Anda di halaman 1dari 33

PEKERJAAN BETON

PASAL 1. UMUM 1.1. Persyaratan Umum A. Semua pekerjaan beton harus memenuhi peraturan Beton Indonesia, kecuali telah ditetapkan pada bagian lain. B. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan mekanikal, sanitary dan pekerjaan listrik serta lubang-lubang untuk pipa atau pekerjaan ducting yang harus ditanam di dalam beton, berdasarkan persyaratan dari gambargambar M & E. C. Beton harus terbuat dari semen, aggregat dan air. Bahan tambahan lain yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas . 1.2. Lingkup Pekerjaan. A. Pekerjaan yang termasuk meliputi : 1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperhatikan, disyaratkan atau sebagaimana diperlukan.. Tanggung jawab Kontraktor atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia SK SNI 032847-2002 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. 2. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Perencana atau Pengawas guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang disetujui oleh Perencana.
Pekerjaan Beton Hal 1 dari 33

3. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat didalam SNI 03-2847-2002. Dalam hal ini Pengawas yang ditunjuk harus segera diberitahukan untuk persetujuannya. 4. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk membuat dan membiayai semua desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/ berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Pengawas. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium. 5. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah : a. Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini. b. Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting. c. Mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton. d. Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian. e. Landasan beton untuk peralatan. f. Grouting dibawah base plate.

g. Memasang vapor barrier di bawah slab beton yang langsung diatas tanah, termasuk lantai beton pelat dasar, tangga dan lain sebagainya yang terletak di atas tanah. h. Menambal, membersihkan dan memperbaiki semua beton yang disyaratkan. i. Menyerahkan laporan-laporan, contoh-contoh, sertifikat mill dan gambar-gambar kerja konstruksi. data produk,

6. Pekerjaan beton untuk struktur atas termasuk kolom, lapisan tahan api, dinding, balok, lantai, beton pada metal deck, slab atap, parapet, tangga, platform dan pekerjaan beton lainnya serta komponenkomponen seperti terlihat pada gambar.

B. Catatan-catatan pada gambar-gambar struktur adalah merupakan bagian dari bab ini.

Pekerjaan Beton Hal 2 dari 33

C. Pekerjaan yang berhubungan : 1 2 Pekerjaan cetakan, acuan dan perancah. Pekerjaan pembesian.

1.3. Referensi dan standar-standar Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini kecuali tercantum dalam gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standar dan spesifikasi berikut : A. PBI NI 2 1971 Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 B. SNI 03-2847-2002 Tata cara penghitungan struktur beton untuk bangunan gedung C. PUBI-1982 D. ACI-304 ACI 304.IR-79 ACI 304.2R-71 ACI 304, 304-71 Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia Preplaced Aggregate Concrete for Structural and Mass Concrete, Part 2. Placing Concrete by pumping Methods, Part 2. High Density Concrete : Measuring, Mixing, Transporting, and Placing, Part 2. Standard Specification for Ready-Mixed Concrete. Standard Specifications for Concrete Aggregates. Buildings Code Requirements for Reinforced Concrete Specification for Structural Concrete of Building ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part-1 Guide for use of Admixture in Concrete, Part-1 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete. Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure Method. Standard Specifications for Sheet Materials for Curing Concrete. Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in the Field.
Pekerjaan Beton Hal 3 dari 33

E. ASTM C94 F. ASTM C33 G. ACI 318 H. ACI 301 I. ACI 212 ACI 212.2R-71 J. ASTM C143 K. ASTM C231 L. ASTM C171

M. ASTM C172 N. ASTM C31

O. ASTM C42 P. ASTM C309 Q. ASTM D1752

Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete Standard specification for Liquid Membrane Forming Compounds for Curing Concrete Standard specification for Performed Spange Rubber and Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction. Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and Resilient Bituminous Types).

R. ASTM D1751

1.4. Penyerahan-penyerahan Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Pengawas yang ditunjuk sesuai dengan jadwal yang telah disetujui dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan konraktor lain. A. Gambar kerja. Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan ijin. Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 5 (lima) hari kerja sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton untuk diperiksa. B. Data dari pabrik. Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Pengawas sedikitnya 5 (lima) hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran yang diperuntukan proyek ini. C. Hasil dari trial mix Semua data untuk trial mix yang disyaratkan pada 2.10.C. (Trial Mix) dari bab ini, harus diserahkan kepada Pengawas. D. Contoh-contoh untuk beton eksposed. 1 Perlu perhatian untuk bahan-bahan dan metoda konstruksi. Keputusan penting untuk bahan-bahan atau metode-metode konstruksi, ataupun keduanya, untuk mendapatkan penyelesaian yang disyaratkan, harus menjadi tanggung jawab kontraktor tanpa biaya tambah kepada Pemberi Tugas.
Pekerjaan Beton Hal 4 dari 33

Untuk beton exposed dengan agregat warna harus cocok dengan pendapat arsitek. a. Sedikitnya 14 hari sebelum pengecoran beton expose berwarna, sample harus diserahkan kepada Arsitek untuk mendapatkan
2

persetujuan. Contoh dari beton exposed berwarna sebesar 40 m dengan tebal 7,5 cm diajukan untuk persetujuan Arsitek. b. Contoh harus dicuring selama 28 hari. c. Persetujuan Arsitek harus telah didapatkan mengenai warna dan texture sebelum pengecoran dilaksanakan. Contoh panel tambahan harus disediakan jika Perencana tidak menyetujui contoh beton yang diajukan. 3 Semua beton pada waktu selesainya pekerjaan harus cocok dengan pendapat arsitek, contoh panel yang telah dicor dan disetujui. Contoh panel di lapangan yang telah disetujui harus disimpan dan dilindungi untuk dipakai sebagai pembanding oleh Arsitek terhadap hasil beton yang jadi, sampai persetujuan akhir pekerjaan secara keseluruhan oleh pihak Pemberi Tugas. Kemudian menyingkirkan dari site setelah selesai. Sebelum pengecoran beton manapun seperti contoh yang disetujui, harus didapatkan persetujuan Arsitek atas contoh-contoh yang diajukan. Apabila contoh-contoh yang diajukan tidak disetujui oleh Perencana , maka harus disediakan contoh-contoh tambahan sampai mendapat persetujuan untuk hal tersebut.

