Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM UJI BAHAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

I. REFERENSI
Referensi yang digunakan dalam pengujian ini antara lain :
1. ACI 211.1-91. Standard Practice for Selecting Proportions for Normal,
Heavyweight, and Mass Concrete
2. Properties of Concrete, A. M. Neville

II. TUJUAN
1. Untuk menentukan campuran beton berdasarkan data yang diperoleh dalam
pengujian agregat.
2. Untuk menentukan perbandingan bahan campuran atau komposisi rencana
beton agar mencapai kekuatan yang direncanakan.

III. DASAR TEORI


Beton adalah suatu bahan dalam konstruksi bangunan yang bersifat
komposit (campuran). Umumnya beton terdiri dari campuran agregat (kasar
dan halus) sebagai bahan pengisi, semen sebagai bahan pengikat, dan air
sebagai bahan pencampur. Percampuran bahan-bahan tersebut menyebabkan
terjadinya reaksi kimiawi yang menjadikan campuran beton mengeras seperti
batuan. Tingkat kekerasan beton dapat ditentukan dengan mengatur komposisi
bahan-bahan untuk campuran beton dan memerhatikan kualitas dari bahan-
bahannya. Seiring dengan bertambahnya umur, beton akan mencapai
kekerasan atau kekuatan rencana (fc atau k) pada umur 28 hari setelah dibuat.
Agregat terdiri dari agregat kasar dan halus. Hal yang membedakan
agregat kasar dan halus adalah gradasi ukuran butirannya. Agregat kasar
(kerikil) adalah agregat yang umumnya memiliki ukuran butir sebesar 4,76
mm sampai dengan 150 mm. Sedangkan, agregat halus (pasir) adalah agregat
yang umumnya memiliki ukuran butir sebesar 0,063 mm dampai dengan 4,76
mm.
Semen merupakan serbuk memiliki sifat hidraulis, artinya jika dicampur
dengan air semen akan menghasilkan sifat perekat yang mampu mengikat
bahan menjadi suatu kesatuan yang padat dan keras seperti batuan. Semen
sendiri merupakan campuran dari bahan tertentu yang diolah dahulu sehingga
menghasilkan sifat perekat. Semen yang dihasilakan oleh industri umumnya
adalah semen portland.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

Perancangan campuran beton dilakukan untuk mengetahui komposisi


bahan-bahan penyusun beton. Pada dasarnya rancangan campuran beton
dimaksudkan untuk menghasilkan suatu komposisi penggunaan bahan yang
minimum dengan kekuatan yang maksimum dengan tetap mempertimbangkan
kriteria standar mutu beton ekonomis jika ditinjau dari aspek biaya
keseluruhannya (Mulyono, 2004).
Dalam merancang campuran beton, terdapat beberapa metode yang salah
satunya adalah metode ACI (American Concrete Institute). Metode ACI
menyarankan suatu perancangan campuran yang memperhatikan nilai
ekonomi, ketersediaan bahan, kemudahan pengerjaan, keawetan, dan kekuatan
yang diinginkan. Perancangan metode ACI ini dapat dilakukan pada
perancangan beton dengan kadar udara (Air Entrainment Admixture) maupun
perancangan beton tanpa kadar udara. Selain itu, metode ACI tidak jauh
berbeda dengan metode lainnya, dimana faktor utama yang menentukan kuat
tekan beton adalah faktor air-semen (Fas).

IV. PROSEDUR PERANCANGAN


Tahapan perancangan campuran beton berdasarkan metode ACI 211. 1-1991,
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan nilai kuat tekan (mutu) beton karakteristik (f’c) yang akan
dibuat.
2. Hitung nilai margin beton (m), yaitu dengan mengkalikan nilai standar
deviasi dengan nilai konstanta (1,64)

m = Standar deviasi x 1,64

Tabel 1. Nilai Standar Deviasi (kg/cm^2)


Volume Mutu Pelaksanaan
m³ Baik Sekali Baik Cukup
Kecil <1000 45< s ≤ 55 55< s ≤ 65 65< s ≤ 85
Sedang 1000-3000 35< s ≤ 45 45< s ≤ 55 55< s ≤ 75
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

