Anda di halaman 1dari 13

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

3.9 SUPERVISI PEKERJAAN FINISHING

Pengawasan untuk pekerjaan finishing atau penutup adalah suatu pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian yang tinggi dan kesabaran, karena pekerjaan penutup ini
merupakan upaya mempercantik kinerja bangunan sehingga memenuhi syarat untuk
mencapai nilai estetika yang diharapkan.

Pekerjaan penutup dibedakan penerapannya untuk maksud mencapai permukaan beton


ekspos atau bukan ekspos, jika dimaksudkan untuk mencapai permukaan ekspos maka
pekerjaan penutup benar-benar merupakan pekerjaan tahap akhir dengan demikian harus
dikerjakan dan diawasi seteliti dan sehalus mungkin. Bila dimaksudkan untuk permukaan
beton yang bukan ekspos maka penerapannya lebih diarahkan untuk kesiapan
pelaksanaan permukaan akhir.

Jika rencana permukaan akhir berupa lapis kertas dinding (wallpaper) atau lapisan vinil
tipis, maka permukaan dasarnya harus sehalus dan serata mungkin. Akan tetapi bila akan
ditutup dengan plesteran atau pasangan batu marmer dan sejenisnya, maka dibutuhkan
permukaan dasar yang rata dan kasar sehingga dapat merekat dengan baik.

Pekerjaan penutup ini dapat bagi menjadi tiga bagian antara lain :

1) Pekerjaan plesteran.
2) Pekerjaan lantai dan dinding.
3) Pekerjaan pengecatan.

3.9.1 PEKERJAAN PLESTERAN.

Pekerjaan penutup dengan plesteran dapat diibaratkan sebagai memberi bedak


dasar pada permukaan bangunan, sudah barang tentu upaya mempercantik
bukanlah dimaksudkan untuk menambal atau menutupi cacat struktural.

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 214
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

Hal demikian perlu ditekankan karena dalam pelaksanaan sering kali dicampur aduk,
demi untuk menutupi kelemahan dan cacat struktural. Apabila memang terdapat
cacat struktural seperti beton kropos-kropos misalnya, harus segera diperbaiki
dengan menggunakan prosedur dan metode yang benar hingga memenuhi syarat
secara struktural.

Prosedur perbaikan bisa jadi harus menggunakan alat suntik beton (grouting), atau
membobok sementara lubang untuk kemudian ditambal lagi dengan adukan beton,
atau harus menambal dengan menggunakan zat tambahan (additives), dsb.

Untuk setiap meter adukan beton perbaikan struktural memerlukan 4 – 6 kantong


semen dengan agregatnya dapat mencapai 270kg – 380kg. Setelah upaya perbaikan
telah memenuhi syarat struktural, barulah dilaksanakan pekerjaan plesteran untuk
mempercantik kinerja bangunan.

Bagi kontraktor yang mempunyai riputasi baik, semangat untuk membuat kerangka
struktur yang mulus sudah merupakan obsesi sejak awal, karena menyadari bahwa
dengan bentuk struktur mulus tanpa cacat, tanpa ada kolom yang miring, terpuntir,
beton kropos, atau bunting, maka pekerjaan plesteran atau penutup selanjutnya akan
lebih mudah dan murah.

Plesteran umumnya dipasang langsung pada permukaan beton, pasangan batu,


bata, batako, atau jaringan kawat ayam/ kasa, volume pekerjaan diukur berdasarkan
pada satuan luas meter persegi dengan tebal yang bervariasi antara 10mm – 25mm
dan sebaiknya pleteran jangan terlalu tebal untuk menghindari rontok atau
mengelupas.

Campuran materialnya dapat terdiri dari pasir dan semen, atau campuran pasir,
semen ditambah dengan kapur, tetapi jenis campuran yang kedua ini sekarang jarang
dipakai karena sering timbul lubang-lubang kecil akibat letupan-letupan dari bahan
kapurnya.

Penutup dengan plesteran yang dipasang pada permukaan batu, bata, ataupun beton
umumnya dilakukan dalam dua tahap (lapis), lapis pertama adalah plesteran kasar
setebal 10mm atau 15mm dan tahap kedua merupakan lapisan tipis setebal 2mm -
3mm yang sering disebut dengan acian. Bila dipasang dengan menggunakan kawat
kasa pengerjaannya menjadi tiga lapis, dengan lapis pertama setebal ± 7mm melekat
pada kawat.

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 215
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

Sebagai pekerjaan penutup maka hasil akhir dari pekerjaan plesteran harus rata,
lurus dan halus, tetapi kadang-kadang di beberapa tempat sering terjadi kegagalan
terutama pada sekitar sudut-sudut tegak lurus 90 o dan 270o, baik arah tegak maupun
mendatar sering timbul retak-retak.

