Anda di halaman 1dari 26

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


Pekerjaan Kayu

3.4 SUPERVISI PEKERJAAN KAYU.

Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan alam, karena itu tidak
hanya merupakan salah satu bahan konstruksi pertama didalam sejarah peradaban
manusia tetapi mungkin juga menjadi yang terakhir.

Pekerjaan konstruksi kayu sangat bermacam-macam, sejak untuk bangunan-bangunan


atau struktur kasar seperti gudang, sementara, jembatan kerja, perancah beton sampai
pekerjaan yang bersifat kerajinan.

Pengawas pekerjaan sipil dalam hal mengawasi pekerjan konstruksi kayu haruslah
memahami seluk-beluk pekerjaan kayu dilapangan, antara lain:

1) Pengadaan material kayu.


2) Jenis kayu.
3) Mutu kayu.
4) Konstruksi kayu.

3.4.1 PENGADAAN MATERIAL KAYU.

Pengadaan material kayu harus memperhitungkan bagian-bagian yang terpaksa


terbuang,yang dapat mencapai 25% - 35% dari volume yang sebenarnya diperlukan.
Sebagai contoh untuk pekerjaan papan selebar 20cm umumnya harus dipotong
dengan material terbuang mencapai 10%, dan semakin kecil ukuran papan semakin
banyak bagian kayu yang terbuang. Disamping itu semakin berat dan rumit
strukturnya semakin bertambah pula material sisa yang terbuang secara
keseluruhan.

Jenis kayu yang dipakai selain bentuk balok dan papan yang berasal dari kayu alam,
banyak pula kayu olahan seperti lembar kayu lapis, papan pres (board) keras dan
lunak, papan panil, lembar akustik, balok dan papan yang sudah diawetkan secara
kimia atau dengan tekanan tinggi (oven) di pabrik dan lain sebagainya.

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 76


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

3.4.2 JENIS KAYU.

Pembagian jenis kayu yang berkaitan dengan penggunaannya pada bangunan sipil,
dibedakan berdasarkan jangka waktu umur pakai dan kekuatannya. Penggolongan
berdasarkan jangka waktu umur pakainya dikategorikan dalam “ Kelas Awet “
sedang penggolongan berdasarkan kekuatannya dikategorikan dalam “ Kelas Kuat “.

Kelas awet dan kelas kuat ini dibagi dalam 5 (lima) kelas yaitu kelas I sampai
dengan kelas V dengan ketentuan nilai kelas yang lebih kecil berarti lebih baik,
contoh : Kelas I lebih baik dari pada kelas II dan seterusnya.

 Kelas Awet.

Untuk memudahkan pemahaman tentang pembagian jenis kayu, pembagian


tersebut disajikan dalam bentuk tabel-tabel di bawah ini.

Jenis kayu yang terdapat dalam kelas awet di bawah ini harus dapat bertahan :

Kelas Awet
Ketahanan I II III IV V
Thd Pengaruh Alam

Selalu berhubungan dengan 8 5 3 Sangat Sangat


tanah lembab Tahun Tahun tahun pendek pendek

Hanya terbuka terhadap 20 15 10 Beberapa Sangat


angin dan iklim, tetapi Tahun Tahun tahun tahun pendek
terlindung terhadap air

Di bawah atap, tidak Tidak Tidak Sangat Beberapa Pendek


berhubungan dengan tanah terbatas terbatas lama tahun
lembab

Di bawah atap, tidak Tidak Tidak Tidak 20 20

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 77


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

berhubungan dengan tanah terbatas terbatas terbatas Tahun Tahun


lembab, dipelihara dengan
baik dan selalu dicat.

Serangan oleh rayap Tidak Jarang Agak Sangat Sangat


terserang terserang cepat cepat cepat
terserang terserang terserang

Serangan oleh bubuk kayu Tidak Tidak Hampir Tidak Sangat


kering terserang terserang tidak seberapa cepat
terserang terserang terserang

Tabel 4.1 Keawetan Alami

Keterangan :
Angka-angka tersebut di atas hanya berlaku untuk daerah tropis, di daerah
pegunungan atau daerah yang beriklim lebih dingin, keawetan kayu lebih tinggi
dibandingkan daerah tropis.

