Anda di halaman 1dari 8

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI

PADA PONDASI TIANG TONGKAT

Dewi Atikah 1), Eka Priadi 2), Aprianto 2)

ABSTRAK
Fungsi pondasi adalah meneruskan atau mentransfer beban dari struktur diatasnya. Beban struktur atas
tersebut harus ditransfer ke lapisan tanah yang cukup keras agar pondasi mampu memikul beban tersebut
contoh kasusnya pondasi tiang. Di Kalimantan Barat umumnya dan lokasi Kota Pontianak khususnya yang
ternyata adalah lebih dominan tanah lempung lunak bahkan gambut, jika disitu akan dibangun gedung
bertingkat misalnya, maka faktor berat struktur dan pondasi dalam tentunya sudah mewarnai strategi
perencanaan yang harus dikerjakan. Berdasarkan kearifan budaya lokal, terciptalah suatu pondasi yang cocok
untuk pembangunan daerah tersebut. Pondasi yang tercipta ini yaitu pondasi tiang tongkat. Penelitian
sebelumnya dilakukan dengan uji pembebanan (loading test) terhadap pondasi tiang tongkat beton dengan
kedalaman ± 3,8 m di bawah permukaan tanah dan tapak beton dengan 2 ukuran berbeda yaitu 60x60cm, dan
80x80cm. Dari penelitian ini didapat nilai daya dukung total atau daya dukung pelat dan pondasi. Penelitian
yang dilakukan sekarang ini, untuk mengetahui nilai kontribusi antara tapak dan tiang. Hal ini dikarenakan
nilai daya dukung tiang pada pondasi tiang tongkat beton, tidak akan sama dibandingkan dengan pondasi tiang
tunggal.
Kata kunci: Daya dukung, Pondasi, Tiang tongkat, Laci.

1. Pendahuluan diharapkan dapat memberikan daya dukung


1.1. Latar Belakang lebih baik, sehingga dapat menjadi salah satu
Fungsi pondasi adalah meneruskan atau solusi pemilihan pondasi untuk pembangunan
mentransfer beban dari struktur diatasnya. di Kota Pontianak.
Beban struktur atas tersebut harus ditransfer ke
lapisan tanah yang cukup keras agar pondasi 1.2. Perumusan Masalah
mampu memikul beban tersebut contoh Berdasarkan latar belakang yang telah
kasusnya pondasi tiang. dikemukakan sebelumnya, maka rumusan
Di Kalimantan Barat umumnya dan masalah dari studi ini yaitu apakah ada
lokasi Kota Pontianak khususnya yang pengaruh variabel waktu terhadap daya
ternyata adalah lebih dominan tanah lempung dukung dan seberapa besar kontribusi daya
lunak bahkan gambut, jika disitu akan dukung laci terhadap daya dukung
dibangun gedung bertingkat misalnya, maka keseluruhan.
faktor berat struktur dan pondasi dalam
tentunya sudah mewarnai strategi perencanaan 1.3. Tujuan Penelitian
yang harus dikerjakan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
Dengan tiang pancang atau cerucuk berikut:
(dolken) dirasakan efisien dan cocok untuk a. Menentukan berapa besar pengaruh
perkuatan tanah pada konstruksi yang berat di variabel waktu penanaman tiang terhadap
Kota Pontianak. Untuk proyek-proyek besar daya dukung.
biasanya menggunakan tiang beton (mini pile) b. Menentukan kontribusi tiang dan laci
dengan berbagai ukuran yang berbeda sesuai terhadap daya dukung keseluruhan.
dengan keperluan proyek tersebut. Tapi,
walaupun sudah diberi perkuatan tanah dengan 1.4. Pembatasan Masalah
tiang pancang beton, maupun cerucuk masih Pembatasan masalah dalam penelitian
dapat mengalami penurunan (settlement) di ini antara lain:
sebagian sisi konstruksi maupun di a. Berdasarkan data sekunder dapat
keseluruhan konstruksi tersebut. ditentukan nilai daya dukung tiang
Oleh karena itu perlu adanya penelitian tongkat beton dengan laci 40x40cm,
mengenai tipe perkuatan tanah,dimana dalam 60x60cm dan 80x80cm.
hal ini lebih menitik beratkan pengaruh b. Melakukan uji beban di lapangan
perkuatan tanah lempung dengan membuat terhadap tiang tunggal ukuran 12cm x 12
tiang beton. Dengan adanya stabilitas cm dengan panjang 3,9 m.
perkuatan tanah menggunakan tiang dari beton c. Menentukan persentase daya dukung pada

