Anda di halaman 1dari 38

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS PENATAAN RUANG


KOTA SEMARANG

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DI WILAYAH
DAERAH KABUPATEN / KOTA PEMBERIAN IJIN
MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB ) DAN SERTIFIKAT LAIK
FUNGSI BANGUNAN GEDUNG

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN HALAMAN KANTOR KECAMATAN
BANYUMANIK

LOKASI
KECAMATAN BANYUMANIK

TAHUN 2022
SPESIFIKASI BAHAN/ MERK YANG DISARANKAN
Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Di Wilayah Daerah Kabupaten / Kota Pemberian Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB ) Dan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
Pekerjaan pembangunan halaman kantor banyumanik
Lokasi Kecamatan Banyumanik
Tahun 2022

KETERANGAN
NO KOMPONEN URAIAN PEKERJAAN MATERIAL SPESIFIKASI

1 Lantai kerja ▪ Beton mutu f'c= 7,4 MPa (K ▪ Batu pecah ▪ Batu Pecah lokal.
100) slump (12± 2) cm w/c = ▪ Pasir Beton ▪ Pasir Beton Muntilan
0,87 Semen Semen Dynamix,
Semen Gresik,
Semen 3 Roda

Pekerjaan beton halaman Beton Porous Beton Porous


2 Beton Porous
menggunakan beton Porous
Untuk paving menggunakan paving ▪ Ukuran 20 x 10 Aldas
3 Paving
mutu k 300

Aluminium Aluminium
Composite Penutup Fasad bangunan Kantor Composite Panel
4 Seven
Panel (ACP) kecamatan (ACP) PVDF
Double side Coating 4mm

Penutup Fasad bangunan Kantor Conwood siding


5 Conwood Conwood
kecamatan BG6
Duo waterproofing
Pekerjaan waterproofing dak beton Waterproof
6 waterproofing membrane atap teduh
atap membrane
lestari
BAB 1
PEKERJAAN PERSIAPAN & PERSYARATAN UMUM

1.1. Spesifikasi Umum


Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
Gambar Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis,
seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan Memiliki izin usaha yang terdiri :
a. Sertifikat Badan Usaha (SBU);
b. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK);
Dengan Klasifikasi Bangunan Gedung dan subklasifikasi Pekerjaan Perawatan
Bangunan Gedung (SPO16).
Persyaratan Sertifikat Badan Usaha (SBU) tersebut harus diterbitkan oleh
LPJK sesuai yang ditetapkan oleh Pemerintah cq kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
Baik SBU maupun SIUJK wajib masih memiliki masa berlaku dan sudah
diregistrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan / atau
kesimpangsiuran informasi dalam pelaksanaan, Penyedia Jasa
konstruksi diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Direksi / Konsultan
Pengawas untuk mendapat, kejelasan pelaksanaan.

1.2. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar
Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Teknis.
Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat
bantu lainnya.
Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan,
alat- alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.
Pekerjaan, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan
sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.
1.3. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan / atau
ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan melaporkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal
tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan dan Penyedia Jasa konstruksi
untuk memperpanjang / meng- claim biaya maupun waktu pelaksanaan.

1.4. Shop Drawing


Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus
yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak
maupun yang diminta oleh Direksi / Konsultan Pengawas/ Perencana.
Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan
produk, cara pemasangan dan / atau spesifikasi / persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik.

1.5. Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran dalam Gambar Kerja (Struktur) pada
dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
Penyedia Jasa konstruksi tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa
sepengatahuan Direksi.

1.6. Sarana Kerja


Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identitas, nama, jabatan,
keahlian masing-masing anggota kelompok kerja pelaksana dan
inventarisasi peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identifikasi tempat kerja
(workshop) dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan Penyedia
Jasa konstruksi akan dilaksanakan serta jadwal kerja
Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman
dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain yang sedang berjalan serta memenuhi persyaratan
penyimpanan bahan tersebut.
Penyedia Jasa Konstruksi Wajib menyediakan Alat Pelindung Diri, Identitas
Pekerja, Identitas Tenaga Ahli, Rambu-rambu dalam pekerjaan Konstruksi,
dan Peraturan selama Konstruksi berlangsung dengan persetujuan
pengawas dan Direksi.

1.7. Standard Yang Dipergunakan


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi
Indonesia, Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang
ada hubungannya dengan pekerjaan, antara lain :
− SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
− SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung
− SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung
− NI-2 PBI-19711 Peraturan Beton Indonesia ( 1971 )
− PUBI — 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
− NI-3 PMI PUBB 1 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
− NI-4 Persyaratan Cat Indonesia.
− NI-5 PKKI Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
− NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
− NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
− PPI-1979 Pedoman Plumbing Indonesia.
− PUIL-1977 Peraturan Umum Instalasi Listrik.
− PPBI-1984 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.

