DIFINISI PONDASI.
Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan ke
tanah atau batuan yang ada di bawahnya.
Adalah Pondasi yang mendukung beban secara langsung, biasanya dipakai untuk
mendukung beban yang bersifat statis dan kondisi tanah keras berada antara 0,50
m s/d 1,50 meter dari permukaan tanah.
Merupakan Pondasi yang sering dipakai untuk mendukung kolom bangunan, Kaki
tiang Transmisi, yang menurut penyelidikan tanah dengan alat Boring atau sondir
didapat bermacam-macam bentuk dan ukuran.
Misalnya Pondasi memanjang batu kali dibuat dari pasangan batu-batu yang
bermutu baik dengan tidak mudah retak dan hancur bila antara batu kali diadu
satu sama lainnya.
Adukan yang dipakai harus terbuat dari paling sedikit 1 bagian semen, dan 6
bagian pasir dan harus mempunyai kekuatan tekan pada umur 28 hari minimum
30 Kg/cm2, bila diuji dengan menekan benda uji berupa kubus dengan ukuran sisi
5cm.
Lebar dasar Pondasi tidak boleh kurang dari 2 kali lebar tebal tembok, dan
kedalaman dasar Pondasi tidak boleh kurang dari 45cm dari permukaan tanah.
Pondasi rakit (Raft Foundation), didifinisikan sebagai bagian bawah dari struktur
yang berbentuk rakit melebar ke seluruh bangunan. Bagian ini bertugas
meneruskan beban bangunan ke tanah di bawahnya. Pondasi rakit digunakan bila
daya dukung tanah rendah/lunak (tanah gambut, tanah lempung), bisa juga
digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat di semua
arahnya, sehingga bila dipakai Pondasi telapak sisi-sisinya akan berhimpitan satu
sama lain.
Kolom
Rakit
1. Pondasi sumuran.
2. Pondasi tiang (dengan Pancang atau Bor).
Pondasi ini merupakan bentuk Pondasi peralihan antara Pondasi dangkal dan
Pondasi dalam (Pondasi tiang).
Bagian dalam sumuran diisi dengan campuran beton siklob dengan syarat bahwa
bagian teratas setinggi 1 meter harus tetap dibuat dari beton biasa.
Beton Siklob adalah campuran beton yang terdiri dari 1 bagian semen dan 6
bagian pasir ditambah dengan batu kali yang berdiameter maksimum 10cm
(secukupnya).
Dalam pembuatan beton siklob diusahakan semua permukaan batu kali satu sama
lainnya tidak bersinggungan langsung, tetapi terbungkus dengan adukan semen
dan pasir.
Pondasi sumuran cocok sekali dipakai pada kondisi tanah sebagai berikut:
Beton biasa 1m
L
Beton bertulang A-A
A A
L/D>4
Pondasi tiang digunakan kondisi tanah pada kedalaman normal tidak mampu
mendukung bebannya, sedangkan tanah keras terletak pada kedalaman yang
sangat dalam (> 4 meter), Pondasi tiang ini mengandalkan tahanan ujung dan
tahanan gesek dinding tiang.
Pondasi ini dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan bertingkat tinggi,
dermaga, jembatan, bangunan trafo, tiang transmisi.
Secara teknis Pondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud antara lain:
a. Meneruskan beban bangunan yang terletak diatas air atau tanah lunak, ke
tanah pendukung yang kuat.
Dilihat dari efek samping dari pemancangan maka Pondasi tiang dapat dibedakan
menjadi 3 katagori antara lain:
1) Tiang Perpindahan Tanah besar, yaitu tiang pejal atau berlubang dengan
ujung yang tertutup yang dipancang ke dalam tanah sehingga terjadi pemindahan volume
tanah yang relatif besar, contoh:
Tiang Kayu
Tiang Beton pejal (Pra Cetak dan Cetak di tempat)
Tiang Baja bulat (tertutup ujungnya).
2) Tiang Perpindahan Tanah kecil, yaitu tiang yang berlubang dengan ujung yang
terbuka, contoh:
Pondasi Tiang dilihat dari jenis dan cara pelaksanaanya dibedakan sebagai berikut:
Tiang Kayu.
