Dalam penyusunan tugas ini, saya sebagai penulis menyadari masih terdapaat
kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang mungkin dapaat disampaikan kepada saya yang bersifaat membangun tentunya agar tugas
ini lebih bail dan layak untuk di pelajari lagi.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, sekali lagi penulis mengucapkan teima kasih.
Sulaiman Hilmi
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Keterkaitan mata kuliah pondasi dengan mata kuliah Teknik Sipil lainnya, diantaranya
yaitu :
Perhitungan menggunakan satuan kubik yaitu dalam m3, cm3 atau satuan lainya. Namun untuk
mempermudah dalam proses perhitungan RAB maka lebih banyak menggunakan satuan m3.
jumlah pekerjaan galian tanah dapat dihitung dengan rumus umum sebagai berikut:
Vgt = Lpgt x Pgt
Volume galian tanah = Luas penampang potongan galian tanah x panjang galian tanah
Rumus ini dapat berubah-ubah menyesuaikan bentuk tanah yang dihitung.
2. Mekanika Tanah
Banyak sekali rumus yang dapat dipakai untuk mendisain Pondasi. Pilihan yang dipakai
sangat tergantung dari kebiasaan seseorang dalam perencanaan pondasi dan data-data tanah
yang tersedia. Kami hanya akan membatasi pada rumus pondasi dangkal dan pondasi dalam
tunggal. Kedua jenis pondasi ini sering ditemui di lapangan.
Peck dkk membedakan pondasi dalam dan pondasi
dangkaldari nilai kedalaman (Df/B):
Dimana
- Rumus Terzaghi
(Bila memakai data pengujian Laboratorium)
dimana :
qult = Daya Dukung Ultimit Pondasi
C = Cohesi Tanah
γb = Berat Volume Tanah
Df = Kedalaman Dasar Pondasi
B = Lebar Pondasi dianggap 1,00 meter
Rumus Meyerhof
Bila memakai data pengujian Sondir
Dimana :
Setelah kita mendapatkan nilai daya dukung UltimitTanah (qult) , Langkah selanjutnya
menghitung dayadukung ijin tanah yaitu :
q = qult / Sf
dimana :
q = Daya Dukung ijin tanah
qult = Daya Dukung Tanah Ultimit
Sf = Faktor Keamanan biasanya nilainya diambil 3
dimana :
q = Daya Dukung ijin tanah
qc = Nilai Konus
3. Mekanika Bahan
Aplikasi Mekanika Bahan pada Struktur pondasi dapat dicontohkan melalui struktur
pondasi tanpa tulangan yang terlihat pada gambar 6. Momen yang timbul akibat beban luar
pada dasarnya ditahan oleh kopel gaya-gaya dalam tarik dan tekan. Balok tersebut dapat runtuh
secara tiba-tiba dan total jika retak terbentuk pada zona tarik penampang. Pada balok beton
bertulang, tulangan baja ditanam di dalam beton sedemikian rupa sehingga gaya tarik yang
dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang retak dapat dikembangkan pada tulangan
baja. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk mengatasi kelemahan beton dalam menahan tarik maka
ditambahkan tulangan baja pada bagian penampang beton yang berpotensi mengalami tarik
pada saat menahan beban. Karakteristik yang dipunyai beton tersebut sangat penting untuk
dicermati dan diketahui oleh mahasiswa, terutama untuk menentukan serat mana yang
mengalami tarik dan tekan.
4. Alat Berat
Penggalian tanah untuk pondasi bangunan gedung, yaitu pondasi langsung telapak
menerus, biasanya berbentuk trapesium, cukup dengan cangkul dan tenaga manusia, karena
volumenya sedikit, dengan menggunakan alat berat tidak ekonomis. Tetapi untuk pondasi
bangunan gedung yang besar dan luas dengan volume galian yang besar, walaupun merupakan
pondasi dangkal misalnya pondasi pelat/voet plat , perlu dipertimbangkan dengan
menggunakan alat berat dalam hal ini yang cocok adalah dengan menggunakan backhoe, ada
beberapa nama yang sering digunakan antara lain, yaitu :hoe,excavator,shovel,back shovel,pull
shovel.
5. Drainase dan Hidrologi
Drainase meruapakan ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan
air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Sedangkan drainase perkotaan
adalah ilmu drainase yang meng-khususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat
kaitannya dengan kondisi Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sosial Budaya yang ada di
kawasan kota tersebut.
Hubungan antara ilmu drainase yang di pelajari juga dalam mata kuliah hidrologi
dengan ilmu pondasi adalah ilmu drainase mengetahui Penurunan level air tanah yang berguna
untuk mempermudah pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pondasi seperti galian
tanah, pengecoran tanah, dan urugan tanah.
Pengukuran tinggi muka air dapat dilaksanakan dengan cara manual menggunakan alat
duga air biasa (non recording gauges) dan atau cara otomatis menggunakan alat duga air
otomatik (recording gauges) yang dipasang pada suatu pos duga air sungai. Untuk keperluan
pendataan aliran sungai yang memerlukan waktu dengan periode panjang, maka pengukuran
tinggi muka air dari suatu pos duga air harus menggunakan alat duga air otomatik.
6. Geoteknik
Geoteknik merupakan cabang ilmu dari teknik sipil yang didalamnya menerapkan
geologi dalam tahap perencanaan, maupun pelaksanaan pada sebuah pekerjaan
pengkontruksian, dimana geologi sendiri merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari
seluk beluk kerak bumi, mulai dari asal-susul, jenis, komposisi, dan penyebaran materialnya,
hingga struktur dan proses yang terjadi.
Selain itu hubungan geoteknik dengan pondasi adalah ilmu geoteknik menentukan
karakteristik pondasi serta mengetahui permasalahan-permasalahan pondasi bangunan, seperti
lokasi bangunan yang berada di lokasi yang tidak ideal (miring) dan penggunaan material yang
kurang padat.
7. Struktur beton
Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan,
jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata
atau tembok blok. Dan dalam hal pondasi struktur beton merupakan hal penting dan kualitas
dari beton juga mempengaruhi dalam menentukan kapasitas kuatnya suatu pondasi.
8. Bendungan
Bendung juga dapat didefinisikan sebagai bangunan air yang dibangun secara
melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai
ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-
saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian (Kartasapoetra, 1991: 37).
1. Pada pondasi batuan (rock foundation) : memiliki daya dukung tanah yang memadai,
pondasi batuan sangat cocok dipakai dalam segala macam tipe bendungan baik yang
rendah maupun tinggi. Memiliki beberapa kelemahan yaitu : kemungkinan terjadinya
retakan (joints), celah (crevices), rekahan (fissures) atau patahan/sesarv (fault zone)
yang mengakibatkan terjadinya rembesan air.
2. Pada pondasi lulus air (pondasi pasir dan kerikil) : dari segi daya dukung tanah dan
tegangan geser tidak memiliki masalah terutama untuk bendungan urugan, sedangkan
untuk bendungan beton memerlukan kajian mendalam. Memiliki masalah yang sering
dihadapi yaitu rembesan air karena material pondasi terdapat pasir yang merupakan
material yang rawan terbawa air.
9. Rekayasa Gempa
Salah satu komponen penting dalam pembuatan bangunan anti gempa adalah pondasi.
Pada umumnya pondasi rumah tahan gempa menggunakan sistem pondasi batu kali yang
menerus, yaitu hubungan antara pondasi rumah dengan sloof menggunakan angker setiap jarak
setengah meter. Hal ini bertujuan agar ada keterikatan antara pondasi rumah dengan sloof,
sehingga ketika terjadi gempa ikatan antara pondasi dengan sloof tidak terlepas. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pondasi tahan gempa dari batu kali :
10. Management Konstruksi
Memanage anggaran sangatlah penting dalah merencanakan struktur pondasi dapat di
lihat dari contoh pada pekerjaan pondasi batu kali (PB1) adalah sebagai berikut :
Diketahui :
o Hasil perhitungan volume Aanstamping pada pondasi batu kali ( PB1
+ PB2 ) adalah 24.70 m3 .