Berdasarkan kenampakannya retak-retak pada plesteran ada beberapa kemungkinan


penyebabnya:

1) Akibat dari mekanisme struktural (penurunan setempat, geser lentur)

2) Perbedaan gerak kembang susut dari komponen yang dilapisi plesteran


(daerah kusen dan pintu, pinggiran kolom dan balok, sambungan
plesteran lama dan baru dsb).

3) Karena perbedaan material adukan plesteran dan tidak homogen


dengan tempat yang diplester.

Untuk mengatasi atau mengurangi retak-retak, selain yang bersumber dari masalah
struktural, maka seluruh pekerjaan plesteran diusahakan sebagi berikut:

1) Sebaik mungkin materialnya sama dan seragam untuk menyelaraskan


kembang susutnya.

2) Pada bidang yang akan diplester harus dibasahi dengan air sampai
jenuh.

3) Dalam proses pengerasan plesterannya sendiri harus dikendalikan


suhunya dengan cara menyiramkan air merata keseluruh permukaan
bidang selama selang waktu tertentu.

3.9.1.1 PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING.

Material yang sering digunakan selain diplester untuk penutup lantai dan dinding
adalah keramik, porselen, batu granit , marmer dan sejenisnya

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 216
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

Penutup lantai atau dinding umumnya dipasang langsung pada permukaan beton,
pasangan batu, bata, batako, dengan tebal spesi antara 10mm – 15mm
sedangkan volume pekerjaan diukur berdasarkan pada satuan luas meter persegi.

Campuran spesinya terdiri dari 1 bagian semen deng 6 bagian pasir, lantai yang
akan dipasang penutup dibasahi dengan air sampai jenuh dan dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran-kotoran (minyak, kertas, serpihan-serpihan kayu), sebelum
dipasang bahan penutup lantai di rendam dalam air hingga jenuh pula. Hal ini
perlu dilakukan untuk menghindari kurang merekatnya antara bidang lantai
dengan penutup lantai.

Pada pemasangan penutup lantai dari keramik setelah berselang beberapa lama
dibagian-bagian tertentu sering dijumpai pasangan keramik tersebut terangkat
keatas (meledak), ini disebabkan karena adanya udara yang terjebak di bawah
pasangan keramik, udara ini timbul karena proses kimia dalam adukan yang
kurang sempurna dan bisa juga karena mutu pasangan yang kurang baik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan pemasangan


keramik antara lain:

1. Sebelum pemasangan, keramik yang akan dipasang direndam dalam


air hingga jenuh.

2. Permukaan lantai yang akan ditutup dengan keramik disiram dengan air
hingga jenuh.

3. Mutu pasir yang dipakai bersih dari lumpur.

4. Pemakaian semen cukup, sesuai dengan perbandingan yang


ditentukan.

5. Pemberian spesi adukan dibawah keramik merata (tidak kosong


dibagian tengah).

6. Permukaan bidang yang akan ditutup keramik rata dan kasar.

7. Permukaan bidang yang akan ditutup keramik bersih dari kotoran


(lumpur/debu, minyak dan serpihan kayu).

8. Waktu pengenatan keramik, kondisi pasangan sudah kering betul.

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 217
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

9. Sistem pemasangan dalam bidang yang luas diberi lubang penguapan


pasangan (beberapa lembar keramik tidak perlu dipasang dulu).

3.9.1.2 PEKERJAAN PENGECATAN.

Pekerjaan pengecatan dapat dibedakan berdasakan beberapa faktor antara lain:

1) Jenis material cat yang digunakan.


2) Material yang dicat (kayu, besi, tembok bata atau beton)
3) Macam permukaan yang akan dicat (rata, halus, atau bergelombang).
4) Banyak lapis yang dikehendaki (misalnya 3 lapis).

Jenis komposisi cat dibedakan dengan yang menggunakan seng-sulfat sebagai


material dasar (cat bukan minyak) atau timah-putih sebagai bahan pigmennya (cat
minyak).

Cat yang menggunakan timah-putih memerlukan campuran minyak cat, terpentin,


pernis, serlak, pengering dan kadang-kadang ditambahkan thinner agar tidak
terlalu kental.

Sedangkan yang menggunakan seng-sulfat perlu dicampur air dengan


perbandingan satu liter air untuk kira-kira 0,35kg seng-sulfat, atau ± 0,60kg cat,
meskipun menggunakan cat dengan seng-sulfat lebih hemat, akan tetapi cat yang
mengandung timah-putih sebagai bahan dasar lebih tahan lama.