Besar >3000 25< s ≤ 35 35< s ≤ 45 45< s ≤ 65


3. Hitung kuat tekan rata-rata, yaitu dengan menambahkan nilai kuat
tekan beton karakteristik dengan nilai margin beton.

f’cr = f’c + m
dengan:
f’cr = kuat tekan rata-rata (Mpa)
f’c = kuat tekan karakteristik
m = nilai margin (Mpa)

4. Tentukan besar slump beton yang direncanakan. Biasanya besar nilai


slump beton sudah ditentukan di dalam dokumen rencana kerja dan
syarat-syarat bangunan (RKS). Jika tidak ada maka dapat digunakan
persyaratan nilai slump yang ditentukan Peraturan Beton Indonesia
(PBI) 1971, seperti terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Nilai Slump yang Direkomendasikan Untuk Berbagai Tipe


Konstruksi
Slump (mm)
Jenis Pekerjaan
Maks. Min.
a. Dinding, plat pondasi dan pondasi
125 50
telapak bertulang
b. Pondasi telapak tidak bertulang, kaosin,
90 25
dan konstruksi di bawah tanah
c. Pelat, balok, kolom dan dinding. 150 75
d. Pengerasan jalan 75 50
e Beton massa (tebal) 75 25
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

5. Tentukan besar ukuran maksimum agregat, yaitu dapat ditentukan


berdasarkan persyaratan besar butir maksimum agregat yang
ditentukan Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 atau menggunakan
data hasil analisa ayak agregat kasar, yang ukuran ayakan paling kecil
tetapi memiliki besar lolos komulatifnya 100%.
6. Perkirakan (estimasi) jumlah air pengaduk dan kadar udara beton.
Besar jumlah air pengaduk dan kadar udara di dalam beton segar
sangat tergantung pada besar nilai slump yang direncanakan, ukuran
butir agregat maksimum dan penggunaan bahan admixtur yang
meningkatkan kandungan udara di dalam beton (Air Entraining
Agents). Jumlah air pengaduk dan kadar udara di dalam beton segar
dapat ditentukan menggunakan tabel 3.

Tabel 3. Perkiraan Jumlah Air Pengaduk dan Kadar Udara yang


Disyaratkan Untuk berbagai Nilai Slump dan Ukuran Nominal
Butir Maksimum Agregat

Jumlah Air, kg/m3 Beton untuk Ukuran Besar Butir


Slump (mm) Maksimum Agegat yang Diketahui
9,5 12,5 19 25 37,5 50 75 150
Beton Tanpa Kadar Udara
25 sampai 50 207 199 190 179 166 154 130 113
75 sampai 100 228 216 205 193 181 169 145 124
150 sampai 175 243 228 216 202 190 178 160 -
Perkiraan Kadar
Udara Terjebak 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0.3 0.2
(%)
Beton Dengan Kadar Udara (Menggunakan AEA)
25 sampai 50 181 175 68 160 150 142 122 107
75 sampai 100 202 193 184 175 165 157 133 119
150 sampai 175 216 205 197 184 174 166 154
Rata-rata Jumlah Udara yang Disarankan, %, Untuk Tingkat Pengaruh
Cuaca
Cuaca Ringan 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0
Cuaca Sedang 6.0 5.5 5.0 4.5 4.5 4.0 3.5 3.0
Cuaca Berbahaya
7.5 7.0 6.0 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0
& Ekstrim
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

7. Tentukan besar nilai faktor air semen (fas), yaitu perbandingan antara
berat air pengaduk dengan berat semen Portland yang akan digunakan
(W/C). Cara menentukan besar nilai faktor air semen (fas) dapat
dilakukan dengan:

- Nilai faktor air semen ditentukan berdasarkan kekuatan tekan


karakteristik rata-rata beton yang diharapkan. Karena besar
kekuatan tekan beton rata-rata sudah ditentukan sebelumnya,
maka dengan menggunakan tabel 4 dapat ditentukan besar nilai
faktor air semen. Apabila nilai faktor air semen yang dicari tidak
sesuai dengan nilai pada tabel 4, maka lakukan interpolasi.

