Modul 3
Rancangan
Campuran
Beton
(MIX DESIGN) Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03 2834 2000
• Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi (2200 - 2500)
kg/m3 menggunakan agregat alami yang dipecah ;
• Kuat tekan beton yang disyaratkan f 'c adalah kuat tekan yang
ditetapkan oleh perencana struktur (berdasarkan benda uji berbentuk
silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm);
• Kuat tekan beton yang ditargetkan f cr, adalah kuat tekan rata-rata
yang diharapkan dapat dicapai yang lebih besar dari f 'c
Keawetan (Durability)
• ambil kuat tekan beton yang diisyaratkan fc’ pada umur tertentu;
• Contoh :
Umur 28 hari fc’ = 22,5 MPa
1 MPa = 10 kg/cm2
(m3)
kecil <1000 45 < s < 55 55 < s < 65 65 < s < 85
sedang 1000-3000 35 < s < 45 45 < s < 55 55 < s < 75
besar >3000 25 < s < 35 35 < s < 45 45 < s <65
TIPE I P.C Pembuatan beton umum dimana sifat khas dari jenis semen lain tidak diperlukan, dan tidak ada serangan sulfat
Normal Portland Cement
TIPE II P.C Pembuatan beton yang memerlukan panas hidrasi lebih rendah dari panas hidrasi semen tipe I dan tahan terhadap
Modified Portland Cement pengaruh sulfat berkadar sedang. Misalnya pada konstruksi berukuran besar karena dapat memperkecil kenaikan
suhu terutama bila pengecoran dilakukan pada cuaca / suhu yang panas.
TIPE III P.C Pembuatan beton yang memerlukan pengerasan yang lebih cepat / kekuatan awal yang tinggi. Panas yang
Early Strength Portland dikeluarkan + 50 % > dibandingkan tipe I.
Cement
TIPE IV P.C Low Pembuatan beton massif yang luas dan besar seperti dam yang memerlukan panas hidrasi rendah, + 45 % <
Heat Portland dibandingkan tipe I. Kekuatan biasanya dicapai dalam waktu yang lebih lama.
Cement
TIPE V P.C Pembuatan beton yang memerlukan ketahanan terhadap pengaruh sulfat yang tinggi, menimbulkan panas hidrasi
Sulphate Resistance Portland yang + 30 % lebih rendah dari tipe I dan pencapaian kekuatan yang lebih lama.
Cement
Pozzolan Semen ini adalah semen Portland yang dicampur pozzolan alam atau buatan, sehingga memiliki sifat tahan sulfat
Portland Cement dan panas hidrasi yang lebih rendah, cocok untuk bangunan air, lingkungan air laut, atau ditempat yang
basah/lembab.
Catatan :
1 Mpa = 1 N/mm2 = 10 Kg/cm2
Kuat tekan silinder (150 mm x 300 mm) = 0,83 kuat tekan kubus (150x150x150) mm
14
• tentukan faktor air Semen menurut butir 4.2.3.2
• tetapkan faktor air-semen maksimum menurut
butir 4.2.3.2 2) (dapat ditetapkan sebelumnya atau
tidak ). Jika nilai faktor air-semen yang diperoleh di
atas lebih kecil dari yang dikehendaki, maka yang
dipakai yang terendah;
16
• tetapkan slump (tabel 3);
Slump (Mm) 0-10 10-30 30-60 60-180
ukuran besar butir agregat _ agregat
Jenis --- --- --- --
maksimum(mm)
10 Batu tak dipecahkan 150 180 205 225
batu pecah 180 205 230 250
20 Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
40 batu pecah 155 175 190 205
Agregat campuran (tak dipecah dan dipecah ), dihitung menurut rumus 2/3 Wh + 1/3 Wk
dengan:
Wh :adalah perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk :adalah perkiraan jumlah air untuk agregat kasar pada Tabel 3
• buatlah campuran uji, ukur dan catatlah besarnya slump serta kekuatan tekan yang
sesungguhnya, perhatikan hal berikut :
• (l) jika harga yang di dapat sesuai dengan harga yang diharapkan, maka susunan campuran beton tersebut dikatakan baik, jika tidak,
maka campuran perlu dibetulkan;
• (2) kalau slumpnya ternyata terlalu tinggi atau rendah, maka kadar air perlu dikurangi atau ditambah ( demiklan juga kadar semennya,
karena faktor air semen harus dijaga agar tetap tak berubah );
• (3) jika kekuatan beton dari campuran ini terlalu tinggi atau rendah, maka faktor air semen dapat atau harus ditambah atau dikurangi
sesuai dengan Grafik 1 atau 2.
Tabel 2.
Data sifat fisik agregat
Sifat Agregat Ag. Halus Ag. Kasar
% lolos kumulatif
No.saringan (mm)
Ag. halus Ag.kasar
38 100 100
19 100 57
9.6 100 35
4.8 98 5
2.4 90 0
1.2 79
0.6 52
0.3 18
0.15 5
Gradasi 2 Maks. 40 mm
• Berat jenis relatif agregat : ini merupakan merupakan berat jenis gabungan antara ag. Halus
dengan ag. Kasar, dari perhitungan 18 kita sudah mendapatkan persentasi ag. Halus dan ag.
Kasar, maka Bj relatif agregat adalah :
( 0,328 x 2,50) + (0,672 x 2,66) = 2,61
• Berat isi beton : diperoleh dari grafik 16 dengan jalan membuat grafiik baru yang sesuai
dengan nilai berat jenis agregat relatif yaitu 2,61. Titik potong grafik baru tadi dengan tegak
yang menunjukkan kadar air bebas (dalam hal ini 170 kg/m3), menunjukkan nilai berat isi
beton yang direncanakan. Dalam hal ini didapatkan angka sekitar 2,380 kg/m3
• Proporsi campuran
• Dari langkah no.1 sampai no. 23 kita dapatkan susunan campuran
beton teoritis untuk tiap m3 sebagai berikut :
• semen portland = 283 kg 377,8
• kadar air bebas = 170 kg 170
• agregat halus = 32,8 % x 1927 = 632,1 kg 632
• agregat kasar = 1927 – 632,1 = 1295 kg 1283
• proporsi campuran yang dibutuhkan untuk membuat 15 buah benda uji silinder ukuran 15 x 30 cm adalah
sebagai berikut :
• berat total campuran = Volume silinder x berat isi beton x jumlah benda uji
• = (0.25 x3,14 x 15 2 x 30) x 2,380 x 15
• = 189, 16 kg
• pembulatan untuk menghindari kekurangan menjadi 200 kg
• maka proporsi campuran untuk 15 benda uji silinder 15 x 30 cm adalah :
• - semen ; 200 / 2380,22 x 283 = 23,78 kg
• - air ; 23,78 / 283 x 155,62 = 13,08 kg
• - Ag. Halus ; 23,78 / 283 x 653,6 = 54,92 kg
• - Ag. Kasar ; 23,78 / 283 x 1288 = 108,23 kg
• Total = 200 kg