 Kelas Kuat.
Kekuatan kayu dibedakan menjadi lima kelas berdasarkan atas berat jenis, kuat
lentur dan kuat tekan mutlaknya. Persyaratan untuk masing-masing kelas menurut
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) dan juga Persyaratan Umum bahan
Bangunan Indonesia (PUBI 1982), Dep PU RI 1995, hal 73, kekuatan alami kayu
untuk berbagai kelas disajikan dalam tabel 6.2. di bawah ini.
Perlu dicatat bahwa nilai-nilai dalam daftar tersebut hanya berlaku untuk kayu kering
tanpa cacat.

Kelas Berat jenis kering Kuat lentur mutlak Kuat tekan mutlak

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 78


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

Kuat udara ( kg/dm3 ) ( kg/cm2 ) ( kg/cm2)

I > 0,90 > 1100 > 650

II 0,60 s.d. 0,90 725 s.d. 1100 425 s.d. 650

III 0,40 s.d. 0,60 500 s.d. 725 300 s.d. 425

IV 0,30 s.d. 0,40 360 s.d. 500 215 s.d. 300

V < 0,30 < 360 < 215

Tabel 4.2. Kekuatan Alami

3.4.3MUTU KAYU.

Menurut PKKI, bab II mutu kayu dibagi dalam dua golongan dengan memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi mutu tersebut meliputi : kadar air kering udara,
besarnya mata kayu, besarnya cacat bentuk (pinggul), kemiringan arah serat dan
retakan yang ada.

Untuk memudahkan pemahaman, pembagian mutu tersebut dapat dilihat pada tabel
6.3. dan gambar 4.1 di bawah ini.

hr

Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu PengetahuanRetakan kayu


d2
triyoso♣ Serta Nilai-Nilai Perusahaan 79
Pinggul kayu
d
1
Serat kayu hr1 hr2 hr3
h
e2

h
e1 b

PT PLN (Persero) h
PUSATb PENDIDIKAN DAN PELATIHAN α ht
Pekerjaan Kayu
b

Gambar 4.1 : Mutu Kayu

No. Uraian Mutu A Mutu B

1 Kadar air,kering
12 s.d 18%, rata2 = 15% < 30%
udara

2 Besarnya mata kayu d1 <  h , d2 < b d1 <  h , d2 < b

d1 < 3,5 cm , d2 < 3,5 cm d1 < 5 cm , d2 < 5 cm

3 Besarnya cacat
e1 <  b , e2 <  h e1 <  b , e2 <  h
bentuk (pinggul)

4 Kemiringan arah
tg α <  tg α < 
serat

5 Retakan yang ada hr <  b , ht <  b hr <  b , ht <  b

Tabel 4.3 : Mutu Kayu

Keterangan Notasi dan Simbol :

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 80


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

h = tinggi ukuran balok kayu.

b = lebar ikuran balok kayu.

d1 dan d2 = diameter mata kayu

hr1, hr2, hr3,..hrn = retakan tegak lurus grs kambium kayu

hr = panjang retakan memotong arah grs kambium kayu atau jumlah retakan-
retakan kayu (hr1 + hr2 + hr3,..+hrn)

ht = panjang retakaan sejajar grs kambium kayu.


α
= sudut arah serat kayu.

e1 dan e2 = lebar dan panjang cacat kayu, karena inti kayu

 Faktor yang mempengaruhi Mutu Kayu.

Tampak pada tabel 6.2. di atas, cara yang paling mudah untuk mengetahui kelas
kayu adalah dengan mengetahui berat jenis kering udaranya, semakin besar berat
jenisnya maka akan semakin tinggi kelas kuat maupun kelas awetnya.

