Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1

REKAYASA PONDASI II

Dosen Pengampu: Dr. Rahmawati, S.T., M.Eng.

DISUSUN OLEH:

NIRMALA SARI (220190120)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2023
1. - Cari perbedaan antara pondasi dangkal dan pondasi dalam!

- Lengkapi dengan gambarnya

Jawab:

a. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal dapat diartikan sebagai pondasi yang didirikan di
dekat permukaan tanah sehingga memiliki kemampuan menerima beban
yang relatif lebih kecil dan secara langsung menerima beban
bangunan. Umumnya pondasi dangkal dibuat dengan (kedalaman (D) <
lebar (B)) kedalaman kurang dari 1/3 lebar pondasi sampai kedalaman 
kurang dari 3 m. 
Fungsi pondasi tipe dangkal yaitu untuk meneruskan beban dari
dinding dan bangunan ke tanah dengan tekstur keras. Maksudnya,
wilayah dengan tanah keras diharapkan mampu menopang beban
bangunan di atasnya.  Artinya tidak semua tanah bisa menggunakan
pondasi tipe ini. Developer rumah biasanya harus melakukan observasi
dulu terhadap suatu area atau lahan sebelum akhirnya menentukan jenis
pondasi. Pondasi tipe ini mempunyai banyak jenis yang sering digunakan
oleh developer atau kontraktor. Berikut ini adalah beberapa jenis pondasi
dangkal:

1. Pondasi Menerus

Pondasi ini memiliki bentuk memanjang yang difungsikan untuk


untuk menopang sederetan kolom-kolom yang jaraknya berdekatan
atau digunakan untuk menopang dinding memanjang, dengan
kedalaman 0,8 m s.d 1,2 m. Pada umumnya, pondasi memanjang
dibuat untuk dinding bangunan yang dibuat membentuk persegi,
persegi panjang, atau trapesium. Anda dapat menggunakan batu
pecah atau batu kali atau pasangan bata dan cor beton untuk
menciptakan pondasi memanjang ini.

2. Pondasi Telapak

Pondasi telapak adalah pondasi yang dibuat untuk tumpuan kolom


yang berdiri sendiri. Sesuai dengan namnya, pondasi ini berbentuk
menyerupai telapak yang terbuat dari beton bertulang dengan
ketebalan tertentu, dengan kedalaman lebih dari 1,2 m s.d 2 m.
Biasanya, pondasi seperti ini dibuat dalam bentuk lingkaran, persegi,
maupun persegi panjang. Selain itu, pondasi ini terdiri dari lapisan
beton yang sama juga seragam. Pondasi telapak ini tidak hanya
untuk bangunan berlantai satu, namun bangunan bertingkat juga
bisa.

3. Pondasi Gabungan

Pondasi telapak gabungan merupakan pondasi yang terdiri dari 2


(dua) pondasi tapak yang berdekatan menjadi suatu pondasi tunggal.
Poondasi telapak gabungan biasanya ditemui pada bangunan seperti
pilar jembatan dan pilar akuaduk. Tujuan penggunaan pondasi jenis
ini adalah untuk menanggulangi momen penggulingan yang terlalu
besar pada pondasi, selain itu untuk tanah yang daya dukungnya
kecil pondasi ini sangat cocok, karena dasar pondasi yang
dibutuhkan lumayan lebar. Keuntungan lain menggunakan pondasi
jenis ini adalah untuk mencegah penururnan tak seragam, terutama
pada tanah lunak.

4. Pondasi Rakit

Pondasi Rakit adalah pondasi yang dibuat dari besi tulangan dan
dibentuk menyerupai rakit. Meskipun termasuk dalam jenis pondasi
dangkal, pengaplikasian pondasi raft ini cocok untuk tanah lunak
yang dirasa mempunyai daya dukung tanah rendah. 
b. Pondasi dalam
Pondasi dalam diartikan sebagai pondasi yang didirikan sangat
dalam di bawah permukaan tanah sehingga memiliki kemampuan untuk
menerima beban bangunan yang lebih besar dan meneruskan beban
bangunan ke tanah keras atau batuan yang sangat dalam.
Pondasi Dalam biasanya digunakan sebagai struktur bawah
bangunan dengan pemasangan pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah
elevasi permukaan tanah. 
Struktur bawah ini mampu mentransfer beban ke lapisan yang lebih
dalam untuk mencapai kedalaman yang tertentu sampai didapat jenis
tanah bebatuan yang berada jauh di dalam. Sistem pondasi ini
mendukung daya beban struktur bangunan sehingga jenis tanah yang
tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari.
Adapun jenis Pondasi Dalam adalah sebagai berikut:

1. Pondasi Sumuran

Pondasi ini tersusun atas pipa beton yang ditanam dalam tanah
membentuk sumur kemudian dicor di tempat yang dicampur dengan
batu kali, batu belah dan beton sebagai isinya. 
Pondasi ini biasanya diaplikasikan pada lahan konstruksi dengan
kedalaman lapisan tanah kerasnya berkisar 3-5 meter.

