OLEH :
KELAS :
IV D
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan
juga penulis berterimakasih pada ibu Roza Mildawati, ST, MT selaku dosen mata
kuliah Desain Fondasi yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca. Adapun makalah ini ditulis dari hasil
penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan Desain Fondasi, serta infomasi dari media massa yang berhubungan
dengan tema. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun dan dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
Diana Hanafi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
Gambar Macam-macam tipe fondasi. (a) Fondasi memanjang. {b) Fondasi telapak.
(c) Fondasi rakit. (d) Fondasi sumuran. (e) Fondasi tiang.
Gambar 3.3 Macam keruntuhan fondasi. {a) Keruntuhan geser umum. {b)
Keruntuhan geser lokal. {c) Keruntuhan penetrasi.
po = (𝐷𝑓 . 𝛾)
𝑃𝑢′ = 𝑃𝑢 + 𝑃𝑠
= 𝑞𝑢 𝐴𝑝 + 𝜋𝐷𝑓𝑠 𝐷𝑓
Dengan :
𝑃𝑢′ = beban ultimit total untuk fondasi dalam (kN)
𝑃𝑢 = beban ultimit total untuk fondasi dangkal (kN)
Ps = tahanan gesek pada dinding fondasi (kN)
𝑞𝑢 = 1,3𝑐𝑁𝑐 + 𝑝𝑜 𝑁𝑞 + 0,3𝛾𝐵𝑁𝛾 (jika berbentuk lingkaran ) (kN/m2)
Ap = luas dasar fondasi (m2)
D = B = diameter fondasi (m)
Fs = faktor gesekan (tabel)
Df = kedalaman pondasi (m)
Berat volume tanah sangat dipengaruhi oleh kadar air dan kedudukan air tanah.
Oleh karena itu, hal tersebut berpengaruh pula pada daya dukungnya. (1) Jika muka
air tanah sangat dalam dibandingkan dengan lebar fondasinya atau z > B, dengan z
adalah jarak muka air tanah di bawah dasar fondasi (lihat Gambar 3.9a), nilai y dalam
suku ke-2 dari persamaan daya dukung dipakai yb atau yd, demikian pula dalam suku
persamaan ke-3 dipakai nilai berat volume basah (yb) atau kering yd. Untuk kondisi
ini, nilai parameter kuat geser yang digunakan dalam hitungan adalah parameter kuat
geser dalam tinjauan tegangan efektif (c' dan <p'). (2) Bila muka air tanah terletak di
atas atau sama dengan dasar fondasinya (Gambar 3.9b), nilai berat volume yang
dipakai dalam suku persamaan ke-3 harus berat volume efektifnya (y'), karena zona
geser yang terletak di bawah fondasi sepenuhnya terendam air. Pada kondisi ini, nilai
p0 pada suku persamaan ke-2, menjadi y' (DJ-dw) + ybdw dengan y' = Ysat- Yw' dan
dw = kedalaman muka air tanah dari permukaan.
Daya dukung ultimit neto (net ultimate bearing capacity) (qun) adalah nilai
intensitas beban fondasi saat tanah akan mengalami keruntuhan geser, yang secara
umum dapat dinyatakan dalam persamaan:
qun =qu-Dfγ
2.3.2 Fondasi pada Tanah Pasir
Tanah granuler, seperti tanah pasir dan kerikil, tidak berkohesi (c = 0), atau
mempunyai kohesi namun sangat kecil hingga dalam hitungan daya dukung sering
diabaikan. Daya dukung fondasi pada tanah granuler, dipengaruhi terutama oleh
kerapatan relatif (D,), kedudukan muka air tanah, tekanan keliling (confining
pressure), dan ukuran fondasinya. Untuk tanah tak berkohesi, persamaan umum daya
dukung ultimit Terzaghi akan menjadi sebagai berikut:
𝑞 = 𝑝0 . 𝑁𝑞 + 0,5𝛾𝐵𝑁𝛾
𝑞𝑢 = 𝑝0 . 𝑁𝑞 + 0,4𝛾 𝐵𝑁𝛾
𝑞𝑢 = 𝑝0 . 𝑁𝑞 + 0,3𝛾 𝐵𝑁𝛾
dengan
B = lebar a tau diameter fondasi.