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN
1
laci dan tiang.
q
d. Metode pembebanan adalah dengan
Quick Maintained Loading Test Method. q
e. Metode Chin, Metode Mazurkiewich, dan
Metode Elastis Plastis digunakan untuk
menentukan kapasitas daya dukung tiang B
berdasarkan hasil loading test.
Gambar 1. Model pondasi menerus diatas
f. Tiang pancang yang telah dimasukkan ke
lapisan pasir
tanah akan dilakukan Loading Test
dengan variabel waktu. Pada sampel
Apabila beban terbagi rata (q) tersebut
pertama 1 minggu, sampel kedua 2
ditambah, maka penurunan pondasi akan
minggu, dan sampel ketiga 3 minggu dari
bertambah pula. Bila besar beban terbagi rata q
waktu penanaman tiang pancang.
= qu (qu = daya dukung tanah batas) telah
dicapai, maka keruntuhan daya dukung akan
2. Metodologi Penelitian
terjadi, yang berarti pondasi akan mengalami
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
penurunan yang sangat besar tanpa
Mekanika Tanah Fakultas Teknik,Universitas
penambahan beban q lebih lanjut. Hubungan
Tanjungpura Pontianak. Beberapa jenis
antara beban dan penurunan ditunjukkan pada
pengujian yang dilakukan adalah sebagai
kurva I pada Gambar.
berikut: Bebanper
Beban
qu’ q
a. Pengambilan sampel, yaitu dengan
menggunakan sampel hasil Hand bor satuan luas
dengan kedalaman 2,5 cm dan 4,00 cm. I
II
b. Pemeriksaan indeks propertis tanah
- Pemeriksaan kadar air tanah
- Pemeriksaan berat volume tanah
Penurunan

- Pemeriksaan berat jenis tanah Keruntuhan Keruntuhan


- Pengujian hydrometer geser geser
c. Pengujian triaksial kondisi
unconsolidated undrained (UU).
(b)
d. Pengujian geser langsung.
e. Pengujian kuat tekan tak terkekang. Gambar 2. Kurva hubungan antara beban dan
f. Pengujian konsolidasi. penurunan

3. Daya Dukung Tanah Terdapat 3 kemungkinan pola


Kapasitas/daya dukung tanah (bearing keruntuhan kapasitas dukung tanah, yaitu :
capacity) adalah kekuatan tanah untuk
menahan suatu beban yang bekerja padanya 1. Keruntuhan geser umum (General Shear
yang biasanya disalurkan melalui pondasi. Failure).
Kapasitas/daya dukung tanah batas (qu = qult
= ultimate bearing capacity) adalah tekanan
maksimum yang dapat diterima oleh tanah
akibat beban yang bekerja tanpa menimbulkan
kelongsoran geser pada tanah pendukung tepat
di bawah dan sekeliling pondasi. Konsep
perhitungan daya dukung batas tanah dan
bentuk keruntuhan geser dalam tanah dapat
dilihat dalam model pondasi menerus dengan
lebar (B) yang diletakkan pada permukaan
lapisan tanah pasir padat (tanah yang kaku)
seperti pada Gambar.

Gambar 3. Pola keruntuhan geser umum


(General Shear Failure).

2
2. Keruntuhan geser setempat (Local Shear Qu
Failure).

