Anda di halaman 1dari 16

Rekayasa Pondasi 1

Rencana pembelajaran mata kuliah Rekayasa Pondasi I


dalam satu semester, review Mektan, pertimbangan

01
Modul ke:

dalam pemilihan jenis fondasi yang akan digunakan pada


kondisi tanah tertentu, kriteria ponadasi dangkal serta
teori keruntuhan, daya dukung

Fakultas
Teknik Wimpie Agoeng Noegroho Aspar
Perencanaan Dan
Desain
Program Studi
Teknik Sipil
RENCANA PEMBELAJARAN MEKANIKA TANAH II
• Data Dosen:
Nama : WIMPIE A. N. ASPAR
Email : wimpieaspar2001@yahoo.com dan
wimpie.noegrohoaspar@gmail.com
HP : 0811-96-6968

• Materi Pembelajaran
Minggu
Materi Pembelajaran Harapan akhir TM
ke
I a. Uraian umum tentang fungsi dan jenis-jenis pondasi. Mahasiswa mampu
b. Syarat-syarat dan pertimbangan teknis dalam merencanakan menjelaskan kriteria
pondasi ponadasi dangkal serta
c. Definisi dan jenis-jenis pondasi dangkal teori keruntuhan,daya
d. Kriteria perencanaan pondasi dangkal dukung
e. Teori keruntuhan dan daya dukung
• Materi Pembelajaran (lanjutan)

Minggu
Materi Pembelajaran Harapan akhir TM
ke
II a. Analisis Terzaghi Mahasiswa mampu
b. Pengaruh bentuk fondasi menjelaskan analisis
c. Pengaruh muka air tanah Terzaghi
d. Faktor Aman dan definisi-definisi dalam perancangan fondasi.
III Fondasi pada tanah pasir Mahasiswa mampu
Analisis Skempton untuk Fondasi pada Tanah Lempung menjelaskan Fondasi
pada tanah pasir
IV & V Analisis Mayerhof (beban eksentris, beban miring, kombinasi beban Mahasiswa mampu
miring dan eksentris, fondasi pada lereng) menjelaskan teori
Mayerhof
V Persamaan Vesic (1975) Mahasiswa mamapu
Persamaan Brinch Hansen menjelaskan teori Vesic

VII Tahanan Fondasi terhadap Gaya Angkat ke Atas Mahasiswa mampu


menjelaskan tentang
tahanan Fondasi
VIII UTS
• Materi Pembelajaran (lanjutan)

Kompenen Penilaian:
Rincian besarnya bobot penilaian mata kuliah Mekanika Tanah II, acuan secara rinci
adalah sebagai berikut:
a. Kehadiran : 10%
b. UTS : 30%
c. UAS : 40%
d. Tugas-Tugas : 20% (Termasuk dalam Bobot Nilai dalam Tabel Aktifitas
Perkuliahan diluar persentasi UTS dan UAS)
e. Semua tugas-tugas/PR harus diserahkan tepat pada waktunya. Keterlambatan
penyerahan PR mengakibatkan pengurangan nilai. Besarnya pengurangan nilai
adalah 10% per hari dari nilai yang didapat, dengan maksimum pengurangan
sebesar 50%. Keterlambatan lebih dari dua minggu (14 hari kalender), PR tidak
mendapatkan nilai (nilai 0). Semua PR harus dikerjakan sendiri di atas kertas
folio bergaris. PR ditulis dengan pensil atau tinta tanpa tip ex
• Materi Pembelajaran (lanjutan)