- Penentuan nilai faktor air semen dapat juga dilakukan dengan cara
grafis dengan menggunakan Gambar 1, yaitu dengan cara
memplotkan besar kuat tekan rata-rata pada gambar 1, kemudian
tarik garis horizontal pada titik kuat tekan rata-rata hingga
memotong grafik hubungan kuat tekan dan faktor air semen untuk
beton yang tanpa atau dengan menggunakan admixtur AEA.
Selanjutnya dengan menarik garis vertikal ke bawah dari titik
potong tersebut, maka besar nilai faktor air semen dapat
diketahui.

Bandingkan nilai faktor air semen yang diperoleh dengan nilai faktor
air semen maksimum yang disyaratkan (jika ada) seperti terlihat pada
tabel 5. Gunakan nilai faktor air semen yang paling kecil.

Tabel 4. Hubungan Antara Rasio Air Semen (fas) dengan Kekuatan


Tekan Beton
Kuat Tekan Rasio Air-Semen (fas) Dalam Berat
Beton 28 Hari (Mpa) Beton Tanpa AEA Beton Dengan AEA
40 0.42 -
35 0.47 0.39
30 0.54 0.45
25 0.61 0.52
20 0.69 0.60
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

15 0.79 0.70

Gambar 1. Hubungan Antara Nilai Faktor Air Semen dengan Kuat


Tekan Beton
45

40

35
KEKUATAN TEKAN (MPa)

Non AEA

30

25
AEA

20

15

10

0
0.25 0.50 0.75 1.00
FAS

Tabel 5. Nilai Faktor Air Semen yang Diizinkan untuk Beton yang
Terjamah Cuaca Berbahaya
Struktur yang Selalu atau Struktur yang
Sering kali basah dan Struktur Terjamah Air
Jenis Struktur
yang Terpengaruh Oleh Laut atau
Kering dan Baku Sulfat
Beton penampang 0.45 0.40
tipis (railing,
curbam, ambang,
gawang dan
pekerjaan omamen)
dan penampang
yang penutup
betonnya kurang
dari 5 mm di atas
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

tulangannya
Struktur beton
0.50 0.45
lainnya
8. Hitung kadar semen yang dibutuhkan. Berat semen dapat dihitung
dengan cara membagi kadar air (hasil pada langkah ke enam ) dengan
nilai faktor air semen (hasil pada langkah ke tujuh).

Kadar Semen = Kadar Air


Nilai Faktor Air Semen

9. Perkirakan (estimasi) volume agregat kasar. Dengan dasar ukuran


maksimum agregat kasar dan nilai angka kehalusan agregat halus,
Gunakan tabel 6, sehingga didapat volume kering agregat kasar untuk
setiap unit beton. Apabila nilai angka kehalusan tidak tetap sesuai
dengan nilai yang ada di dalam tabel 6, maka lakukan cara interpolasi.

Tabel 6. Volume Agregat Kasar Untuk Setiap Unit Beton


Ukuran Volume Agregat Kasar yang Dicocok-padat Tiap
Maksimum Unit volume Beton Untuk Berbagai Nilai Angka
Agregat Kehalusan Agregat Halus
Nominal
(mm) 2.40 2.60 2.80 3.00
9.5 0.50 0.48 0.45 0.44
12.4 0.59 0.57 0.55 0.53
19 0.66 0.64 0.62 0.60
25 0.71 0.69 0.67 0.65
37.5 0.75 0.73 0.71 0.69
50 0.78 0.76 0.74 0.72
75 0.82 0.80 0.78 0.76
150 0.87 0.85 0.83 0.81

10. Menentukan berat agregat kasar, yaitu dapat diketahui dengan


mengalikan volume agregat kasar (hasil langkah ke sembilan) dengan
bobot isi agregat kasar padat dalam satuan kg/m3.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

Berat Agregat Kasar = Volume Agregat Kasar x Bobot Isi Agregat


Kasar

11. Perkirakan (estimasi) berat volume beton segar, dapat ditentukan


menggunakan 2 cara, yaitu:

- Berdasarkan besar butir maksimum. Hubungan berat beton segar


dengan besar butir maksimum agregat pada perancangan ACI
dapat dilihat pada tabel 7.