Material yang akan dicat, sebelum dicat dasar seluruh permukaan material harus
dihaluskan dengan digosok menggunakan ampelas dan lubang-lubang kecil atau
pori-pori harus ditutup dengan pengisi (filler), Kemudian lubang-lubang pada
permukaan kayu harus ditutup dengan dempul yang umumnya diperlukan 0,80kg
untuk setiap 10m2 luas permukaan.

Sedangkan untuk plesteran atau tembok membutuhkan 2kg material plamur untuk
menutup lobang-lubang dan meratakan 10m2 luas permukaan, khusus untuk
permukaan logam harus dibersihkan dari kerak-kerak karat dengan ampelas atau
sikat baja, baru dicat dengan cat dasar (meni). Secara umum cat dapat dibedakan
menjadi cat minyak yang dipakai untuk kayu dan besi, serta cat bukan minyak
yang dipakai untuk tembok dan beton.

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

Volume pekerjaan pengecatan pada umumnya dihitung berdasarkan satuan luas


per meter persegi, kecuali untuk elemen-elemen khusus misalnya : pegangan
tangga dan tiang, lis-lis tepi plafon, atau dibagian bawah dinding partisi.

Sedang untuk menghitung banyaknya cat yang diperlukan untuk setiap meter
persegi tergantung pada :

1) Teknik pengecatan.
2) Kekentalan cat.
3) Suhu udara.
4) Pori-pori permukaan yang dicat.

Khusus untuk rangka baja (tower transmisi, menara antena dll), istimasi
didasarkan atas luas permukaan pengecatan, nilainya berkisar antara 20m2 –
40m2 untuk setiap ton struktur.

Secara kasar istimasi waktu yang diperlukan untuk sekali pengecatan struktur
rangka baja sekitar 80 menit – 100 menit untuk setiap ton.

Alat yang dipakai untuk pengecatan dapat berupa kuas sikat, kuas gelinding, atau
semprotan, mengecat dengan semprotan waktunya lebih cepat tetapi
membutuhkan keahlian untuk mendapatlkan hasil yang rata, disamping banyak
menghabiskan bahan cat.

Untuk pengecatan bidang permukaan yang luas lebih baik memakai kuas gelinding
yang kecepatannya bisa mencapai ± 25m2/jam/orang., tetapi sulit untuk
menjangkau tempat-tempat yang sempit atau sudut kolom.

3.9.1.3 PEKERJAAN JALAN.

Umumnya lokasi pembangunan gardu induk tidak selalu ditepi jalan raya, bahkan
ada gardu induk dibangun didaerah areal persawahan, tegalan ataupun daerah
perkebunan yang jauh masuk kedalam dari jalan raya, maka dari itu perlu
dibangunan prasaran jalan masuk yang mampu menahan beban gandar minimum

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 219
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

10 ton. Oleh kerena itu pengawas pekerjaan spil harus memahami pembuatan
jalan yang sesuai dengan standar.

Pekerjaan konstruksi jalan terdiri dari empat kegiatan, yang keempat-empatnya


adalah unsur yang menentukan mutu atau ketahanan dari pada konstruksi jalan.

Keempat unsur tersebut adalah:

1) Badan jalan (lapisan fondasi jalan).


2) Drainase jalan.
3) Pengaspalan (lapisan permukaan jalan).
4) Cara pelaksanaan pengaspalan.

Umumnya tanah saja dipadatkan dengan baik dan drainase yang sempurna, akan
memberikan jalan yang cukup baik, tetapi sebaliknya apabila fondasi dan lapisan
permukaan jalan telah dikerjakan dengan baik, tetapi drainasenya tidak baik maka
akan sia-sialah pengeluran biaya dan tenaga yang begitu besar.

Oleh karena itu sebelum pekerjaan pelapisan penutup permukaan dengan aspal
dikerjakan, maka perlu diawasi dengan ketat apakah perkerjaan sebelumnya
(fondasi dan drainase dll) telah terlaksana dengan baik.

1) Badan Jalan.

Dalam mengawasi pekerjan badan jalan (fondasi jalan) yang harus


diperhatikan adalah :

a) kepadatan tanah dan perataan tanah.

Tanah yang akan dibuat jalan dipadatkan sehingga tercapai kepadatan


yang telah ditentukan dalam spesifikasi

b) Lapisan fondasi.

Lapisan ini bisa dipakai Sirtu dipadatkan sampai tercapai kepadatan


yang ditentukan, atau dengan memakai pasangan batu kosong dengan

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 220
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

ukuran 10/15 (disebut Mac Adam) disusun berdiri dan dikunci dengan
batu ukuran 5/7, kemudian digilas dengan mesin gilas hingga merata.