Tiang kayu pada umumnya murah dan mudah penangannya, permukaan ujung
tiang dapat dilindungi atau tidak dilindungi dengan besi tergantung dari kondisi
tanahnya, untuk menghindari rusaknya pada waktu pemancangan.
Tiang kayu mudah mengalami pembusukan atau rusak karena dimakan serangga,
beban tiang kayu bisa mencapai 270kN s/d 300kN.
Cincin besi
Tiang bisa dicetak di Pabrik bisa juga di sekitar lokasi proyek, kemudian diangkut
ke lokasi pembangunan ukuran diameter yang biasanya dipakai untuk tiang tidak
berlubang antara 20cm s/d 60cm, panjang tiang antara 20m s/d 40m.
Untuk tiang beton yang berlubang diameter dapat dibuat sampai 140cm dan
panjang tiamg bisa dibuat sampai 60m, sedangkan beban maksimum untuk tiang
ukuran kecil dapat berkisar antara 300kN s/d 800kN.
Bila pemancangan tiang yang berkelompok jarak antara tiang pancang dari as ke
as tiang 2D s/d 3D, dan jarak tiang paling tepi dengan bibir Pile Cap minimal 1,5D
(D=diameter tiang pancang)
Pile Cap
Tiang Pancang
2D - 3D 1,5D
1 ⅓.L ⅛.W.L2 ⅓L
⅔L
2 ¼.L 1
/32.W.L2
¼L ½L ¼L
3 0,207.L 0.021.W.L2
Tabel .1.
Titik pengangkatan dan Momen lentur statis maksimum..
Pemilihan alat pemukul dan ukurannya untuk proyek tertentu tergantung pada
banyak factor, umumnya ukuran lebih penting dari pada type. Tiang yang berat
sebaiknya dipancang dengan pemukul yang berat sehingga memberikan energi
yang berat pula.
Berat pemukul paling sedikit 0,5 (setengah) dari berat total tiang dan energi
pemancangan paling sedikit 1 ft.lb untuk setiap pounds (lb) berat tiang.
Tiang dan pemukul dipasang pada peralatan crane yang dilengkapi dengan rangka
batang baja sebagai pengatur jatuhnya pemukul kepala tiang yang disebut lead.
6) Jumlah pukulan per satuan panjang untuk seluruh panjang tiang, dan
set (penetrasi) untuk 10 pukulan (kalendering tiang).
Informasi diatas diperlukan untuk mengetahui secara kasar apakah daya dukung
tiang dan posisi tiang sudah sesuai dengan yang direncanakan.
1) Anvil adalah bagian yang terletak pada dasar pemukul yang menerima
benturan dari ram dan mentransfernya ke kepala tiang.
2) Helmet atau drive cap (penutup pancang) adalah bahan yang dibuat dari
baja cor yang diletakkan diatas tiang untuk mencegah tiang dari kerusakan
pada saat pemancangan dan untuk menjaga agar as tiang tetap segaris
dengan as pemukul.
3) Cushion (bantalan) dibuat dari kayu keras atau bahan lain yang
ditempatkan diantara penutup tiang (pile cap) dan puncak tiang untuk
melindungi kepala tiang dari kerusakan.
4) Ram adalah bagian pemukul yang bergerak keatas dan kebawah yang
terdiri dari piston dan kepala penggerak (driving head).
5) Leader adalah rangka baja dengan dua bagian paralel sebagai pengatur
tiang agar pada saat tiang dipancang arahnya benar.
Tiang beton
Gambar 5.7 :
Alat pemancang tiang
Ada beberapa jenis pemukul yang biasa dipakai untuk pelaksanaan pemancangan antara lain
sebagai berikut:
Alat ini adalah alat sederhana yang terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan
dari atas, pemberat ditarik oleh manusia dengan tinggi jatuh tertentu kemudian
dilepas dan menumbuk tiang.
Pemukulan aksi tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang bergerak naik
oleh udara yang terkompresi, sedangkan turun ram disebabkan oleh beratnya
sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah sama dengan berat ram dikalikan
tinggi jatuhnya.
Pemukul aksi dobel menggunakan tenaga uap atau udara untuk mengangkat
ram dan untuk mempercepat gerakan ke bawahnya. Kecepatan pukulan dan
energi output biasanya lebih tinggi daripada pemukulan aksi tunggal.
Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, blok anvil dan system injeksi bahan
bakar. Pemukulan tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan
menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total yang dihasilkan
adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil dari ledakan.
Pemukul getar merupakan unit alat pancang yang bergetar pada frekuensi
tinggi
Pada tiang yang tidak berselubung pipa, pipa baja yang berlubang dipancang
lebih dahulu kedalam tanah, kemudian ke dalam pipa dimasukkan adukan
beton dan pipa ditarik keluar ketika atau sesudah pengecoran.
Mula-mula pipa baja yang salah satu ujungnya sudah disumbat dengan beton (ukuran
sumbatan beton sesuai dengan perhitungan disain), dipancang kedalam tanah
dengan ujung pipa yang tersumbat beton berada dibawah. Pemancangan dilakukan
dengan memukul sumbatan beton sampai pipa masuk kedalam tanah pada
kedalaman tertentu dimana sumbatan beton tersebut hancur keluar dan membentuk
lubang yang lebih besar dari diameter pipa, dan pipa tetap ditahan agar tidak turun.
Kemudian adukan beton diisikan kedalam dasar lubang sambil tetap ditumbuk
perlahan-lahan agar membentuk seperti kubah, bersamaan dengan itu pipa baja
ditarik keatas sedikit demi sedikit jangan sampai cor-coran yang ada didalam lubang
pipa terputus agar air tanah tidak masuk kedalam pipa.
4. Mutu beton dapat berkurang akibat pengaruh air tanah pada saat penarikan pipa
selubung, bila tidak hati-hati (terlalu cepat hingga terputus hubungan cor beton).
5. Panjang tiang terbatas oleh kekuatan gaya tarik maksimum yang dapat
dilakukan pada waktu menarik pipa selubung.
Terdiri dari pipa baja yang dipancang lebih dulu ke dalam tanah, kemudian dalam lubang
pipa dimasukkan adukan beton dan pada akhirnya nanti pipa baja tetap tinggal di dalam
tanah, yang termasuk jenis tiang ini adalah tiang Standar Raimond.
Cor Beton
Tiang Bor.
Tiang Bor dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu,
baru kemudian diisi dengan tulangan dan di cor beton. Tiang ini umumnya dipakai
pada tanah keras dan stabil, sehingga memungkinkan membentuk lubang yang
stabil dengan alat bor.
Jika permukaan air tanah relatif dangkal maka pipa besi (casing) dibutuhkan untuk
menahan dinding lobang dan pipa ini akan ditarik keatas pada waktu pengecoran.
Pada dasar tanah keras atau batuan yang lunak, dasar tiang dapat dibesarkan
untuk menambah tahanan daya ujung tiang.
4. Tiang dapat dipasang sampai kedalaman yang kita inginkan, dengan diameter
besar, serta dapat dilakukan pembesaran pada ujung bawahnya jika tanah dasar
berupa lempung atau batu lunak.
Tanah stabil
Ujung dibesarkan
2. Pengecoran beton sulit bila dipengaruhi air tanah, karena mutu beton tidak
dapat dikontrol dengan baik.
3. Air yang mengalir dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah,
sehingga mengurangi kapasitas dukung tanah terhadap tiang.
4. Pembesaran ujung bawah tiang tidak dapat dilakukan bila tanah berupa pasir.
Tiang baja profil termasuk tiang pancang, dengan bahan yang dibuat dari baja
profil. Tiang ini mudah pelaksanaanya dan dapat mendukung beban pukulan yang
besar waktu dipancang pada lapisan tanah yang keras.
Ada beberapa bentuk baja profil yang biasa dipakai untuk tiang pancang antara
lain: Profil H, Empat persegi panjang, Segi-enam dll.
Pengujian Pondasi tiang yang sering dilakukan adalah pengujian dengan beban
desak, walaupun pengujian beban tarik dan beban lateral juga kadang dilakukan.
