Anda di halaman 1dari 22

PONDASI

Kestabilan berdirinya suatu bangunan ditentukan atau tergantung pada


kekuatan konstruksi pondasinya. Sebuah bangunan tidak dapat begitu
saja didirikan langsung diatas tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur
bangunan bawah yang disebut pondasi, jadi pondasi adalah bangunan
sub struktur dibawah tanah yang berfungsi sebagai pendukung seluruh
berat dari bangunan dan meneruskan beban yang didukung ke tanah
dibawahnya sekaligus menstabilkan beban tanpa mengakibatkan:
- Keruntuhan geser tanah
- Penurunan (settlement) tanah/pondasi yang berlebihan.
Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan,
kestabilan bangunan diatasnya, tidak boleh terjadi penurunan sebagian
atau seluruhnya melebihi batas-batas yang diijinkan. Hal yang juga
penting berkaitan dengan pondasi adalah apa yang disebut soil
investigation, atau penyelidikan tanah. Pondasi harus diletakkan pada
lapisan tanah yang cukup keras dan padat.
Untuk menjaga kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah
yang besar, dasar pondasi dangkal harus diletakkan lebih dari 50 cm di
dalam permukaan tanah
Pondasi dalam adalah pondasi yang biasanya dipasang pada kedalaman
lebih dari 3 meter dibawah permukaan tanah. Pondasi dalam digunakan
untuk mentransfer beban bangunan ke lapisan tanah yang lebih dalam
sehingga mencapai lapisan tanah yang mampu mendukung beban struktur
yang ada di atasnya.

Klasifikasi jenis pondasi :


• Pondasi dangkal bila D/B < 4
• Pondasi dalam bila D/B > 10
• Pondasi semi dalam bila 4 < D/B < 10
(contoh : Pondasi sumuran )

Keterangan : D = Kedalaman dasar pondasi dari muka tanah


B = Lebar / diameter pondasi
Untuk memenuhi syarat tersebut perlu diperhatikan beberapa hal dalam pekerjaan
pondasi antara lain :
1. Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan harus diletakkan pada lapisan
tanah yang keras.
2. Harus dihindarkan memasang pondasi sebagian pada tanah keras, sebagian pada
tanah lembek.
3. Pondasi harus dipasng menerus di bawah seluruh dinding bangunan dan dibawah
kolom-kolom pendukung yang berdiri bebas.
4. Apabila digunakan pondasi setempat, pondasi itu harus dirangkai satu dengan balok
pengikat (balok sloof).
5. Pondasi harus dibuat dari bahan yang awet berada didalam tanah dan kuat menahan
gaya-gaya yang bekerja padanya terutama gaya desak.
6. Apabila lapisan tanah keras tidak sama dalamnya, tapi untuk seluruh panjang pondasi
harus diletakkan pada kedalaman yang sama.

Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah keras dan besar tegangan tanah/daya dukung
tanah, maka perlu diadakan penyelidikan tanah, yaitu dengan cara :
a. Pemboran (drilling) : dari lubang hasil pemboran (bore holes), diketahui contoh-
contoh lapisan tanah yang kemudian dikirim ke laboraturium mekanika tanah.
b. Percobaan penetrasi (penetration test) : yaitu dengan menggunakan alat yang disebut
sondir static penetrometer. Ujungnya berupa conus yang ditekan masuk kedalam
tanah, dan secara otomatis dapat dibaca hasil sondir tegangan tanah (kg/cm 2).
CONTOH KEGAGALAN PONDASI
Sebelum perencanaan pondasi dilakukan terlebih dahulu perlu
mengetahui perilaku tanah baik sifat fisik maupun mekanis tanah.
Dimana sifat fisik dan mekanisnya dapat diketahui dengan melakukan
penyelidikan tanah yang meliputi penyelidikan dilapangan dan
laboratorium, sehingga dari data-data hasil penyelidikan tanah tersebut
dapat dipergunakan sebagai dasar dalam merekomendasikan sistem
pondasi. Untuk maksud ini diperlukan pengertian yang mendalam
mengenai metode pengujian tanah, batasan-batasan atau karakteristik
dalam metode pengujian dan bagaimana menyimpulkan hasil-hasil yang
diperoleh. Pekerjaan lapangan dalam peyelidikan tanah yang
dilaksanakan meliputi pekerjaan Boring (drilling) dan Standart Penetrasi
Test (SPT).
Suatu jenis pondasi mempunyai karakteristik penggunaan tertentu.
oleh karena itu, dalam mendisain pondasi perlu dibuat alternatif yang
kemudian dipilih alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria secara teknis,
kemudahan pelaksanaan, ekonomis, dan dampak lingkungan.
Pemilihan pondasi perlu mempertimbangkan :
A. Faktor tanah
• Struktur tanah (macam tanah)
• Kekuatan tanah (σ)
• Kedalaman (Df) yang dipilih
• Letak permukaan air tanah
B. Faktor beban
• Jumlah lantai
• Tinggi bangunan
• Besarnya/panjang bentang

Stabilitas pondasi ditentukan oleh :


1. Daya dukung pondasi, yang dipengaruhi oleh:
a. Macam pondasi: dimensi dan letak pondasi
b. Sifat tanah (indeks dan teknis): berat volume (), kohesi (c), sudut geser
dalam (Ø)
2. Penurunan (settlement):
a. Penurunan segera (immediately settlement); akibat elastisitas tanah
b. Penurunan konsolidasi (consolidation settlement), akibat keluarnya air pori
tanah yang disebabkan oleh adanya pertambahan tegangan akibat beban
pondasi
PONDASI DANGKAL
•  
P = beban bangunan

Permukaan tanah

Df = kedalaman pondasi

σ
B = lebar pondasi
Contoh Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain :
• Pondasi Setempat ( Single Footing )
• Pondasi Menerus ( Continuous Footing )
• Pondasi Pelat ( Plate Foundation )
• Pondasi Cakar Ayam
• Pondasi Sarang Laba-laba

Bentuk-2 pondasi dangkal


• Pelat Setempat :
(Bulat, Bujur sangkar, Persegi)
• Pondasi Menerus / Lajur (strip Foundation)
(disebut pondasi menerus bila L/B > 10)
Dimana : L = Panjang pondasi
B = Lebar pondasi
Kelebihan pondasi dangkal
• Pengerjaan relatif mudah
• Pengerjaan cepat
• Volume material pondasi relatif sedikit
• Biaya relatif murah
Macam Keruntuhan tanah pada dasar pondasi
Pola keruntuhan geser menyeluruh (general shear failure)
mempunyai karakteristik dimana bidang keruntuhan jelas dan memanjang sampai
kepermukaan. Bidang keruntuhan terdiri dari kumpulan segi tiga dan bidang gelincir
Lapisan tanah yang dapat mempunyai tipe pola keruntuhan ini adalah:
Tanah yang relatif tidak mudah mampat dan biasanya mempunyai nilai kekuatan
geser tertentu, serta dapat pula dalam keadaan terendam. Apabila beban dikenakan
cukup cepat sehingga menyebabkan terjadi kondisi tak berdrainase (undrained
condition) dapat berlaku untuk tanah liat berkonsolidasi normal (normally
consolidation clay) atau terjadi pada
Tanah relatif bagus ( Pasir padat s/d keras ) / ( Lempung kaku s/d keras )

