayah studi dilakukan dengan pengamatan
langsung, wawancara dengan penduduk dan monografi desa.
c) Satwa Budidaya dan Satwa Liar : Untuk satwa liar baik dilakukan pengamatan
langsung (perjumpaan/jejak pada jalur transek)
d) Biota Air : Parameter dan Metode pengukuran serta alat yang digunakan untuk
pengambilan contoh biota perairan.
9.2. DE ANALISIS
Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan Metode anaiisis kualitatif clan
analisis kuantitatif, yakni dilakukan dengan menelusuri interaksi dan kesimpulan dari tiap-tiap
masalah yang timbul berdasarkan pendapat para ahli atau dengan analogi. Analisis kuantitatif
berdasarkan besaran kuantitatif (dikuantitatifkasi) untuk diolah secara matematik atau tabulasi.
9.3. METODA PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK
9.3.1. Kriteria
a. Kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan metoda
1) Memenuhi syarat pendekatan secara ilmiah
3) Penguasaan ciri dan sifat umum dan khusus dari zona lingkungan.
5) Pedoman yang diberikan oleh instansi yang bertangung jawab mengenai bentuk
informasi yang diperlukan dan cara penyajiannya.
Metode ini tidak memberikan petunjukyang terinci tentang penilaian dampak yang
disarankan adalah hal-hal umum tentang kemungkinan dampak seperti dampak
pada tumbuhan, binatang, danau, hutan dan lain-lain. Metode ini tidak
menganjurkan suatu pengkajian terhadap parameter khusus.
Prosedur Ad Hoc melibatkan suatu tim ahli yang pendugaannya mengenai suatu
dampak menurut keahliannya masing-masing digabungkan. Misalnya untuk suatu
rencana pembuatan jalan raya, maka kemungkinan dampak yang perlu diperhatikan
dan ahli yang mengkajinya.
Metode Overlays membagi area studi ke dalam unit geografis berdasarkan pada
keseragaman titik-titik grid dalam ruang, bentuk topografis berdasarkan pada
keseragaman titik grid dalam ruang, bentuk topografis atau perbedaan penggunan
lahan, pemotretan udara dan lain-lain, digunakan untuk merangkai informasi yang
dihubungkan dengan faktor lingkungan dan manusia di dalam unit yang geografis.
Melalui penggunaan teknik overlay, berbagai kemungkian penggunaan lahan dan
kelayakan teknik dapat ditentukan secara visual.
Menggunakan sejumlah peta di tempat proyek yang akan dibangun dan daerah
sekitarnya yang akan dibangun dan daerah sekitarnya yang tiap peta
menggambarkan komponen-komponen lingkungan yang lengkap meliputi: aspek
fisik-kimia, biologi, social-ekonomi dan social budaya. Penggabungan dalam
bentuk penampalan akan menunjukan kumpulan atau susunan keadaan lingkungan
daerah tersebut.
Overlays merupakan suatu system informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk
dari penggabungan berbagai peta individu. Agregat dari kumpulan peta individu ini
(peta komposit) mapu memberikan informasi yang lebih luasdan bervariasi.
Masing-masing peta transparasi memberikan informasi tentang komponen
lingkungan dan social. Peta komposit yang terbentuk memberikan gambaran
tentang konflik antara proyek dan faktor lingkungan. Metode ini tidak menjamin
akan mengakomodir aemua dampak potensial. Contoh. Peta suato reservoir dalam
proyek DAM akan memperlihatkan potensi terhadap terjadinya banjir yang
kemudian dapat di-overlay dengan peta habitat hewan, aktifitas manusia dan
sebaagainya.
Shopley dan Fuggle (1984) termasuk Mcharg (1969) berjasa dalam pengembangan
peta overlay. Overlay dibentuk oleh satu set peta transparan yang masing-masing
mempresentasikan distribusi spasial suatu karakteristik lingkungan (contoh :
kepekaan erosi). Informasi untuk variabel acak harus dikumpulkan terlebih dahulu
sebagai standar unit geografis di dalam suatu area studi, dan dicatat pada satu
rangkaian peta (satu untuk masing-masing variabel). Peta ini kemudian di overlay
untuk menghasilkan suatu peta gabungan (lihat gambar). Hasil peta gabungan
memperlihatkan karakter fisik area, sosial, ekologis, tata guna lahan dan
karakteristik lain yang relevan dan berkaitan dengan tujuan pengembangan lokasi
yang diusulkan. Untuk menyelidiki derajat/tingkatan dari dampak, alternatif proyek
yang lain dapat ditempatkan pada peta akhir.