- Menggunakan rumus

Um = 10Ga(100-A) + Cm{1-(Ga/Gc)} – Wm(Ga-1)

Dengan:
Um = Berat Volume Beton Segar (kg/m3)
Ga = Berat jenis Agregat Gabungan (halus dan kasar) SSD
Gc = Berat Jenis Semen Portland (BJ semen umumnya = 3,15)
A = Kadar Udara (%)
Wm = Kadar Air Pencampur (kg/m3)
Cm = Kadar Semen Portland (kg/m3)

Tabel 7. Perkiraan (estimasi) awal Berat Volume Beton Segar

Besar Butir Perkiraan awal Untuk Beton Segar (kg/m3)


Maximum Nominal Beton Beton
(mm) Tanpa Kadar Udara Dengan Kadar Udara
9.5 2280 2200
12.5 2310 2230
19 2345 2275
25 2380 2290
37.5 2410 2320
50 2445 2345
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

75 2490 2400
150 2530 2435

12. Hitung besar berat agregat halus. Dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:
- Berdasarkan berat volume beton segar
Setelah berat beton segar diketahui, maka kadar agregat halus
dapat dicari dengan mengurangi berat volume beton segar dengan
berat semen, berat air pencampur dan dan berat agregat kasar.

V = Volume Beton Segar – Berat Semen – Berat Air Pencampur


– Berat Agregat Kasar

- Berdasarkan volume absolut beton


Tentukan volume masing-masing bahan air, semen portland,
agregat kasar, dan udara untuk 1 m3 beton terlebih dahulu.
Kemudian jumlahkan seluruh volume bahan tersebut. Karena
volume beton segar = 1 m 3 , maka volume agregat halus dapat
dihitung dengan mengurangi volume 1 m3 dengan volume beton
air, semen portland, agregat kad Sehingga selisih volumenya
untuk beton terhadap jumlah volume bahan tersebut merupakan
volume agregat halus.

V = Volume 1 m³ – Volume Beton Air – Volume Semen Portland


– Volume Agregat Kasar -
Berat agregat halus dihitung dengan mengalikan volume agregat halus
dengan bobot isi padat agregat halus dalam satuan kg/m3.

Berat Agregat Halus = Volume Agregat Halus x Bobot Isi Padat


Agregat Halus
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

13. Koreksi kadar air agregat yang sebenarnya di lapangan. Setelah


komposisi bahan-bahan beton untuk 1 m3 beton diperoleh, akan tetapi
agregat halus dan agregat kasar dalam kondisi kering oven, padahal
agregat di lapangan kondisinya kemungkinan dalam keadaan kering
udara atau basah. Oleh karena itu berat air pencampur, berat agregat
halus dan berat agregat kasar perlu dikoreksi terhadap keadaan kadar
air agregat yang sebenarnya.
V. DATA DAN PERHITUNGAN
DATA
a. Data Mutu dan Sifat Beton
1. Mutu beton (f’c) rencana = 25 Mpa (tanpa terjamah cuaca berbahaya).
2. Nilai slump = 75-150 mm (.....).
3. Standar Deviasi beton (Sr) = 6 Mpa (.....).
b. Data Hasil Pengujian Bahan
1. Agregat Kasar:
- Jenis = Batu pecah
- Nominal maksimum butir = 19 mm
- Bobot isi padat kering oven = 1510 kg/m³
- Berat jenis kering oven = 2,716
- Penyerapan air 3,215 %
- Kadar air agregat di lapangan = 2 %
2. Agregat Halus:
- Jenis = Pasir alam
- Bobot isi padat = 1572 kg/m³
- Berat jenis kering oven = 2,785
- Penyerapan air = 9,066 %
- Kadar air agregat di lapangan = 6 %
- Fineness modulus (FM) = 3,54
3. Semen Portland:
- Tipe = PCC
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