Pola keruntuhan geser setempat (local shear failure)


mempunyai bidang keruntuhan yang berupa segi tiga dan bidang gelincir dimulai dari
ujung pondasi, serupa dengan pola keruntuhan geser umum (general shear failure).
Penggelembungan terjadi pula pada permukaan dasar pondasi. Perbedaan dengan
pola keruntuhan geser umum adalah bidang gelincir tidak mencapai permukaan
tanah lihat Gambar 3.1, tetapi berhenti disuatu tempat pada masa tanah. Pada
umumnya terjadi pergerakan pondasi yang cukup besar atau dalam. Lapisan tanah
yang masuk didalam katagori ini adalah “lapisan tanah yang lunak atau lapisan tanah
yang mudah mampat“ atau terjadi pada
Tanah relatif lunak / loose (Pasir sangat renggang s/d medium)/ (Lempung sangat
lunak s/d medium)
Perhitungan Daya Dukung Tanah
Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk memikul tekanan atau
beban maksimum yang diizinkan untuk bekerja pada pondasi. Untuk
mendapat tegangan yang dipakai dalam perencanaan pondasi, besarnya
beban dibagi dengan faktor keamanan (safety factor). Nilai yang diperoleh
disebut dengan tegangan tanah yang diizinkan.

Untuk memenuhi syarat keamanan, disarankan faktor aman terhadap


keruntuhan akibat beban maksimum sama dengan 3. Untuk struktur kurang
penting faktor aman boleh diambil kurang dari 3. Faktor aman 3 adalah
sangat penting untuk menanggulangi ketidaktentuan kondisi tanah dasar.
Ada beberapa metode untuk menghitung daya dukung tanah, metode yang
paling sering digunakan adalah metode dari Terzaghi. Analisis daya dukung
didasarkan kondisi general shear failure, yang dikemukakan Terzaghi (1943)
dengan anggapan pondasi berbentuk memanjang tak terhingga dengan lebar
lebar B dan terletak di atas tanah homogen.
Mekanisme Keruntuhan Tanah
Formula daya dukung pondasi utk
keruntuhan menyeluruh
(Menurut Therzhagi )
• Pondasi Bujur Sangkar Dimana :

Qu = 1,3.C.Nc + q.Nq + 0,4..B.N Qu = daya dukung ultimate


pondasi
• Pondasi Bulat C = kohesi tanah
Qu = 1,3.C.Nc + q.Nq + 0,3..B.N q = .Df
• Pondasi Menerus g = berat volume tanah
Qu = C.Nc + q.Nq + 0,5..B.N Df = kedalaman pondasi
B = lebar / diameter pondasi
Nc, Nq, N
= Faktor daya dukung
Formula daya dukung pondasi utk
keruntuhan lokal
(Menurut Therzhagi )
• Pondasi Bujur Sangkar
Dimana :
Qu = 1,3.C’.Nc’ + q.Nq’ + 0,4..B.N’
Qu = daya dukung ultimate
• Pondasi Bulat pondasi
Qu = 1,3.C’.Nc’ + q.Nq’ + 0,3..B.N’ C’ = 2/3.C = kohesi tanah
• Pondasi Menerus q = .Df

Qu = C’.Nc’ + q.Nq’ + 0,5..B.N’ g = berat volume tanah


Df = kedalaman pondasi
B = lebar / diameter pondasi
Nc’, Nq’, N’
= Faktor daya dukung
Faktor daya dukung utk keruntuhan menyeluruh
Faktor daya dukung utk keruntuhan lokal
Contoh soal 1
Diketahui pondasi bujur sangkar seperti gambar di bawah ini :

0,0 m
Data Tanah :
Df g = 1,7 gr/cm3 = 1,7 t/m3
C = 1,3 gr/cm2
f = 20o
B
B = 2,0 m
Df = 1,5 m

Hitung daya dukung ultimate pondasi tsb dan Asumsikan jenis tanah pasir lepas
1. Jenis tanah pasir lepas digunakan rumus keruntuhan lokal,
2. Pondasi Bujur Sangkar
qu = 1,3.C’.Nc’ + q.Nq’ + 0,4..B.N’ q = .Df
Qu = qu x A A = luas bujur sangjkar

C’ = 2/3 C

f = 20o

Anda mungkin juga menyukai