TEKNIK PONDASI I
Di susun oleh:
Kelompok 3
1. Slamet Harif
2. Muzdalifa Abdullah
3. Moh. Aldiansyah Ariesta Soamole
4. Helda Putri Evita L
5. Zahra Luana Abdurrahman
6. La Ode Ridwan
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN
2023
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga penulisan makalah Teknik
Pondasi 1 dengan pembahasan Pondasi Dalam dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari semua pihak
yang ikut membantu, untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Baik itu Dosen pengampu Teknik
Pondasi 1, Orang tua, teman-teman dan semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa
kami sebut satu persatu.
kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
walaupun kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin daya upaya yang ada. Untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak, penyusun pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
Kelompok III (Tiga)
ii
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................................2
A. Pondasi Dalam.............................................................................................................................2
B. Pondasi Kaison............................................................................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu konstruksi yang kokoh dan stabil, tergantung dari kemampuan dan kesesuaian
pondasi yang menopang konstruksi tersebut. Pondasi adalah sebuah awal dari berdirinya
suatu konstruksi bangunan, sehingga pondasi ini sangat penting karena tanpa pondasi tidak
mungkin sebuah konstruksi bangunan dapat berdiri kokoh. Pembuatan pondasipun harus dises
uaikan dengan kontruksi yangakan dibangun diatasnya, sehingga pondasi dapat dengan kokoh
menopang bebanyang diterimanya. Konstruksi bangunan sederhana seperti bangunan
rumahtinggal, cukup menggunakan pondasi dangkal. Namun untuk konstruksi
bangunan bertingkat, seperti gedung pencakar langit, konstruksi pier jembatan sudah
barangtentu membutuhkan pondasi dalam dengan persyaratan-persyaratan khusus. Makadari
itu, pengetahuan tentang pondasi amat sangat penting. Terlebih pondasidalam yang
membutuhkan pengetahuan dan perhitungan juga penelitian yang lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pondasi dalam?
2. Apa yang dimaksud dengan pondasi kaison?
3. Apa yang dimaksud dengan pondasi tiang pancang
4. Apa yamh dimaksud dengan pondasi tiang bor?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pondasi dalam.
2. Untuk mengetahui pondasi kaison.
3. Untuk mengetahui pondasi tiang pancang.
4. Untuk mengetahui pondasi tiang bor.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pondasi Dalam
Pondasi merupakan bagian dari struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah
dan berfungsi sebagai penyalur beban-beban struktur atas ke lapisan tanah. Suatu pondasi harus
mampu mendistribusikan dan mentrasmisikan beban dari struktur atas agar tidak terjadi
perbedaan penurunan (diffrential settelment) yang besar. Dasar dalam memilih pondasi tergantung
pada letak kedalaman tanah keras. Secara umum, pondasi dapat dikelompokkan dalam dua
bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang
terletak relatif jauh dari permukaan. Syarat pondasi dalam adalah D f /B ≥ 4
dengan,
B : lebar pondasi
Pondasi dalam terdapat beberapa jenis, yaitu pondasi kaison (sumuran) dan pondasi tiang
(ponasi tiang pancang dan pondasi tiang bor).
B. Pondasi Kaison
Pondasi kaison (sumuran) adalah jenis pondasi dalam yang terbuat dari beton pracetak atau
beton bertulang dicor di tempat, dimana komponen utama pondasi merupakan beton siklop dan
batu belah sebagai pengisinya. Disebut pondasi sumuran karena mekanisme pengerjaannya seperti
pembuatan sumur, dimana kaison dimasukkan ke dalam ranah dengan jalan pengerukan tanah di
bawah kaison sedikit demi sedikit, sehingga berat sendiri kaison dan beban-beban yang diberikan,
pondasi ini dapat mencapai kedalaman yang diinginkan.
Pondasi sumuran biasanya digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif
dalam. Kedalaman poddasi ini dapat mencapai 15 m, namun disarankan efektif pada kedalaman
7-9 m. Pondasi kaison dapat berbentuk kotak, bulat ataupun kombinasi bentuk-bentuk tersebut
dengan tampang melintang yang relatif besar. Karena tampangnya yang besar ini, bagain dalam
pondasi sering terbagi-bagi dalam ruangan/sekat. Secara umum, dimensi kaison punya ukuran
2
diameter antara 70-150 cm pada pekerjaan gedung. Sedangkan pada perkerjaan jembatan,
diameter sumuran dapat lebih besar, yaitu 300-400cm.
Pada penggalian tanah untuk kaison terbuka umumnya dilakukan denfan cara
pengukuran, volume tanah yang tergali selalu lebih besar dari volume kaison yang
terpasang. Hal ini disebabkan dinding lubang galian tanah yang cendrung bergerak ke
dalam galian.
