Anda di halaman 1dari 11

Bab 1.

Pengantar Rekayasa Lingkungan

1.1. PENDAHULUAN

Pengertian lingkungan hidup dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.4 takun 1982
tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan main sia serta makhluk hidup
lainnya.

Ledakan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan
pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala
kebutuhan hidup manusia juga memberi dampak negatip terhadap manusia akibat terjadinya
pencemaran lingkungan. Beberapa kasus pencemaran lingkungan terjadi berbagai tempat di dunia ini
sperti halnya di Amerika, Inggeris, Jepang dan lain-lain Negara berkembang seperti Indonesia,
Pakistan, Afganistan, dan lainnya. Inti permasalahan lingkungan hidup adalah bagaimana kenyataan
tentang cara manusia menempatkan diri dalam lingkungan dan bagaimana seharusnya hal itu
dijalankan agar mendukung kesinambungan perikehidupan dan kesehatan manusia dan mahkluk hidup
lainnya.

Atas dasar kejadian-kejadian sejenis tersebut orang mulai mempelajari ekosistem dengan
siklus-siklus geobiokimianya. Semua unsur di alam ini mengalami siklus yang dapat berjalan cepat
atau lambat, tergantung dari sifat unsur masing-masing. Banyak penelitian dilakukan untuk
mempelajari siklus yang terjadi dan hasilnya di manfaatkan sebagai masukan untuk merencanakan
aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.

1.2. HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MANUSIA DAN


LINGKUNGANNYA,

1.2.1. Hubungan timbal balik antara manusia dan Atmosfir (udara)

Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih dikenal dengan nama udara dan
menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari atmosfer bumi.
Bagian bawah dari atmosfer bumi dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau, es, dan permukaan
salju. Gas pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah campuran berbagai unsur dan senyawa
kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi biasanya karena kandungan uap air dan
susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut udara kering). Atmosfer Bumi terdiri atas
nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.93%), dan gas lainnya
(https://sekarilmu.wordpress.com/2013/02/24/komposisi-atmosfer-bumi).

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah atmosfer biasa dikenal sebagai udara yang berada di
sekitar kita dengan ketinggian hingga ± 1.000 kilometer. Atmosfer terbentuk sewaktu Bumi ini

‘13 Rekayasa Lingkungan


1 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tumbuh, gas-gas yang terjebak di dalam planetesimal tadi lepas sehingga menyelimuti bola Bumi.
Lama-kelamaan, gas oksigen dilepaskan oleh tumbuhan pertama di Bumi sehingga udara di atmosfer
purba bertambah tebal hingga saat ini.

Tabel 1.1. Unsur unsure udara daam Atmosfer

Atmosfer sangat dibutuhkan bagi kehidupan di Bumi ini. Udara merupakan sumber daya alam
yang digunakan oleh semua makhluk hidup di Bumi untuk bernapas. Bahkan, kita terlindungi dari
batu meteor-meteor yang hendak jatuh ke Bumi karena atmosferlah batu-batu meteor tersebut tidak
jatuh ke Bumi. Selain itu, atmosfer juga mempunyai peranan mengatur keseimbangan suhu agar tidak
terlalu panas pada siang hari dan tidak terlalu dingin pada malam hari

Atmosfer ialah lapisan gas dengan ketebalan ribuan kilometer yang terdiri atas beberapa
lapisan dan berfungsi melindungi bumi dari radiasi dan pecahan planet lain (meteor). Dua bagian
utama yang dipelajari di afmosfer sebagai berikut :

‘13 Rekayasa Lingkungan


2 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.1. Bagan Utama Atmosfer Bumi

a. Bagian atmosfer atas, yang dimonitoring dengan menggunakan balon yang dilengkapi
dengan meteograf (alat pencatat temperatur, tekanan, dan basah udara), juga balon yang
dipasangi alat berupa radio sonde untuk memancarkan hasil penyelidikan temperatur,
tekanan, dan lengas udara ke permukaan bumi.

b. Bagian atmosfer bawah, yang dimonitoring dengan beberapa alat pencatat secara langsung
dengan alat termometer, anemometer, altimeter, barometer, dan alat lainnya.

