Anda di halaman 1dari 104

PENDAHULUAN

1. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konstruksi


Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan Belanja
Modal Bangunan Gedung Kantor_Jasa Konstruksi Gedung
Konservasi_PDGL_DISLAUTKAN DIY.

No JENIS ALAT KAPASITAS JMLH Keterangan


1 Molen Mixer Min. 0,3 m3 1
2 Genset 5 KVA 1
Barbender Sampai dengan diameter 22
3 1
mm
4 Excavator Kapasitas bucket 0,30 m3 1
5 Pick Up Kap. 1.3 m3 2
6 Scafolding 1.9 m 3 Set 1 set = 10 unit

2. Personil
Daftar Personil Inti/Tenaga Ahli/Teknis/Terampil minimal yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor_Jasa Konstruksi
Gedung Konservasi_PDGL_DISLAUTKAN DIY.
JABATAN DALAM PENGALAMAN
SERTIFIKAT
PEKERJAAN YANG KERJA JUMLAH
NO KOMPETENSI
AKAN PROFESIONAL (ORANG)
KERJA
DILAKSANAKAN (TAHUN)
1. Pelaksana Bangunan Min. 2 tahun SKT Pelaksana 1
Gedung Bangunan Gedung
TS 051/SKK
Jenjang 4-6
2. Petugas K3 Konstruksi Min. 1 Tahun Ahli Muda K3 1
Konstruksi / SKK
Jenjang 7

3. Identifikasi Resiko
No URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

1. PEKERJAAN STRUKTURAL
a. Pengecoran (Pek. Beton) lantai 2 Terjatuh dari ketinggian
Spesifikasi Teknis

SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

1. PEKERJAAN STRUKTUR

1.1. PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI


1.1.1. Ketentuan Umum
a. Persyaratan-persyaratan Konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam persyaratan
teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton
harus sesuai dengan standard-standard yang berlaku, yaitu:
1. Standar Industri Indonesia (SII) yang berlaku.
2. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1982.
3. SNI 03-3430-1994- Bangunan rumah dan gedung. Tata cara perencanaan dinding
struktur pasangan blok beton berongga bertulang
4. 2002-12 SNI 03-2847-2002 tata cara perhitungan beton untuk bangunan gedung.
5. Peta Hazard Gempa 2010.
6. SNI 2847-2013 – Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.
7. SNI Nomor: 7833-2012. Tata cara perancangan beton pracetak dan beton
prategang untuk bangunan gedung.
8. SNI 03-1729-2002 - Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
9. SNI Nomor: 03 – 1734 – 1989. Tentang: Pedoman Perencanaan Beton Bertulang
dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah & Gedung.
10.SNI 15-2049-2004 - Semen Portland
11.SNI 15-7064-2004 - Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement, PCC)
12.SNI Nomor: 03 – 2834 – 1992. Tentang: Tata cara pembuatan rencana Campuran
Beton Normal.
13.SNI 03-6815-2002 - Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton.
14.SNI 03-6916-2002 - Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton.
15. SNI 07-2052-2002. Tentang: Baja Tulangan Beton.
16. RSNI T-03-2005, perencanaan struktur baja untuk jembatan.
17. SNI 2833-2008, standart perencanaan tahan gempa untuk jembatan.
18.SNI 04-6277-2000, Saluran udara - Pengujian pondasi untuk struktur.
19. SNI 1741:2008, Cara uji ketahanan api komponen struktur bangunan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.
20. SNI 7834:2012, Metode uji dan kriteria penerimaan sistem struktur rangka
memikul momen beton bertulang pracetak untuk bangunan gedung.
21. SNI 1726:2012, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung.
22. SNI ISO 3471:2013, Alat berat pengerjaan tanah – Struktur pelindung beban
terguling - Uji laboratorium dan persyaratan unjuk kerja (ISO 3471:2008, IDT).
23. SNI 1727:2013, Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain.
24. SNI Nomor: 03 – 3527 – 1994. Tentang: Mutu kayu bangunan.
25. SNI 03-6848-2002, Metode pengujian berat jenis batang kayu dan kayu struktur
bangunan.
26. American Society of Testing Material (ASTM).
Spesifikasi Teknis

b Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi tinggi,
sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar rencana, dan
atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Konsultan Pengawas .
c. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan material
yang kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang
disyaratkan.
d. Kontraktor wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan di dalam
pekerjaan ini.
e. Seluruh material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat
harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan menggunakan
kembali.

1.1.2. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh pekerjaan
beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :
a. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana, termasuk di
dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-bantu yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan (reinforcement) dan
bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.
c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
perawatan beton, dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.

1.1.3. Bahan-bahan
a. Semen
Semen yang digunakan adalah PPC, PCC Tipe I dan merupakan hasil produksi dalam
negeri satu merk. Semen harus disimpan sedemikian rupa hengga mencegah
terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen
harus dilakukan di dalam gudang tertutup, sedemikian rupa sehingga semen terhindar
dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.
Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di
lokasi pekerjan.
b. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
1. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
tentang "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton". Bila tidak tercakup di dalam SII 0052-
80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23 "Specification for
Concrete Aggregates".
2. Atas persetujuan Konsultan Pengawas, agregat yang tidak memenuhi persyaratan
butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa berdasarkan pengujian khusus
dan atau pemakaian nyata, agregat tersebut dapat menghasilkan beton yang
kekuatan, keawetan, dan ketahanannya memenuhi syarat.
3. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus
tidak melebihi syarat - syarat berikut :
 Seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
 Sepertiga dari tebal pelat.
 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas batang
tulangan.
Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut penilaian Tenaga
Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton adalah sedemikian
hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.
Spesifikasi Teknis

c. A i r
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-
ketentuanberikut ini:
1. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi mutunya
menurut tujuan pemakaiannya.
2. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya,
yang dapat dilihat secara visual.
3. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
4. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton
(asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan
clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih
dari 100 ppm.
5. Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling, maka
penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak lebih dari
10%.
6. Tidak boleh mengambil dari sumber (baik sumur/badan air) di sekitar lokasi
kegiatan apabila dirasa airnya payau/dekat muara/pantai.

d. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut ini.
1. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-
gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
2. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja .
3. Baja tulangan pada saat sampai di lokasi kegiatan harus segera diberikan lapisan
khusus untuk pencegahan karat.
4. Pelapisan kembali anti karat bisa dilakukan kembali setelah tulangan mengalami
proses pemotongan, terutama pada bagian bekas penampang potongan.
5. Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja tulangan deform
(BJTD 40), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70 %
diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak boleh kurang dari 5 % diameter
nominalnya.
6. Tulangan polos dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk tulangan ulir memakai BJTD 40
(deform) bentuk ulir.
7. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus
dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya
menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dari baja tulangan
dimaksud.
8. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan harus
ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus :
d = 4.029  B , atau d = 12.47 G

dimana :
d = diameter nominal dalam mm,
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)
Spesifikasi Teknis

9. Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai berikut :

DIAMETER TULANGAN TOLERANSI BERAT


BAJA TULANGAN YANG DI IJINKAN
< 10 mm ±7%
10 mm <<16 mm ±6%
16 mm << 28 mm ±5%
> 28 mm ±4%
Tabel 3. Contoh Toleransi Berat Batang yang diijinkan

e. Pembesian
1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
 Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan haras disertai
surat keterangan Percobaan dari pabrik.
 Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja-tulangam harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
 Semua pengujian di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium lembaga Uji Konstruksi atau laboratorium lainya direkomendasi
oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu
standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan
tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
 Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
 Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
 Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
 Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan
panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
 Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi
dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

2. Bahan-bahan / Produk
 Tulangan
Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTD-40 (400 Mpa), sesuai dengan SII
0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti
dinyatakan pada gambar-gambar struktur.Tulangan polos harus baja lunak
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.Tulangan ulir harus baja tegangan tarik
tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh fe = antara 400 ‹ fy ‹ 500 Mpa
 Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat
yang ditanam atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
 Bolstern, kursi spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur
jarak;
1. Gunakan besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang ridak
direkomendasi.
Spesifikasi Teknis

3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal rumers dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-
galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
5. Kawat PengikatDibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

3. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.Seritikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus
diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai: Percobaan-percobaan ini harus
memperlihatkan hasil-hasil dan semua komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.

4. Persiapan Pekerjaan/Peralatan Tulangan


Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi
dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk
maupun tempat selama pengecoran berlangsung. Pembuatan dan pemasangan
tulangan sesuai dengan peraturan yang disyaratkan. Toleransi pembuatan dan
pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau A.C.I. 315.

5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas
tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari
lumpur, kotoran, karat dsb.

6. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan dan Pemotongan


a. Persiapan
 Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali
lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk
menjamin rekatannya.

 Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
b. Pemasangan Tulangan
 Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan Kaordinasi dengan bagian
lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk
mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings) / bukaan.
 Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga
jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
Spesifikasi Teknis

3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregai


(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit sama dengan beton yang akan dieor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor, Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang
langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang
tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari
tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.

c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan


 Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
 Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
 Tulangan atas pada pelat dan balok :
1. balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
2. balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm: ± 12 mm
3. balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
4. panjang batang : ± 50 mm
 Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai SNI 2002
d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan SNI 2002.
 Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara
yang merusak tulangan itu.
 Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali
tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
 Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
 Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila petnanasan dilajutkan oleh perencana.
 Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
 Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin
dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 0 C yang
bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai
kekuatan baja hams diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
 Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan
oleh perencana.
 Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan
dengan jalan disiram dengan air.
 Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
Spesifikasi Teknis

e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.


 Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalang gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang
disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada
pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi
seperii tercantum dalam ayat-ayat berikut.
 Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan
dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
 Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk
jarak lebih dari 60 cm.
 Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm.
f. Panjang Penjangkaran dan panjang penyaluran.
 Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
 Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 45 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 45 diameter tanpa kait
 Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan
terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus
diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.
Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
 Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
 Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002 (Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.

8. Beton dan Adukan Beton Struktur (hanya jika lokasi tidak bisa diakses oleh truck
molen ready mix)
a. Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, Kontraktor harus membuat trial
mix design dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi campuran yang
menghasilkan kuat tekan target beton seperti yang disyaratkan.
b. Kuat tekan/mutu beton target beton yang disyaratkan di dalam pekerjaan ini
(f’c) tidak boleh kurang dari 24 MPa (K-275). Kuat tekan ini harus dibuktikan
dengan sertifikat pengujian dari Laboratorium Bahan Bangunan yang telah
disetujui Konsultan Konsultan Pengawas .
c. Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan kuat tekan
rata-rata (f'cr) minimal sebesar : f'cr = f'c + 1,64 Sr, dengan Sr adalah standar
deviasi rencana dari benda uji yang nilainya setara dengan nilai standar deviasi
statistik dikalikan dengan faktor berikut:
Spesifikasi Teknis

JUMLAH BENDA UJI FAKTOR PENGALI


< 15 dikonsultasikan dengan Konsultan
Pengawas
15 1.16
20 1.08
25 1.03
> 30 1

Tabel 4. Jumlah Benda Uji dengan Faktor Pengali

d. Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus diwakili
minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
e. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton
yang dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton
tersebut tidak dapat digunakan, dan Kontraktor (dengan persetujuan Konsultan
Pengawas) harus membuat proporsi campuran yang baru, sedemikian hingga
kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat dicapai.
f. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib melakukan
trial mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan pengujian
laboratorium untuk memastikan bahwa kuat tekan beton yang di hasilkan
memenuhi kuat tekan yang disyaratkan.
g. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian
slump, dengan ketentuan sebagai berikut:

Bagian Konstruksi Nilai Slump (mm)

a. Pelat Fondasi/Poer 80 - 120

b. Kolom Struktur 80 - 120

c. Balok-balok 80 - 120

d. Pelat Lantai 80 - 120

Tabel 5. Pengujian Slump

h. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,
Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab
5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-
03).

9. Pengadukan dan Alat-aduk


a. Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memiliki
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing-
masing bahan beton. Seluruh peralatan, perlengkapan dan tata cara pengadu-
kan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
b. Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas Seluruh operasi harus
dikontrol/diawasi secara kontinyu oleh Konsultan Pengawas
Spesifikasi Teknis

c. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton (batch mixer atau
portable continous mixer). Sebelum digunakan, mesin aduk ini harus benar-
benar kosong, dan harus dicuci terlebih dahulu bila tidak digunakan lebih dari
30 menit.
d. Selain ketentuan tersebut di dalam butir 5.c. di atas, maka pengadukan beton
di lapangan harus mengikuti ketentuan berikut ini :
 Harus dilakukan di dalam suatu mesin-aduk dari tipe yang telah disetujui
Konsultan Pengawas
 Mesin-aduk harus berputar pada suatu kecepatan yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat mesin-aduk tersebut.
 Pengadukan harus diteruskan sedikitnya 1,5 menit setelah semua
material dimasukkan ke dalam drum aduk, kecuali jika dapat
dibuktikan/ditunjukkan bahwa dengan waktu pengadukan yang
menyimpang dari ketentuan ini masih dapat dihasilkan beton yang
memenuhi syarat.

10. Pengangkutan Adukan


a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan akhir
(sebelum di tuang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya pemisahan
(segregasi) atau kehilangan material.
b. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat
penyimpanan akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan bahan
yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya
plastisitas beton antara pengangkutan yang berurutan.

11. Penempatan beton yang akan dituang


a. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan akhir
untuk mencegah terjadinya segregasi karena penanganan kembali atau
pengaliran adukan.
b. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan
penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat
mengalir dengan mudah ke dalam rongga di antara tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian dan/atau telah dikotori oleh material
asing, tidak boleh dituang ke dalam cetakan.
d. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali
setelah mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
e. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara sempurna
dan harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah
sekitar tulangan dan barang yang tertanam dan ke daerah pojok acuan.

12. Perawatan Beton


a. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut harus
dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika
dilakukan perawatan yang dipercepat.
b. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton
harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah
penuangan, kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana
disebutkan di dalam pasal 5., Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal (SK SNI T-15-1990-03).
Spesifikasi Teknis

13.Cetakan Beton/Bekisting
Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam SNI-2002, NI-
2, ACI 347, ACI 301, ACI 318. Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan
perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah
untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jetas terlihat konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya,
pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.
a. Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk penyangganya) harus
direncanakan sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga dan
cetakan tersebut mampu menerima gaya-gaya yang diakibatkan oleh
penuangan dan pemadatan adukan beton.
b. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil
beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup kaku untuk
mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.
c. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan
lurus dan rata dalam arah horisontal maupun vertikal; terutama untuk
permukaan beton yang tidak difinish (expossed concrete).
d. Kecuali beton fondasi, cetakan dibuat dari multipleks dengan ketebalan
minimal 12 mm.
e. Kontraktor harus melakukan upaya-upaya sedemikian hingga penyerapan air
adukan oleh cetakan dapat dicegah.
f. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress"
atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang
berat sendiri dan beban-beban yang ada di atasnya selama pelaksanaan.
g. Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran
letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan
pada saat beton dituang, permukaan cetakan harus bersih terhadap segala
kotoran, dan diberi form oil unuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Untuk menghindari lekatnya form oil pada baja tulangan, maka pemberian form
oil pada cetakan harus dilakukan sebelum tulangan terpasang.
h. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
 Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % f’c)
 Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % f’c)
 Balok dengan beban konstruksi 21 hari (setara dengan 95 % f’c)
 Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95 % f’c)
i. Pada bagian konstruksi yang terletak di dalam tanah, cetakan harus dicabut
sebelum pengurugan dilakukan.

Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan
diperinci berikut ini.
b. Pekerjaan yang berhubungan
Spesifikasi Teknis

 Pekerjaan Pembesian
 Pekerjaan Beton

Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :

a. SNI 2847-2013 – Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.


b. SII Standard Industri Indonesia
c. ACI-301 Specification for Structural Concrete Build'
d. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
e. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork

14. Pengangkutan dan Pencoran


a. Perletakan pengadukan dan pencoran harus diatur sedemikian rupa hingga
memudahkan dalam pelaksanaan pencoran .
b. Waktu antara pengadukan dan pencoran tidak boleh lebih dari 1 jam.
Pencoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya
pemisahan material dan perubahan letak tulangan.
c. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m,
cara penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute, dan
sebagainya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
d. Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2
hari sebelum pencoran beton dilaksanakan.
15. Pemadatan Beton
a. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis/mechanical
vibrator dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud
untuk mengalirkan beton.
b. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan
merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos
c. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton
dan pemadatan yang baik.
d. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan
yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

16.Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete) Lebih di utamakan


Pemborong boleh menggunakan beton siap pakai (ready mix concrete) dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Volume penggunaan ready mix concrete harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas dengan senantiasa berpedoman pada ketentuan teknis yang
diberlakukan bagi pekerjaan beton.
b. Apabila di dalam ready mix concrete tersebut diberikan zat tambah (additive)
maka selain harus mengikuti ketentuan di dalam Spesifikasi Bahan Tambahan
untuk Beton SK SNI S-18-1990-03, pabrik pembuatnya harus menyertakan
sertifikat/surat keterangan yang menyatakan jenis dan konsentrasi bahan
tambah tersebut per m3 adukan beton. Selain itu, di dalam hal penggunaan
bahan tambah ini, harus disebutkan pula di dalam sertifikat tersebut batas
waktu toleransi beton tersebut masih dapat digunakan, dan ketentuan ini
Spesifikasi Teknis

mengikat bagi Kontraktor dan Konsultan Pengawas, khususnya di dalam


penentuan boleh atau tidaknya ready mix concrete tersebut digunakan.
c. Kecuali jika disebutkan secara khusus didalam RKS ini, maka terhadap ready
mix concrete harus selalu diadakan pengujian kualitas, yaitu:
 Pengujian kekentalan adukan (slump), yang dilakukan 3 kali setiap 5 m3
adukan, yaitu: di awal kedatangan, di tengah-tengah, dan di akhir
penuangan. Nilai slump yang digunakan untuk evaluasi adalah nilai slump
rata-ratanya. Jika nilai slump yang diperoleh tidak sesuai dengan ketentuan
yang terdapat di dalam butir 4.e., maka adukan yang digunakan dianggap
tidak memenuhi syarat, dan tidak boleh digunakan.
 Pengujian kuat tekan beton, yang dilakukan secara acak dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Untuk setiap 10 m3 adukan beton, minimal harus dibuat 2 buah benda
uji berupa silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
2. Terhadap kedua benda uji tersebut harus dilakukan pengujian kuat
tekan. Jadi, untuk setiap 10 m3 adukan beton harus diwakili oleh satu
nilai kuat tekan beton yang diperoleh dari kuat tekan rata-rata kedua
benda uji tersebut di dalam butir c.2.1., setelah dikonversikan
kekuatannya ke kuat tekan beton umur 28 hari.
3. Konsultan Pengawas harus selalu melakukan evaluasi statistik secara
periodik terhadap kuat tekan beton ini, berdasarkan ketentuan yang
berlaku di dalam Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal (SK SNI T-15-1990-03).
4. Jika hasil evaluasi statistik tersebut di dalam pasal c.2.3. memperlihatkan
kuat tekan beton yang lebih rendah dari yang disyaratkan, maka
Konsultan Pengawas harus menghentikan pekerjaan beton yang sedang
dilaksanakan. Di dalam hal ini Konsultan Pengawas harus segera
melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait.
d. Ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi site mix concrete seperti: tata cara
evaluasi kuat tekan beton, pengangkutan adukan, perawatan beton, cetakan
beton, pencoran, pemadatan beton, dan sambungan konstruksi, tetap berlaku
untuk penggunaan ready mix concrete.

17. Perawatan Beton


Ketentuan – ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton baru
dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton mengeras dengan baik,
dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat.
a. Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai saat
pembongkaran.
b. Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus menerus
selama 14 hari setelah pengecoran.
c. Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan lantai atap yang akan
ditutup dengan karung lembab atau dilindungi terhadap kekeringan dengan
bahan lain yang sesuai.
d. Tidak diijinkan menyimpan bahan – bahan di atas beton atau melintas di atas
konstruksi, yang menurut pendapat Pengawas Lapangan belum cukup
mengeras.
e. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut harus
dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika
dilakukan perawatan yang dipercepat.
Spesifikasi Teknis

f. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton
harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah
penuangan, kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana
disebutkan di dalam pasal 5., SNI 15-7064-2004 - Semen Portland Komposit
(Portland Composite Cement, PCC).

18.Penyelesian Akhir Beton


Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan setelah
pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

19.Perbaikan Beton
a. Konsultan Pengawas harus segera untuk memeriksa permukaan beton setelah
pembongkaran.
b. Kontraktor, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan
garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan.
(Jangan menambal, mengisi, memulas, memperbaiki atau mengganti beton
ekspos kecuali atas petunjuk Konsultan Pengawas).
c. Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor di
tempat menggunakan acuan khusus. Lubang pengikat harus ditutup.
Permukaan ekspos dan permukaan yang akan dicat harus bersih dari
tambalan, memiliki sirip – sirip dan tetesan adukan yang tersikat halus, dan
memiliki permukaan yang bebas dari lapisan penutup dan debu.
d. Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah
pembongkaran acuan. Bahan tambalan harus kohesif, tidak berkerut dan
melebihi kekuatan beton.
e. Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau
beton yang akan dicat dengan :
- Semprotan pasir ringan
- Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang
diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut,
kemudian disiram dengan air.
- Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid, biarkan
sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.
- Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung tidak kurang
dari 2 % dan tidak lebih dari 5 % asal dalam volume, yang diaplikasikan
pada permukaan yang sebelumnya telah dilembabkan dengan air bersih.
- Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak
karena asam.
- Tambalan kapur.
- Mengikir dan menggerinda.

20. Selimut Beton


Ukuran minimal selimut beton yang disesuaikan dengan penggunaannya (tidak
termasuk plesteran), adalah sebagai berikut :
a. Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah
tebal selimut beton 70 mm. Sedangkan yang tidak langsung diatas tanah 50
mm.
b. Plat beton tebal selimut beton 20 mm yang tidak langsung berhubungan
dengan cuaca, sedangakan tebal selimut beton 50 mm yang langsung
berhubungan dengan cuaca.
Spesifikasi Teknis

c. Balok dan kolom tebal selimut 35 mm yang tidak langsung berhubungan


dengan cuaca, sedangakan tebal selimut beton 50 mm yang langsung
berhubungan dengan cuaca.

1.2. PEKERJAAN BETON PRAKTIS


1.2.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain
sehubungan dengan pekerjaan kolom praktis dan bagian lain sesuai dengan gambar-
gambar dan persyaratan teknis ini.

1.2.2. Pengendalian Pekerjaan


Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti tertera dalam: ASTM C150, ASTM C 33, SII - 0051 - 74, SII - 0013 - 81,
dan SII - 0136 - 84.

1.2.3. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus, PC, dan
sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi. Beton dengan adukan 1 pc
: 2 ps : 3 kerikil dalam perbandingan isi. Demikian juga mengenai cara penyimpanan.

1.3. PEMASANGAN PIPA DAN LAIN-LAIN DALAM BETON


1. Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan SK-SNI T-15-1991-03.
2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian struktur beton
bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu dipasang
selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton.
4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam
dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka
Pemborong harus mengkonsultasikan hal ini dengan Konsultan Pengawas
5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser atau memindahkan baja
tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa
saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Konsultan Pengawas
6. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait
dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah
dipasang sebelum pencoran dilaksanakan.
7. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya
dan diusahakan agar tidak bergeser selama pencoran beton dilakukan.
8. Pemborong utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak
lain untuk memasang bagian / peralatan tersebut sebelum pencoran beton
dilaksanakan.
9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau
peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak
terisi beton, harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pencoran beton.

1.4. CACAT-CACAT PEKERJAAN


1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan
setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum
dalam persyaratan teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan
sebagai cacat pekerjaan.
Spesifikasi Teknis

2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas
3. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut
serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Kontraktor.

1.5. PEKERJAAN PONDASI FOOTPLAT


1.5.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai dari penyediaan tenaga kerja, bahan,
peralatan, pabrikasi dan instalasi dari pekerjaan pondasi footplat seperti yang tertera
dalam gambar rencana dan buku uraian rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan
pekerjaan ini. Secara garis besar pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada pekerjaan-
pekerjaan :
1. Pengadaan dan pemasangan peralatan /perlengkapan untuk galian footplat dan siklop
berupa pasangan batu kali.
2. Galian untuk pondasi footplat, pembuangan tanah dan pemasangan pembesian pondasi
footplat .
3. Pengecoran beton.