Validitas dari analisa tergantung pada jenis dan jumlah parameter yang dipilih.
Untuk suatu peta gabungan yang layak, jumlah parameter di dalam suatu overlay
transparan dibatasi sekitar sepuluh. Sedikitnya terdapat dua cara dari metode ini
yang di digunakan dalam penilaian dampak. Yang pertama adalah menggunakan
peta sebelum dan sesudah proyek untuk menilai secara visual perubahan yang
terjadi pada tata guna lahan. Cara yang lain adalah dengan mengkombinasikan
pemetaan yang disertai suatu analisa sensitivitas area atau daya dukung ekologis.
Pada penggunaan yang terakhir, batasan pengembangan diatur berdasarkan batas
dasar dari lokasi yang merupakan area sensitif serta penilaian daya dukung.
Metoda memiliki orientasi spasial dan mampu untuk mengkomunikasikan aspek
spasial dari suatu dampak komulatif. Pembatasan tersebut berhubungan dengan: 1)
ketiadaan penjelasan jalur munculnya dampak; dan 2) ketiadaan kemampuan
memprediksi berkenaan dengan efek terhadap populasi.
Metoda overlay membagi area studi ke dalam unit geografis berdasar pada
keseragaman titik-titik grid dalam ruang, bentuk topografis atau perbedaan
penggunaan lahan. Survai lapangan, peta inventori topografi lahan, pemotretan
udara dan lain-lain, digunakan untuk merangkai informasi yang dihubungkan
dengan faktor lingkungan dan manusia di dalam unit yang geografis tersebut.
Melalui penggunaan teknik overlay, berbagai kemungkinan penggunaan lahan dan
kelayakan teknik dapat ditentukan secara visual. (Mcharg, 1968). Skala peta dapat
divariasikan mulai dari skala besar (untuk perencanaan regional) sampai skala kecil
untuk identifikasi yang bersifat spesifik. Overlay juga digunakan pada pemilihan
rute untuk proyek bidang datar (dua dimensi) seperti jalan dan jalur transmisi. Pada
tahap awal dilakukan screening dari berbagai alternati rute (pengurangan beberapa
rute) untuk mengurangi beban kebutuhan detail analisis.Mcharg (1968)
memperkenalkan teknik ini dengan orientasi spesifik kearah pembangunan jalan
raya. Metoda yang digunakan terdiri dari transparansi karakteristik lingkungan
yang dipresentasikan ke dalam peta dasar regional. Dibuat sekitar 11-16 peta yang
menggambarkan karakteristik dari lingkungan dan tata guna lahan. Peta tersebut
mempresentasikan tiga tingkatan dari karakteristik lingkungan dan tata guna lahan
berdasar pada “kecocokan dengan pembangunan jalan raya”. Pendekatan ini
bermanfaat untuk menyaring alternatif lokasi proyek atau rute sebelum
penyelesaian analisa dampak yang lebih terperinci. Metoda ini juga telah
digunakan untuk mengevaluasi pilihan pengembangan dalam kawasan pantai, rute
saluran dan jalur transmisi. (EIA for Developing Countries).
Overlay merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk dari
penggabungan berbagai peta individu (memiliki informasi/database yang spesifik).
Agregat dari kumpulan peta individu ini, atau yang biasa disebut peta komposit,
mampu memberikan informasi yang lbih luas dan bervariasi. Masing-masing peta
tranparansi memberikan informasi tentang komponen lingkungan dan sosial. Peta
komposit yang terbentuk akan memberikan gambaran tentang konflik antara
proyek dan fakto lingkungan. Metode ini tidak menjamin akan mengakomodir
semua dampak potensial, tetapi dapat memberikan damapak potensial pada spasial
tertentu. Sebagai contoh, peta suatu reservoir dalam poyek DAM akan
memperlihatkan potensi terhadap terjadinya banjir, yang kemudian dapat di-
overlay dengan peta habitat binatang, aktivitas manusia dan sebagainya. (EIA :
What are the available methods)
1) Tentukan sasaran dari checklist. Apa tujuan, dimana akan digunakan, dan
bagaimana hasila akhir yang diharapkan. Kemudian hal pa saja yang tidak dapat
dicapai dengan hanya menggunakan metode ini.