E. Contoh-Contoh Lain - Aggregate halus (0,5 kg) - Kerikil (0,5 kg) - Admixture (0,51 each) - Curing material (0,5 l) - Water stop (300 mm) - Joint filler
2

Water proofing sheet (0,3 m ) Floor hardener (0,1kg) Reinforcement supports

F. Laporan-laporan Laporan percobaan laboratorium harus diserahkan kepada Pengawas termasuk kurva percobaan campuran (trial mix curves), pada semua percobaan dan design mixes, untuk mendapat persetujuan dalam waktu hari setelah mendapat perintah kerja, atau sedikitnya hari sebelum pengecoran awal beton, tanggal manapun yang lebih awal.
Pekerjaan Beton Hal 5 dari 33

G. Pengecoran beton Tahapan pengecoran harus diserahkan.

1.5. Percobaan dan Pemeriksaan. A. Umum Test bahan : sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk test berikut sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan. B. Semen : Berat jenis semen C. Aggregat. Aggregat halus maupun kasar : analisa tapis, berat jenis, persentasi dari void (kekosongan), penyerapan, dan kelembaban dari aggregat kasar dan halus. Berat kering dari aggregat kasar. Modulus halus dri aggregat halus. D. Air Test kimia E. Percobaan beton 1 Gudang/ tempat penyimpanan contoh benda uji. Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh Kontraktor untuk menyimpan benda-benda uji kubus beton, selama pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup untuk menampung semua fasilitas yang diperlukan dan dan semua benda uji kubus yang dimaksudkan. Kontraktor harus menyerahkan detail dari gudang kepada Pengawas untuk persetujuan. Gudang harus dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik. Pengawas berhak untuk langsung meninjau ruang/gudang penyimpanan contoh benda uji kubus tersebut. Percobaan laboratorium Jumlah silinder percobaan untuk struktur beton kecuali tiang bor adalah sebagai berikut : a. Untuk batching plant Contoh untuk percobaan kekuatan beton untuk kolom dan
3

dinding harus diambil minimum 3 contoh untuk setiap 20 m dari setiap macam mutu, satu untuk percobaan kekuatan beton umur 7 hari dan lainnya untuk 28 hari.

Pekerjaan Beton Hal 6 dari 33

i.

Jumlah contoh yang diambil sedikitnya 12 contoh setiap 100 m dari pengecoran beton setiap hari dimana 6 contoh untuk percobaan kekuatan beton umur 7 hari dan 6 contoh lainnya untuk 28 hari. Dari no. 1 dan 2, jumlah yang lebih kecil harus diambil untuk percobaan.

ii.

b. Untuk ready mix : Untuk pengiriman harian, pada pengiriman setiap hari harus dilakukan percobaan sebagai berikut : Contoh dari satu batch yang dipilih secara acak harus diambil sebagai berikut : Truk mixer 1 truk mixer 2-5 truk mixer 6-10 truk mixer setiap tambahan 10 truk mixer Jumlah contoh 1 X 3 contoh 2 X 3 contoh 3 X 3 contoh tambahan 1 X 3 contoh

Contoh-contoh tersebut di atas harus diambil pada tempat penuangan dari truk dan pada rentang waktu antara kira-kira 15 % sampai 85% dari beban muatan truk. Pada setiap pengambilan contoh dari satu batch, harus diambil beton segar sebanyak kirakira 30 kg, dengan memakai ember atau alat yang tidak menyerap. Contoh tersebut harus diaduk ulang lagi dengan baik pada suatu alas yang datar kemudian dibagi menjadi dua bagian dan prosedur membuat contoh harus mengikuti SK SNI ; Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium. Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan memenuhi kekuatan beton yang disyaratkan fc bila memenuhi ketentuan berikut : 1. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masingmasing terdiri dari tiga hasil uji kuat tekan tidak kurang dari fc + 0.82 S dimana S adalah standar deviasi dari kelompok nilai hasil uji yang ditinjau. 2. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) mempunyai nilai di bawah 0.85 fc 3. Dua dari hasil percobaan kekuatan tekan tidak mempunyai deviasi lebih dari 20 % dari nilai tertinggi. boleh

Pekerjaan Beton Hal 7 dari 33

Dimana : S : Deviasi standar dari sekelompok benda uji N S = ( f c i f c


2

r) 1 f ci = nilai kekuatan tekan rata-rata dari hasil percobaan f cr = nilai percobaan kekuatan tekan beton Jumlah maksimum penolakan beton dilapangan dari keputusan apapun adalah sebagai berikut :
Untuk Contoh M3

elemen-elemen struktur Kolom, dinding geser, balok-balok 30 dengan tegangan tinggi utama, pile cap pekerjaan struktur yang biasa Anak balok, pelat lantai 60

3. Penyelidikan pada hasil-hasil percobaan dengan kekuatan rendah : Apabila mutu benda uji berdasarkan hasil percobaan kekuatan silinder ternyata lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaanpercobaan dengan tahapan sebagai berikut : (a) Hammer test percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C805-79. Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut : (b) Drilled Core Test harus seuai dengan ASTM C42-27 apabila hasil dari percobaan drilled core ini masih lebih rendar dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut : (c) Loading test/ percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-318-89. Apabila hasil percobaan pembebanan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak pakai.

Pekerjaan Beton Hal 8 dari 33

F. Pengujian Slump 1 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI 1971,ASTM C 143 dan ASTM C231, pada saat yang sama percobaan silinder dibuat kecuali ditentukan lain oleh Pengawas . Kontraktor harus menjamin bahwa dia mampu dengan slump berikut, beton dengan mutu kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun beronggarongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump. Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maksimum slump harus 100 mm sampai 150 mm.

PASAL 2. BAHAN-BAHAN/ PRODUK Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturanperaturan Indonesia. 2.1. Semen A. Mutu semen 1 Semen portland harus memenuhi persyaratan standar Internasional atau spesifikasi bahan bangunan bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai sesuai SII-0013-82. Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal, kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan jika ada ijin tertulis dari pihak Pengawas . Pada kondisi tertentu Kontraktor boleh memakai lebih dari satu merek semen untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti yang disetujui oleh Pengawas . Jika mempergunakan semen portland pozoland pozolan (campuran semen portland dan bahan pozoland) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran. Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis ini harus sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam menentukan rencana campuran beton berdasarkan ketentuan persyaratan mutu beton.
Pekerjaan Beton Hal 9 dari 33

B. Penyimpanan semen 1 Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan dasar/alas terangkat bebas dari tanah dan kemasan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh digunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam kemasan yang utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih dari 90 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan. Semen curah harus disimpan didalam konstruksi silo secara tepat untuk melindungi terhadap penggumpalan semen selama penyimpanan.

2.2. Aggregate A. Aggregate untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0051-82 Aggregate Untuk Adukan Beton, Cara Penentuan Besar butir dan SII 0052-80 Mutu dan Cara Uji Aggregate Beton dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi aggregate untuk beton dan disetujui oleh Pengawas . B. Semua Aggregate harus bersih, keras dan mempunyai sifat kekekalan (tahan lama) seperti disyaratkan. Mencuci, memproses, memisahkan, mencampur dan sebagainya harus dilaksanakan seperlunya untuk mendapatkan gradasi dan syarat-syarat mekanik yang disyaratkan. C. Aggregate boleh berasal dari sumber/ tambang atau sumber alam lain dan harus diproses seperlunya untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Semua sumber harus disetujui oleh Pengawas seperti dinyatakan dalam kondisi umum dari kontrak. 1. Aggregate halus (pasir) Aggregate halus terdiri dari pasir a) Aggregate halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan0,063mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5% maka aggregate halus harus dicuci. Sesuai PBI71 ban 3.3 atau SII 0051-82. b) Aggregate halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel seperti
Pekerjaan Beton Hal 10 dari 33

yang ditentukan di pasal 3.5 dari NI-2. PBI71 dan SII 0051-82 dan SII 0052-80. c) Ukuran butir-butir aggregat halus, sisa di atas ayakan 4mm harus minimum 2% berat; sisa diatas ayakan 1mm harus minimum 10% berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat. d) Sifat kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat, sebagai berikut: (1) Jika dipakai Natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 10% (2) Jika dipakai Magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 15% e) Sifat organik tidak boleh melampaui persyaratan-persyaratan di SII0077 f) Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.

g) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai aggregat halus untuk semua mutu beton. 2. Aggregat kasar (kerikil dan/ atau batu pecah) Yang dimaksud dengan aggregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih kecil dari 30 mm, keras, kuat dan bebas dari lumpur, tanah liat dan bahan-bahan organik. a) Gradasi dari aggregat kasar harus sesuai dengan PBI 1971, SII 0051-82 dan SII 0052-80 b) Butir-butir harus terdiri dari berbagai ukuran seperti dinyatakan di PBI 1971 NI-2 Bab 3.5. Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa dia tas ayakan 4mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat. c) Mutu koral; butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.