- Merek = Tiga Roda


- Berat jenis = 2,98
4. Air dari sumur dalam, memenuhi syarat sebagai air pencampur beton,
menurut ASTM C.94
5. Tidak menggunakan admixture, AEA (tanpa kadar udara), dan additive

DIMINTA
a. Campuran dengan volume 1 m³
b. Komposisi bahan-bahan beton untuk satu kali pengadukan menggunakan 1
zak semen portland

PERHITUNGAN
1. Kuat tekan karakteristik beton (f’c) = 25 Mpa (Ditentukan)
2. Nilai margin (m) = K x Sr = 1,64 x 6 = 9,84 ≈ 10 Mpa ( K = 1,64 untuk
sampel ≥ 20)
3. Kuat tekan rata-rata beton (f’cr) = f’c + m = 25 + 10 = 35 Mpa
4. Nilai slump beton = 75-150 mm (Ditentukan)
5. Ukuran agregat nominal maksimum = 19 mm (Berdasarkan hasil analisa
ayak)
6. Perkiraan (estimasi) jumlah air pengaduk dan kadar udara beton
Tidak menggunakan AEA, maka berdasarkan tabel 3 didapat perkiraan
kadar air = 205 kg/m³ dan kadar udara = 2%
Tabel 3. Perkiraan Jumlah Air Pengaduk dan Kadar Udara yang
Disyaratkan Untuk berbagai Nilai Slump dan Ukuran Nominal Butir
Maksimum Agregat
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

Jumlah Air, kg/m3 Beton untuk Ukuran Besar Butir


Slump (mm) Maksimum Agegat yang Diketahui
9,5 12,5 19 25 37,5 50 75 150
Beton Tanpa Kadar Udara
25 sampai 50 207 199 190 179 166 154 130 113
75 sampai 100 228 216 205 193 181 169 145 124
150 sampai 175 243 228 216 202 190 178 160 -
Perkiraan Kadar
Udara Terjebak 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0.3 0.2
(%)
Beton Dengan Kadar Udara (Menggunakan AEA)
25 sampai 50 181 175 68 160 150 142 122 107
75 sampai 100 202 193 184 175 165 157 133 119
150 sampai 175 216 205 197 184 174 166 154
Rata-rata Jumlah Udara yang Disarankan, %, Untuk Tingkat Pengaruh
Cuaca
Cuaca Ringan 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0
Cuaca Sedang 6.0 5.5 5.0 4.5 4.5 4.0 3.5 3.0
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

7. Tentukan besar nilai faktor air semen (fas)


Berdasarkan kekuatan tekan rata-rata beton pada umur 28 hari yang akan
dicapai sebesar 35 Mpa, tanpa menggunakan AEA, dan terjamah cuaca
berbahaya. Maka, dengan bantuan tabel 4 atau gambar 1 didapat nilai
faktor air semen = 0,47

Tabel 4. Hubungan Antara Rasio Air Semen (fas) dengan Kekuatan


Tekan Beton
Kuat Tekan Rasio Air-Semen (fas) Dalam Berat
Beton 28 Hari (Mpa) Beton Tanpa AEA Beton Dengan AEA
40 0.42 -
35 0.47 0.39
30 0.54 0.45
25 0.61 0.52
20 0.69 0.60
15 0.79 0.70