Daftar Pustaka:
1. Braja M. Das, Fundamentals of Geotechnical Engineering, Brooks/Cole Thomson Learning, USA,
2000
2. Braja M. Das, Principles of Geotechnical Engineering, edisi ke 5, Brooks/Cole Thomson Learning,
USA, 2002
3. Braja M. Das, Priciples of Foundation Engineering, edisi ke 4, Brooks/Cole PWS Publishing
Company, USA, 1999
4. Joseph E. Bowles, Foundation Analysis and Design, edisi ke 5, McGraw-Hill, New York, 1997
1. KLASIFIKASI TANAH (Review Mekanika Tanah I)
a. Sistem AASHTO
 Highway Research Board, 1945
 Tanah diklasifikan 8 kelompok utama yaitu A-1 sampai A-8
Kelompok A-1, A-2, dan A-3: material granular berbutir kasar
Kelompok A-4 A-5, A-6 dan A-7: material berbutir halus (> 35% lolos US Sieve No. 200)
Kelompok A-8: Tanah gambut, butiran sisa-sisa puing halus dan tanah organik
 Diatur dalam American Society for Testing Materials D-3282
 Tidak menjelaskan tanah organik
b. Sistem USCS
 Dikembangkan oleh Casagrande pada tahun 1942
 Diadopsi oleh United States Bureau of Reclamation and the Corps of Engineers
 Secara luas digunakan untuk semua pekerjaan geoteknik
 Klasifikasi tanah menggunakan simbol huruf yaitu G = gravel (kerikil), S = sand (pasir),
M = silt (lanau), C = clay (lempung), O = organic silts dan clay (lempung dan lanau
organik), Pt = peat dan highly organic soils (gambut dan tanah organik), H = high
plasticity (plastisitas tinggi), L = low plasticity (plastisitas rendah), W = well graded
(gradasi baik), dan P = poorly graded (gradasi jelek).
 Diatur dalam American Society for Testing Materials D-2487
 Material berbutir halus (> 50% lolos US Sieve No. 200)
2. HUBUNGAN MEKANIKA TANAH DAN PONDASI
• Mekanika tanah adalah salah satu cabang ilmu dibidang teknik sipil yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik
tanah dan perilaku masa tanah akibat gaya-gaya dan beban yang bekerja padanya
• Rekayasa tanah adalah penerapan prinsip-prinsip mekanika tanah dalam menyelesaikan persoalan praktis
• Rekayasa geoteknik adalah cabang disiplin dalam teknik sipil yang melibatkan material di alam sekitar
permukaan tanah
• Rekayasa geoteknik termasuk penerapan prinsip-prinsip mekanika tanah dan mekanika batuan dalam
rangka merangcang suatu pondasi bangunan, dinding penahan tanah dan pekerjaan tanah (galian,
kemiringan tanah, kestabilan lereng dan perbakan tanah)
• Insinyur sipil harus mempelajari sifat-sifat teknik tanah seperti asal tanah, sebaran ukuran butir,
kemampuatn mengalirkan air, kemampumampatan, kekuatan geser, dan daya dukung beban
in many cases expensive and risky problems
3. KONSEP DASAR PONDASI DANGKAL
Untuk mendapatkan kinerja yang memuaskan, pondasi dangkal harus memiliki dua
karakteristik utama, yaitu :
1. Pondasi dangkal harus aman terhadap keruntuhan geser pada tanah yang
mendukungnya.
2. Pondasi dangkal tidak boleh mengalami pemindahan tempat (displacment) yang
relative berlebihan, yaitu, penurunan.
3. KONSEP DASAR PONDASI DANGKAL (lanjutan)
3. KONSEP DASAR PONDASI DANGKAL (lanjutan)
Kerapatan Relatif, D r
0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0
0
Runtuh
Runtuh
geser
Runtuh geser lokal
1 umum
geser pons

2
B
/f
D
3

Df
B
4

Dr  kira-kira 70%, tipe keruntuhan geser umum


terjadi dalam tanah.