Pekerjaan Beton Hal 11 dari 33

d) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut: (1) Jika dipakai Natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 12% (2) Jika dipakai Magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 18%. e) Kekerasan butir-butir aggregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20lt, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 19 mm lebih dari 24% berat (2) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% atau dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50% sesuai SII 0087-75, atau PBI-71. f) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering) yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0,063 mm apabila kadar lumpur melalui 1% maka aggregat kasar harus dicuci. g) Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton h) Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain. 3. Tabel gradasi standard dari aggregat normal (*)
Ukuran max. agregat ( mm ) 40 Agregat 30 kasar atau batu pecah 25 20 Agregat halus Catatan : (*) adalah untuk referensi saja 100 95-100 100 90-100 100 60-90 90-100 10-35 20-50 20-55 100 0-10 0-10 0-10 90 100 80 100 0-5 0-5 50 90 25 65 10 35 2-15 Ukuran tapis ( mm )

50

40

30

25

20

15

10

2.5

1.2

0.8

0.3

0.15

100

35-70

10-30

0.5

Pekerjaan Beton Hal 12 dari 33

2.3. A i r Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahanbahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Pengawas . 2.4. Bahan campuran tambahan (Admixture) Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container. Admixture harus sesuai dengan ACI 212 2 R-64. Segala macam Admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Pengawas. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai. 2.5. Bahan-bahan untuk curing beton Bahan -bahan untuk curing yang diperbolehkan sesuai persyaratan adalah sebagai berikut : - Karung goni, Liquid membrane forming compound, plastik tertutup dan atau mengikuti ASTM C-309. 2.6. Waterstop A. Waterstops dipasang pada semua sambungan-sambungan kontruksi yang berhubungan langsung dengan air tanah dan ditempat yang ditunjukkan pada gambar. Waterstop harus menerus dan dipasang secara akurat dan dikencangkan dengan baik dan ditunjang untuk mencegah lendutan. Waterstop harus dari jenis PVC yang ada perkuatannya untuk mengadakan suatu perekatan yang permanen terhadap beton, mencegah pergerakan dari waterstop setelah hidrasi. B. PVC waterstop harus mengikuti persyaratan minimum berikut :
2

- Kekuatan tarik : 0 kg/cm - Terulurnya pada waktu putus : 30%


3

- Berat jenis : 13 t/m Dimensi minimum dari waterstop-waterstop harus sesuai tabel berikut (semua dimensi dalam mm) :
Lebar 140 190 240 Tebal 4.5 4.5 4.5 Diameter bulatan ditepi*) 125 125 19 Diameter bulatan ditengah*) 8 8 10 Tinggi bulatan ditepi**) --22

Catatan : *) hanya waterstop untuk bagian dalam (internal waterstop only) **) hanya waterstop untuk bagian luar (external waterstop only)

Pekerjaan Beton Hal 13 dari 33

C. Jumlah pertemuan sambungan di lapangan haruslah seminimum mungkin.

2.7. Joint filler Kontraktor harus memasok dan memasang premorded joint filler pada semua expansion joints dan dimana ditunjukkan pada gambar. Kecuali disyaratkan lain, joint filler haruslah yang resin atau bitumen bonded cork. Bahannya harus dari pabrik yang disetujui oleh Perencana dan harus sesuai dengan : ASTM D-1752, type II for resin Bonded Cork ASTM D-1751, for Bitumen Bonded Cork

2.8. Waterproofing sheet Sesuai dengan bab spesifikasi detail dari waterproofing pada spesifikasi arsitektur.

2.9. Floor Hardener. Untuk lantai beton yang diexposed dan untuk keperluan beban berat, harus diberikan floor hardener dengan kepadatan sebagai berikut : Ruang M/E : kepadatan normal 3 kg/m3 Loading dock/ sirkulasi lalu lintas padat, kepadatan tinggi 16 kg/m3

2.10. Mutu dan Konsistensi Dari Beton A. Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut (Mpa) : 1 2 3 4 5 Pilecap, semua pelat dan balok diatas tanah : fc-0 Kolom-kolom, dinding kolom diatas pondasi : fc-0 Semua pelat dan balok-balok beton bertulang diatas lantai dasar : fc-0 Semua balok-balok prestress : fc-0 Semua beton non struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : fc-0

Pekerjaan Beton Hal 14 dari 33

B. Semua beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau air harus memenuhi kadar semen minimum seperti pada tabel berikut:
Beton bertulang Agregat yang berukuran nominal maks (mm) 40 Pengaruh luar Ringan : misal dilindungi sempurna terhadap cuaca atau keadaan cuaca normal selama konstruksi Sedang : misal telindung dari hujan besar dan terhadap pembekuan ketika jenuh air. Beton terpendam dan beton yang terendam air sepenuhnya Berat : misal terpengaruh oleh air laut, air rawa, terpaan hujan, kering dan basah silih berganti dan pembekuan ketika masih basah. Mengalam kondensasi berat atau uap yang menimbulkan korosi Kg/m3 20 Kg/m3 14 Kg/m3 10 Kg/m3 Beton pratekan Agregat yang berukuran nominal maks (mm) 40 Kg/m3 20 Kg/m3 14 Kg/m3 10 Kg/m3

220

250

27

290

300

300

300

300

26

290

320

340

300

300

320

340

32

360

390

410

320

36

390

410

C. Trial Mixes 1. Umum Setiap design mix harus menunjukan water cement ratio, water content, aggregate gradation, slump, air content dan kekuatan (strenght). Percobaan laboratorium Apabila design mixes sudah disetujui, percobaan-percobaan pada setiap campuran harus dilaksanakan dilapangan untuk membuktikan cukup tidaknya desain mixes dan menunjukan : a. Water cement ratio b. Workability/ slump c. Drying shrinkage d. Kekuatan beton pada umur 7,14 dan 28 hari e. Kepadatan

Pekerjaan Beton Hal 15 dari 33

Kekuatan beton dari trial mixer harus memenuhi ekuatan yang disyaratkan. Dari setiap trial beton mix, dibuat sedikitnya 6 (enam) contoh untuk memutuskan. 3. Percobaan di lapangan Begitu percobaan laboratorium telah lengkap dengan memuaskan, percobaan dengan skala penuh memakai tempat dan peralatan yang akan dipakai untuk pekerjaan permanen harus dilaksanakan. Denah dan peralatan harus dipelajari dan dicoba untuk pemenuhan persyaratan-persyaratan sebelum percobaan-percobaan lapangan tersebut diadakan. Percobaan seperti di atas harus diadakan dan campuran dimodifikasi sampai hasilnya sesuai dengan persyaratanpersyaratan yang disyaratkan. Untuk setiap trial mix, dibuat sedikitnya 6 (enam) contoh untuk memutuskan.