1.5.2. Pengendalian Pekerjaan


Pekerjaan pondasi footplat mengacu standart dari;
1. Japan Industrial Standard (JIS)
2. American Society for Testing and Materials (ASTM)
3. SNI 2847-2013 – Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung
4. SNI ISO 3471:2013, Alat berat pengerjaan tanah – Struktur pelindung beban tergulin-
Uji laboratorium dan persyaratan unjuk kerja (ISO 3471:2008, IDT).
5. SNI 04-6277-2000, Saluran udara - Pengujian pondasi untuk struktur.
6. Standar Nasional Indonesia (SNI)
7. American Welding Society (AWS)
8. Spesifikasi Teknis 03300 – Beton Cor di Tempat

1.5.3. Prosedur Umum


1. Kontraktor harus menyerahkan contoh dari semua bahan-bahan yang akan digunakan
untuk pekerjaan ini sesuai dengan referensi yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknik ini
kepada Konsultan Pengawas Teknik yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuan.
2. Shop Drawing/ Gambar Kerja
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja/ shop drawing kepada Direksi/ Pengaras
Teknik untuk keperkuan pemeriksaan dan persetujuan yang di dalamnya minimal
meliputi:
 Rencana Pembesian (pemotongan, pembengkokan, sambungan-sambungan, angker
dan lain-lain)
 Jadwal pengecoran, rencana Mix Design, tenaga, peralatan dan lain-lain.

1.5.4. Bahan-bahan
1. Beton; persyaratannya harus sesuai dengan yang tertera pada pekerjaan beton.
2. Baja Tulangan; persyaratannya harus sesuai dengan yang tertera pada pekerjaan baja
tulangan.
3. Footplat; footplat dibuat mulai dari kedalaman 1,5 meter dari muka tanah asli sampai
tanah keras seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana. Footplat terdiri dari cor
beton mutu f’c 25 Mpa atau K-300 dan besi tulangan, sesuai gambar rencana.
Spesifikasi Teknis

1.5.5. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Galian
 Pekerjaan galian untuk lubang pondasi baru dapat dilaksanakan setelah titik-titik dari
lokasi pondasi sudah pasti dan sudah diukur di lapangan seluruhnya dan sudah
disetujui Konsultan Pengawas dan sudah sesuai dengan gambar yang telah disetujui.
 Material hasil galian harus dibuang ke tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan
Pengawas dan material hasil galian tidak boleh masuk kembali ke dalam lubang
galian.
 Penggalian tanah harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati, ukuran diameter
lubang galian harus seragam, Selama pelaksanaan galian pondasi, kontraktor harus
melindungi dinding lubang galian terhadap bahaya kelongsoran, air tanah yang
keluar dari bawah dan dari samping pada lubang bor harus dipompa keluar.
 Dalam hal harus digunakan casing/dinding penahan sementara selama penggalian,
maka hal tersebut harus menjadi tanggungan pemborong dan tidak ada biaya
tambahan untuk itu.
 Penggalian harus diteruskan sampai tanah keras sesuai rekomendasi dari
penyelidikan tanah dan perhitungan struktur yang disetujui oleh konsultan
pengawas.
2. Pemeriksaan
 Setiap lubang galian pondasi footplat yang telah selesai dikerjakan, terlebih dahulu
harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas mengenai kepastian kebenaran
penempatannya, kedalaman, dimensi, kebersihan lubang dan lain-lain sebelum
dilakukan prosedur pengajuan pengecoran. Selanjutnya untuk pengecoran harus ada
ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
 Hasil pemeriksaan, harus dibuat tertulis dan dibuat berita acara yang ditanda tangani
bersama, minimal yang harus ada dalam catatan pemeriksaan tersebut meliputi :
dimensi, penempatan, kedalaman dan kondisi dari dasar, dinding dan tanah sekitar
lubang galian.
 Pelaksanaan pemeriksaan tersebut di atas harus dilaksanakan oleh kontraktor sejak
mulai dilaksanakan penggalian sampai pekerjaan pengecoran selesai untuk seluruh
pondasi.
3. Pemasangan baja tulangan / pembesian
 Pembesian untuk pondasi footplat, harus dirakit /dipabrikasi diluar, kemudian
setelah diperiksa mengenai jumlah, ukuran, bengkokan, pengikatan dan lain-lain lalu
dipasang kedalam lubang dengan bantuan Crane atau katrol atau alat lain yang
diijinkan Konsultan Pengawas.
 Penempatan posisi tulangan pada lubang galian harus sesuai dengan gambar
rencana, jika diperlukan alat bantu seperti penopang/ support dan lainnya hal ini
dapat dilakukan dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan tidak ada
penambahan biaya untuk hal ini
4. Pengecoran Beton
 Pengecoran beton untuk pondasi footplat baru boleh dilaksanakan setelah ada
persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas Teknik.
 Campuran beton harus dipersiapkan untuk suatu pengecoran yang tidak terputus
(continnous).
 Sebelum dilaksanakan pengecoran, semua lubang galian dan pembesian harus sudah
selesai dan sudah diperiksa/ mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas Teknik
mengenai kebenaran dari letak / posisi lubang, ukuran/ dimensi, kedalaman,
kebersihan dan lain-lain.
 Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan Tremi, hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi pemisahan / segregasi pada campuran beton.
Spesifikasi Teknis

 Sebelum pengecoran dilakukan, dasar lubang galian harus bersih dari lumpur,
kotoran dan material buangan kainnya serta air yang harus dikeluarkan dari dalam
lubang.
 Demikian juga pada permukaan dinding lubang, harus bersih dari kotoran-kotoran,
lumpur dan lain-lain yang akan mempengaruhi kekuatan beton.
 Pengecoran beton harus dilaksanakan sampai pada level yang telah ditentukan
seperti pada gambar rencana.
 Selama pelaksanaan pengecoran berlangsung, semua personil dari pihak Kontraktor
dan Pengawas yang ahli dibidang tersebut harus berada di lapangan sampai
pekerjaan selesai.
 Untuk mencegah terjadinya keropos pada beton yang di cor, pemadatan dapat
dilakukan dengan vibrator atau alat lain yang diijinkan Pengawas Teknik.
 Secara umum persyaratan lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan beton harus sesuai
dengan Pasal mengenai Pekerjaan Beton.

1.6. PEKERJAAN PONDASI SUMURAN


1.6.1. Lingkup Pekerjaan
Tata Cara Pelaksanaan
Pondasi sumuran harus dibuat memenuhi ketentuan dimensi yang sudah tertuang dalam
gambar :

1) Pondasi Sumuran Cor Di Tempat


• Cetakan/chasing untuk pondasi sumuran yang dicor di tempat terbuat dari buis buis
beton dengan diameter sisi dalam adalah 80cm, dengan ketebalan dinding buis beton
setidaknya 7cm, harus memenuhi garis elevasi, lot ketegakkan dan lot kelurusan yang tepat
sesuai dalam gambar kerja.
• Komposisi beton dari pondai sumuran ini adalah 50% (setengan lapisan dari dasar
berupa beton cyclop, selebihnya 50% ke atas sampai peil berupa beton struktur, dalam hal
ini adalah beton Fc 24 Mpa (atau setara dengan K-275
• Metode pengecoran dengan ketinggian tetap harus memenuhi kaidah/metode
pengecoran ketinggian yang di syaratkan, termasuk tinggi jatuhan dll.
• Setelah peil beton dalam sumuran sudah tercapai maka dilanjutkan dengan
pembuatan/pengecoran peil cap berupa telapak beton, dengan ukuran dan mutu beton
seuai pada gambar.

4) Galian dan Penurunan


Penggalian dan penurunan pondasi sumuran dilaksanakan, perhatian khusus harus
diberikan untuk hal-hal berikut ini :
• Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan aman, teliti, mematuhi undang-undang
keselamatan kerja, dan sebagainya.
• Penggalian hanya boleh dilanjutkan bilamana penurunan telah dilaksanakan dengan
tepat dengan memperhatikan pelaksanaan dan kondisi tanah. Gangguan, pergeseran dan
gonjangan pada dinding sumuran harus dihindarkan selama penggalian.
• Dinding sumuran umumnya diturunkan dengan cara sekaligus pada saat melakukan
pekerjaan galian, hal ini juga merupakan bagian dari pengamanan terjadinya
longsoran/runtuhan dinding galian itu sendiri.
Spesifikasi Teknis

5) Alat Kerja
Pekerjaan Pondasi Sumuran ini meliputi penggunanaan perlatan : alat gali
manual/mekanis, tali, balok kayu :

13.1. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI (apabila ada)


13.1.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan Pondasi meliputi : pondasi batu kali pada bangunan, dan pada bagian-
bagian sebagaimana ditunjukkan dalam gambar kerja.

13.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Mengacu pada standart; Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)

13.1.3. Umum
1. Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan
ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.
2. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau
kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang
pondasi.
3. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 10 cm,
disiram dan diratakan.

13.1.4. Bahan
1. Batu kali pecah yang digunakan harus batu pecah berkualitas terbaik dan merupakan
bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain
yang mempengaruhi kualitas.
2. Adukan
a.Pasangan batu untuk pondasi harus dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 6 pasir.
b. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air dengan campuran 1 PC : 2 pasir,
setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan pondasi ke bawah.
c.Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian pondasi yang berongga/tidak padat.
3. Variasi dari Kedalaman Pondasi
Variasi pada kedalaman pondasi dapat diizinkan atau diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas, bila kondisi pada suatu bagian membutuhkan perubahan tersebut. Tanpa
izin tertulis dari Konsultan Pengawas maka perubahan kedalaman atau lebar pondasi
tidak diperbolehkan.

13.1.5. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Umum
Semua peralatan seperti alat pencampur beton harus disetujui Konsultan Pengawas
sebelum pelaksanaan pekerjaan. Alat harus dalam keadaan baru, dengan mesin
cadangan atau suku cadang yang mudah diperoleh. Semua peralatan pengoperasian,
alat – alat dan lainnya, harus dalam keadaan baru dan berkualitas baik. Semuanya
harus disetujui Konsultan Pengawas.
2. Pemilihan dan Penempatan Bahan
 Bila pasangan batu kali akan ditempatkan di atas pondasi yang telah disediakan,
pondasi tersebut harus kokoh dan padat, normal terhadap dinding, dan harus
disetujui Konsultan Pengawas. Perhatian khusus harus diberikan untuk mencegah
rangkaian yang terdiri dari batu-batu kecil atau batu-batu berukuran sama. Batu-
Spesifikasi Teknis

batu besar digunakan untuk pasangan pada bagian dasar dan batu-batu besar yang
terpilih digunakan pada bagian sudut.
 Semua batu harus dibersihkan secara menyeluruh dan dibasahi sebelum dipasang
dan bagian yang akan menerima batu- batu tersebut harus dibersihkan, bebas dari
bahan- bahan anorganik, dan harus dilembabkan terlebih dahulu sebelum diberi
adukan. Batu- batu harus diletakkan dengan bagian terpanjang menghadap arah
horisontal dengan adukan penuh, dan sambungan- sambungan harus ditutup
dengan adukan.
 Permukaan ekspos batu-batu individual harus dipasang paralel dengan
permukaan dinding di mana batu tersebut dipasang.
 Selama konstruksi, batu- batu harus diperlakukan sedemikian rupa agar tidak
mengganggu atau merusak batu- batu yang telah terpasang. Peralatan yang sesuai
harus disediakan untuk memasang batu- batu berukuran lebih besar dari 2
pasangan. Tidak diijinkan menggulingkan atau memutar batu-batu yang telah
terpasang. Bila sebuah batu terlepas setelah adukan mengeras, maka harus segera
disingkirkan, adukannya dibersihkan dan diganti dengan adukan baru.
 Toleransi elevasi akhir saluran harus bervariasi tidak lebih dari 1 cm di atas atau di
bawah elevasi desain pada setiap titik.
3. Alas / Landasan dan Sambungan
Tebal alas / landasan untuk permukaan batu harus bervariasi dari 20 mm sampai 50
mm dan tidak boleh lebih dari lima batu pada garis lurus. Tebal sambungan dapat
bervariasi dari 20 mm sampai 50 mm dan tidak boleh lebih dari 2 batu pada garis
lurus. Semua harus membentuk sudut dengan bidang vertikal dari 00 sampai 450.
Permukaan batu harus mengikat minimal 150 mm pada arah longitudinal dan 50 mm
pada arah vertikal. Tidak boleh terjadi sudut dari 4 buah batu saling bersebelahan satu
sama lain. Alas melintang untuk permukaan vertikal harus rata, dan untuk dinding
miring, alas bisa bervariasi dari rata sampai tegak lurus terhadap permukaan.
4. Header
Header atau saluran pembagi harus didistribusikan secara seragam ke seluruh struktur
dinding sehingga membentuk 1/5 dari permukaan ekspos. Saluran tersebut harus
memiliki panjang sedemikian rupa dari permukaan dinding ke dalam minimal 300 mm.
Bila tebal dinding 450 mm atau kurang, saluran pembagi harus memiliki panjang
penuh dari permukaan muka ke belakang.
5. Backing
Backing atau penumpu harus dibuat dari batu-batu berukuran besar dan harus
dipasang dengan cara yang rapi. Batu-batu yang membentuk dinding penumpu harus
terikat baik dengan batu-batu yang membentuk permukaan dinding. Semua celah atau
bukaan kecil harus diisi dengan adukan. Batu-batu berupa pecahan kecil harus
digabungkan dan dikelilingi dengan adukan, dipadatkan ke dalam celah.
6. Batas
Sambungan alas dan vertikal harus diisi dengan adukan dan penyelesaian harus rata
dengan permukaan batu ekspos.
7. Perlindungan terhadap Cuaca.
Semua pasangan batu harus dilindungi terhadap cuaca pada bagian atasnya dengan
menambahkan lapisan adukan setelah 20 mm sehingga diperoleh permukaan yang
rata seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan diselesaikan dengan tepi berbentuk
miring.
8. Pembersihan Permukaan.
Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali yang
terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan harus dijaga
sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.
Spesifikasi Teknis

Referensi dan Standar-Standar

Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau diperinci,
harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini :

1. Standar Industri Indonesia (SII) yang berlaku.


2. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1982.
3. SNI 03-3430-1994- Bangunan rumah dan gedung. Tata cara perencanaan dinding struktur
pasangan blok beton berongga bertulang
4. 2002-12 SNI 03-2847-2002 tata cara perhitungan beton untuk bangunan gedung.
5. Peta Hazard Gempa 2010.
6. SNI 2847-2013 – Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.
7. SNI Nomor: 7833-2012. Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang untuk
bangunan gedung.
8. SNI 03-1729-2002 - Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
9. SNI Nomor: 03 – 1734 – 1989. Tentang: Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur
Dinding Bertulang untuk Rumah & Gedung.
10.SNI 15-2049-2004 - Semen Portland
11.SNI 15-7064-2004 - Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement, PCC)
12.SNI Nomor: 03 – 2834 – 1992. Tentang: Tata cara pembuatan rencana Campuran Beton Normal.
13.SNI 03-6815-2002 - Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton.
14.SNI 03-6916-2002 - Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton.
15.SNI 07-2052-2002. Tentang: Baja Tulangan Beton.
16. RSNI T-03-2005, perencanaan struktur baja untuk jembatan.
17. SNI 2833-2008, standart perencanaan tahan gempa untuk jembatan.
18.SNI 04-6277-2000, Saluran udara - Pengujian pondasi untuk struktur.
19. SNI 1741:2008, Cara uji ketahanan api komponen struktur bangunan untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.
20. SNI 7834:2012, Metode uji dan kriteria penerimaan sistem struktur rangka memikul momen
beton bertulang pracetak untuk bangunan gedung.
21. SNI 1726:2012, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan
non gedung.
22. SNI ISO 3471:2013, Alat berat pengerjaan tanah – Struktur pelindung beban terguling - Uji
laboratorium dan persyaratan unjuk kerja (ISO 3471:2008, IDT).
23. SNI 1727:2013, Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain.
24.SNI Nomor: 03 – 3527 – 1994. Tentang: Mutu kayu bangunan.
25.SNI 03-6848-2002, Metode pengujian berat jenis batang kayu dan kayu struktur bangunan.
26.ACI - 304 AC1 304. IR-92, State-of-the Art Report on Preplaced Aggregate Conc. for Structural
and Mass Concrete, Part 2
27.ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
28.ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
29.ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
30.ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building
31.ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
32. ASTM - C 143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
33. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure
Method
34. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
35.ASTM - C 172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
36. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in the Field
37.ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cares and Sawed Beams of
Concrete.
Spesifikasi Teknis

SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PERSYARATAN UMUM

1.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini.
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta
uraian peklerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang akan diuraikan dalam buku
ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini,
kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan penyelesaian.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan
bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna dan tepat waktu.

1.3. SARANA KERJA


Kontraktor juga wajib mengidentifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian
masing masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang
digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat
penyimpanan bahan/ material di tapak yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan
hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan harus
benar benar baik yang memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja di tapak dapat tercapai.

1.4. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN


1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada
(ARS, STR, EL, ME) dengan Buku Uraian Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang
terjadi akaibat keadaan di tapak, kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di
lokasi setelah Konsultan Pengawas berunding terlebih dahulu dengan perencana.
Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.
2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, yaitu dalam keadaan
selesai terpasang.
3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti,
peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang, dan lain lain sebelum
memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang
belum tercantum dalam gambar kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Pengawas memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan setelah
berunding dengan Perencana.
4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran ukuran yang
tecantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis

Bila Hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan terjadi menjadi tanggungjawab
Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
5. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing masing dua salinan,
segala gambar-gambar spesifikasi teknis, addendum, berita perubahan dan gambar
gambar pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan. Dokumen-dokumen
ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Tim Teknis disetiap saat sampai
dengan serah terima kesatu.

1.5. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH-CONTOH


1. Gambar-gambar pelaksanaan dan (shop drawing) adalah gambar gambar, diagram,
ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan kontraktor atau Sub kontraktor,
suplier atau produsen.
2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan kontraktor untuk menunjukkan
bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh konsultan Pengawas
untuk menilai pekerjaan, setelah disetujui terlebih dahulu oleh konsultan perencana.
3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan segera
semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam
dokumen kontrak atau oleh Konsultan Pengawas. Gambar-gambar Pelaksanaan dan
contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan Konsultan
Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap
perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal yang demikian.
4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh dianggap kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau
contoh tersebut dengan dokumen kontrak.
5. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui
gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya,
sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-
syarat dalam Dokumen kontrak dan syarat-syarat keindahan.
6. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas
dan menyerahkan kembali segala gambar–gambar pelaksanaan dan contoh contoh
sampai disetujui.
7. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh, tidak membebaskan kontraktor dari tanggungjawabnya atas perbedaan
dengan dokumen kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas.
8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh yang harus disetujui konsultan Pengawas dan Perencana, tidak boleh
dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari konsultan Pengawas dan
Perencana.
9. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirim kepada konsultan
Pengawas dalam dua salinan. Konsultan Pengawas akan memeriksa dan
mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa Tanpa Perubahan” atau” Telah
Diperiksa Dengan Perubahan” atau “Ditolak”. Satu salinan ditahan oleh konsultan
Pengawas untuk arsip sedangkan yang kedua dikembalikan kepada kontraktor untuk
dibagikan atau diperlihatkan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
10. Sebutan katalog hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan Pengawas hal-
hal yang sudah ditentukan dalam katalog tersebut sudah jelas. Barang cetakan ini
harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing masing jenis dan diperlakukan
sama seperti butir di atas.
Spesifikasi Teknis

11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam spesifikasi teknis harus dikonsultasikan


kepada konsultan Pengawas dan Perencana.
12. Biaya pengiriman gambar-gambat pelaksanaan, contoh - contoh, katalog-katalog
kepada konsultan Pengawas dan Perencana menjadi tanggungan kontraktor.

1.6. JAMINAN KUALITAS


Kontraktor menjamin bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah
baru, dan Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak. Apabila
diminta, kontraktor harus memberikan bukti bukti mengenai hal hal tersebut dalam butir
ini. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggungjawab
kontraktor sepenuhnya.

1.7. SPESIFIKASI / MERK YANG DITENTUKAN


Bahan yang diusulkan sekurang-kurangnya memenuhi syarat minimal yang ditentukan
dalam Daftar Spesifikasi Teknis.

1.8. CONTOH-CONTOH
Contoh-contoh bahan bangunan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Wakilnya
harus segera disediakan atas biaya kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil
dengan jalan atau cara sedemikian rupa sehinga dapat dianggap bahwa bahan
tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-contoh
tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar
acuan pelaksanaan pekerjaan.

1.9. SUBTITUSI
1. Produk yang disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam
RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan sesuai yang ditetapkan
dalam Daftar Spesifikasi Teknis, jika dalam pelaksanaan terdapat perubahan maka
harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen dan dituangkan
dalam addendum kontrak.

2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya:


Material peralatan, perkakas, aksesoris yang tidak disebutkan nama pabriknya
dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama negara
dari pabrik yang menghasilkannya. Katalog dan selanjutnya menguraikan data yang
menunjukkan secara benar bahwa produk yang dipergunakan adalah sesuai
dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan.

1.10. MATERIAL DAN TENAGA KERJA


Seluruh material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material
harus tahan terhadap iklim tropis. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan
cara yang benar dan setiap pekerjaaan harus mempunyai ketrampilan yang
memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat diperluan dan kontraktor
harus melaksanakannya. Kontraktor harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah
untuk setiap personal ahli yang menyatakan bahwa personal tersebut telah
mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman
khusus dalam bidang ahli masing-masing.
Spesifikasi Teknis

1.11. KLAUSUL DISEBUTKAN KEMBALI


Apabila dalam dokumen tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada
butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian
lebih menegaskan masalahnya. Jika terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar
satu terhadap spesifikasi teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi. Pemilik proyek
dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala “ atau tuntutan terhadap hak-hak
khusus seperti patent dan lain lain.

1.12. KOORDINASI PEKERJAAN


Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
telibat didalam proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus
dilakukan koordinasi lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat
dihindarkan. Melokalisasi / memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detil untuk
menghindari ganguan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari konsultan
Pengawas.

1.13. PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA DAN PEKERJAAN


1. Perlindungan terhadap milik umum: Kontraktor harus menjaga jalan umum,
jalan lingkungan dan jalan harus bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan
bangunan dan sebagainnya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
2. Orang-orang yang tidak berkepentingan.
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
tempat pekerjaan.
3. Perlidungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan kerusakan
sejenis yang disebabkan operasi Kontraktor, dalam arti kata luas. Itu semua
harus diperbaiki oleh kontraktor hingga dapat diterima Pengguna jasa.
4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan
Kontraktor bertanggungjawab penuh atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan
kontrak, siang dan malam. Pengguna Jasa tidak bertanggungjawab terhadap
Kontraktor dan Sub kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan
bangunan dan peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
5. Kesejahteraan, Keamanan, dan Pertolongan pertama.(K3)
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakkan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu
yang datang kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti disyaratkan
harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi)
ketentuan Undang-undang yang berlaku pad waktu itu. Di lokasi pekerjaan
Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan
pertama yang mudah dicapai . Sebagai tambahan hendaknya di setiap site
ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal
mengenai pertolongan pertama.

6. Gangguan pada tetangga:


Spesifikasi Teknis

Segala pekerjaan yang menurut Pengguna Jasa mungkin akan menyebabkan


adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan
pada waktu-waktu sebagaimana Pengguna Jasa akan menentukannya dan tidak
akan ada tambahan, yang mungkin ia keluarkan.

1.14. PERATURAN HAK PATENT


Kontraktor harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua “Claim” atau tuntutan,
biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau
nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang dipergunakan dalam
proyek.

1.15. ASURANSI
Penyedia jasa harus menyediakan atas nama pengguna jasa dan penyedia jasa,
asuransi yang mencakup dari saat mulai pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir
masa pemeliharaan, yaitu:
1. Semua barang dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta personil untuk pelaksanaan pekerjaan
atas segala resiko yaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko
lain yang tidak dapat diduga:
a. Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerja.
b. Perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
2. Penyedia jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja semua pekerjanya.

1.16. PERATURAN TEKNIS YANG DIGUNAKAN


1. Dalam melaksanakan pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan ketentuan di bawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya:
a. Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 dengan lampiran lampirannya.
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanan Pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aanneming van Openbara
Werken (AV) 1941.
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia. (DTPI).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)
e. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
f. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN
setempat.
g. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Istalasi
Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI-1961).
i. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
j. Peraturan Bata Merah Sebagai bahan bangunan.
k. Peraturan Muatan Indonesia.
l. Peraturan dan Ketentuan Lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi
Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan.
m. Standar Nasional Indonesia yang terkait seperti: SNI 03-4287- 2002 Tata Cara
Peritungan struktur Beton Unuk Bangunan Gedung.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA
Spesifikasi Teknis

a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari
lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainya yang merusak. Penyediaan air harus
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor selama masa pembangunan,
dengan daya sekurang-kurangnya (minimum) 10KVA. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
persetujuan Pengawas.
c. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas menjadi beban kontraktor.

