Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PERENCANAAN JALAN REL

“PERENCANAAN GEOMATRIK JALAN REL”

Disusun Oleh: Kelompok 15

1. Ardiansyah Pratama (41117110049)


2. Bagoes Yudha Sulistyo (41117110154)
3. Deny Ramadhan (41117110166)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

TAHUN AJARAN 2018/2019


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

DAFTAR ISI

UNIVERSITAS MERCU BUANA 2


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, Tugas Besar mata kuliah Perancangan Jalan Rel dapat
diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Hermanto Dwiatmoko, Dr,MSTr.,IPU dan Bapak Aditia Kesuma Negara Dalimunte, ST
yang telah memberi ilmu dan pengetahuan kepada kami tentang perancangan jalan rel.
Segala hambatan dan rintangan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah
tugas besar ini telah menjadi sebuah pelajaran bagi kami untuk meningkatkan kinerja
dan kesolidaritasan kelompok kerja sehingga makalah ini diharapkan dapat menjadi
makalah yang baik.

Kami harapkan makalah ini dapat membantu para pembaca dan serta kami sebagai
anggota kelompok untuk mengerti tentang Perancangan Jalan Rel. kami juga menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan kesempurnaan hanyalah milik
Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu kami selalu menerima kritik dan saran membangun
bagi kebaikan tugas atau laporan selanjutnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan apabila terdapat banyak kekurangan kami
mohon maaf yang setulusnya.

Jakarta, 27 Juli 2019

Kelompok 15

UNIVERSITAS MERCU BUANA 3


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

1.1.1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupn


manusia. Terdapat hubungan erat antara transportasi dengan jangkauan dan lokasi
kegiatan manusia, barang dan jasa. Dalam kaitannya dengan kehidupan dan kegiatan
manusia, transortasi mempunyai peranan signifikan dalam aspek aspek social, ekonomi
lingkungan politik serta pertahanan dan keamanan .

Kereta api merupakan moda transportasi darat berbasis jalan rel yang efisien. Hal
ini dibuktikan dengan daya angkutnya yang baik berupa manusia maupun barang yang
lebih besar disbanding moda transportasi lain, kereta api lebih ekonimis, tertib, tepat
waktu , dan konsumsi bahan bakar yang lebih hemat.

Kereta api sekarang ini sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena dirasa
lebih aman nyaman dan ekonomis. Dan semakin meningkatnya kebutuhan daya angkut,
sarana transportasi harus lebih ditingkatkan demi berkembangnya perkereta apian di
Indonesia

Kereta api merupakan salah satu alternative transportasi yang diminati sebagian
besar masyarakat terutama di Pulau Jawa. Jumlah kecelakaannya pun lebih kecil. Perlu
adanya pengembangan terhadap fasilitas perkereta apian Indonesia baik segi mutu
pelayanan dan kualitas gerbong serta jalan rel yang memadai

Alinemen jalan rel merupakan arah dan posisi sumbu rel yang terdiri dari bagian
lurus, alinemen horisontal dan alinemen vertikal. Kriteria perencanaan alinemen yang
baik mempertimbangkan beberapa faktor berikut ini :
1. Fungsi jalan rel
Alinemen jalan rel harus memenuhi tujuan dari penggunaannya. Secara umum jalan
tersebut berfungsi sebagai pelayanan transportasi/pergerakan orang atau barang yang
menghubungkan tempat-tempat pusat kegiatan.

UNIVERSITAS MERCU BUANA 4


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

2. Keselamatan
Jalan rel dirancang untuk menghindari adanya kecelakaan, baik keselamtan yang terjadi
pada lalu lintas kereta api dan interaksi terhadap jalan raya.
3. Ekonomi
Jalan rel dibangun dengan mempertimbangkan biaya pembangunan, pemeliharaan dan
operasi, manfaat dari pembangunan jaln rel baik secara makro maupun mikro.
4. Aspek Lingkungan

Pembangunan jalan rel harus mempertimbangkan dampak lingkungan yang ditimbulkan


selain nilai estetika yang dipertimbangkan. Dampak lingkungan yang terjadi meliputi
longsor, banjir, kerusakan hutan, dll.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menentukan Sudut belok pada trase


2. Menentukan data rancangan analisis
3. Menghitung lengkung horizontal dan peninggian rel

1.3 Tujuan

1. Mengetahui kriteria yang perlu diperhatikan untuk merencanakan geometric jalan rel.

2. Mengetahui teknik dan peraturan untuk merencanakan geometrik jalan rel yang
digunakan di Indonesia.

3. Memahami dasar-dasar, kriteria dan ketentuan umum perencanaan alinemen jalan rel
yang baik sesuia dengan Peraturan Dinas No.10 tahun 1986.