(http://geoenviron.blogspot.co.id/2012/09/atmosfer-dan-fenomena-alam-laiinnya.html)

Manusia setiap detik, selama hidupnya akan membutuhkan udara. Secara rata-rata manusia
tidak dapat mempertahankan hidupnya tanpa udara lebih dari tiga menit. Sebagai contoh pada tahun
1930 di Belgia terjadi wabah penyakit paru-paru yang disebabkan pencemaran udara. Tahun-tahun
berikutnya pencemaran udara menyebabkan terjadinya kematian dan kesakitan dalam proporsi
epidemik dibeberapa tempat didunia. Tabel 1.1 memperlihatkan beberapa bencana akibat pencemaran
udara, berdasarkan lokasi, sumber pencemar, serta korban pencemaran.

Tabel 1.2. Beherapa Bencana pencemaran Udara Yang Terkenal.

Jumlah
Sumber/
Lokasi Penderital Kelainan
Jenis Pencemar
Kematian
1. Meuse Valley Industri baja dll/ 6000/600 peradangan jaringan
2. Bcleia. 1930 S02. F. Oxida logani. debu. paru-paru

3. Donora, USA 1949 Industri baja d11/502 5910 / 20 Kelainan jaringan


Sulfat paru-paru
4. London. 1952 Industri. pemanasan rumah Tidak diketahui Kelainan jaringan paru-
paru.
5. Poza Rica. Kilang Minvak 4000 Kelainan paru-paru.
Mexico. 1950 susunan saraf pusat
6. New York, USA 1953 Industri. Kendaran 320 / 22 Kelainan paru-paru
7. New Orleans USA, bermotor Mordihitas naik/ Jantung
1955* Pemanasan rumah 165 -200 perhari Asthma
8. Yokohama Jepang, Industri gandum Tak diketahui Asthma emphysema
1946* Industri Pemanasan rumah

Sumber : Rekayasa Lingkunga, Gunadarma

Pengaruh udara terhadap kesehatan sangat ditentukan oleh komposisi kimia, bio maupun fisis
udara. Pada keadaan normal, sebagian besar udara terdiri atas oxigen nitr (90%), tetapi aktivitas
manusia dapat merubah komposisi kimiawi udara. Aktivitas manusia yang menjadi sumber
pencemaran udara adalah buah industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran di rumah-rumah dan di
ladang-ladang. Zat pencemar kimia yang paling banyak didapat berupa karbon monoksida, oxidan
oxida nitrogen, hidrokarbon, dan partikulat. Zat pencemar fisis yang banyak didapat adalah
kebisingan, sinar ultra violet, sinar infra merah, gelombang mikro, gelombang elektromagnetik, dan
‘13 Rekayasa Lingkungan
3 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sinar-sinar radioaktif. Sedangkan zat biologis yang banyak didapat di dalam udara bebas adalah virus,
dan spora, bakteri v jamur, dan cacing seringkali didapat di dalam udara tidak bebas.

1.2.2. Hubungan timbal batik antar manusia dan hidrosfir (air)

Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata
hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau,
sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.

Hidrosfer berasal dari kata hidro yang berarti air dan shaire yang berarti lapisan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa hidrosfer merupakan tubuh air atau lapisan air yang menyelimuti
bumi, baik yang berbentuk cair, salju, maupun es. Air merupakan sumber kehidupan utama bagi
manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa air. Hampir tiga perempat permukaan bumi
tertutup oleh air, baik air yang berada di perairan darat maupun air yang berada di perairan laut.
Lapisan air yang menutupi permukaan bumi kita disebut hidrosfer. Lapisan air tersebut menutupi
permukaan bumi dan membentuk sungai, danau, rawa, awan, maupun uap air. Dengan bantuan sinar
matahari, air selalu mengalami sirkulasi sehingga jumlahnya di bumi relatif tetap. (Wikipedia)

a. Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan
secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di
seluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika
temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan
jatuh sebagai hujan. Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, siklus sedang dan
siklus panjang.