2.2. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


Selama pembangunan berlangsung. Kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah
sekurang-kurangnya 1 (satu) tabung berkapasitas 6 kg.

2.3. PAGAR KEAMANAN PROYEK (Opsional / Situasional)


a. Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaanya, terlebih dahulu harus
memberi pagar pengaman pada sekeliling lokasi yang akan dilakukan pekerjaan.
b. Pembuatan pagar pengaman dibuat disekitar lokasi pekerjaan, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, tempat penimbunan
bahan-bahan, dan tidak mengganggu operasional kegiatan sekitarnya.
c. Pagar dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan
selesai.
d. Syarat pagar pengaman :
1. Pagar seng gelombang BJLS 20 dicat, tinggi 200 cm.
2. Tiang kayu glugu ukuran 5/7, jarak pemasangan minimal 180cm, bagian yang
masuk pondasi minimum 40 cm.
3. Rangka kayu glugu ukuran 5 cm x 7 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut
tinggi pagar.
4. Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.

2.4. KANTOR DIREKSI LAPANGAN (Opsional / Situasional)


a. Kantor direksi (direksi keet) lapangan merupakan bangunan satu lantai dengan
konstruksi rangka kayu, dinding papan multiplek dicat, penutup pintu/jendela
secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan. Ukuran disesuakan agar dapat
digunakan untuk rapat dengan kapasitas 20 orang. Letak kantor Direksi lapangan
harus cukup dekat dengan kantor kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
b. Perlengkapan-perlengkapan kantor direksi lapangan yang harus disediakan
Kontraktor :
 1 (satu) buah meja rapat dengan 10 buah kursi.
 1 (satu) buah meja tulis ukuran 0,70 m x 1,40 m, dengan 2 dua) buah kursi.
 1 (satu) buah lemari ukuran 1,50 x 2,00 m x 0,50 m, dapat dikunci.
 1 (satu) buah white board ukuran 1,20 m x 2,40 m.
 1 (satu) buah rak untuk contoh-contoh material, terbuat dari plywood tebal
12mm.
 1 (satu) set personal computer (pc)/laptop, lengkap dengan hard disk (dapat
digunakan untuk program aplikasi CAD) dan printer A4.
c. Berdekatan dengan kantor Konsultan Pengawas, harus ditempatkan ruang wc
dengan bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
Spesifikasi Teknis

d. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat
digunakan oleh direksi lapangan adalah :
 1 (satu) buah alat ukur schuifmaat.
2.5. KANTOR KONTRAKTOR, LOS KERJA DAN WORKSHOP DI LUAR LOKASI PROYEK
a. Ukuran luas kantor kontraktor los kerja, serta tempat simpan bahan, disesuaikan
dengan kebutuhan kontraktor, dengan tidak mengabaikan keamanan dan
kebersihan, serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
b. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil, harus dibuatkan
kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat sehingga masing-
masing tidak tercampur.
c. Kontraktor harus menyediakan Workshop diluar lokasi proyek dengan biaya
ditanggung oleh Kontraktor.

2.6. SOSIALISASI IZIN LINGKUNGAN.


Sosialisasi izin lingkungan dilakukan oleh Pihak Kontraktor pelaksana, pelaksana
berkewajiban mengurus dan membantu sosialisasi izin yang diperlukan.
Pihak Pelaksana berkewajiban melakukan sosialisai izin dengan lingkungan sebelum
dilaksankannya kegiatan konstruksi kepada Warga lingkungan sekitar, Desa dan
seluruh pihak-pihak yang terkait.
Pihak Pelaksana Konstruksi bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan
keamanan lingkungan konstruksi selama proses konstruksi berlangsung.

2.7. TUGU PATOKAN DASAR (BENCH MARK)


a. Sebagai titik acuan pengukuran adalah Patok/Tugu Beton yang telah ada di lokasi
site (eksisting) atau menggunakan acuan kolom & lantai bangunan eksisting (Lihat
posisi BM/acuan dasar di Gambar).
b. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolith yang ketepatanya dapat dipertanggungjawabkan.
c. Kontraktor harus menyediakan theodolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas selama
pelaksanaan proyek.
d. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
e. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggung jawab kontraktor.

2.8. PERSIAPAN LAHAN


Pekerjaan ini meliputi semua pengupasan tanah lapisan atas dan penumpukan sesuai
dengan lokasi, tinggi dan jarak seperti ditentukan Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini
termasuk pada hal-hal berikut :
a. Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan perlengkapannya.
b. Penggalian tanah pada basement dilakukan menggunakan alat berat (Bego dll)
c. Menyediakan operator berpengalaman, tenaga kerja terlatih dan pekerja serta
engineer dengan latar belakang pekerjaan tanah.
d. Memuat, mengangkut dan membuang tumpukan tanah ke suatu tempat yang
ditentukan Konsultan Pengawas dan dimusyawarahkan dengan pihak Pengeolola
Pekerjaan.
e. Pengurugan pada lanskap depan bangunan diaambilkan dari hasil galian tanah
pembutan basment bangunan
Spesifikasi Teknis

f. Pengurugan dilakukan secara bertahap dengan dilakukan pemadatan tanah pada


tiap layer tanah (per layer 20 cm).
g. Pada lapisan atas lanskap/jalan lingkungan dilakukan pemadatan dengan sirtu.
h. Keputusan Pengelolaan jika ada Sisa Galian tanah dimusyawarahkan dengan
pihak Konsultan pengawas dan Pengelola Pekerjaan.
i. Buangan tanah hasil galian keluar site menjadi tanggung jawab pihak pelaksana
konstruksi dan biaya buangan atau pemindahan sepenuhnya ditanggung pihak
pelaksana Konstruksi.
Prosedur pelaksanaan yang harus dilakukan;
a. Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari campuran
tanah bawah, sampah, akar – akar, batu – batuan, kayu, alang – alang atau
sisa-sisa bongkaran bangunan lama. Pengupasan tanah lapisan atas meliputi
penggalian bahan yang sesuai dari permukaan tanah asli pada bagian dari
lokasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas. Tanah lapisan atas harus dipisah dan ditumpuk di lokasi tertentu
untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap dan / atau reklamasi.
b. Konsultan Pengawas akan menentukan titik – titik lokasi yang akan dikerjakan,
dan Kontraktor harus memasang tonggak – tonggak acuan dari titik – titik ini.
c. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesungguhnya harus diukur bersama
Konsultan Pengawas dan Kontraktor dan akan diterbitkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pelaksanaan. Hasil pengukuran tersebut tidak berarti
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas kesalahan dan kelalaian
yang dibuatnya.
d. Semua bahan galian yang harus dibuang harus diangkut ke daerah yang
ditentukan Konsultan Pengawas.
e. Pada lokasi – lokasi khusus terjadinya tekanan rendah, harus diisi dengan
tanah galian dan dipadatkan sampai kepadatan tanah maksimal yang
disyaratkan.

2.9. GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN


Pekerjaan ini meliputi pada hal – hal berikut :
a. Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan – bahan, tenaga
kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap
sementara dan bendungan sementara jika diperlukan.
b. Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan / atau urugan tanah kembali seperti basement, jalan,
saluran terbuka, gorong – gorong, jalur utilitas, pondasi dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
c. Membuang semua bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu
tempat pembuangan yang telah ditentukan.
d. Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
Prosedur pelaksanaan yang harus dilakukan;
a. Penggalian
 Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Lebar galian
harus dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan
pekerjaan.
Spesifikasi Teknis

 Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan rencana awal dan
Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan perubahan – perubahan bila
dianggap perlu.
 Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
 Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari
bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas sebelum menempatkan bahan
urugan.
 Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas, sampai kedalaman dimana daya dukung yang sesuai tercapai.
 Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan
lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk menggali tanah lunak,
Kontraktor harus memasang dinding penahan tanah sementara untuk
mencegah longsornya tanah kedalam lubang galian. Kontraktor harus
melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan saluran
pengeringan sementara atau pompa.
 Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor
harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan
dari Pemilik Proyek. Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat
dilakukan dengan peralatan standar seperti power shovel, bulldozer atau
excavator. Bila ditemukan batu – batuan, Kontraktor harus memberitahukannya
kepada Konsultan Pengawas yang akan mengambil keputusan, sebelum
penggalian dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor
harus memberitahu Konsultan Pengawas, dan pekerjaan dapat dilanjutkan
kembali setelah Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman penggalian dan
sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.
b. Urugan dan Timbunan
 Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan
lokasi pengerjaan urugan telah disetujui Konsultan Pengawas.
 Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum
pekerjaan terdahulu disetujui Konsultan Pengawas.
 Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan
oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan
pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung.
Lokasi penumpukan harus disetujui Konsultan Pengawas.
 Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal
14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk
memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk pemadatan dilakukan dengan
alat stamper per layer 20 cm dengan dilakukan penyiraman. Bila tingkat
pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai
pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak
Spesifikasi Teknis

dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
Pemadatan dilakukan dengan secara bertahap perlayer sehingga didapatkan hasil
tanah yang padat dan keras.
Jika ditemukan penurunan tanah maka pihak pelaksana konstruksi wajib
melakukan perbaikan dan bertanggung jawab penuh atas kerusakan yang
diakibatkan penurunan tanah karena pemadatan lahan yang tidak sempurna.
Pemdatan tanah dilakuan dengan material yang sudah ditentukan baik berupa
tanah dan sirtu.
Pemadatan tanah dilakukan secara hati-hati dan banar mengikuti kidah-kaidah
pemadatan tanah yang benar.

2.10. PERSIAPAN TANAH DASAR


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah untuk
lapis pondasi bawah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Permukaan tanah yang
telah disiapkan harus dilindungi terhadap pengeringan dan retak. Setiap kerusakan
yang ditimbulkan karena keteledoran Kontraktor, harus diperbaiki atas biaya
Kontraktor sepenuhnya. Pelaksanaan pekerjaan;
a. Umum
Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan – bahan
yang tidak diinginkan. Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan
kemiringan serta dipadatkan sampai 90% - 95% kepadatan kering maksimal,
sehingga lapisan pondasi jalan ketika dipadatkan, akan memberikan formasi yang
sama pada semua elevasi. Semua bahan sampai kedalaman 150 mm di bawah
tanah permukaan pada galian dan sampai kedalaman 300 mm pada timbunan
harus benar – benar dipadatkan sampai minimal 90% - 95% persyaratan kepadatan
kering AASHTO T 99.
b. Permukaan Tanah pada Galian Tanah
Bila permukaan tanah berada di daerah galian, maka permukaan tanah harus
dibentuk sesuai bentuk melintang dan memanjang, seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja. Tanah harus dipadatkan dengan alat yang disetujui. Sebelum
pemadatan, kadar air bahan timbunan harus diatur sedemikian rupa sampai
mendekati Kadar Air Optimum (W0), sehingga diperoleh tingkat kepadatan yang
disyaratkan. Tanah yang tidak sesuai tersebut harus dikeluarkan dari lokasi dan
diganti dengan yang sesuai, atau dengan cara stabilisasi tanah seperti yang
disyaratkan. Pembuangan tanah yang tidak sesuai tersebut akan digolongkan
seperti galian umum. Pada elevasi permukaan tanah, Kontraktor harus mengisi
lubang – lubang yang disebabkan oleh pembongkaran akar – akar, bonggol
tanaman dan batu – batu besar, dengan bahan pengisi yang sesuai.
c. Permukaan Tanah pada Timbunan
Bila permukaan tanah berada pada daerah timbunan, persyaratan – persyaratan
berikut harus dipenuhi;
- Sebelum pelaksanaan penimbunan, daerah yang akan ditimbun harus
dipadatkan dan dilindas sesuai ketentuan dan / atau petunjuk Konsultan
Pengawas.
- Bahan timbunan yang telah disetujui harus disebarkan secara merata sampai
ketebalan lepas maksimum 200 mm setiap lapisnya dengan menggunakan alat
perata jalan / gradder dan digilas secara terus menerus.
- Rata – rata kecepatan penggilas jalan adalah 5 km/jam dan kecepatan ini harus
tetap terjaga sampai pekerjaan selesai.
Spesifikasi Teknis

- Selama pemadatan dengan mesin gilas, kadar air bahan timbunan harus tetap
terjaga. Jumlah lintasan harus minimal 6 (enam) kali sampai maksimal 8
(delapan) kali, atau sesuai ketentuan Konsultan Pengawas.
- Pelaksanaan pemadatan harus dilanjutkan dengan prosedur yang sama dengan
diatas sampai pekerjaan urugan selesai dan disetujui Konsultan Pengawas.
d. Permukaan Subgrade pada Batu
Bila permukaan berada di atas potongan batu, batu tersebut harus dipotong
sehingga membentuk profil yang sesuai dengan yang diinginkan. Kontraktor harus
menyingkirkan semua bahan lepas dan membentuk permukaan dengan
menambah bahan pengisi, dipadatkan dan dibentuk sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja. Tidak boleh ada batu yang menonjol pada permukaan tanah.
e. Perlindungan Pekerjaan
Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas
harus dilindungi dari kekeringan / retak dan air. Setiap kerusakan yang diakibatkan
karena kelalaian Kontraktor, harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
tanpa biaya tambahan.

2.11. PEKERJAAN BONGKARAN

1. Lingkup pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantú lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini.

2. Pekerjaan ini meliputi


pembongkaran dinding bata, pengupasan plesteran dan acian, pembongkaran lantai,
plafond, rangka kayu, rangka atap, atap dan seluruh pembongkaran sesuai dengan
dokumen gambar perencanaan dan RAB yang diisyaratkan untuk dibongkar untuk
pelaksanaan pekerjaan yang baru baik yang berupa struktural ataupun yang non
struktural.

3. Syarat pembongkaran
 Semua pembongkaran harus menggunakan cara dan alat-alat khusus yang tidak
akan merusak bagian-bagian yang tidak diisyaratkan dibongkar.
 Tidak diperkenankan menggunakan bahan peledak atau alat yang dapat
membahayakan orang lain dan merusak bagian yang tidak diisyaratkan dibongkar.
 Semua puing dan sisa bongkaran harus dilakukan inventarisasi oleh pelaksana,
pengawas dan tim teknis. Untuk sisa bongkaran yang memiliki nilai
(ekonomis/budaya/sejarah) harus ditempatkan dilokasi proyek dengan baik dan
akan dipindahkan ketempat sesuai dengan persetujuan pengawas dan pemimpin
proyek. Untuk puing dan sisa bongakran yang tidak memiliki nilai harus dibuang
secepatnya diluar kawasan proyek.
 Dalam melakukan pekerjaan bongkaran harus memperhatikan prinsip-prinsip dan
syarat-syarat dalam K3, Pelaksana wajib mematuhi seluruh aturan K3 proyek
konstruksi.
 Dalam melaksanakan pekerjaan bongkaran (bongkaran atap, balok, dinding dll)
harus dilakukan perkuatan terlebih dahulu baik berupa steger dari scaffolding dan
peralatan yang lain yang dibutuhkan untuk keselamatan dan keamanan personil
maupun bangunan.
Spesifikasi Teknis

 Untuk bongkaran genteng, kayu, pintu/jendela, plywood dan paku harus


dikumpulkan sebagai berikut :
- Semua paku yang menempel pada kayu harus dicabut dan dikumpulkan
- Semua kayu harus dikumpulkan menurut ukurannya
Dan disusun berdiri sesuai dengan panjangnya

 Kontraktor wajib memperbaiki atau mengganti dengan yang baru apabila ada
bagian-bagian bangunan yang rusak akibat pembongkaran dan kesalahan bongkaran
dengan semua biaya ditanggung kontraktor.
 Semua puing / sisa bongkaran tidak diperkenankan didaur ulang untuk pekerjaan
yang baru kecuali disyaratkan dalam Gambar kerja, RAB, pengawas dan pemimpin
proyek.
 Sebelum melakukan pembongkaran pada tiap titik bangunan kontraktor wajib
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pengawas pekerjaan.

3. PEKERJAAN PASANGAN

3.1. PEMASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN BATU BATA


3.1.1. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan
semua pekerjaan pasangan bata ringan dan Batu bata seperti yang tertera daftar
perincian lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dan pada gambar-gambar.
Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti gari-garis ketinggian,
bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan di
sini.

3.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada:
PUBB-1982
NI-3-1970
NI-10-1973
SII-0021-78

3.1.3. Bahan-bahan
1. Bata ringan yang digunakan adalah bata ringan produk bata ringan dengan
ukuran 60 x 20 cm tebal 10 cm dengan spesifikasi Kuat tekan : 4 N/mm2 ,
Berat Jenis nominal : 495 kg/m3, Berat Perencanaan 595 kg/m3, Daya Hantar
Panas : 0.195 w/mK, Ketahanan api (SNI-1741-2008) lebih dari 3 jam , Insulasi
suara (ASTM-E90)-STC 41 dB atau ukuran 60 x 40 cm tebal 10 cm dengan
spesifikasi Kuat tekan : 7,5 N/mm2 , Berat Jenis nominal : 680 kg/m3, Berat
Perencanaan 820 kg/m3, Daya Hantar Panas : 0.234 w/mK.
Spesi antar Bata ringan menggunakan semen instant produk GE 100 dari
Grant Elephant Mortar atau MU 380 Mortar Utama, Untuk plesteran dinding
menggunakan Semen portland, pemakaian spesifikasi plesteran ini
disesuaikan dengan dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Gambar
kerja , Untuk acian menggunakan semen Portland.
2. Bata yang digunakan adalah batu bata produk lokal. Produk ini harus baru,
dan yang terpilih harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
menjamin mutu produk memenuhi persyaratan teknis struktur bangunan.
Spesifikasi Teknis

Dengan standar mutu yang sudah diakui secara Internasional. Bilamana tidak
terdapat bahan-bahan yang sesuai standar tersebut di atas, maka Konsultan
Pengawas menentukan jenis-jenis lain yang ada di pasaran lokal dengan
persyaratan yang ditentukan.
3. Contoh Bahan
Bahan Batu bata yang digunakan minimal ukuran 110 x 220 x 50 mm. Contoh-
contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas. Persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah
didapat sebelum bahan yang dimaksud dibawa ke lapangan kerja untuk
dipasang. Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada di
lapangan akan dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan
Pengawas guna keperluan pengujian. Bahan yang tidak sesuai dengan produk
yang di atas akan ditolak dan harus segera disingkirkan dari lapangan.

3.1.4. Pengerjaan dan Penyimpanan


Bahan-bahan untuk pekerjaan harus disimpan ditempat yang baik dan aman
dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, untuk menghindari
dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.

3.1.5. Pelaksanaan
1. Pasangan bata ringan dan Batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan
lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan bila tidak diperlihatkan di
dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, Batu bata harus putus
sambungan dengan lajur di bawahnya.
2. Batu bata yang dipasang rata tengah dengan jarak antara Batu bata yang satu
dengan yang lainnya (nat) adalah 3 mm.
3. Rangka pengaku berupa kolom praktis ukuran setebal 100 x 100 mm dari
beton bertulang campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr dipasang untuk setiap luas dinding
maksimum 12 m2, dan setiap sudut sambungan dinding batu bata.
4. Pemasangan dinding Batu bata / bata ringan setinggi max. 1 m harus disertai
dengan pengecoran kolom praktis sebagai pengikat.
5. Pada setiap jendela dan pintu dengan bentangan lebih dari 1,2 m harus
dipasang balok latai, meskipun tidak tertera dalam gambar.
6. Setiap selesai pemasangan batu Batu bata, dinding harus dibersihkan dari
spesi yang keluar ke samping kanan-kirinya agar nampak bersih dan rapi.

3.1.6. Perlindungan
Seusai jam kerja, seluruh lajur pasangan bata ringan atau Batu bata yang belum
selesai, harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara
lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Siar atau celah antara dinding
dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding atau dinding dengan
peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah.
3.2. PEMASANGAN LAPISAN DINDING BATU ALAM ANDESITE
3.2.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi bahan, peralatan, tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan batu alam andesite dipasang pada bagian yang ditunjukkan
sesuai daftar perincian lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dan gambar
serta petunjuk Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis

3.2.2. Pengendalian Pekerjaan


Sesuai dengan standar:
NI-2-1971 SII-0013-81
NI-3-1970 PUBI-1982

3.2.3. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
Batu alam andesite bakar ukuran 30x60 cm berwarna abu abu,
produksi lokal Yogyakarta atau klaten, memiliki serat atau tekstur.
Bentuk dan sudut-sudut potongan batu harus benar-benar siku dan
ukuran satu dengan yang lain harus sama dan presisi. Ukuran
disesuaikan dengan gambar detil.
2. Pengujian Bahan Batu Alam Andesite.
Batu andesite diambil dari bahan galian atau batu gunung dan harus
tahan terhadap benturan dan pukulan benda keras. Diusahakan
menggunakan bentuk dan ukuran yang relatif sama, dengan sebaran
warna, bercak, dan alur batu yang merata dan sama.
3. Contoh bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan
digunakan, dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan
contoh-contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4. Penyimpanan
Penyimpanan batu andesite harus dilakukan sedemikian rupa,
sebaiknya ditempatkan pada tempat yang beratap. Tumpukan batu
andesite red-brown tidak boleh mengakibatkan sudut-sudut batu
andesite menjadi gompal dan tali pengikat batu andesite tidak putus.
Batu andesite yang rusak dan cacat tidak boleh dipakai, harus segera
dikeluarkan dari lapangan.

3.2.4. Pelaksanaan
1. Pengerjaan
a. Pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang khusus yang ahli untuk
pekerjaan ini. Pemasangan dilakukan dengan cara susun siri (sesui
dengan gambar).
b. Bersihkan permukaan dinding dari noda-noda, debu, minyak, cat
dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat
pemasangan batu andesite.
c. Sambungan antar batu harus rapat (1-2) mm.
d. Pertemuan pada sudut harus di verstek, dengan menggunakan
mesin potong.
e. Pemasangan batu alam andesite harus menggunakan semen
instant khusus produk semen Portland Gresik, Holcim . Adukan
semen instant yang dipilih harus dari jenis yang tidak bereaksi jika
terkena air hujan sehingga mengeluarkan cairan putih yang keluar
dari nat-nat pasangan batu, sehingga menyebabkan noda/bercak
setelah dalam kurun waktu tertentu. Kontraktor dapat
mengusulkan zat kimia additive/admixture yang dicampur
adukan/spesie guna mengatasi masalah tersebut.
Spesifikasi Teknis

f. Adukan untuk pemasangan batu andesite harus berupa campuran


sesuai peryaratan cement yang dipakai produk semen Portland
Gresik, Holcim.
g. Pemasangan dengan melapiskan adukan perekat pada lempengan-
lempengan batu andesite dengan ketebalan maksimum 15 (lima
belas) mm dengan pola sesuai gambar serta nat-nat 3 mm. Adukan
semen tidak diperbolehkan mengotori permukaan luar batu alam
andesite, permukaan batu yang terkena semen/adukan harus
diganti yang baru.
h. Nat-nat tidak di grooting, kotoran yang melekat pada lempengan
batu andesite harus dibersihkan segera dengan sikat ijuk dan air
sebelum kering.
Permukaan batu setelah selesai harus dilindungi dengan coating
khusus batu, dengan warna natural/dof Tanpa warna (cek RAB),
tidak dibenarkan menggunakan coating warna sehingga merubah
warna asli batu alam andesite.

4. PEKERJAAN LOGAM
4.1. PEKERJAAN BESI HOLLOW GALVANIS
4.1.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga, dan pemasangan
pekerjaan, konstruksi rangka plafond, dan pekerjaan baja lainnya sesuai gambar
dan petunjuk Konsultan Pengawas .
4.1.2. Pengendalian Pekerjaan
Semua bahan baja harus sesuai dengan standar-standar :
SII-0193-78
NI-3-1970
Atau standar-standar Internasional seperti AISC, BS, ASTM atau JIS.