Qs
L

Qp
Gambar 4. Pola keruntuhan geser setempat
(Local Shear Failure). Gambar 6. Kapasitas Daya Dukung
Tiang
a. Persamaan Daya Dukung Ujung Tiang
3. Keruntuhan geser baji/penetrasi (Punching (Qp) Dengan Metode Mayerhof
Shear Failure). (1976)

Qp = Ap. qp
= Ap. (qp1 + qp2)
=Ap. (cu.Nc*+ q’.Nq*)
(Nilai Nc dan Nq didapat dari tabel
faktor daya dukung mayerhof dan
diambil dari sudut geser untuk daya
dukung ujung tiang ( p)

Gambar 5. Pola Keruntuhan geser baji


(Punching Shear Failure).

3.1. Kapasitas Daya Dukung Tiang


Berdasarkan Uji Laboratorium
Pada prinsipnya semua tiang pada kondisi
statis dapat dihitung dengan persamaan
berikut:

Qu = Qp + Qs

Dimana : Qu = daya dukung batas tiang


pancang
Qp = daya dukung ujung tiang
Qs = daya dukung geser tiang Gambar 7. Faktor daya dukung ujung
Nc* dan Nq* (Meyerhof, 1976)

3
b. Persamaan Daya Dukung Selimut 3.3. Kapasitas Daya Dukung Laci
Tiang (Qs) Pada Tanah Lempung Berdasarkan Uji Laboratorium
Dengan Metode Alpha (Tomlinson, Daya dukung batas laci berdasarkan uji
1986) laboratorium dihitung dengan metode Terzaghi

Qs = Σ (As . fs) Qp = Ap. (1,3 . c . Nc + q . Nq + 0,4 . γ . B . Nγ )


(Qs dihitung terhadap cohesi dan
terhadap sudut geser) (Nilai Nc, Nq dan Nγ didapat dari tabel faktor
daya dukung terzaghi)
Dimana :
= . 3.4. Kapasitas Daya Dukung Laci
As = k × z Berdasarkan Uji Lapangan Sondir
Daya dukung laci berdasarkan uji
lapangan sondir dihitung dengan
menggunakan metode Mayerhof. Mayerhof
(1956) menyarankan persamaan sederhana
untuk menentukan besarnya daya dukung
diizinkan yang didasarkan penurunan 1 inci.
Persamaannya didasarkan pada kurva Terzaghi
dan Peck (1943). Daya dukung diizinkan
secara pendekatan untuk sembarang pondasi
dengan mengabaikan lebarnya.

Maka :
Qu = . Ao. Sf
Gambar 8. Faktor daya dukung α
Sf : diasumsikan 3,5
3.2. Kapasitas Daya Dukung Tiang
Berdasarkan Uji Lapangan Sondir 4. Hasil dan Analisa
Daya dukung batas tiang (Qu) dengan 4.1. Hasil Daya Dukung Tiang
menggunakan metode Schmertmann & Berikut ini adalah data hasil uji
Nottingham. pembebanan dengan menggunakan metode
Persamaan : Quick Maintained Load Test yang diambil
Qp= . masing-masing data dari tiga sampel. Sebelum
fondasi dibebani,fondasi dibiarkan selama 1 –
.
Qs = , . [∑ .
. . +∑ . . ] 3 minggu dari tiga sampel dengan tujuan friksi
yang ada didalam tanah akan bereaksi terhadap
Qu = Qp + Qs fondasi.