1.8. Syarat Bahan


Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik
tidak cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari
noda lainnya yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang
dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan
1.9. Merk Pembuatan Bahan
Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan &
persyaratan Pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat,
kecuali bila ditentukan lain.
Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi
bahan tersebut.
Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran
pabrik harus di bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
Direksi / Konsultan Pengawas berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk
Pabrik dan/atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana
Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas.
Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas/ Perencana
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas/ Perencana sebanyak empat buah dari satu bahan yang
ditentukan untuk menetapkan standard of appearence. Paling lambat waktu
penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPMK turun

1.10. Contoh Bahan/Material & Komponen Jadi


Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia Jasa konstruksi
diwajibkan membuat komponen jadi (mock up) yang harus diperlihatkan
kepada Direksi / Konsultan Pengawas/ Perencana untuk mendapat
persetujuan. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji
sesuai dengan standard yang berlaku.
1.11. Koordinasi Pelaksanaan
Penunjukan Supplier dan/atau Sub Penyedia Jasa konstruksi harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas
Penyedia Jasa konstruksi wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan
atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas/ Perencana dengan
Penyedia Jasa konstruksi bawahan atau Supplier bahan.
Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / Konsultan Pengawas/
Perencana di lapangan untuk pekerjaan tertentu atau khusus sesuai
instruksi Pabrik

1.12. Persyaratan Pekerjaan


Penyedia Jasa konstruksi wajib melaksanakan semua pekerjaan
dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan
pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan uraian
Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan / atau khusus sesuai
intruksi Pabrik.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Penyedia Jasa
konstruksi wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja terkait
pekerjaan lain antara lain pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal,
Elektrikal, Plumbing / Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Direksi.

1.13. Pelaksanaan Pekerjaan


Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan
harus tepat sesuai Gambar Kerja.
Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi
wajib meneliti Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi / Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus
dilindungi dari kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
Penyedia Jasa konstruksi tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah
bila terjadi Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Penyedia Jasa
konstruksi, Penyedia Jasa konstruksi harus memperbaikinya sesuai dengan
keadaan semula.
Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan
yang berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / Konsultan Pengawas yang sesuai
dengan kegiatan suatu pekerjaan.
Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan
harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa konstruksi.

1.14. Pekerjaan Pembongkaran & Perbaikan Kembali


Penyedia Jasa konstruksi harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang
ada / existing di Lapangan dan tidak terbatas pada Saluran Drainase, Pipa
Air Bersih, Pipa lainnya yang masih berfungi dan kabel bawah tanah apabila
ada.
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pombongkaran
untuk pekerjaan lain, maka Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan
memperbaiki kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik
mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada. Dalam kasus ini, Penyedia
Jasa konstruksi tidak dapat menclaim sebagai pekerjaan tambah.
Penyedia Jasa konstruksi wajib melapor kepada Direksi / Konsultan
Pengawas sebelum melakukan pembongkaran / pemindahan segala sesuatu
yang ada di Lapangan.

1.15. Permukaan Atas Lantai (Peil)


Peil ±0,00 di ambil esuai dengan gambar perencanaan.
Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, dak beton, dan lain-
lain harus mengambil patokan dari peil ±0,00 tersebut.
1.16. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank
Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum
3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari
kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter.
Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas .
Bouwplank harus menunjukkan ketinggian ±0.00 dan as kolom/dinding. Letak
dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak
berubah selama pekerjaan berlangsung.

1.17. Kantor Kontraktor, Los Dan Halaman Kerja, Gudang Dan Fasilitas Lain
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang
dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus
juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat
mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar
seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan. Dengan seijin
Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor,
los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

1.18. Ketentuan Pelaksanaan K3


Ketentuan administrasi
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan
Penyedia Jasa Konstruksi, yaitu :
1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,
peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian
rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan
atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai
dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja,
agar tenaga
4) kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat
dan sehat.
5) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena
jabatannya di dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
6) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja
sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi
fisik/kesehatannya.
7) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua
tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari
pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu
Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-
papan peringatan serta sarana pencegahan yang dipandang perlu.
8) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala
terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan
kecelakaan, lingkungan kerja dan cara pelaksanaan kerja yang aman.
9) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka
penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.

Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja


Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan
tenaga K3 untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut
harus masuk dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap
proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara
penuh (full-time)
2) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan
kerja.
3) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan
mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau
kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan
membentuk unit pembina K3.
4) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini
merupakan unit struktural dari organisasi penyedia jasa yang
dikelola oleh pengurus atau penyedia jasa.
5) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama
dengan panitia pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-
baiknya, dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa, serta
bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
6) Penyedia jasa harus mekukan hal-hal sebagai berikut :
a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan
kesehatan kerja dalam segala hal yang berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek.
c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada
rekomendasi dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan
kerja.
7) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek
mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja.

Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas
kejadian yang terkait dengan K3, dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya
harus dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan
hal-hal sebagai berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja,
pekerja masing-masing dan
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-
sebabnya.

Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan


Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang
meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada
kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat lain
serta jalur transportasi, dimana :
1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
a. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja
pertama kali (pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja
dengan penekanan pada kesehatan fisik dan kesehatan individu),
b. Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada
pekerjaan tersebut.
2) Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan
kesehatan khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya
secara teratur.
3) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan
disimpan untuk referensi.
4) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang
tiba-tiba, harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang
terdidik dalam pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus
disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu,
kelembaban udara dan lain-lain.
6) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit
dengan obat untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan
perlengkapan gigitan ular.
7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda
lain selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
8) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah
dimengerti.
9) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara
teratur dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
10) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
11) ika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan
lain, alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka
bekerja.
12) Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan
adanya risiko tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan
harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
13) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan
mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit
atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat
lainnya.
14) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik
dan strategis yang memberitahukan antara lain :
a. Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK,
ruang PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat
dimana dapat dicari petugas K3.
b. Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil
ambulans, nomor telepon dan nama orang yang bertugas dan
lain-lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat
penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja


Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus
sudah diantisipasi sejak dini yaitu pada saat Pengguna Jasa
mempersiapkan pembuatan desain dan perkiraan biaya suatu proyek
jalan dan jembatan.
Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang
perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang.
Selanjutnya Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan
kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana,
sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan
biaya yang wajar, oleh karena itu baik Penyedia Jasa dan Pengguna
Jasa perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja
ini agar dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan
pengawasannya.

Ketentuan teknis
Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 untuk konstruksi jalan
dan jembatan, Penyedia Jasa harus mengacu pada Dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL), bila dokumen tersebut tidak ada maka perencanaan
dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek lingkungan harus
mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.

Tempat kerja dan peralatan


Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek
terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai
berikut :
1) Pintu masuk dan keluar
a. Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat
kerja.
b. Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
2) Lampu / penerangan
a. Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-
alat penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di
seluruh tempat kerja, termasuk pada gang-gang.
b. Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c. Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu
mencegah bahaya apabila lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a. Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai
untuk mendapat udara segar.
b. Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari
udara yang dikotori oleh debu, gas-gas atau dari sebab-sebab
lain; harus dibuatkan ventilasi untuk pembuangan udara kotor.
c. Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas
yang berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung
diri untuk mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.
4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
c) Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena
benda-benda tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya
membuat orang jatuh atau tersandung (terantuk)
d) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan
bertumpuk di tempat kerja.
e) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau
sebab lain harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau
sejenisnya.
f) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.

Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran


Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau
proyek dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus
tersedia :
a. Alat-alat pemadam kebakaran.
b. Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran.
3) Orang-orang yang terlatih dan tahu cara mengunakan alat pemadam
kebakaran harus selalu siap di tempat selama jam kerja.
4) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu
tertentu oleh orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana
mestinya.
5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam
kebakaran yang dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju
ke tempat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara.
6) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang
mudah dilihat dan dicapai.
7) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia
di tempat-tempat sebagaiberikut :
a) di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar
disimpan.
b) di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
c) pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang sedang
dibangun dimana terdapat barang-barang dan alat-alat yang
mudah terbakar.
8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus
disediakan :
a) di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang
mudah terbakar.
b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas
yang menggunakan api.
c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
d) di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya kebakaran yang
disebabkan oleh aliran listrik.
9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-
kerusakan teknis.
10) Alat pemadam kebakaran yang berisichlorinated hydrocarbon atau
karbon tetroclorida tidak boleh digunakan di dalam ruangan atau di
tempat yang terbatas (ruangan tertutup, sempit).
11) Jika pipa tempat penyimpanan air(reservoir, standpipe) dipasang di
suatu gedung, pipa tersebut harus :
a) dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran
pembuangan.
b) dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c) dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air dari pipa dengan
sebuah katup yang menghasilkan pancaran air bertekanan
tinggi.
d) mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam
Kebakaran

Perlengkapan keselamatan kerja


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja
dalam melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda
keras selama mengoperasikan atau memelihara AMP.
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset
karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan
sebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata
pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material
keras lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator
telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.
Gambar 4.1. Perlengkapan keselamatan kerja

