Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Bissmillah Hirahman nirrahim, Alhamdulillahi rabbil’aalamiin Puji dan Syukur kami


panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas 1 Rekayasa Pondasi ini. Dalam
penyusunannya penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas doa,
dukungan dan semangat kepada Baapak Ir. Raahmat Setiyadi, M.Sc beliau yang telah
memberikan dukungan dan membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Dalam penyusunan tugas ini, saya sebagai penulis menyadari masih terdapaat
kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang mungkin dapaat disampaikan kepada saya yang bersifaat membangun tentunya agar tugas
ini lebih bail dan layak untuk di pelajari lagi.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, sekali lagi penulis mengucapkan teima kasih.

Tangerang Selatan, 15 Maret 2018

Sulaiman Hilmi
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah,
atau bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban
bagian bangunan lain diatasnya (Joseph E. Browles, 1997). Pada pengaplikasian dilapangan sering
mengesampingkan analisis daya dukung pondasi dan penurunan pondaasi yang tepat.
Pondasi merupakan bagiaan penting dari suatu bangunan sipil, pondaasi sebagian dasar
penahan beban terdassar dari suatu konstruksi. Jalan, gedung, jembatan, bendungan dan konstruksi sipil
lainnya tanpa pondasi yang kuat pasti akan mengalami kegagalan konstruksi. Pada pengaplikaasian
dilapangan sering mengemsampingkan analisis daya dukung tanah pondasi yang tepat.
Pondasi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal
adalah pondaasi yang tidak membutuhkan galian tanah terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal
sudah cukup keras, apalagi bangunan yang akan dibangun hanya rumah sederhana. Sedangkan pondasi
dalam adalah pondasi yang membutuhkan pengeboran atau pemancangan dalam karena lapisan tanah
yang keras berada di kedalaman cukup dalam, biasanya digunakan oleh bangunan besar, jembatan,
struktur lepas pantai dan sebagainya.
Banyak keterkaiatan antar mata kuliah teknik sipil lainnya dengan mata kuliah pondasi ini
banyak sekali, mulai dari aspek-aspek serta tinjauan dari matakuliah tersebut sangatlah banyak.
Namun adanya tugas ini kita jadi tau bagaimana keterkaiatan antar mata kuliah lainnya dengan mata
kuliah pondasi ini.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dapat dikemukakan rumusan masalahnya yaitu
:
a. Matakuliah apa saja yang berkaitan dengan mata kuliah rekayasa pondasi ini ?
b. Bagaimana uraian dan aspe-aspek apa saja yaang diaamati dalaam kaitannya dengan mata kuliah
pondasi ini ?

I.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dalam tugas ini adalah :
a. Dapat matakuliah apa saja yang berkaitan dengan pondasi
b. Untuk memenuhi Tugas 1 mata kuliah Rekayasa Pondasi
BAB II

PEMBAHASAN

Keterkaitan mata kuliah pondasi dengan mata kuliah Teknik Sipil lainnya, diantaranya
yaitu :

1. IUT (Ilmu Ukur Tanah) dan Pemetaan


Hubungan antara ilmu pemetaan yang di pelajari juga dalam mata kuliah IUT (Ilmu
Ukur Tanah) dengan ilmu pondasi adalah meliputi pengambilan/ pemindahan data-data dari
lapangan ke peta atau sebaliknya. Pengukuran yang akan dipelajari dibagi bagi dalam
pengukuran mendatar dari titik titik yang terletak diatas permukaaan bumi, dan pengukuran
tegak guna mendapatkan beda tinggi antara titik titik yang diukur diatas permukaan bumi yang
tidak beraturan, yang pada akhirnya dapat digambar diatas bidang datar (Peta). Ilmu ukur tanah
merupakan ilmu sebagai dasar dalam melaksanakan pekerjaan survey atau ukur mengukur
tanah. Dalam bidang teknik sipil, meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk semua proyek
pembangunan, seperti perencanaan dan pembuatan gedung, pondasi, dll.
Pada ilmu pondasi, ilmu ukur tanah dan pemetaan memiliki keterkaitan berupa :

1. Pengukuran untuk mencari luas tanah


2. Pengukuran untuk mengetahui beda tinggi tanah
3. Pengukuran untuk pembuatan peta
4. Pengukuran untuk merencanakan bangunan pondasi
Contoh Rumus volume galian tanah

Perhitungan menggunakan satuan kubik yaitu dalam m3, cm3 atau satuan lainya. Namun untuk
mempermudah dalam proses perhitungan RAB maka lebih banyak menggunakan satuan m3.
jumlah pekerjaan galian tanah dapat dihitung dengan rumus umum sebagai berikut:
Vgt = Lpgt x Pgt
Volume galian tanah = Luas penampang potongan galian tanah x panjang galian tanah
Rumus ini dapat berubah-ubah menyesuaikan bentuk tanah yang dihitung.