Unsur–unsur yang mempengaruhi kekuatan kayu secara umum adalah :

1) Berat jenis, semakin besar akan semakin kuat

2) Kadar air, semakin besar akan semakin lemah

3) Umur kayu (cincin tahun), semakin tua semakin baik

4) Besarnya mata kayu, semakin besar semakin lemah

5) Panjang retakan, semakin panjang semakin lemah

6) Miring arah serat, semakin besar gradien kemiringannya semakin lemah

7) Pohon hidup atau mati, bila sewaktu ditebang masih hidup akan lebih baik

8) Cara pengeringan, alami lebih baik dari pada menggunakan oven

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 81


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

Tabel 4.4

Daftar kayu di Indonesia yang umum diperdagangkan

         
Berat Jenis Kering Udara
No Nama dalam Nama local Kelas Kelas
( kg /dm3 )
. perdagangan Awet Kuat
(daerah)

        Min. Maks. Rata2

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Agatis (damar)   IV III 0,36 0,64 0,47

Timor : Hue,
2 Ampupu II - III I - II 0,68 1,02 0,89
kayu piti

Ki Angrit,
3 Angrit Cangcaratan, II-III II 0,77 0,81 0,79
cengeh (Sunda)

Bitis (Riau),
4 Balam seminai balam seminai II I 0,90 1,12 1,04
(Plb)

Balam, soentai,
ketiau, majang
batak, bengku
dan semaram
5 Balam (Nyatoh) III - IV I - III 0,39 1,07 0,67
(Riau),
hangkang dan
sambun
( Kalteng)

6 Damar laut
Balau I - II I - II 0,65 1,22 0,98
(Sumut),

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 82


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

Simantok(Aceh)

7 Balsa Balsa V III - V 0,09 0,31 0,16

Benua, benuas,
8 Bangkirai I - II I - II 0,60 1,16 0,91
enggelem

Bayur, bayur
9 Bayur borneo, bayot, IV II - III 0,30 0,78 0,52
bayoh

Bedaru ( Kal),
garu buaya
10 Bedaru I I 0,84 1,36 1,04
( Plb), tusam
( Sumbar)

Blangeran,
11 Belangeran 0,73 0,98
Kahoi (Kalteng)

Sunda :
12 Berangan(Saranga) Tunggeureuk, III II - III 0,44 0,80 0,67
saninten,kihiur

Plbg:
berumbung,
13 Berumbung gerunggung, I - II I - II 0,74 0,94 0,85
kayu lobang
(Kalimantan)

Waru gunung,
14 Waru gunung waru laut, waru III III 0,41 0,55 0,50
lot (Sunda)

15 Kihiyang
(Sunda),
Weru II I - II 0,60 0,95 0,77
weru,wangkal,
tekik (Jawa)

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 83


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

Nyamplung
(Jawa),
Sumatra :
nangui, penaga,
Bintangur(Kapurnaga
16 bintangur, II - IV II - III 0,37 1,07 0,78
)
kapuraca,
bunut,
Kalimantan :
penaga

Maluku:
17 Binuang Benuang, kayu IV IV - V 0,16 0,48 0,33
palaka

Manado : Kayu
Bugis, wochis,
18 Bugis soela,hopi, III II 0,41 1,02 0,80
rangu
(Kalimantan.Ut)

19 Bungur Bungur II - III II - III 0,58 0,91 0,69

20 Cemara   III I - II 0,79 1,16 1,02

Manglid, baros
(Sunda),
21 Cempaka I - II III - IV 0,31 0,69 0,53
medang
(Sumatra)

22 Dungun - I - II I 0,88 1,23 0,98

23 Duren Durian, Duren IV II - III 0,42 0,91 0,64

24 Gadog,
Kimahung
Gadog (Sunda) , II I - III 0,55 1,01 0,75
Gintungan
(Jawa)

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 84


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

Jawa : Klepu
25 Gempol IV III 0,43 0,69 0,58
pasir, gempol

Gerunggang
26 Gerunggang IV III - IV 0,36 0,71 0,47
(umum)

Giam (Resak
27 Resak I I 0,83 1,15 0,99
tembaga)

Leban
28 Gofasa (Biti) (Maluku), I - II II - III 0,57 0,93 0,74
Molave (Phlpn)

Gia (Sulteng),
aliwowos
29 Hija (Sulut), samal, I - II I - II 0,77 1,06 0,91
samar batu
(Maluku)

Medang
(Sunda), wuru
30 Huru - II - IV 0,28 0,78 0,54
(Jawa), modang
(Batak)