L = panjang fondasi.
p0 = Dfy = tekanan overburden pada dasar fondasi.
Df= kedalaman fondasi.
𝛾 = berat volume tanah granuler.
𝑁𝑞 , 𝑁𝑦 = faktor-faktor daya dukung.
2.3.3 Analisis Skempton
Sc = (1 + 0,2 B/L)
𝐷𝑓
N = (1 + 0 2 ) 𝑁𝑐(𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛)
𝐵
Nc = l,5Nc(permukaan)
𝑞𝑢 = 𝐶 𝑢 𝑁𝑐 + 𝐷𝑓 𝛾
Daya dukung ultimit neto:
𝑞𝑢𝑛 = 𝐶 𝑢 𝑁𝑐
Dengan
𝐷𝑓 = kedalaman fondasi.
Df = kedalaman fondasi.
Pengaruh pembebanan vertikal yang eksentris pada fondasi memanj ang yang
terletak di permukaan tanah kohesif (𝜑 = 0) dan tanah granuler (c = 0 dan 𝜑 =
35°), secara kuantitatif diperlihatkan oleh Meyerhof (1953) (Gambar 3.13). Dapat
dilihat bahwa faktor reduksi daya dukung merupakan fungsi dari eksentrisitas
beban. Pada tanah-tanah granuler, reduksi daya dukung lebih besar daripada tanah
kohesif. Pada Gambar 3.13b, daya dukung ultimit pembebanan vertikal-eksentris
(qu ') diperoleh dengan mengalikan daya dukung ultimit fondasi dengan
pembebanan vertikal-terpusat (qu) dengan faktor reduksi R,, yaitu
𝑞𝑢′ = 𝑅𝑒 𝑞𝑢
dengan
𝑃′ = 𝑞𝑢 𝐴′ = 𝑞𝑢 𝐵′𝐿′
dengan A' adalalah luas efektif clengan sisi terpanjang L ', seclemikian hingga
pusat beratnya berimpit clengan garis kerja resultan beban fonclasi. Dalam ha! ini,
cliclefinisikan lebar efektif B ' = A '/L '. Dalam Persamaan (3.47), bila
hitungannya clalam tinjauan claya clukung ultimit neto (qun), beban yang
terhitung merupakan beban ultimit neto. Untuk eksentrisitas beban 2 arah,
Meyerhof (1953) menyarankan penyeclerhanaan luas clasar fonclasi efektif
seperti yang clitunjukkan pacla Gambar 3.14c, dengan
𝑃𝑣
= 𝑅𝑖 𝑞𝑢
𝐵
dengan
qu = daya dukung ultimit (atau daya dukung diizinkan) untuk fondasi dengan
dasar horizontal pada pembebanan vertikal.
Ri = faktor reduksi akibat pembebanan miring.
Pv = komponen beban vertikal ultimit.