4. Merencanakan alinemen horisontal geometrik jalan rel secara lengkap dan memahami
hubungan diantara komponen jari-jari lengkung, peninggian rel dan kecepatan kereta
api di lengkung.

5. Menggambarkan proyeksi lengkung horisontal dan vertikal serta membuat gambar


potongan melintang pada titik penting

UNIVERSITAS MERCU BUANA 5


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

UNIVERSITAS MERCU BUANA 6


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

Jari-jari minimum lengkung Jari-jari minimum


Kecepatan Rencana
lingkaran tanpa lengkung lengkung lingkaran dgn
(km/jam)
transisi (m) lengkung transisi (m)
120 2370 780
110 1990 660
100 1650 550
90 1330 440
80 1050 350
70 810 270
60 600 200
Sumber : Peraturan Dinas Nomor 10, PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Pada saat kereta api melalui lengkung horizontal, kedudukan kereta/ gerbong lokomotif,
gaya berat kereta, gaya sentrifugal yang timbul dukungan komponen struktur jalan rel dapat
digambarkan sebagai berikut.

keterangan :

R : jari-jari lengkung (meter)

D : dukungan komponen struktur jalan rel

C : gaya sentrifugal

w : jarak antara kedua titik kontak antara roda dengan kepala rel, sebesar 1120 mm

UNIVERSITAS MERCU BUANA 7


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

G : berat kereta/gerbong/lokomotif (kg)

h : peninggian rel (mm)

Pada kedudukan seperti diilustrasikan pada gambar, untuk berbagai kecepatan yang akan
direncanakan jari-jari minimum yang digunakan perlu ditinjau dari dua kondisi, seperti :

• gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat saja.

• gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh berat dan kemampian dukung
komponen struktur jalan rel.

• Gaya Sentrifugal yang Timbul diimbangi oleh Gaya Berat saja.

Suatu kondisi dimana gaya sentrifugal yang timbul, tidak didukung oleh gaya-gaya lainnya.
Adapun persamaan yang digunakan sebagai berikut :

c= m.V2/R

dengan

c= gaya sentrifugal

R= jari jari lengkung (meter)

v= kecepatan kereta api (Km/Jam)

Massa= G/g ; g= percepatan gravitasi =9.81 m/detik2

sehingga h= w.V2/g.R2

dengan satuan praktis yaitu :

V : kecepatan perancangan (km/jam)

R : jari-jari lengkung horizontal, (meter)

w : jarak antara kedua titik kontak roda dan rel, sebesar 1120 mm,

h : peninggian rel pada lengkung horizontal, (mm)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 8


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

g : percepatan gravitasi, sebesar 9,81 m/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘2

diketahui

h= 8,8.V 2/R

sehingga

R= 8,8.V 2/h

denga peninggian maksimum , h maksimum = 110 mm

maka

R= 8,8 . V2/110

dengan demikian jari lengkug miniam lingkaran

Rmin = 0,08. V2

Gaya Sentrifugal yang Timbul diimbangi oleh Gaya Berat dan Kemampuan Dukung
Komponen Struktural Jalan Rel

Kemampuan dukung komponen struktur jalan rel yang dimaksud di sini ialah kemampaun
dukung total yang dapat diberikan oleh komponen struktur jalan rel, yaitu : rel, sambungan
rel, penambat rel, bantalan dan balas.

Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat dan kemampuan dukung komponen
jalan rel, sehingga menimbulkan persamaan sebagai berikut:

UNIVERSITAS MERCU BUANA 9


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

C cosa = Gsina + Dcos ca

(m.V2/R) cosa = Gsina + Dcos ca

Gsina= (m.V2/R - D) cosa

Gtana= m.V2/R - D)

Besarnya dukungan komponen struktur jalan rel tergantung pada massa

dan percepatan sentrifugal, yaitu :

D = m.a

dimana :

a = percepatan sentrifugal (m/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘2)

m = massa (kg)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 10


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

2.2 Lebar Jalan Rel (Sepur)

• Indonesia menggunakan lebar sepur (track) 1067 mm (3 feet 6 inch) yang tergolong pada
sepur sempit (jarak terpendek rel yang satu sampai sisi dalam rel lainnya).
• Pada jalur lurus, besarnya lebar sepur tetap yaitu 1067 (Indonesia) seperti diilustrasikan
pada gambar. Lebar sepur dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut :

S = r + 2.f + 2.c

dengan ketentuan :

S : lebar sepur (mm)

r : jarak antara bagian terdalam roda (mm)

f : tebal flens (mm)

c : celah antara tepi dalam flens dengan kepala rel (mm)

Sedangkan pada lengkung horizontal, lebar sepur memerlukan perlebaran yang


ditentukan berdasarkan pada jari- jari lengkung horisontalnya.

UNIVERSITAS MERCU BUANA 11


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

UNIVERSITAS MERCU BUANA 12


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

19. Kecepatan desain (Vdesain) =125 km/jam

3.2 Penentuan Jarak Antar Titik Pada Anyilemen Horizontal

Penentuan Jarak Antar Titik Pada Alinyemen Horizontal


dA1 = √ (6597.5−3300)2+(7200−6100)2
dA1 = 3476,13 m
d12 = √ ( 7362−6597.5 )2 + ( 8205−7200 )2
d12 = 1262.73 m
dB2 = √ ( 8700−7362 )2 + ( 8790−8205 )2
dB2 = 1460.30 m

Total Jarak = dA1 + d12 + dB2


= 3476.13 + 1262.73 + 1460.30
= 6199.16 m

3.3 Perhitungan Sudut Belok Pada Trase

x 2−x 1
Azimuth (a) = arc Tan
y 2− y 1
6597.5−3300
Azimuth (aA) = arc Tan
7200−6100
Azimuth (aA) =71° 33’ 7.27” ~ 157°27’0”
71° 33’ 7.27” dikonversikan menjadi 157,45° (Sesuai ketentuan tugas ) atau senilai
157°27’0”, jadi rumus perhitungan azimuth selanjutnya adalah

x 2−x 1
Azimuth (a) = arc Tan + (157°27’0”-71° 33’7.27”)
y 2− y 1

x 2−x 1
Azimuth (a) = arc Tan + 85°53’52.73”
y 2− y 1

x 2−x 1 α1 =103°9’29.23”
α1 = arc Tan + 85°53’52.73”
y 2− y 1
x 2−x 1
α2 = arc Tan + 85°53’52.73”
7362−6597.5 y 2− y 1
α1 = arc Tan +
8205−7200
85°53’52.73” 8700−7362
α2 = arc Tan + 85°53’52.73”
8790−8205
α1 = 37°15’36.5”+ 85°53’52.73”

UNIVERSITAS MERCU BUANA 13


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

α2 = 66°23’2.75”+ 85°53’52.73” α2 =152°16’55.48”

() Menentukan Sudut Belok

UNIVERSITAS MERCU BUANA 14


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

UNIVERSITAS MERCU BUANA 15


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

b) Perancangan peninggian rel


h = 5.95 x Vmaks2/Rrencana
= 5.95 x 1102/700
= 102.85 mm
h min = 8,8 x Vmaks2/R – 53.54
= 8.8 x 1102/700 – 53.54
= 98.57 mm
h min < h , sehingga digunakan peninggian rel sebesar 103 mm
c) Panjang lengkung peralihan
Ls = 0,01 x h x Vmaks
= 0,01 x 103 x 110
= 113.3 m
d) Sudut lengkung peralihan dan sudut lengkung lingkaran
360. Ls
θs =
4. π . R
360.113.3
=
4. π .700
= 4.64°
θc = ∆1 – 2.θs
= 54°17’30.77”– 2x4.64°
= 45°0’48.42”
e) Panjang lengkung lingkaran
Lc = θc/360 x 2 π R
= 45°0’48.42”/360° x 2.π.700
= 549.664 m
3
Ls
x = Ls−( 2
)
40. R
113.33
= 113.3−( )
40.7002
= 113.226 m
y = 𝐿𝑠2/6R
= 113.32/6 x 700
= 3.056 m