Jati, jatos
31 Jati I II 0,59 0,82 0,70
(Jawa)

32 Jelutung   V IV - V 0,22 0,56 0,40

Sengon (Jawa),
33 Jeunjing jeunjing V IV - V 0,24 0,49 0,33
(Sunda)

34 Lengsar
(Sunda), Jawa :
Kasai kayu sapi, III I - III 0,50 0,99 0,77
sapen ,
Maluku : Kasai

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 85


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

35 Kayu malas - II - III I 0,95 1,15 1,04

Selumar
36 Kayu patin (Riau,Kal), kayu II I - II 0,82 1,02 0,92
patin (Plb)

Kemiri,
37 Kemiri muncang III - IV IV - V 0,23 0,44 0,31
(Sunda)

38 Kempas   III I-II 0,68 1,29 0,95

Krueng (Kalmt),
39 Keruing Lagan (Smtr), II - IV I - II 0,51 1,01 0,79
palahler (Jawa)

Kosambi
(Sunda),
40 Kesambi III I 0,94 1,10 1,01
kesambi,kusam
bi (Jawa)

Medang lesah
(Smtr), medang
rawali (Kaltim),
41 Kisereh (Medang) III II - III 0,40 0,86 0,63
ki sereh, gadis,
ki pedes
(Sunda)

Klampeyan (merah Katau (Sul),


42 IV - V III 0,41 0,55 0,48
muda) bangkali (Muna)

43 Klampeyan (putih) Jawa : IV - V III - IV 0,29 0,56 0,42


klampeyan,
jabon, Smtr:
kelempajan,
lampajang,
simalur, kuma,
Kal : tawa,
tumeh, tuwa,

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 86


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

worottua
(Muna)

Palembang :
kemiling utan,
44 Kolaka III I - II 0,64 1,09 0,88
kelapa tupai,
kolaka (Sulsel )

Koromandel Kayu arang,


45 I I 0,90 1,14 1,05
(Makassar : Ebony ) kayu itam

46 Kranji   I - II I - II 0,84 1,04 0,93

47 Kulim - I I 0,73 1,08 0,94

Aloban,leban,
48 Laban kiheyas I I - II 0,74 1,02 0,88
(Sunda)

Kayu lara, kayu


49 Lara nani (Sul, I I 0,98 1,27 1,13
Maluku)

50 Lasi - II II 0,77 0,88 0,81

Angsana, sono,
Linggua
51 sono kembang I - II I - IV 0,39 0,94 0,65
(Sonokembang)
(Jawa)

52 Mahoni daun kecil Mahoni III II - III 0,56 0,73 0,64

53 Mangkir Ki angir, mangir III I - II 0,65 1,00 0,79

Kimerak, kibima
54 Melur (Sunda), taji IV II - IV 0,46 0,59 0,50
(Jawa, Sumbar)

Jamuju,
55 Melur IV III 0,38 0,77 0,52
kicemara,
kiputri (Sunda),

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 87


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

kayu ara, taji


(Jawa)

meranti,damar,
56 Meranti merah kedontang, III - IV II - IV 0,29 1,09 0,55
lempong, lanan

meranti,damar,
57 Meranti putih kedontang, III - V II - IV 0,29 0,96 0,54
lempong, lanan

Merawan,
58 Merawan mengerawan, III II - III 0,42 1,03 0,70
bulau, nyerekat

Merbau, ipil,
angkai
59 Merbau (Kalteng), I - II I - II 0,52 1,04 0,80
bajam, kayu
besi (Maluku)

Tenam (Plb),
mersawa,
keruing
60 Mersawa IV II - III 0,49 0,85 0,66
kucing(Riau),
sesawa
(Bengkulu)

Mindi (Sunda) ,
61 Mindi gringging IV II - III 0,42 0,65 0,53
(Jawa)

62 Pasang   III I - II 0,46 1,15 0,82

Perupuk talang,
63 Perupuk IV - V II - III 0,40 0,69 0,56
perupuk lawang

64 Petaling Petaling I - II I 0,72 1,09 0,91

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 88


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

Kayu kapur,
petanang,
Petanang
65 kuras, Kalbar : III I - II 0,62 0,91 0,75
(SumSel :Kapur)
Kajatan,
empedu