D. Bahan Tambahan ( additives ) Kontraktor boleh memakai plasticizers, retarder dan additives dengan persetujuan Pengawas . Pemakaian bahan harus sesuai dengan instruksi pabrik dan persetujuan pendahuluan harus diperoleh dari Pengawas dalam setiap kasus. Kontraktor harus memastikan bahwa pemakaian dari setiap bahan tambahan yang disetujui tidak akan mempengaruhi kekuatan, ketahanan atau penampilan dari penyelesaian akhir pekerjaan beton. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

E. Slump untuk beton 1 Konsistensi dari beton harus diperiksa dengan pemeriksaan slump.

2. Kontraktor harus meyakinkan dirinya bahwa ia mampu memproduksi beton dengan slump seperti pada tabel berikut, beton yang memenuhi mutu maupun kekuatan, yang akan menghasilkan penyelesaian seperti disyaratkan, bebas dari keropos atau gelembung udara yang berlebihan. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa Kontraktor menerima tanggung jawab penuh untuk produksi beton dan mencapai mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi batas slump. Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran dipelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maksimum slump harus 100 mm sampai 150 mm.

Pekerjaan Beton Hal 16 dari 33

3. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan/ kondisi normal :
Slump Konstruksi beton Dinding, pelat pondasi, dan pondasi telapak bertulang Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi di bawah tanah Pelat, balok, kolom dan dinding 10 Pembetonan massal 2.5 7.5 14.5 Minimum ( cm ) 7.5 12.5 Maksimum ( cm ) 12.5 17.5

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, nilai slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1.5 cm diatas harga maksimum.

2.1.1. Beton Ready Mixed A. Beton Ready Mixed haruslah berasal dari perusahaan ready-mixed, pengukuran, pencampuran dan pengiriman sesuai dengan ASTM C 94 78a. B. Pemeriksaan bagi pengawas yang ditunjuk diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat pengantaran contoh atau pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa oleh Pengawas sebelum pengadukan beton. C. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan yang telah diuji dilaboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh kontraktor dan suplier beton ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan laboratorium. D. Beton temperatur yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh melampaui 35C. E. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan instruksi yang diberikan dari pabrik. Bila dipakai dua atau lebih bahan tambahan, maka bahan tambahan harus ditambahkan secara terpisah untuk bahan yang lain dan mengikuti instruksi pabrik. Bahan tambahan harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.IR-64.

Pekerjaan Beton Hal 17 dari 33

F. Menambahkan air pada batch dan/ atau pada lapangan proyek pada kesempatan terakhir yang memungkinkan dan dibawah supervisi dari Pengawas. Air tidak boleh ditambahkan selama pengangkutan beton. Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alasan lain apapun hanya boleh dilakukan bila diijinkan dan dibawah Supervisi dari Pengawas . G. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang akurat dan alat untuk menghitung putaran. H. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah semen dan aggregat dituang ke dalam mixer. I. Beton harus dituangkan seluruhnya dilapangan proyek dalam waktu satu setengah jam atau sebelum truk mixer mencapai 300 putaran yang mana yang lebih dulu, setelah semen aggregat dituang kedalam mixer. Dalam cuaca panas, batasan waktu harus diturunkan seperti ditentukan oleh Pengawas .

J. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak diijinkan. K. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu perbedaan (deviasi) pada slump atau sifat pengecoran, harus diberikan ukuran yang disetujui oleh Pengawas untuk menjaga kondisi normal. Penggumpalan beton karena aggregat yang panas, air, semen, atau kondisi lainnya tidak diijinkan, dan beton harus ditolak. L. Menggetarkan beton harus mengikuti ACI 309-72 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete)

PASAL 3. PELAKSANAAN BETON 3.1. Umum Kecuali disetujui oleh Pengawas semua beton haruslah beton ready-mixed dengan takaran, adukan serta cara pengiriman/ pengangkutannya harus memenuhi persyaratan didalam ASTM C94-78a,ACI 304-73,ACI Committee 304 serta mengikuti pasal 2.11 dari bab ini.

3.2. Pengadukan dan Pencampuran beton Beton dari bahan-bahan dan desain mixes disini harus mengikuti pengukuran, pencampuran dan pengadukan dengan pelat sesuai PBI-1971 (Bab 6.2 dan Bab 6.3).

Pekerjaan Beton Hal 18 dari 33

A. Pengadukan 1 Proporsi campuran beton diukur dengan ukuran berat. Penampung, penuang dan mekanisme penimbangan harus disediakan. Jika digunakan semen curah, penampung yang kedap air, penuang dan mekanisme penimbangan harus disediakan. Perangkat penimbang yang digunakan dalam mekanisme penimbangan harus selalu tersedia di batching plant. 2 Penimbangan berat harus akurat, antara 0.5% dalam kondisi operasional dan penunjukan skala beratnya harus mudah dibaca oleh Operator. 3 Air harus ditambahkan dalam campuran dari tempat air yang terpisah dan harus senantiasa dikontrol dengan penyesuaian kadar air yang ada dalam agregat. Jika diijinkan penggunaan bahan tambahan, maka tempat penampungan yang yang disediakan dan direkomendasikan oleh pabrikannya dan disetujui oleh Pengawas harus digunakan.

B. Pencampuran 1 Mixing Plant harus mempunyai penampung yang mampu menampung seluruh material adukan dan air serta mencampur mereka secara homogen dalam waktu yang rasional. Waktu pencampuran ini harus ditentukan di lapangan dengan percobaan berdasarkan rekomendasi dari pembuat mixing plant. Bak penampung dari alat pencampur harus dibuat sedemikian untuk dapat mengeluarkan seluruh hasil campuran secepatnya tanpa adanya tumpahan.

3.3. Pengiriman dan Pengangkutan Beton A. Pengiriman : 1 Pengiriman beton dari mixing plant ke lokasi proyek harus dilakukan sedemikan rupa sehingga terjadinya pemisahan/ segegrasi dan kehilangan material beton dapat dicegah. Lamanya pengiriman, waktu pemuatan, pencampuran dan penuangan dari beton yang akan di gunakan tidak boleh melebihi 1 ( satu ) jam terhitung dari waktu pencampuran air dan semen dalam mesin pencampur.

Pekerjaan Beton Hal 19 dari 33

B. Pengangkutan 1 Campuran Beton harus diangkut dari mixer ke tempat akhir pengecoran dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan ditangani dengan metoda yang dapat mencegah terjadinya pemisahan/ segegrasi material beton. Bagaimanapun air tidak boleh ditambahkan dalam mixer selama pengiriman dan pengangkutan agar kadar air rencana dapat dipertahankan. Dalam pengecoran untuk kolom, dinding tipis yang cukup tinggi, harus digunakan bukaan-bukaan bekisting, pipa fleksibel, pipa tremie, atau peralatan lain yang disetujui sehingga memungkinkan penuangan campuran beton dengan baik padat. Tinggi jatuh bebas dari campuran beton yang dituangkan tidak boleh lebih dari 1.50 meter.

