Dikerjakan Oleh :
Kelompok 3 Kelas 1A D4 PBG
1|Page
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah mengenai Pondasi sumuran
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari ibu dosen
agar kami dapat memperbaiki makalah kami.
2|Page
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................5
D. Manfaat........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Klasifikasi Pondasi.......................................................................................6
B. Pondasi Sumuran.........................................................................................8
C. Pengaruh kondisi tanah pada pondasi........................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................IV
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknik Sipil Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang
mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya
gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan
hidup manusia. Struktur, cabang yang mempelajari masalah struktural dari
material yang digunakan untuk pembangunan. Beberapa pilihan jenis material
bangunan diantaranya: baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya. Dalam bidang
ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan Struktur perancangan
khusnya pada bagian pondasi sumuran
Rumah menjadi kebutuhan utama setiap manusia, yang diidamkan oleh
banyak orang pastinya rumah yang kokoh dan kuat.untuk memiliki rumah yang
bagus dan kuat, diperlukan struktur bangunanyang kokoh, salah satunya adalah
kualitas pondasi,selain rumah diperlukan juga sumuran yang baik untuk
menampung ari,yang pondasinya yang kuat dan tahan lama.Pondasi sebagai
suatu bagian dari konstruksi bangunan memengaruhi daya tahan dan kekuatan
rumah.Namun, tidak semua pondasi memiliki jenis yang sepadan dan cocok
untuk setiap jenis bangunan.Terlebih lagi, pondasi untuk rumah anti gempa
yang harus mempunyai syarat dan ketentuan khusus.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
4|Page
1. Untuk mengetahui apa itu pondasi sumuran
2. Untuk mengetahui Dasar Perencanaan dan Pelaksanaan Pondasi Sumuran
3. Untuk mengetahui pengaruh tanah terhadap pondasi sumuran
D. Manfaaat
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi masyarakat
BAB II
5|Page
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Pondasi
Pondasi adalah salah satu elemen struktur bawah bangunan yang langsung
berhubungan dengan tanah yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur
diatasnya ke lapisan tanah pendukung atau batuan yang berada di bawahnya.
Pondasi dikatakan bagian terendah dari bangunan oleh sebab itu beban dari
bangunan diatasnya seperti beban mati, beban hidup, beban angin disalurkan
melalui element struktur horizontal atau vertikal ke pondasi yang selanjutnya
beban tersebut dilanjutkan ke tanah dasar. Klasifikasi Pondasi terdiri menjadi 2
bagian
1. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal didefinisikan sebagai pondasi yang mendukung bebannya
secara langsung, seperti: pondasi telapak, pondasi memanjang dan pondasi rakit.
Pondasi dangkal digunakan apabila kedalaman tanah baik tidak begitu dalam yaitu
antara 0,6 sampai 2 meter, serta kapasitas dukung tanah relatif baik (>2.0
kg/cm2). Secara umum pondasi dangkal memberikan biaya lebih murah
dibandingkan jenis pondasi lainya.
Untuk Perencanaan dimensi secara langsung, dapat ditentukan dengan rumus:
D
≤ 1-4
B
Dimana:
D = Kedalaman pondasi diukur dari alas pondasi sampai permukaan tanah
B = Lebar alas pondasi
Sedangkan luas alas pondsai dihitung sedemikian rupa sehingga tekanan
yang terjadi pada tanah dasar tidak melampui kapasitas dukung ijin
tanah α ≤ α ijin, dan luas alas pondasi ditentukan dengan rumus:
P
A=
α
6|Page
Dengan:
A = Luas alas pondasi
P = Beban yang bekerja pada kolom yang didukung pondasi
α = tekanan yang terjadi pada tanah
Perencanaan dimensi pondasi paling hemat apabila dibuat sedemikian rupa
sehingga resultan gaya-gaya yang bekerja melalui pusat berat alas pondasi.
2. Pondasi Dalam
Pondasi dalam didefinisikan sebagai pondasi yang meneruskan beban
bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak relatif jauh dari permukaan,
pondasi tiang pancan dan pondasi sumuran merupakan pondasi dalam yang umum
digunakan dilapangan, kecuali proses mobilisasi kendaraan dengan medan yang
cukup sulit, penggunaan bore pile sebagai alternative penggunaan pondasi dalam.
Pondasi dalam digunakan jila lapisan tanah keras atau lapisan tanah dengan daya
dukung yang memadai berada pada kedalaman tanah yang cukup dalam dari
permukaan dan pada lapisan tanah atas berupa tanah lunak, sehingga
mengharuskan pondasi dipancang mencapai lapisan tnah keras tersebut.
