PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pondasi diatas lapisan batuan adalah satu sistem pondasi pada saat bagian
telapak bawah dari pondasi dalam terletak diatas suatu laisan batuan. Sistem
pondasi ini secara garis besar tidak berbeda dengan pondasi pada tanah biasa,
namun dalam realitasnya cara untuk melakukan perhitungan daya dukungnya
memiliki banyak perbedaan khususnya terletak pada kondisi diskontinuitasnya
atau kekar kekarnya. Perbedaan ini yang kemudian menyebabkan harga daya
dukung dalam keadaan tertentu menjadi sangat berbeda pada tanah biasa.
Dari hasil perencanaan pondasi bangunan yang diletakkan diatas lapisan
batuan, beberapa telah mengalami keruntuhan. Keruntuhan tersebut sebagian
besar disebabkan oleh anggapan bahwa lapisan batuan adalah suatu lapisan yang
cukup keras dan mampu mendukung beban konstruksi. Namun perencana sering
kali luap untuk memperhitungkan orientasi kekar dari lapisan batuanya yang
memiliki dipping yang cukup besar, kemudian dapat terjadi keruntuhan karena
kekuatan geser pada bidang diskontinuitsnya (bedding plane) sebagai bidang
perlemahan terlampaui atau tidak mampu menahan beban pondasi.
oleh karena itu muncul suatu pondasi yang berfungsi mendukung beban yang
berat dan seringkali diikuti dengan adanya beban tarik seperti pada pembuatan
tower diatas batuan. Pondasi ini juga dimaksudkan untuk menembus lapisan
batuan dengan diameter lebih besar dari 60cm yaitu pondasi sumuran pada
lapisan batuan.
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1. Bagaimana cara merencanakan kedalaman pondasi sumuran dan
menentukan kekuatan tarik tiang pondasi sumuran ?
BAB 2
PENDAHULUAN
2.3 Daya dukung lapisan batuan untuk pondasi sumuran
Pondasi sumuran yang ujungnya diletakkan pada lapisan batuan,seperti
diketahui adalah ditujukan untuk mendapatkan daya dukung yang lebih besar
secara ekonomis karena tanah diatas lapisan batuan adalah tabah lunak yang daya
dukungnya kecil.
Apabila lubang bor dilakukan sampai menembus batuanya, maka setelah
dilakukan pengecoran beton akan terjadi lengketan antara batuan dengan
pondasi. Lengketan ini akan memberikan Tegangan Geser
yang dapat
mendukung beban pondasi. Tegangan geser ini akan mencapai tegangan geser
dari batuanya atau tegangan geser dari betonnya sendiri mana yang akan dicapai
terlebih dahulu.
Untuk merencanakan suatu pondasi dibutuhkan pertimbangan bagaimana
beban piondasi akan disebarkan melalui ikatan antara beton dengan batuanya dan
tahanan pada ujung pondasi nya. Dari sini ditentukan keseimbangan antara
diameter tiang sumuran dengan kedalaman sumuran yang masuk dalam batuan
terhadap beban pondasi. Dalam hal ini maka tidak boleh ada tegangan maka tidak
boleh ada tegangan yang dilampaui baik tegangan akibat ikatan antar beton
dengan batuan maupun tegangan pada batuan akibat tekanan ujung pondasi.
Daya dukung suatu pondasi akan meningkat apabila pondasi diletakkan pada
kedalaman yang lebih dalam, hal ini juga berlaku pada pondasi pada lapisan
batuan kecuali apabila terjadi pada lapisan batuan yang mengalami keruntuhan
pons akibat dari adanya rongga pada lapisan batuan dibawah ujung pondasi.
Gambar bab
6, 6.2.c
Gambar bab
7, 7.2.d
2.3.1
dalam melakukan analisa terhadap tegangan yang timbul pada lapisan batuan
adalah bahwa tidak ada gesekan antara tiang pondasi sumuran yang berada
di lapisan tanah diatas lapisan batuan. Sedangkan harga koefisien gesek ()
antara lapisan batuan dengan beton pondasi adalah konstan.
Gambar 9.5
Tegangan
berikut :
y=
p total
exp
0,25 D2
(Pers 1.)
2Vc
y
E a
1V c + ( 1+V r ) c
Er
..
[(
(pers. 3)
all.
BAB 3
CONTOH SOAL dan PENYELESAIAN
3.1 Contoh Soal 1 (Merencanakan kedalaman pondasi sumuran dan
menentukan kekuatan tarik tiang)
10Mn
Soil
L
Rock
Suatu pier (sumuran) yang menerima beban sebesar 100 ton dimasukkan dan
dicepit (socket) kedalaman batuan (rock) seperti gambar.
Lapisan tanah (soil) sangat lunak (geseran = 0), Apabila diketahui :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Er/Ec = 0,5
Poisson ratio rock = soil = 0,25
Q allowable (rock) =200 kg/cm2
allowable = 4 kg/cm2
beton ijin = 350 Kg/cm2
Sudut geser batu dengan beton = 270
( ) ( )
Q
( 0,25 ) fc
4
100000 Kg
=38,146 cm
y=
p total
exp
0,25 D 2
2Vc
y
E a
1V c + ( 1+V r ) c
Er
( 2 ) ( 0,25 ) (tan 27 0)
100000 Kg
80 cm
exp
2
1 38,146 cm/2
0,25 (38,146 cm)
10,25+ (1+ 0,25 )
0,5
[(
[(
= 1
62,982 Kg/cm 2
1
100000 Kg
87,5 Kg/cm 2
38,146 cm 80 cm
=2,92 Kg/cm 2