Metode ini menjadi sederhana karena dalam mengidentifikasi berbagai potensi dampak
tidak disajikan informasi dalam ebntuk ukuran dan interpretasi.
1) Karena tidak memiliki standart khusus, item-item dalam pada pengetahuan dan
pengalaman para penyusun checklist.
2) Checklist hanya merupakan “yes or no question”yang tidak dapat menggambarkan
secara rinci efisiensi dai suatu subsitem dalam projet yang dilaksanakan.
3) Checklist tidak dapat mengurutkan skala prioritas suatu hazard.
Checklist amdal terhadap dampak lingkungan gedung merupakan cara untuk menganalisa
mengenai dampak di seluruh lingkungan gedung yang merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan gedung itu sendiri dari
aktivitas manusia.
a. Metode Leopold
Identifikasi dampak lingkungan hari proyek ditulis dalam interaksi antara aktivitas dan
komponen lingkungan.
Langkah pertama setelah matriks dibuatadalah menentukan dampak dari tiap aktivitas
proyek pada komponen lingkungan. Apabila diduga akan terjadi dampak pada suatu
komponen lingkungan dari aktivitas maka kotak penemuan pada matriks dari keduanya
diberi tanda diagonal.
Langkah kedua adalah dari tiap kotakyang berdiagonal ditetapkan besar (magnitude) dan
tingkat kepentingan (importance) dampaknya. Dinyatakan dalam angka atau skala dari
satu sampai sepuluh derta diberikan catatan uraian atau kreteria yang jelas dari tiap nilai
tersebut. Penyusunan skala sebaiknya didasarkan pada evaluasi nilai yang objektif.
Dampak yang positif diberi tanda “+”dan negative “-“.
dianalisis dibagi dalam beberapa satuan. Satuan tersebut dapat disusun berdasarkan
topografi atau penggunaan lahan. Untuk tiap satuan dikumpulkan keterangan mengenai
keadaan lingkungannya dengan berbagai cara, baik dengan survey lapangan maupun
dengan potret udara dan peta-peta yang telah ada.
Langkah berikut melakukan identifikasi dari dampak yang diduga akan terjadi pada
berbagai komponen lingkungan dari setiap satuan daerah. Setiap komponen lingkungan
dan dampaknya digambarkan dalam satu transparasi tersendiri.
d. Metode Netwoks
Metode Network (skema aliran/ flowchart/ bagan alir) merupakan metode berupa susunan
daftar aktivitas proyek yang saling berhubungan dan komponen-komponen lingkungan
yang terkena dampak. Kemudian dari kedua daftar tersebut disusun lagi hingga dapat
menunnjukan aliran dampak yang dimulai dari suatu aktivitas proyek.
Susuna aliran dampak menggambarkan adanya dampak langsung dan tidak langsung serta
hubungan antar komponen lingkungan, sehingga dapat mengevaluasi dampak secara
keseluruhan, dapat dicari aktifitas pokok mana yang harus dikemdalikan.
Mengingat dampak suatu proyek bersifat unik dan khas maka relatif tidak
ada daftar uji yang berlaku sama untuk semua jenis proyek di semua
lokasi/ruang. Dengan demikian isi atau materi daftar uji yang relevan
dengan karakteristik proyek dan kondisi wilayah sekitar proyek harus
dikembangkan sendiri oleh penyusun AMDAL/SEL. Satu kelemahan lain
dari daftar uji adalah tidak diketahuinya secara jelas sumber penyebab
dampak.
4) Matriks
Matrik yang digunakan untuk keperluan identifikasi dampak
merupakan matrik sederhana (simple marix). Matrik sederhana
menggambarkan interaksi antara kegiatan proyek dengan komponen-
komponen lingkungan di sekitarnya. Pada bagianlajur tertera kegiatan
pembangunan yang direncanakan , sedang pada bagian baris tertera
berbagai komponen dan parameter lingkungan. Apabila suatu kegiatan
proyek, misal kegiatan ke-i (i : 1, 2, 3, , m), secara potensial menimbulkan
dampak pada komponen lingkungan tertentu, misal komponen ke-j (j: 1, 2,
Universitas Gadjah Mada
3, , n), maka pada interaksi ke ij diberi tanda atau noktah seperti x.
Kelebihan matrik sederhana ini dibandingkan daftar uji adalah diketahuinya
sumber penyebab timbulnya potensi dampak lingkungan.