4.1.3. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
a. Konstruksi rangka besi hollow galvanis 40 x 40 x 2 mm untuk rangka
perkuatan ornamen GRC /WPC
b. Dan pekerjaan rangka hollow lainnya sesui gambar.
c. Kawat las harus mempunyai mutu yang sama dengan jenis dan ketebalan
dari besi plate strip serta harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas
d. Finishing adalah cat dasar Zink Chromate menggunakan jenis sintetis alkyd,
anti karat dan korosi, warna ditentukan kemudian.
2. Pengujian Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan harus sudah lulus test pengujian dari pabrik
pembuatnya.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan, brosur-brosur dan
peraturan teknis (regulation codes) yang berlaku dan setiap bahan yang
diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah diuji/diperiksa dan
telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
4. Penyimpanan
Kawat las harus disimpan pada tempat tertutup/terlindung kering dan tidak
Spesifikasi Teknis

lembab untuk menjaga agar tidak rusak pada saat digunakan.

4.1.4. Pelaksanaan
1. Contoh Pengerjaan
Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat meminta Pelaksana untuk
mengadakan contoh pengerjaan, khususnya untuk pekerjaan sambungan-
sambungan berikut pengelasan dan harus diperlihatkan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
2. Pengerjaan Pengelasan.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukan lain, harus memakai las listrik. Yang
dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding”. Pengelasan
harus mengikuti cara-cara “AWS Standar”.
Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian
Las” yang dikelurkan oleh Lembaga Pemerintah atau Swasta yang diakui.
Keterangan lengkap mengenai lokasi, ukuran dari pengerjaan las, terlihat dalam
gambar-gambar kerja.
Seluruh pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop). Penyimpangan
dari persetujuan ini harus seijin Konsultan Pengawas .
3. Persyaratan Kerja
a. Pelaksana harus mempelajari dan memahami keadaan tempat yang ada,
agar dapat mengetahui hal-hal yang akan mempengaruhi/ mengganggu
kelangsungan pekerjaan.
b. Pelaksana harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat
pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan
peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
c. Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilaksanakan bila wakil Konsultan
Pengawas hadir di lapangan.
4. Pengujian Pekerjaan
a. Pengujian dan pemeriksaan hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas
dilakukan secara berkala selama masa pelaksanaan dalam hal pengelasan
dan sambungan.
b. Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas dan kerapihan
pekerjaan atas biaya kontraktor.

4.2. PEKERJAAN STAINLESS STEEL SOLID DAN PIPA


4.2.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan serta
pemasangan dari semua pekerjaan besi stainless steel solid dan pipa/hollow
stainless steel pada Hand Railing, dan pada bagian-bagian lain sesuai yang ada
gambar-gambar.

4.2.2. Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan salah satu standar yang disebutkan
dalam :
BS-1387
SII-0295-80
American Society for Testing and Materials (ASTM)
American Welding Society (AWS)
American Institute of Steel Construction (AISC)
Spesifikasi Teknis

American National Standard Institute (ANSI)


Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung

4.2.3. Bahan-Bahan
a. Pipa stainless steel dengan diameter 1” ; 1,5”; 2” T: 1,5 mm, untuk railing
tangga.
b. Plat stainless steel ketebalan 1,5 mm/hollow galvanis 2 mm (cek RAB), untuk
signing.
c. Seluruh ukuran steinless steel /hollow galvanis yang digunakan disesuaikan
dengan gambar kerja.
d. Sambungan harus dengan menggunakan las khusus stailess steel (argon) dan
digerenda halus dan dislab sehingga permukaan rata mengkilap tidak nampak
sambungannya.
e. Sambungan belokan pada railing harus menggunakan knee stainless steel.
f. Bagian yang tertanam harus menggunakan angker baja plat strip tebal 3mm.
g. Tutup ring untuk bagian pipa yang tertanam di dinding.
h. Contoh bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh pipa stainless dan aksesorisnya
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.

4.2.4. Pengerjaan
a. Semua bahan yang didatangkan harus dalam kondisi baru.
b. Pemborong harus menyediakan contoh (moke-up) yang disetujui Konsultan
Pengawas
c. Semua pengelasan kecuali ditunjukan lain, harus memakai las listrik. Yang
dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding”. Pengelasan
harus mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan “AWS Standard”.
d. Pengelasan setiap pertemuan sambungan pipa harus tertutup penuh oleh las
dan di haluskan, dan di slab.
e. Keterangan lengkap mengenai lokasi, ukuran dari pekerjaan las, terlihat dalam
gambar-gambar kerja. Penyimpangan dari ketentuan ini harus seijin Konsultan
Pengawas.

1. PEKERJAAN KAYU
5.1. PEKERJAAN KAYU KASAR
5.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan pekerjaan
kayu kasar, antara lain : klos-klos engsel kusen aluminium dan pekerjaan kayu kasar
lainnya sesuai dengan yang tertera pada gambar-gambar.

5.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan kayu sesuai dengan :
NI –5-1961
SII-0458-81
PUBI-1982 pasal 37
Spesifikasi Teknis

5.1.3. Bahan-bahan
1. Kayu Bengkirai kualitas I kelas awet I, kelas kuat I, mutu A sesuai dengan NI-5
untuk klos-klos engsel kusen pintu aluminium. Semua kayu yang akan
dipasang harus dari kualitas terbaik .
2. Pengikat berupa plat kait paku, baut, kawat, sekrup, dan lain-lain sesuai
dengan NI-5 .
3. Syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi Syarat PKKI,
kelembaban tidak melebihi 12%,
4. Kayu yang dipasang harus telah disetujui Konsultan Pengawas.

5.1.4. Gambar Rencana Pembuatan


Semua ukuran harus diteliti, disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Bila terjadi
penyimpangan terhadap gambar maka Pelaksana harus minta persetujuan
Pengawas sebelum pelaksanaannya.

5.1.5. Pengerjaan
1. Penyimpanan
Kayu disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban,
diatur menurut ukuran dan jenis. Perletakan sewaktu penyimpanan arus
diusahakan agar tidak terjadi kelengkungan-kelengkungan karena berat
sendiri. Tempat penyimpanan harus terlindung dari cuaca akan tetapi
mendapatkan aliran udara secukupnya.
2. Pengerjaan dan tenaga kerja
Pengerjaan harus dilakukan pada tempat kerja yang disediakan untuk
keperluan ini. Pengerjaan di tempat pasangan hanya dibolehkan seijin
Pengawas. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang kayu terbaik
dengan standar pekerjaan. Pengawas berhak menolak tukang-tukang yang
dianggapnya tidak mampu, serta meminta penggantiannya yang dinilainya
mampu.
3. Semua Proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali
untuk detil tertentu atas persetujuan Pengawas
4. Semua pengikat berupa paku, bout, kawat dan lainnya harus digalvanisasi
sesuai NI-5,
5. Hasil akhir dri pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi
kerataan 0.5 % cm untuk setiap 2 m2.
6. Ukuran ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi.
7. Pertemuan sambungan harus rata sehingga bagian yang bertemu terletak
dalam satu bidang.
8. Sambungan-sambungan harus rapi dan kokoh, dibuat dengan konstruksi pen
dan lubang, atau gigi pantek, paku, lem.
9. Semua kayu dijamin oleh kontraktor tidak akan melengkung dalam ruangan
ber AC.
Spesifikasi Teknis

2. PEKERJAAN PENGENDALIAN KELEMBABAN DAN SUHU

6.1. PELAPIS KEDAP AIR /WATER PROOFING (Apabila dikerjakan)


6.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan penyediaan alat
bantu lainnya. memuat semua pekerjaan sistem pengendalian kelembaban pada
lantai toilet/kamar mandi, plat atap beton/talang, seperti tertera di dalam gambar-
gambar perencanaan.

6.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Sesuai rekomendasi pabrik, Persyaratan teknis ini, dan ditunjukan ke Pengawas.
Pekerjaan ini menjadi pekerjaan yang di sub kontrakkan. Persyaratan mutu
bahan: Standar dari bahan dan prosedur yang ditntukan oleh pabrik dan standar
lainnya seperti: NI 3, ASTM C230, ASTM C321, ASTM C109. kontraktor tidak
dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Pengawas.

6.1.3. Bahan-Bahan
1. Untuk Lapisan Waterproofing coating digunakan Acrylic polymer modified
cementious coating minimal 3 lapis dengan ketebalan sesuai ketentuan pabrik.
2. Pelapis kedap air untuk lantai toilet/Kamar Mandi seperti tertera pada gambar
terdiri dari lapisan-lapisan cement base ketebalan 1.5 mm berikut primernya
dan ketebalan 3 mm berikut primernya.
3. Untuk plat beton, disamping menggunakan waterproofing dengan sistem
coating, juga menggunakan sistem beton integral.

6.1.4. Contoh Bahan


Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh dari bahan-bahan yang akan
dipakainya terlebih dulu, untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas .

6.1.5. Pemasangan
1. Semua pemasangan harus didasarkan pada petunjuk dari pabrik pembuat
bahan-bahan tersebut.
2. Sebelum pemasangan lapisan kedap air, Pelaksana harus memeriksa seluruh
keadaan permukaan yang akan dipasang bahan ini dan harus memperbaiki
kondisi permukaan yang dianggap dapat merusak lapisan kedap air ini.
3. Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air harus bersih, kering dan
rata.
4. Pelapis kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah bentuk oleh
pengaruh sinar matahari.
5. Lapisan kedap air tidak boleh terjadi gelembung-gelembung udara yang dapat
merusak lapisan kedap air itu sendiri. Lapisan ini juga harus dapat menolak
sebagian besar panas yang didapat dari matahari. Permukaan luar pelapis kedap
air tersebut harus dilindungi dengan plesteran setebal 3 cm, perbandingan
campuran 1PC:3 pasir (volume), ditambah concrete water proofing admixture.
6. Bagian bawah lantai loilet harus dilapisi dengan bahan pelapis kedap air
tersebut dan naik kedinding setinggi 60 cm. Pelaksana diwajibkan melakukan
test uji kebocoran terhadap lapis kedap air tersebut. Uji bisa dilakukan dengan
memberi air diatas permukaan yang telah di pasang waterprofing dengan
mendiaannya selama 1 x 24 jam. Pengujian ini harus sepengetahuan/ijin
Pengawas.
Spesifikasi Teknis

7. Pada bagian-bagian sudut atau bidang-bidang patah, di bawah lapisan kedap air
harus dipasang serat-serat fibre glass setebal minimal 0.6 mm.

6.1.6. Jaminan
Sistem pelapisan kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jaminan dari
produsen/pabrik pembuat mutu bahan selama minimal 10 tahun. Pelaksana harus
memberikan sertifikat jaminan terhadap kemungkinan kebocoran, karena
pelaksanaan pekerjaan.

6.2. CAULKING DAN SEALING


6.2.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan Caulking dan Sealing pada pekerjaan Pintu dan jendela
Aluminium, untuk mengisi celah antara kaca dan aluminium dan celah antar kusen
dengan dinding.
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standar-standar yang disebutkan dalam :
NI-3-1970
ASTM.D-828
ASTM.E-96
TAPPI-T-803
TAPPI-T-407

6.2.2. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
a. Backup Material (bahan pengisi)
Digunakan batang busa “polytyrene” berbentuk silinder 010-015 mm, atau
bahan kain yang sejenis.
b. Sealant (bahan penutup)
Dari Jenis “polysulfide” yang Bahan Pembersih
Digunakan untuk pemasangan Caulking dan Sealaning jenis Xylol, Xylene,
dan Toluene.
c. Dempul
Sesuai dengan NI-30-1970 pasal 42

2. Pengujian Bahan
Pelaksana harus menyampaikan sertifikat pengujian bahan yang akan dipakai ke
Pengawas sebelum bahan digunakan.

3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dan
setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .

4. Penyimpanan
Bahan-bahan disimpan/ditumpuk dan harus bebas dari genangan air, dan
diusahakan agar mudah diadakan pemeriksaan dan pengamatan.
Spesifikasi Teknis

6.2.3. Pelaksanaan
Pengerjaan :
1. Permukaan sambungan yang akan diberi sealant harus bersih dari segala
kotoran-kotoran, minyak, gemuk, serta plastic tape. Penggunaan bahan harus
sepenuhnya mengikuti rekomendasi dari produsen.
2. Penggunaan pernis atau silicon pada permukaan yang akan diberikan Caulking
dan Sealant tidak diperkenankan.
3. Untuk pekerjaan kusen aluminium, pekerjaan Sealant dilaksanakan setelah
pemasangan Weather Seal (back up material). Pengerjaan harus rapi, teliti,
bersih, dan tidak mengotori pekerjaan-pekerjaan lain yang berada di sekitarnya.
4. Bilamana sampai akhir pemeliharaan Pengawas berpendapat bahwa curah
hujan masih kurang untuk menguji kedap air maka Pengawas berhak menguji
jendela dengan penyemprotan air secara kontinyu. Bilamana terjadi keretakan,
kebocoran dan sebagainya akibat hujan maupun penyemprotan, harus
diperbaiki kembali.

6.3. PIPA SALURAN AIR HUJAN (Apabila dikerjakan)


6.3.1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pembuatan dan pemasangan saluran
air hujan vertikal dan di tanah sesuai dengan gambar-gambar.

6.3.2. Pengendalian Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan saluran dan air hujan harus sesuai dengan :
NI-3-1970
SII-0137-80
SII-0344-80

6.3.3. Bahan-Bahan
1. Saluran pembuangan air hujan
Untuk saluran pembuangan air hujan digunakan pipa PVC diameter 3” dan 4”,
kelas D, produksi dalam negeri, dan dicat sesuai warna dan cat dinding Saluran
pembuangan air hujan di tanah. Air hujan ditampung di bak penampung air
hujan sementara dan kemudian dialirkan ke sumur persapan dengan
menggunakan pipa PVC diameter 4”, kelas AW, kemiringan sesuai dengan
gambar.
2. Saringan Air Hujan
Dari bahan besi tuang/kejen/cor, atau kuningan ukuran diameter sesuai dengan
gambar. Bahan-bahan tersebut produksi dalam negeri. Untuk menjaga
kebocoran air, maka pada hubungan pipa dengan beton harus diberi seal
“membrane seal” jenis “torching”.
3. Contoh bahan
Sebelum diadakan pemasangan di lapangan, Pelaksana diharuskan memberikan
contoh bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.

6.3.4. Pengerjaan
1. Klem dibuat dari bahan PVC untuk pipa tegak dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak mudah lepas.
2. Sambungan-sambungan pipa harus menggunakan flens, sebagaimana yang
dijelaskan dalam gambar-gambar.
Spesifikasi Teknis

3. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN KACA


7.1. PINTU, JENDELA DAN KUSEN ALUMINIUM
7.1.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan, termasuk seluruh


pekerjaan alumunium yang berhubungan dengan pekerjaan kusen, pintu dan
jendela seperti ditunjukkan dalam gambar termasuk perlengkapan/asesoris dan
bahan penutup dan atau pengisi (sealant) seperti tertera pada gambar-gambar.
Sebagai Pekerjaan yang disyaratkan di sub kontrakkan.
7.1.2. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan pintu jendela aluminium yang disebutkan dalam bagian ini harus
dikerjakan menurut petunjuk pabrik/produsen dan disesuaikan dengan salah satu
standar : American Society for Testing Materials (ASTM).

7.1.3. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari aluminium framing system, aluminium ekstrusi sesuai SII
extrusi 0695-82 tidak terbuat dari scrapt (bahan bekas). Dari produk
yang disetujui Konsultan Pengawas.
b. Nilai deformasi maksimal 2mm. Warna coklat anodized .
c. Jenis yang dipakai: kusen, daun pintu dan daun jendela ditentukan
memakai type AP, daun pintu dan jendela memakai ukuran 4” x 1 ¾” x
1.15 mm dengan detil seperti ditunjukkan dalam gambar.
d. Warna, ditentukan oleh perencana , tebal minimal lapisan anodize 10
micron.
e. Sealant (bahan penutup) dari jenis “polysulfide” yang f dengan “Dow
Coning ex Australia”.
f. Seluruh celah antara aluminium dan kaca ditutup dengan sealant (tidak
diperkenankan menggunakan karet)
2. Seluruh bagian aluminium harus datang di lokasi dilengkapi dengan
pelindung/lapisan plastik yang melekat disetiap batang aluminium dan
baru boleh dibuka setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Pemasangan kusen dan daun pintu/ jendela aluminium pada dinding harus
dalam kondisi plastik pelindung tetap melekat pada setiap batang
aluminium, dan baru boleh dibuka setelah semua pekerjaan finishing
dinding selesai seluruhnya, dengan persetujuan Pengawas.
4. Pemotongan aluminium mengunakan mesin potong, mesin punch, drill,
sedemikian rupa sehingga memperoleh hasil yang sudah dirangkai.
5. Untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran tinggi dan
lebar 1 mm dan diagonal 2 mm, kecuali bagian bawah pintu 1 – 3 mm.
6. Aksesoris:
Skrup harus dari galvanized steel, dengan kepala tertanam, penggantung
yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup dengan coulking dan
sealant. Angkur untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal
2 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron
7. Pengujian Bahan
Bahan bahan aluminium harus mendapat test dari laboratorium pabrik
meliputi
 Ketebalan lapisan
 Staining
Spesifikasi Teknis

 Berat
Pelaksana harus menyerahkan sertifikat pengujian tersebut kepada
Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
8. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan,
dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang
telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

9. Penyimpanan
Penyimpanan harus di ruang yang beratap, bersih, kering, serta dijaga agar
tidak terjadi abrasi atau kerusakan lain dan dijauhkan dengan tempat-
tempat pembakaran.
7.1.4. Pelaksanaan
1. Gambar Kerja
Pelaksana (Spesialis) harus membuat gambar kerja (shop drawings)yang
menunjukan jenis type profil, ukuran, besaran, ketebalan, alloy dan detail-
detail tertentu dengan skala 1:10 selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
sebelum pekerjaan dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas .

2. Contoh Bahan dan Mock-up


Kontraktor membuat contoh bahan (mock-up) pengerjaan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, contoh moke-up dibuat
masing masing type, sebelum memproduksi dalam jumlah yang banyak.
Moke-up yang sudah disetujuii Konsultan Pengawas/Perencana harus selalu
tersedia di ruang Rapat Proyek sebagai acuan kualitas pengerjaan.

3. Pengerjaan
a. Semua frame kusen, jendela, dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan sesuai kondisi lapangan.
b. Lakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan.
c. Semua pertemuan harus runcing, halus dan rata (adu manis) bersih dari
segala goresan dan cacat-cacat lain yang mempengaruhi permukaan
alumunium. Sambungan harus dibuat dengan toleransi kecil, hingga
menghasilkan sambungan yang rapat dan baik.
d. Sepanjang sisi kusen harus dilengkapi dengan Weather Seal (batching
strip) di dalam dan diluar sebagai lapisan pengisi sehingga sealant tidak
boleh lebih dari 1 (satu) cm.
e. Pemasangan sealant harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Selama permukaan alumunium yang akan di sealant harus bersih dari
segala benda-benda atau kotoran yang mungkin masih tertinggal.
f. Pemasangan kaca harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat kaca.
Tebal kaca adalah 5 mm, kecuali terdapat beberapa bagian dalam
gambar yang ditentukan lain.
g. Seluruh celah antara aluminium dan kaca ditutup dengan sealant (tidak
diperkenankan menggunakan karet)
h. Perhatikan sisi-sisi daun pintu terhadap kusen dan ambang bawah pintu
terhadap permukaan lantai.
Spesifikasi Teknis

i. Dapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan tersebut


dimulai.

4. Pemasangan daun-daun pintu


a. Kerenggangan daun pintu tunggal terhadap kusen sisi engsel 1.5 mm – 2
mm, sisi kunci 1.5 mm - 2 mm sedangkan ambang atas dan ambang
bawah masing-masing 1.5 mm dan 2.5 mm.
b. Pasangkan kusen aluminium rata dengan permukaan dinding,
disyaratkan tali air, maka tali air harus rapi, dan sejajar dengan
permukaan kusen.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu, engsel
bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm (as) dari permukaan lantai, dan
ditengah (3 engsel).
d. Handle pintu dipasang setinggi  100 cm (as) dari atas permukaan lantai.
e. Pemasangan daun-daun pintu harus rapih, bersih, dan tidak
menimbulkan getaran apabila diketuk dengan tangan atau benda-benda
ringan.
f. Untuk pekerjaan jendela mati dengan penutup kaca harus dibuat sesuai
dengan ukuran gambar kerja.
g. Engsel Daun Pintu disekrup dengan aluminium, ditempat kusen yang
akan dipasang engsel, kusen harus diperkuat dengan klos kayu jati
panjang 30 cm (balok kayu jati), yang dipasang di dalam profil kusen
aluminium, sebagai pegangan sekrup angsel. Ukuran menyesuaikan
kusen dan persetujuan Konsultan Pengawas.

7.2. PEKERJAAN KACA


7.2.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan kaca-
kaca pada daun pintu dan jendela , dan partisi kaca seperti yang tertera dalam
gambar-gambar.

7.2.2. Pengendalian Pekerjaan


NI-3-1970SII-0189-78
BS-476

7.2.3. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
a. Digunakan kaca jenis clear float glass tebal 5 mm dengan toleransi ketebalan
maksimum 3% peruntukan ketebalan kaca disesuaikan dengan gambar.
b. Kaca tempered tebal 12 mm pada pintu utama .
c. Digunakan cermin dari “Float Glass” tebal 5 mm dengan permukaan dilapis :
 Lapisan perak terpasang secara kimiawi di permukaan yang tercermin
tidak boleh cacat bebas dari sulfida atau noda-noda lain
 Cooper backing” secara elektrolisasi setebal 0.04 mm langsung di atas
permukaan perak.
 Dua lapis Vernis bening atau cat untuk melindungi lapisan di atas setebal
40 mikron.
 Sealant dari jenis “plysulfide” yang f dengan “Dow Corning” buatan
Australia.
2. Pengujian Bahan
Spesifikasi Teknis

Kaca dan sealant yang akan digunakan untuk pekerjaan harus sudah lulus
test/pengujian dari pabrik pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku.

3. Contoh Bahan
a. Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk pekerjaan kaca,
berukuran 20 cm x 20 cm dan sealant dalam tabung untuk disetujui
Pengawas .
b. Contoh bahan harus sesuai dengan contoh yang telah diuji/diperkirakan
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk
menapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas

4. Penyimpanan
Kaca disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban dan
ditumpuk sampai setinggi tiak lebih dari 1,00 m. Tempat penyimpanan harus
terlindung dari cuaca akan tetapi tetap mendapatkan aliran udara secukupnya.

7.3. AKSESORIS PINTU DAN JENDELA


7.3.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan, pengamanan dan perawatan
dari semua alat-alat penggantung dan kunci-kunci yang dipasang di pintu dan
jendela yang ditentukan dalam gambar.

7.3.2. Pengendalian Pekerjaan


Sesuai dengan SNI atau disesuaikan dengan salah satu standar ASTM, JIS, AAMA.

7.3.3. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, adalah yang berkualitas baik,
seragam dalam pemilihan bahan dan warna, selaras bentuknya, dengan
persetujuan Pengawas.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal yang tertera
nomor pengenalnya. Plat ini dihubungkan ke masing masing anak kunci
dengan cincin. Untuk anak kunci harus disediakan sebuah almari anak
kunci yang dilengkapi pengait anak kunci lengkap dengan nomor-nomor
pengenal.
c. Bahan untuk kunci (handle, backplate, lockcase, cylender) sekurang-
kurangnya memenuhi yang di tentukan dalam daftar spesifikasi teknis.
Aksesoris untuk pintu dan jendela;

Untuk pintu ;
- Engsel pintu
- Lever handle
- Lockcase
- Double Cyinder
- Flush bolt
- Material : Stainless Steel

Untuk pintu lavatory ;


- Engsel pintu
- Lever handle
- Lockcase
Spesifikasi Teknis

- Knob Cyinder
- Door closer
- Material : Stainless Steel

Untuk jendela dan bouvent ;


- Casement stay / friction stay (untuk jendela) & CMT (untuk bouvent)
- Rambuncis

2. Pengujian bahan
Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan yang
akan digunakan sudah melalui test yang diadakan di pabrik dengan disertai
sertifikat pengujian.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-cntoh kunci, alat penggantung dan
perlengkapan lainnya yang akan digunakan. Setiap bahan yang diserahkan
harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah mendapatkan persetujuan
dari Pengawas .

4. Penyimpanan
Alat perlengkapan pintu dan jendela harus disimpan di tempat yang telah
disediakan dan harus bebas dari genangan-genangan air dan diusahakan agar
mudah untuk diadakan pemeriksaan dan pengamatan.