2. Mekanika Tanah
Banyak sekali rumus yang dapat dipakai untuk mendisain Pondasi. Pilihan yang dipakai
sangat tergantung dari kebiasaan seseorang dalam perencanaan pondasi dan data-data tanah
yang tersedia. Kami hanya akan membatasi pada rumus pondasi dangkal dan pondasi dalam
tunggal. Kedua jenis pondasi ini sering ditemui di lapangan.
Peck dkk membedakan pondasi dalam dan pondasi
dangkaldari nilai kedalaman (Df/B):

 v Df/B > 4 : Pondasi dalam


 v Df/B ≤ 1 : Pondasi Dangkal

Dimana

Df : Nilai Kedalaman Pondasi


B : Lebar Pondasi
1. Menentukan daya dukung pondasi Dangkal

Daya dukung ultimit (ultimit bearing


capacity/qult)didefinisikan sebagai beban maksimum per
satuan luasdimana tanah masih dapat mendukung beban
tanpamengalami keruntuhan.

- Rumus Terzaghi
(Bila memakai data pengujian Laboratorium)

qult = C.Nc + γb.Nq.Df + 0,5.γb.B.Nγ

dimana :
qult = Daya Dukung Ultimit Pondasi
C = Cohesi Tanah
γb = Berat Volume Tanah
Df = Kedalaman Dasar Pondasi
B = Lebar Pondasi dianggap 1,00 meter

Rumus Meyerhof
Bila memakai data pengujian Sondir

qult = qc. B. (1 + D/B). 1/40

Dimana :

qult = Daya Dukung Ultimit Tanah


qC = Nilai Conus
B = Lebar Pondasi (dianggap 1 meter)
D= Kedalaman Dasar Pondasi

Setelah kita mendapatkan nilai daya dukung UltimitTanah (qult) , Langkah selanjutnya
menghitung dayadukung ijin tanah yaitu :

q = qult / Sf

dimana :
q = Daya Dukung ijin tanah
qult = Daya Dukung Tanah Ultimit
Sf = Faktor Keamanan biasanya nilainya diambil 3

Daya dukung ijin tanah dapat juga dihitung langsungdengan cara :

q = qc/40 (untuk besaran B sembarang)

dimana :
q = Daya Dukung ijin tanah
qc = Nilai Konus

3. Mekanika Bahan
Aplikasi Mekanika Bahan pada Struktur pondasi dapat dicontohkan melalui struktur
pondasi tanpa tulangan yang terlihat pada gambar 6. Momen yang timbul akibat beban luar
pada dasarnya ditahan oleh kopel gaya-gaya dalam tarik dan tekan. Balok tersebut dapat runtuh
secara tiba-tiba dan total jika retak terbentuk pada zona tarik penampang. Pada balok beton
bertulang, tulangan baja ditanam di dalam beton sedemikian rupa sehingga gaya tarik yang
dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang retak dapat dikembangkan pada tulangan
baja. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk mengatasi kelemahan beton dalam menahan tarik maka
ditambahkan tulangan baja pada bagian penampang beton yang berpotensi mengalami tarik
pada saat menahan beban. Karakteristik yang dipunyai beton tersebut sangat penting untuk
dicermati dan diketahui oleh mahasiswa, terutama untuk menentukan serat mana yang
mengalami tarik dan tekan.

4. Alat Berat
Penggalian tanah untuk pondasi bangunan gedung, yaitu pondasi langsung telapak
menerus, biasanya berbentuk trapesium, cukup dengan cangkul dan tenaga manusia, karena
volumenya sedikit, dengan menggunakan alat berat tidak ekonomis. Tetapi untuk pondasi
bangunan gedung yang besar dan luas dengan volume galian yang besar, walaupun merupakan
pondasi dangkal misalnya pondasi pelat/voet plat , perlu dipertimbangkan dengan
menggunakan alat berat dalam hal ini yang cocok adalah dengan menggunakan backhoe, ada
beberapa nama yang sering digunakan antara lain, yaitu :hoe,excavator,shovel,back shovel,pull
shovel.
5. Drainase dan Hidrologi
Drainase meruapakan ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan
air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Sedangkan drainase perkotaan
adalah ilmu drainase yang meng-khususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat
kaitannya dengan kondisi Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sosial Budaya yang ada di
kawasan kota tersebut.

Hubungan antara ilmu drainase yang di pelajari juga dalam mata kuliah hidrologi
dengan ilmu pondasi adalah ilmu drainase mengetahui Penurunan level air tanah yang berguna
untuk mempermudah pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pondasi seperti galian
tanah, pengecoran tanah, dan urugan tanah.

Pengukuran tinggi muka air dapat dilaksanakan dengan cara manual menggunakan alat
duga air biasa (non recording gauges) dan atau cara otomatis menggunakan alat duga air
otomatik (recording gauges) yang dipasang pada suatu pos duga air sungai. Untuk keperluan
pendataan aliran sungai yang memerlukan waktu dengan periode panjang, maka pengukuran
tinggi muka air dari suatu pos duga air harus menggunakan alat duga air otomatik.
6. Geoteknik
Geoteknik merupakan cabang ilmu dari teknik sipil yang didalamnya menerapkan
geologi dalam tahap perencanaan, maupun pelaksanaan pada sebuah pekerjaan
pengkontruksian, dimana geologi sendiri merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari
seluk beluk kerak bumi, mulai dari asal-susul, jenis, komposisi, dan penyebaran materialnya,
hingga struktur dan proses yang terjadi.