2. Pondasi Tiang pancang (pile)


Pondasi tiang pancang atau pile adalah jenis pondasi dalam yang
relatif panjang sehingga dapat digunakan untuk menopang bangunan
bertingkat. 
Pondasi ini akan bekerja dengan mengirimkan beban pondasi
melalui lapisan tanah ke tanah yang lebih dalam atau lapisan batuan
yang memiliki daya tahan tinggi.
Dalam membuat pondasi tiang maka pihak kontraktor membutuhkan
data sebagai berikut:
 Data tentang tanah dasar yang didapat dari pengujian Sondir dan
Boring.
 Informasi mengenai daya dukung tiang tunggal dan tiang
kelompok.
 Analisa gesekan negatif kulit tiang (negative skin friction) yang
merupakan bagian dari beban tambahan.

2. Contoh perhitungan
 Perhitungan Pondasi Dangkal
Pondasi memanjang terletak pada tanah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
Beban terbagi rata di atas permukaan (qo) sebesar 20 kN/m .Data tanah:

1. Tanah 1 : τ 1 = 19 kN/m3, c 1 = 20 kN/m2, τ 1 = 25°


2. Tanah 2 : τ 2 = 19 kN/m3, c 2 = 50 kN/m2, τ 2 = 30°
Berapa kapasitas dukung ultimit (qu), jika kedalaman fondasi Df=1 m,lebar B =
1,8 m dan kedudukan muka air tanah sangat dalam? Bagaimanapengaruhnya
terhadap kapasitas dukung ultimit jika tidak terdapat bebanterbagi rata?
Sudut gesek dalam tanah yang digunakan dalam hitungan adalah padadasar
fondasi, yaitu τ 2= 30°. Bila dianggap terjadi keruntuhan geserumum. dari Tabel
2.1 diperoleh:

Nc= 37,16; Nq = 22,46 ; Nτ = 19,13

Kapasitas dukung pondasi memanjang dihitung dengan Persamaan (2.2)

qu = c2.Nc + (p0 + q0).Nτ + 0,52 B N

Po = Df. τ 1= 1 x 19= 19kN/m2

Maka kapasitas dukung ultimit bila terdapat beban terbagi rata-rata:

qu= (50 x 37,16) + (19 + 20 ) x 22,46 + (0,5 x 19,9 x 1,8 x 19,13)

= 3090,3 kN/m2

Bila tidak terdapat beban terbagi rata:

qu= (50 x 37,16) + (19x22,46) + (0,5 x 19,9 x 1,8 x 19,13)

= 2643 kN/m2 < 3090,3 kN/m2

Di sini terlihat bahwa adanya beban terbagi rata di permukaan tanah menambah
kapasitas dukung ultimit.
 Contoh Perhitungan Pondasi Dalam

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang

1. Daya Dukung berdasarkan Kekuatan bahan

P=(Ap×Tbk)+(As×Tau); dimana;

P = daya dukung tiang pancang ijin (kg)

Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)

As = Luas tulangan tiang pancang (cm2)

Tbk = Tegangan ijin beton (kg/cm2)

Tau = Tegangan ijin tulangan (kg/cm2

Daya dukung tiang pancang berdasarkan data sondir (CPT/Cone Penetration Test)

P =(qc*Ap)/3 + (JHL*Ka)/5;

dimana; 

P = Daya dukung tiang pancang ijin (kg)

qc = Nilai konus (kg/cm2)

 Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)

 Ka = Keliling penampang tiang (cm1)

JHL = Jumlah hambatan lekat

SF = Safety factor ; 3 dan 5


3. Daya dukung tiang pancang berdasarkan Data SPT/ Standart PenentrationTest

Qu = (40*Nb*Ap)

dimana ;

Qu = Daya dukung batas pondasi tiang pancang

Nb = nilai N-SPT rata-rata pada elevasi dasar tiang pancang

Nb = (N1+N2)/2;

N1 = Nilai SPT pada kedalaman 3D pada ujung tiang ke bawah

N2 = nilai SPT pada kedalaman 8D pada ujung tiang ke atas

Ap = luas penampang dasar tiang pancang (m2)

Qsi = qs*Asi; dimana;

Qsi = Tahanan limit gesek kulit

qs = 0.2N  untuk tanah pasir 

0.5N  untuk tanah lempung

Asi = keliling penampang tiang*tebal lapisan

Dari hasil ke tiga perhitungan di atas nanti , daya dukung ijintiang pancang yang
akan dipergunakan adalah nilai dayadukung terkecil.