Pulai, pelai,
66 Pulai V IV - V 0,19 0,90 0,46
lame,pule,polay

Punak (Riau),
asempunak
67 Punak (Kalbar), III - IV II 0,55 0,90 0,76
pedadapaja
(Plb)

Puspa
68 Puspa (Jawa,Sunda), III II 0,45 0,92 0,69
seru (Plb)

69 Putat Putat II - III I - II 0,62 1,01 0,80

Raja bunga,
70 Raja bunga (Segawe) saga I - II I - II 0,61 1,10 0,87
(Palembang)

71 Rasak Rasak III II 0,49 0,99 0,70

Mala, rasamala,
72 Rasamala II II 0,61 0,90 0,81
pulasan

73 Rengas,
Ingas,Rangai
Rengas II II 0,59 0,84 0,69
(Tapanuli),
Ingha (Kalteng)

Rengas burung,
74 Rengas burung Jingah burung, II II - III 0,47 0,93 0,64
Jingah manuk

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 89


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

75 Salimuli Salimuli I - II II - III 0,44 0,95 0,62

Sunda :
76 Saninten Tunggeureuk, III II 0,63 0,82 0,76
barangan,kihiur

Sawo jawa
(Jawa),
77 Sawo kecik I I 0,97 1,06 1,03
gorontalo (Sul),
komea

Sindur, tampar
78 Sindur II - III II - III 0,46 0,74 0,60
hantu

Sintok (Kalteng:
79   III II - III 0,61 1,01 0,74
Kapur)

Sonokeling,
Sonokeling
80 palisander I I 0,73 1,08 0,90
(Palisander)
(Jawa)

Jati sabrang
(Jawa), sungkai
81 Sungkai III II - III 0,52 0,73 0,63
(Smtr+Kal),
jurus (kalteng)

Suren (Jawa)
Surian (Smtr),
82 Surian ingul (Batak), III - IV III - IV 0,27 0,67 0,41
Lalumpe
(Manado)

83 Tembesu talang Tembesu I I - II 0,72 0,93 0,81

84 Tembesu talang Tembesu II - III II 0,59 0,75 0,66

85 Tempinis Maluku : I I 0,92 1,20 1,01


Kapinis,
tempinis,

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 90


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

damuli (Batak)

86 Teraling Teraling (Riau) II - III I - III 0,52 0,99 0,75

87 Terentang Terentang V III - IV 0,32 0,52 0,40

Damar (Aceh),
88 Tusam Hujam, sigi IV III 0,49 0,69 0,59
(Sumbar)

Smtr : Onglen,
89 Ulin (Kayu besi ) bulian, Klmntn : I I 0,88 1,19 1,04
ulin, belian.

90 Walikukun - II I 0,90 1,08 0,98

3.4.4 KONSTRUKSI KAYU.

Telah kita ketahui bahwa kekuatan kayu sangat dipengaruhi oleh berat jenis kering
udara. Untuk memperkirakan kekuatan kayu dapat digunakan rumus pendekatan di
bawah ini.

Untuk kayu mutu A berlaku rumus sesuai tabel di bawah ini, sedang untuk kayu mutu
B harus dikalikan dengan faktor = 0,75.

Tegangan Kelas Kuat Kayu

Yang diijinkan (kg/cm2) I II III IV V

a.Untuk Lentur 150 100 75 50 -

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 91


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

b.Untuk tekan atau tarik sejajar


130 85 60 45 -
serat

c.Untuk tekan tegak lurus serat 40 25 15 10 -

d.Untuk geser sejajar serat 20 12 8 5 -

Tabel 4.5.

Tegangan yang diijinkan (Kayu mutu A )

Tabel di atas hanya berlaku untuk kayu mutu A, sedang untuk kayu mutu B harus
dikalikan dengan faktor 0,75.

 Pengaruh keadaan konstruksi dan sifat beban terhadap Tegangan


Ijin kayu.