Selain itu hubungan geoteknik dengan pondasi adalah ilmu geoteknik menentukan
karakteristik pondasi serta mengetahui permasalahan-permasalahan pondasi bangunan, seperti
lokasi bangunan yang berada di lokasi yang tidak ideal (miring) dan penggunaan material yang
kurang padat.
7. Struktur beton
Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan,
jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata
atau tembok blok. Dan dalam hal pondasi struktur beton merupakan hal penting dan kualitas
dari beton juga mempengaruhi dalam menentukan kapasitas kuatnya suatu pondasi.

MUTU BETON K (kg/cm²) DAN MUTU BETON fc’ (Mpa)

MUTU BETON fc = K x 0.083


Kg/cm² Mpa
K 100 fc 8.30
K 125 fc 10.38
K 150 fc 12.35
K 175 fc 14.53
K 200 fc 16.60
K 225 fc 18.68
K 250 fc 20.75
K 275 fc 22.83
K 300 fc 24.90
K 325 fc 26.98
K 350 fc 29.05

8. Bendungan

Bendung juga dapat didefinisikan sebagai bangunan air yang dibangun secara
melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai
ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-
saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian (Kartasapoetra, 1991: 37).
1. Pada pondasi batuan (rock foundation) : memiliki daya dukung tanah yang memadai,
pondasi batuan sangat cocok dipakai dalam segala macam tipe bendungan baik yang
rendah maupun tinggi. Memiliki beberapa kelemahan yaitu : kemungkinan terjadinya
retakan (joints), celah (crevices), rekahan (fissures) atau patahan/sesarv (fault zone)
yang mengakibatkan terjadinya rembesan air.
2. Pada pondasi lulus air (pondasi pasir dan kerikil) : dari segi daya dukung tanah dan
tegangan geser tidak memiliki masalah terutama untuk bendungan urugan, sedangkan
untuk bendungan beton memerlukan kajian mendalam. Memiliki masalah yang sering
dihadapi yaitu rembesan air karena material pondasi terdapat pasir yang merupakan
material yang rawan terbawa air.
9. Rekayasa Gempa
Salah satu komponen penting dalam pembuatan bangunan anti gempa adalah pondasi.
Pada umumnya pondasi rumah tahan gempa menggunakan sistem pondasi batu kali yang
menerus, yaitu hubungan antara pondasi rumah dengan sloof menggunakan angker setiap jarak
setengah meter. Hal ini bertujuan agar ada keterikatan antara pondasi rumah dengan sloof,
sehingga ketika terjadi gempa ikatan antara pondasi dengan sloof tidak terlepas. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pondasi tahan gempa dari batu kali :
10. Management Konstruksi
Memanage anggaran sangatlah penting dalah merencanakan struktur pondasi dapat di
lihat dari contoh pada pekerjaan pondasi batu kali (PB1) adalah sebagai berikut :

Volume Pasangan Batu Kali :


Luas Pondasi = ( 0,3 x 0,6 ) x 0,6 = 0,054 m2
2
Vol. Pondasi = 0,054 m2 x 112.57 m = 6.08 m3

Volume Aanstamping & Volume Lantai Kerja


Luas Aanstamping = ( 0,8 x 0,15 )
Luas Lantai Kerja = ( 0,8 x 0.05 ) = 0,12 m2

Vol. Aanstamping = 0,12 x 112.57.


Vol Lantai Kerja = 0,04 x 112.57
= 13.51 m3

Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


Pada tahap perhitungan anggaran biaya konstruksi, data – data perhitungan yang dibutuhkan
adalah hasil perhitungan volume pekerjaan dan hasil analisa satuan pekerjaan pada masing –
masing pekerjaan konstruksi. Berikut merupakan salah satu contoh erhitungan anggaran biaya
konstruksi pada Proyek Pebangunan Kampus BSI Margonda –Depok

Diketahui :
o Hasil perhitungan volume Aanstamping pada pondasi batu kali ( PB1
+ PB2 ) adalah 24.70 m3 .

o Hasil perhitungan analisa satuan pekerjaan berdasarkan Analisa


Pekerjaan Umum Kota Depok adalah Rp. 239,950.00 / m3

o Anggaran Biaya Satuan Pekerjaan = Volume x Analisa Satuan Pekerjaan


Maka :
o Anggaran Biaya Satuan Pekerjaan = Volume x Analisa Satuan Pekerjaan
Untuk 1 m3 pekerjaan Aanstamping dibutuhkan biaya sebesar :
o 24.70 m3 x Rp. 239,950.00 / m3
= Rp 5,926,765.00

Anda mungkin juga menyukai