3.4 Pengecoran dan Pemadatan A. Persiapan : 1 Siapkan rencana pengecoran dan serahkan kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum melakukan pekerjaan pengecoran. Sebelum pengecoran, semua bekisting, penulangan, dan item-item yang tertanam atau dicor harus sudah diinspeksi dan disetujui oleh pengawas. Formulir untuk inspeksi harus diserahkan kepada Pengawas paling lambat 24 jam sebelum waktu pengecoran. Genangan air yang berlebihan, serpihan-serpihan beton yang telah mebgeras, kotoran, material-mateial lepas dan benda-benda asing lainnya harus dibersihkan dari lokasi pengecoran dan peralatan cor. Penggalian di sekitar lokasi pengecoran bila perlu harus dibuat sehingga lokasi pengecoran dapat dijaga kekeringannya. Lokasi pengecoran harus selalu dijaga dari kemungkinan rembesan air, luapan dan genangan air, baik dengan menggunakan pompa,saluran maupun peralatan/ cara lainnya. Beton tidak boleh dicor kecuali jika lokasi pengecoran telah bebas dari air dan atau Lumpur. Besi tulangan harus senantiasa dijaga sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3 dan diinspeksi dan disetujui. Logam-logam yang tertanam dalam beton harus bebas dari beton lama, minyak/ lemak, tanda/ tulisan dari pabrik, dan material lain yang melekat padanya, karena akan
Pekerjaan Beton Hal 20 dari 33

mengurangi lekatan. Peralatan yang dapat merusak susunan dan posisi besi tulangan tidak boleh lewat diatas besi tulangan . Pada lokasi dimana akan dipasang dowel antara beton baru dan beton lama, lubangi beton lama, masukkan besi dowel dan sumbat dengan bahan non-shrink grout. 5 Basahi bekisting kayu secukupnya untuk mencegah retak. Basahi material lainnya secukupnya untuk menghindari penyerapan dan menjaga kinerja beton. Kecuali ditentukan lain dalam gambar atau dalam spesifikasi ini, selimut beton harus sesuai dengan ACI 318 -89 atau SK SNI T-15-1991-03. Perhatian khusus harus diberikan dalam menjaga selimut beton, beton pengganjal (concrete block) yang digunakan untuk membuat selimut beton harus mempunyai mutu yang sama atau lebih dari beton yang dicor. Kecuali ditentukan lain, beton atau besi pengganjal atau harus diberikan dalam jumlah minimum 8 (delapan) buah per meter persegi baik di atas bekisting ataupun lantai kerja. B. Item-item tertanam (Embedded) 1 Termasuk item yang tertanam dalam beton antara lain adalah lubanglubang, baut angkur, paku-paku, piping, fitting atau material lain yang dtetapkan oleh Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal. Sediakan fasilitas dan pengawasan yang diperlukan untuk penasangan material ini and lakukan perkuatan yang diperlukan untuk pemasangan ini. Jangan melakukan pengecoran sampai semua material yang mestinya tertanam dalam beton telah dipasang di lokasi yang benar, terpasang dengan kuat, bersih, telah diperiksa dan disetujui. Pasang semua item tertanam sesuai dengan gambar kerja dan denah pemasangan yang telah disetujui. Lengkapi dengan pengikat dan penumpu yang diperlukan agar item-item tertanam tersebut tetap dalam posisinya selam pengecoran beton. Pipa dan lubang harus dipasang sedemikian sehingga tidak mengurangi kekuatan sturktur. Bagaimanapun pipa dan lubang tidak boleh dibuat didalam pelat lantai yang tebalnya kurang dari 12 cm. Lubang pipa dapat menembus pelat lantai atau dinding, tetapi tidak boleh terbuka sehingga berkarat atau mengakibatkan penurunan kekuatan struktur. Lubang pipa harus dibuat cukup untuk dapat dilewati sambungan pipa . Jarak antar lubang pipa tidak boleh kurang dari 3 kali diameter lubang ( as ke as ) Lubang dapat dibuat di dinding tetapi diameternya tidak boleh lebih dari 1/3 tebal dinding dan jarak antar lubang tidak boleh kurang dari empat
Pekerjaan Beton Hal 21 dari 33

kali diameter lubang atau 10 cm as ke as, dan tidak menyebabkan pengurangan kekuatan struktur. 5 Pipa dan lubang-lubang pipa lainnya yang terbuat dari aluminium tidak boleh ditanam dalam beton structural. Pemasangan item-item tertanam bagaimanapun tidak boleh merusak / memindahkan besi tulangan utama. Pipa atau lubang-lubang dalam pelat lantai tidak boleh mempunyai ukuran lebih dari 1/3 tebal pelat lantai dan tidak boleh dipasang di selimut beton, harus diletakkan diantara tulangan atas dan tulangan bawah.

C. Pengecoran Beton. 1 Pekerjaan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI 1971, ACI-30473, ACI Committee 304, ASTM 94-78. Beton harus dicor dalam bekisting sedekat mungkin dengan lokasi akhirnya secara seragam dengan ketebalan tidak lebih dari 30 cm, Bekisting atau besi tulangan yang terkena cipratan beton harus dibersihkan sebelum proses pengecoran berikutnya. Kecuali ditetntukan lain atau disetujui pengawas, beton tidak boleh dicor bebas dari ketinggian lebih dari 2 m. Beton tidak boleh dituangkan secara bebas lebih dari ketinggian 1.5 m dalam areal terbuka. Penggunaan alat cor yang disetujui bagaimanapun harus dikendalikan sehingga beton yang tertuang dapat secara efektif dipadatkan dengan ketebalan yang tidak lebih dari 30 cm. Beton yang telah mengeras sebagian atau tercemar dengan bahan lain harus ditolak. Pengecoran beton harus dikerjakan segera setelah pencampurannya. Pengecoran harus menghasilkan permukaan yang datar, pengaliran beton dari satu lokasi ke lokasi lainnya, setelah pengecoran selesai, tidak diperkenankan. 6 Jika cara penuangan beton tidak sesuai dengan PBI atau ACI, termasuk dalam pengakhiran antara beton lama dan beton baru, Kontraktor harus mengajukan proposalnya termasuk menujukkan hasilnya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas. Proposal dimaksud harus sudah diserahkan 3 ( tiga ) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.