UNIVERSITAS MERCU BUANA 16


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

K = x – R . Sinθs
= 113.226 – 700.sin(4.64)
= 56,609
P = y – R (1 – cosθs)
= 3,056 – 700 (1 – cos(4,64))
= 0,763 m
Et = (R + P) sec(∆1 /2)- R
= (700 + 0,763) sec(54°17’30.77”/2) – 700
= 87.51 m ~ 88 m
Tt = (R + P) tan ∆1/2 + K
= (700+ 0.763) tan(54°17’30.77”/2) + 56.609
= 415.917 m ~ 416 m
L total = LC + 2 LS
= 549.664 + 2 x 113.3
= 776.264 m
 Perhitungan pada tikungan 1 (track 1)
a) Perancangan lengkung horizontal
Vmaks = 110 km/jam
Vrencana = 110 km/jam
R min = 0,054 x V2
= 0,054 x 1102
= 653,4 m
R rencana = 700 – 2
= 698 m
b) Perancangan peninggian rel
h = 5.95 x Vmaks2/Rrencana
= 5.95 x 1102/698
= 103.145 mm
h min = 8,8 x Vmaks2/R – 53.54
= 8.8 x 1102/698 – 53.54
= 99.01 mm
h min < h , sehingga digunakan peninggian rel sebesar h = 104 mm

UNIVERSITAS MERCU BUANA 17


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

c) Panjang lengkung peralihan


Ls = 0,01 x h x Vmaks
= 0,01 x 104 x 110
= 114.4 m
d) Sudut lengkung peralihan dan sudut lengkung lingkaran
360. Ls
θs =
4. π . R
360.114,4
=
4. π .698
= 4.7°
θc = ∆1 – 2.θs
= 54°17’30.77”– 2x4.7°
= 44°53’44.23”
e) Panjang lengkung lingkaran
Lc = θc/360 x 2 π R
= 44°53’44.23”/360° x 2.π.698
= 546.67 m
3
Ls
x = Ls−( 2
)
40. R
114.43
= 114.4−( )
40.698 2
= 114.323 m
y = 𝐿𝑠2/6R
= 114.42/6 x 698
= 3.125 m
K = x – R . Sinθs
= 114.323 – 698.sin(4.7)
= 57.16
P = y – R (1 – cosθs)
= 3.125 – 698 (1 – cos(4.7))
= 0,78 m
Et = (R + P) sec(∆1 /2)- R
= (698 + 0,78) sec(54°17’30.77”/2) – 698

UNIVERSITAS MERCU BUANA 18


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

= 87.281 m ~ 87.3 m
Tt = (R + P) tan ∆1/2 + K
= (698+0.78).tan(54°17’30.77”/2) + 57.16
= 415.45 m ~ 415 m
L total = LC + 2 LS
= 546.67 + 2 x 114.4
= 775.47 m
 Perhitungan pada tikungan 1 (track 2)
a) Perancangan lengkung horizontal
Vmaks = 110 km/jam
Vrencana = 110 km/jam
R min = 0,054 x V2
= 0,054 x 1102
= 653,4 m
R rencana = 700 + 2
= 702 m
b) Perancangan peninggian rel
h = 5.95 x Vmaks2/Rrencana
= 5.95 x 1102/702
= 102.557 mm
h min = 8,8 x Vmaks2/R – 53.54
= 8.8 x 1102/702 – 53.54
= 98.141 mm
h min < h , sehingga digunakan peninggian rel sebesar h = 103 mm
c) Panjang lengkung peralihan
Ls = 0,01 x h x Vmaks
= 0,01 x 103 x 110
= 113.3 m
d) Sudut lengkung peralihan dan sudut lengkung lingkaran
360. Ls
θs =
4. π . R
360.113,3
=
4. π .702