7.3.4. Pelaksanaan
Pengerjaan
a. Semua pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik yang
pengerjaannya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas .
b. Untuk pemasangan engsel-engsel pintu adalah sebagai berikut
 Engsel atas dipasang 30 cm (as) di atas pintu.
 Engsel bawah dipasang 30 cm dari permukaan lantai.
 Engsel tengah dipasang di tengah-tengah kedua engsel atas dan bawah.
 Apabila tidak ditentukan lain, kunci-kunci dan handle pintu dipasang
setinggi  90 cm (as) dari permukan lantai.
c. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lock-case, handle dan back plate serta door closer harus rapi,
lurus, dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
e. Door stoper di pasang pada lantai, letaknya di atur sedemikian rupa sehingga
agar hande dan kunci tidak membentur tembok.
f. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik.
Spesifikasi Teknis

4. PEKERJAAN FINISHING
1.1 PASANGAN LANTAI DAN DINDING (KERAMIK)
1.1.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk
pemasangan keramik/homogenous tile lantai dan plint pada dinding dan ruang-
ruang kegiatan, lantai lavatory, dinding lavatory, seperti yang ditunjukkan dalam
gambar pelaksanaan , meliputi pekerjaan:
1. Plesteran kasar (screeding) untuk dasar pasangan keramik di dinding dan
lantai.
2. Campuran bahan semen instant khusus untuk filler/kolotan.
3. Pasangan ubin keramik untuk tangga lengkap dengan stair-corner atau step
nosing.
Pengendalian Pekerjaan dan persyaratan pekerjaan.
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang diterapkan dalam :
NI-2-1971 NI-2-1970
NI-8-1972 SII-0241-1970
PUBI: Persyaratan Umum Bahan bangunan Indonesia 1982 (NI-3)

1.1.2 Persyaratan umum


1. Pekerjaan finishing lantai baru dapat dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan
plafond dan seluruh pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai
dikerjakan.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor diwajiban mengadakan
pengecekkan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Pada lantai kamar mandi, dan ruangan yang terdapat genangan air harus
sudah dipasang lapisan waterproofing pada lantai terus naik ke dinding
setinggi 30 cm dari lantai sekelilingnya, untuk bak cuci, dan ground water
tank seluruh dindingnya dipasang water proofing.
4. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau
oleh sub kontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi
hasil pekerjaan yang baik.
5. Permukaan yang akan dipasang keramik harus bersih dan bebas dari
kontaminasi material yang mengandung bahan kimia.
6. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
7. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dahulu contoh bahan
yang akan dipasang untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan
Perencana.
8. Kontraktor harus mengusulkan shopdrawing pemasangan keramik secara
detil, sebelum pemasangan.

1.1.3 Bahan-Bahan
1. Finishing lantai interior menggunakan keramik interior (type polish) warna
terang ukuran 40 x 40 cm.
2. Finishing lantai eksterior menggunakan keramik eksterior (type unpolish)
warna terang ukuran 40 x 40 cm.
3. Menggunakan plint lantai keramik ukuran 10x 40 cm.
4. Finishing lantai keramik ruang Toilet/lavatory (type antislip) ukuran 20 x 20
cm, Finishing dinding keramik ruang Toilet/ lavatory spoelhoek (type polish)
ukuran 20 x 20 cm. Produk keramik dinding dan lantai Toilet/lavatory adalah
satu kesatuan desain motif pabrikasi yang tidak terpisahkan/ satu set produk.
Spesifikasi Teknis

5. Pelaksana harus menyerahkan, kepada pemilik proyek, keramik seperti yang


terpasang sebanyak minimal 2 box (2 m2).
6. Bahan Perekat untuk lantai keramik yang dipergunakan untuk pemasangan
pada dinding dan lantai adalah acian Portland Cement biasa yang disetujui .
7. Contoh Bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-
contoh keramik yang akan dipakainya kepada Perencana melalui Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuannya.

1.1.4 Pemasangan
1. Persetujuan, Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan (mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan,
warna, dan grouting-nya (kolotannya)
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan keramik yang dipakai.
3. Ketebalan adukan yang yang dibutuhkan untuk pemasangan lantai
maksimum 3 cm, dengan perbandingan adukan 1Pc : 3Ps sampai 1Pc : 4Ps,
jika perbandingan tidak menggunakan pasir maka dibuat campuran 1Pc: 1
bahan perekat (aditive) dengan ketebalan 1cm atau 10 mm.
4. Permukaan lantai dinding/beton/conblock harus diberi plester yang rata
dulu, sebelum lapisan ubin keramik dipasang. Nat-nat ubin keramik tidak
boleh melebihi 3 mm.
5. Pengisi celah antara keramik, digunakan cement grouting, sesuai dengan
warna keramik yang dipasang atau warna lain atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
6. Pemasangan granite dengan lebar naat max 1 mm, dan di grouting dengan
resin bening.
7. Lantai yang akan dipasang dibersihkan dari sampah kecil seperti tanah,
lumpur dan minyak.
8. Jika ketebalan adukan belum didapat maka diatasnya harus di screed (floor)
lebih dulu.
9. Untuk pemasangan dianjurkan dengan pemasangan 2 jalur dengan adukan
pra atau tidak banyak air, kecuali pada bagian tepi yang sering disebut
dengan las-lasan.
10. Setelah terpasang delapan jam, pasangan keramik sudah dpt diisi naat-
naatnya dan dapat langsung dibersihkan. Untuk mengimbangi lenturan lantai
sebaiknya setiap 6x6m2 dipasang satu baris sealant elastis.
11. Kontraktor harus melindungi keramik yang telah dipasang maupun adukan
perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi,
penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
12. Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat,
kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area yang kotor tidak bisa dibersihkan
hanya dengan air maka boleh menggunakan campuran air dengan
hidrochloric acid perbandingan 30:1. Setelah dibersihkan dengan asam ini,
dibersihkan dengan air biasa hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

1.2 PEKERJAAN CAT


1.2.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan
pengecatan pada seluruh permukaan dinding, logam, kayu, gypsump, dan
permukaan-permukaan lain sesuai dengan gambar-gambar serta yang ditunjukkan
Perencana.
Spesifikasi Teknis

1.2.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:
NI-3-1970
NI-4-1972

1.2.3 Bahan-Bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah
1. Cat Besi
Besi yang akan dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak dengan cara
menggosok, menyikat dengan sikat baja kemudian harus segera ditutup dengan
cat dasar, meni dan cat akhir dengan lapisan sebagai berikut:
 2 lapis Quick Drying Metal Primer Red Lead sampai rata
 1 lapis Undercoat
 1 lapis weather Resistant Paint sampai rata, dan didapat warna yang sama.
 Cat dasar besi yang dipakai cat zink chromate cat dasar jenis sintetis alkyd,
anti karat dan korosi.
 Cat finishing yang dipakai Cat meni besi Sinthetic.
 Warna untuk tiap lapisan primer, under coat dan finish harus dibedakan.

2. Cat Tembok
Cat tembok bagian dalam menggunakan cat khusus interior. dan cat tembok
bagian luar cat khusus exterior. dengan lapisan pelindung weathershield/pelapis
tahan cuaca/iklim. Setelah plesteran tembok kering maka pengecatan tembok
baru dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
 1 lapis alkali resisting primer
 Acrylic Wall Filler untuk meratakan permukaan tembok bagian dalam
bangunan (dilarang menggunakan filler buatan sendiri/campuran cat+semen
putih+lem)
 Untuk dinding luar dilarang menggunakan Filler, dinding baru cukup digosok
halus dan rata dibersihkan dan dilapis Alkali primer.
 Minimal 2 lapis Acrylic Emulsion untuk dinding dalam dan
 Minimal 2 lapis Wheathercoat/Weathershield Acrylic Emulsion untuk dinding
luar.
Untuk cat tembok dalam maupun luar agar dilakukan pengecatan sampai merata
dan didapat warna akhir yang sama.

3. Cat Melamine Lack Kayu


Biarkan permukaan yang akan dicat mengering, bersihkan permukaan kayu/kayu
lapis dari kotoran, debu, minyak, gemuk, dsb. Amplas permukaannya, kemudian
dilap bersih setelah dilakukan, lahkah langkah sesuai ketentuan dari pabrik:
 1 (satu) lapis wood filler , digosok halus dengan amplas no:400 hingga serat-
serat pori kayu nampak
 1 (satu) lapis wood filler, digosok halus dengan amplas no:400 hingga serat-
serat pori kayu nampak
 disemprot Melamine lack,
Ketiga lapisan tersebut harus dari satu merk.
Spesifikasi Teknis

1.2.4 Pelaksanaan
1. Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai
yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
2. Lapisan pengecatan jenis Vinyl synthetic emulsion dan polyurethan harus
mencapai minimal 2 (dua) kali.
3. Pelaksana harus membersihkan bagian dari baja yang akan dicat anti karat
dengan cara melakukan Sand-blasting yang sesuai dengan SA.21/2, BS. 4232
second quality, SSPC-SP-10.
4. Khusus pelaksanaan pekerjaan cat dengan cat tahan karat harus
menggunakan airless spray.
5. Pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas aturan pemakaian cat dari
pabrik pembuatnya yang disetujui.
6. Pelaksana pekerjaan cat harus aplikator resmi yang di tunjuk oleh pabrik, yang
di buktikan dengan surat resmi.
7. Aplikator harus menyerahkan surat garansi hasil pekerjaan selama 5 tahun
pada akhir kontrak.

1.2.5 Persetujuan Konsultan Pengawas.


1. Semua cat yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan
Pengawas/Perencana sebelum boleh dipakai di dalam pekerjaan.
2. Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan harus dalam kaleng-kaleng asli dari
pabrik, lengkap dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.

1.3 PEKERJAAN LISPLANK GLASS FIBRE REINFORCE CEMENT/ GRC (Apabila dikerjakan)
1.3.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk
pemasangan lisplank GRC di bawah tritisan atap bangunan, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.

1.3.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang diterapkan dalam
ketentuan pemasangan dari pabrik.
Persyaratan umum:
1. Pekerjaan finishing lisplank GRC baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan atap selesai dikerjakan.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor/Pelaksana diwajibkan
mengadakan pengecekan dinding terhadap kelurusan dan kemiringannya.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau
oleh sub-Kontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi
hasil pekerjaan yang baik.
4. Permukaan yang akan dipasang GRC harus bersih dan bebas dari
kontaminasi material yang mengandung bahan kimia.
5. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
6. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dulu contoh bahan yang
akan dipasang untuk mendapat persetujuan Perencana.
7. Kontraktor harus mengusulkan shop drawing pemasangan lisplank secara
detil, sebelum pemasangan.
Spesifikasi Teknis

1.3.3 Bahan-bahan
1. Pelapis GRC, dipasang sesuai pola rencana, dipasang pada daerah-daerah
seperti tertera dalam gambar. Warna dan pola akan ditentukan oleh
Perencana.
2. Tebal papan lispalng GRC adalah lebar 20 cm tebal 8 mm (cek RAB)
3. Dimensions; 100 x 2440mm, weight 3.0kg (BV)
4. Pelaksana harus menyerahkan kepada pemilik proyek, GRC seperti yang
terpasang sebanyak minimal 1 lembar.
5. Contoh bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-
contoh GRC yang akan dipakainya kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk
mendapat persetujuannya.
6. Paku sekrup (screw) yang dipagai harus galvanized/ anti karat.
7. Sambungan harus dilem dan di compound dengan bahan khusus GRC.

1.3.4 Pemasangan
1. Persetujuan. Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat
contoh pemasangan (mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola
pemasangan, warna, dan sealant-nya.
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan GRC yang dipakai.
3. Pergunakanlah benang untuk memastikan kelurusan pemasangan.
4. Pasang papan lisplank satu per satu dengan celah antara papan kurang lebih
4mm.
5. Lisplank dapat diaplikasikan 1 trap atau 2 trap sesuai desain.
6. Jarak rongga yang terjadi antara GRC dan atap/tritisan mengikuti gambar.
7. Pengisi celah antara sambungan rangka dan GRC, digunakan sealant sesuai
dengan warna GRC yang dipasang atau warna lain atas persetujuan
Perencana.
8. Pemasangan harus tegak lurus dan waterpass.
9. Finishing dengan Cat Acrylic Emulsion untuk eksterior.
10. Pada umumnya rangka yang digunakan untuk penunjang lisplank adalah
kayu kaso 5 × 7 cm yang dipasang horisontal atau miring searah dan segaris
dengan lisplank. Disarankan kayu kaso yang dipergunakan sudah kering atau
dioven. Bila menggunakan besi hollow galvanis menggunakan ukuran
minimum 40 x 40 x 2 mm. Sementara ukuran paku / sekrup yang
direkomendasikan dengan panjang 50 mm - 75 mm.
11. Berikut pedoman pemasangan sekrup:
- Jarak sekrup ke sudut panel minimum 75 mm.
- Jarak sekrup dari sisi panel minimum 15 mm.
- Jarak antar sekrup di bagian sisi panel maksimum 200 mm.
- Jarak antar sekrup di bagian tengah panel maksimum 300 mm.
- Jarak/celah antara panel kurang lebih 4 mm.
Pelaksana harus melindungi GRC yang telah dipasang, , penyerahan
pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
Spesifikasi Teknis

5. PEKERJAAN SANITAIR
9.1 PEKERJAAN SANITAIR
9.1.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya,
sehubungan dengan pemasangan perlengkapan lavatory dan ruang-ruang lain
sesuai dengan yang tertera pada gambar-gambar.

9.1.2 Pengendalian Pekerjaan


Sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang memproduksi.
9.1.3 Bahan-bahan
Sanitair (Sanitary ware)
a. Kloset jongkok standar.
b. Kran air dinding.
c. Floordrain stainless steel.
d. Kitchen Zink dengan kran.
e. Aksesoris lainnya

PengujianBahan
Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan yang akan
digunakan sudah melalui test yang diadakan di pabrik dengan disertai Sertifikat
Pengujian.
Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan brosur dan contoh bahan/peralatan toilet yang
akan digunakan.
Penyimpanan
Perlengkapan toilet harus disimpan di tempat penyimpanan yang telah
disediakan dan harus bebas dari genangan-genangan air dan diusahakan agar
mudah untuk diadakan pemeriksaan dan pengamatan.
Pelaksanaan
1. Pengerjaan
a.Pelaksana harus meminta ijin kepada Konsultan Pengawas tentang cara,
waktu dan letak perlengkapan toilet.
b. Pemasangan harus kuat, rapi, bersih dan dikerjakan oleh tukang-tukang
khusus dan terbaik.
2. Jaminan Pekerjaan/Bahan Pelaksana harus memberikan jaminan secara
tertulis, bahwa semua pekerjaan harus baik dan berfungsi secara sempurna
dan dengan mengadakan test aliran air dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detil detil
sesuai gambar.
4. Bila ada perbedaan/ kelainan harus melaporkan pada Konsultan Pengawas,
dan tidak dibenarkan memulainya jika terdapat kelainan/perbedaan di tempat
itu.
5. Selama pelaksanaan harus selalu dilakukan pemeriksaan dan pengujian untuk
kesempurnaan hasil.
Spesifikasi Teknis

6. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/menganti jika terdapat kerusakan


selama masa pelaksanan dan masa garansi atas biaya kontraktor, selama
rusak bukan disebabkan pemilik.
7. Pekerjaan Wastafel/Kloset/Sink/Tempat sabun
a. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala peralatannya
sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing masing tipe
yang dipilih.
b. Peralatan dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang diseleksi baik,
tidak ada bagianyng gompal, retak atau cacat lainnya dan telah disetujui
oleh konsultan Pengawas.
c. Ketinggian konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu
serta petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam katalog/brosur.
Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua
kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh
ada kebocoran.

8. Pekerjaan Kran.
a. Semua kran yang dipakai adalah stainless steel.
b. Stop kran yang dapat digunakan jenis ball valve tipe V61, V63,
c. Stop kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gmbar.

9. Pekerjaan Floordrain (FD) dan Clean-Out (CO)


a. Floordrain dan Clean-out yang digunakan adalah stainless, lubang diameter
2” dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
dopvercrhroom dengan draad untuk clean-out.
b. Floor drain dipasang di tempat-tempat sesuai gambar
c. Floordrain dan CO yang dipasang harus sudah diseleksi baik dan disetujui
Konsultan Pengawas
d. Pada tempat tempat yang akan dipasang floordrain, penutup lantai harus
dilobangi dengan rapih.
e. Hubungan pipa dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton kedap
air
f. Setelah Floor drain dan clean-out terpasang, pasangan harus rapih
waterpass, dibersihkan dari noda-noda.

10. PEKERJAAN PLAFOND


10.1. PEKERJAAN PLAFOND
10.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan serta pemasangan langit-
langit plafond pvc dengan rangka-rangka besi hollow/sesuai standar dari vendor,
serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pemasangan seperti
yang tertera dalam gambar dan petunjuk Perencana.

10.1.2. Pengendalian Pekerjaan


NI-5-1961
SII-0458-81
PUBI-1982 Pasal 37
Spesifikasi Teknis

10.1.3. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
a.Plafond pvc lebar 200 mm, tebal 9 mm, rangka besi hollow ukuran 40 x 40 x
0,4 mm.

2. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan sekurang-kurangnya 2 (dua) lembar bahan
langit-langit dalam ukuran penuh kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk
mendapatkan persetujuannya.

3. Penyimpanan
Bahan langit-langit disimpan/ditumpuk dengan lantai terangkat, dan harus
bebas dari genangan air, dan diusahakan agar mudah untuk diadakan
pemeriksaan dan pengamatan. Tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 (dua)
meter dan diusahakan terlindung dari cuaca dan diusahakan udara masih
tetap berhembus.

10.1.4. Pelaksanaan
1. Pengerjaan
a. Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu
pemasangan langit-langit tidak merusak lantai ataupun pekerjaan-
pekerjaan lain yang telah selesai. Langit-langit hanya boleh dipasang
setelah semua pekerjaan yang akan ditutup selesai terpasang.
b. Perhatikan pemasangan langit-langit, yang berhubungan dengan lampu-
lampu, lavatory, diffuser-diffuser, AC, Pinggiran-pinggiran, dan
sebagainya. Langit-langit yang terpasang, akan tetapi harus dibuka
kembali untuk memperbaiki pekerjaan-pekerjaan yang berada di atasnya
(mekanikal, elektrikal, atau memperbaiki pekerjaan) maka harus
dipasang kembali serta mendapatkan persetujuan dari Pengelola
Teknis/Perencana.
c. Pelaksana harus membuat luban manhole sesuai kebutuhan dengan
lokasi-lokasi yang sudah mendapat persetujuan Pengelola
Teknis/Perencana.
d. Rangka harus benar-benar dipasang kuat dengan jarak penggantung
sesuai dengan standar pabrik.
e. Bagian tepi dipasang list PVC cornice
f. Sambungan antar list harus benar-benar rata sehingga tidak nampak
sambungannya.
g. Jarak antar paku sekrup pada bagian tengah papan masimum 300
mm dan pada bagian pinggir 200 mm.
h. Pemasangan sekrup pada bagian pinggir harus saling silang
(staggered)
i. Jarak sekrup dari bagian pinggir tepi ujung: 10 mm s/d 12 mm
Spesifikasi Teknis

11. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


11.1. PEKERJAAN ATAP GELOMBANG FIBER SEMEN (BEBAS ASBES)
11.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan serta pemasangan atap
fiber semen pada gedung. Hal ini sudah tertuang dalam dokumen gambar sesuai
perencana. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan penutup atap hingga
memperoleh hasil yang baik.

11.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Australian Standard AS 1397 – G550 –AZ 150, AS 3566
Standar Nasional Indonesia (SNI);
- SNI 03-1588-1989

11.1.3. Umum
- Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
harus diserahkan lebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa
dan disetujui, sebelum pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek.
- Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan
kepada Konsultan Pengawas. Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup
ukuran – ukuran, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan, untuk
diperiksa dan disetujui.
- Bahan – bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru
dan tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas. Bahan – bahan
harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari segala
kerusakan.

11.1.4. Persyaratan Bahan


- Semua bahan – bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus
seluruhnya dalam keadaan baru berkualitas baik dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
- Atap fiber semen dibuat dari fiber semen yang 100 % bebas asbes, tipe
gelombang besar dengan tebal minimal 5 mm, dengan karakter material
bebas kebisingan, tidak ada korosi, dapat dicat dan dicat ulang, tahan api,
tahan terhadap zat kimia, menggunakan ukuran 1000x3050, berat 30,5 (kg),
overlap pemasangan antar atap harus lebih dari 20 cm.
- Standart mutu tingkat I ( memenuhi standart SNI).

11.1.5. Persiapan Pelaksanaan


1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan contoh
material lengkap dengan penjelasan spesifikasi, untuk memperoleh
persetujuan dari Perencana dan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor harus membuat metode pelaksanaan dan shop drawing yang
sesuai dengan material yang akan dipakai dan telah disetujui.
3. Kontraktor harus memeriksa kembali kondisi lapangan yang akan dipakai
untuk pekerjaan penutup atap. Dan apabila kondisinya kurang baik, maka
kontraktor harus memperbaikinya agar memperoleh hasil pekerjaan yang
baik.
Spesifikasi Teknis

11.1.6. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman
dalam pekerjaan ini.
2. Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka atap harus sudah
terpasang dengan baik.
3. Penutup atap sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu disesuaikan
bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.
4. Jarak antar penutup atap harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat atap yang digunakan.
5. Pemasangan atap harus betul-betul tersusun rapi, rata dan lurus ke segala
arah sesuai dengan ketentuan dari pabrik. Kaitan antara satu atap ke atap
yang lainnya harus rapat dan saling mengunci satu sama lainnya. Pemotongan
atap harus menggunakan alat pemotong khusus.
6. Untuk atap kemiringan minimal 10 derajat;
a. Antar overlap atap minimal 20 cm
7. Pemasangan nok;
a. Jarak overlap nok dan lembaran minimal 13 cm
b. Jarak overlap nok samping minimal 12.5 cm
8. Pemotongan lembaran atap dapat menggunakan gergaji kayu atau gergaji
listrik
9. Hasil akhir pemasangan penutup atap gelombang adalah suatu permukaan
atap yang utuh, rapih dan tidak bocor. Lisplank atap harus lurus dan rapih
tanpa terlihat sambungannya.

12. PEKERJAAN HALAMAN (Apabila dikerjakan)

12.1 PEKERJAAN DRAINASE TAPAK


12.2.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-jasa
lainnya, sehubungan dengan pekerjaan pemasangan drainase horizontal dari
bangunan dan tapak ke saluran drainase lingkungan sepanjang jalan terdekat,
seperti yang tertera pada gambar-gambar dan petunjuk dari Konsultas Pengawas.
Pengadaan dan pemasangan bak-bak kontrol pada pembelokan, perubahan
ukuran pipa dan pada jarak-jarak tertentu. Pengukuran segala perijinan yang
dilakukan ke instansi yang berwenang untuk penyambungan/ pembuangan
saluran dan untuk pembuatan saluran air hujan diluar tapak. Pekerjaan yang
berhubungan dengan ini adalah; pekerjaan paving, plumbing, parkir dan halaman.

12.2.2. Pengendalian pekerjaan


Sesuai dengan :
NI-2-1971 SII-0285-84
NI-3-1970 SII-0013-81
NI-8-1972

12.2.3. Bahan-bahan
Drainase tertutup dengan Pipa buis beton diameter 30 cm dipakai, lengkap
dengan sambungan ring beton. Drainase terbuka dengan pasangan Batu bata
dan ½ buis beton diameter 30 cm diplester sesuai gambar. Ada bagian saluran
yang ditutup grill beton ukuran 20 x 40 cm tebal 7 cm dengan tulangan diameter
Spesifikasi Teknis

6 mm. Untuk bak kontrol dan pekerjaan beton lainnya syarat-syarat bahan harus
memenuhi dan sesuai syarat beton non struktur.