Pengujian desak pada tiang pancang adalah untuk mengetahui daya dukung tiang
dilapangan apakah sudah sesuai dengan daya dukung tiang yang direncanakan oleh
perencana yang diadasarkan dari hasil test laboratorium tanah atau dari hasil sondir.
kondisi tanah pada kedalaman tertentu dari data boring ataupun sondir, ini perlu
dilakukan karena sangat membantu dalam hal memberi keputusan apabila terjadi
keanehan atau kemungkinan-kemungkinan lain pada saat pemancangan. Sebagai
contoh berikut ini disajikan alat dan hasil penyelidikan tanah yang disebut Boring dan
Sondir beserta cara pengoperasiannya.
Boring.
Penyelidikan tanah dengan alat bor ini adalah untuk mengetahui contoh jenis
tanah/batu yang ada didalam bumi, penyelidikan ini sangat penting karena dapat
untuk memastikan apakah suatu Pondasi sudah berdiri diatas tanah sesuai dengan
yang direncanakan.Dengan alat boring ini struktur tanah bisa diketahui secara jelas,
antara lain jenis, gradasi, sifat, dan warna dari pada tanah yang ada di bawah
permukaan bumi.
Pemboran Auger dapat dilakukan secara manual atau masinal, dengan kedalaman
maksimum yang dapat dicapai dengan tang berkisar 6 – 10 meter.
Bor Auger mesin yang sering dipakai ada 3 (tiga) jenis yaitu:
Pemboran Inti ini untuk mengetahui kondisi tanah dibawah permukaan yang relatif
lebih dalam (lebih dari 10 meter). Lubang bor dapat dibuat berbagai ukuran
tergantung pada keperluan pengujian yang akan dilakukan.
Pengujian ini sangat berguna untuk memperoleh nilai variasi kepadatan tanah pasir
yang tidak padat. Pada tanah pasir yang padat dan tanah-tanah berkerikil dan
berbatu, panggunaan alat sondir menjadi tidak efektif, karena mengalami kesulitan
dalam menembus tanah.
Dengan menggunakan alat jenis konus ganda ini, didapatkan nilai-nilai tahanan lekat
(gaya gesek) tanah, yang disebut dengan (f) dan besaran tahanan konus statis
disebut (q) yang diperoleh dari pengujian. Nilai (q) ini dapat dikorelasikan secara
langsung dengan kapasitas dukung tanah dan penurunan pada Pondasi-Pondasi
dangkal dan Pondasi tiang.
Cara penggunaan alat ini, adalah dengan menekan pipa penekan dan mata sondir
secara terpisah, melalui alat penekan mekanis atau dengan menggunakan tangan
bergerak kearah bawah. Kecepatan penekanan antara 1,5cm – 2cm/detik dengan
bergerak konstan.
Pembacaan tahanan konus (q) dan tahanan lekat (f)didapat dengan membaca arloji
pengukur, dan dilakukan pada setiap penetrasi sedalam 20 cm.
Nilai (qc) adalah besarnya tahanan konus (q) dibagi dengan luas penampang konus,
sedangkan nilai (fl) adalah besaran tahanan lekatan (f) pada selimut gesekan dibagi
dengan luas selimutnya.
Dari hasil pembacaan pada manometer alat sondir diatas, maka nilai-nilai (q c) dan (fl)
dicatat dan dibuat grafik sebagai berikut.
Pengujian atau test ini bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Kalendering
2. Beban langsung
3. Pile Dinamic Analysis (PDA).
Untuk mengetahui daya dukung tiang pancang secara kasar dapat dilakukan pengujian
dengan cara kalendering, cara ini dilakukan hanya untuk Pondasi tiang pancang dan
pada saat pamancangan berlangsung, yaitu pada 10 (sepuluh) pukulan terakhir,
Pada saat menjelang pukulan terakhir pada batang tiang pancang ditempel sehelai
kertas untuk mencatat grafik penurunan (penetrasi) tiang pada saat dipukul, kemudian
dihitung dengan Rumus kalendering (rumus praktis) untuk mengetahui daya dukung
setiap tiang yang dipancang. Banyak macam rumus kalendering yang bisa dipakai,
sebagai salah satu contoh disajikan rumus pancang dari Enggineering News-Records
(ENR).
Wr.h Qu
Qu = Qa = Wr = 0,50 Wp + 600kg
s+C Rumus ENR F
Rumus ENR didasarkan pada penggunaan satu faktor kehilangan energi saja dan
dengan mengambil faktor. (eh) = 1.