Pedoman untuk pelaku utama konstruksi


Pedoman untuk manajemen puncak
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk
mengurangi biaya karena kecelakaan kerja, antara lain :
1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer
lapangan. Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap
program keselamatan kerja yang telah diterapkan.
2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang
keselamatan kerja dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan
pelaksanaan monitoring dan pengendalian mengenai biaya dan rencana
penjadualan pekerjaan.
3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan
mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan.
4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat
memberikan jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan dalam kondisi aman.
5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang
keselamatan kerja dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada
pada masing masing divisi (bagian) untuk program keselamatan kerja.
Pedoman untuk manajer dan pengawas
Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan
untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan
pekerjaan bidang konstruksi :
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan
pekerja konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar
untuk meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk
memperbaiki sikap dan kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang
baik, organisasi yang baik, persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja
untuk tindakan-tindakan aman, serta menetapkan target yang realistis
untuk K3.
2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan
seperti dengan memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian
dari perencanaan pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan
hubungan yang erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya
untuk menghindari terjadi kecelakaan dan permasalahan dalam proyek
konstruksi. Manajer dapat melakukannya dengan cara
a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan
mengusahakan agar mereka berkenalan akrab dengan personil dari
pekerjaan lainnya dan hendaknya memberikan perhatian yang
khusus terhadap pekerja yang baru, terutama pada hari-harinya
yang pertama.
b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor,
karena dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami
mengenai titik sudut pandang pari pekerja. Cara ini bukanlah
mempunyai maksud untuk merusak (“merongrong”) kewibawaan
pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk memastikan bahwa
pihak pekerja itu telah diperlakukan secara adil (wajar).
c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para
mandor tetapi juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak
mandor itu pun (sebagai manusia) dapat membuat kesalahan. Hal
ini dapat dilaksanakan dengan cara mengizinkan para mandor untuk
memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak menyerahkan
kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja).

Pedoman untuk mandor


Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam
pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi dengan :
1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya
dengan tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara
langsung atau tidak menempatkannya bersama-sama dengan pekerja
yang lama dan kemudian membiarkannya begitu saja.
2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak
memberikan target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan
keselamatan dan kesehatan pekerjanya.

Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk


mengurangi kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :
1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan
dari keselamatan kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal
maupun yang formal dengan para mandor di lapangan.
2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada
tataran perusahaan.

Pedoman untuk pekerja


Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan
gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi
antara lain adalah :
1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja.
2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung.
3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
5) Memahami lingkup kerja yang diberikan.
BAB 2
SYARAT SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN PAVING
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block
seperti yang ditunjukkandalam gambar kerja.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantulainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaanyang
bermutu baik dan sempurna.
c. Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan “sub
grade” dan lantai kerjasesuai dengan seluruh detail yang disebutkan
/ ditunjukkan dalam gambar.
d. Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan bahan.
a. Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SII,
terutama pada hal-halkekuatan, ukuran, perubahan warna.
b. Material paving blok yang digunakan dengan merek Conblock
Indonesia atau lainnyaditentukan dengan test laboratorium atau
sertifikat.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim PengelolaTeknis Kegiatan.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untukpenyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini,
harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya danharus disetujui
Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.c.
c. Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas tanah, maka
lapisan pasir urug sub gradedan lantai kerja di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkansesuai persyaratan)
dan memiliki kemiringan permukaan 2,5 % dan telah mempunyai
dayadukung maksimal sesuai yang ditujukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk KonsultanPengawas / Pemberi Tugas.
d. Pekerjaan-pekerjaan di bawah tanah, lubang service dan lainnya
harus dikerjakan dandiselesaikan sebelum pekerjaan paving blok
dilaksanakan.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing dari pola pavingblock untuk disetujui Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang
(lebar siar-siar), harus samalebar maksimum 5 mm, atau sesuai
detail gambar serta petunjuk Konsultan Pengawas /Pemberi Tugas,
yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebarnya,
untuksiar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan
saling berpotongan tegak lurussesamanya.
g. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir harus
menggunakan key block danpemotongan harus menggunakan alat
pemotong khusus sesuai persyaratan dari pabrik yangbersangkutan.
h. Areal pemasangan paving block harus dipadatkan dengan plate
vibrator ukuran plate 0,3 –0,5 m
i. dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 – 2,0 ton. Pemadatan
dilakukan 3 kalisebelum siar-siar di isi pasir, setelah itu dipadatkan
dan diratakan beberapa kali dengan roller3 ton.
j. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area
selesai dan terkunci.
k. Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm
dan perbedaaan ketinggiansetiap blok tidak lebih dari 2 mm.
l. Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen
maupun oli.
m. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya
pekerjaan, seluruh areapaving block harus tertutup dari lalu lintas
dan pekerjaan lainnya