Contoh perhitungan

- Beban Normal maksimum N=814.07 ton ; M=90.671Ton


-  kuat tekan beton rencana fc’= 35Mpa ;fy  =400Mpa
- Data Sondir pada kedalaman 12m (qc=250kg/cm2 dan JHL=1200 kg/cm)
- Dimensi tiang pancang yang akan dipasang 40×40 cm
 

Daya dukung ijin satu tiang pancang berdasarkan data Sondir (CPT/Cone Penentration
Test)  

P = (qc*Ap)/3 + (JHL*Ka)/5
= (250*40*40)/3 + (1200*40*4)/5

= 133,333+38,400

= 171733.33 kg

= 171,7 Ton

Daya dukung satu tiang pancang berdasarkan Sondir/CPT adalah 171.7 ton

Daya dukung satu tiang pancang berdasarkan data SPT/Standart Penetration Test

P = (Qu + Qsi)/3

Data SPT

Kedalaman (m) Jenis tanah N

0.0 s/d 2.0 (lempung) 4

2.0 s/d 4.0 (lempung) 10

4.0 s/d 6.0 (lempung) 13

6.0 s/d 8.0 (lempung) 36

8.8 (8D) (lempung) 40 —–> (8*0.4)=3.2 m; —-> 12m-3.2m = 8.8 m

10 (lempung) 44

10.0 s/d 12.0 (pasir) 50——> kedalaman tiang pancang rencana 12m

13.2 (3D) (pasir) 52——> (3*0.4)= 1.2 ;——-> 12m+1.2m = 13.2 m

Qu = (40*Nb*Ap) ;——-> Nb = (N1 + N2)/2

Nb1 = (40+50)/2 ;—–> Nb1= 45

Nb2 = (50+52)/2 ;—–> Nb2= 51

Nb = (45+51)/2 ;—–> Nb = 48

Qu = (40*48*Ap) ;——>
Ap = 0.4*0.4 ;—–> Ap=0.16

= (40*48*0.16)

= 307.2ton

Daya dukung Gesek/ Friction tiang pancang berdasarkan data SPT

Qsi = qs*Asi

pada lapisan tanah hingga kedalam1- 10 m adalah jenis tanah

lempung , danlapisan tanah pada kedalaman 10-12 m adalah

pasir 

qs—> untuk pasir 0.2N

qs—> untuk lempung 0.5N

kedalaman 0-10 (jenis tanah lempung)

qs1 = 0.5N*Asi ; (ket ; 0.5N adalah karena jenis tanah lempung) 

Asi = keliling penampang tiang pancang*tebal

Asi = (0.4*4)*10; –> Asi = 16 m2

qs1 = 0.5*48*16 ; –>

qs1=384 ton

kedalaman 12 m—> jenis tanah pasir 

qs2 = 0.2N*Asi ; (ket 0.2N karena jenis tanah adalah pasir)

Asi = 0.4*4*2 

Asi = 3.2 m2

qs2 = 0.2*48*3.2 = 30.72I ton

Qsi = qs1+qs2 ; Qsi = 384+30.72
Qsi = 414.72 ton

Daya dukung satu tiang pancang berdasarkan SPT

Pu = (Qu +Qsi)/3;

Pu = (307.2+414.72)/3

Pu = 240.64 ton

Kesimpulan, Nilai terkecil daya dukung satu tiang pancang dari metode CPT dan
SPT yangakan dipergunakan pada perencanaan selanjutnya.

Daya dukung satu tiang pancang

- berdasarkan CPT = 171.7ton


- berdasarkan SPT = 240.67ton
Maka nilai daya dukung satu tiang pancang yang akan dipergunakan selanjutnya
adalah berdasarkan CPT.

Selanjutnya perencanaan jumlah tiang pancang pada tiap pilecap–kolom. (saat ini


sedang dalam penulisan, dalam waktu dekat dipublish di web ini)

Pada penulisan sebelumnya telah diperoleh daya dukung ijin satu tiang


pancang,selanjutnya perencanaan adalah menghitung jumlah tiang pancang yang
akandipergunakan dalam satu

kolom-pilecap/poer Beton .

Beban Normal Maksimum N=814.07ton, Momen M=90.671tonM.

Daya dukung ijin satu tiang pancang P=171ton maka jumlah tiang pancang yang
dibutuhkan

n= 814.07/171

n= 5 buah
karena adanya efisiensi tiang pancang dalam satu grup tiang pancang yang
akanmengurangi daya dukung satu tiang pancang, maka dipasang tiang pancang

pada kolom tersebut 9 buah. Dimensi satu tiang pancang 40/40cm

Cek daya dukung tiang pancang akibat efisiensi.

Pu = N+Tx+Ty—–> Tx = M*ex/(x1²+x2²+. . . +xn²)

Ty = M*ey/(y1²+y2²+. . . +yn²)

Dimensi tiang pancang 40/40cm

Tx = 90.671*1.2/(3*1.2²+3*0²+3*1.2²)—–> Tx = 108.81tm/8.64

Tx = 12.594ton

Ty = 90.671*1.2/(3*1.2²+3*0+3*1.2²)——> Ty = 108.81/8.64

Ty = 12.594ton

Pu = 814.07+12.594+12.594—>Pu = 839.258 ≤9*171=1539ton (aman)

Kesimpulan :

Untuk beban aksial/normal pada kolom di atas menggunakan 9 tiang pancangpada


satu grup pilecap

Anda mungkin juga menyukai