Pada umumnya uji beban langsung pada tiang pancang dilaksanakan untuk
maksud-maksud sebagai berikut:
Dalam banyak hal, hasil-hasil pengujian tiang tunggal tidak dapat secara langsung
diekstrapolasi untuk memprediksi kelakuan kelompok tiang atau tiang-tiang yang
lain, karena volume tanah yang tertekan, yang dipengaruhi oleh tiang tunggal
sangat lebih kecil dibandingkan dengan volume tanah yang dipengaruhi tiang
berkelompok.
Tiang yang diuji sebaiknya terletak pada lokasi di dekat titik sondir atau titik bor
saat penyelidikan tanah dilakukan, dimana karakteristik telah diketahui, dan atau
pada lokasi yang mewakili kondisi tanah yang paling jelek di lokasi rencana
bangunan.
Tiang penguji harus dipasang dengan cara dan alat yang sama dengan alat yang
akan digunakan pada pelaksanaan. pencatatan penetrasi tiang sebaiknya
dilakukan pada setiap 30cm, disepanjang tiang.
Tiang-tiang yang lain bila dipancang mempunyai tahanan penetrasi yang lebih
kecil dari pada tahanan tiang uji dianggap mempunyai kapasitas daya dukung
yang lebih rendah.
Sistim Pembebanan.
3) Gelagar reaksi diikat pada tiang angker yang dibangun dikedua sisi
tiang, dongkarak hidrolik dan alat pengukur besar gaya diletakan diantara
gelagar reaksi dengan kepala tiang. Tiang angker harus berjarak paling
sedikit 3 kali diameter tiang yang diuji, diukur dari masing-masing sumbunya
dan harus lebih dari 2 meter.
Jika tiang yang diuji berupa tiang yang membesar pada ujungnya, jarak
sumbu angker ke sumbu tiang harus 2 kali diameter ujung atau 4 kali
diameter badan tiang. (dipilih mana yang lebih besar dari keduanya).
4) Pengukuran Penurunan.
Penurunan kepala tiang dapat diukur dari penurunannya terhadap sebuah titik
referensi yang tetap atau dari arloji pengukur yang dihubungkan dengan
tiang.
Arloji pengukur ini dapat dipasang pada sebuah gelagar yang didukung oleh
dua angker (Pondasi) yang kokoh, yang tidak dipengaruhi oleh penurunan
tiang.
Metode uji beban yang sering digunakan adalah metode uji beban bertahan
(maintained load), walaupun pengujian beban dengan metode lain juga bisa
digunakan.
Disarankan agar membuat estimasi kapasitas ultimet daya dukung lebih dulu,
hal ini ada hubungannya dengan beban yang akan disiapkan untuk pengujian.
Berikut ini disajikan gambar grafik hasil pembebanan (loading test), grafik ini
menunjukakan hubungan antara beban, penurunan terhadap waktu dan
beban, terhadap penurunan maksimum yang terjadi pada tiap tahap
pembebanan serta tahap pelepasan beban tiang untuk melengkapi
pembebanan.
Grafik3.29: Pembebanan
3.3.3 TURAP.
Turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi kecuali untuk menahan tanah
juga berfungsi untuk menahan air yang rembes kedalam lubang galian. Karena
pemasangannya mudah dan biaya pelaksanaanya yang relatif murah, turap banyak
digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti :
Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena
kayu tidak kuat menahan beban lateral yang besar. Turap ini tidak cocok digunakan
pada tanah yang kerikil, karena turap cenderung pecah bila dipancang.
Bila turap kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada diatas air, maka
perlu diberi pelapis pelindung supaya tidak mudah lapuk. Turap kayu banyak
digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk menahan tebing
galian.
Turap beton merupakan balok-balok beton yang sudah dicetak sebelum dipasang
dengan bentuk tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait satu sama lain.
Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban-beban yang bekerja
pada turap, juga terhadap beban-beban yang bekerja pada waktu pengangkatan.
Ujung bawah turap biasanya dibentuk agak meruncing untuk memudahkan
pemancangan.
Gambar 3.31:
Turap Beton
Turap baja sangat umum digunakan, karena lebih menguntungkan dan mudah
penanganannya.