PASAL 2
PEKERJAAN PEMASANGAN WOOD PLASTIC COMPOSITE (WPC)

2.1. PEKERJAAN PASANGAN WPC (WOOD PLASTIC COMPOSITE)


2.1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan tersebut meliputi pengadaan tenaga kerja, material-
material, peralatan dan peralatan pendukung yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan untuk memperoleh hasil yang
memuaskan.
b. Pekerjaan tersebut meliputi :
1) Pemasangan Rangka dan WPC
2) Pekerjaan finishing untuk perlindungan maksimal karena
cuaca.

2.1.2 Bahan / Material


a. WPC (Wood Plastic Composite)
WPC (Wood Plastic Composite) yang dipakai adalah produksi
Conwood
• Conwood
- Type : Conwood Lap Siding BG
- Ukuran : 1,1x15x305
- Warna/ Motif : Abu-abu
- Berat : 1,1/piece
- Produksi : CONWOOD

Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada


Konsultan Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis). Konsultan
Pengawas berhak menolak WPC (Wood Plastic Composite) yang
tidak memenuhi syarat. Tidak diijinkan mendatangkan bahan
tanpa persetujuan material terlebih dahulu.

b. Coating WPC
Cat Finishing yang diformulasikan khusus untuk pengecatan
material fiber semen. Adapun merk yang diperkenankan adalah
Propan fiberkote, Conwood Colour paint

2.1.3 Pelaksanaan / Persyaratan Pekerjaan


a. Untuk pekerjaan ini, kontraktor harus memperhatikan secara
detail sesuai aturan, ikatan-ikatan dan hubungan WPC (Wood
Plastic Composite) dengan material lain dan pelaksanaan
pekerjaan harus dengan gambar kerja.
b. Permukaan Dinding untuk pemasangan bahan dinding harus bersih
dari kotoran dan sejenisnya
c. Sebelum melaksanakan pemasangan kayu wpc, pastikan lokasi
pemasangan sudah siap terpasang. Bila di ruangan terbuka atau
terkena hujan langsung, pastikan lantai dibuat pembuangan air
atau resapan. dan atur kemiringan lantai guna jalannya air pada
pembuangan / resapan agar tidak terjadi genangan air.
d. Alat yang digunakan :
1) Mesin Potong kayu atau Gerinda Tangan
2) Mesin Bor (support bor beton) berikut mata bor
obeng,beton,dan nachi 3mm
3) Meteran
4) Palu karet keramik
5) Penggaris Siku dan pensil
6) Sarung Tangan bila diperluka
g. Pemasangan WPC (Wood Plastic Composite) harus rapi, sama
ketebalannya, lurus dan tegak. Perencanaan pengikat harus
benar-benar diperhatikan selama pelaksanaan seluruh pekerjaan.
h. Selama pemasangan dinding belum selesai kontraktor diharuskan
untuk menjaga dan menghindari kerusakan-kerusakan atau bekas-
bekas yang disebabkan oleh material-material lain .

i. Cara Memasang Conwood/WPC pada dinding :


PASAL 3
PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSIT PANEL

A. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Penyedia jasa konstruksi diwajibkan memberikan surat dukungan ACP dari
distributor resmi dibuktikan dgn foto copi surat penunjukan sebagai
distributor dan disertai dengan brosur, dan test report ACP tersebut
sesuai yang diminta dalam dokumen
c. Semua Surat Dukungan dan brosur + spesifikasi harus berasal dari
pabrikan/distributor tunggal/agen tunggal, sedangkan untuk brosur harus
berupa brosur asli yang di cap oleh pabrikan/distributor tunggal/agen
tunggal. Dalam hal brosur berupa fotocopy brosur asli harus di cap dan di
beri keterangan sesuai aslinya oleh pabrikan/distributor tunggal/agen
tunggal serta di legalisir
b. Pekerjaan Aluminum Composite Panel ini meliputi pekerjaan finishing
penutup dinding luar dan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

B. PERSYARATAN BAHAN
a. Jenis : Aluminum Composite Panel merk. SEVEN, MARKS
b. Karakteristik : terdiri tiga lapisan yaitu, aluminium-polyethelin-
aluminium dan dilapisi dengan PVDF (Poly Vinyl De
Flouride)
c. Ketebalan : Minimum 4 mm.
d. Ukuran : Sesuai gambar
e. Warna : warna ditentukan kemudian.
f. Toleransi panel : max. selisih ketebalan 0.2 mm; selisih panjang 4 mm
g. Panel harus tahan cuaca, tahan panas sampai 80°C, tahan terhadap bahan
kimia.
h. Panel fixing yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan dari pabrik
pembuat dan dibuat dari bahan mild steel yang di hot dip galvanis (anti
karat).
i. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dan Direksi
Pengawas.
j. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan dua copy ketentuan dan
persyaratan teknis dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi / Konsultan
Pengawas, Perencana dan User (Tim Teknis).
k. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian /penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas.