2) Drainase.

Drainase jalan ini sangat penting, karena bila drainase ini tidak bisa
mengalirkan air yang ada di permukaan jalan maka akan timbul genangan air
dan konstruksi jalan akan cepat rusak.

Pembuatan konstruksi drainase ini sudah dimulai sejak perataan dan


pemadatan tanah, yaitu permukaan jalan dibuat miring kekiri dan kekanan
(slope) dibentuk seperti punggung kucing kebagian tepi jalan, dimana dikiri
dan kanan jalan dibuat saluran air untuk mengalirkan air, apabila saluran air
jalan hanya ada disebelah kanan atau kiri saja, maka badan jalan dibuat
miring kearah sisi saluran.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum badan jalan ditutup dengan aspal:

a. Kemiringan (melintang) permukaan harus cukup.

b. Kemiringan bahu jalan harus cukup untuk mengalirkan air dengan cepat.

c. Kemiringan saluran harus cukup/baik.

d. Permukaan badan jalan harus rata.

Dibawah ini gambar penampang melintang jalan (base course).

Punggung Kucing
Sirtu (slope)

Fondasi jalan

Gambar 9.1 : Penampang melintang jalan

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 221
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

3) Pengaspalan.

Pengaspalan adalah lapisan teratas dari konstruksi jalan sebagai lapisan


penutup lapisan badan jalan, pekerjaan ini bisa dilakukan dengan beberapa
macam yaitu:

a. Priming.

Adalah pengaspalan permukaan jalan baru dengan mempergunakan


aspal cair (campuran aspal dan bahan pengencer).

b. Pengolesan (tacking)

Pengolesan dengan tack coat merupakan pekerjaan pengaspalan pada


permakaan jalan yang sudah pernah diaspal (perbaikan/pemeliharaan),
jadi bukan pada lapisan fondasi jalan.

c. Pelapisan permukaan satu lapis.

Pengaspalan satu lapis dipakai untuk peningkatan kontruksi jalan yang


sudah ada supaya lebih tahan terhadap rembesan air hujan, atau untuk
memperbaiki permukaan jalan yang sudah rusak untuk meningkatkan
daya geser terhadap roda kendaraan.

d. Pelapisan permukaan lebih dari satu lapis (dua atau tiga lapis).

Pengaspalan dua atau tiga lapis digunakan untuk melapisi konstruksi


jalan baru supaya tahan terhadap geseran roda kendaraan dan kedap
terhadap air.

4) Cara Pelaksanaan pengaspalan.

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 222
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

Sebagai pengawas pekerjaan sipil perlu memahami urutan-urutan kerja


pengaspalan jalan, dibawah ini disajikan pembuatan jalan dengan
pengaspalan tiga lapis, urutannya ialah:

1). Pembersihan permukaan


2). Penyemprotan aspal pertama.
3). Pengamparan batuan pertama.
4). Pemadatan pertama.
5). Penyemprotan aspal kedua.
6). Pengamparan batuan kedua.
7). Pemadatan kedua.
8). Penyemprotan aspal ketiga.
9). Pengamparan batu ketiga.
10). Pemadatan ketiga (terakhir)
11). Pembuangan batuan sisa.

5) Pembersihan Permukaan Badan Jalan.

Permukaan fondasi jalan/badan jalan (base course) yang sudah selesai


dikerjakan dan sudah dipriming, karena sudah dilewati kendaraan maka perlu
dibersihkan lagi, bisa dengan sapu/blower atau sebaiknya dengan peniup
kompresor agar kotoran-kotoran atau bekas tanah-tanah bisa hilang.

Sewaktu pembersihan perlu dijaga supaya material fondasi yang sudah


dipadatkan tidak terkelupas, dan permukaan fondasi jalan harus kering dalam
arti tidak terdapat genangan air.

6) Penyemprotan Aspal Pertama.

Pertama-tama pengawas harus mengetahui luas dari area yang akan


dikerjakan, dan berapa banyak aspal yang diperlukan setiap m2, sebab area
jalan yang dikerjakan harus bisa diselesaikan sekaligus, dismping itu diperiksa
pula keadaan alat penyemprotan aspal, distributor, terutama kerja nozel, lebar
semprotan, tinggi batang semprotan dari permukaan jalan dan kecepatan
kendaran yang diperlukan harus berjalan baik, pada waktu sebelum dan
sesudah pengaspalan.