Pekerjaan Beton Hal 22 dari 33

D. Pemadatan Beton 1 Segera setelah pengecoran, penggetar (vibrator). dilakukan pemadatan dengan alat

Alat penggetar harus dari jenis penggerak elektris atau atau tekanan (pneumatic), tipe imers, 7000 rpm untuk kepala penggetar kurang dari 180 mmm atau 6000 rpm untuk kepala penggetar 180 mm atau lebih, semua dengan amplitude yang cukup dan untuk menghasilkan pemadatan konsolidasi yang memadai. Penggunaan penggetar harus sesuai dengan persyaratan ACI-304. Peralatan dan suku cadang alat penggetar harus senantiasa dirawat dan disimpan/ diletakkan dekat dengan lokasi pengecoran. Keterlambatan akibat belum/ tidak disetujuinya penggunaan alat penggetar, metoda kerja yang diajukan Kontraktor sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3 4

3.5. Sambungan A. Sambungan Pengendali (Control Joints) : Sambungan pengendali lokasi dan pelaksanaannya seperti dalam gambar. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, semua baris besi tulangan menerus melewati sambungan pengendali. Jika sambungan pengendali tidak ditunjukkan dalam gambar kontrak, Kontraktor wajib mengajukan proposal lokasinya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas. B. Sambungan Konstruksi (Construction Drawing) 1. Lokasi sambungan konstruksi harus dibuat sedemikian rupa sehingga hanya menimbulkan perlemahan struktur yang paling minimal. Sambungan konstruksi pada bagian struktur ekspose harus ditempatkan pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar. Jika sambungan konstruksi tidak ditunjukkan dalam gambar, ajukan proposal lokasinya untuk mendapatkan persetujuan Perencana/ Arsitek. Secara umum, jika tidak ditunjukkan dalam gambar, lokasi sambungan konstruksi harus diletkakan pada : a. Pelat lantai, balok dan girder : pada tengah bentang, kecuali jika balok berpotongan dengan balok/girder lainnya di tempat ini, maka lokasi sambungan ditempatkan pada jarak 2 (dua) kali dari tebal balok terbesar. b. Dinding dan Kolom : pada sisi bawah dari lantai, balok atau girder
Pekerjaan Beton Hal 23 dari 33

dan pada sisi atas dari pondasi telapak atau lantai paling bawah. c. Sebelum pengecoran beton baru di tempat sambungan, permukaan sambungan harus harus dikasarkan, dibersihkan dan semua kotoran harus disingkirkan dan tulangannya dibersihkan. Kemudian beri permukaan sambungan dengan calbond. C. Sambungan Ekspansi (Expansion Joints) 1 Beton tidak boleh dicor secara bersamaan pada kedua sisi sambungan pada waktu yang sama. Jangan meneruskan besi tilangan melewati sambungan expansi. Pengisi sambungan expansi harus berupa bahan telah tercetak sesuai dengan persyaratan ASTM D-1751 dan dipasok dalam satu satuan material dengan ukuran terpanjangnya. Lebar total dari sambungan dijaga tetap bebas dari material tambahan yang dapat mencegah sambungan berfungsi dengan semestinya.

2 3

D. Penutup sambungan (Joint Sealants) : Penutup sambungan (joint sealants) harus disediakan pada sambungansambungan beton yang ditunjukkan. Persiapan areal sambungan, perapihan, pencampuran dan pemasangan material penutup harus sesuai dengan instruksi tertulis dari pabrik dan seperti yang disyaratkan disini.

3.6. Perawatan dan Perlindungan beton (Curing and Protection ) A. Perawatan Beton 1 2 3 4 Secara umum harus sesuai dengan ACI 301-72/75 Perawatan Beton harus sesuai dengan persyaratan ACI-308, ACI-305 Lakukan perwatan beton segera setelah pengecoran dilaksanakan. Lindungan beton cor segar dari pengeringan dini dan pertahankan kehilangan kelembaban seminimal mungkin pada suhu yang relative tetap dalam jangka waktu tertentu yang diperlukan untuk proses hidrasi dari semen dan proses pengerasan beton yang memadai.

B. Jangka waktu dan Metoda Perawatan Beton 1 Perawatan beton harus segera dilakukan segera setelah pengecoran

Pekerjaan Beton Hal 24 dari 33

beton dan harus dilaksanakan sesuai dengan ACI 301 72/75. Temperatur beton pada waktu pengecoran pertama tidak boleh lebih dari 35C. 2 Bekisting yang kontak dengan beton harus dijaga tetap basah selama proses perawatan. Jika bekisting dibongkar selama proses perawatan, beton harus tetap dirawat selama sisa waktu perawatan yang ditentukan dengan menggunakan air (dengan menggunakan selimut atau karung) atau bahan lain yang disetujui Pengawas. Perawatan dengan menggunakan uap tekanan tinggi, pemanasan atau proses lain untuk menunda waktu setting beton harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

C. Perawatan dengan Kompon (Curing Compound) 1 Harus sesuai dengan persyaratan ASTM C309-80 Type I dan ASTM C.171-75.

2. Beton permukaan datar ( flatwork ) Segera setelah pekerjaan penyelesaian cor beton, beri bahan kompon di atas permukaan beton sesuai dengan instruksi tertulis dari pabriknya, kecuali : a. Pada cuaca panas b. Pada permukaan yang akan kontak langsung dengan beton atau bahan mengandung semen c. Pada permukaan yang menunjukkan menerima waterproofing membrane atau lapisan atap. Dalam hal cuaca panas, dinama udara sekitar bertemperatur 32 C atau lebih, perawatan dengan air dilakukan pada 24 jam pertama, kemudian baru diberikan perawatan kompon. Permukaan beton yang akan kontak dengan beton lainnya atau bahan material yang mengandung semen atau yang akan diberi hardener atau pelindung debu, atau yang akan diberi waterproofing membrane atau lapisan atap, harus dirawat dengan air dan ditutup dengan kertas pelindung khusus atau bahan lain yang disetujui, untuk menjaga proses perawatan beton selama masa perawatan. Bahan kompon yang bersifat mencegah proses pelekatan antara beton dan lapisan finishingnya tidak boleh digunakan dan Kontraktor harus menyerahkan bahan dan metoda lain kepada Pengawas untuk mendapatkan perstujuan. Jangan menggunakan perawatan kompon pada permukaan beton yang akan diberi hardener, pelindung debu, ataupun waterproofing membrane.

Pekerjaan Beton Hal 25 dari 33

D. Perlindungan terhadap cuaca 1 Selama pencampuran Dalam cuaca yang panas, dinginkan bahan-bahan beton sebelum pencampuran (siram dengan air) untuk menjaga temperature campuran sehingga memenuhi syarat maksimum temperatur campuran beton. Jangan menggunakan air hujan untuk mencampur bahan beton. Selama pengecoran dan peratawan. Sediakan dan lakukan perlindungan selama pengecoran dan perawatan beton untuk melindungi beton dari hujan dan paparan sinar matahari yang terlalu panas. Dalam cuaca yang panas Gunakan penutup, semprotan kabut atau penutup basah dengan warna cerah selama pengecoran dan perawatan beton untuk melindungi beton dari kehilangan kelembaban karena panas, matahari atau angin yang berlebihan. Perubahan temperatur yang berlebihan Lindungi beton untuk menjaga agar terjadi perubahan suhu yang seragam, tidak melebihi 3 C selama 1 jam. Material Pelindung Sediakan selalu material dan peralatan pelindung beton di proyek yang siap digunakan.

E. Perlindungan beton terhadap kegiatan pelaksanaan lainnya Selama masa perawatan, beton harus dilindungi terhadap kegiatan lainnya, goncangan yang berat, tegangan yang besar dan getaran-getaran yang berlebihan agar tidak terjadi kerusakan atau kegagalan proses perawatan.

3.7. Toleransi Pelaksanaan A. Harus sesuai dengan persyaratan dimensi dan toleransi yang ditunjukkan dalam ACI301 dan ACI-347. B. Toleransi maksimum 1 Kecuali ditunjukkan lain, harus sesuai dengan ACI-301 ( spesifikasi beton struktur untuk bangunan ) Jika terjadi perbedaan antara beberapa batasan nilai toleransi yang akan digunakan, maka toleransi yang paling aman/keras yang harus digunakan.