C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan
shop drawing untuk memperoleh persetujuan dan Direksi / Konsultan
Pengawas.
b. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dan 3 jenis produk yang
berlainan kepada Direksi / Konsultan Pengawas dan Perencana untuk
memperoleh persetujuan.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan cetakan (mal) yang
digunakan untuk mengontrol terhadap bidang penyudutan dan perubahan
bentuk.
d. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan Clading wall.
e. Pemasangan panel menggunakan rivet sedemikian rupa dimana ujung
panel ditempelkan menggunakan rivet pada sisi aluminum angle sehingga
rivet tidak tampak dari depan panel.
f. Bidang pemasangan panel harus benar-benar rata dan arah pemasangan
benar-benar lurus.
g. Tidak diperkenankan memasang panel yang retak, pecah, berlubang, dan
harus dengan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
h. Jarak antar panel (nat) berkisar 16 mm, dan diisi dengan silicone sealent.
Nat panel harus lurus baik vertikal maupun horisontal.
i. Panel yang sudah terpasang harus dibersihkan dan segala macam noda--
noda yang melekat, serta dilindungi dan segala benturan dengan benda-
benda Iainnya.Pelepasan cover sheet harus seijin konsultan Pengawas dan
Tim Teknis apabila dilepas tanpa seijin Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis maka harus diganti dengan yang baru.

PASAL 4
RENCANA KERJA DAN SYRAT SYARAT PEKERJAAN
WATER PROOFING DUO COMPOSITE MEMBRANE 4MM

1 LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-


bahan, peralatan, alat-alat bantu termasuk pengangkutan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, serta memenuhi spesifikasi pabrik
pembuatnya.

Bagian yang di-waterproofing ialah :


a. Plat atap beton.
b. Talang dak beton

2 PENGENDALIAN PEKERJAAN
1. Standar Mutu Bahan
Berdasarkan : EN 1848-1, ENV 1187.

2. Bahan Utama
Expose Bitumen DUO Composite Membrane dengan Granule ex Belgia
Berdasarkan standart mutu bahan EN 1848-1, ENV 1187 warna
WGG/AGR/BO/ F C180 dengan komposisi modified Bitumen,SBS dan
TPO,di perkuat dengan dual reinforcement system pasang Mecano /
Torching dengan Jaminan Asuransi 15 Tahun,dengan
Jenis membrane atau bahan lainnya yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut
a. Merupakan “Waterprofing Membrane Torching System” atau
sistem pemanasan tebal 4 mm dengan Composite ReinfoMat 180
gr/m2, produksi De Boer dari Belgia dengan nama Duo Composite
Membrane uk. 8 m x 1 m

3. Spesifikasi Bahan Utama Duo Composite Membrane SBS dan TPO


a. Bahan Utama : modified
Bitumen SBS dan TPO
b. Dimensi : 1000x8000x4mm
c. Kadar Tulangan fiberglass dan polyester : 180 gr/M2
d. Daya Tarik : 880 N/50mm
e. Elongation : 50%
f. Flesxibilitas pada suhu rendah : -15 sd -20
g. Ketahanan sambungan di permukaan : 150N/50mm
h. Ketahanan sambungan pergeseran : 750N/50mm
i. Water tighnest : 10%
j. Perekatan pada granule : 10%

4. Spesifikasi Asesoris Duo Composite Membrane SBS dan TPO


a. Bitu Primer :
Bitu Primer berfungsi sebagai pembersih debu yang menempel pada
permukaan dak. Sehingga pada saat perpses pembakar membrane
akan merekat sempurna di atas pemukaan dak.
Bahan Dasar Bitu primer : aspal cair dipasang dengan cara di
coating diatas dak beton dengan kebutuhan 1 pile Primer = 18 liter,
dapat mengcover luas sebesar 3 m2

b. Termination Profile :
Termination profile dipasang pada posisi upstaind dinding yang
berfungsi sebagai penahan membrane di dinding supaya tidak turun/
merosot.
Bahan dasar Termination Profile : Zink alum dengan ukuran 2,5m x
5cm x0,4 mm

c. fastener :
Fastener dipasang pada lobang lobang Termination profile dengan
jarak antar fastener 25 cm. Ukuran panjang fastener 7 cm.