12.2.4. Pelaksanaan
1. Sebelum memulai Pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan Shop Drawing
kepada Konsultan Pengawas. Shop Drawing tersebut memperlihatkan dengan
lengkap ukuran dimensi lokasi, elevasi, kemiringan dari saluran dan bak-bak
kontrol gambar-gambar tersebut harus dibuat dalam skala yang cukup besar
sehingga memudahkan pemeriksaan dan pelaksanaan.
2. Galian tanah: Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan yang cukup,
disesuaikan dengan keadaan/kondisi setempat, dalam hubungan untuk
menghindarkan reruntuhan, terutama pada saat hujan. Ukuran dan
kedalaman galian sesuai dengan arahan Konsultan Pengawas, jika terjadi
perubahan/atau ketidaksesuaian kondisi lapangan.
3. Urugan pasir: sebelum saluran dipasang, dasar galian harus diurug dengan
pasir setebal 10 cm.
4. Penanaman pipa, Pipa diletakkan diatas landasan pasir yang tidak dipadatkan
dengan posisi sesuai dengan liner grade yang tertera pada gambar.
5. Landasan pasir dibawah pipa dibuat tebal 10 cm pada posisi dibawah
sambungan harus disediakan alur ukuran 5 x15 cm sehingga pipa mendapat
tekanan merata.
6. Urugan pasir dilakukan pada posisi-posisi pipa sampai tinggi setengah pipa
dan pasir dipadatkan dengan alat penimbris dari besi yang selama pekerjaan
berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula, tidak boleh terjadi
pergeseran.
7. Urugan selanjutnya menggunakan tanah urug dan dipadatkan secara merata
dengan tanah urug, pasir dan sirtu per 20 cm distamper dan dilakukan
penyiraman, serta dipastikan padat dan tidak ada area yang berongga.
8. Pemadatan hanya boleh dilakukan pada posisi sebelah menyebelah pipa saja.
Pemadatan dengan alat hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam tidak
kurang dari 60 cm.
9. Selama tidak ditentukan lain, persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton dan
pekerjaan sipil lainnya mengikuti persyaratan pada pekerjaan struktur.
10.Saluran dibuat miring dengan gradasi kemiringan yang konstan antara 1- 1,5%
sepanjang saluran sesuai gambar.

12.2 PASANGAN CONCRETE BLOCK PAVEMENT / CONBLOCK (Apabila dikerjakan)


12.3.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi bahan, peralatan, tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan concrete block pavement (conblock):
1. Pemasangan sirtu yang dipadatkan dengan stamper dan mesin wales/giling.
2. Pemasangan pasir yang dipadatkan setebal 5cm di atas sirtu.
3. Pemasangan pasir pada celah-celah paving.
4. Perataan permukaan paving.
5. Pekerjaan yang berhubungan: pemasangan sirtu, pemasangan pasir beton,
pemasangan kanstin.

12.3.2. Pengendalian Pekerjaan


Sesuai dengan standar :
NI-2-1971 SII-0013-81
Spesifikasi Teknis

NI-3-1970 PUBI-1982
Persetujuan:
1. Contoh bahan guna persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana,
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan yang akan
dipakai
2. Mock-up/Contoh pemasangan: Sebelum memulai pemasangan, kontraktor
harus membuat contoh pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola
pemasangan dan warnanya. Mock-up yang telah disetujui harus dibubuhkan
tanda tangan Konsultan Pengawas dan akan dijadikan standar minimal untuk
pemasangan.
3. Brosure: Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis
bahan yang akan dipakai.

12.3.3. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
Ukuran: - Type holland persegi 10 x 20 cm tebal 8 cm.
Bentuk dan Warna sesuai gambar dengan persetujuan Pengawas dan
Perencana. Pola pemasangan: sesuai gambar

2. Estetis
c. Kuat tidak mudah rusak/pecah terkena beban, tahan lama.
d. Pemeliharaan mudah.
e. Pembuatan dengan mesin.
f. Mempunyai bentuk yang merata (bagian tengah, tepi dan sudut) sehingga
dapat mengahasilkan hubungan yang rapat dan kompak tidak terjadi celah-
celah.

3. Pengujian Bahan
Bahan harus mempunyai kekuatan tekan K 300

4. Contoh bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan,
dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang
telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas .

12.3.4. Pelaksanaan
1. Persiapan Pemasangan.
2. Pengurugan tanah.
a. Pemadatan tanah dengan mesin wales/giling/stamper.
b. Penambahan dan pemadatan base course setebal 15 cm dan sub base
setebal 20 cm.
c. Penebalan dan pemadatan pasir pasang/beton setebal 5 cm.
d. Pemotongan paving harus menggunakan alat potong mesin.
e. Kemiringan pavement untuk keperluan mengalirkan air hujan disesuaikan
dengan gambar.
3. Pemasangan:
a. Blok-blok dipasang di atas lapisan pasir yang sudah dipadatkan setebal 5
cm.
b. Pola pemasangan disesuaikan dengan gambar, demikian juga as
pemasangannya.
Spesifikasi Teknis

c. Pemasangan blok-blok ini diatur sedemikian sehingga bagian memanjang


daripada blok membentuk sudut 90 derajat terhadap garis tengah jalan.
d. Blok-blok dipasang saling mengikat.
e. Pada bagian tepi blok-blok di batasi oleh kerb (penghalang) yang dicetak
dengan ukuran tertentu/standar.
f. Pemasangan kerb ini sedemikian sehinga tidak terjadi pemotongan.
g. Bilamana ternyata diperlukan juga pemotongan kerb, maka harus
dilakukan dengan pembelah hidraulic.
h. Bidang permukaan kemudian diratakan dengan stamper.
i. Pasir halus yang baik disapukan kedalam celah celah antar paving,
sehingga celah terisi penuh dengan pasir dan pasangan menjadi kencang
dan kuat/mantap.

12.3 TANAMAN (Apabila dikerjakan)


12.4.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan – bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini guna
mendapatkan hasil yang baik. Selain itu kontraktor juga melakukan hal-hal yang
terkait dengan pekerjaan tanaman diantaranya ;
1. Pekerjaan persiapan pembentukan tanah.
- Pekerjaan penanaman pohon peneduh / pelindung, tanaman penutup dan
rumput.
- Pekerjaan perawatan / pemeliharaan tanaman.

12.4.2. Bahan-bahan
1. Semua jenis tanaman, baik tanaman hias, pohon peneduh, tanaman penutup,
maupun rumput yang akan ditanam harus disetujui Konsultan Pengawas dan
sesuai petunjuk Gambar Kerja serta mengikuti semua persyaratan dalm
Spesifikasi Teknis ini. Daftar tanaman dan jarak penanaman dapat dilihat
dalam Gambar Kerja.
2. Tanaman rumput yang dipilih untuk ditanam harus sesuai dengan petunjuk
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Penanaman dalam
bentuk rumpun.
3. Pupuk kandang yang berasal dari sapi atau kuda yang telah kering dan matang
digunakan untuk meningkatkan unsur mikro dan makro. Pupuk kandang harus
bersih dari gumpalan akar rumput dan tanaman liar serta dalam keadaan
sudah hancur (tak terdapat bongkahan).
4. Pupuk buatan yang mengandung unsur – unsur NPK seperti Rustica Yellow (15
: 15 : 15) digunakan untuk mendorong pembentukan akar, bunga dan buah.
5. Pupuk buatan ZA atau Urea digunakan untuk pemupukan rumput.
6. Tanah urug yang dipakai harus dari jenis tanah subur yang bersih dari bekas
bahan bangunan, batu – batuan, rumput maupun tanaman. Tanah subur ini
terdiri dari campuran tanah baik dan pupuk kandang yang telah kering dan
matang, dengan perbandingan jumlah 1 : 1.
Spesifikasi Teknis

12.4.3. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Umum
- Pelaksanaan pekerjaan persiapan, pembentukan dan pembersihan tanah
harus sudah dilaksanakan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan ketentuan
Spesifikasi Teknis ini.
- Pemasangan patok – patok berikut keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis
tanaman.
- Setelah pembentukan dan penyelesaian tanah dengan bentuk /
kemiringan / garis ketinggian sesuai Gambar Kerja, pekerjaan lubang
galian dapat dilaksanakan untuk persiapan penanaman.
- Semua penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau setelah pukul
15.30 agar tidak banyak terjadi penguapan dan kekeringan yang
terlampau cepat bagi tumbuh – tumbuhan tersebut kecuali penanaman
yang dilakukan di tempat yang terlindung dari matahari langsung dapat
dilakukan setiap saat.
- Semua tanaman yang disuplai harus dalam keadaan sehat dan utuh
dalam arti :
a. Tanaman tidak terkena hama penyakit, serangga atau jamur.
b. Cabang, akar dan daun tidak dalam keadaan patah atau sobek.
c. Kondisi tanaman (tinggi dan diameter tajuk) harus sesuai permintaan.
- Pemindahan tanaman harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a. Tanaman pohon yang akan dipindahkan, harus dipersiapkan dalam
keadaan digali minimal 1 minggu sebelum dipindahkan, dan daun dan
percabangan dipangkas secukupnya untuk kemudian dilanjutkan
dengan pembungkusan akar.
b. Tanaman pohon yang telah berada dalam wadah dapat langsung
dibawa ke lokasi penampungan tanaman pada masing – masing lokasi,
dan disimpan disana sampai saat penanaman tiba.
c. Tanaman semak / perdu dan penutup tanah (ground cover) disiapkan
dalam keadaan akar terbungkus.

2. Persiapan Lahan
- Pematokan harus dilakukan untuk menentukan titik – titik penanaman.
Kegiatan dapat dilanjutkan setelah lokasi titik / patok disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
- Persiapan lahan dengan cara penggalian harus dilakukan untuk
mengangkat dan memisahkan tanah dari puing – puing sisa bahan
bangunan berupa paku – paku, Batu bata , kayu dan sisa bahan kimia bila
ada.
- Penggalian harus dilakukan minimal sedalam 400 mm untuk tanaman
perdu dan minimal 600 mm untuk tanaman pohon, untuk memastikan
bahwa lapisan tanah yang mengandung puing telah terangkat semua.
- Untuk meningkatkan unsur mikro dan makro yang dikandung tanah,
pupuk kandang yang telah matang harus dicampur dengan tanah yang
telah dibuka dan dibalik, dengan perbandingan 1 : 1.
Spesifikasi Teknis

3. Penanaman
Tanaman harus didatangkan sesuai dengan jadual kerja penanaman, untuk
menghindarkan tanaman berada terlalu lama dalam penampungan, dan
harus dilaksanakan sebagai berikut:
- Tanaman yang akan ditanam harus berupa tanaman yang berasal dari
tempat penampungan atau yang telah mengalami masa persiapan dalam
galian tempat semula, dengan tinggi minimal yang telah ditetapkan.
- Pertama gali lubang yang besar, lebih besar dari ukuran wadah
tanaman, dan sisihkan di sekitar lubang galian.
- Ke dalam lubang tersebut dimasukkan tanah subur dan tinggalkan
sejumlah tertentu untuk dicampurkan dengan tanah galian tadi yang
akan dikembalikan lagi ke dalam lubang galian semula.
- Dengan berhati – hati, keluarkan tanaman dari wadahnya dan
tempatkan dalam lubang galian.
- Kemudian kembalikan tanah galian ke sekitar akar, padatkan dengan
hati – hati agar tidak terdapat kantong udara.
- Ketika lubang telah terisi tanah 2/3 bag, padatkan perlahan dengan kaki
dan siram dengan baik.
- Tanah di sekitar dasar tanaman harus diberi cekungan agar air dapat
mengalir dengan sendirinya ke arah batang tanaman.
- Tanaman harus ditahan dengan kayu air / stegger untuk menahan
tanaman yang belum seimbang.
- Elevasi permukaan rumput dan tanaman penutup harus sesuai dengan
Gambar Kerja.
- Tanah yang akan ditanami rumput dan tanaman penutup harus digali /
dikupas sedalam 200 – 300 mm, dan kemudian diisi dengan tanah urug.
- Setiap kali selesai pelaksanaan penanaman rumput dan tanaman
penutup, harus segera dilakukan penyiraman dengan air yang bebas dari
bahan / zat yang dapat mematikan tanaman.
- Galian lubang-lubang tanaman sesuai dengan petunjuk-petunjuk di
gambar yaitu;
a. Untuk pohon 60 x 60 cm sedalam 60 cm
b. Untuk semak sedalam 40 cm.

4. Pemeliharaan Tanaman
Pekerjaan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, penggantian
tanaman dan rumput yang rusak, pemangkasan, pemupukan,
pemberantasan hama. Pekerjaan pemeliharaan tanaman dilaksanakan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
- Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Gambar
Kerja, ketentuan Spesifikasi Teknis dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
- Pemeliharaan harus dilaksanakan Kontraktor segera setelah pekerjaan
penanaman selesai. Masa pemeliharaan sesuai ketentuan dalam
Kontrak.
- Selama itu, Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara semua
tanaman dan mengganti setiap tanaman yang rusak atau mati.
- Semua penggantian tanaman dengan yang baru menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Spesifikasi Teknis

- Pemeliharaan tanaman harus disesuaikan dengan sifat dan jenis


tanaman yang ditanam.
- Bahan dan peralatan yang dipergunakan daalm setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan harus benar – benar baik, memenuhi standar pengerjaan
yang dibutuhkan dan tidak merusak tanaman.
- Pupuk dan obat anti hama yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
- Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna
tanaman yang ditanam dan disetujui Konsultan Pengawas.

5. Penyiraman
Penyiraman harus dengan air bersih yang bebas dari segala bahan organik /
zat kimia / bahan lain yang dapat merusak pertumbuhan tanaman.
Penyiraman dilakukan dengan cara :
- Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman seperti emrat yang
memiliki lubang banyak pada ujung keluarnya air sehingga dapat
menyebar air secara merata ke seluruh permukaan tanah yang disiram.
- Memakai slang air terbuat dari plastik yang dihubungkan dengan kran /
sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan cara
memancarkan air menggunakan nozzle atau sprinkler.
- Penyiraman dilakukan secara teratur terutama di musim kemarau bagi
tanaman dan rumput yang baru ditanam dan juga bagi tanaman dalam
tempat penampungan.
- Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman dan rumput
yang baru ditanam dan semua tanaman dalam penampungan
sementara, sebelum pukul 10.00 pada pagi hari dan sesudah pukul 15.30
pada sore hari sampai tanaman tersebut tumbuh sehat dan kuat.
- Semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tumbuh baik dan
kuat harus disiram satu kali sehari pada sore hari setelah pukul 15.30.
- Penyiraman dilakukan sampai cukup membasahi bawah permukaan
tanah.
- Tanaman yang masih terlihat cukup basah tanahnya pada sore hari, tak
perlu disiram lagi.
- Penyiraman yang berlebihan tidak diijinkan. Air harus dapat terserap
baik oleh tanah di sekitar tanaman.

6. Penyiangan
- Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi
tanaman pohon dan rumput.
- Penyiangan bagi tanaman rumput dilakukan untuk mencabut segala
tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda dengan jenis rumput yang
ditanam. Alat yang dipakai adalah alat pancong atau cangkul garpu kecil.

7. Penggantian Tanaman
- Kontraktor wajib melakukan penggantian setiap pohoh, tanaman
penutup atau rumput yang ditemukan rusak atau mati.
- Semua penggantian dengan tanaman baru menjadi tanggung jawab
Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
- Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna
tanaman yang ditanam dan disetujui Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis

- Penggantian tanaman harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga


tidak merusak tanaman lain di sekitarnya pada saat mencabut dan
menanam yang baru.
- Penggantian tanaman dilaksanakan pada sore hari antara pukul 15.30 –
18.00 dan dilanjutkan dengan penyiraman.

8. Pemangkasan
- Kontraktor wajib melakukan penggantian setiap pohoh, tanaman
penutup atau rumput yang ditemukan rusak atau mati.
- Semua penggantian dengan tanaman baru menjadi tanggung jawab
Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
- Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna
tanaman yang ditanam dan disetujui Konsultan Pengawas/MK.
- Penggantian tanaman harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak tanaman lain di sekitarnya pada saat mencabut dan
menanam yang baru.
- Penggantian tanaman dilaksanakan pada sore hari antara pukul 15.30 –
18.00 dan dilanjutkan dengan penyiraman.

9. Pemupukan
- Pupuk kandang yang matang digunakan untuk membuat tanah sehat /
subur yang terdiri dari campuran pupuk kandang dan tanah baik dengan
perbandingan 1 : 1 yang akan digunakan untuk pekerjaan penimbunan.
- Pupuk buatan NPK diberikan kepada tanaman pohon peneduh setelah
tanaman tersebut melampaui masa tanah 3 (tiga) bulan.
- Pupuk buatan NPK diberikan sebanyak 25 gram setiap tanaman untuk
mendorong pembentukan akar dan pembuahan.
- Pemupukan dilakukan dengan menanamkannya di dalam tanah sedalam
minimal 100 mm di sekeliling tajuk pohon, pada setiap jarak 600 mm.
- Pemupukan harus diulang 3 (tiga) bulan kemudian.
- Pupuk buatan ZA atau Urea untuk rumput harus diberikan sebanyak 12
gram/m2. Pemupukan dilakukan sebulan sekali. Pupuk harus dilarutkan
dengan air kemudian disemprotkan dengan sprayer ke permukaan
rumput.

10. Pemberantasan Hama Penyakit


- Pemberantasan hama penyakit dilakukan sebelum tanaman tersertang
penyakit.
- Pemberantasan untuk hama (serangga dan ulat) dilakukan dengan cara
penyemprotan keselurh permukaan daun, batang dan cabang.
- Bahan yang dipakai adalah pestisida yang memenuhi ketentuan
Pemerintah Republik Indonesia.
- Untuk pemberantasan jamur dan sejenisnya digunakan fungisida Dithane
M-45 yang dicampur air (2 gr/liter air). Pemberantasan dilakukan dengan
penyemprotan ke seluruh permukaan daun, batang dan cabang.
- Untuk memberantas penggerek batang, digunakan BHC dan untuk
memberantas siput darat digunakan Metdex yang disebarkan di sekitar
pohon.
- Penyemprotan hama dan jamur :
a. Untuk rumput dilakukan 2 (dua) bulan sekali.
Spesifikasi Teknis

b. Untuk tanaman dilakukan 1 (satu) bulan sekali.


- Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian. Untuk
penyemprotan dari jenis obat yang berbeda jangan dilakukan sekaligus
tetapi beda waktu selang 2 (dua) minggu.
Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

1. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. PERSYARATAN TEKNIS UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan MEP sehingga seluruh sistem MEP bekerja
dengan sempurna. Lingkup pekerjaan mekanikal elektrikal plumbing (sudah termasuk
sistem utama, jaringan, dan peralatan pendukung) adalah :
1. Plumbing
a. Air Bersih
b. Air Panas
c. Air Bekas, Kotor dan Vent
d. Saluran Air Hujan
2. Pemadam Kebakaran
3. Listrik Arus Kuat
4. Proteksi Petir
5. Listrik Arus Lemah
a. Fire Alarm
b. Sistem Tata Suara (Public Address)
c. Telepon
d. Jaringan Komunikasi Data
e. TV
6. Pengkondisian Udara & Ventilasi Mekanik

2. PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada
Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi
Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. Kontraktor dianggap
sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional dari
Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai,
tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :

1.1. Listrik Arus Kuat (L.A.K)


2.1.1 SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.
Spesifikasi Teknis

2.1.2 SNI-04-0255-2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (2011).


2.1.3SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.
2.1.4 SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.
2.1.5 SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat,
Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
2.1.6 SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan
Buatan pada Bangunan.
2.1.7 SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat
2.1.8Standard Internasional antara lain : IEC, DIN,BS dll.
2.1.9Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
1.2. Listrik Arus Lemah (L.A.L)
2.2.1SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
2.2.2Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tgl. 30 Desember
2008 tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
2.2.3 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
2.2.4 Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran Aktif,
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012
2.2.5 UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia
2.2.6 Wisi, CATV System Refferenc
2.2.7Sony, CATV Equipmen
2.2.8AVE, VOE, PI, UIL
1.3. Plumbing
2.3.1 Peraturan Daerah (PERDA) setempat.
2.3.2 Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
2.3.3Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plumbing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
2.3.4 Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011.
2.3.5 SNI 8153-2015 tentang Sistem Plumbing pada bangunan gedung.
2.3.6Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.58 tahun 1995 tentang Baku Mutu
Limbah Rumah Sakit.
2.3.7Keputusan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Mutu Air Minum
2.3.8Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. Pemadam Kebakaran
2.5.1 SNI-03-1745-2000 tentang Pipa tegak dan Slang.
2.5.2 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tg. 30 Desember
2008 tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
2.5.3 Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran Aktif,
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012.
Spesifikasi Teknis

2.5.4 LITERATURE DAN / ATAU REFERENCE


2.5.5 National Fire Codes :
- NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
- NFPA-14, Standard for The Installation Standpipe and Hose Systems
- Mc. Guiness, Stein & Reynolds
- Mechanical & Electrical for Buildings
1.4. Pengkondisi Udara
2.6.1 SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
2.6.2 SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
2.6.3 SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National
Association).
2.6.4 ASHRAE 62-2001 Standard of Ventilation for Acceptable IAQ.
2.6.5 ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning
Engineers)
- Fundamental Handbook
- System & Application Handbook .
2.6.6ASHRAE HVAC Design Manual for Hospital and Clinics.
2.6.7ASHRAE Handbook Series
2.6.8 NFPA Standard.
2.6.9 Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Instalasi Tata Udara,
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012.

3. GAMBAR-GAMBAR
3.1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
3.2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan
mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
3.3. Gambar-gambar Arsitek, Struktur serta Specialis lainnya (bila ada) harus dipakai
sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
3.4. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “Shop Drawing” kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan
disetujui terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-
gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain
yang berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti
membebaskan Kontraktor dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung
jawab atas pemenuhan kontrak.
3.5. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built
Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance
Spesifikasi Teknis

Manual, harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan


pertama pekerjaan dalam rangkap 3 (tiga) terdiri dari 1 (satu) asli berikut
softcopy dalam flashdisk dan 2 (dua) cetak copyan dan dijilid serta dilengkapi
dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A1 atau A3 atau
disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini harus benar-benar
menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E yang ada termasuk dimensi
perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan
dan informasi lainnya sehingga jelas.
3.6. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli
(original) berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 3 (tiga) set
dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam
ukuran A4.

4. KOORDINASI
4.1. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor lainnya, agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
4.2. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
4.3. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari
Konsultan Pengawas, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibat menjadi tanggung jawab Kontraktor ini.

5. RAPAT KOORDINASI LAPANGAN


5.1. Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat koordinasi proyek yang
diatur oleh Konsultan Pengawas.
5.2. Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta
bisa memberi keputusan terhadap sebagian masalah.

6. PERALATAN DAN MATERiAL


Semua peralatan dan bahan harus baru, sesuai dengan brosur yang dipublikasikan,
sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan (maupun pada gambar-gambar rencana), dan
merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.

6.1. Persetujuan Peralatan dan Material


6.1.1 Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material,
Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 3 (tiga) yang didalamnya
tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana antara lain :
Spesifikasi Teknis

- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang
tercetak jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau
kurva yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi
peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
- Quality Assurance (atau Certificate of Quality)
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa
tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam
jangka waktu tertentu dengan baik.
- Guarantee
Adalah data-data yang menyatakan bahwa peralatan yang dipasang
benar bergaransi dari pabrik.
- After sale Service.
Data-data tertulis yang dikeluarkan oleh pabrik maupun Toko
/Distributor yang menyatakan kesanggupan service dalam jangka waktu
tertentu serta kesanggupan panggilan service yang bersifat mendadak
apabila terjadi kerusakan di luar servis rutin.
6.1.2 Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan
diberikan atas dasar atau sesuai dengan ketentuan di atas.
6.2. Contoh Peralatan dan Material
6.2.1 Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang
kepada Konsultan Pengawas paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar
material disetujui. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
6.2.2 Konsultan Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan
dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan
pengambilan contoh/ dokumen ini.
6.3. Peralatan dan Bahan Sejenis
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus
diproduksi pabrik (bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat
dipertukarkan.
6.4. Penggantian Peralatan dan Material
6.4.1 Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada
peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus
dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor .
6.4.2 Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu
hal yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai
penggantinya harus lebih baik (better) yang disetujui.
Spesifikasi Teknis

6.4.3 Bila Konsultan Pengawas/pengawas dan tim teknis membuktikan bahwa


penggantinya itu betul lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian
tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.
6.5. Pengujian dan Penerimaan
6.5.1 Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi
Konsultan Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah
ditest oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke
lapangan.
6.5.2 Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan
baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari
peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi
fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka
seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan berdasarkan
Berita Acara oleh Konsultan Pengawas.
6.6. Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan/material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
7.1. Pelaksanaan pemasangan
7.1.1 Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas
dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini
adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan
dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap
dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi aksesoris
yang dipakai. Konsultan Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak
mengikuti ketentuan tersebut diatas.
7.1.2 Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/
kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat
keraguan-keraguan, Kontraktor harus segera menghubungi Konsultan
Pengawas untuk berkonsultasi.
7.1.3 Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya
tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila terjadi
kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu
pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas atas rekomendasi Konsultan Perencana.
7.1.4 Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan
dalam menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh
Kontraktor sesuai actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi
Spesifikasi Teknis

lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib


menghitung kembali performanya dari peralatan tersebut dan memintakan
persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
7.2. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
7.2.1 Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian
dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
7.2.2 Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang
ada kepada Konsultan Pengawas sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan
dikirim oleh Konsultan Pengawas dan kepada Konsultan Perencana.
7.2.3 Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor
kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas secara tertulis.
7.3. Sleeves dan Inserts
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus
dipasang oleh Kontraktor. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang
peralatan, termasuk inserts untuk penggantung (hangers) dan penyangga lainnya
harus dipasang oleh Kontraktor.