Gambar 1.2. Siklus Hidrologi


‘13 Rekayasa Lingkungan
4 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Air yang ada di bumi mempunyai jumlah yang relatif tetap dan selalu mengalami sirkulasi
yang disebut siklus air. Perubahan yang dialami air di Bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan
persebarannya. Air akan selalu mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama siklus hidrologi
berlangsung. Air mengalami gerakan dan perubahan wujud secara berkelanjutan. Perubahan ini
meliputi wujud cair, gas, dan padat. Siklus air terjadi dengan bantuan penyinaran matahari. Siklus air
dapat dibedakan sebagai berikut.

Terjadinya siklus air tersebut disebabkan proses meterologis dan klimatologis, seperti berikut:
(http://artikelmateri.blogspot.co.id/2016/01/hidrosfer.lengkap.html).

1) Evaporasi, yaitu proses berubahnya air menjadi gas (uap air).

2) Transpirasi, yaitu air yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman dan diuapkan
melalui stomata.

3) Kondensasi, yaitu proses berubahnya wujud dari uap air menjadi titik-titik air.

4) Angin, yaitu udara yang bergerak dari tekanan maksimum ke tekanan minimum.

5) Presipitasi, yaitu jatuhnya hydrometeor ke permukaan bumi dapat berupa air, salju,
maupun es.

6) Infiltrasi, yaitu proses perembesan air ke dalam lapisan tanah melalui pori-pori tanah atau
batuan.

7) Overland flow, yaitu aliran pada permukaan tanah.

8) Run off, yaitu aliran air melalui suatu saluran

b. Manfaat

1) Manfaat hidrosfer sebagai contoh sungai dan air tanah mempunyai peranan yang sangat
penting bagi kehidupan manusia, misalnya sbb:

a) Sungai banyak mengandung bahan-bahan bangunan

b) Sungai dapat memberikan mata pencarian penduduk

c) Air terjun sungai dapat digunakan sebagai sumber pembangkit listrik

d) Sungai dapat digunakan untuk kepentingan pengairan

e) Untuk menumbuh kesuburan tanah

f) Hasil pengendapan sungai dapat mengahasilkan dataran aluvial yang subur

g) Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan suatu industri yang
banyak memerlukan air.

h) Sungai untuk lalu lintas air

‘13 Rekayasa Lingkungan


5 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Beberapa wilayah di Indonesia mempunyai kandungan air tanah yang potensial. Hal ini
disebabkan antara lain karena:

a) Intensitas curah hujan cukup tinggi rata-rata lebih dari 2.000 mm/tahun.

b) Besarnya populasi tumbuh-tumbuhan penutup daratan ± 41.850 jenis dan sekitar 75%
berupa lahan kehutanan

c) Sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai negara agrarasi, sehingga aneka jenis tanaman
turut memperbesar absorbsi terhadap air permukaan.

c. Perubahan Kualitas Fisik Perairan

Kualitas air sungai di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung,
Tangerang, dan Surabaya cenderung menurun. Penurunan kualitas air sungai dapat ditunjukan dengan
adanya perubahan kadar parameter tertentu seperti kadar PH, kebutuhan oksigen biologi atau biolocal
Oxyegen Demand (BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi/ Chemical Oxyegen Demand (COD).
Parameter BOD dan COD sungai-sungai diseluruh propinsi dipulau Jawa yang telah melampaui baku
mutu yang ditetapkan, diantaranya sungai Ciliwung, dana Sunter, sunga Citarung, kali Garang, sungai
Bengawan Solo dan kali Surabaya.