d. Duo Kit Sealent :


sealent/ perekat yang berbahan dasar campuran aspal yang dipiih
dengan campuran polymer khusus yang membuat bahan tahan
terhadap UV, tahan Api dan memiliki fleksibelitas yang baik.. 1 tube
duo kit sealent dapat mengcover 3m1.
5. Cara Pemasangan Duo Composite Membrane SBS dan TPO
Torching
1. Dak beton di bersihakan terlebih dahulu dari brangkal ataupun
material lainnya.
2. Seluruh sudut harus di buat edge fillet dengan sudut 45 derajat
lebar 5 cm,seluruh permukaan di lapisi dengan bituprimer
termasuk bagian dinding dengan ketinggian minimum 25 cm.
3. Dak beton di lapisi bitu primer dengan cara dikuas/ coating.
4. Duo Composite membrane dibakar diatas permukaan dak yang
sudah dilapisi primer.Sistem pemasangan Torching seaming atau
dengan pamanasan pada setiap
Sambunganya dengan lebar overlap 8 cm,material yang di
gunakan memiliki dimensi 8 x 1 m dengan ketebalan 4mm. dan di
pasang dengan metode T joint atau susun silang.
5. Pada bagian pertemuan bidang lantai dengan dinding overlap
minimum 15 cm dan di pasang C Profile berbahan dasar plat
zincalum lebar 5cm dengan ketebalan 0,4mm di sepanjang
keliling bangunan dengan perkuatan skrup,permukaan atas di
tutupi dengan kit sealent. C Profile

Composite Membrane

Edge Fillet

Bituprimer
6. Syarat-Syarat pelaksanaan
1. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan
sebelum dipasang, pada laboratorium yang ditunjuk
pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor
harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier
disertai data-data teknis komposisi unsur material
pembentuknya.

b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib


memberikan jaminan atas produk yang digunakan terhadap
kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 15
(Lima belas) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki
segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta
adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material
berupa polis asuransi, serta jaminan dari pihak pemasang
(applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.

c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian


dengan melakukan penyemprotan langsung dengan air serta
menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan composite membrane.

7. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam
keadaan utuh (belum dibuka) dan masih tersegel dan berlabel
sesuai pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup,
tidak lembab, kering dan bersih.
c. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan
yang disimpannya, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

8. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada


pengawas, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik
yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.

b. Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya


tambahan. Jika dipandang perlu diadakan
penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus
telah mendapat persetujuan dari pengawas.

c. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan


diberi lapisan harus dibersihkan sampai kondisi yang dapat
disetujui oleh pengawas. dan ukuran harus sesuai dengan
gambar.

d. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti


petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan serta
petunjuk dari pengawas.

e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar,


spesifikasi dan lainnya, kontraktor harus segera melaporkan
kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.

f. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal


terdapat kelainan/perbedaan ditempat itu.

9. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN / SHOP-DRAWING

a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail


pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak dan keadaan
lapangan, untuk memperjelas detai-detail khusus yang diperlukan
pada saat pelaksanaan di lapangan.
b. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe
bahan keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan
khusus.

c. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan


persetujuan dari pengawas.

10. CONTOH

a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai


brosur lengkap dan jaminan keaslian material dari pabrik.

b. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan


diberitahukan oleh pengawas dalam jangka waktu tidak lebih dari
7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.

c. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor


mengadakan mock-up guna memperjelas usulan material yang
diajukannya.

11. CARA PELAKSANAAN

Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang


berpengalaman dan sesuai dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan
spesifikasi pabrik.

PASAL 5
PEKERJAAN BETON POROUS
4. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Beton porous ini meliputi seluruh pekerjaan Beton porous
seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantulainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaanyang
bermutu baik dan sempurna.
c. Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan “sub
grade” dan lantai kerjasesuai dengan seluruh detail yang disebutkan
/ ditunjukkan dalam gambar.
d. Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

5. Persyaratan bahan.
a. Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SII,
terutama pada hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.

6. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim PengelolaTeknis Kegiatan.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untukpenyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini,
harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya danharus disetujui
Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
c. Untuk pasangan Beton porous yang langsung di atas tanah, maka
lapisan pasir urug sub gradedan lantai kerja di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkansesuai persyaratan)
dan memiliki kemiringan permukaan 2,5 % dan telah mempunyai
dayadukung maksimal sesuai yang ditujukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk KonsultanPengawas / Pemberi Tugas.
d. Pekerjaan-pekerjaan di bawah tanah, lubang service dan lainnya
harus dikerjakan dandiselesaikan sebelum pekerjaan paving blok
dilaksanakan.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing dari pola Beton porous untuk disetujui Konsultan Pengawas
/ Pemberi Tugas.
f. Area Beton porous tidak boleh digunakan sebelum seluruh area
selesai dan terkunci.
g. Untuk setiap Beton porous, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm
dan perbedaaan ketinggian setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
h. Seluruh pekerjaan Beton porousharus bebas dari kotoran semen
maupun oli.
i. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya
pekerjaan, seluruh area Beton porous harus tertutup dari lalu lintas
dan pekerjaan lainnya

PASAL 6
PEKERJAAN BATU ANDESIT

Metode Pelaksanaan Pemasangan Batu Andesit dan Batu Templek

Metode Pelaksanaan Pemasangan Batu Andesit dan Batu Templek adalah sebagai
berikut :

1. Persiapan

a) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang batu


andesit/batu templek.
b) Approval material yang akan digunakan.
c) Persiapan lahan kerja.
d) Persiapan material kerja, antara lain : batu andesit, batu templek, semen
PC, pasir dan air.
e) Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, waterpass, gerinda
listrik, benang, selang air, dll.
f) Pekerjaan pengukuran

g) Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking)


lokasi yang akan dipasang batu andesit dan batu templek.

2. Pelaksanaan pekerjaan pasang batu andesit dan batu templek

a) Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih


dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu andesit/batu templek.
b) Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan dinding
batu andesit/batu templek yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
c) Buat adukan untuk melekatkan batu andesit/templek.
d) Rendam batu andesit/templek terlebih dahulu dalam air.
e) Buat kepalaan pemasangan batu andesit/templek yang nantinya dijadikan
acuan untuk pemasangan berikutnya.
f) Kemudian lekatkan batu andesit/templek selanjutnya pada permukaan
dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.
g) Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan pasangan batu andesit/templek yang rata.
h) Batu andesit/templek dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian
yang direncanakan,
i) Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu andesit/templek.
j) Setelah pemasangan batu andesit/templek selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan batu
andesit/templek. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
k) Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu
andesit/templek dari sisa adukan semen.

PASAL 7
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Penanaman Pohon
Teknis Pelaksanaan pekerjaan

A. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan penanaman pohon.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan material kerja, antara lain : pohon palem, pohon ketapang,
pohon glodokan, pupuk, dll.
4. Persiapan alat kerja, antara lain : meteran , benang, cangkul, raskam, dll.

B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Melakukan Pengukuran lokasi dan pematokan untuk memplotkan titik-titik
penanaman pada lapangan sesuai dengan gambar rencana Titik-titik
penanaman ditandai dengan patok yang diberi warna pada ujungnya Titik
ini merupakan tanda untuk pekerjaan penggalian, pengurugan dan
penanaman.
2. Pembersihan lokasi dari segala sampah (kotoran /puing-puing) dan
rintangan lainnya
2. Tanaman yang dibongkar harus dilakukan dengan hati-hati agar akar pada
tanaman tidak rusak dan menyebabkan tanaman mati
4. Sisa sampah hasil bongkaran dikumpulkan dan dibuang keluar lokasi
proyek.
3. Membuat lubang tanam untuk pohon dengan penggalian tanah
menggunakan tenaga manusia dengan kedalam sesuai dengan gambar
rencana.
6. Kemudian Lubang galian diisi dengan tanah yang sudah diolah, yaitu
tanah humus yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan
3:1 dan biarkan selama 1 minggu sebelum berlanjut pada proses
penanaman. Kemudian tanah galian dicampur kembali dengan pupuk
kandang Dengan ukuran 0.043 (±1 karung) untuk 1 pohon.
7. Bibit tanaman berada dalam kondisi siap tanam dan sudah mengalami
masa penyesuaian (aklimatisasi). Proses penanaman dimulai dengan
pengangkutan material ke lokasi penanaman. Material tanaman diletakkan
di sisi lubang tanam, sementara itu lubang tanam diisi tanah hitam. Pada
saat pelaksanaan penanaman, bola akar dijaga agar tidak pecah atau
mengalami kerusakan, pangkal akar tanah sejajar dengan permukaan
tanah dan penegakan batang tanaman dan pemadatan permukaan tanah
pada pangkal akar agar pada saat hujan tidak ada genangan air yang dapat
Menyebabkan kebusukan akar. Kemudian batang tanaman ditegakkan dan
terakhir dilakukan pemberian steger untuk memperkokoh tegakan
tanaman. Penstegeran disesuaikan dengan jenis dan tinggi pohon.

Anda mungkin juga menyukai