UNIVERSITAS MERCU BUANA 19


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

= 4.626°
θc = ∆1 – 2.θs
= 54°17’30.77”– 2x4.626°
= 45°2’23.93”
e) Panjang lengkung lingkaran
Lc = θc/360 x 2 π R
= 45°2’23.93”/360° x 2.π.702
= 551.558 m
3
Ls
x = Ls−( )
40. R2
113.33
= 113.3−( 2
)
40.702
= 113.226 m
y = 𝐿𝑠2/6R
= 113.32/6 x 702
= 3.048 m
K = x – R . Sinθs
= 113.227 – 702.sin(4.626)
= 56.61
P = y – R (1 – cosθs)
= 3.048 – 702 (1 – cos(4.626))
= 0.761 m
Et = (R + P) sec(∆1 /2)- R
= (702 + 0,761) sec(54°17’30.77”/2) – 702
= 87.75 m ~ 88 m
Tt = (R + P) tan ∆1/2 + K
= (702+0.761).tan(54°17’30.77”/2) + 56.61
= 416.941 m ~ 417 m
L total = LC + 2 LS
= 551.558 + 2 x 113.3
= 778.158 m

UNIVERSITAS MERCU BUANA 20


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

3.6 Perhitungan pada tikungan 2

a) Perancangan lengkung horizontal


Vmaks = 110 km/jam
Vrencana = 110 km/jam
R min = 0,054 x V2
= 0,054 x 1102
= 653,4 m
R rencana = 700 m
b) Perancangan peninggian rel
h = 5.95 x Vmaks2/Rrencana
= 5.95 x 1102/700
= 102.85 mm
h min = 8,8 x Vmaks2/R – 53.54
= 8.8 x 1102/700 – 53.54
= 98.57 mm
h min < h , sehingga digunakan peninggian rel sebesar 103 mm
c) Panjang lengkung peralihan
Ls = 0,01 x h x Vmaks
= 0,01 x 103 x 110
= 113.3 m
d) Sudut lengkung peralihan dan sudut lengkung lingkaran
360. Ls
θs =
4. π . R
360.113.3
=
4. π .700
= 4.64°
θc = ∆2 – 2.θs
= 49°7’26.25”– 2x4.64°
= 39°50’43.87”
e) Panjang lengkung lingkaran
Lc = θc/360 x 2 π R
= 39°50’43.87”/360° x 2.π.700
= 486.558 m

UNIVERSITAS MERCU BUANA 21


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

3
Ls
x = Ls−( )
40. R2
113.33
= 113.3−( 2
)
40.700
= 113.226 m
y = 𝐿𝑠2/6R
= 113.32/6 x 700
= 3.056 m
K = x – R . Sinθs
= 113.226 – 700.sin(4.64)
= 56,609
P = y – R (1 – cosθs)
= 3,056 – 700 (1 – cos(4,64))
= 0,763 m
Et = (R + P) sec(∆1 /2)- R
= (700 + 0,763) sec(49°7’26.25”/2) – 700
= 70.48 m ~ 70.5 m
Tt = (R + P) tan ∆1/2 + K
= (700+ 0.763) tan(54°17’30.77”/2) + 56.609
= 376.881 m ~ 377 m
L total = LC + 2 LS
= 486.558 + 2 x 113.3
= 713.158 m
 Perhitungan pada tikungan 2 (track 1)
a) Perancangan lengkung horizontal
Vmaks = 110 km/jam
Vrencana = 110 km/jam
R min = 0,054 x V2
= 0,054 x 1102
= 653,4 m
R rencana = 700 – 2
= 698 m