𝑃𝑣 + 𝑁ℎ 𝑃ℎ
= 𝑐𝑁𝑐 + 𝑃𝑜 𝑁𝑞 + 0,5𝐵𝛾𝑁𝛾
𝐴
𝑞𝑢 = 𝐶1 𝑁𝑚 + 𝐷𝑓 𝛾
dengan
Nilai-nilai Nm relatif aman untuk fondasi yang sangat kaku dan harus dipakai
dengan hatihati bila fondasinya fleksibel. Didasarkan hasil pengujian Brown dan
Meyerhof (1969), Vesic menyarankan faktor reduksi untuk c1 pada Persamaan
(3.54) bila lempung mempunyai sensitivitas kira-kira 2. Yaitu, c1 digantikan
dengan 0,75c1. Kondisi ke-2, bila tanahnya terdiri dari lapisan lempung kaku di
bagian atas dan lempung lunak di bagian bawah, analisisnya harus memperhatikan
keruntuhan penetrasi di tepi fondasi, dan faktor daya dukung Nm dinyatakan oleh
persamaan:
N = 1 / 𝛽 + ( c2/c1) 𝜆𝑐 𝑁𝑐 (dengan Nm ≲ 𝜆𝑐 𝑁𝑐 )
Table 3.5 Faktor daya dukung Nm Vesic, untuk pondasi empat persegi
𝑐2 2 4 6 8 10 20 ∞
/𝑐1
1 5.14 5.14 5.14 5.14 5.14 5.14 5.14
1.5 5.14 5.31 5.45 5.59 5.70 6.14 7.71
2 5.14 5.43 5.69 5.92 6.13 6.95 10.28
3 5.14 5.59 6.00 6.38 6.74 8.16 15.42
4 5.14 5.69 6.21 6.69 7.14 9.02 20.56
5 5.14 5.76 6.35 6.90 7.42 8.66 25.70
10 5.14 5.93 6.69 7.43 8.14 11.40 51.40
∞ 5.14 6.14 7.14 8.14 9.14 14.14 ∞
𝑃𝑡 = 𝑊𝑝 + 𝑊𝑡 + 𝐹𝑟
Df=kedalaman fondasi.
c = kohesi.
Jika fondasi terdiri dari beberapa fondasi yang menderita gaya ke atas,
maka perlu diadakan pengujian pembebanan ke arah atas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kapasitas dukung pondasi merupakan besarnya tekanan yang mampu
didukung oleh pondasi. Pada pekerjaan pondasi, material batuan merupakan
lapisan pendukung yang baik, dan dapat mendukung beban yang besar bila
dibawahnya tidak terletak lapisan tanah yang lunak.
𝑞𝑢 = 𝑐 𝑁𝑐 + 𝑝𝑜 𝑁𝑞 + 0,5 𝛾𝐵 𝑁𝛾
= (56𝑥25,1) + (44,6 𝑥 12,7) + (0,5𝑥22,3𝑥9,7)
= 2080,175 kN/m2
4) Dengan yang di ketahui sama dengan soal no 3 tentukan kapasitas dukung
ultimit jika terdapat beban merata di atas permukaan sebesar 25 kN/m2 !
Jawaban :
Diketahui : 𝛾 = 22,3 𝑘𝑁/𝑚2
C = 56 kN/m2
𝜑 = 25°
Df = 2m
B = 2,6 m
qo = 25 kN/m2
Ditanya : 𝑞𝑢 = ⋯ ?
Jawab : 𝜑 = 25° maka berdasarkan tabel nilai kapasitas
Dukung terzaghi di dapat nilai Nc = 25,1 Nq = 12,7
𝑁𝛾 = 9,7
𝑘𝑁
𝑝𝑜 = 𝐷𝑓 𝛾 = 2 𝑥 22,3 = 44,6 𝑚2
𝑞𝑢 = 𝑐 𝑁𝑐 + (𝑝𝑜 + 𝑞𝑜 )𝑁𝑞 + 0,5 𝛾𝐵 𝑁𝛾
= (56𝑥25,1) + (44,6 + 25) 𝑥 12,7 + (0,5𝑥22,3𝑥9,7)
= 2397,675 kN/m2
5) Tentukan tahanan gesek pada dinding fondasi yang berada di tanah kerikil
padat jika di ketahui diameter fondasi 1,6 m dengan kedalaman 2 m !
Jawaban :
Diketahui : 𝐷𝑓 = 2 𝑚 = 200 cm
D = 1,6 m = 160 cm
Ditanya : Ps =...?
Jawab : karena tanah yang digunakan adalah tanah kerikil padat
Maka nilai 𝑓𝑠 = 0,49 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Ps = 𝜇𝐷𝑓𝑠 𝐷𝑓
= 22/7 x 160 x 0,49 x 200
= 49280 kg
= 482944 N
= 482,944 kN
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_fondasi
http://pemudasipil.blogspot.co.id/2013/03/kapasitas-dukung-pondasi-dan
keruntuhan.html