Pekerjaan Beton Hal 26 dari 33

3.8. Toleransi kerataan untuk pelat lantai A. Slab / Pelat lantai Interior dan Exterior 1 Selesaikan slab/pelat secata monolit. Buat kemiringan yang seragam pada pelat yang ditunjukkan harus miring. Perhatian khusus harus diberikan agar didapatkan sambungan yang halus dan rapi antara batas pengecoran satu dengan lainnya. Jangan menggunakan semen kering, pasir ataupun campuran semen dan pasir untuk mengeringkan beton. Toleransi untuk slab/pelat lantai beton yang akan expose dan lantai yang akan menerima karpet adalah 3 mm dalam jarak 3 m. Toleransi untuk slab/pelat lantai beton yang akan diberi finish lantai adalah 3 mm dalam jarak 3 m. Toleransi untuk slab/pelat lantai beton yang akan diberi mortar untuk keramik, marmer dan bahan lain sejenis adalah 5 mm dalam jarak 1 m.

3.9 Finishing Beton Gunakan berbagai finish beton sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar atau ditunjukkan dalam kontrak. A. Finishing Lantai Ganti dan perbaiki lantai yang tidak sesuai dengan persyaratan ini. Buat kemiringan lantai sesuai dengan yang ditunjukkan. Jika lantai ternyata tidak dapat mengalirkan air sesuai yang dikehendaki, perbaiki bagian lantai yang gagal dan bentuk lagi kemiringannya sehingga dapat mengalirkan air. Dalih apapun untuk melunakkan toleransi tidak boleh diberikan karena akan mengakibatkan penyimpangan atas spesifikasi ini. Atur permukaan lantai/ balok agar hasil akhirnya dapat mengalirkan air seperti yang disyaratkan. B. Finish beton 1 Semua finish beton untuk lantai harus difinish sesusi dengan garis yang benar. Beton yang akan difinish oleh pihak lain harus dibersihkan dari minyak atau material lain yang menyulitkan pelekatan dengan material finishing yang akan digunakan. Perawatan finishing harus dilaksanakan segera setelah pekerjaan perataan dilakukan.

Pekerjaan Beton Hal 27 dari 33

a. Finish monolit 1 Finish monolit lantai harus diberikan pada lantai exposed, kecuali terdapat material finishing lain yang akan dipasang. Lantai finish beton monolit harus dilakukan untuk meratakan level dengan menggunakan campuran beton (screed), rapikan ketidak rataan dan tutup lubang-lubang agar permukaan benar-benar rapi. Permukaan lantai harus dibiarkan tak terganggu sampai semua air permukaan telah hilang dan beton telah cukup kuat untuk pekerjaan selanjutnya. Ketika permukaan telah cukup keras, maka prose perataan (trowelling) kedua dilakukan untuk meratakan dan mengeraskan finish permukaan. Penggunaan bahan floor hardener, lihat bagian 2.9 spesifikasi ini.

C. Finishing Beton Exposed 1 Semua permukaan beton cor ditempat dengan finish exposed, baik yang dicat maupun tidak dicat, harus mempunyai permukaan yang halus dan rata, kecuali bila akan dibuat tektur kasar. Buat permukaan beton yang halus dan rata dan bebas dari tambalan, sirip, tonjolan, cerukan, lubanglubang, tanda-anda pelaksanaan, kantung-kantung. Semua besi pengikat, termasuk pengikat-pengikat bekisting, harus dipotong ke dalam dan bekasnya dibersihkan. Semua tambalan, jika memang ada, harus dirapikan sehingga tidak menampakkan perbedaan pada permukaan beton pada waktu pekerjaan selesai.

D. Finishing pada beton yang tersembunyi 1 Beton yang tidak exposed memerlukan penambalan dan perbaikan untuk menutup semua lubang-lubang dan cacat-cacat permukaan, kemudian buat permukaannya rata dengan permukaan sekitarnya. Permukaan beton yang tersembunyi termasuk semua beton yang berada dibawah finishing arsitektural, kecuali finish cat dan material finishing yang tipis dan fleksibel.

E. Penambalan Beton Siapkan mortar penambal yang terdiri atas 1 bagian semen Portland sesuai dengan mutu dan warna beton yang ditambal, dan 2.5 bagian pasir ditambah air secukupnya untuk kemudahan kerja. Sesuaikan komposisi mortar sedemikian sehingga diperoleh konsistensi campuran mortar yang paling tepat untuk penambalan. Sikat dan berikan semen perekat basah pada
Pekerjaan Beton Hal 28 dari 33

lokasi tambalan dan lakukan penambalan ketika air telah berkurang di semen perekat. Buat tambalan mortar sedikit menonjol dari permukaan sekitar selama 1 2 jam untuk memungkin terjadinyan susut dan kemudian ratakan dengan permukaan sekitarnya.

3.10 Beton kedap air (waterproof concrete) A. Beton di tangki air, dinding basement, lantai paling bawah basement, struktur dinding yang bersentuhan langsung dengan penahan tanah, lubang dasar lift, atap taman, dan struktur lain yang kontak dengan air harus dibuat kedap air dengan bahan tambahan (additive) dan atau lembaran membran seperti yang disyaratkan dalam gambar atau spesifikasi. Bahan kedap air dan atau lembaran membran kedap air harus disetujui oleh Pengawas. B. Dalam penggunaan bahan adiktif untuk kedap air, perhatian dan petunjuk berdasarkan persetujuan dari pengawas harus dilaksanakan untuk menjamin bahwa betonnya sendiri telah dicampur, ditangani, dicor dan dirawat dengan benar sehingga dapat diperoleh kekedapan yang dikehendaki. C. Slump campuran beton harus dibuat minimum untuk menjamin pengecoran dan pemadatan yang layak D. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk membuat beton kedap air benarbenar kedap air. Jika terjadi rembesan atau kegagalan kekedapan lainnya, maka biaya perbaikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. E. Kontraktor memberi jaminan minimum selama 10 tahun untuk kekedapan ini, terhitung sejak selesainya pekerjaan beton kedap air ini dilakukan. Jaminan meliputi semua kegagalan material dan semua kegagalan untuk memenuhi syarat dalam spesifikasi ini. F. Jika terjadi rembesan, lembab, kegagalan selama masa jaminan 10 tahun, Kontraktor, dengan biaya Kontraktor sendiri, harus segera melakukan pekerjaan perbaikan pada lokasi yang cacat/ rusak/ gagal dan memperbaiki semua kerusakan akibat kegagalan ini.

3.11 Cacat pekerjaan (Defect Works) A. Struktur beton ini dianggap cacat/ rusak/ gagal 1 Beton yang tidak dibentuk sesusai dengan yang ditunjukkan, tidak lurus sesuai dengan yang dikehendaki, tidak tegak atau rata sesuai dengan yang dikehendaki, tidak sesuai kemiringan atau levelnya.
Pekerjaan Beton Hal 29 dari 33

Keropos atau berlubang, walaupun telah ditutup, diisi ataupun diratakan , kecuali dengan persetujuan Pengawas. Terdapat serbuk kayu, serpihan kayu atau kotoran yang tertanam. Atau yang sepenuhnya tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak. Atau jika menurut pendapat Arsitek/ Perencana terdapat satu atau beberapa bagian material beton, finishing, ataupun pekerjaan beton yang tidak sesuai dengan persyaratan yang relevan dari spesifikasi ini.