UNIVERSITAS MERCU BUANA 22


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

b) Perancangan peninggian rel


h = 5.95 x Vmaks2/Rrencana
= 5.95 x 1102/698
= 103.145 mm
h min = 8,8 x Vmaks2/R – 53.54
= 8.8 x 1102/698 – 53.54
= 99.01 mm
h min < h , sehingga digunakan peninggian rel sebesar 104 mm
c) Panjang lengkung peralihan
Ls = 0,01 x h x Vmaks
= 0,01 x 104 x 110
= 114.4 m
d) Sudut lengkung peralihan dan sudut lengkung lingkaran
360. Ls
θs =
4. π . R
360.114 .4
=
4. π .698
= 4.7°
θc = ∆2 – 2.θs
= 49°7’26.25”– 2x4.7°
= 39°43’42.96”
e) Panjang lengkung lingkaran
Lc = θc/360 x 2 π R
= 39°43’42.96”/360° x 2.π.700
= 483.744 m
3
Ls
x = Ls−( 2
)
40. R
114.43
= 114.4−( )
40.698 2
= 114.323 m
y = 𝐿𝑠2/6R
= 114.42/6 x 700
= 3.125 m

UNIVERSITAS MERCU BUANA 23


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

K = x – R . Sinθs
= 114.323 – 698.sin(4.7)
= 57.158
P = y – R (1 – cosθs)
= 3,125 – 698 (1 – cos(4,7))
= 0,78 m
Et = (R + P) sec(∆1 /2)- R
= (700 + 0,78) sec(49°7’26.25”/2) – 698
= 70.3 m
Tt = (R + P) tan ∆1/2 + K
= (700+ 0.78) tan(49°7’26.25”/2) + 56.609
= 376.524 m ~ 377 m
L total = LC + 2 LS
= 486.744 + 2 x 114.4
= 712.544 m
 Perhitungan pada tikungan 2 (track 2)
a) Perancangan lengkung horizontal
Vmaks = 110 km/jam
Vrencana = 110 km/jam
R min = 0,054 x V2
= 0,054 x 1102
= 653,4 m
R rencana = 700 + 2
= 702 m
b) Perancangan peninggian rel
h = 5.95 x Vmaks2/Rrencana
= 5.95 x 1102/702
= 102.557 mm
h min = 8,8 x Vmaks2/R – 53.54
= 8.8 x 1102/702 – 53.54
= 98.14 mm
h min < h , sehingga digunakan peninggian rel sebesar 103 mm

UNIVERSITAS MERCU BUANA 24


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

c) Panjang lengkung peralihan


Ls = 0,01 x h x Vmaks
= 0,01 x 103 x 110
= 113.3 m
d) Sudut lengkung peralihan dan sudut lengkung lingkaran
360. Ls
θs =
4. π . R
360.113.3
=
4. π .702
= 4.63°
θc = ∆2 – 2.θs
= 49°7’26.25”– 2x4.63°
= 39°52’19,056”
e) Panjang lengkung lingkaran
Lc = θc/360 x 2 π R
= 39°52’19,056”/360° x 2.π.702
= 488.27 m
3
Ls
x = Ls−( 2
)
40. R
113.33
= 113.3−( )
40.7022
= 113.226 m
y = 𝐿𝑠2/6R
= 113.32/6 x 702
= 3.048 m
K = x – R . Sinθs
= 113.226 – 702.sin(4.63)
= 56,609
P = y – R (1 – cosθs)
= 3,056 – 702 (1 – cos(4,63))
= 0,761 m
Et = (R + P) sec(∆1 /2)- R
= (700 + 0,761) sec(49°7’26.25”/2) – 702

UNIVERSITAS MERCU BUANA 25


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

= 70.68 m ~ 71 m
Tt = (R + P) tan ∆1/2 + K
= (700+ 0.763) tan(54°17’30.77”/2) + 56.609
= 377.794 m ~ 378 m
L total = LC + 2 LS
= 486.272 + 2 x 113.3
= 714.872 m

3.7 Perhitungan Stasioning Titik Penting

TS 1 = Stasioning A + (dA1 – Tt1)

= 10.000 + (3.476,13- 415,91)

= 13.060,22

SC 1 = Stasioning TS 1 + LS 1

= 13.060,22 + 113,3

= 13.173,52

CS 1 = Stasioning SC1 + LC 1

= 13.173,52 + 549,66

= 13.723,18

ST 1 = Stasioning CS 1 + LS 1

= 13.723,18 + 113,3

= 13.836,48

TS 2 = Stasioning ST 1 + (d12 – Tt1 – Tt 2)

= 13.836,48 + (1262,73 – 415,92 – 376,88)