Tabel 1. Hasil Perhitungan Daya Dukung


Tiang Berdasarkan Pendekatan Analisa
Perhitungan
Tes Laboratorium 1.715,984 Kg

Tes Sondir 890,54 Kg

Elastis plastis 1.276,67 Kg


Loading Chin 1.239,94 Kg
Test
Mazurkiewich 1.352,67 Kg

Gambar 9. Nilai friksi selimut pondasi tiang Tabel 1. diatas, merupakan


perbandingan nilai daya dukung pondasi tiang

4
tunggal. Nilai daya dukung untuk pendekatan Tabel 3. Perbandingan Daya Dukung Total
analisa perhitungan data laboratorium dan data (Laci dan Tiang)
sondir diasumsikan dalam kondisi sama 60x60 cm 2629,51 Kg
dengan penelitian sebelumnya. Sedangkan Tes Laboratorium
80x80 cm 3257,66 Kg
penelitian loading test yang diakukan sekarang
ini dalam kondisi friksi bekerja pada seluruh 60x60 cm 1482,11 Kg
selimut tiang yang tertanam. Tes Sondir
80x80 cm 1838,81 Kg
60x60 cm 1614,17 Kg
4.2. Hasil Daya Dukung Laci Elastis Plastis
Dalam pengujian ini diambil dua ukuran 80x80 cm 2147,90 Kg
laci yang berbeda yaitu 60x60 cm dan 80x 80 60x60 cm 1984,13 Kg
*Loading Test Chin
cm. 80x80 cm 2380,95 Kg
60x60 cm 1612,53 Kg
Mazurkiewich
Tabel 2. Hasil Perhitungan Daya Dukung Laci 80x80 cm 2259,41 Kg
Berdasarkan Pendekatan Analisa Perhitungan 60x60 cm 1908,17 Kg
Tes Laboratorium 865,93 Kg Elastis Plastis
80x80 cm 2101,87 Kg
Tes Sondir 533,40 Kg **Loading 60x60 cm 1893,27 Kg
Chin
Laci Test 80x80 cm 2171,91 Kg
Elastis plastis 631,50 Kg
60x60 cm 60x60 cm 2065,67 Kg
Loading Chin Mazurkiewich
653,33 Kg 80x80 cm 2331,17 Kg
Test
Mazurkiewich 713 Kg
Tes Laboratorium 1.541,68 Kg Dari Tabel 3. diatas, nilai daya dukung
total tiang dan laci pada setiap perbandingan
Tes Sondir 984,27 Kg
Laci analisa daya dukung menunjukkan hasil yang
Elastis plastis 825,20 Kg berbeda. Nilai daya dukung terbesar dari
80x80 cm perbandingan daya dukung total, yaitu daya
Loading Chin 931,97 Kg
Test dukung dari hasil laboratorium. Berikut ini
Mazurkiewich 978,50 Kg adalah analisa kontribusi pondasi tiang dan
laci :

1. Kontribusi daya dukung laci terhadap daya


Dari Tabel perhitungan daya dukung laci dukung keseluruhan
berdasarkan analisa perhitungan dan hasil
loading test,didapat semakin besar dimensi laci  Dari hasil loading test
maka semakin besar daya dukung yang
dihasilkan. Dari hasil sondir di dapat Qs pada kedalaman
1,78 m untuk laci 60 dan 80 adalah
4.3. Analisa Kontribusi Daya Dukung
Laci dan Tiang Laci 60 = ((294,04+276,27)/2) = 285,155 kg
Besaran nilai daya dukung total yang
didapat dari penambahan nilai daya dukung Laci 80 = ((332,81+353,82)/2) = 343,315 kg
tiang dan nilai daya dukung laci digunakan
untuk menghitung besarnya nilai kontribusi Jadi Qs pada kedalaman 2,02 m
pondasi tiang terhadap pondasi tiang tongkat
dan nilai kontribusi laci terhadap pondasi tiang Laci 60 = 1614,17kg – 285,15kg =1329,015kg
tongkat.
Laci 80 = 2147,90kg – 343,31kg =1804,585kg

5
Qu total laci 60 = 1960,515 kg Qu total laci 60 = 1482,11 kg
Qu total laci 80 = 1838,81 kg
Qu total laci 80 = 2629,785 kg Qu laci 60 = 533,40 kg
Qu laci 80 = 948,27 kg
Qu laci 60 = 631,50 kg
Kontribusi
Qu laci 80 = 825,20 kg Laci 60 = 533,40/1482,11 .100% = 35,99 %
Laci 80 = 948,27/1838,81 .100% = 51,57 %
Kontribusi
55
Laci 60 = 631,50/1960,515 .100% = 32,21 %

Persentase Kontribusi
50
Laci 80 = 825,20/2629,785 . 100% = 31,38 % 45
40

(%)
35 35
Persentase Kontribusi

34 30
33 40 60 80
32 Dimensi Laci (cm)
(%)