5) Bagan Alir
Bagan alir merupakan suatu model yang dikonstruksikan melalui jalingan
hubungan sebab akibat antara sumber penyebab dampak (kegiatan/proyek)
dan faktor-faktor lingkungan yang terkena dampak, balk dampak lingkungan
yang bersifat primer, sekunder maupun tersier.
Prakiraan dampak sangat bermanfaat sebagai bahan evaluasi ampak. Hasil prakiraan
dampak sangat menentukan hasil evaluasi dan selanjutnya hash evaluasi dampak akan
Keterangan:
proyek.
D :Tingkatkebisnganpadathapkonstruksi(t3),ondistanpa
proyek.
E :Tingkatkebisnganpadakhirtahapkonstruksi(t2),ondis
dengan proyek.
proyek.
Analisis dampak dengan cara ini dilakukan tidak hanya untuk setiap
waktu (kegiatan), namun juga untuk suatu ruang (jarak) tertentu. Misalnya:
perubahan kebisisngan yang terjadi dihitung untuk koridor dengan jarak 0, 50,
100, 150 dan 200 m dari pusat keg iatan.
Rencana Kegiatan
2008
2013
—
1998 —
77,52 - 79,11 57,52 —
2003 79,11
2013 —
—
59,11
81,21 — —
82,23
60,21
4.4. Evaluasi Dampak
- dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan dari berbagai alternatif usaha atau kegiatan,
Yang dimaksud evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah telaahan secara
totalitas terhadap beragam dampak penting lingkungan, dengan sumber usaha atau
kegiatan dampak. Beragam komponen lingkungan yang terkena dampak penting
tersebut (balk positif maupun negatif) ditelaah sebagai satu kesatuan yang soling terkait
dan saling pengaruh-mempengaruhi, sehingga diketahu sejauh mana "pertimbangan"
dampak peting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif. Dampak-dampak
penting yang dihasilkan dari evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak penting yang
harus dikelola.
Contoh Hasil Evaluasi Dampak dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Semua dampak penting yang ditemukan pada studi ANDAL harus dikelola
dan dipantau. Cara-cara pengelolaan dan pernantauan lingkungan masing-masing
disusun dalam dokumen RKL dan RPL.
No Komponen Lingkungan 7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1 994 Kepent. Prioritas Sifat Catatan
1 2 3 4 5 6 7 Dampak Pengelolaan Dampak
1 Pembebasan lahan Tujuh kriteria:
a. Ruang, tanah dan lahan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 1. Jml
b. Kependudukan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 2. lugs wilayah
c. Sosial budaya 2 3 3 3 3 2430 1 - musia
d. Persepsi masyarakat 2 3 5 3 5 33 52 2700 1 - 4. banyaknya
2 Mobilisasi alat berat komponen
a. Lalulintas dan keselamatan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 5. komulatif
b. Perkerasan jalan umum 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 6. berbalik/tdk
3 Pekerjaan galian dan timbunan
a. Fisiografi 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - Ting. kepentingan
b. Biotis 2 2 3 3 3 3 2 1296 2 - 1. kurang
c. Sosial Budaya 2 3 3 4 3 2 5 2160 1 - 2. cukup
4 pting
Pengangkutan material 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - 3. penting
pting
b. Perkerasan jalan umum 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - 5. sangat penting
5 Pekerjaan perkerasan jalan
a. Kualitas udara dan kebisingan 2 3 3 4 4 2 2 1152 2 - Intensitas dampak
b. Hidrologi 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - Perub. Skala
6 Pemagaran sepanjang jalan tol 0 1
a. Mobilisasi penduduk 3 3 3 3 3 2 2 972 3 1 2
b. Persepsi masyarakat 3 3 3 3 3 2 2 972 3 2 3
7 Operasi jalan tol 3 4
a. Fisiografi 2 2 5 2 3 2 2 648 3 - 4 5
b. Hidrologi 2 2 5 3 3 2 2 720 3 -
c. Ruang, tanah dan lahan 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 +
d. Mobilisasi penduduk 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 +
No Komponen Lingkungan 7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1 994 Kepent. Prioritas Sifat Catatan
1 2 3 4 5 6 7 Dampak Pengelolaan Dampak
e. Perekonomian masyarakat 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 + Prioritas penanganan
f. Persepsi masyarakat 3 4 5 3 3 2 2 2880 1 + dampak:
8 Operasional kendaraan No Kepentingan
a. Kualitas udara dan kebisingan 2 3 5 5 4 2 2 2400 1 - Prioritas Dampak