Kekeruhan air pada sungai-sungai di pulau Jawa umumnya menunjukan tingkat yang cukup
tinggi. Taksiran jumalah lumpur yang dibawah sungai-sungai di pulau Jawa dapat mencapai 25 juta
ton pert tahun.

Hal itu menandakan bahwa erosi tanah telah terjadi dibagian hulu. Pengaturan terhadap
pemanfaatan sungai menjadi hal yang penting karena menyangkut nilai ambang batas pencemaran.
Dasar penentuan manfaat sungai adalah dominasi pemnafaatan diwiliayah itu, berdasarkan kualitas air
saat itu. Upaya program kali bersih (Prokasi) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
mengatasi penemaran sungai. Program ini adalah kegiatan yang terpusat dan bertujuan menurunkan
jumlah beban zat pencemaran yang masuk ke sungai.

Kualitas air berubah karena kapasitas untuk membersihkan dirinya telah terlampau. ini
disebabkan bertambahnya intensitas aktivitas penduduk yang tidak hanya meningka kebutuhan akan
air tetapi juga meningkatkan jumlah air buangan. Buangan-buangan yang merupakan sumber sumber
pengotoran perairan. Secara ringkas, berbagai su pengotoran badan air dapat dilihat pada tabel 2.
Diantara zat-zat pengotor air tersebut ad zat-zat yang persisten, zat radioaktif dan penyebab penyakit.

Ada beberapa zat-zat kimia yang sifatnya taktik dan tidak cepat terurai dalam air. M lama zat
kimia tersebut akan terakumulasi dalam badan air ataupun dalam tubuh operasi yang ada dalm air
tersebut. Sebagai contoh adalah detergen yang terbuat dari alkil sulfonat yang tidak linier bercabang.
Selain itu detergen juga menimbulkan busa di perairan yang secara estetik dapat diterima, dan
menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan badan air. Contoh lain ad DDT (dichloro-diphenyl-
trichloretan), Akumulasi DDT terdapat tidak hanya pada ikan hewan tetapi juga pada manusia.

‘13 Rekayasa Lingkungan


6 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 1.3. Sumber-sumher pengotor Air

Sumber Alamiah  Udara


 Mineral terlarut
 Tumbuhan/Hewan busuk
Tumbuhan air
Sumber Petanian  Erosi
 Kotoran hewan
Pupuk
 Pestisida
 Air irigasi
 Air hujan
Air Buangan  Pemukiman
 Industri
 Air hujan kota Kapal/Perahu, dll
Waduk  Lumpur
 Tumbuhan akuatik
Lain-lain  Industri konstruk.si Pertambahan

Zat radioaktif akan menimbulkan efek terhadap kesehatan, tetapi hal ini tidak akan terjadi
apabila pengendalian zat radioaktif dilaksanakan dengan sangat ketat. Namun demikian, zat
radioaktif, dalam jumlah yang sedikit dapat pula menimbulkan masalah apabila terjadi biomagnefikasi
di dalam organisme akuatik. Besar kecilnya masalah ini sangat tergantung pada kadar magnifikasi,
peran organisme tersebut dalam rantai makanan, serta lamanya waktu parch zat radioaktif.

1.2.3. Litosfer

Gambar 1.3. Lapisan Bumi

‘13 Rekayasa Lingkungan


7 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Struktur Lapisan Litosfer

Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling l uar berupa batuan padat. Litosfer tersusun
atas 2 lapisan yaitu kerak dan selubung yang tebalnya sekitar 50-100km. litosfer
merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.