31
30 Gambar 12. Persentase kontribusi laci
40 60 80 berdasarkan data sondir
Dimensi Laci (cm)
70
Nilai Kontribusi (%)

Gambar 10. Persentase kontribusi laci 60


berdasarkan loading test 50
analisa
40
data
 Dari hasil perhitungan daya dukung 30
sondir
20
berdasarkan data laboratorium
40 60 80
Qu total laci 60 = 2629,51 kg
Dimensi Laci (cm)
Qu total laci 80 = 3257,66 kg
Qu laci 60 = 865,928 kg
Qu laci 80 = 1541,684 kg Gambar 13. Perbandingan persentase
kontribusi laci
Kontribusi
, 2. Kontribusi daya dukung tiang terhadap
Laci 60 = .100% = 32,93 % daya dukung keseluruhan
,
,  Dari hasil loading test
Laci 80 = .100% = 47,32 % Qu total laci 60 = 1960,515 kg
, Qu total laci 80 = 2629,785 kg
50 Qu tiang 60 = 1329,015 kg
Persentase Kontribusi

45 Qu tiang 80 = 1804,585
40
Kontribusi
(%)

35 Laci 60 = 1329,015/1960,51 .100% = 67,79 %


30
Laci 80 = 1804,585/2629,78 . 100% = 68,62 %
40 60 80
Dimensi Laci (cm)

Gambar 11. Persentase kontribusi laci


berdasarkan data laboratorium

 Dari hasil perhitungan daya dukung


berdasarkan data sondir

6
68,8 65
Persentase Kontribusi

Persentase Kontribusi
68,6
60
68,4
68,2 55
68
(%)

(%)
67,8 50
67,6 45
40 60 80 40 60 80
Dimensi Laci (cm) Dimensi Laci (cm)

Gambar 14. Persentase kontribusi tiang Gambar 16. Persentase kontribusi tiang
berdasarkan loading test berdasarkan data sondir

 Dari hasil perhitungan daya dukung


70 analisa
berdasarkan data laboratorium

Nilai Kontribusi (%)


60 data
Qu total laci 60 = 2629,51 kg 50 sondir
Qu total laci 80 = 3257,66 kg 40
Qu tiang 60 = 1763,58 kg analisa
30
Qu tiang 80 = 1715,98 kg data
40 60 80
laboratori
Kontribusi Dimensi Laci (cm) um
Laci 60 = 1763,58/2629,51 .100% = 67,07 %
Laci 80 = 1715,98/3257,66 .100% = 52,68 % Gambar 17. Perbandingan persentase
kontribusi tiang
68
3. Perhitungan kontribusi daya dukung laci
Persentase Kontribusi

66
64 terhadap daya dukung keseluruhan
62
60 pengujian sebelumnya
58 Qu total laci 60 = 1614,17 kg
(%)

56
54 Qu total laci 80 = 2147,90 kg
52
50
40 60 80 Dari analisa data sondir didapat :
Qu tiang 60 = 1415,55 kg
Dimensi Laci (cm)
Qu tiang 80 = 1338 kg
Qu laci 60 = 1614,17 – 1415,55 = 198,62 kg
Gambar 15. Persentase kontribusi tiang
Qu laci 80 = 2147,90 – 1338 = 809,90 kg
berdasarkan data laboratorium
Kontribusi
 Dari hasil perhitungan daya dukung
Laci 60 = 198,62/1614,17 .100% = 12,30 %
berdasarkan data sondir
Laci 80 = 809,90/2147,90 .100% = 37,71 %
Qu total laci 60 = 1482,11 kg 40
Persentase Kontribusi

Qu total laci 80 = 1838,81 kg 35


Qu tiang 60 = 948,71 kg 30
25
Qu tiang 80 = 890,54 kg
20
(%)

15
Kontribusi 10
Laci 60 = 948,71/1482,11 .100% = 64,01 % 40 60 80
Laci 80 = 890,54/1838,81 .100% = 48,43 %
Dimensi Laci (cm)