B* =
2 BL
BL
3. KONSEP DASAR PONDASI DANGKAL (lanjutan)

Kerapatan Relatif, D r
0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

Geser lokal Geser umum


Geser pons
25

20

15
S/B (%)

10
Pelat persegi lebar 12 inci
Pelat diameter 8 inci
5 Pelat diameter 6 inci
Pelat diameter 4 inci
Pelat diameter 2 inci
0
16,5 17 17,5 18 18,5 19 19,5

Berat Volume Kering, kN/m3

 Untuk pondasi dangkal (yaitu, Df/B* kecil), beban ultimit


terjadi pada penurunan pondasi sebesar 4 – 10% B
 Kondisi ini terjadi bila keruntuhan geser umum dalam tanah terjadi
 Dalam hal keruntuhan geser setempat atau pons, beban ultimit bisa terjadi
pada penurunan sebesar 15 – 25% lebar pondasi (B)
4. TEORI DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL

B  Terzaghi (1943) adalah orang


J I pertama yang mengemukakan
teori secara mendalam
Df q =  D f qu tentang evaluasi daya dukung
G
ultimit pondasi dangkal
Tanah: H  
A
 
C
   = 45 0 -  /2
 Terzaghi menyarankan
Berat volume =  E bahwa untuk pondasi
Kohesi =c menerus atau lajur (yaitu
F
Sudut geser =  D Garis keruntuhan
Terzaghi: = Meyerhof
perbandingan lebar
Garis keruntuhan Terzaghi
Hansen, Meyerhof:  = 45 0 +  /2 dan Hansen terhadap panjang pondasi
mendekati nol),
 Pondasi disebut dangkal bila kedalaman keruntuhan permukaan
pondasi, Df , kurang dari atau sama dengan dalam tanah pada beban
lebar pondasi, B ultimit bisa dianggap sama
1. Zona segitiga ACD langsung di bawah
 Para peneliti/ahli yang lain menyarankan pondasi
bahwa pondasi dengan kedalaman Df sama 2. Zona geser radial ADF dan CDE,
dengan 3 – 4 kali lebar pondasi bisa dengan kurva DE dan DF merupakan
didefinisikan sebagai pondasi dangka lengkung spiral logaritma
3. Dua segitiga zona pasip Rankine AFH
dan CEG
4. TEORI DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL (lanjutan)

Terzaghi merumuskan daya dukung ultimit untuk pondasi lajur


Bujur sangkar
Bulat
4. TEORI DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL (lanjutan)
Faktor Daya Dukung
 Nc Nq Na  Nc Nq Na
0 5,70 1,00 0,00 26 27,09 14,21 9,84
1 6,00 1,1 0,01 27 29,24 15,90 11,60
2 6,30 1,22 0,04 28 31,61 17,81 13,70
3 6,62 1,35 0,06 29 34,24 19,98 16,18
4 6,97 1,49 0,10 30 37,16 22,46 19,13
5 7,34 1,64 0,14 31 40,41 25,28 22,65
6 7,73 1,81 0,20 32 44,04 28,52 26,87
7 8,15 2,00 0.,27 33 48,09 32,23 31,94
8 8,60 2,21 0,35 34 52,64 36,50 38,04
9 9,09 2,44 0,44 35 57,75 41,44 45,41
10 9,61 2,69 0,56 36 63,53 47,16 54,36
11 10,16 2,98 0,69 37 70,01 53,80 65,27
12 10,76 3,29 0,85 38 77,50 61,55 78,61
13 11,41 3,63 1,04 39 85,97 70,61 95,03
14 12,11 4,02 1,26 40 95,66 81,27 115,31
15 12,86 4,45 1,52 41 106,81 93,85 140,51
16 13,68 4,92 1,82 42 119,67 108,75 171,99
17 14,60 5,45 2,18 43 134,58 126,50 121,56
18 15,12 6,04 2,59 44 151,95 147,74 261,60
19 16,56 6,70 3,07 45 172,28 173,28 325,34
20 17,69 7,44 3,64 46 196,22 204,19 407,11
21 18,92 8,26 4,31 47 224,55 241,80 512,84
22 20,27 9,19 5,09 48 258,28 287,85 650,67
23 21,75 10,23 6,00 49 298,71 344,63 831,99
24 23,36 11,40 7,08 50 347,50 415,14 1072,80
25 25,13 12,72 8,34
4. TEORI DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL (lanjutan)
Terima Kasih
Wimpie Agoeng Noegroho Aspar

Anda mungkin juga menyukai