7.4. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


7.4.1 Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan
dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula,
menjadi lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi ini.
7.4.2 Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila
ada persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.
8. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang sama,
sehingga nampak seperti baru kembali.
8.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan
8.1.1. Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di
lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai
kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab
penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
8.1.2. Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat pekerjaan
pada saat diperlukan/dikehendaki oleh Konsultan Pengawas.
9. Pengawasan
9.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis

9.2. Konsultan Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap
bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.
9.3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan Pengawas adalah tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9.4. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas
pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Kontraktor, agar
pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian
Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta
cermat.

10. Laporan-laporan
10.1. Laporan Harian dan Mingguan
10.1.1 Kontraktor wajib membuat laporan harian dan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai:
 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan secara
lisan maupun tertulis.
 Jumlah material masuk/ditolak.
 Jumlah tenaga kerja dan keahliannya
 Keadaan cuaca
 Pekerjaan tambah/kurang
 Prestasi rencana dan yang terpasang
10.1.2 Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditandatangani oleh manajer proyek harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk diketahui/disetujui.
10.2. Laporan Pengetesan
10.2.1 Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
 Hasil pengetesan mesin atau peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, tegangan, tekanan,
dll
10.2.2 Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

11. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS


11.1. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor instalasi ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua)
minggu, atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis

11.2. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh


Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Konsultan Pengawas
dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

12. KANTOR KONTRAKTOR, LOS KERJA DAN GUDANG


12.1. Kontraktor diharuskan untuk membuat kantor, gudang dan los kerja di halaman
tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan,
penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat
kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi
berlangsung.
12.2. Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih
dahulu mendapatkan ijin dari pemberi tugas/Konsultan Pengawas.

13. PENJAGAAN
13.1. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus
selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat
kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
13.2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang
tersebut di atas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

14. AIR KERJA


14.1. Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan
sebagainya harus disediakan oleh pihak Kontraktor.
14.2. Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (existing) harus dilengkapi
dengan meter air, dan berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas terlebih
dahulu.

15. PENERANGAN, SUMBER DAYA LISTRIK


15.1. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
15.2. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber
tenaga/daya kerja harus diusahakan oleh Kontraktor. Bila menggunakan daya
listrik dari bangunan existing, harus dilengkapi dengan KWh meter dan
berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

16. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN


16.1. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan
tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan
bersih.
Spesifikasi Teknis

16.2. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang


maupun di luar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan
jalannya pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
16.3. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh
Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan.

17. KECELAKAAN DAN PETI PPPK


17.1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini,
maka Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna
kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut
kepada instansi dan departement yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini
Polisi dan Department Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
17.2. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan
pertama pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

18. TESTING DAN COMMISSIONING


18.1. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai
dengan prosedur testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi
yang berwenang.
18.2. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor termasuk daya listrik untuk
testing.

19. GARANSI, MASA PEMELIHARAAN & SERAH TERIMA PEKERJAAN


19.1. Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus digaransi.
19.2. Masa pemeliharaan berlaku sesuai dalam kontrak.
19.3. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
19.4. Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Kontraktor diwajibkan
mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
19.5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi tidak melaksanakan
teguran dari Konsultan Pengawas atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang
diperlukan, maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
Kontraktor instalasi ini.
19.6. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat
Spesifikasi Teknis

mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan


pemeliharaannya.
19.7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh
Kontraktor dan Konsultan Pengawas.
19.8. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Kontraktor harus menyerahkan
daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan
dilengkapi dengan gambar detail/photo dari masing-masing komponen
tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan
kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
19.9. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah :
 Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan
Konsultan Pengawas.
 Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating
Instruction, Technical dan Maintenance Manuals rangkap 3 (tiga)
terdiri atas 1 (satu) set asli dan 2 (dua) copy telah diserahkan kepada
Konsultan Pengawas.

19.10. Test commisioning (tes fungsi dan nyala sesuai spesifikasi)


Setiap tes commisioning seluruh instalasi dan peralatan harus buatkan berita
acara tes dengan hasilnya dan dipastikan seluruh instalasi pelatan MEE
plumbing yang terpasang berfungsi dengan baik sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan. Bila peralatan mengalami kegagalan dalam pengetesan-
pengetesan yang disyaratkan di dalam spesifikasi teknis ini, maka kontraktor
pelaksana bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai
peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan
ulang dan berita acara pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan pihak-pihak yang terkait.

20. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies
buku Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala sesuatunya
atas biaya Kontraktor.
Spesifikasi Teknis

15. PEKERJAAN PLUMBING


1. Umum
1.1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
1.3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, air panas beserta instalasinya,
pengelolaan air kotor dan drainase air hujan termasuk: pemilihan, pengadaan,
pemasangan serta pengujian material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem
plumbing dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan benar sesuai gambar
rencana dan persyaratan ini.
2.2. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plumbing.
2.3. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan peil
banjir.
2.4. Sistem dan unit-unitnya meliputi :
- Jaringan pipa-pipa air bersih untuk di luar dan dalam bangunan.
- Jaringan pipa-pipa air panas untuk di dalam bangunan.
- Jaringan pipa-pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
- Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
- Jaringan pipa-pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site) dan
disalurkan menuju drainase lingkungan.
- Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih dan air buangan
lengkap dengan panel kontrolnya.
3. Penjelasan Sistem
3.1. Air Bersih
3.1.1. Suplai Air Bersih (Fresh Water) yang akan melayani gedung ini di ambil dari
jaringan Rootank Existing.
3.1.2. Dari Existing, air dipompa dengan pompa pelontar menuju Rooftank Air
Bersih gedung dengan kapasitas serta head pompa sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar rencana.
3.1.3. Dari Rooftank gedung baru, air didistribusikan menggunakan pompa booster
dengan VFD ke masing-masing fixture unit.
Spesifikasi Teknis

3.2. Air Buangan


3.2.1. Air buangan mencakup air bekas dan air kotor, Air buangan kitchen, & air
buangan limbah infeksius.
3.2.2. Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak cuci tangan, kamar
mandi, pengering lantai dan kitchen sink.
3.2.3. Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal dan water closet.
3.2.4. Air limbah kitchen adalah untuk jenis air buangan dari kitchen zink yang
diestimasikan masih banyak kandungan lemaknya.
3.2.5. Air limbah kimia adalah untuk jenis air buangan dari bak laboratorium yang
diestimasikan masih banyak kandungan bahan berbahaya ditampung
secara khusus, diambil dan diolah oleh pihak ketiga .
3.2.6. Instalasi pipa air bekas dan air kotor, kitchen dilengkapi dengan pipa
ventilasi udara.
3.2.7. Pada proyek ini, sistem untuk pengelolaan air buangan ini adalah :
- Air bekas dan air kotor ditampung dalam bak sementara gedung, yang
kemudian disalurkan menuju peresapan dan septictank dengan.
- Air limbah infeksius dari peralatan laboratorium dan lainnya ditampung
dalam bak khusus sebelum diambil untuk diolah oleh pihak ketiga.
3.3. Air Hujan dan Drainase
Air Hujan yang jatuh di atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak menuju
ke dalam saluran air hujan halaman/drainase site secara gravitasi menuju sumur
resapan dan dioverflow ke saluran drainase lingkungan.

4. Ketentuan Bahan dan Peralatan


Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan gambar
rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum pemasangan
guna mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
Material-material yang dipakai meliputi :
3.4. Pompa–Pompa
Semua pompa harus dilengkapi dengan pondasi pompa, peredam getaran, serta
manometer. Pada pipa tekan harus dilengkapi dengan Gate valve, Check Valve,
Flexible joint, dan perlengkapan lainnya sehingga sistem pompa dapat berjalan
sesuai dengan fungsinya.
Selain itu dilengkapi pula dengan pipa pemeriksa aliran berikut gate valve & pipa
pembuangan dari lubang drain pompa ke saluran pembuangan.
Unit dilengkapi dengan starter panel pompa dan pressure switch untuk
menjalankan pompa secara otomatis.

3.4.1. Rooftank
 Kapasitas Rooftank sesuai RAB.
 Roof tank berbentuk tabung terbuat dari Stainless Stell yang sudah
termasuk dengan dudukannya.
Spesifikasi Teknis

3.4.2. Pipa–pipa
- Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa uPVC kelas AW (10
kg/cm2) dengan sambungan solvent cement atau sesuai dengan jenis
pipanya.
- Untuk pipa-pipa vent digunakan pipa uPVC dengan sambungan solvent
cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.
- Pipa air hujan digunakan pipa uPVC (10 kg/cm²) dengan sambungan solvent
cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.
- Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.
- Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam
keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun
di dalam pipa itu sendiri.
- Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam
beton/dinding.
3.5. Katup-katup (Valve)
a. Floating Valve
Body material yang dipakai adalah bronze grade CAC 430 dengan Pressure
Balanced type Float Valve.
b. Strainer
Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern, cast
iron body (untuk 16 bar) dengan SS screen 3 mm perforations.
Untuk ukuran 2” dan ke bawah body material terbuat dari bronze.
c. Gate Valve (Rising dan Non Rising Stem)
 Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron body
dilengkapi dengan open/shut indicator untuk Non Rising Stem. Working
Pressure minimal 12 bar.
 Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body
sesuai standar BS 5154 series B, screw ends BS 21 N.R.S, working
pressure : minimal 12 bar.
d. Check Valve :
 Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk
screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
 Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material
cast iron untuk ukuran 65 mm dan ke atas
 Tekanan kerja minimal 12 bar.
e. Rubber Flexible/Expansion Joint (Flange Connection)
 Adalah spherical shape ball design, single/double sphere, terbuat dari
neoprene rubber dengan nylon reinforcement (cloth reinforcement tidak
dapat diterima).
 Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel
flange end. Working pressure : minimal 12 bar.
Spesifikasi Teknis

 Untuk 20/25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus dilengkapi


control plates, control nuts dan control rods dan single sphere.
f. Rubber Flexible/Expansion Joint (Screw Connection)
 Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene
rubber dengan nylon reinforcement (cloth reinforced tidak dapat
diterima).
 Rubber flexible/expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus
complete dengan malleable iron threaded BS21 union end connection.
Semua rubber flexible/expansion joints harus mempunyai working
pressure : 12 bar.
 Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾” dan lebih
besar harus dengan A 105 forged steel threaded (NPT) union ends
connection.
g. Katup-katup lainnya
Katup – katup lainnya yang tidak disebutkan diatas, minimal mempunyai
working pressure 12 bar.
3.6. FLOOR DRAIN
 Floor drain yang digunakan di sini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 50 mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
 Floor Drain terdiri dari:
- Chromium plated bronze cover and ring
- PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for
water prooving
 Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:
Outlet diameter Cover diameter
2" 4"
3" 6"
4" 8"
3.7. FLOOR CLEAN OUT
 Floor Clean Out yang digunakan di sini adalah Surface Opening Waterprooved
Type.
 Floor Clean Out terdiri dari :
- Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterprooving
 Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
mudah dibuka dan ditutup.
3.8. ROOF DRAIN
 Roof Drain yang digunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproof menggunakan double floordrain.
Spesifikasi Teknis

 Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
bangunan.
 Roof Drain terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing
- Bitumen Coated cover dome type
3.9. P" TRAP
 P" TRAP yang digunakan di sini harus jenis single inlet.
 Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.
 Material P" TRAP yang digunakan harus mengacu pada pipa air kotor/bekas
yang digunakan.
 Pemasangan P” TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipa
buangan air limbah yang menuju bak sewage.
3.10. Alat-alat Plumbing
 Alat-alat peturasan/urinal dari type flush valve.
 Water closet yang dipakai harus dari kualitas terbaik.
 Produk sanitary fixtures yang digunakan sesuai spesifikasi Arsitek.
Alat-alat Bantu (Accesories)
Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis sesuai
dengan bahan pipanya.
4. Persyaratan Teknis Pemasangan
4.1. Pompa
4.1.1. Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
4.1.2. Pompa harus diletakan di atas pondasi menurut petunjuk pabrik dan
disesuaikan dengan berat, daya, putaran dan dimensi pompa.
4.1.3. Semua pompa harus dilengkapi:
 Pada pipa hisap dilengkapi dengan gate valve, strainer dan flexible joint,
Pada pipa tekan dilengkapi dengan gate valve, check valve, flexible joint
dan manometer serta dilengkapi dengan panel board signal yang
menunjukkan bahwa pompa sedang bekerja atau tidak.
 Alat-alat penunjang lainnya agar pompa dapat bekerja dengan baik.
4.1.4. Pengkabelan dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control, alarm
dan lain-lain) harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa sistem bekerja
dengan baik.
4.1.5. Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir
dan total head berdasarkan peralatan/mesin (sesuai dengan penawaran) yang
dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.
4.2. Pipa–pipa
a. Umum
 Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus
sesuai dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang
benar untuk menjamin kebersihan serta kerapihan.
Spesifikasi Teknis

 Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang/disambung.
 Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus
ditutup dengan menggunakan caps atau plug untuk mencegah masuknya
kotoran/benda-benda lain.
 Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan
tidak tajam (diampelas).
 Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya sesuai dengan fungsi system dan yang diperlihatkan dalam
gambar.
 Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
 Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi
dengan wartel mur atau flange.
 Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus menggunakan
pipa flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan
struktur gedung.
 Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk
sudut 90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean
out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
 Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh
menukik.
 Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke
arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent
pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
 Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk
air bersih dan clean out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
 Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti
berikut kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam toilet,  50 –100 mm atau lebih kecil : 1–2 %
- Dibagian dalam bangunan  150 mm atau lebih kecil : 1%
- Dibagian luar bangunan,  150 mm atau lebih kecildan  200 mm atau
lebih besar : 1% .
 Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pembumian listrik.
Spesifikasi Teknis

 Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish


arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua
perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Penggantung dan Penumpu Pipa
 Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau
sadel dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan
pemuaian atau peregangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak
yang diberikan dalam list berikut ini :
No Ukuran Pipa Interval Interval Tegak
(mm) Mendatar (m)
(m)

1 ≤  50 0.6 0.9

2 ≤  80 0.9 1.2

3 ≤  100 1.2 1.5

4 ≤  150 1.8 2.1

 Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam


ukuran, maka jarak interval yang digunakan harus berdasarkan jarak
interval pipa ukuran terkecil yang ada.
 Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
 Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
c. Pipa Dalam Tanah
 Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
 Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar
galian dengan adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan
pengurugan serta pemadatan kembali seperti kondisi semula.
 Kedalaman pipa minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15–30 cm
untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah
tanpa batu-batuan atau benda keras lainnya.
 Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2–2.5 m.
 Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman
(selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa
tersebut.
d. Sambungan Pipa
 Sambungan Flexible
Spesifikasi Teknis

Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan


getaran dari sumber getaran.
 Sambungan Flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara
homogen.
 Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat. Pipa harus masuk
sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus menggunakan alat press khusus.
Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus
agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi
dari pabrik pipa.
 Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini digunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
 Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan
diperoleh dengan adanya packing dan bukan seal threat.
e. Selubung Pipa
 Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
 Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
 Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja, untuk
yang kedap air harus digunakan sayap.
 Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “flushing
sleeves”.
 Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “caulk”.
f. Katup Label (Valve Tag)
 Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi
dan pemeliharaan.
 Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus
ditunjukkan di tags katup.
 Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai
atau kawat.

5. Pengujian
5.1. Umum
5.1.1. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian
disediakan oleh pelaksana Kontraktor.
Spesifikasi Teknis

5.1.2. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3 (tiga) hari
kerja sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
5.1.3. Jika masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistem dengan
baik, maka pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut & mengulangi
pengujian lagi.
5.1.4. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa dan
lain-lain, harus dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.
5.2. Pipa dan Jaringan Pipa
 Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua) kali
tekanan kerja selama 24 jam tanpa ada penurunan tekanan uji. Dalam hal ini
tekanan uji saluran air bersih = 8 atm. Selanjutnya sebelum pipa dan jaringan
pipa siap untuk pertama kalinya dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan
“desinfektansi” terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang disetujui). Pada
prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian perbagian atau panjang
pipa maksimal 100 m.
 Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan dengan test
rendam dengan air selama minimal 1 x 24 jam.
5.3. Pompa
Semua pompa harus diuji sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir
dan total head berdasarkan peralatan mesin (sesuai dengan penawaran) yang
dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.

6. Training
6.1. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang
ditunjuk oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah
terima pekerjaan pertama.
6.2. Materi training teori dan pratek dilakukan sampai dapat mengetahui operasi dan
maintenance.

16. PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT


1. Umum
1.1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan ini.
1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
1.3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga
sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Spesifikasi Teknis

2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang
disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain:
 Sistem penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan
konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
 Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga.
 Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama Gedung
secara lengkap.
 Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
 Pekerjaan pembumian/grounding.
2.2. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah
disebutkan dalam gambar/Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak
disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk memperoleh suatu
sistem yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
2.3. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi
listrik yang terpasang.
2.4. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).

3. Ketentuan Bahan dan Peralatan


3.1. Panel Tegangan Rendah
3.1.1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud
untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded
dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan
sebagainya.
3.1.2. Panel menggunakan form 2 dengan busbar biasa (standard)
3.1.3. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 1,8 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di cat duco 2 kali dan harus di cat dengan
cat powder coating, warna dan cat akan ditentukan kemudian. Pintu panel-
panel harus dilengkapi dengan master key, terbuat dari plat baja dengan
ketebalan 2 mm.
3.1.4. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
3.1.5. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluannya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3.1.6. Body/badan panel harus di-bumi-kan (grounding) secara sempurna dan harus
dicapai tahanan ≤ 5Ω.
3.1.7. Komponen panel :
Accessories
Spesifikasi Teknis

Busbar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus


buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan
tidak boleh ada bagian yang bergetar.
Busbar
- Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar
harus diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar
tersebut tanpa menyebabkan kenaikan suhu lebih besar dari 65° C. Untuk
itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
- Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana
lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
- Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%,
rating amper sesuai gambar.
- Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau-Kuning
Circuit breaker
 Miniature Circuit breaker untuk penerangan menggunakan MCB dengan
breaking capacity minimal 4,5 kA simetris atau sesuai dengan gambar
perencanaan.
 Rating arus untuk miniature circuit breaker minimal adalah 10 A. Rating
tegangan 240/415 VAC.
 Miniature Circuit Breaker untuk beban motor induktif harus menggunakan
MCB berkarakteristik curva D, tipe H.
 Circuit Breaker yang digunakan minimal 1 pole untuk 1 phasa dan 3 pole
untuk 3 phasa.
 Circuit breaker lainnya harus dari tipe MCCB, sesuai dengan yang diberikan
pada gambar rencana dengan breaking capacity MCCB adjustable minimal
36 kA simetris.
 Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal
dan instantaneouse magnetic unit.
 Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shut trip
terminal.
 Type dan jenis dari Circuit Breaker sesuai dengan gambar perencanaan.
Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan
skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi (minimum 1 buah
untuk setiap jenis alat ukur) disetiap Panel Pembagi Utama atau Sub Panel
Pembagi
Spesifikasi Teknis

3.2. Kabel Tegangan Rendah


3.2.1. Sebelum digunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
3.2.2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang digunakan adalah jenis NYY, NYM, FRC,
NYMHY, BCC. Untuk kabel feeder/power dari jenis NYY, kabel penerangan
digunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel grounding dari jenis BCC.
3.2.3. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat digunakan untuk tegangan min. 0,6 KV
dan 0,5 KV untuk kabel NYM.
3.2.4. Kabel FRC (kabel tahan api) harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Fire Resistance
- Fire Retardant
- Low Smoke
- Halogen Free
- Low toxicity
- Low corrosivity
- Ambient Temperature : 20 – 60ºC
3.2.5. Penampang kabel instalasi minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²

1. Lighting Fixtures
1.1. Umum
Lampu yang digunakan adalah lampu LED. Fitting lampu dari tipe yang tidak
menggunakan mur baut. Semua lighting fixtures harus bebas dari karat dan lecet-
lecet, dicat dengan cat bakar Acrylic warna putih. Contoh dan warna lampu harus
disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas. Konstruksi lighting fixtures
pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang maksimal, rapih,
kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian
lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah
dapat dilaksanakan. Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut
sebagai tempat terminal pembumian (Grounding).
1.2. Downlight
Material housing metal. Diameter kap lampu minimal 4 inch, menggunakan lampu
led 7 watt dan 18 watt sesuai dalam rab dan gambar kerja. Amartur cekung dengan
material metal yang terpisah dengan lampu led, sehingga lampu dapat mudah
diganti tanpa melepas amartur housing.
1.3. Lampu TL Panel 30 watt lengkap dengan housing
1.4. Kotak - Kontak dan Saklar
1.8.1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah
tipe pemasangan masuk/inbow (flush mounting).
1.8.2. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow)
mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat.
1.8.3. Setiap kotak kontak harus tersambung dengan sistem grounding (di ground
kan).
Spesifikasi Teknis

1.8.4. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
1.8.5. Kotak-kontak dinding yang dipasang 400 mm dari permukaan lantai kecuali
ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah/lembab harus jenis water dicht
(WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau sesuai
gambar.
1.5. Konduit
 Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
 Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.
1.6. Perlengkapan Instalasi
 Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal
dan mudah perawatan.
 Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna
kabel harus sama.
 Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup
pengaman.
2. Persyaratan Teknis Pemasangan
2.1. Panel-panel
2.1.1. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja
untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
2.1.2. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat
dan harus rata (horizontal).
2.1.3. Letak panel seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat.
2.1.4. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-kabel dari/ke
terminal panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam
dalam tembok secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang
dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke terminal
panel harus melalui tangga kabel.
2.1.5. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel
(cable lug) yang sesuai.
2.1.6. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1.800
mm, dari lantai sampai dengan ujung bagian atas panel.
2.1.7. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
2.1.8. Semua panel harus di-bumi-kan (grounding) dan harus dicapai tahanan ≤
5Ω .
2.2. Kabel–Kabel
2.2.1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah
beban.
Spesifikasi Teknis

2.2.2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
2.2.3. Kabel daya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada tangga
kabel, diklem dan disusun rapi.
2.2.4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali
pada T-doos untuk instalasi penerangan.
2.2.5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
2.2.6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan
timah pateri.
2.2.7. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
2.2.8. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal
kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan
las doop.
2.2.9. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1
m disetiap ujungnya.
2.2.10. Penyusunan konduit harus rapih dan tidak saling menyilang.
2.2.11. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat
lulus uji dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah
memenuhi persyaratan.
2.2.12. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan
isolasi minimum 500 kilo ohm.
2.3. Kotak–Kontak dan Saklar
2.3.1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan
masuk dan dipasang pada ketinggian 400 mm dari level lantai untuk
kontak-kontak dan 1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
2.3.2. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/basah
harus dari tipe water dicht (bila ada).
2.3.3. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih
dahulu dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal
doos tang harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut
2.4. Pembumian (Grounding)
2.4.1. Sistem pembumian harus memenuhi peraturan yang berlaku (PUIL).
2.4.2. Seluruh panel dan peralatan harus di-bumi-kan (grounding). Penghantar
pembumian pada panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran minimal
10 mm² dan maksimal sesuai dengan gambar rencana, penyambungan ke
panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
Spesifikasi Teknis

2.4.3. Dalamnya pembumian minimal 12 meter dan ujung elektroda


pembumian harus mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga
tahanan tanah (ground resistance) dibawah 3 (tiga) ohm, yang diukur
setelah tidak hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
2.4.4. Tegangan bocor ground to netral panel beban penuh ≤ 1 Volt.
2.4.5. Pengukuran Pembumian tanah dilaksanakan oleh Kontraktor setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengukuran ini harus
disaksikan Konsultan Pengawas.
3. Pengujian atau test commissioning (tes uji fungsi dan nyala seluruh instalasi dan
peralatan)
Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian atau
test commisioning secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system
berfungsi dengan baik sesuai spesifikasi yang telah ditentukan. Semua biaya yang
timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor yang
dilengkapi dengan berita acara.
Test meliputi :
 Test Beban Kosong (No Load Test)
 Test Beban Penuh (Full Load Test)
3.1. No Load Test
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per satu seperti misal
pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
 Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan pembumian
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian
pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus
dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load Test).
3.2. Full Load Test (Test Beban Penuh)
Test beban penuh ini harus dilaksanakan Kontraktor sebelum penyerahan pertama
pekerjaan. Test ini meliputi :
 Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
 Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub
pekerjaan pompa-pompa.
 Test peralatan (beban) lainnya.
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan
semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Kontraktor,
dengan schedule/pengaturan waktu oleh Konsultan Pengawas.
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Konsultan Pengawas.
Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran
penyerahan pertama pekerjaan.
Spesifikasi Teknis