2
3
1) Tegangan ijin pada tabel 6.5 harus dikalikan faktor jika :

a. Konstruksi selalu terendam air

b. Konstruksi yang tidak terlindung dan kadar airnya selalu


tinggi

5
6
2) Tegangan ijin pada tabel 6.5 harus dikalikan faktor jika :

Konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu tersebut dapat mengering


dengan cepat.

5
4
3) Tegangan ijin pada tabel 6.5 boleh dikalikan faktor jika :

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 92


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

a. Konstruksi yang mendukung beban tetap dan


beban angin

b. Konstruksi mendukung beban tetap dan beban


tidak tetap

σ
Tegangan ijin lentur ( lt ) = 170 G

σ σ
Tegangan ijin sejajar serat untuk tekan maupun tarik( tk // = tr // ) = 150 G

σ
Tegangan ijin tekan tegak lurus serat ( tk ┴ ) = 40 G

Tegangan ijin geser sejajar serat ( τ // ) = 20 G

Keterangan :

 Berat jenis kering udara ( G) dalam gr/cm3.

 Egangan ijin dalam satauan kg/cm2

 Sambungan dan Alat Sambung.

Alat penyambung yang umum digunakan pada sambungan kayu adalah :

1. Baut
2. Paku
3. Pasak
4. Perekat

Bila efisiensi konstruksi kayu tanpa sambungan dianggap = 100 %, maka


efisiensi konstruksi kayu dengan berbagai alat-sambung dari hasil percobaan
adalah sebagai berikut :

1. Dengan sambungan baut, efisiensinya = 30%

2. Dengan sambungan paku, efisiensinya = 50%

3. Dengan sambungan pasak, efisiensinya = 60%

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 93


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

4. Dengan sambungan perekat, efisiensinya =


100%

Pada konstruksi kayu, beban yang diijinkan selain mempertimbangkan besarnya


beban patah (beban yang mengakibatkan patahnya kayu) juga harus
mempertimbangkan besarnya pergeseran (regangan) dari sambungan tersebut.

Pada konstruksi kayu angka keamanan terhadap beban patah diambil n = 2,75 dan
pergeseran maksimum diambil ε = 1,5 mm, sehingga :

Ppatah Pp
n 2,75
P ijin = = Pi = dan P pada ε = 1,5 mm , (diambil nilai yang lebih
kecil.)

Diagram beban–regangan (pergeseran) dari berbagai sambungan tampak pada


gambar di bawah ini .

P P
P P

P
P P
2 P
P
2 Gambar 4.2 : Sambungan Perekat
2 Gambar 4.3 : Sambungan Paku

Beban (kg) Beban (kg)


PP
PP

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan SertaP1,5


Nilai-Nilai Perusahaan 94
Grafik 4.1 : Efisiensi Perekat Grafik 4.3 : Efisiensi Paku

PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

P P
P = 2 , 75
1
P
P = 2 , 75
1
P

Gambar 4.4 : Sambungan Pasak Gambar 4.5 : Sambungan baut

Beban (kg) Beban (kg)


PP PP

P1,5

Pp Pp
2,75 PI = P1,5 2,75
Pi = Pi =
1,5 Pergeseran (mm) 1,5 Pergeseran (mm)
Grafik 4.2 : Efisiensi Pasak Grafik 4.4 : Efisiensi Baut

Berdasarkan gambar hasil percobaan di atas, tampak bahwa sambungan kayu yang
paling baik adalah menggunakan perekat karena efisiensinya paling tinggi dan

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 95


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

deformasinya paling rendah, sedang yang paling tidak baik adalah menggunakan
baut karena efisiensinya paling rendah dan deformasinya paling tinggi.

 Eksentrisitas Penyambungan.

Yang perlu diperhatikan pada setiap penyambungan adalah, sedapat mungkin


dihindarkan terjadinya eksentrisitas gaya (yaitu garis kerja gaya–gayanya tidak
berpotongan pada satu titik) pada sambungan tersebut, karena eksentrisitas ini akan
menyebabkan terjadinya momen sekunder pada batang-batang konstruksi.