Gambar 18. Persentase kontribusi laci


berdasarkan loading test penelitian
sebelumnya

7
45 5.2. Saran
Nilai Kontribusi (%) 40 Adapun saran untuk pembahasan lebih
35 penelitian lanjut penulis menyarankan sebagai berikut :
30 sebelumn a. Metode pelaksanaan yang dilakukan harus
25 ya sama untuk mendapatkan hasil
20 perbandingan yang mendekati dengan
15 penelitian
10 yang diuji penelitian sebelumnya.
40 60 80 b. Diharapkan penelitian berikutnya dilakukan
uji kedalaman tiang yang bervariasi, agar
Dimensi Laci (cm)
didapatkan nilai daya dukung yang
optimum.
Gambar 19. Perbandingan persentase
c. Melakukan pengembangan terhadap
kontribusi laci berdasarkan loading test
penelitian dengan memberikan ukuran laci
penelitian sebelumnya dan yang telah diuji
atau tebal laci yang lebih bervariasi.

6. Daftar Pustaka
5. Kesimupulan Dan Saran Bowles, Joseph E. 1992. Analisis dan Desain
5.1. Kesimpulan Pondasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Dari hasil pembahasan mengenai
beberapa perhitungan metode yang
Bowles, Joseph E. 1999. Sifat-Sifat Fisis dan
dipergunakan berdasarkan data uji lapangan,
Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah).
dan data uji laboratotium dapat diambil
Jakarta: Erlangga.
kesimpulan sebagai berikut :
a. Semakin luas penampang laci pondasi,
Das, Braja M. 1998. Mekanika Tanah
maka nilai kontribusi laci yang dihasilkan
(Prinsip-prinsip Rekayasa geoteknis) Jilid
akan semakin tinggi. Pada hasil
1. Jakarta: Erlangga.
laboratorium kenaikan kontribusi laci 60 ke
laci 80 adalah 14,39%, pada hasil sondir
Das, Braja M. 1998. Mekanika Tanah
15,58%.
(Prinsip-prinsip Rekayasa geoteknis) Jilid
b. Dari hasil penelitian ini, didapat bahwa
2. Jakarta: Erlangga.
tidak adanya kesamaan metode penelitian.
Sehingga hasil penelitian yang telah diuji
Hardiyatmo, H.C. 1992. Mekanika Tanah Jilid
tidak bisa dibandingkan dengan hasil
1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
penelitian sebelumnya. Hal ini dikarenakan
metode pemancangan tiang penelitian
Hardiyatmo, H.C. 1966. Teknik Fondasi 1.
sebelumnya dilakukan dengan cara
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
ditumbuk, sedangkan penelitian yang
dilakukan sekarang ini yaitu dengan cara
Holtz, R.D. and Kovacs, W.D., An
ditekan.
Introduction to Geotechnical
c. Semakin lama waktu penanaman tiang,
Engineering, Prentice-Hall, Inc.,
maka nilai daya dukung yang dihasilkan
Englewood Cliffs, New Jersey, 1981
semakin besar. Hal ini disebabkan nilai
friksi yang bekerja pada selimut tiang akan
Saputra, A. (2016). Skripsi. Studi Daya
kembali seperti keadaan sebelumnya.
Dukung Pondasi Tiang Tongkat Beton
d. Untuk laci tidak dilakukan penanaman
Dengan Tapak Grid.
berdasarkan variabel waktu seperti pada
penanam tiang pondasi. Hal ini dikarenakan
Terzahi, K. & Peck, R. 1984. Mekanika Tanah
tanah pada laci tidak terganggu sehingga
dalam Praktek Rekayasa Jilid 1
tidak mempengaruhi daya dukung laci.
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
e. Untuk mencari kenaikan nilai daya dukung
berdasarkan varibel waktu yang ditentukan,
Tomlinson, M.J. 1994. Pile Design and
rumus mazurkiewich tidak dapat digunakan
Construction Practice. London, UK: E &
karena hasil yang didapat menunjukkan
FN Spon.
penurunan nilai daya dukung.

Anda mungkin juga menyukai