= 14.306,41

SC 2 = Stasioning TS 2 + LS 2

= 14.306,41 + 113,3

= 14.419,71

CS 2 = Stasioning SC 2 + LC 2

UNIVERSITAS MERCU BUANA 26


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

= 14.419,71 + 486.56

= 14.906,27

ST 2 = Stasioning CS 2 + LS 2

= 14.906,27 + 113,3

= 15.019,57

PP 1 = SC 1 + (LC tikungan 1 /2)

= 13.173,52 + (549,66 / 2)

= 13.448,35

PP 2 = SC 2 + (LC tikungan 2 /2)

= 14.419,71 + ( 486,56 / 2)

= 14.662,99

B = Stasioning ST 2 + (dB2 – Tt 2)

= 15.392,83 + (1460,3 – 376,88)

= 16.476,25

3.8 Gambar Potongan pada titik-titik penting

a) Titik A

b) Titik TS1

UNIVERSITAS MERCU BUANA 27


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

c) Titik SC1

d) Titik TS 2

e) Titik SC 2

f) Titik B

UNIVERSITAS MERCU BUANA 28


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

3.9 Perhitungan Kebutuhan Komponen Jalan Rel

a) Tanah Dasar

Tanah dasar tidak dapat dihitung karena pada data kontur yang diberikan tidak ada data
elevasi tanah.

b) Bantalan

Panjang Track Total


Bantalan : x 2(karena duoble track)
Jarak antar bantalan(60 cm)

6.199,16
: x2
0,6

: 20.664 Bantalan

c) Rel

Panjang Rel : Panjang track total x 4(duoble track)

: 6.199,16 x 4

: 24.796,64 = 24.797 m

d) Batu Balas

Area : 1.9052 m2

Tebal : 30cm

Jarak jembatan pd kontur


Panjang jembatan : x Jarak dA1 Sebenarya
Jarak dA 1 pd kontur

UNIVERSITAS MERCU BUANA 29


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

0,02
: x 3.476,13
0,12

: 579,355 m

Volume Balas : (Panjang track total – panjang jembatan) x Luas Area Balas

: (6.199,16 – 579,355) x 1,9052

: 10.706,85 m3

Note : Volume dikurangi panjang jembatan karena pada struktur jembatan rel tidak
menggunakan balas

e) Base Course

Area : 5,025 m2

Tebal : 35cm

Jarak jembatan pd kontur


Panjang jembatan : x Jarak dA1 Sebenarya
Jarak dA 1 pd kontur

0.02
: x 3476.13
0.12

: 579,355 m

Vol. Base Course : (Panjang track total – panjang jembatan) x Luas Area Balas

: (6.199,16 – 579,355) x 5,025

: 28.239,52 m3

Note : Volume dikurangi panjang jembatan karena pada struktur jembatan rel tidak
menggunakan balas

UNIVERSITAS MERCU BUANA 30


PERANCANGAN JALAN REL | KELOPOK 15

1.1.4.

PENUTUP

Kereta api merupakan moda transportasi darat berbasis jalan rel yang efisien. Hal ini
dibuktikan dengan daya angkutnya yang baik berupa manusia maupun barang yang lebih
besar disbanding moda transportasi lain, kereta api lebih ekonimis, tertib, tepat waktu , dan
konsumsi bahan bakar yang lebih hemat.

Alinemen jalan rel merupakan arah dan posisi sumbu rel yang terdiri dari bagian
lurus, alinemen horisontal dan alinemen vertikal. Kriteria perencanaan alinemen yang baik
mempertimbangkan beberapa faktor berikut ini :

1. Fungsi jalan rel


2. Keselamatan
3. Aspek Ekonomi
4. Aspek Lingkungan

Perencanaan geometri jalan rel merupakan bagian dari perencanaan yang dititik
beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan
rel. Geometri jalan rel baik pada arah memanjang maupun arah melebar, meliputi : lebar
sepur, kelandaian, tikungan horizontal dan lengkung vertikal, peninggian rel, pelebaran
sepur. Geometri jalan rel direncanakan dan dirancang agar mencapai hasil yang efektif,
efisien, aman, nyaman, selamat, dan ekonomis.

UNIVERSITAS MERCU BUANA 31

Anda mungkin juga menyukai