P e
P
Gambar 4.6 :
Eksentrisitas = e
Momen sekunder = P.e

P z e P
P P

P
P P
2
P
P

2
2
Gambar 4.8 :
Gambar 4.7 : Titik berat alat sambung = z
Eksentrisitas = 0 Eksentrisitas = e
Momen sekunder = 0 Momen sekunder = P.e

Q Q

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 96


P P

Gambar 4.9 : Gambar 4.10 :


Eksentrisitas =0 R Eksentrisitas = e
R Momen sekunder = Q.e
Momen sekunder = 0
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

 Peraturan-peraturan Sambungan Kayu

1) Sambungan dengan baut.


2) Sambungan dengan paku.
3) Smbungan dengan pasak.
4) Sambungan dengan perekat

Penyambungan kayu menggunakan baut harus memenuhi ketentuan-ketentuan


sebagai berikut ini.

Kekuatan Sambungan

1. Baut harus terbuat dari baja, setara dengan baja


ST 37 atau U32.

2. Kelonggaran lobang baut (sesaran) maksimum


1,5 mm.

3. Garis tengah (diameter) baut minimum 10 mm(3/8 “), bila tebal kayu lebih
besar dari 8cm, maka diameter baut minimum 12,7 cm (1/2 “)

4. Baut harus dipasang dengan plat (ring) yang tebal minimum = 0,3d,
maksimum = 5mm dan diameter = 3d , dengan d = diameter baut.

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 97


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

5. Sambungan menggunakan baut dibagi menjadi 3 golongan sesuai


dengan kelas kuat kayu, yaitu golongan I, II dan III. Agar sambungan
memberikan kekuatan yang optimal, Hendaknya perbandingan antara
b
d
lebar kayu dan diameter baut ( λb ) , λb = diambil sesuai angka-angka
yang tertera di bawah ini.

P b1
b2 P

Gambar 4.11 : Sambungan tampang satu

P b1
b3
P
b1
2
Gambar 4.12 : Sambungan tampang dua

Golongan I :

a. Sambungan bertampang satu, λb = 4,8

S= S=
50 db1 (1- 0,6 sin α ) atau 50 d2 (1- 0,35 sin α )

b. Sambungan bertampang dua, λb = 3,8

S= S=
125 db3 (1- 0,6 sin α ) atau 250 db1 (1- 0,6 sin α ) atau

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 98


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

S=
480d2 (1- 0,35 sin α ).

Golongan II :

a. Sambungan bertampang satu, λb = 5,4

S= S=
40 db1 (1- 0,6 sin α ) atau 215 d2 (1- 0,35 sin α )

b. Sambungan bertampang dua, λb = 4,3

S= S=
100 db3 (1- 0,6 sin α ) atau 200 db1 (1- 0,6 sin α ) atau

S=
430d2 (1- 0,35 sin α ).

Golongan III :

a. Sambungan bertampang satu, λb = 6,8

S= S=
25 db1 (1- 0,6 sin α ) atau 170 d2 (1- 0,35 sin α )

b. Sambungan bertampang dua, λb = 5,7

S= S=
60 db3 (1- 0,6 sin α ) atau 120 db1 (1- 0,6 sin α ) atau

S=
340d2 (1- 0,35 sin α )

Keterangan :

S = Kekuatan sambungan (kg)


α = Sudut antara gaya dengan arah kayu ( derajat )
b1 = Tebal kayu bagian tepi (cm)
b3 = Tebal kayu bagian tengah (cm)

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 99


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

d = diameter baut (cm)

* Rumus di atas digunakan yang hasilnya paling kecil

* Golongan I untuk kayu kelas kuat I dan kayu Rasamala

* Golongan II untuk kayu kelas kuat II

* Golongan III untuk kayu kelas kuat III

c. Jarak Baut.

P P

 
5d 2d
5d 5d
2d 5d
7d

2d 3d 2d 2d 3d 2d

P P

5-6d
 
5-6d 2d 5-6d 2d
5-6d
≥ 10 cm/7d 2d 2d

3d

3d
Gambar 4.13 :
Jarak pemasangan baut/paku keling

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 100
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pekerjaan Kayu

triyoso♣ Berbagi dan Menyerbarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 101

Anda mungkin juga menyukai