b. Batuan Pembentuk Kulit Bumi

1) Litosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling atas yang tersusun oleh
batuan dan mineral. Induk segala batuan ialah magma. Magma adalah batuan cair
dan pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas.
Dalam litosfer, terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya yang penting yaitu
kuarsa, feldspar, piroksen, mika putih, biotit atau mika cokelat, amphibol, khlorit,
kalsit, dolomit, olivin, bijih besi hematit, magnetit dan limonit.
2) Batuan pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan
mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan
metamorf dan kembali lagi menjadi magma. Magma yang mengalami proses
pendinginan akan menjadi batuan beku. Tempat pembekuan magma dipermukaan
bumi, didalam lapisan litosfer.
3) Batuan beku tidak selamanya tetap dalam keadaan utuh. Melalui pengaruh
atmosfer dan proses hidrosfer, batuan beku akan mengalami pelapukan, tererosi,
terhanyut dan terendapkan disuatu tempat. Endapan hasil pengikisan dan erosi
batuan beku akan menjadi batuan sedimen. Keberadaan batuan beku dan batuan
sedimen tidak selalu diam. Melalui proses desakan, lipatan atau patahan terkadang
batuan beku dan batuan sedimen terpindahkan kelapisan yang paling bawah
maupun muncul dipermukaan (tersingkap).
4) Jika kedua batuan tersebut mendapatkan tekanan dan suhu yang tinggi dari
magma, akan berubah wujud menjadi batuan metamorf (batuan malihan). Suatu
waktu batuan malihan, batuan beku dan batuan sedimen akan tergusur dan
bercampur lagi dengan magma yang masih cair sehingga melebur menjadi calon
batuan beku lagi.

c. Siklus Batuan

‘13 Rekayasa Lingkungan


8 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.4. Sikluas Batuan

Petrologi adalah ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, yang
mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi batuan, klasifikasi batuan, dan sejarah
geologinya. Batuan merupakan bahan pembentuk kerak bumi, sehingga mengenal
macam-macam dan sifat batuan adalah sangat penting. Batuan didefinisikan sebagai
semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan)
mineral-mineral yang telah menghablur.

1.3. KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor : 23 tahun 1992 tentang kesehatan


Bab I pasal 1 bahwa "kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis".

Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan kiat untuk mencegah penyakit, memperpanjang
harapan hidup, dan meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakat melalui usaha masyarakat yang
terorganisir melalui sanitasi lingkungan, pengendalian penyakit menular, pendidikan hygiene
perseorangan, mengorganisir pelayanan medik dan perawatan. Definisi ini mengungkapkan bahwa
tujuan kesehatan masyarakat hanya dapat dicapai lewat usaha masyarakat yang terorganisir, dan tidak
lain salah satunya adalah kesehatan lingkungan.

Dalam membicarakan kesehatan lingkungan, ada dua istilah yang sering dicampur adu Istilah
tersebut ialah hygiene dan sanitasi. Yang dimaksud dengan hygiene ialah usaha kesehatan masyarakat
yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah
timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi
Iingkungan sedemikian rupa sehingga terjadi pemeliharaan kesehatan. Sanitasi ialah usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap pelbagai faktor Iingkungan yang
mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Jadi lebih mengutamakan
usaha pencegahan terhadap pelbagai faktor Iingkungan, sedemikian rupa sehingga meunculnya
penyakit dapat dihindari.

Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam usaha dasar kesehatan
masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang didukung oleh ahli rekayasa, khususnya oleh ahli
rekayasa lingkungan, yakni mencakup :

a. Program/penyediaan air minum/air bersih

b. Pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat

c. Pencegahan kebisingan

d. Pencegahan kecelakaan

e. Pencegahan penyebaran penyakit melalui air, udara, makanan, dan vektor.

f. Pengelolaan kualitas lingkungan : air, udara, makanan, pemukiman, dan b berbahaya.

g. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti Hotel dan Tempat
Makan Umum serta Pelabuhan.