3
7) Pembuatan lantai beton penutup diselesaikan.
4
a. Pondasi sumuran harus mempunyai keawetan yang memadai sesuai umur rencana
bangunan
b. Tanah pendukung harus memberikan daya dukung dan ketahanan geser yang memadai
c. Penurunan dan perpindahan horizontal tak boleh menimbukan pengurangan kekuatan
pada komponen-komponen struktural.
Dalam perencanaan pondasi sumuran, berikut adalah analisa yang harus dilakukan:
5
1. Fungsi dan Kegunaan Pondasi Tiang Pancang
a. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah lunak, ke tanah
pendukung yang lebih kuat.
b. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman tertentu sehingga
pondasi bangunan mampu memberikan dukungan yang cukup untuk mendukung beban
tersebut oleh gesekan dinding tiang dengan tanah di sekitarnya.
c. Untuk meng“angker” bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas akibat tekanan
hidrostatis atau momen penggulingan.
d. Untuk menahan gaya-gaya horizontal dan gaya yang arahnya miring.
e. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut bertambah.
f. Untuk mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah tergerus air.
Pemakaian tiang pancang diperlukan bila tanah dasar pada suatu bangunan tidak
mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan serta
beban yang bekerja, atau apabila tanah keras yang mempunyai daya dukung yang memadai
untuk memikul berat bangunan dan beban terletak pada elevesi sangat dalam.
Pada umumnya tiang pancang diipancang secara tegak lurus ke dalam lurus ke dalam
tanah. Namun, bila diperlukan untuk menahan gaya horizontal maka tiang pancang dapat
dipancangkan miring (batter pile).
Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang pancang tergantung dari alat pancang
yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaan.
1) Fungsi bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
2) Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
3) Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
6
4) Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
7
D. Pondasi Tiang Bor (Bored Pile)
Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah
dengankedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai kedalaman yang dibutuhkan dengan cara
membuat lubang yang dibor dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman yang disyaratkan,
kemudian dilakukan pemasangan begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan
rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lubang
yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk
mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan
kembali.
8
2. Pengerjaan Pondasi Tiang Bor
1) Pekerjaan Persiapan:
Marking dan penomeran pengeboran
Pembuatan bak penampungan yang berfungsi sebagai tepat penyimpanan sementara
air buangan dan tempat pencampuran air dengan tanah liat sebagai media pembantu
dalam proses pengeboran.
Pompa air kotor.
Material pendukung (tanah liat dan beton readymix).
Perakitan tulangan baja.
2) Pekerjaan Pengeboran:
Pekerjaan Pengeboran menggunakan cross drill dibantu dengans emprotan air (air
berlumpur) yang mengalir melalui lubang batang yang difungsikan untuk
menghancurkan tanah sehingga tanah dapat diangkut keluar lubang.
Pembersihan tahap pertama dilakukan dengan penyemprotan air selama±10 menit
setelah kedalaman perencanaan tercapai.
Untuk memastikan kondisi lubang telah bersih digunakan bor spiralyang berfungsi
untuk membawa dan memotong tanah sisa yangtidak dibawa oleh air. Dengan
system ini, diharapkan bahwa semuasisa pengeboran bias terangkat. Tahap ini adalah
langkah terakhirdari pengeboran.
3) Pekerjaan Pasangan:
Pemasangan pipa trime sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor
Pasang baja tulangan yang dirakit
Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ±10 menit melalui
pipa trime untuk membersihkan lubang dari endapan lumpur.
4) Pekerjaan Cor:
Langkah pertama dilakukan dengan kantong plastik yang diisi dengan campuran
beton untuk memisahkan campuran beton dari endapan lumpur di dalam pipa trime
Kantong plastic dimasukkan pada kedalaman 1 meter dari corong trime sampai
tenaga pengecoran siap untuk melakukan pengecoran secara konstan.
Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam lubang pipa sampai
kepermukaan saluran dan kemudian tas plastik bisa dilepas. Pada saat yang sama,
campuran beton yangdimasukkan mendorong air lumpur di luar pipa trime keluar.
Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantualiran campuran
beton kedalam lubang agar tidak ada udara yang terjebak dalam campuran beton.
Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, dengan kata lain permukaan campuran
beton di dalam lubang bor telah meningkat cukup jauh. Maka pipa trime bisa ditarik
perlahan-lahan sambal terus menuangkan campuran beton.
9
Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap terendam 1 meter
di dalam campuran beton. Pipa trime bisa diangkat jika campuran beton telah naik
lebih dari 3 meter di bawah pipa trime. Pengecoran dapat dihentikan jika campuran
beton sampai kepermukaan lubang (meluap) dan benar-benar bersih dari lumpur atau
kotoran lainnya.
Tahap-tahap pengeboran diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran yang lain sesuai
dengan nomor pengeboran yang telah ditentukan.
10