8. Kadar semen yang dibutuhkan.


Kadar semen = Kadar air / Nilai faktor air semen = 205 kg/m³ / 0,47
= 436, 170 kg/m³
9. Perkiraan (estimasi) volume agregat kasar.
Berdasarkan tabel 6, untuk fineness modulus (Fm) ≈ 3.00 dan ukuran
maksimum agregat nominal = 19 mm, maka perkiraan volume agregat
kasar = 0.60 m³
Tabel 6. Volume Agregat Kasar Untuk Setiap Unit Beton
Ukuran Volume Agregat Kasar yang Dicocok-padat Tiap
Maksimum Unit volume Beton Untuk Berbagai Nilai Angka
Agregat Kehalusan Agregat Halus
Nominal (mm) 2.40 2.60 2.80 3.00
9.5 0.50 0.48 0.45 0.44
12.4 0.59 0.57 0.55 0.53
19 0.66 0.64 0.62 0.60
25 0.71 0.69 0.67 0.65
37.5 0.75 0.73 0.71 0.69
50 0.78 0.76 0.74 0.72
75 0.82 0.80 0.78 0.76
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

150 0.87 0.85 0.83 0.81


10. Tentukan berat agregat kasar.
Berat agregat kasar = Volume agregat kasar x Bobot isi agregat kasar
= 0,60 x 1510 kg/m³ = 906 kg
11. Perkiraan (estimasi) berat volume beton segar.
Berdasarkan tabel 7, dengan ukuran butir maksimum nominal = 19 mm,
dan tanpa AEA, didapat perkiraan berat volume beton segar = 2345 kg/m³

Tabel 7. Perkiraan (estimasi) awal Berat Volume Beton Segar

Besar Butir Perkiraan awal Untuk Beton Segar (kg/m3)


Maximum Nominal Beton Beton
(mm) Tanpa Kadar Udara Dengan Kadar Udara
9.5 2280 2200
12.5 2310 2230
19 2345 2275
25 2380 2290
37.5 2410 2320
50 2445 2345
75 2490 2400
150 2530 2435

12. Tentukan berat agregat halus.


Atas dasar volume absolut:
Volume air = 205/1000 = 0,205 m³
Volume seme portland = 436,170/(2,98 x 1000) = 0,146 m³
Volume agregat kasar = 906/(2,716 x 1000) = 0,334 m³
Volume udara = 2% = 0,020 m³

Jumlah volume tanpa agregat halus = 0,705 m³


Volume agregat halus = 1,000 – 0,705 = 0,295 m³
Berat agregat halus = 0,295 x 2,785 x 1000 = 821,575 kg/m³
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

13. Koreksi terhadap kadar air agregat di lapangan


a. Koreksi terhadap berat agregat
Akibat kadar air yang sebenarnya dari agregat kasar dan agregat halus
masing-masing sebesar 2 % dan 6%, maka komposisi berat dari kedua
agregat tersebut menjadi terkoreksi menggunakan data berdasarkan
volume asbolut:
- Berat agregat kasar = 906 x (1,02) = 924,12 kg/m³
- Berta agregat halus = 821,575 x (1,06) = 870,869 kg/m³
b. Koreksi terhadap air pencampur
Karena penyerapan air agregat tidak diperhitungkan dalam estimasi air
pencampur, dan akan menjadi air permukaan, maka komposisi berat air
tersebut menjadi terkoreksi:
= 205 – 906 (0,02-0,015) – 821,575 (0,06-0,087) = 222,653 kg/m³

Sehingga, perkiraan komposisi berat campuran bahan-bahan beton untuk 1 m 3


dengan mutu (f’c) 25 Mpa terlihat pada tabel dibawah.
Berat Bahan (kg)
Volume Beton 1 m3 Volume
No Jenis Bahan Kondisi 1 zak Semen Portland
Kering Terkoreksi (50kg)
Oven Kadar air Terkoreksi
1. Semen 436,170 436,170 50
portland
2. Air 205 222,653 25,524
3. Agregat kasar 906 924,12 105,936
4. Agregat halus 821,575 870,869 99,831
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

VI. KESIMPULAN

Bandung, 21 November 2023,


Pembimbing Kelompok Praktikan

Linda Aisyah, SST., MT Agung Suhud Pangestu


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
Bandung
BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266
Subjek : Perancangan Campuran Beton No. Uji :
Topik : Metode ACI 211.1-91 Halaman : 1 - 15

NIP. NIM. 221134033

Anda mungkin juga menyukai