‘13 Rekayasa Lingkungan


9 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.4. REKAYASA LINGKUNGAN

Rekayasa Lingkungan adalah upaya sadar manusia untuk merekayasa hubungan ti balik
antara manusia dengan lingkungan dengan tujuan untuk mencapai kesehatan masya dan kesehatan
lingkungan disamping membuat perangkat Undang-undang men Lingkungan Hidup. Beberapa
aktifitas yang dilakukan dapat dibagi menjadi tiga kelo sebagai berikut :

1.4.1. Usaha Rekayasa Pencemaran Atmosfir (Udara)

Pengendalian atau rekayasa kebersihan udara dengan usaha-usaha tersebut diatas tidaklah
sederhana. Dapat dimengerti bahwa agar dapat melaksanakan pengendalian tersebut diperlukan
berbagai fasilitas, misalnya suatu badan/jawatan khusus yang menangani pencemaran udara, tenaga
ahli kerekayasaan yang dapat memberi konsultasi tentang perubahan atau pemilihan bahan dan proses
industri, peralatan pembersih udara, dan disamping itu diperlukan aturanaturan yang mengatur
pengendalian pencemaran udara secara jelas dan tegas.

1.4.2. Usaha Rekayasa pencemaran Hidrosfir (Air)

Karena air tidak bertambah ataupun berkurang, maka dengan meningkatnya pemanfaatan air,
kualitasnyalah yang dapat berubah. Hal ini terjadi apabila kemampuan air untuk membersihkan
dirinya secara alamiah sudah terlampau. Oleh karena itu, diperlukan tindakan untuk mencegah
terjadinya pencemaran air. Dengan demikian pengelolaan hidrosfir dilakukan dengan mengelola
pemanfaatan sumber daya air.

Tiga aspek yang peerlu diperhatikan adalah :

 penghematan dan konservasi

 minimisasi pengotoran dan pencemaran, dan

 usaha daur ulang dan pemanfaatan kembali

1.4.3. Usaha Rekayasa Pencemaran Litosfir (tanah)

Dalam litosfir masalah yang kami bahas adalah sampah. Teknik pembuangan sa dapat dilihat
mulai dari sumber sampah sampai pada tempat pembuangan akhir (TPA). Usaha pertama adalah
mengurangi sumber sampah, baik dari segi kuantitas maupun kualitas de mengurangi sumber sampah,
baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas de cara :

 Meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak cepat menjadi sa


 Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku
 Meningkatkan penggunaan bahan yang dapat terurai secara alamiah, mis pembungkus
plastik diganti dengan pembungkus kertas. Semua usaha ini memerl kesadaran masyarakat
serta peran sertanya.
 Selanjutnya, pengelolaan ditunjukan pada pengumpulan sampah mulai dari pro sampai
pada tempat pembuangan akhir (TPA) dengan membuat tempat penampungan sa
sementara (TPS), transportasi yang sesuai lingkungan, dan pengelolaan pada TPA
 Sebelum dimusnahkan, sampah dapat pula diobah dahulu, baik untuk memperkecil ume,
untuk daur ulang atau dimanfaatkan kembali. Pengolahan dapat disederhanakan s
pemilihan, sampai pada pembakaran atau instineras

‘13 Rekayasa Lingkungan


10 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Irwan, Z.D. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi : Ekosistem, Lingkungan, dan Pelestariannya. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara

2. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

3. Soemarwoto, O. 2004. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit


Djambatan.

4. Soemarwoto, Otto (1997). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Jakarta;Djembatan.

5. Mann (1997) : Ecology of Coastal Waters

6. James W Nybakken (1982) : Ocean Biology : An Ecological Approach.

7. John A.Ludwig & Reynold (1988) : Statistical Ecology.

8. Clinton J.Dawes (1999) : Marine Botany

9. Rohmin Dahuri (1999) : Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu

10. Supriharyono (2000) : Pengelolaan Sumberdaya Alam Pesisir

11. James Evans (1988) : Plankton in The Sea

12. Hutabarat (1999) : Oceanografi.

‘13 Rekayasa Lingkungan


11 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai