Anda di halaman 1dari 30

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA
2015

TUGAS REKAYASA PONDASI


Pondasi
untuk
Batuan

Sumuran
Lapisan

OLEH :
Novia Damayanti

3113030104

Abdul Karim Yasin

3113030109

Dosen Pengajar : Dr. Muntaha, S.T, M.T

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2015

TUGAS REKAYASA PONDASI


Pondasi
untuk
Batuan

Sumuran
Lapisan

OLEH :
Novia Damayanti

3113030104

Abdul Karim Yasin

3113030109

Dosen Pengajar : Dr. Muntaha, S.T, M.T

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil 'alamin. Segala puji bagi
Allah SWT. Hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah rekayasa pondasi yang berjudul Pondasi sumuran untuk lapisan
batuan
Proposal ini mendiskripsikan apa saja yang kami kerjakan guna menjelaskan
tentang pondasi sumuran yang termasuk dalam materi kuliah rekayasa pondasi.
Penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
mendukung dan membantu atas terselesaikanya makalah rekayasa pondasi ini,
yaitu:
1

Bapak Dr. Muntaha, S.T, M.T. selaku dosen pengajar yang telah
memberikan masukan dan bimbingan selama proses pengerjaan makalah

ini.
Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan

penulisan makalah ini.


Teman-teman mahasiswa Teknik Sipil FTSP ITS yang telah memberikan
motivasi kepada kami.
Dalam pembuatan Proposal makalah rekayasa pondasi ini, Kami menyadari

bahwa Proposal makalah rekayasa pondasi yang kami buat masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Jadi dengan rasa hormat kami mohon petunjuk,saran,dan
kritik terhadap makalah rekayasa pondasi ini , sehingga kedepanya diharapkan
ada perbaikan terhadap makalah ini serta dapat menambah pengetahuan bagi
kami
Surabaya, 15 April 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar belakang..............................................................................................1
1.2 Permasalahan................................................................................................1
1.3

Tujuan......................................................................................................2

1.4

Manfaat....................................................................................................2

BAB II PENDAHULUAN.....................................................................................3
2.1 Pengertian Pondasi Sumuran........................................................................3
2.2 Penggunaan Pondasi Sumuran pada Lapisan Batuan...................................3
2.2.1 Penggunaan Casing dan Lumpur Bor (Drilling Mud)...........................6
2.2.2 Ujung Pondasi-Sumuran yang Terletak pada Lapisan Batuan..............7
2.3

Daya Dukung Lapisan Batuan Untuk Pondasi Sumuran.........................8

2.4

Daya dukung lapisan batuan untuk pondasi sumuran..............................9

Menentukan kedalaman pondasi sumuran pada lapisan batuan...................11


BAB III CONTOH SOAL dan PENYELESAIAN..............................................15
3.1 Contoh Soal 1 (Merencanakan kedalaman pondasi sumuran dan
menentukan kekuatan tarik tiang)....................................................................15
3.2 Contoh Soal 2 (Merencanakan perkiraan harga daya dukung yang diijinkan
dari lapisan batuan............................................................................................17
BAB 4. PENUTUP..............................................................................................19
4.1

Kesimpulan............................................................................................19

4.2

Saran......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

LAMPIRAN.........................................................................................................22

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penggunaan Pondasi Sumuran pada Tanah dan Batuan . (a)
Pondasi-Sumuran diatas batuan atau tanah keras, (b) & (c) Pondasi-Sumuran
pada lapisan tanah dengan pembesaran pada ujung pondasi, (d) Pondasi
Sumuran pada batuan yang ujungnya masuk ke dalam batuan.............................4
Gambar 2. Pondasi Sumuran yang ujungnya terletak pada lapisan batuan
dengan < 60 cm....................................................................................................8
Gambar 3. Pondasi Sumuran yang ujungnya terletak pada Lapisan Batuan........8
Gambar 4. Sistem pondasi sumuran pada lapisan batuan /kiri) dan Keruntuhan
dari podi-pori batuan akibat ponsen/punching (kanan).....................................10
Gambar 5. Tegangan vertikal y pada pondasi sumuran yang masuk kedalam
lapisan batuan......................................................................................................11
Gambar 6. flowchart menentukan penggunaan pondasi sumuran.......................14
Gambar 7 Pondasi Sumuran................................................................................22
Gambar 8. Konstruksi Pondasi Sumuran.............................................................22
Gambar 9. Mekanisme Pemasangan Pondasi Sumuran......................................23

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pondasi diatas lapisan batuan adalah satu sistem pondasi pada saat bagian
telapak bawah dari pondasi dalam terletak diatas suatu lapisan batuan. Sistem
pondasi ini secara garis besar tidak berbeda dengan pondasi pada tanah biasa,
namun dalam realitasnya cara untuk melakukan perhitungan daya dukungnya
memiliki banyak perbedaan khususnya terletak pada kondisi diskontinuitasnya
atau kekar kekarnya. Perbedaan ini yang kemudian menyebabkan harga daya
dukung dalam keadaan tertentu menjadi sangat berbeda pada tanah biasa.
Dari hasil perencanaan pondasi bangunan yang diletakkan diatas lapisan
batuan, beberapa telah mengalami keruntuhan. Keruntuhan tersebut sebagian
besar disebabkan oleh anggapan bahwa lapisan batuan adalah suatu lapisan yang
cukup keras dan mampu mendukung beban konstruksi. Namun perencana sering
kali lupa untuk memperhitungkan orientasi kekar dari lapisan batuannya yang
memiliki dipping yang cukup besar, kemudian dapat terjadi keruntuhan karena
kekuatan geser pada bidang diskontinuitasnya (bedding plane) sebagai bidang
perlemahan terlampaui atau tidak mampu menahan beban pondasi.
Oleh karena itu muncul suatu pondasi yang berfungsi mendukung beban yang
berat dan seringkali diikuti dengan adanya beban tarik seperti pada pembuatan
tower diatas batuan. Pondasi ini juga dimaksudkan untuk menembus lapisan
batuan dengan diameter lebih besar dari 60cm yaitu pondasi sumuran pada
lapisan batuan.
1.2 Permasalahan

Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :

1. Bagaimana cara merencanakan kedalaman pondasi sumuran dan


menentukan kekuatan tarik tiang pondasi sumuran ?

2. Bagaimana menentukan harga daya dukung yang di ijinkan dari lapisan


batuan yang akan digunakan sebagai pondasi sumuran ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui perencanaan kedalaman pondasi sumuran dan
menentukan kekuatan tarik tiang pondasi sumuran,
b. Untuk mengetahui dan menentukan harga daya dukung yang diijinkan
dari lapisan batuan yang akan digunakan sebagai Pondasi Sumuran
1.4 Manfaat
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan merencanakan kedalaman pondasi
sumuran dan menentukan kekuatan tarik tiang pondasi sumuran,
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penentuan harga daya
dukung yang diijinkan dari lapisan yang akan digunakan sebagai pondasi
Sumuran

BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi
dangkal dan pondasi tiang digunakan apabila tanah dasar terletak pada
kedalaman yang relative dalam.
Menurut Wesley (1977), di Indonesia pondasi sumuran sering dipakai
bilamana lapisan tanah pendukung berada pada kedalaman 2 meter hingga 8
meter di bawah muka tanah. Pelaksanaan biasanya dilakukan dengan
menggali lubang seperti sumuran sampai lapisan tanah keras, kemudian
lubang ini diisi kembali dengan beton siklop atau dengan beton bertulang
jika dianggap perlu. Penggalian sumuran dilakukan secara manual, cara ini
tidak sukar pelaksanaanya asal tanah di atas lapisan keras cukup kuat dapat
berdiri

tegak

tanpa

menahannya.Pembuatan

adanya
lubang

casing
bor

atau

sumuran

cara
dapat

lain
juga

untuk
dengan

menggunakan auger spiral yang diputar dengan mesin dan dapat menembus
lapisan batuandari yang lunak sampai sedang. Lapisan batuan Diameter
pondasi sumuran biasanya sebesar paling sedikit 80 cm, yaitu cukup besar
sehingga pekerja-pekerja dapat melakukan penggalian di dalamnya.
Persyaratan Pondasi Sumuran
1. Daya dukung pondasi harus lebih besar dari pada beban yang dipikul oleh
pondasi tersebut
2. Penurunan yang terjadi harus sesuaibatas yang diizinkan (toleransi)
yaitu1 (2,54cm)
2.2 Penggunaan Pondasi Sumuran pada Lapisan Batuan
Pembangunan pondasi sumuran pada lapisan batuan seringnya
dilakukan dengan meletakkan Ujung Tiang Sumuran masuk ke dalam
Lapisan Batuan (socketed) sampai beberapa cm untuk mendapatkan
3

kekuatan gesekan antara beton tiang sumuran dengan batuannya sebagai


daya dukung tekan maupun tariknya.

Gambar 1. Penggunaan Pondasi Sumuran pada Tanah dan Batuan . (a) Pondasi-Sumuran
diatas batuan atau tanah keras, (b) & (c) Pondasi-Sumuran pada lapisan tanah dengan
pembesaran pada ujung pondasi, (d) Pondasi Sumuran pada batuan yang ujungnya masuk ke
dalam batuan

Penggalian pada batuan dilakukan dengan menggunakan mesin bor


dengan memasang mata bor pada ujung alat bor. Mata bor ini disebut Core
Barrels yang pada ujungnya ditambahkan suatu gigi-gigi dari baja keras
(Tungsten Carbride) agar mampu memotong batuannya.
Suatu mata bor yang memotong batuan dengan putaran dari mesin
dan dengan pendingin air (Shot Barrel) sering pula digunakan pada batuan
yang cukup keras. Pipa bor (Drill Steam) dipasang pada mata bor yang
disambung pada platnya. Sedangkan, ujung dari mata bor yang memilki gigigigi dari baja akan memotong batuan karena adanya putaran dari pipa bor
dengan mesin bor. Dari potongan dengan mata bor tersebut, maka akan
didapat hasil berupa inti batuan yang disebut pula Rock Core. Rock core
ini yang kemudian akan dievaluasi lagi apakah sudah sesuai dengan batuan
yang didapat dari hasil penyelidikan sebelumnya ditest di laboratorium.
4

Keuntungan dalam penggunaan Pondasi Sumuran pada Lapisan


Batuan :

1. Satu pondasi sumuran dengan diameter yang besar dapat menggantikan


suatu grup tiang pancang dan kepala tiang /poernya (pile cap),

2. Pondasi sumuran pada batuan dapat menahan tekanan tarik dari bangunan
dengan memasukkan tiang pondasi sumuran lebih dalam kelapisan batuan
(Socketed),

3. Pondasi sumuran lebih mudah melewati lapisan pasir kerikil diatas suatu
lapisan keras/batuan dibandingkan dengan penggunaan tiang pancang,

4. Pada lapisan limestone dimana adanya elevasi permukaan dari limestone


yang sangat tidak beraturan, maka penggunaan pondasi sumuran sangat
bermanfaat,

5. Pondasi sumuran dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan suara


maupun getaran sehingga sangat sesuai untuk penggunaan diarea yang
padat bangunan,

6. Pada lapisan lempung diatas lapisan batuan, dalam penggunaan Pondasi


Sumuran tidak akan menyebabkan timbulnya pengembangan pada
permukaan tanah seperti pada penggunaan tiang pancang,

7. Pondasi sumuran dengan diameter besar, mampu menahan gaya


horizontal lebih besar dibandingkan dengan pondasi tiang pancang.

Kekurangan / Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan


Pondasi Sumuran;

1. Keluarnya material tanah hasil pengeboran dalam pembuatan lubang bor


seringkali sangat mengganggu lingkungan sekitarnya. Sehingga, perlu ada
perhatian khusus dalam membuang tanah ini karena tanah ini pada
umumnya tanah yang bercampur dengan air,

2. Pengecoran beton pada lubang bor harus dilakukan oleh tenaga yang
berpengalaman dan pengawasan yang ketat agar pelaksanaan pembuatan
tiang pondasi-sumuran tidak mengalami keropos,

3. Pembuatan lubang bor seringkali pula dapat menimbulkan adanya


penurunan bangunan disekitarnya khususnya pada bangunan dengan
pondasi langsung. Hal ini terjadi karena pengambilan tanah dari lubang
bor/sumuran serta berikutnya air tanah, sehingga perlu adanya
pengawasan yang ekstra,

4. Hujan dapat merupakan gabungan halangan yang serius dalam pembuatan


sumuran maupun pada saat pengecoran beton. Adanya hujan ini sering
menyebabkan lingkungan di areal menjadi sangat berlumpur (becek).
2.2.1 Penggunaan Casing dan Lumpur Bor (Drilling Mud)
Apabila lapisan lempung lunak terletak diatas lapisan batuan keras
dimana pembuatan tiang sumur bor harus melewati lapisan lempung
lunak tersebut untuk mencapai lapisan batuan kerasnya, maka pembuatan
lubang bor harus menggunakan pipa penahan tanah atau yang sering
disebut dengan Casing.

Casing ini digunakan untuk menahan longsornya tanah luank


disekitar lubng bor setelah pembuatan lubang bor. Kelongsoran itu terjadi
karena tanah lunak tersebut akan mengembang menutupi lubang bornya
akibat tekanan samping dan tanah lunak ini tidak memiliki kekuatan
untuk menahan longsor. Casing ini akan menahan lubang bor agar tetap
terbuka dan berlubang.
Selain Casing, dapat pula digunakan Lumpur Bor yang terbuat dari
clay yang berupa serbuk kering atau yang dijual dalam bentuk Serbuk
Bentonite. Dalam penggunannya, Bentonite ini dicampur dengan air dan
akan menjadi lumpur bor dan dimasukkan ke dalam lubang bor untuk
menahan kelongsoran. Lumpur bor ini digunakan juga pada waktu
pengeboran untuk penyelidikan tanah dan mengambil contoh tanah.
Pada saat pengecoran beton pada lubang bor, setelah tulangan
dipasang di dalam lubang bor, maka pelaksanaan pengecoran dilakukan
dengan menggunakan pipa Tremi agar spesi beton dapat sampai pada
ujung bawah lubang bor tanpa mengalami degradasi. Dengan melakukan
pengecoran yang dimulai dari ujung bawah lubang bor secara hati-hati
dan perlahan lahan, maka cairan betonite akan terdorong keluar keatas
permukaan tanah dan bisa ditampung kembali untuk digunakan pada
lubang bor lainnya.
Pemasangan casing untuk Pondasi-Sumuran pada lapisan batuan
hanya dilakukan sampai pada permukaan lapisan batuannya saja, sedang
pada lapisan batuannya sendiri pada umumnya sudah tidak dibutuhkan
casing lagi.
2.2.2 Ujung Pondasi-Sumuran yang Terletak pada Lapisan Batuan
Untuk menentukan daya dukung pondasi sumuran terhadap lapisan
batuan dapat digunakan dengan cara ; a) Pondasi Sumuran dengan
diameter kecil, b) Pondasi sumuran dengan diameter besar.

a. Pondasi Sumuran dengan diameter kecil

Yang dimaksud dengan Pondasi sumuran dengan diameter kecil


adalah system pondasi yang biasa disebut Bor Pile atau Strauss yaitu
pondasi sumuran dengan diameter lebih kecil dari 60 cm. pondasi seperti
ini sering dilakukan karena relative murah harganya dan terkadang dapat
dikerjakan dengan tangan.

Perhitungan untuk Daya Dukung di Ujung Tiang Pondasi yang


terletak pada Lapisan Batuan (Point Bearing) dapat digunakan untuk daya
dukungtiang pancang.

b. Pondasi Sumuran dengan Diameter Besar

Yang dimaksud dengan Pondasi-Sumuran dengan diameter besar,


adalah pondasi sumuran yang memiliki diameter lebih besar dari 60cm.
pada umumnya pembuatan pembuatan diameter besar ini dilakukan
dengan peralatan mesin bor dengan mata bor khusus seperti Auger atau
mata bor lainnya yang dapat memecahkan batuan seperti Tungsten atau
Ruller Bit atau mata bor intan.

Gambar 2. Pondasi Sumuran yang ujungnya terletak pada lapisan batuan dengan < 60 cm

Gambar 3. Pondasi Sumuran yang ujungnya terletak pada Lapisan Batuan

2.3 Daya Dukung Lapisan Batuan Untuk Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran yang ujungnya diletakkan pada lapisan batuan,seperti


diketahui adalah ditujukan untuk mendapatkan daya dukung yang lebih besar
secara ekonomis karena tanah diatas lapisan batuan adalah tabah lunak yang daya
dukungnya kecil.

Apabila lubang bor dilakukan sampai menembus batuanya, maka setelah


dilakukan pengecoran beton akan terjadi lengketan antara batuan dengan
pondasi. Lengketan ini akan memberikan Tegangan Geser

yang dapat

mendukung beban pondasi. Tegangan geser ini akan mencapai tegangan geser
dari batuanya atau tegangan geser dari betonnya sendiri mana yang akan dicapai
terlebih dahulu.

Untuk merencanakan suatu pondasi dibutuhkan pertimbangan bagaimana


beban piondasi akan disebarkan melalui ikatan antara beton dengan batuanya dan
tahanan pada ujung pondasi nya. Dari sini ditentukan keseimbangan antara
diameter tiang sumuran dengan kedalaman sumuran yang masuk dalam batuan
terhadap beban pondasi. Dalam hal ini maka tidak boleh ada tegangan maka tidak
boleh ada tegangan yang dilampaui baik tegangan akibat ikatan antar beton
dengan batuan maupun tegangan pada batuan akibat tekanan ujung pondasi.

Daya dukung suatu pondasi akan meningkat apabila pondasi diletakkan pada
kedalaman yang lebih dalam, hal ini juga berlaku pada pondasi pada lapisan
batuan kecuali apabila terjadi pada lapisan batuan yang mengalami keruntuhan
pons akibat dari adanya rongga pada lapisan batuan dibawah ujung pondasi.

10

2.4 Daya dukung lapisan batuan untuk pondasi sumuran

Pondasi sumuran yang ujungnya diletakkan pada lapisan batuan,seperti


diketahui adalah ditujukan untuk mendapatkan daya dukung yang lebih besar
secara ekonomis karena tanah diatas lapisan batuan adalah tabah lunak yang daya
dukungnya kecil.

Apabila lubang bor dilakukan sampai menembus batuanya, maka setelah


dilakukan pengecoran beton akan terjadi lengketan antara batuan dengan
pondasi. Lengketan ini akan memberikan Tegangan Geser

yang dapat

mendukung beban pondasi. Tegangan geser ini akan mencapai tegangan geser
dari batuanya atau tegangan geser dari betonnya sendiri mana yang akan dicapai
terlebih dahulu.

Untuk merencanakan suatu pondasi dibutuhkan pertimbangan bagaimana


beban piondasi akan disebarkan melalui ikatan antara beton dengan batuanya dan
tahanan pada ujung pondasi nya. Dari sini ditentukan keseimbangan antara
diameter tiang sumuran dengan kedalaman sumuran yang masuk dalam batuan
terhadap beban pondasi. Dalam hal ini maka tidak boleh ada tegangan maka tidak
boleh ada tegangan yang dilampaui baik tegangan akibat ikatan antar beton
dengan batuan maupun tegangan pada batuan akibat tekanan ujung pondasi.

Daya dukung suatu pondasi akan meningkat apabila pondasi diletakkan pada
kedalaman yang lebih dalam, hal ini juga berlaku pada pondasi pada lapisan
batuan kecuali apabila terjadi pada lapisan batuan yang mengalami keruntuhan
pons akibat dari adanya rongga pada lapisan batuan dibawah ujung pondasi.

11

Gambar 4. Sistem pondasi sumuran pada lapisan batuan /kiri) dan Keruntuhan dari podi-pori
batuan akibat ponsen/punching (kanan)

Menentukan kedalaman pondasi sumuran pada lapisan batuan


Asumsi yang digunakan dalam melakukan analisa terhadap tegangan
dalam melakukan analisa terhadap tegangan yang timbul pada lapisan batuan
adalah bahwa tidak ada gesekan antara tiang pondasi sumuran yang berada
di lapisan tanah diatas lapisan batuan. Sedangkan harga koefisien gesek ()
antara lapisan batuan dengan beton pondasi adalah konstan.

12

Gambar 5. Tegangan vertikal y pada pondasi sumuran yang masuk kedalam lapisan batuan

Tegangan

adalah tegangan dari tiang pondasi sumuran pada

kedalaman y dari permukaan lapisan batuan. Tegangan ini dibutuhkan untuk


menentukan panajang l agar tegangan di ujung pondasi yaitu bila y = l tidak
melebihi daya dukung dari batuanya. Rumusan dari

y dapat ditulis sebagai

berikut :
y=

p total
exp
0,25 D2

2Vc

y
E a
1V c + ( 1+V r ) c
Er

..

(Pers 1.)
Dimana harga adalah harga koefisien gesek antara batuan dengan
beton pondasi atau dapat ditulis = tan rc ( rc sudut geser dalam antara
beton dengan batuan ).

13

Prosedur untuk menentukan panjang l dimana tiang pondasi-sumuran


seharusnya diletakjan di kedalaman lapisan batuan. Prosedur tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Tentukkan diameter dari sumuran ( = 2a ), beban P total dan
kekuatan hancur beton.
2. Diasumsikan bahwa beban yang didukung oleh pondasi samapi di
ujung bawah pondasi adalah nol (P end = 0). Kemudian tentukan
panjang maksimum dari tiang sumuran yang masuk kedalaman
lapisan batuan (l max) dengan rumusan :
l1=P total / 2 a all
l max

... (Pers. 2)

3. Sekarang menggunakan asumsi lagi untuk panjang l 2 < l 1,


gunakan rumus persamaan 1 untuk menghitung harga y untuk
harga l 2, harga ini menjadi unit titik diujung bawah pondasisumuran.
4. Bandingkan harga dari y = l 2 ini dengan daya dukung yang di
ijinkan yaitu batuan qp(all). Apabila harga y = l2 > qp(all), maka
kembali ke langkah no.3 dengan cara membuat asumsi baru untuk
harga l2.
5. Apabila harga y = l 2 < qp(all) pada langkah 4 , maka hitung harga
kekuatan geser yang terjadi sepanjang selubung tiang pondasi
sumuran yang masuk dalam lapisan batuan tersebut dalam
perhitungan terakhir. Harga tersebut dapat digunakan perumusan
sebagai berikut :
y=l 2
1
= 1
P total
max
2al2

[(

(pers. 3)

6. Bandingkan harga dari ini dengan harga all

14

7. Ulangi langkah dari langkah 3 sampai dengan 6 diatas untuk


mendapatkan harga panjang l yang memenuhi syarat dengan y = l2
< qp(all) dan <

all.

15

Gambar 6. flowchart menentukan penggunaan pondasi sumuran

BAB III
CONTOH SOAL dan PENYELESAIAN
3.1 Contoh Soal 1 (Merencanakan kedalaman pondasi sumuran dan
menentukan kekuatan tarik tiang)
10Mn

Soil

L
Rock

Suatu pier (sumuran) yang menerima beban sebesar 100 ton dimasukkan dan
dicepit (socket) kedalaman batuan (rock) seperti gambar.
Lapisan tanah (soil) sangat lunak (geseran = 0), Apabila diketahui :
1.
2.
3.
4.
5.

Er/Ec = 0,5
Poisson ratio rock = soil = 0,25
Q allowable (rock) =200 kg/cm2
allowable = 4 kg/cm2
beton ijin = 350 Kg/cm2
16

6. Sudut geser batu dengan beton = 270


Rencanakan kedalaman (L) sumuran (pier) tersebut diatas dan tentukkan
pula besarnya kekuatan tarik tiang pada kedalaman tersebut apabila menerima
beban tarik akibat socket.
Penyelesaian :
Langkah 1. Menentukan perkiraan diameter pondasi
D=

( ) ( )
Q

( 0,25 ) fc
4

100000 Kg

( 0,25 ) 350 Kg /cm 2


4

=38,146 cm

Diameter pondasi (D) = 38,146 cm


Langkah 2. Menghitung panajang L1
Diasumsikan tegangan diujung tiang pondasi = 0
Dimana L1 = l1 & D = 2a, sehingga lmax = l1 = Ptotal/ 2a all
Dapat ditulis, L1 = 100000 Kg/ 38, 146 cm 4Kg/cm2
= 208,612 cm 209 cm
Langkah 2. Menghitung panajng L
Diasumsukan dahulu panjang tiang pancang yang masuk dalam lapisan batuan
adalah = L2 = 80 cm. (y = 80 cm)
Menghitung tegangan lapisan batuan dikedalaman y = 80 cm.
=

p total
exp
0,25 D 2

2Vc

y
E a
1V c + ( 1+V r ) c
Er

( 2 ) ( 0,25 ) (tan 27 0)
100000 Kg
80 cm
y=
exp
2
1 38,146 cm/2
0,25 (38,146 cm)
10,25+ (1+ 0,25 )
0,5

]
17

y =87,5 x 0,77=62,982 Kg/cm 2

< 200 kg/cm2 (Q allowable rock).. (OK)

Langkah 3. Melakukan cek terhadap tegangan geser antara batuan


dengan beton
y=l 2
1
= 1
P total
max
2 a l2

[(

Dimana harga max = Ptotal/0,25D2


Sedangkan y= l/2 adalah = y ; dan harga 2a = D, sehingga harga tegangan
gesernya dapat dihitung sebagai berikut :

[(

= 1

62,982 Kg/cm 2
1
100000 Kg
87,5 Kg/cm 2
38,146 cm 80 cm

=2,92 Kg/cm 2

< 4 Kg/cm2 ( allowable ) .(OK)

Jadi panjang L = L2 yaitu panjang tiang pondasi sumuran yang masuk


kedalam lapisan batuan dapat diambil = 80 cm.

3.2 Contoh Soal 2 (Merencanakan perkiraan harga daya dukung yang


diijinkan dari lapisan batuan

Suatu batuan sanstone yang akan tersementasi, dilakukan test dengan Unconfined
Compression Test memberikan hasil qu = 180 kg/cm2. Tentukan perkiraan harga
daya dukung yang diijinkan dari lapisan batuan tersebut apabila akan digunakan
untuk pondasi sumuran dengan diameter 2.0 mt. Lapisan batuan tersebut adalah
batuan yang tidak melapuk (derajat 1) dan memiliki tiga joint set yang berjarak
30 cm.
Jawab :
Diketahui ; qu = 180 kg/cm2, diameter (B) = 2 mt, tiga joint set berjarak 30 cm

18

1. Kekuatan lengket antara batuan dengan pondasi


qu
20

( bond) =

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .

(pers.4)
bond max = 180
all

kg
cm2

/ 20 = 9 kg/cm2

max

FS

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . (pers.5)
= 9 kg/cm2 / 3 = 3

2. Persamaan kapasitas dukung ultimate fondasi lapisan batuan


Qult =

c Nc+ DNq+ 0.5 B N

.. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .(pers.6)

Dengan : q ult = daya dukung ultimate


= berat isi efektif dari massa batuan, = 1000 kg/m3
B = lebar pondasi = 2 m,
D = kedalaman pondasi pada dibawah muka tanah= 90 cm(3x
30cm)
C = kohesi dari massa batuan = 0
Nq, Nc, N = factor dari daya dukung
= 1o , factor koreksi C = 1.25
Jadi,
qult = 0

5.38

1.25+ 1000 kg/m3

0.9 m

1.09 + 0.5 1000

kg/m3 2 m 0.07
Qult = 1051 kg/m2
Jadi, daya dukung yang diijinkan dari lapisan batuan tersebut sebesar 1051
kg/m2

19

BAB 4.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal
dan pondasi tiang digunakan

apabila tanah dasar terletak pada

kedalaman yang relative dalam. Pondasi sumuran sering dipakai


bilamana lapisan tanah pendukung berada pada kedalaman 2 meter
hingga 8 meter di bawah muka tanah. Pelaksanaan biasanya dilakukan
dengan menggali lubang seperti sumuran sampai lapisan tanah keras.

2. Pondasi sumuran yang ujungnya diletakkan pada lapisan batuan,seperti


diketahui adalah ditujukan untuk mendapatkan daya dukung yang lebih
besar. dalam melakukan analisa terhadap tegangan yang timbul pada
lapisan batuan adalah bahwa tidak ada gesekan antara tiang pondasi
sumuran yang berada di lapisan tanah diatas lapisan batuan. Sedangkan
harga koefisien gesek () antara lapisan batuan dengan beton pondasi
adalah konstan.

3. Pada permasalahan no1. Yang membahas tentang penentuan diameter


pondasi sumuran dan kedalaman pondasi sumuran yang masuk pada
lapisan batuan didapatkan diameter pondasi yang memenuhi syarat yaitu
38,146 39 cm dan kedalaman tiang pondasi yang masuk ke lapisan
batuan sebesar 80cm.

4. Pada permasalahan nomor 2. Yang membahas mengenai penentuan harga


daya dukung yang diijinkan dari lapisan batuan didapatkan perhitungan
hasil daya dukung yang diijinkan dari lapisan batuan tersebut sebesar

20

1051 kg/m2. Artinya kemampuan dari lapisan batuan terrsebut untuk


menahan beban pondasi diatasnya adalah sebesar 1051 kg/m2
4.2 Saran
1. Sebaiknya dalam pengeboran lubang bor perlu ada perhatian khusus
dalam membuang tanah hasil sisa pengeboran ini karena tanah ini pada
umumnya tanah yang bercampur dengan air, agar tidak mengganggu
lingkungan sekitar

2. Sebaiknya adanya pengawasan ekstra dan perhitungan yang lebih cermat


mengenai pengeboran yang dapat mempengaruhi adaya kemungkinan
penurunan tanah di daerah sekitarnya.

3. Sebaiknya pengecoran dilakukan oleh dan dalam pengawasan tenaga


ahli, agar tidak terjadi kerusakan pondasi lebih awal

21

DAFTAR PUSTAKA
Braja M. Das, Noor Endah, Indasurya B. Mochtar. Mekanika Tanah (Prinsipprinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid 2. Surabaya: Penerbit Erlangga, 1993.
Soetojo, Moesdarjono. Teknik Pondasi pada Lapisan Batuan. Surabaya: ITS
Press, 2009.

22

LAMPIRAN

Gambar 7 Pondasi Sumuran

Gambar 8. Konstruksi Pondasi Sumuran

23

Gambar 9. Mekanisme Pemasangan Pondasi Sumuran

24

Anda mungkin juga menyukai