7|Page
tiang amat tergantung pada sifat – sifat lapisan tanah tersebut (terutama
kepadatanya), dalam hal ini cara yang baik dan sederhana untuk maksud ini
adalah dengan alat sondir.
B. Pondasi sumuran
Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau
beton pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia
adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm,
dan 400 cm.
Daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban yang dipikul oleh
pondasi tersebut.
8|Page
Penurunan yang terjadi harus sesuai dengan batas yang diijinkan
(toleransi) yaitu 1″ (2,54cm).
Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis
pondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya
terlalu dalam & lebar).
Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan
sulit dilaksanakan karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang
galian. Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk
konstruksi yang tanah kerasnya terletak 3-5 m
9|Page
Sedangkan kerugian yang didapat apabila menggunakan tiang smuran
adalah
1. Beton dari tubuh tiang pondasi sumuran yang berada di bawah air
kualitasnya akan lebih rendah daripada tiang pracetak.Selain itu,
pemeriksaan kuallitasnya hanya dapat dilakukan secara tidak
langsung.
2. Saat betin ditusngksn,perlu perhatian lebih agar adukan beton tidak
akan bercampur dengan runtuhan tanah.
3. Walaupun penetrasi tiang sumuran dirasakan telah sampau pada tanah
pendukung pondasi, namun kadang-kadang terjadi tiang sumuran
kurang sempurna dikarenakan adanya lumpur yang tertimbun di dasar.
4. Pengecoran beton sulit dilakukan apabila dipengaruhu air tanah
karena mengurangi mutu beton tersebut.
Segi empat,
Lngkaran/hexagonal/octagonal ganda,
Sumuran ganda,
Bentuk D ganda.
10 | P a g e
tidak rata sebaiknya menggunakan casing.
Tanpa casing
Pekerjaan dilaksanakan dengan menggali lubang seperti sumuran sampai
lapisan yang dikehendaki. Kemudian dimasukan besi tulangan yang sudah
dirangkaikan lalu dicor beton atau cyclop tanpa casing.
Dengan casing yang diambil
Penggalian dilakukan secara bertahap, yaitu casing diturunkan seperlunya
kemudian tanah di dalam casing digali, kemudian casing diturunkan
seperlunya kemudian tanah di dalam casing diturunkan lagi dan tanah
digali lagi, begitu seterusnya sampai mencapai kedalaman yang
diinginkan. Kemudian dilakukan pengisian lubang dengan material beton
atau cyclop sambil casingnya ditarik secara bertahap hingga casing ke luar
lagi dari lubang.
Dengan casing yang ditinggal
Pemasangan pondasi sumuran dengan casing yang dtinggal membutuhkan
beton buis (beton sumuran) sebagai casingnya itu sendiri. Dengan beton
buis sebagai casing, maka casingnya ini juga bisa berfungsi sebagai bagian
struktur. Sama seperti yang lainnya, pekerjaan pertama yang harus
dilakukan adalah penggalian. Namun, yang membedakan adalah
penggalian tanah dilakukan di bagian dalam buis, dan beton buisnya
diturunkan sampai mencapai elevasi yang ditetapkan, secara bertahap.
Kemudian lubang dicor dengan material beton. Proses pelaksanaan jenis
pondasi sumuran dengan casing yang ditinggal harus siap jika menghadapi
air tanah yang muncul.
11 | P a g e
galian.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi sumuran dapat menggunakan suatu
metode pelaksanaan yang berbeda dari pada biasanya, seperti penggunaaa alat
berat excavator dalam tahapan pekerjaan penggaliannya sehingga waktu
pekerjaan menjadi lebih cepat.
12 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari materi pondasi sumuran yaitu:
B. Saran
Adapun saran yang bisa diberikan kepada makalah maupun pengerjaanya
yaitu, agar lebih baiknya materi lebih di perlengkap lagi.
13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pengadaan.web.id/2020/03/pondasi-sumuran.html
https://www.situstekniksipil.com/2017/02/pengertian-fondasijenis-jenis-
fondasi.htm
https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/272-pondasi-
sumuran#:~:text=Pondasi%20sumuran%20adalah%20suatu
%20bentuk,dan%20batu%20belah%20sebagai%20pengisiny
https://www.99.co/id/panduan/pengertian-pondasi-rumah-anti-gempa
14 | P a g e