3 4 5

B. Semua pekerjaan yang digolongkan sebagai pekerjaan cacat/rusak/gagal harus diganti dan diperbaiki sesusi dengan spesifikasinya. C. Cara menangani hasil pekerjaan cacat yang akan diganti dan metoda pelaksanaannya harus sesuai dengan arahan dari Arsitek/ Perencana. Dalam segala hal, perbaikan cacat beton harus dapat menghasilkan beton yang dikehendaki. D. Semua biaya perbaikan dan perapihan cacat beton menjadi tanggung jawab Kontraktor. E. Retakan-retakan yang terjadi pada beton harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Arsitek/ Perencana. Dalam hal terjadi retak kecil (honeycomb), retak non-struktural, atau cacat lain pada beton akibat pembongkaran bekisting, Arsitek/Perencana harus segera diberitahu, tidak boleh dilakukan pemberian plaster atau penambalan kecuali atas perintah Arsitek/ Perencana. Pekerjaan grouting harus dilaksanakan metoda yang paling tepat.

3.12. Pengecoran beton baru diatas beton lama A. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan dengan semprotan angin atau sejenisnya. B. Sebelum beton baru dicorkan, permukaan beton lama harus dilabur campuran air dan semen dalam perbandingan 1:1 ( dalam volume). C. Untuk beton kedap air, sebelum pengecoran beton baru, permukaan beton lama harus di labur dengan bahan bonding yang disetujui Pengawas. D. Cor beton baru segera setelah lapisan bonding pada beton lama telah kering.

Pekerjaan Beton Hal 30 dari 33

3.13. Pengecoran topping beton yang terpisah. A. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan beton dasar dan bersihkan dari benda-benda asing. B. Termpatkan pemisah, pembesian, pembatas tepi, dan item lainnya yang harus ditanam. C. Berikan bonding pada permukaan beton dasar sesuai dengan instruksi pabrikan. Berikan lapisan pasta semen dan pasir encer pada permukaan beton dasar sebelum pengecoran beton toppingnya. D. Cor beton topping sesuai dengan kelurusan dan level yang disyaratkan. E. Pada lantai dan atap beton, floor hardener harus diberikan sesuai yang disyaratkan bagian 2.9 spesifikasi ini. 3.14. Pekerjaan Beton massal (Mass Concrete) A. Umum 1 Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.IR-70, ACI 207.2R-73 dan ACI 207 207.3R-79 Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan kepada Engineer untuk mendapatkan persdetujuan, metoda rencana campuran beton (design mix), pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pengendalian temperature dan perawatannya.

B. Bahan-bahan 1 Semen. Semen harus tipe I atau IV ( semen berhidrasi panas rendah) persyaratan bagian 2.2 spesifikasi ini. 3. Bahan tambahan pozzolanik : Bahan-bahan tambahan pozzolanik harus sesuai dengan persyaratan ASTM-C 618. 4. Semua material beton harus mempunyai temperatur serendah mungkin. C. Kadar semen 1 2 Kadar semen harus sesuai dengan bagian 2.10.B spesifikasi ini. Slump campuran tidak boleh lebih dari 15 cm, kecuali menggunakan superplasticizer yang disetujui Perencana.

2. Agregat. Ukuran maksimum butiran kasar harus sesuai dengan

Pekerjaan Beton Hal 31 dari 33

D. Pembesian 1 Pembesian harus kuat dan kokoh agar tidak berubah tempat selama pengecoran. Persyaratan lainnya mengenai pembesian harus sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3. Pekerjaan pembesian.

E. Pengecoran 1 2 Temperatur campuran beton tidak boleh lebih dari 35C. Setiap ukuran bagian struktur beton masal harus diketahui sehingga temperatur yang timbul dari panas hidrasi beton tidak melampaui temperatur maksimum yang ditetapkan. Urut-urutan pengecoran dan jeda antara pengecoran antar bagian beton masal harus ditetapkan agar retakan yang terjadi akibat panas hidrasi beton dapat diminimalkan.

F. Metoda Pengecoran Metoda pengecoran beton masal harus dengan pola papan catur. G. Perawatan dan pengendalian Temperatur 1 Setelah beton dicor, permukaan beton harus dijaga kelembabannya dengan penyemprotan air atau cara lainnya. Dan harus dilindungi dari sinar matahari langsung, pengeringan yang cepat. Untuk mengetahui dengan pasti kenaikan suhu beton dan untuk mengendalikan perawatan, suhu permukaan dan bagian dalam beton massal harus diukur, setelah beton dicor. Ketika suhu dalam beton naik, beton harus dirawat sehingga tidak tejadi perningkatan suhu yang terlalu cepat. Harus senantiasa dijaga agar beda suhu pada permukaan beton tidak terlalu rendah dibandingkan dengan suhu di dalam beton ( beda suhu maksimum 20C ).

4. Setelah suhu bagian dalam beton mencapai maksimum, permukaan beton harus ditutup dengan material insulasi atau sejenisnya untuk mempertahankan panas agar tidak terjadi perbedaan suhu yang telalu besar antara permukaan dan bagian dalam beton. Bekisting dan penutup dapat dibuka bila beda suhu antara suhu luar dan bagian dalam beton tidak lebih dari 20C.

Pekerjaan Beton Hal 32 dari 33

3.15. Lain-lain A. Grouting dan Drypack 1 Bahan grouting. Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan sejumlah air secukupnya sehingga grouting akan mudah mengalir sendiri. Bahan pengurang air dan bahan pemudah kerja dapat ditambahkan. Drypack. Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air secukupnya untuk mengikat material. Pelaksanaan. Lembabkan permukaan dan ulas dengan semen. Tekan bahan grouting ketempatnya dan isikan sehingga lubang / celah dapat terisi penuh. Buat permukaan gouting yang halus pada beton exposed dan rawat kelembabannya paling tidak selama 3 hari.

B. Goutting tidak-susut (Non-Shrink-Grout) digunakan pada pemasangan dowel, base plate/ plat penumpu, celah sekitar lubang pipa yang menembus beton ataupun tempat lain yang ditunjukkan. Campur dan corkan ketempat yang ditunjukkan sesuai dengan instruksi dan rekomendasi tertulis pabriknya. Kontraktor harus melakukan tes yang membuktikan tidak terjadi susut setelah setting. Satu hari setelah pemasangan, kekuatan tidak boleh kurang dari 3000 psi dan 8000 psi setelah 28 hari sesuai ASTM C109. Non shrink grout harus mengisi minimal 95% 100% dari volume/ area yang digrout. Grouting yang mengandung bahan tambahan in-organik, pengurang air, atau pelicin harus tidak menyusut lebih besar dari yang setara dengan campuran semen,pasir, air yang diuji sesuai dengan ASTM C596. Semua bahan non-shrink-grout harus sesuai dengan persyaratan kinerja dalam CRD- C611-80 (Flow Cone).

Pekerjaan Beton Hal 33 dari 33

Anda mungkin juga menyukai