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 223
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

Tebal penyemprotan aspal antara 1mm - 1½mm diatas batuan, dan


diperhatikan penyemprotan harus merata penyebarannya sehingga dapat
mengisi celah-celah rongga-rongga batu, pemakaian aspal ini tidak boleh
kurang dan juga tidak boleh berlebihan.

Bila penyemprotan aspal kurang akan mengurangi daya tahan konstruksi,


tetapi bila berlebihan selain harga aspal mahal juga akan merusak konstruksi
karena terjadi pelehan aspal (bleeding).

7) Penghamparan Batu Pertama.

Penghamparan batuan penutup ini untuk menutup permukaan yang sudah


disemprot aspal, dengan ukuran batu hamparan sebesar antara 1cm – 2cm
dan sebesar 4,5mm.agar dapat menutup seluruh butiran batu dengan
ketebalan aspal pada lapisan pertama setebal 1cm. Waktu penebaran batu
pada saat aspal masih dalam keadaan panas.

8) Pemadatan Pertama.

Pemadatan dilakukan dengan menggilas batuan pada pengaspalan pertama,


alat yang dipakai bisa mesin gilas dengan roda ban (Tire Roller), banyak
penggilasan kira-kira 4 – 6 kali gilas.

Pemadatan dihentikan apabila aspal sudah mengeras/dingin dan batuan


menunjukan gejala pecah-pecah.

Atau Pemadatan bisa dipakai alat pemadat dari mesin gilas dengan roda besi,
beroda 2 (Tandem Roller) dengan berat 5 – 8 ton, pemadatan dengan
tandem roller cukup 2 passing (dua mundur dan dua maju).

Keuntungan pemadatan dengan tandem roller adalah

1) Aspal tidak melekat pada roda mesin gilas.


2) Segera dapat dilihat kerataanya.

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 224
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

9) Penyemprotan Aspal Kedua.

Cara penyemprotan sama dengan cara penyemprotan yang pertama, hanya


volume aspal yang disemprotkan lebih banyak (1½ - 2) kali dari aspal yang
pertama.

10) Penghamparan Batu Kedua.

Caranya sama dengan penghamparan batu pertama hanya ukuran batu lebih
kecil yaitu antara 2,5mm sampai 1cm.

11) Pemadatan Kedua.

Pemadatan kedua sama dengan yang pertama, dimana pemadatan ini segera
dimulai setelah penghamparan batuan, pada saat aspal masih dalam proses
pengerasan (masih relatif panas).

Pemadatan dilakukan dari pinggir mengarah ketengah dengan kecepatan 5 –


8 km/jam, dan pemadatan dilakukan sampai aspal mengeras.

Alat pemadatan yang dipakai bisa dengan mesin tandem roller yang ringan.

12) Penyemprotan Aspal Ketiga.

Penyemprotan ketiga ini sama dengan yang penyemprotan kedua, hanya


jumlah volume aspal yang disemprotkan lebih sedikit atau maximum sama
dengan penyemprotan pertama (± ¾ kali dari yang pertama).

13) Penghamparan Pasir.

Bahan yang dipakai sebagai bahan penutup adalah pasir kasar (ukuran <
3mm), pasir ini dihamparkan secara merata dan dapat menutup semua
permukaan jalan.

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 225
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pekerjaan Finishing

14) Pemadatan Ketiga.

Pemadatan ketiga (terakhir) sama dengan pemadatan yang kedua, dari


pinggir mengarah ketengah dengan kecepatan 5 – 8 km/jam, dan alat yang
dipakai adalah tire roller.

15) Pembuangan Batuan Sisa.

Membuang bahan/batuan yang berlebih, ini sangat penting dilakukan supaya


proses aspal dapat bekerja merata dan baik tetapi bila segera akan dilewati
tidak perlu dibuang, sebab nanti akan terbuang sendiri sewaktu kendaraan
lewat diatasnya.

Dan apabila ada kendaraan yang lewat, selalu dijaga lapisan penutup itu
bergfungsi dengan baik dengan cara selalu meratakan kembali lapisan batuan
tersebut.

Dalam Pengawasan pekerjaan pengaspalan jalan perlu diketahui hal-hal sbb:

a. Pada pengaspalan permukaan dua lapis, untuk beberapa waktu tidak


boleh dilewati kendaran.

b. Pada pengaspalan tiga lapis, apabila selesai pemadatan terakhir dapat


dilewati kendaraan dengan kecepatan antara 10 – 30 km/jam (pada saat
aspal sudah mulai mengeras), tetapi harus dijaga penutup lapisan pasir
tetap rata.



SELAMAT BERTUGAS DI PROYEK.

Triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 226

Anda mungkin juga menyukai