21. PEKERJAAN TATA UDARA


1. U M U M
1.1. Spesifikasi berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja.
1.2. Untuk ketentuan mengenai kapasitas dan lain-lainnya dapat dilihat pada gambar dan
skedul peralatan/unit mesin.
1.3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengadaan, instalasi dan pengujian
(testing & balancing) dari seluruh peralatan yang dipasang dalam proyek ini
dengan lengkap dan berfungsi dengan baik sehingga seluruhan sistem dapat
memberikan performansi yang diinginkan. Garansi terhadap performansi di atas
adalah menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor.
1.4. Keseluruhan peralatan utama AC serta material pendukungnya harus baru dari
pabrik yang khusus dipasang untuk proyek ini (pemasangan sesuai dalam item
rab kontrak/cco).
2. Persyaratan teknis umum
- Spesifikasi teknis/RKS di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan
yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan
dengan instalasi Air Conditioning (Tata Udara).
- Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.
2.1. Publikasi, Code dan Standard
Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman
untuk instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di
Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan standard internasional
yang berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
 SMACNA – 85
 ASHRAE – Guide and data Book, ARI
 NFPA – 90A
 ASTM, ASME
 AMCA
 CTI
 PUIL 2000
 Pedoman Plumbing Indonesia
 Keputusan/Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
 Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
 Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
Kondisi Udara Luar
Temperatur : ± 33 - 35o C
Relative Humidity : ± 75 - 80 % RH
Spesifikasi Teknis

Kondisi dalam Ruangan


Temperatur Relative
Ruang
(°C ) humidity (%RH)
Ruang Kantor Adm. 24 + 2 55 + 10
Ruang Server/Kontrol 22 + 2 55 + 10
Corridor 24 + 2 55 + 10
Kriteria Kebisingan/Noise Criteria (NC)
- Ruang Kantor : 35 – 45 dB
- Ruang Kontrol : 35 – 45 dB
- Corridor : 40 – 50 dB

3. LINGKUP PEKERJAAN
Secara umum Pekerjaan Sistem Tata Udara dan Ventilasi Mekanis ini meliputi
pengadaan, instalasi, testing, adjusting dan pemeliharaan dari pekerjaan-pekerjaan
tersebut di bawah ini.
3.1. Lingkup Pekerjaan Utama
Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada:
 Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit
(IU) dan condensing unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua
unit tersebut. Kapasitas masing-masing unit sebagaimana yang tertera
pada gambar rencana.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant lengkap
dengan isolasi thermis, vapour barrier dan bahan perlengkapan lainnya
yang diperlukan.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian system ventilasi
terdiri Exhaust Fan sesuai dengan Gambar Perencanaan.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian seluruh instalasi air pengembunan
(drainage) sampai ke saluran air terdekat.
 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik
bagi instalasi ini seperti kabel, pressure sensor dan semua perlengkapan
penunjang lainnya.
 Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting dan balancing dari semua
instalasi yang terpasang, sehingga instalasi bekerja dengan sempurna,
sesuai dengan kriteria design.
 Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan dan
perbaikan dari peralatan-peralatan Air Conditioning dan instalasi
terpasang. Program training harus mencakup segi teori/prinsip dasar serta
aplikasinya.
 Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi terpasang.
 Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
Spesifikasi Teknis

 Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan dan instalasinya yang


terpasang sesuai garansi pabrik.
 Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut (tes fungsi dan
nyala sesuai spesifikasi yang telah ditentukan).
 Membuat As-built drawing dan buku petunjuk operasional dari peralatan
dan instalasi terpasang.
3.2. Lingkup Pekerjaan Terminasi
 Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai
hubungan dengan instalasi lain yang harus secara lengkap dan terkoordinasi
dikerjakan oleh Kontraktor instalasi ini.
- Menyambung kabel daya ke unit AC dan Fan yang disediakan oleh Kontraktor listrik.
- Menyambung pipa drain ke pipa drain utama sampai ke saluran terdekat.
 Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa
instalasi tersebut sudah benar, aman dan memenuhi persyaratan.
3.3. Lingkup Pekerjaan yang Terkait
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau
finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang harus
dikerjakan oleh Kontraktor ini, kecuali disebutkan lain di dalam bill of quantity bahwa akan
dikerjakan oleh Kontraktor lain/tidak termasuk skope pekerjaan.
 Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat
pekerjaan instalasi tata udara ini.
 Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
 Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen
ini berserta addendumnya.
 Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali yang
diakibatkan oleh instalasi AC dan Fan.tersebut.

4.3 INSTALASI PEMIPAAN


Instalasi Pipa Refrigerant
 Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan sebaik
mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas dari
debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
 Pipa tembaga dari jenis seamless yang dehydrated dan sealed. Diameter pipa yang
dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan panjang
ekivalen pipa.
 Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang pipa tidak melebihi
yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
 Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung dengan perantara
wrought copper fitting atau non porous brass fittings, dan dianjurkan dipakai solder
perak dengan meniupkan gas mulia seperti nitrogen kering kedalam pipa yang sedang
disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
Spesifikasi Teknis

 Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh digunakan. Solder “tintlead 95-5” dapat
digunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
 Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder, nyala api atau lainnya
yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa “precharger refrigerant lines” yang
disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan persyaratan pabrik.
 Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah melentur
dan meneruskan getaran mesin ke bangunan.
 Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “Ashrae Guide Book” dan
atau persyaratan pabrik.
 Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas yang cukup serta “sight
glass moisture indicator” harus dipasang pada bagian “liquid line” setiap pipa
terpasang, sight glass harus dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier harus
menurut ARI Standard 710, hendaknya jenis full flow replacable care.
 Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass flare nenurut
ARI/Standard 720 dengan unit short shank flare.
 Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum pemasukkan tiap
thermostatic expansion valve.
 Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton harus memakai sleeve dan sekitarnya
diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building sealant.
 Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm² selama 24 jam.
 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan pipa/penyangga pipa
tidak boleh lebih dari :
sampai ½” : berjarak 1,2 m
diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
 Penggantung pipa pada plat beton memakai dyna-set.
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat
pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horizontal maupun vertikal.
 Sudut belokan yang diperbolehkan adalah 90º dan 45º pada dasarnya untuk sudut
belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan
dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka menggunakan short radius, hal
ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan dan konsultan
perencana.
 Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
Pipa Pengembunan
Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus memasang pipa pengembunan (drain) dari unit-unit FCU/AC Split sampai
ketempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang tersembunyi atau tidak
Spesifikasi Teknis

mengganggu yang keseluruhannya harus diisolasi. Kontraktor harus berkoordinasi,


memberikan data, ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain, terutama
dengan Kontraktor Sipil.
Bahan
Sebagai pipa pengembunan (drain) digunakan pipa jenis PVC (Polyvinyl Chlorida) type AW
kelas 10 kg/cm2.
Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan alat pembersih, leher angsa (U-trap) serta
peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai daerah dimana tidak terjadi
pengembunan pada bagian luar pipa. Isolasi harus dari bahan armaflex atau setara dengan
tebal 16 mm.

4.4 PEKERJAAN ISOLASI


Umum
Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, Kontraktor wajib membuat contoh cara
mengerjakan isolasi yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas sebelum dilaksanakan.
Spesifikasi Teknis Isolasi
Pengadaan dan pemasangan isolasi untuk pipa, alat-alat bantu dan peralatan yang
ditentukan, lengkap dengan material bantu lainnya yang menunjang bagi keperluan isolasi
tersebut.

Isolasi pipa, refrigerant dan : Elastomeric rubber density 50 - 120kg/m3.


pipa drain thermal conductivity 0,038 w/mºK (max)
lengkap dengan aluminium foil self adhesive.
Adhesive Tape : Adhesive aluminium foil, fire retardant

Isolasi Pipa Refrigerant dan Drain


 Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa drain.
 Ketebalan isolasi pipa refrigerant minimal 13 mm.
 Ketebalan isolasi pipa drain (kondensasi) adalah :
Diameter s/d 2” tebal ¾“
Diameter 2 ½ “ s/d 4” tebal 1”
 Selanjutnya setelah diisolasi dibalut dengan vinil atau yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat isolasi.
 Untuk pipa drain dalam tanah isolasi memakai styrofoam class d2, tebal 2” dan diseal
pada sambungan antara dengan flinkcote air dan selanjutnya dibalut dengan
bituminous sheet dengan tebal 1 ½ mm (Premseal 100).
 Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang dianjurkan pabrik pembuat
isolasi, demikian juga dengan sambungan antaranya.
 Pada setiap sambungan pipa, harus memakai blok kayu berbentuk lingkaran penuh
dari kayu jati selebar 50 mm dan tebal sama dengan isolasi. Ukuran diameter kayu
tepat sama dengan diameter luar pipa. Sambungan kayu dan isolasi harus rapat dan
Spesifikasi Teknis

memakai perekat. Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut dengan adhesive


alluminium foil selebar 200 mm.
Isolasi Alat-alat bantu Pipa
Semua alat-alat bantu (accessories pipa seperti valve, strainer dan lain-lain sejenisnya) harus
diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian rupa sehingga tidak merusak isolasi bila
peralatan tersebut perlu untuk diperbaiki/diservice.
Isolasi Peralatan
Peralatan-peralatan yang berhubungan dengan refrigerant sistem, air eliminatir harus
diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian rupa sehingga bila ada perbaikan dari peralatan
tersebut isolasi gampang dan mudah tanpa menimbulkan kerusakan pada isolasi.
Perlindungan Isolasi Terhadap Kerusakan
 Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang diisolasi dan berada di ruang terbuka
yang terkena sinar matahari dan hujan, harus memakai pelindung alluminium sheet
jacketing ketebalan 0,5 mm dengan sistem sambungan yang sedemikian rupa sehingga
air hujan tidak bisa merembes/bocor ke dalam isolasi tersebut.
 Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindung dengan metal jacketing sedemikian
rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa merusak pelindungnya, apabila ada
perbaikan.
 Setiap gantungan pipa yang diisolasi tetapi tanpa memakai metal jacketing, antara clamp
gantungan dan isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS 80 selebar 150
mm dan setengah lingkaran atau penuh sesuai tipe gantungan yang sisi-sisinya dilipat
agar tidak tajam.

4.5 FILTER
Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap kemampuan unit (performance) dapat
dilihat pada lembar gambar perencanaan yang menyertai dokumen ini.

4.6 PENGECATAN
 Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga, semua
unit-unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan
lapisan cat dasar (prime coating) dan cat akhir sesuai dengan persyaratan pengecatan
yang sesuai untuk bahan masing-masing dan disetujui oleh Konsultan Pengawas,
Perencana atau Pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
 Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau dinyatakan
lain dari dalam spesifikasinya. Tetapi bila cacat akibat instalasi Kontraktor wajib mencat
kembali khusus di tempat yang cacat tadi dengan warna yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas, Perencana.
 Untuk peralatan-peralatan yang tampak maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir
(spray) dengan warna yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana.
 Pengecatan harus dilakukan sebelum peralatan-peralatan tersebut dipasang.
Spesifikasi Teknis

 Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf atau nomor identifikasi bagi


peralatannya. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda
yang hendaknya dipasang pada peralatan-peralatan itu.
4.7 PEKERJAAN LISTRIK
Lingkup Pekerjaan Listrik
 Pekerjaan listrik yang dimaksud di sini ialah semua pelaksanaan instalasi yang berkaitan
dengan paket pekerjaan sistem tata udara dan ventilasi mekanis.
 Lingkup pekerjaan Kontraktor AC system dalam proyek ini meliputi pengadaan dan
instalasi seluruh panel kontrol dan panel daya (kecuali ditentukan lain) lengkap dengan
komponen panel, grounding dan terminasi.
 Kontrol untuk pengaturan otomatis suhu, kelembaban, aliran air, aliran udara, damper-
damper indikator yang ada beserta seluruh peralatan yang diperlukan pada sistem AC
agar sistem dapat bekerja dengan baik sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasinya
harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor.
 Semua peralatan yang resmi yang mungkin diperlukan dilaksanakan oleh Kontraktor.
Syarat-syarat
 Semua pekerjaan listrik harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan-peraturan
Pemerintah setempat, seperti PUIL 2000 dan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
 Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar Negara dan pabrik
pembuatnya. Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih sesuai.
 Hendaknya semua uji pemeriksaan dan pengujian beserta keterangan resmi yang
mungkin diperlukan dilaksanakan oleh Kontraktor.
Komponen Panel
 Semua bahan yang digunakan harus dari kualitas terbaik.
 Kontraktor harus berkoordinasi dengan pihak-pihak lain agar sejauh mungkin digunakan
peralatan yang seragam dan dari merk yang sama untuk seluruh proyek ini.
Peralatan
 Masing-masing unit mempunyai sistem pengaman yang terpisah.
 Untuk setiap phasa pada panel diberi lampu indikator penunjukkan atau alat-alat ukur.
 Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat dan khusus untuk digunakan pada ruang
terbuka.
 Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukur dan yang lain-lain yang ada harus diberi
nama yang jelas dan tidak mudah rusak.
 Semua alat-alat ukur yang terpasang harus dari daerah kerja yang paling sesuai dan
dengan ketelitian 2%.
Sekering (Fuse) Cadangan
Untuk setiap panel harus disediakan sekering cadangan sebanyak yang ada dan disimpan
dalam tempat khusus dan diberi tanda pengenal.
Penyambungan Kabel
Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ada
diantaranya ialah :
- Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang
sesuai dan dilapisi dengan timah putih.
Spesifikasi Teknis

- Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.


- Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
- Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.

4.8 P E N G U J I A N
Lingkup Pekerjaan Pengujian
 Pekerjaan Pengujian meliputi dan tidak terbatas pada penguraian di bawah ini antara
lain, Kontraktor harus melaksanakan semua pengujian, test dan balancing peralatan
instalasi sistem AC dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas, Perencana serta pihak-
pihak lain yang diperlukan kehadirannya.
 Sebelum melaksanakan pengukuran dan TAB (Testing, Adjusting & Balancing),
Kontraktor harus mengajukan metoda, besaran-besaran yang akan diukur dan alat-alat
ukur yang digunakan kepada MK dan minta persetujuannya, paling lambat 2 (dua)
minggu sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
 Seluruh biaya pelaksanaan pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam penawaran harga
pekerjaan.
Peralatan Ukur
Dalam melakukan pengukuran, Kontraktor harus menggunakan peralatan/ instrument ukur
dengan tingkat ketelitian yang tinggi (Laboratory Standard).
Standard Pengujian
Metoda pengukuran harus sesuai dengan metoda ASHRAE Standard ANSI/ASHRAE - III -
1988.
Jenis Pekerjaan Pengujian Sistem Air Conditioning
Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini, secara garis besarnya
mencakup penguraian tersebut di bawah ini, antara lain :
Sistem Distribusi Udara
 Dalam melaksanakan TAB dari sistem distribusi udara adalah melaksanakan
pemeriksaan terhadap kekencangan belt, pulley motor dan fan serta putaran fan FCU
dan ampere motor.
 Putaran fan harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan data seleksi dari pabrik.
 Pengujian harus dilakukan terhadap kemungkinan adanya kebocoran pada sambungan-
sambungan. Periksa kemungkinan adanya kebocoran kalor di sekeliling
ruangan/gedung.
 Sistem Listrik
 Pengukuran dan pengujian kuat arus dan tegangan, putaran/rpm dan arus setiap phasa
motor-motor pompa FCU dan sistem pengaturan listrik yang ada.
Temperatur, RH & Noise Level Ruangan
Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada seluruh ruangan yang
dikondisikan pada beberapa titik ukur serta noise yang terjadi di dalam ruangan.
Sistem Kontrol
 Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap mekanisme kerja seluruh peralatan
yang berkaitan dengan sistem pengaturan kapasitas, overload protection, putaran,
aliran udara/air dan sebagainya.
Spesifikasi Teknis

 Pengujian terhadap sistem pengaturan (kontrol) ini meliputi :


a) FCU
Mekanisme kerja two way valve
Temperature controller mechanism
b) Dan lain-lain

4.9 Lain–Lain
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL

NO PEKERJAAN DESKRIPSI SETARA MEREK

1 Bata Ringan ukuran 60 x 20 cm tebal 10 cm Blesscon, Citicon, Hebel


2 Mortar Bata Ringan Semen Perekat Bata Ringan Sika,MU, Tiga Roda
3 Semen portland untuk batu bata dinamix, GRESIK
4 Plafond PVC lebar 200 mm, tebal 9 mm PELANGI, SUNDA, ELEGANT, WIFON
5 Besi hollow ukuran 40x40x 0,35 mm untuk rangka plafond galvalum kencana, GT
6 Klos kayu, ram pintu kayu klos kayu pengisi kusen alumunium kayu Bengkirai Kelas I
Kusen Pintu 4 inch, Daun Pintu/Jendela 1,75 Inch warna
7 Kusen alumunium Hitam atau Coklat Tua Inkalum, Dacon, Forta
8 Kaca kaca bening dan kaca es 5 mm asahi mas, MULIA
9 Aksesoris pintu dan jendela pull handle, handle biasa, engsel, pengunci Virenzo, Dekkson, SOLID
gerendel, ram buncis, casement stay Virenzo, Dekkson, SOLID
10 Keramik interior (lantai/dinding) ukuran 40x40 polish Cutting Mulia, Milan, Platinum, SNI
11 Keramik interior (lantai/dinding) ukuran 40x40 polish Mulia, Milan, Platinum, SNI
12 Keramik eksterior ukuran 40x40 unpolish Cutting Mulia, Milan, Platinum, SNI
13 Step nose, Kukumacan Mulia, Milan, Platinum, SNI
14 Keramik lantai KM ukuran 20x20 unpolish cutting Mulia, Platinum, SNI
15 Keramik Dinding KM ukuran 20x25 unpolish Cutting Mulia, Platinum, SNI
16 Plin keramik 10x40 Mulia, Milan, Platinum, SNI
17 WPC ukuran 50x50 mm untuk outdoor SNI
18 Cat besi Propan, EMCO
19 Cat dasar zink crhomate Propan, EMCO
20 Cat tembok Interior dinding dan partisi DULUX CATYLAC, MOWILEX
Eksterior, (seri weather shield /Lapisan tahan cuaca) MOWILEX WEATHERCOAT, DULUX WEATHERSHIELD
Plamur MOWILEX , JOTUN , MOWILEX
Interior CATYLAC, MOWILEX
cat dasar eksterior CATYLAC, JOTUN, MOWILEX
21 Cat melamin Lack kayu PROPAN, MOWILEX
22 Cat coating batu alam clear dof PROPAN STONE CARE, MOWILEX
22 Atap gelombang fiber semen gelombang besar ukuran 1000x3050x5 mm ETER , DJABESMENT, ELEPHANT
23 Rangka atap / Gording Balok 6/12 Meranti, Bengkirai
24 Sanitair shower, kran, SNI (lapis stainless)
floor drain , roof drain, kran air. SNI (lapis stainless)
closet jongkok standar INA, KIA, TOTO
Biofil 1500 liter BIOFIT, BIOLUXS, BIOTECH
25 Sealent Dow Corning
26 Kitchen zink stainless steel MODENA, Balzano, Domo
27 Pipa PVC (DRAINASE DAN AIR KOTOR) ukuran diameter 3" , 4" TYPE D WAVIN RUCIKA
28 Pipa PVC (AIR BERSIH) ukuran diameter 3/4" , 1 1/4" , 2" TYPE AW WAVIN RUCIKA
29 Pasir Pasir pasang Pasir progo
Pasir untuk beton Pasir progo
30 Batu belah Pondasi Batu kali/andesit
31 Split Batu pecah mesin
32 Besi Beton Ulir atau polos (sesuai gambar kerja) Krakatau steel (KS), Perwira, IS, MS
33 Air kerja Pasangan dinding, cor beton, plesteran dan acian Air tawar (bukan air payau/hasil olahan dari air laut)
(bersih, jernih, tidak mengandung lumpur dan garam)
SPESIFIKASI TEKNIS
Paket Pekerjaan : MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Spesifikasi
No Uraian
Tipe Merk
A. Air Bersih & Air Panas
1 Pipa Air Bersih & Fitting PVC Wavin, rucika
2 Pipa Air Panas & Fitting PPR PN 20 Wavin, rucika

3 Ball Valve, Gate Valve, Y striner, Flexible joint Honeywell, Kitz, Toyo

4 Foot Valve Class 10 Kg/cm² Ebara, Kitz, Toyo

5 Water level Control Stick Omron, ONDA

Pompa Air Sentrifugal Kap. 60


6 Pompa Air ( Jet Pump ) Grundfos, shimitsu, sanyo
ltr/menit, 1 Phase
7 Panel kontrol Schneider, siemens

B. Air Limbah

1 Pipa Air Kotor, Bekas uPVC AW Class 10 Kg/cm² Rucika, Wavin


2 Pipa Vent uPVC kelas D Rucika, Wavin
3 Pipa Air Hujan uPVC AW Class 10 Kg/cm² Rucika, Wavin
4 Fitting PVC Rucika, Wavin
5 Floor drain, Clean Out Brass Chormed San Ei, Onda
6 Roof Drain Cast Iron, Dome, Steinlessteel Lokal Ceper Klaten, Onda

C. APAR

1 Portable fire extinguishers 6 Kg Yamato, ABC

D. Penerangan dan kotak kontak

1 Panel Metal sheet 1,8 mm ( wall mounted ) Jaya kencana, Sinar Tekindo
2 Komponen Panel MCB, MCCB Schneider, seamens
3 Kabel daya NYFGbY, NYY (Inti tembaga) Supreme, Kabelindo
4 Kabel Instalasi NYM, NYA, NYMHY Supreme, Kabelindo
5 Ladder Hot deep galvanized 1,2 mm Tri Abadi, Traytek
6 Kabel Marking 3M, KSS
7 PVC Conduit PVC High Impact Boss, clipsal
8 Armature lampu Phillips, Panasonic
9 Saklar Tipe Saklar Hotel Panasonic, Broco
10 Stop Kontak 1 Phase Standart Panasonic, Broco
11 Lampu TL Lampu TL 2 X 18 Watt Phillips, Panasonic
12 Lampu LED LED 6 watt Warna Cahaya : Putih Phillips, Panasonic,
(Cool Daylight) 6500K Hannochs
13 Lampu LED LED 9 watt Warna Cahaya : Putih Phillips, Panasonic,
(Cool Daylight) 6500K Hannochs
14 Lampu Spot 15 watt Warna Cahaya : Putih (Cool Phillips, Panasonic,
Daylight) 4000K Hannochs
15 Lampu Panel LED Phillips, Panasonic,
LED 24 watt
Hannochs

RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIK


SPESIFIKASI TEKNIS
Paket Pekerjaan : MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Spesifikasi
No Uraian
Tipe Merk
E. AC (Air Conditioning)
1 AC Unit Single Split System 1,5 PK DAIKIN
Kapasitas Btu/h 11.100
Daya listrik 933 Watt
Pipa Refrigeran Cooper ASTM B820
Pipa Drain uPVC Class AW Rucika, Wavin
Isolasi Pipa Rubber Polyethilene Armaflex, Insuflex
2 AC Unit Single Split System 2 PK DAIKIN
Kapasitas Btu/h 17.100
Daya listrik 1.580 Watt
Pipa Refrigeran Cooper ASTM B820
Pipa Drain uPVC Class AW Rucika, Wavin
Isolasi Pipa Rubber Polyethilene Armaflex, Insuflex

F. PENYALUR PETIR

Batang Tembaga Tombak Splitzen


1 Splitzen ( batang Penangkal ) Anti Petir Ukuran 3/4 inch Panjang
50 cm
2 Down Conductor NYY 1 x 70 mm Supreme, Kabelindo
kawat tembaga BC berdiamater 16
3 Kawat Tembaga Sekualitas Lokal, SNI
mm2 panjang 15 m
cassing pipa 6 m pipa galvanise
4 Tahanan grounding Sekualitas Lokal, SNI
ukuran ¾”
SPESIFIKASI TEKNIS
Paket Pekerjaan : MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai